Di Susun Oleh:
Nama : Nadia Syafa Farihah
NIM : 071202076
B. Klasifikasi
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang berasal dari
cabang terhalus dari arteri sehingga tidak nampak, kecuali dibawah
mikroskop. Kapiler membentuk anyaman diseluruh jaringan tubuh,
kapiler selanjutnya bertemu satu dengan yang lain menjadi
pembuluh darah yang lebih besar yang disebut vena.
4) Darah
a. Tulang vertebrae.
2) Hepar
1. Eritrosit
1) Limfosit
2) Monosit
1. Neutrofil
1. Faktor Eksogen
E. Manifestasi Klinis
2) Malaise.
3) Keletihan (letargi).
4) Perdarahan gusi.
5) Mudah memar.
9) Iritabilitas.
10) Muntah.
F. Patofisiologi
Leukemia adalah jenis gangguan pada system hemapoetik yang fatal dan
terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak
terkendalinya proliferasi dari leukosit. Jumlah besar dari sel pertama-
tama menggumpal pada tempat asalnya (granulosit dalam sumsum
tulang, limfosit di dalam limfe node) dan menyebar ke organ
hematopoetik dan berlanjut ke organ yang lebih besar sehingga
mengakibatkan hematomegali dan splenomegali.
Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer
serta mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoesis
normal terhambat, mengakibatkan penurunan jumlah leukosit, eritrosit,
dan trobosit. Eritrosit dan trombosit jumlahnya dapat rendah atau tinggi
tetapi selalu terdapat sel imatur. Proliferasi dari satu jenis sel sering
mengganggu produksi normal sel hematopoetik lainnya dan mengarah
kepembelahan sel yang cepat dan sitopenia atau penurunan jumlah.
Pembelahan dari sel darah putih meningkatkan kemungkinan terjadinya
infeksi karena penurunan imun. Trombositopeni mengakibatkan
perdarahan yang dinyatakan oleh ptekie dan ekimosis atau perdarahan
dalam kulit, epistaksis atau perdarahan hidung, hematoma dalam
membrane mukosa, serta perdarahan saluran cerna dan saluran kemih.
Tulang mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh infark tulang,
(Long, 1996).
G. Pemeriksaan Penunjang
Sel darah merah abnormal biasanya lebih dari 50% atau lebih dari sel
darah putih pada sumsum tulang. Sering 60% - 90% dari sel blast,
dengan prekusor eritrosit, sel matur, dan megakariositis menurun.
a. Keperawatan
b. Medis
1. Transfusi darah
I. Komplikasi
h. Limpadenopati.
i. Kematian
1. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik sering kali memberi tanda
pertama yang menunjukkan adanya penyakit neoplastik. Keluhan yang
samar seperti perasaan letih, nyeri pada ekstermitas, berkeringat
dimalam hari, penurunan selera makan, sakit kepala, dan perasaan
tidak enak badan dapat menjadi petunjuk pertama leukimia, (Wong‟s
pediatric nursing 2009).
Adapun pengkajian yang sistematis pada sistem hamatologi
(leukemia) meliputi :
1. Biodata
a) Riwayat kehamilan/persalinan.
b. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
b) Tanda-tanda vital
- TD : Tekanan Darah
- N : Nadi
- P : Pernapasan
- S : Suhu
c) Antropometri
- TB : Tinggi Badan
- BB : Berat Badan
d) Sistem pernafasan
e) Sistem cardiovaskular
Anemis atau tidak, bibir pucat atau tidak, denyut nadi, bunyi
jantung, tekanan darah dan capylary reffiling time.
f) Sitem Pencernaan
Mukosa bibir dan mulut kering atau tidak, anoreksia atau
tidak, palpasi abdomen apakah mengalami distensi dan
auskultasi peristaltik usus adakah meningkat atau tidak.
g) Sistem Muskuloskeletal
h) Sistem Integumen
i) Sistem endokrin
j) Sitem Pengindraan
k) Sistem reproduksi
l) Sistem Neurologis
1) Fungsi cerebral
5) Fungsi Karnial :
- Nervus I (Olfaktorius) :
- Nervus II (Optikus) :
- Nervus IV (Troklearis) :
- Nervus V (trigemenus) :
- Nervus IX (glosofharingeus) :
- Nervus X (vagus) :
- Nervus XI (aksesorius) :
6) Fungsi motorik :
7) Funsi sensorik :
8) Funsi cerebrum :
c. Pemeriksaan Diagnostik
SDM abnormal biasanya lebih dari 50% atau lebih darin sel blast,
dengan prekusor eritroid, sel imatur, dan megakariositis menurun.
Menurut buku SDKI (2016 & 2017), diagnosa keperawatan yang akan
muncul adalah :
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab 4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
DO : nyeri, mampu menggunakan tehnik nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
2. Tingkah laku berhati-hati. 2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan 6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
menggunakan manajemen nyeri. intervensi.
3. Gangguan tidur (mata
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, 7. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas
sayu, tampak capek, sulit
frekuensi dan tanda nyeri). dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin.
atau gerakan kacau,
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri 8. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
menyeringai.
4. Terfokus pada diri sendiri. berkurang. 9. Tingkatkan istirahat.
5. Tanda vital dalam rentang normal. 10. Berikan informasi tentang nyeri seperti
5. Fokus menyempit
(penurunan persepsi 6. Tidak mengalami gangguan tidur. penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
waktu, kerusakan proses berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari
berpikir, penurunan
interaksi dengan orang
dan lingkungan).
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara 4. Pertahankan jalan nafas yang paten.
DS : nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan 5. Atur peralatan oksigenasi.
1. Dypnea. dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, 6. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
2. Nafas Pendek. mampu bernapas dengan mudah, tidak ada oksigenasi.
pursed lips). 7. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR sesudah dan
DO : 2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
1. Penurunan tekanan tidak merasa tercekik, irama nafas, 8. Monitor pola pernapasan abnormal.
inspirasi/ ekspirasi. frekuensi pernapasan dalam rentang normal, 9. Monitor suhu, warna, dan kelembapan kulit.
2. Penurunan pertukaran tidak ada suara nafas abnormal). 10. Monitor sianosis perifer.
udara per menit. 3. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
pernafasan tambahan.
4. Orthopnea.
5. Pernafasan pursed-lip.
6. Tahap ekspirasi
berlangsung sangat lama.
7. Penurunan kapasitas vital.
8. Respirasi < 11-24x/menit.
No SDKI SLK SIKI
I
3 Diagnosa : Tujuan : 1. Observasi adanya pembatasan klien dalam
Intolenransi Aktivitas Setelah dilakukan intervensi 3x 24 jam, melakukan aktivitas.
berhubungan dengan diharapkan pasien mampu beraktivitas dengan 2. Kaji adanya faktor yang menyebabkan
Kelemahan. normal. kelelahan.
3. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat.
DS : Kriteria Hasil : 4. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan
1. Melaporkan secara verbal 1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa emosi secara berlebihan.
adanya kelelahan atau disertai peningkatan tekanan darah, nadi, 5. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas
kelemahan. dan RR. (tacikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat,
2. Adanya Dyspnue atau 2. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari perubahan hemodinamik).
ketidaknyamanan saat (ADLS) secara mandiri. 6. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat
beraktivitas. 3. Keseimbangan aktivitas dan istirahat. pasien.
7. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik
DO : dalam merencanakan program terapi yang tepat.
1. Laporan secara verbal. 1. Klien terbebas dari baun badan. kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya
4) Perseptual, Psikososial,
Spiritual.
5) Pembedahan, Trauma.
6) Terapi penyakit.
No SDKI SLKI SIKI
9 Diagnosa : Tujuan : 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga.
Kurang Pengetahuan Setelah dilakukan intervensi 3x 24 jam, 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
berhubungan dengan Kurang diharapkan mengetahui tentang proses bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi
Informasi. penyakit. dan fisiologi, dengan cara yang yepat.
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
Data Subjektif : Kriteria Hasil : pada penyakit, dengan cara yang tepat.
Menyatakan secara verbal 1. Pasien dan keluarga menyatakan 4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang
adanya masalah. pemahaman tentang penyakit, kondisi, tepat.
prognosis, dan program pengobatan. 5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara
Data Objektif : 2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan yang tepat.
Ketidak akuratan mengikuti prosedur yang dijelaskan secara benar. 6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
instruksi, perilaku tidak 3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan dengan cara yang tepat.
sesuai. kembali apa yang dijelaskan perawat/ tim 7. Sediakan bagi keluarga informasi tentang
kesehatan lainnya. kemajuan pasien dengan cara yang tepat.
8. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan.
9. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan.
10. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat.
F. Implementasi
J. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan, (Rohmah & Walid, 2012). Evaluasi berisi
Subjektif(S), Objektif(O), Analisis(A), dan Planning (P).