Oleh:
YANI LESTARI
NIM 202314201035B
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
yang tidak terkendali. Sel biasanya gagal berkembang dengan baik, sehingga
sel darah yang berlebihan di sumsum tulang, dimana sel-sel yang tidak matang
ini menumpuk di dalam darah dan di dalam organ tubuh, namun mereka tidak
Darah normal mengandung sel darah putih, sel darah merah, dan
trombosit. Ketiga jenis elemen darah berkembang dari satu jenis sel yang belum
hematopoiesis.
Sel induk ini membelah dan berkembang tetapi masih belum matang
yang disebut blast, kemudian berkembang melalui beberapa tahap lagi menjadi
sel darah yang matang. Proses ini terjadi di sumsum tulang, merupakan bahan
Setiap jenis unsur darah memiliki fungsi yang berbeda dan esensial dalam
tubuh. Sel darah putih atau leukosit adalah bagian dari sistem kekebalan dan
menjadi dua kelompok sel yaitu sel induk myeloid dan sel induk limfoid. Sel
induk myeloid berkembang menjadi sel darah merah, trombosit, dan beberapa
jenis sel darah putih seperti granulosit atau monosit. Sedangkan Sel induk
limfoid berkembang menjadi jenis lain dari sel darah putih yaitu limfosit.
yang cepat. Pada leukemia myelocytic akut, sel-sel abnormal tumbuh dengan
cepat dan tidak matang. Sebagian besar sel yang belum matang ini cenderung
pematangan dan sering menumpuk di berbagai organ dalam interval yang lama.
B. TUJUAN
dengan leukemia
1. Pengertian
a. Leukimia adalah poliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam
c. Leukimia merupakan poliferasi tanpa batas sel darah putih yang imatur
a. Kakakteristik Darah
1) Jumlah
yang bergantung pada ukuran tubuhnya. Sekitar 38% sampai 48%, total
volume darah dalam tubuh manusia tersusun berbagai sel darah, yang
juga disebut “elemen penyusun.” Sisanya, yaitu sekitar 52% sampai 62%
2) Warna
jaringan sehingga memiliki warna yang lebih gelap. Hal ini bisa sangat
terang, kemungkinan darah berasal dari arteri yang terobek, dan jika
vena.
3) pH
agak basa Darah vena biasanya memiliki pH yang lebih rendah daripada
darah arteri karena mengandung karbon dioksida dalam jumlah lebih
besar.
4) Viskositas
kental sekitar 3-5 kali dibanding air. Viskositas darah meningkat dengan
adanya sel-sel darah dan protein plasma, dan kekentalan ini berpengaruh
b. Plasma
Plasma adalah bagian cair darah, dan sekitar 91% merupakan air.
karbon dioksida yang dihasilkan sel diangkut oleh plasma dalam bentuk
ion bikarbonat (HCO 3). Ketika darah memasuki paru CO2 dibentuk
c. Sel Darah
Ada tiga macam sel darah: sel darah merah, sel darah putih, dan
dua, yaitu: sumsum tulang merah yang terdapat pada tulang pipih dan
tulang tak beraturan, dan jaringan limfatik, seperti limpa, kelenjar getah
bikonkaf, yang berarti bagian tengahnya lebih tipis dari pada bagian
menjalankan fungsinya.
Sel darah putih juga dikenal dengan nama Leukosit. Ada lima
macam sel darah putih; semuanya memiliki ukuran yang lebih besar
putih.
3) Trombosit
yang rendah.
3. Klasifikasi
a. Leukimia akut
b. Leukimia Kronis
lebih. Pada lebih dan 90% kasus, limfosit abnormal adalah limfosit B.
respons antibodi.
gelondong pada limfosit pada apusan darah dan sumsum tulang yang
Sebelum penanganan
1. Jelaskan rangkaian penyakit, penanganan, dan efek merugikan dari obat yang
diberikan.
yang sakit).
berat badan turun, mual muntah dan anoreksia, jadi minta pasien
1. Lihat adakah tanda dan gejala leukemia meningeal (konfusi, letargi, sakit
kepala). Jika ada, cari tahu cara mengelola perawatan setelah kemoterapi
3. Jika pasien menjalani radiasi kranial, beri tahu ia mengenai efek merugikan
yang bisa muncul dan lakukan apa yang Anda mampu untuk
meminimalkannya.
4. Cegah hiperurisemia, yang bisa disebabkan oleh lisis sel leukemik terpicu-
kemoterapi. Beri pasien cairan sebanyak sekitar 2 qt (2 L) setiap hari, dan beri
5. Jika pasien diberi daunorubicin atau doxorubicin, lihat adakah tanda awal
menentukan isolasi reversi, bila perlu.(Manfaat dari isolasi reversi ini masih
kontak dengan staf yang juga merawat pasien yang terkena infeksi atau
7. Rawat kulit pasien secara menyeluruh dengan menjaga kulit dan area
perianal tetap bersih, mengoleskan losion atau krim lembut untuk mencegah
dengan ketat dan gunakan jarum vena kulit kepala logam (jarum kupu-kupu
logam) jika menggunakan saluran I.V. Jika pasien diberi nutrisi parenteral
8. Pantau suhu tubuh pasien tiap jam. Pasien yang suhu tubuhnya melebihi 101°
9. Lihat adakah pendarahan. Jika ya, kompres dengan es dan beri tekanan, dan
angkat ekstremitas pasien. Jangan memberi injeksi IM., aspirin, dan obat
yang mengandung aspirin. Jangan pula mengukur suhu pasien secara rektal,
kaya-residu, pelunak tinja, dan laksatif ringan dan dengan mendorong pasien
berjalan-jalan.
11. Kontrol ulserasi mulut dengan sering memeriksa adakah ulser dan
pembengkakan gusi yang terlihat dan dengan sering merawat mulut dan
makanan panas dan berbumbu dan tidak menggunakan pencuci mulut yang
dijual bebas secara berlebihan. Periksa juga area rektal setiap hari untuk
drainase.
13. Minimalkan stres dan kecemasan dengan memberi pasien atmosfer yang
tenang dan sunyi serta kondusif untuk beristirahat dan bersantai. Berikaplah
teman dan untuk memberi pasien waktu untuk bersekolah dan bermain.
14. Bagi pasien yang sukar disembuhkan dengan kemoterapi dan penyakitnya
3. Hipertermia (D.0130)
Intervensi Keperawatan:
Intervensi Keperawatan:
Intervensi Keperawatan: