Anda di halaman 1dari 5

LEUKOPOIESIS

Diva Faryantina Rinzanie1


1
Sarajana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Pendahuluan

Darah merupakan aliran tubuh yang terdapat pada jantung dan pembuluh darah. Ssel – sel darah
terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti. Didalam
darah manusia, terdapat jumlah normal leukosit 5.000 – 9.000 sel/ mm3 . Dimana lebih dari 12.000 disebut
leukositosis dan kurang dari 5.000 disebut leukopenia. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah
putih memiliki granula spesifik (granulosit) yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair
dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi.

Jenis leukosit :

 Granulosit (polymorphonuclear leukosit) : leukosit ditandai dengan kehadiran butiran


dalam sitoplasma bila dilihat di bawah mikroskop cahaya. Butiran ini adalah enzim yang
terikat pada membran yang berfungsi dalam pencernaan partikel endocytosed. Ada tiga
jenis granulosit: neutrofil, basofil, dan eosinofil, yang dinamai sesuai dengan sifat
pewarnaan.
 Agranulocytes (mononuklear leucocytes): leukosit ditandai oleh ketiadaan jelas butiran
dalam sitoplasma. Walaupun namanya kurangnya butiran sel-sel ini memang
mengandung non-spesifik azurophilic butir, yang lisosom . Sel termasuk limfosit,
monosit, dan makrofag.
Pengertian leukopoeiesis
Istilah leukopoiesis menggambarkan proses yang mengarah pada produksi dan regulasi sel darah
putih. Ini didasarkan pada diferensiasi sel induk dan mungkin menunjukkan kelainan yang mengakibatkan
penyakit parah, seperti neutropenia siklik dan leukemia.
Leukopoiesis, proses di mana sel darah putih (juga dikenal sebagai leukosit) diproduksi, yang
merupakan sub-proses hematopoiesis. Seperti sel darah lainnya, sel darah putih berasal dari kumpulan sel
punca hematopoietik. Di bawah aksi terutama G-CSF (faktor perangsang koloni granulosit), faktor
pertumbuhan yang hanya bekerja pada garis leukosit, sel punca hematopoietik berdiferensiasi dalam
progenitor (yang disebut CFU, unit pembentuk koloni), yang pada gilirannya akan menghasilkan
prekursor sel setelah beberapa kali pembelahan. Setelah beberapa pembelahan kemudian, leukosit
terbentuk dan meninggalkan sumsum tulang untuk masuk ke aliran darah.
Karena jumlah pembelahan dan jumlah sel yang terlibat dalam leucopoiesis masalah dapat
muncul pada tingkat sel yang berbeda dan terkadang mengakibatkan penyakit yang mempengaruhi sel
darah putih. Di antara berbagai macam penyakit yang mempengaruhi leukosit, neutropia siklis sangat
menarik. Hal ini ditandai dengan penurunan periodik jumlah neutrofil (sel darah putih) yang dari nilai
normal ke rendah, kadang-kadang hampir tidak terdeteksi dengan periode yang lama. Biasanya periode
yang diamati bervariasi antara 19 dan 21 hari, tetapi periode yang lebih lama hingga 46 hari telah
dilaporkan pada beberapa pasien. Osilasi dari semua jenis leukosit (selain neutrofil) telah diamati pada
pasien dengan neutropenia siklik, biasanya dengan periode yang sama.
Leukosit adalah sel darah yang jumlahnya paling sedikit, sekitar dua pertiga leukosit dalam darah
adalah granulosit (terutama neutrofil), sepertiganya adalah agranulosit (terutama limfosit). Berbagai jenis
leukosit secara selektif diproduksi dengan kecepatan bervariasi, bergantung pada jenis dan tingkat
serangan yang harus dihadapi oleh tubuh, contohnya seperti pada neutrofilia. Mekanisme kimiawi yang
berasal dari jaringan yang terinfeksi atau rusak atau dari leukosit aktif itu sendiri mengatur kecepatan
produksi berbagai leukosit. Mekanisme spesifik yang analog dengan eriproietin mengarahkan diferensiasi
dan proliferasi masing-masing tipe sel. Beberapa metode ini telah diidentifikasi dan dapat diproduksi di
laboratorium. Salah satunya granulocyte colony stimulating factor, yang merangsang peningkatan
replikasi dan pembebasan granulosit, khususnya neutrofil, dari sumsum tulang

Review hasil penelitian


 Ada perbedaan jumlah leukosit dalam saliva antara perokok dan bukan perokok
 Sel darah putih (leukosit ) seorang pria dan wanita memiliki citra yang berbeda. Dalam citra
leukosit wanita terdapat drumstick sedangkan pada pria tidak. Drum stick terdapat dalam sel
darah putih jenis neutrophil. Drum stick adalah suatu pembeda antara kromosom XX dan XY,
karena drum stick hanya terdapat dalam kromosom XX saja. Drumstick adalah sebuah tonjolan
berbentuk seperti batang pada inti sel neutrofil
 Nilai leukosit merupakan diagnosis penunjang penting untuk membedakan apendisitis akut
simpel dan komplikasi pada anak. Nilai leukosit yang semakin tinggi berhubungan dengan
apendisitis komplikasi
Pembentukan sel darah putih

 Diferensiasi awal dari sel stem pluripotential hematopoietik


 Dua garis keturunan besar dari sel darah putih, yaitu garis mielositik dan limfositiktem
pluripotential
 Granulosit dan monosit hanya diproduksi di sumsum tulang.
 Limfosit dan sel plasma diproduksi terutama pada berbagai jaringan limfogen khususnya kelenjar
limfe, limpa, thymus, tonsil dan berbagai kantung jaringan limfoid diberbagai tempat di tubuh,
Seperti di sumsum tulang dan plak peyeri di epitel dinding usus.
 Sel darah putih dibentuk disumsum tulang dan tetap tersimpan disana sampai dibutuhkan di
system sirkulasi dan ketika dibutuhkan akan meningkat jumlahnya

Parameter Pembentukan Sel Darah Putih dengan Perlambatan

No Paremeter Keterangan Nilai Satuan

1. 𝛽0 Laju introduksi pada fase proliferasi 1.77 cell/kg


pada saat 𝑄(𝑡) = 0

2. 𝛼0 Laju perubahan sel darah putih saat 0 cell/kg


𝑊 (𝑡) = 0 .
1

3. 𝛾1 Laju apoptosis dari sel induk hematopoietik 0.1 hari

4. 𝛾2 Laju kematian secara alami dari sel darah putih 2.4 hari

5. K Laju perubahan pada sel darah merah menjadi 0.02 cell/kg


sel darah lain (plasma darah)

6. A Parameter amplifikasi 20

7. 𝛽(Q) Tingkat laju introduksi sel induk hematopoietik Per hari

8. k(W) Tingkat laju perubahan sel darah putih Per hari

Awal mula dari pembentukan sel darah putih yaitu terdapat sel induk diam hematopoietik yang
belum berdiferensiasi 𝑄(𝑡). Populasi sel induk hematopoietik nonploriferasi setelah mengalami fase
proliferasi adalah populasi sel induk hematopoietik yang mengalami perlambatan pertama 𝑄(𝑡 − 𝜏1)
berinteraksi yang menghasilkan sel hematopoietik sebesar 2𝑒𝛾1𝜏1 satuan yang berlangsung secara terus
menerus hingga menjadi sel yang tidak berproliferasi lagi. Populasi sel darah hematopoietik berkurang
karena sel darah tersebut melakukan proses reintroduksi atau pengulangan siklus fase proliferasi dengan
laju 𝛽 karena sel darah tidak berdiferensiasi menjadi sel darah merah, sel darah putih, maupun trombosit.
Populasi sel darah hematopoietik juga berkurang karena, selain berdiferensiasi menjadi sel darah merah
dan trombosit, sel darah hematopoietik berdiferensiasi menjadi sel darah putih dengan laju sebesar 𝑘.
Setelah sel darah hematopoietik mengalami fase proliferasi berkali-kali, kemudian sel darah yang
berdiferensiasi menjadi sel darah putih akan melewati proses penambahan sel darah yang matur (dewasa)
dengan laju 𝐴 dan dengan waktu sebesar 𝜏2 agar menjadi sel darah putih yang sukses dengan laju 𝑘. Pada
pembentukan sel darah putih terdapat sel induk diam hematopoietik yang belum berdiferensiasi.
Untuk meningkatkan jumlah sel diam hematopoietik, sel ini mengalami sebuah proses yang
dinamakan fase proliferasi yaitu fase dimana sel mengalami pengulangan siklus yang akan menghasilkan
sel hematopietik atau juga mengalami kematian sel secara terprogram, sel hematopietik tersebut
berdiferensiasi dalam tingkat 𝛽 yang bergantung pada sel induk diam dalam jangka waktu 𝜏1, setelah sel
induk hematopoietik berada pada fase proliferasi, sel hematopietik berada pada fase istirahat. Setelah
pada fase istirahat, sel darah akan berubah menjadi yang lebih spesifik, perubahan tersebut yaitu
pembentukan DNA sel darah berdiferensiasi menjadi sel darah putih, juga menjadi sel darah merah dan
trombosit, atau berintroduksi kembali untuk menghasilkan sel darah lainnya. Sel yang berdiferensiasi
menjadi sel darah putih 𝑘(𝑊) akan mengalami proses regenerasi sel darah putih dengan parameter
tambahan 𝐴 dengan jangka waktu 𝜏2. Kemudian akan didapatkan persamaan populasi sel darah putih.
Dan sel darah putih akan mengalami kematian sel secara alami sebesar 𝛾2.

Kesimpulan
Proses pembentukan sel darah putih memungkinkan terdapat atau terjadi perlambatan. Dengan
adanya perlambatan yang tidak terlalu lama, maka sistem produksi leukosit tidak akan mengalami
gangguan, tetapi jika terjadi perlambatan yang berkepanjangan, maka dapat menyebabkan gangguan
pembentukan sel darah putih yang mengakibatkan menurunnya produksi sel darah putih yang dapat juga
disebut penyakit neutropenia siklis.

Referensi
Halimah, S. (2019). Analisis Kestabilan Model Matematika pada Pembentukan Sel Darah Putih dengan
Perlambatan. In SKRIPSI. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang.

Aceng Mutolib. Skripsi: Perbedaan Jumlah Leukosit Dalam Saliva Menurut Status Merokok Pada Pasien
Poli Gigi. 2005. http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=2434

Adimya Mostafa, Fabien Craustea, dan Shigui Ruan. (2006). Periodic oscillations in leukopoiesis models
with two delays. Laboratoire de Mathe´matiques Applique´es, USA.

Anda mungkin juga menyukai