DENGAN LEUKEMIA
OLEH :
TAHUN 2020
1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
imatur) sel leukosit yang abnormal dan ganas, serta sering disertai adanya leukosit
(bertambah banyak atau multiplikasi) patologi dari sel pembuat darah yang bersifat
tulang dan darah tepi. (A.V. Hoffbrand dan P.A. H. Moss, 2011).
Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
yang ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah
abnormal atau sel leukemik. Salah satu manifestasi klinis dari leukemia adalah
B. Klasifikasi
LMA disebut juga leukemia mielogenus akut atau leukemia granulositik akut
sering terjadi pada semua usia, tetapi jarang terjadi pada anak-anak. Mieloblast
2
menginfiltrasi sumsum tulang dan ditemukan dalam darah. Hal ini dapat
LLA sering menyerang pada masa anak-anak dengan persentase 75% - 80%.
di temukan dalam darah tepi dan selaluada di sumsum tulang, hal ini
anak dengan leukemia limfatik akut ini bisa disembuhklan, (gambar 2).
3
3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
(Gambar 4, LMK).
4
C. Anatomi dan Fisiologi
dari traktus digestivus dan dari paru-paru ke sel-sel tubuh. Selain itu system
ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi sisa-sisa metabolisme.
a. Jantung
didalam rongga dada diatas diafragma. Fungsinya adalah memompa darah kaya
darah dari system vena dan meneruskannya ke paru untuk reoksigenasi. Fungsi
arteri, kapiler, vena, dan pembuluh limfe adalah membawa darah kedalam sel di
seluruh tubuh.
b. Pembuluh Darah
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang berasal dari cabang
bertemu satu dengan yang lain menjadi pembuluh darah yang lebih besar
5
4) Darah
berbentuk yaitu sel-sel darah dan trombosit dan suatu substansi interselular
cair yaitu plasma darah. Ada dua jenis utama sel-sel darah yang
yaitu sdarah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit), (Leeson, 1997).
a. Tulang vertebrae.
2) Hepar
3) Limpa
berat normal 100-150 gr. Limpa mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
6
usus halus untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh jaringan tubuh
1. Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah merupakan sel yang telah berdiferensiasi
mikrometer dan tebalnya 1,9 mikro meter. Jumlah eritrosit pada laki-laki
terdapat 5-5,5 juta per milimeter kubik, pada wanita 4,5-5 juta per
keseluruh tubuh dan mengkat CO2 dsri jsringsn tubuh untuk dikeluarkan
melalui paru-paru.
7
2. Trombosit (sel pembeku).
macam, ada yang bulat dan ada yang lonjong.warnanya putih dengan
terus menerus. Proses pembekuan darah dibantu oleh suatu zat yaitu
luka. Jika tubuh terluka darah akan keluar, trombosit pecah dan akan
halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya yang akan menahan
11000/mm3.
tubuh yaitu jaringan Retikulo Endotel System, fungsi yang yang lain
8
zat lemak dari dinding usus melalui limpa dan pembuluh darah. Ada
1) Limfosit
respiratorius.
9
getah bening. Limfosit B jika dirangsang dengan semestinya akan
kekebalan humoral.
2) Monosit
terjadi lebih dari 24 hari, suatu periode yang lebih lama dari
granulosid.
1. Neutrofil
10
2. Eosinofil
3. Basofil
4. Plasma Darah
mengadakan osmotik).
11
D. Etiologi dan Predisposisi
1. Faktor Eksogen
kemoterapi.
c. Infeksi virus, pada awal tahun 1980 diisolasi virus HTLV-1 (Human T
penderita limfoma kulit dan sejak itu diisolasi dari sample serum
2. Faktor Endogen
seperti sindrom down mempunyai insiden leukemia akut 20x lipat dan
b. Kelainan genetic, mutasi genetic dari gen yang mengatur sel darah yang
tidak diturunkan.
12
E. Manifestasi Klinis
perdarahan, kelemahan, nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa pembengkakan.
Purpura merupakan hal yang umum serta hepar dan lien membesar. Jika terdapat
infiltrasi kedalam susunan saraf pusat dapat ditemukan tanda meningitis. Cairan
1) Pucat.
2) Malaise.
3) Keletihan (letargi).
4) Perdarahan gusi.
5) Mudah memar.
9) Iritabilitas.
10) Muntah.
13
F. Patofisiologi dan Web Of Caution (WOC)
Leukemia adalah jenis gangguan pada system hemapoetik yang fatal dan
terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak
dalam limfe node) dan menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut ke organ
Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer serta
Eritrosit dan trombosit jumlahnya dapat rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat sel
imatur.
Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal sel
hematopoetik lainnya dan mengarah kepembelahan sel yang cepat dan sitopenia
membrane mukosa, serta perdarahan saluran cerna dan saluran kemih. Tulang
mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh infark tulang, (Long, 1996).
14
WOC
Kelemahan
MK MK MK
Defisit Intoleransi Anoreksia, mual Risiko kekuranga n
Perawatan Diri aktivitas muntah volume cairan
MK
15
Splenohep atomegali Perdarahan
MK
Nutrisi kurang dari
Kebutuhan tubuh
G. Pemeriksaan Penunjang
c. Sel Darah Putih : mungkin lebih dari 50.000 /cm dengan peningkatan
5. Biopsi sumsum tulang : Sel darah merah abnormal biasanya lebih dari
50% atau lebih dari sel darah putih pada sumsum tulang. Sering 60% - 90%
dari sel blast, dengan prekusor eritrosit, sel matur, dan megakariositis
menurun.
leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limfa akan terdesak seperti
16
H. Penatalaksanaan
1. Transfusi darah
Setelah dicapai remisi (sel kanker sudah tidak ada lagi dalam tubuh dan
gejala klinik membaik ), dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya
dihentikan.
dan jumlah sel leukemia yang cukup rendah (105-106), imuno terapi
17
I. Komplikasi
b Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah merah dalam jumlah yang
1. Lemah dan sesak nafas, karena anemia (sel darah merah terlalu
sedikit).
g Limpadenopati.
i Kematian.
18
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik sering kali memberi tanda pertama
perasaan letih, nyeri pada ekstermitas, berkeringat dimalam hari, penurunan selera
makan, sakit kepala, dan perasaan tidak enak badan dapat menjadi petunjuk
1. Biodata
a) Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, dan pendidikan.
a) Riwayat kehamilan/persalinan.
19
4. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Tanda-tanda vital
- TD : Tekanan Darah
- N : Nadi
- P : Pernapasan
- S : Suhu
b) Antropometri
- TB : Tinggi Badan
- BB : Berat Badan
c) Sistem pernafasan
d) Sistem cardiovaskular
Anemis atau tidak, bibir pucat atau tidak, denyut nadi, bunyi jantung,
e) Sitem Pencernaan
Mukosa bibir dan mulut kering atau tidak, anoreksia atau tidak, palpasi
f) Sistem Muskuloskeletal
20
g) Sistem Integumen
h) Sistem endokrin
i) Sitem Pengindraan
j) Sistem reproduksi
k) Sistem Neurologis
1) Fungsi cerebral
4) Kemampuan berbicara.
5) Fungsi Karnial :
i. Nervus I (Olfaktorius) :
Suruh Klien menutup mata dan menutup salah satu lubang hidung,
21
Persepsi terhadap cahaya dan warna, periksa diskus optikus,
penglihatan perifer.
cahaya.
v. Nervus V (trigemenus) :
muda menoleh bila area dekat pipi disentuh), dekati dari samping,
Asam (jus lemon), atau hambar (kuinin) pada lidah anterior. Kaji
22
ix. Nervus IX (glosofharingeus) :
lidah posterior.
x. Nervus X (vagus) :
kebawah.
untuk mengucapkan “r”. letakkan spatel lidah di sisi lidah anak dan
6) Fungsi motorik :
7) Funsi sensorik :
23
8) Funsi cerebrum :
B. Pemeriksaan Diagnostik
SDM abnormal biasanya lebih dari 50% atau lebih darin sel blast, dengan
24
C. Diagnosa keperawatan yang muncul
jaringan otak.
(penurunan Hb).
25
D. Intervensi
27
sputum)
b. Monitor jumlah dan
karakteristik sputum
c. Posisikan klien
sesuai dengan area
paru yang
mengalami
penumpukan
sputum
d. Lakukan perkusi
dengan telapak
tangan selama 3-5
menit
e. Lakukan vibrasi
dengan telapak
tangan rata
bersamaan dengan
ekspirasi melalui
mulut
f. Jelaskan tujuan dan
prosedur fisioterapi
dada
g. Anjurkan batuk
segera setelah
prosedur selesai.
h. Ajarkan inspirasi
perlahan dan dalam
5. Kelolah penggunaan
energi untuk mengatasi
atau mencegah
kelelahan dan
mengoptimalkan proses
28
pemulihan dengan :
a. Monitor kelelahan
fisik atau emosional
b. Berikan aktivitas
yang menenagkan,
lingkungan yang
nyaman saat
beraktiitas
c. Anjurkan tirah barih,
aktivitas bertahap
dan strategi koping
mengurangi
kelelahan
6. Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang
dijalani
7. Kolaborasi dalam
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran atau
mukolitik
29
urine normal, HT c.Persiapkan intubasi dan
normal. ventilasi mekanis jika
2. Tekanan darah, nadi, perlu
suhu tubuh dalam d.Berikan posisi syok
batas normal. e.Pasang Iv kateter
3. Tidak ada tanda-tanda f. Pasang kateter urine
dehidrasi seperti : unutuk menilai
Elastisitas turgor kulit produksi urine
baik, membran g.Pasang NGT untuk
mukosa lembab, tidak dekompresi lambung
ada rasa haus yang h.Kolaborasi unutk
berlebihan, mata tidak pemberian cairan dan
cekung, edema atau transfusi
asites menurun. 3. Pemantauan Elektrolit
a.Monitor kadar elektrolit
serum, kehilangan
cairan, tanda-tanda
hipokalemia /
hiperkalemia,
hiponatremia /
hipernatremia,
hiperkalsemia /
hipokalsemia,
hipomagnesia /
hipermagnesia
b.Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
c.Dokumentasikan hasil
pemantauan
4. Pemantauan
hemodinamik invasif
30
a.Monitor frekuensi dan
irama jantung, curah
jantung, indeks jantung,
bentuk gelombang
hemodinamik, perfusi
perifer distal pada sisi
insersi setiap 4 jam,
tanda-tanda infeksi atau
perdarahan pada posisi
insersi, tanda-tanda
komplikasi akibat
pemasangan selang
b.Dampingi pasien saat
pemasangan dan
pelepasan kateter jalur
hemodinamik
c.Lakukan tes allen untuk
menilai kolateral ulnaris
sebelum kanulasi pada
arteri radialis
d.Komfirmasi ketepatan
posisi selang dengan
pemeriksaan XRay jika
perlu
e.Posisikan transduser
pada atrium kanan
setiap 4-12jam untuk
mengkalibrasi dan
mentitiknolkan
perangkat
f. Pastikan balon deflasi
dan kembali keposisi
31
normal setelah
pengukuran tekanan
baji arteri paru
g.Ganti selang dan cairan
infus setiap 24-72 jam
sesuai protokol’ganti
balutan pada area
insersi dengan teknik
steril
h.Edukasi pasien agar
membtasi aktivitas
selama kteter terpasang
i. Dokumentasi
pemantauan
5. Pencegahan dan
pengontrolan infeksi
a.Monitoring tanda dan
gejala infeksi lokal dan
sistemik
b.Batasi jumlah
pengunjung
c.Berikan perawatan kulit
pada area edema
d.Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan
e.Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
f. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
32
g.Ajarkan cara cuci
tanganyang benar,
etika batuk, cara
memeriksa kondisi
luka
h.Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi dan
ciran
i. Kolaborasi pemberian
imuniasai
6. Pencegahan perdarahan
a. Monitoring tanda dan
gejala perdarahan,TTV,
nilai
hematokrit/hemoglobin
sebelum dan setelah
kehilangan, koagulasi
b. Pertahankan bed tres
selama perdarahan
c. Batasi tindakan invasif
jika perlu
d. Gunakan kasue
pencegah dekubitus
e. Hindari pengukuran
suhu rektal
f. Anjurkan menghindari
aspirin atau
antikoagulan
g. Anjurkan meningkat
asupan makanan dan
vitamin K
h. Kolaborasi pemberian
33
obat pengontrol darah
atau pemberian produk
darah jika diperlukan
3. Nyeri Kronik Setelah dilakukan 1. Monitor
tindakan keperawatan TTV(TD,Nadi,Suhu,RR
selama ... x 24 jam klien 2. Manajemen Nyeri
menunjukkan Nyeri a. Monitoring nyeri
berkurang/hilang dengan secara konprehensif
Kriteria Hasil: termasuk lokasi,
peningkatan presipitasi.
34
hipnosis, aromaterapi,
kompres hangat,dll)
f. Berikan lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
g. Fasilitasi istirahat
tidur
h. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam memilih
strategi meredakan
nyeri
i. Jelaskan penyebab,
periode, pemicu dan
strategi meredakan
nyeri
j. Anjurkan pasien
untuk monitor nyeri
secara mandiri
k. Kolaborasi dengan
DPJP dalam
penggunakan
analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik secara tepat
3. Manajemen Stres
a. Observasi tingkat
stres dan stressor
35
b. Lakukan reduksi
anestesi
c. Lakukan manajemen
pengendalian marah
jika perlu
d. Pahami reaksi marah
terhadap stresor
e. Bicarakan perasaan
marah, sumber dan
makna marah
f. Berikan kesempatan
untuk menenagkan
diri
g. Berikan waktu
istirahat dan tidur
yang cukup untuk
mengembalikan
energi
h. Gunakan metode
untuk meningkatkan
kenyamanan dan
ketenangan spiritual
i. Hindari makanan
yang mengandung
kafein, garam dan
lemak
j. Anjurkan
menggunakan teknik
menurunkan stres
yang sesuai untuk
diharapkan di rumah
sakit atau situasu
36
lainnya
k. Ajarkan teknik
menurunkan stres
4. Terapi Relaksasi
a. Observas teknik
relaksasi yang pernah
efektif digunakan
b. Identifikasi
penurunan tingkat
energi, ketidak
mampuan
berkosentrasi, respon
dari relaksasi, tanda
keteganan
otot/frekuensi
nadi/tekanan darah
dan suhu
c. Gunakan pakaian
longgar
d. Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat
e. Gunakan relaksasi
sebagai penunjang
analgetik atau
tindakan medis
f. Anjurkan untuk
mengambil posisi
nyaman
g. Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
37
b/d lambatnya tindakan keperawatan Identifikasi status
metabolisme selama ... x 24 jam klien nutris, adanya alergi /
tubuh menunjukan keadekuatan intoleransi makanan,
asupan nutrisi makanan yang dsukai,
38
ditoleransi
3. Edukasi :
a. Ajarkan diet yang
diprogramkan
b. Anjurkan posisi
duduk, jika perlu
c. Ajarkan pasien
bagaimana
membuat catatan
makanan harian
4. Kolaborasi :
a. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menetukan jumlah
kalori dan nutrisi
yang di butuhkan
pasien
b. Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan jika
diperlukan
39
2. Tidak menunjukkan c. Cuci tangan
tanda-tanda sebelum dan
inflamasi : sesudah kontak
kebersihan tangan dengan pasien dan
dan badan lingkungan pasien
meningkat, tidak ada d. Pertahankan tekhnik
edema atau bengkak asepik pada pasien
setempat, eritema, beresiko tinggi
nyeri, vesikel, cairan 3. Edukasi :
berbau busuk, a. Jelaskan tanda dan
drainase purulen atau gejala infeksi
sputum berwarna b. Ajarkan cara
hijau, tidak ada mencuci tangan
menggigil atau dengan benar
malaise atau letargi c. Ajarkan etika batuk
3. Menunjukkan kadar d. Ajarkan cara
sel darah putih, memeriksa kondisi
kultur darah / urine / luka atau luk
sputum / area luka / operasi
feses membaik e. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
f. Anjurkan
menugkatkan
asupan cairan
4. Kolaborasi pemberian
imunisasi dan antibiotik
E. Implementasi
Implementasi adalah inisiatif daro rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
40
ditunjukan pada nursing oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
F. Evaluasi
dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan, (Rohmah &
(P).
41
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS NYERI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
PROGRAM STUDI NERS
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Nama Mahasiswa :
Tempat praktek : ................................................
Tanggal : ................................................
I. IDENTITAS DIRI
Nama : An. A
Umur : 9 tahun
Jeniskelamin : Perempuan
Alamat :
Status :
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal MRS : 5 Juli 2020
Tanggal pengkajian : 6 Juli 2020
Sumber informasi : Keluarga
Saat sakit :
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh
Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak terganggu karena
merasakan sesak dan nyeri di seluruh badan.
Saat sakit :
Pasien mengatakan mengalami penurunan nafsu makan, tidak ada rasa haus,
merasa mual dan muntah sehari 4-5x/hari. Sehari makan 1 kali dengan porsi ¼
bubur. Minum kurang lebih 50cc/satu kali minum.
43
5. Pola eliminasi
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan BAB 1/hr konsisten lunak warna kecoklatan, lancar dan
BAK 4-5x/hr lancar, warna kuning jernih.
Saat sakit :
Pasien mengatakan BAB hari ini belum dan BAK 200ml/hr lancar warna
kuning jernih.
Saat sakit :
Pasien mengatakan bahwa kondisinya akan membaik dengan pengobatan.
Saat sakit :
Pasien mengatakan berusaha cepat sembuh agar bisa beraktivitas kembali.
8. Pola koping
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan selalu berfikir positif, tidak ingin sakit.
Saat sakit :
Pasien mengatakan yakin akan kesembuhannya.
Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak ada kendala
Saat sakit :
Pasien mengatakan bahwa menjadi pelajar
A. Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mm Hg
Suhu : 37 0c
Nadi : 107 x/ Menit
Respirasi rate : 28 x/Mnt (menggunakan O2 Nasal 3ltr)
B. Berat badan : 35 kg
Tinggi badan : 150 cm
F. Mulut
1. Rongga Mulut : normal
2. Gigi : tidak lengkap, tidak ada gigi berlubang
3. Lidah : membran mukosa pucat dan bibir pecah
pecah
I. Sistem Kardiovaskuler
1. Sirkulasi Perifer
a. Nadi : 107 x/menit
b. Irama : reguler
c. Denyut : teratur
d. Tekanan darah: 110/70mmHg
e. Distensi vena Jugularis : tidak ada distensi
f. Warna Kulit : tidak sianosis
g. Pengisian kapiler :......................./ detik
2. Sirkulasi Jantung
a. Frekuensi denyut : 107x/menit
b. Irama : reguler
c. Kelainan bunyi jantung : tidak ada
d. Nyeri Dada : tidak ada
J. Sistem Pencernaan
1. Riwayat Muntah : tidak muntah
2. Mual : tidak mual saat membau makanan
3. Nafsu makan : ada penurunan nafsu makan
4. Nyeri pada perut : tidak ada nyeri tekan
5. Abdomen
a) Inspeksi : datar atau simetris, smiling umbilicus (-), sikatriks
(-), tidak ada bekas operasi
b) Perkusi : tidak ada suara abnormal (timpani)
c) Palpasi : tidak ada pembesaran hati, tidak ada pembesaran
ginjal maupun limfa,
d) Auskultasi : Bising usus 22 x/menit
6. Bising usus : 22 x/menit, tidak ada peningkatan
7. Kebiasaan BAB : 0-1 x/hari
8. Warna feces : kuning kecoklatan
9. Konsistensi feces : agak padat
K. Sistem Urogenital
1. BAK : 3 x/hari
2. Jumlah Urien : 200cc/24 jam
3. Warna : kuning jernih
46
4. Keluhan sakit pinggang : tidak ada
5. Kondisi organ : normal, tidak ada luka
L. Sistem Integumen
1. Turgor Kulit : 5 detik
2. Warna Kulit : putih dan tampak bersih
3. Kondsisi Kulit : kering, tidak bersih
4. Kelainan pada Kulit : tidak ada
M. Sistem Muskuloskeletal
1. Tonus otot : lemah
2. Struktur tulang : normal, simetris
3. Kesulitan gerak : ada
4. Nyeri sendi : ada
5. Nilai kekuatan otot : normal
5
5 5
5 5
5 5
5
5 5
5 5
5 5
5 5
47
N. Program Terapi
1. Cairan Intra Vena
N NAMA D ADVICE
O OBAT OS DOKTER
IS
Ringer 50 8 Jam/ Kolf
Laktat 0
ml
Kortiso 25 1x1 hari
n mg
3. Obat Parenteral :
N NAMA DOS ADVICE
O OBAT IS DOKTER
1 Ranitidin 150 2x 1 hari
ml
2 Paracetam 500 2x 1 sehari
ol mg
EO% 0 [%] 1- 3
.
1
BASO 0 [%] 0- 1
% .
1
EO# 0 [10^3/uL] 50 - 70
.
1
9
BASO# 0 [10^3/uL] 20 - 40
.
1
4
PLT 5 [10^3/uL] 150-400
7 (Kurang)
*
N Pemeriksaan Hasil
O
Fisis
a. Warna Kuning
b. Kekeruhan +
c. Bau Khas
Sedimen
a. Eritrosit 16/ m /lpb
b. Leukosit - /lpb
c. Silinder - /lpk
Hialin -
Granuler -
Eri/ leuko -
d. Epitel +
e. Kristal -
f. Bakteri -
g. Jamur -
Kimia Urin
a. Protein -
b. Glukosa -
c. Bilirubin -
d. Urobilinogen -
e. Benda keton - 6.0
f. pH -
g. Nitrit +2
h. Darah samar/ Hb 1.020
i. Bj -
j. Leukosit
Natrium 1 ( 135-147 )
4 mEq/l
2
,
Khlorida 1 ( 100-106 )
0 mEq/l
7
,
Natrium 1 ( 135-147 )
4 mEq/l
7
,
3
Khlorida 1 ( 100-106 )
1 mEq/l
2
,
3
5. Pemeriksaan Rontgen.
6. Pemeriksaan EKG
7. Pemeriksaan USG (Abdomen Atas dan Bawah)
8. Hasil Rapid
V. ANALISIS DATA
Data Etiologi Masalah
a) DS : Proliferasi sel Pola
1. Pasien mengatakan bahwa nafas darah putih Nafas
terasa sesak imatur Efektif
2. Pasien mengatakan bahwa batuk
yang belum sembuh dari seminggu HB turun
3. Pasien mengatakan bahwa badan
terasa lemas dan pusing Kurangnya
4. Pasien mengatakan tidak bisa tidur Suplai O2
dengan nyenyak terganggu karena dalam darah
merasakan sesak dan nyeri di Ke Jaringan
seluruh badan. Otak
DO :
1. Pasien tampak masih sesak.
2. Pasien tampak masih batuk kering.
3. Pasien tampak lemas
4. Pasien tampak terpasang O2 Nasal
Kanul 3 liter.
5. Terdapat cupping hidung
6. Pasien tampak menggunakan otot
bantu pernafasan
7. Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mm Hg
Suhu : 37 0c
Nadi : 107 x/ Menit
Respirasi rate : 28 x/Mnt
8. Nilai Lab
HB : 6.3 - [g/dl], 7.6 - [g/dl]
WBC : 188.25 [10^3/uL] ,
122.76 [10^3/uL]
PLT : 57*, 31*
V. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
IX. EVALUASI
TGL/ Diagnosis Evaluasi
Waktu
8 Juli Pola nafas tidak DS
2020 efektif Pasien mengatakan bahwa pernafasan sudah tidak
begitu sesak, batuk juga berkurang kemudian tidak
lemas lagi
DO
1. Tanda vital :
a. Tekanan darah : 120/80 mm Hg
b. Suhu : 36 0c
c. Nadi : 70 x/ Menit
d. respirasi rate : 18 x/Mnt
2. Menunjukan ventilasi yang adekuat antara inspirasi
dan ekspirasi dengan : tekanan eksiprasi dan
inspirasi adekuat, kapasitas vital, ventilasi,
diameter thoraks anterior – posterior mengalami
peningkatan
3. Menunjukan pernafasan yang adekuat dengan :
tidak adanya suara nafas tambahan (dispnea), tidak
ada penggunaan otot bantu pernafasan, tidak ada
pemanjangan fase ekspirasi, tidak ada pernafan
pursed-lip atau cuping hidung
4. Menunjukkan jalan nafas yang paten dengan :
frekuensi, eksursi dada dan kedalaman nafas
membaik
5. Pasien tak tampak masih sesak lagi
6. Pasien tampak batuk kering berkurang
7. Pasien tak tampak lemas lagi
8. Pasien sudah tidak menggunakan O2 Nasal Kanul 3
liter.
9. Nilai Lab darah pasien kembali normal
HB : P 13.0 - 16.0
WBC : 5.0 - 10.0
PLT : 150-400 (Kurang)
Asessment :
Malah teratasi sebagian
Planning :
Intervensi dipertahan
9 Juli Resiko DS
2020 ketidakseimbangan 6. Pasien mengatakan sudah merasa sudah tidak lemas dan
cairan pusing lagi, pasien menyampaikan juga bibir dan mulut
pasien terasa lembab kembali
DO
1. Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mm Hg
Suhu : 36 0c
Nadi : 73 x/ Menit
Respirasi rate : 20 x/Mnt
2. Pasien mampu mempertahankan haluran dan
asupan urine sesuai dengan usia dan BB, BJ urine
normal, HT normal.
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi yang terjadi pada
pasienseperti : Elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang
berlebihan, mata tidak cekung, Rambut tampak
yang ada sehat, Konjungtiva tidak tampak anemis,
Bibir sudah lembab
4. Hasil lab darah dan urinalis kembali normal
5. Hemoglobin =
HB = 13.0 - 16.0
WBC = 5.0 - 10.0
PLT = 150-400 (Kurang)
Kalium = 3,5-5,5 mEq/l
Natrium = 135-147 mEq/l
Khlorida = 100-106 mEq/l
Asessment :
Malah teratasi sebagian
Planning :
Intervensi dipertahan