Anda di halaman 1dari 9

BAB I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan suatu negara berbentuk kepulauan dengan total
jumlah penduduk yang sangat padat. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional atau Bappenas (2019) jumlah penduduk di Indonesia mencapai 267 juta
jiwa. Mengutip data dari The Spectator Index terkait 20 negara yang memiliki jumlah
penduduk terbanyak di dunia, Indonesia tercatat sebagai negara dengan penduduk
tertinggi keempat di dunia. Padatnya jumlah penduduk tersebut mengakibatkan
meningkatnya kebutuhan masyarakat, terutama kebutuhan pada listrik. Selain itu,
permasalahan yang muncul sebagai akibat dari banyaknya jumlah penduduk di
Indonesia adalah banyaknya produksi sampah. Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik pada tahun 2021 banyaknya sampah mencapai 67,8 juta ton, dan pada tahun
2021 diperkirakan meningkat hingga 15%.
Pada era modern ini, lampu merupakan kebutuhan manusia, baik dipakai
untuk menerangi ruangan, untuk belajar, untuk tidur atau hanya digunakan sebagai
hiasan. Maka dari itu, berbagai model lampu saat ini banyak sekali dijumpai.
Masyarakat Indonesia cenderung memiliki sifat yang suka pada perubahan baru dan
cenderung menginginkan sesuatu yang praktis dan hemat. Terciptanya barang
elektronik yang dengan model yang uni dapat menarik banyak peminat. Selain itu
harga barang elektronik juga terjangkau sehingga masyarakat yang berpenghasilan
pas-pasan juga bisa membeli. .
Dari permasalahan tersebut maka penulis mencoba membuat produk listrik
yang praktis dan portable sesuai dengan perkembangan zaman. Penulis menciptakan
sebuah lampu ruangan yang dengan baterai charger agar dapat dipakai waktu mati
listrik.. Lampu ini penulis desain sebagai lampu yang ramah lingkungan, karena
desain hiasa lampu ruangan menggunakan barang-bekas dari plastik yang didesain
dengan kreatif dan inovatif. Pemilihan barang bekas sebagai bahan hiasan lampu
dikarenakan untuk mengurangi penumpukan sampah plastik yang terdapat di
lingkungan, mengingat jumlah sampah platik semakin meningkat setiap
tahun.Keungulan lampu ruangan jenis ini sangat praktis, hemat dan ramah lingkungan
digunakan.
1.2 Rumusan Masalah
Berangkat dari pemaparan latar belakang di atas maka dapat diambil beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengkreasikan produk lampu hias dengan prinsip baterai
charger agar menjadi produk yang bermanfaat dan estetik sehingga akan
diminati masyarakat luas?
2. Bagaimana cara memasarkan produk lampu hias nirkabel dengan prinsip te
baterai charger ini?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa ini
yaitu:
1. Agar mampu mengkreasikan produk lampu hias dengan prinsip baterai
charger agar menjadi produk yang bermanfaat dan estetik sehingga akan
diminati masyarakat luas.
2. Agar mampu menemukan cara untuk memasarkan produk lampu tidur
nirkabel dengan prinsip baterai charger.

1.4 Luaran yang diharapkan


Adapun luaran yang menjadi harapan dari penulisan Proposal Program
Kreativitas Mahasiswa ini yaitu :
1. Terciptanya lapangan pekerjaan baru melalui usaha pembuatan lampu hias ini.
2. Terciptanya calon – calon wirausaha melalui usaha pembuatan lampu hias.
3. Terciptanya artikel ilmiah untuk dipublikasikan kepada publik.

1.5Manfaat
Adapun manfaat penulisan Proposal ProgramxKreativitas Mahasiswa ini
yaitu:
1. Bagi Masyarakat
Mengenai manfaat penulisan proposal ini untuk masyarakat adalah
agar masyarakat dapat menggunakan teknologi baru yang lebih praktis dan
murah. Serta dapat memberikan lapangan pekerjaan alternatif atau UMKM.
2. Bagi mahasiswa pengusul
Adapun manfaat penulisan proposal ini bagi mahasiswa pengusul
adalah agar mahasiswa pengusul dapat mengembangkan teori yang sudah ada
menjadi sesuatu yang dapat diaplikasikan guna memenuhi kebutuhan energi
listrik di Indonesia serta dapat melatih kemampuan siswa berwirausaha dan
berinovasi.

BAB II. GAMBARAN UMUM USAHA


2.1 Gambaran Umum Produk
Lampu hias nirkabel yang dibuat dengan prinsip baterai charger merupakan
sebuah produk lampu hias yang didesain tanpa dihubungkan ke sumber arus AC
(PLN) terus menerus, pengguna bisa mencharger terlebih dahulu yang kemudian
digunakan setelah baterai lampu penuh. Seperti yang diketahui bahwa pada saat
ini masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan peralatan elektronik yang
hemat waktu maka baterai dan charger yang akan digunakan akan dibekali oleh

2
fast-charging. Melihat potensi ini maka muncul ide untuk membuat produk lampu
yang hemat energi terutama energi listrik.
Lampu ini dibuat karena produk lampu hias ataupun lampu tidur yang biasa
ditemui di pasaran masih menggunakan kabel dan dipandang kurang praktis
dalam penggunaannya. Jika ditinjau dari sumber energinya, lampu hias yang
dibuat ini menggunakan sumber energi berupa baterai sehingga lebih hemat
dibandingkan produk yang biasa ada di pasaran.
Produk lampu hias nirkabel yang dibuat ini juga menggunakan desain yang
unik serta bahan – bahan yang berasal dari barang bekas seperti botol plastik. Jadi
dapat dikatakan bahwa produk lampu hias nirkabel ini juga dapat mengurangi
jumlah sampah plastik di masyarakat.

Gambar 1. Gambaran desain produk

2.2 Strategi Pemasaran


Dalam gambaran perencanaan untuk strategi pemasaran produk, strategi
pemasaran untuk produk usaha yang kami ajukan ini mencakup diferensiasi pasar dan
marketing mix 7P. Konsep marketing mix yang diterapkan terintegrasi melalui 7P,

3
yakni product, price, promotion, process, partisipant/people, place, dan physical
evidance.

1. Product
Produk yang ditawarkan bukan hanya berguna sebagai alat penerang ruangan
saja, akan tetapi juga mampu menghemat waktu dan membantu ketika listrik
mati. Desain produk ini yang indah bisa dijadikan hiasan tentunya menambah
nilai estetika sehingga dapat memperindah ruangan.
2. Price
Dalam hal harga, harga sudah disesuaikan dengan kondisi pasar dan juga
dipertimbangkan dari segi produksi produk, demikian juga telah melalui
perbandingan dengan produk sejenis di pasaran. Harga yang ditetapkan untuk
satuan produk ini adalah sebesar Rp 124,500,-.
3. Promotion
Melihat perkembangan teknologi saat ini, pemasaran untuk produk ini lebih di
fokuskan pada media online seperti beberapa media sosial dan layanan e-
commerce.
4. Place
Produk lampu hias yang kami ajukan ini akan dipasarkan melalui lingkup
mikro terlebih dahulu untuk selanjutnya memasuki tahap pengenalan yaitu di
lingkungan Universitas, direncanakan selanjutnya produk lampu hias yang
kami ajukan ini akan dipasarkan sebagai barang konsinyasi yang akan
dititipkan di beberapa tempat elektronik rumah tangga.
5. Participant/people
Pelaku pokok atau utama dalam usaha ini adalah kami selaku mahasiswa dan
juga owner/pegawai toko yang kedepannya akan menjadi tempat untuk

4
pemasaran produk ini. Tempat pemasaran awal dilakukan di dalam Kampus
sehingga sasarannya yaitu staf pegawai dan dosen di lingkungan Universitas.
6. Process
Pelayanan optimal diberikan berupa garansi kerusakan/ketidaksesuaian
produk yang diatur melalui kesepakatan kontrak kerja. Hal ini dilakukan guna
menjamin standar dan citra produk. Penetapan standar dan quality control
dilakukan melalui proses supervisi produk siap jual, sehingga produk reject
tidak sampai ke pelanggan. Selain itu, layanan akan permintaan khusus juga
dilakukan demi memenuhi kebutuhan pelanggan.
7. physical evidence
Aspek ini didukung penuh oleh harapan tim pelaksana, yakni harapan dari
usaha ini adalah menciptakan lampu hias untuk ruangan yang tidak hanya
menghemat listrik akan tetapi juga mampu menambah estetika ruangan.
2.3 Pesaing dan Peluang Pasar
Kegiatan usaha kerajinan yang sampai saat ini masih sangat minim pesaing
adalah usaha kerajinan lampu hias terutama yang tanpa menggunakan kabel. Hal
tersebut dikarenakan dalam proses pembuatannya cukup rumit. Selain itu
dibutuhkan daya ketelitian, cekatan, dan kedisiplinan dalam mengerjakan produk
ini. Dalam pembuatan produk ini tidak boleh ada kesalahan sedikitpun karena
akan menyebabkan kegagalan dalam pembuatannya. Namun, jika diperhatikan
usaha-usaha kerajinan lampu hias saat ini mulai dilirik, semakin tinggi tingkat
kesulitan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi pula harga yang
ditawarkan.
Berdasarkan hasil observasi, banyak masyarakat menggunakan lampu hias
yang notabene masih memerlukan kabel untuk dicolokkan ke sumber arus,
sehingga lampu tersebut tidak dapat dipakai ketika ada pemadaman. Sedangkan
produk ini memiliki keunggulan yaitu tidak menggunakan kabel untuk terus
menyala karena menerapkan baterai charging yang memanfaatkan fast-charging
untuk menghemat waktu. Kelebihan lainnya yaitu jika listrik padam, lampu ini
masih bisa menyala. Bahan yang digunakan juga murah bahkan sangat
memungkinkan untuk memanfaatkan barang bekas sebagai bahan hiasan untuk
pengembangan usaha kedepannya sehingga produk ini dapat mengurangi
keberadaan sampah di masyarakat.
2.4 Analisis Ekonomi
Produksi Per Bulan
Lampu hias 90 buah
Harga 90 x Rp 124.500,- = Rp 11.205.000,-
Jumlah Hasil Penjualan = Rp 11.205.000,-
per bulan

5
1. BEP (Break Eventt Point)
a. BEP Volume Produksi = Keseluruhan Biaya Operasional/Harga Jual
= Rp 10.117.500,-/Rp 249.000,-
= 40,6
Sehingga, pada level volume produksi 41 buah
usaha produksi produk ini mengalami titik
b. BEP harga produksi impas.

= Keseluruhan Biaya Operasional/Volume


Produksi
= Rp 10.117.500,-/Rp 41 buah
= Rp 246.768
Jadi, pada tingkat harga Rp 246.768,- usaha ini
mencapai titik impas.
2. BCR (Benefit Cost of Ratio) = Penjualan/Total Pengeluaran Biaya
= Rp 11.205.000,-/Rp 10.117.500,-
= 1,11
dikarenakan B/C Ratio > 1 maka usaha ini
patut untuk dijalankan, yang artinya setiap
satuan usaha yang dikeluarkan memperoleh
hasil penjualan sebesar 1,11 kali lipat.
3. ROI (Return of Investment) =Keuntungan/Total Biaya Operasional x 100%
= Rp 1.087.500,-/ Rp10.117.500,- x 100%
= 10.7%
Usaha ini patut dikembangkan karena dari tiap
pembiayaan sebesar Rp. 1.000,- diperoleh
keuntungan sebesar Rp. 10.700,-

BAB III. METODE PELAKSANAAN


Metode pelaksanaan kegiatan usaha ini yaitu sebagai berikut.

INPUT PROSES OUTPUT


Survei pasar Pembuatan desain Lampu hias yang siap
Riset kelayakan Pembuatan produk dipasarkan
Persiapan bahan Pengecatan produk
Penyiapan SDM Pengemasan produk
Dana

6
3.1 Input
a. Kami melakukan survei pasar terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi pasar
sebelum kami melakukan tahap selanjutnya yaitu tahap memulai produksi.
Kami melakukan survei dan riset pasar ini sebagai langkah awal, dan
merencanakan inovasi, tujuannnya adalah untuk mengetahui kondisi pasar,
minat konsumen serta melihat beberapa produk sejenis agar kami bisa
menentukan harga untuk disesuaikan dengan harga pasar sehingga harga
produk kami tidak terlalu tinggi maupun rendah.
b. Setelah melakukan survei dan riset pasar, kami akan melakukan studi
kelayakan terhadap usaha dan produk yang akan kami jalankan. Studi
kelayakan ini dilakukan untuk dapat mengetahui dan memberikan gambaran
apakah kegiatan ini memiliki prospek yang menguntungkan dan mempunyai
prospek jangka panjang. Dalam tahap ini, analisis ekonomi sangat penting
untuk melihat keuntungan kedepannya.
c. Tahap untuk terakhir adalah pemilihan bahan dan penyediaan tempat serta
penyiapan sarana dan prasarana untuk menunjang proses produksi.

3.2 Proses Produksi


Tahap – tahap yang dilakukan dalam proses pembuatan lampu hias ini yaitu :
1. Membuat desain lampu hias yang akan dibuat. Dalam hal ini kami
menyiapkan beberapa desain lampu hias yang nantinya akan dibuat sesuai
selera masyarakat.
2. Proses selanjutnya yaitu merangkai bahan – bahan untuk membuat lampu
dengan desain yang sudah dibuat. Bahan yang digunakan merupakan bahan
bekas seperti botol plastik, botol kaca, sendok plastik bekas, koran dan barang
bekas lainnya.
3. Setelah pembuatan desain lampu selesai maka selanjutnya akan dipasangkan
baterai yang sudah mendukung fast-charging.
4. Tahap selanjutnya yaitu pengemasan. Dalam hal ini produk akan dikemas
dengan dua cara, yaitu dengan plastik transparan jika hendak dipajang di toko
atau pameran, dan kedua adalah dengan mengemas menggunakan kardus jika
hendak dikirim ke tempat pembeli.
3.3 Output
Output dari produksi yang dibuat dalam Program Kreativitas Mahasiswa ini
adalah lampu hias untuk ruangan yang didesain unik, ramah lingkungan, dan
tanpa menggunakan kabel (wireless). Lampu ini bisa digunakan penghias ruang
tamu dalam rumah atau lampu tidur.
3.4 Evaluasi

7
Tahapan ini akan dilaksanakan pada saat produksi produk lampu hias ruang
tamu telah selesai dilakukan. Untuk tahap evaluasi ini berisi laporan kegiatan
mulai dari tahap sebelum produksi sampai pada tahap produksi dengan jangka
waktu tertentu. Tahap pelaporan ini kami buat berdasarkan keuntungan yang
diperoleh, sehingga diperoleh suatu data yang akurat untuk suatu bahan evaluasi.

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


a. Biaya
Adapun anggaran biaya yang digunakan yaitu:
Tabel 2. Biaya kegiatan
NO JENIS HARGA
1 Sarana penunjang Rp 2.230.000,-
2 Bahan habis pakai Rp 7.212.500,-
3 Perjalanan Rp 300.000,-
4 Lain-lain Rp 375.000,-
Total Rp 10. 117.500,-

b. Jadwal Pelaksanaan
Adapun jadwal pelaksanaan yang akan dilakukan sebagai berikut
Tabel 3. Jadwal kegiatan
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4
1 Persiapan
2 Pembuatan dan penyiapan proposal
3 Proses administrasi
4 Proses produksi
5 Monitoring dan pemasaran produk
6 Pembuatan laporan akhir

8
9

Anda mungkin juga menyukai