Anda di halaman 1dari 169

DARAH

 Merupakan jaringan tubuh


 Volume darah adalah 8% dari berat badan,
55%nya adalah plasma
 Temperatur: 380C ,pH 7,35-7,45
 Terdiri dari :
- sel darah merah (eritrosit)
- sel darah putih (leukosit)
- trombosit
- plasma
Components of Blood
is the liquid portion of the blood and
consists primarily of water (92%) and
PLASMA plasma proteins (7%)
Proteins - albumin, globulins, and
fibrinogen

•- solid component of the blood


FORMED consisting of erythrocytes, leukocytes,
and platelets
ELEMENTS

 BLOOD =
55% plasma + 45% formed elements
FUNGSI DARAH

- Distribusi
oxygen, CO2, nutrien, hormone, waste
product/sisa metabolisme

- Regulasi
Body temperature, pH

- Proteksi
Melindungi tubuh dari kehilangan cairan
Melindungi tubuh dari infeksi
ERITROSIT
Hb & Ht
ERITROSIT

Fungsi utama eritrosit:

 Transport Hemoglobin(Hb)  Hb akan


berikatan dengan O2 untuk
didistribusikan ke jaringan
 Hb berikatan dengan CO2 untuk dibawa
dari jaringan ke paru-paru dan
dikeluarkan dari dalam tubuh
 Eritrosit mengandung carbonic anhidrase
yaitu enzym yang mengkatalisir reaksi bolak
balik

H2CO3  H2O + CO2


H2CO3  H2O + CO2

 Dengan seringnya terjadi reaksi ini maka


CO2 akan semakin cepat dikeluarkan dari
tubuh, dan ph darah tetap stabil
 Eritrosit juga mengandung glycolytic enzym
yang menghasilkan bahan bakar untuk
mekanisme transport aktif dan
mempertahankan konsentrasi ion di dalam
RBCs

 Eritrosit merupakan buffer asam basa yang


baik karena mengandung molekul Hb yang
sebagian besar pembentuknya adalah protein
MORFOLOGI ERITROSIT

 Sel darah merah berbentuk lempeng bikonkaf


(seperti cakram)
 Tidak mempunyai inti, mitokondria dan
retikulum endoplasma
 Diameter 7,8 μm
 Ketebalan di bagian yang paling tebal 2,5 μm
dan pada bagian tengah +/- 1 μm
 Bentuknya bisa berubah ubah ketika berjalan
melalui pembuluh darah kapiler
3
 Sel darah merah merupakan suatu kantong
yang dapat berubah menjadi berbagai bentuk
dan karena dia mempunyai membran yang
sangat kuat maka dia dapat menampung
banyak material tanpa menyebabkan
peregangan yang sangat kuat dan akan
menyebabkan sel pecah

 Masa hidup 120 hr dalam sirkulasi darah dan


dihancurkan dlm hati dan limpa
 Jumlah sel darah merah
- pria 5.200.000/mm3 (+/- 300.000)
- wanita 4.700.000/mm3 (+/- 300.000)

Pada orang yang hidup di dataran tinggi


jumlah sel darah merahnya akan
meningkat
PEMBENTUKAN ERITROSIT

 Pada mgg I fase embrio eritrosit dibentuk


didalam kantung telur (yolk sac)
 Pada pertengahan trimester ke3 eritrosit
kemudian dibentuk di dalam hati(paling
banyak), limpa dan limfe nodes
 Pada bulan terakhir dan setelah kelahiran
eritrosit dibentuk di sumsum tulang
 Pada anak anak sel darah dihasilkan
dalam seluruh rongga sumsum tulang
tapi menjelang usia 20 th sumsum
tulang pada rongga tulang panjang
menjadi tidak aktif kecuali pada tulang
humerus dan femur

 Sumsum tulang yang tidak aktif menjadi


tempat penyimpanan lemak dan tidak
lagi memproduksi eritrosit
 Setelah usia diatas 20 th maka sumsum
tulang vertebrae, sternum, costae, dan iliaca
juga memproduksi eritrosit akan tetapi dengan
semakin bertambahnya usia maka
kemampuan sumsum tulang memproduksi
eritrosit juga akan semakin menurun

 Sumsum tulang dibagi menjadi 2:


sumsum tulang aktif  sumsum tulang merah
sumsum tulang inaktif  sumsum tulang
kuning
ERYTHROPOESIS
 Semua sel darah sebenarnya
berasal dari satu jenis sel
yaitu,pluripoten hematopoetik
sel yang kemudian akan
mengalami beberapa tahapan
diferensiasi yaitu:
1.pluripotent
hematopoietic stem cell
2.multipotent stem cell
3.unipotential stem cell
4.pronormoblast /
proeritroblast
pronormoblast / proeritroblast adalah sel
pertama yang dikenali sebagai spesifik calon
eritrosit dan sel ini akan berkonversi dari sel
dengan nukleus yang besar dan memiliki
volume 900 µm3 menjadi sel yang nukleus
mengecil dengan volume 95 µm3. Hb mulai
dibentuk

5.basophilic eritroblast pada tahap ini Hb


dalam sel sudah terbentuk +/- 34% dari jumlah
normal, nukleus semakin mengecil
6.normoblast
7. retikulosit
• Pada tahap ini nukleus dan retikulum
endoplasma sudah tidak ada lagi, diserap
oleh sel tetapi badan golgi, mitochondria dan
sisa sisa organel sel lain masih ada pada
tahap ini retikulosit dilepaskan ke dalam darah
• Setelah 1-2 hari semua organel sel hilang.
Karena masa hidup retikulosit yang singkat
maka hanya ada kurang dari 1% retikulosit
dalam peredaran darah

8. eritrosit dewasa
TAHAPAN DIFERENSIASI
SEL SEL DARAH
 Proses ini diinduksi oleh multiple protein yang
disebut hemopoetic growth factor:

- Interleukin 3 (IL -3) yang dihasilkan oleh T-


limfosit  tidak spesifik menginduksi proses
pembentukan dan diferensiasi dari eritrosit
- Eritropoetin  spesifik untuk eritrosit
PERANAN ERITROPOETIN
 90% Eritropoetin diproduksi oleh ginjal (tidak
diketahui dengan pasti dibagian mana ginjal
tepatnya kemungkinan di epitel tubulus renalis)
sisanya dibentuk dalam hati
 Merupakan glykoprotein
 Fungsi utama eritropoetin adalah, merangsang
produksi sel darah merah dan pembentukannya
sebagai respons terhadap hipoksia
 Pengaruh utama dari eritropoetin
adalah, merangsang produksi
proeritroblast dari sel sel stem
hemopoetik dalam sumsum tulang
kemudian menyebabkan sel-sel ini
dengan cepat melalui berbagai tahap
eritroblastik ketimbang pada keadaan
normal
 Setiap keadaan yang menyebabkan penurunan
transportasi jumlah oksigen ke jaringan
(hipoksia) akan merangsang ginjal untuk
mengeluarkan eritropoetin yang kemudian
akan melaksanakan fungsinya

 Keadaan hipoksia pada bagian tubuh yang lain


juga akan merangsang sekresi eritropoetin,hal
ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar
terdapat beberapa sensor non ginjal yang
mengirimkan sinyal tambahan pada ginjal
untuk memproduksi eritropoetin
Red blood cells
Regulation of Erythropoiesis
 Sehingga pada orang yang hidup di
lingkungan dengan kadar O2 yang rendah
meskipun jumlah sel darah merahnya
normal eriropoetin tetap dirangsang untuk
disekresikan karena ginjal menangkap
sinyal hipoksia jaringan oleh karena itu
orang yang hidup di pegunungan jumlah
eritrositnya lebih banyak dari nilai normal
PEMATANGAN SEL DARAH MERAH DAN
KEBUTUHAN AKAN VIT B12 DAN
AS.FOLAT
 Proses pematangan dan jumlah eritrosit yang
dihasilkan sangat bergantung pada status gizi
seseorang
 Terutama pada proses terakhir pematangan vit
B12 dan as.folat sangat dibutuhkan untuk
pembentukan DNA karena masing masing
diperlukan untuk pembentukan thymidine
tryphosphate yang merupakan bahan penting
pembentuk DNA
 Kekurangan kedua zat ini akan
menyebabkan terbentuk DNA yang
abnormal atau bahkan tidak terbentuk sama
sekali

 Juga menyebabkan kegagalan pematangan


nukleus dan bagian sel yang lain sehingga
nantinya akan terbentuk sel darah merah
yang ukurannya lebih besar dari normal
dengan membran yang tipis, rapuh, irreguler
dan berbentuk oval (makrosit)
 Sel
makrosit ini dapat masuk ke aliran
darah dan walaupun tidak dalam jumlah
yang normal juga dapat mengangkut O2
akan tetapi karena membrannya rapuh
maka masa hidupnya juga singkat
hanya1/2 atau 1/3 dari eritrosit normal

 Kekurangan vit B12 dan as.folat 


kegagalan proses pematangan
 Kekurangan vit B12 biasanya selain
disebabkan kurangnya asupan makanan yang
mengandung zat tersebut sering juga karena
malabsorbsi vit B12 di sal. Pencernaan
 Malabsorbsi ini biasa disebabkan oleh atrofi
mukosa lambung sehingga parietal sel tidak
dapat mensekresikan intrinsic factor yang
seharusnya berikatan dengan vit B12 dalam
makanan sehingga dapat diserap dengan baik
di ileum and kemudian masuk ke dalam aliran
darah
 Vit B12 disimpan dalam jumlah yang sangat
banyak di hati,dan kemudian akan dilepaskan
secara perlahan sesuai kebutuhan sumsum
tulang dalam rangka memproduksi sel darah

 Kebutuhan minimum vit B12 yang diperlukan


untuk produksi sel darah merah adalah 1-3
μm/hr sedangkan yang disimpan di hati dan
jaringan lain pada orang normal adalah +/-
1000x dari jumlah ini

 Sehingga dibutuhkan 3-4 th masa kekurangan


vitB12 untuk dapat menimbulkan anemia
pernisiosa
HEMATOKRIT

 Adalah perbandingan antara volume darah


dengan volume sel darah merah didalam darah
 Contoh: Ht 25% adalah 25 ml sel darah merah
dalam 100 ml darah
 Dapat diukur dengan alat otomatis yang pada
saat bersamaan juga dapat mengukur
hemoglobin dalam darah atau secara manual
dengan alat centrifugal
Alat sentrifuge
 Nilai normal Ht tergantung pada umur dan
pada saat dewasa nilainya juga dipengaruhi
oleh jenis kelamin
 Newborns: 55-68%
 One (1) week of age: 47-65%
 One (1) month of age: 37-49%
 Three (3) months of age: 30-36%
 One (1) year of age: 29-41%
 Ten (10) years of age: 36-40%
 Adult males: 42-54%
 Adult women: 38-46%
 Nilai
Ht yang rendah disebabkan oleh
berbagai jenis anemia

 NilaiHt yang tinggi biasanya terjadi pada


orang yang tinggal di daerah
pegunungan, dehidrasi, penyalahgunaan
obat yang mengandung eritropoetin, dan
berbagai penyakit
HAEMOGLOBIN (Hb)
 Proses pembentukan Hb dimulai dari
terbentuknya Succinyl CoA dalam siklus Kreb
 Succinyl CoA kemudian akan berikatan dengan
glycine untuk membentuk molekul pyrrole
 Kemudian 4 molekul pyrrole akan saling
berikatan dan membentuk protoporphyrin IX
yang nantinya akan bergabung dengan atom
besi untuk membentuk molekul heme
Jumlah Hb normal : pria 13-16 g/dl, wanita 12-14 g/dl

Catatan :Bila pembentukan Hb kurang, konsentrasi Hb dalam sel akan turun dan
vol eritrosit juga akan turun karena tidak adanya Hb yang mengisi sel darh merah
 Molekul heme bergabung dengan rantai
polypeptida (globin yang disintesa ribosom)
untuk membentuk sub unit Hb
 4 sub unit Hb akan saling berikatan untuk
membentuk molekul Hb
 1 molekul heme dapat berikatan dengan 1
molekul O2 karena dalam Hb ada 4 molekul
heme maka 1 molekul HB dapat mengikat 4
O2
 Ada beberapa variasi dalam sub unit Hb
 subunit alfa ( α ) = 141
as.amino
 subunit beta ( β ) = 146
as.amino
 Subunit gamma ( γ ) = 146
as.amino
 Pada orang dewasa : 2 subunit α
2 subunit β
 Pada janin : 2 subunit α
2 subunit γ
MASA HIDUP DAN
PENGHANCURAN ERITROSIT
 Eritrosit setelah dilepaskan dari sumsum
tulang ke peredaran darah mereka akan
bersirkulasi selama 120 hari sebelum
dihancurkan
 Eritrosit walaupun tidak mempunyai
nukleus, mitochondria atau retikulum
endoplasma tapi masih bisa bertahan hidup
karena mempunyai enzim citoplasma
 Enzim citoplasma memiliki kemampuan:

1. untuk memetabolisme glukosa dan


membentuk adenosine triphosphate
2. memelihara kelenturan membran eritrosit
3. menjaga agar atom besi yang ada dalam Hb
tidak berubah bentuk dari Ferrous  Ferric
4. mencegah agar protein yang ada dalam
eritrosit tidak teroksidasi
5. menghasilkan bahan bakar untuk mekanisme
transport aktif dan mempertahankan
konsentrasi ion di dalam RBCs
 Akan tetapi sistem metabolisme dari eritrosit
yang sudah tua akan menjadi semakin tidak
aktif
 Membran eritrosit akan semakin rapuh
 Karena membran semakin rapuh maka
eritrosit akan pecah ketika melewati kapiler
kapiler kecil
 Kebanyakan eritrosit hancur di dalam limpa
karena sebelum masuk ke dalam limpa
eritrosit harus melewati trabeculae trabeculae
yang diameternya kecil +/- 3 mikrometer
PENGHANCURAN Hb

 Ketika eritrosit pecah,Hb akan dilepaskan dan


kemudian segera di fagositosis oleh makrofag
yang ada dalam tubuh terutama oleh sel
Kupffer di hati dan makrofag di limpa dan
sumsum tulang
 Beberapa jam/hari kemudian makrofag
melepaskan atom besi (hem) dari Hb dan
dikembalikan kedalam darah, setelah itu
dibawa kembali oleh transferin ke sumsum
tulang kembali untuk produksi eritrosit yang
baru

 Sebagian dibawa ke hati dan jaringan lain


untuk disimpan dalam bentuk ferritin.

 Bagian porfirin dari molekul Hb dikonversikan


oleh makrofag melalui beberapa tahapan
menjadi bilirubin yang kemudian dilepaskan ke
aliran darah kemudian dikeluarkan dari tubuh
TROMBOSIT

HEMOSTASIS
Trombosit
 Fragmen sel (pecahan sel ), bukan sel utuh
 Fungsi = Pembekuan darah
 Diameter : 1 – 4 μm
 (-) nucleus, (+) mitochodria, (+) sisa reticulum endoplasma, (+)
sisa badan golgi, (+) cytosolic enzym, (+) granul
 Dibentuk di sumsum tulang → megakaryocytes
 1 Megakaryosit → 1000 trombosit
 Jumlah normal : 150.000 – 350.000/mm3
 Bila < 150.103 = trombositopenia
>350.103 = trombositosis
Trombosit
Trombosit (+) karakteristik fungsional:

1. Molekul aktin dan myosin seperti molekul kontraktil


protein pada otot dan thrombosthenin →
menyebabkan trombosit berkontraksi

2. Sisa dari retikulum endoplasma dan badan golgi →


mensintesa berbagai macam enzym dan dapat
menyimpan ion Ca2+ dalam jumlah yang banyak

3. Mitokondria dan enzym sitosol → membentuk ATP


dan ADP
4. Sistem enzym → mensintesa prostaglandin (hormon
lokal yang dapat menyebabkan reaksi dari jaringan
dan pembuluh darah lokal)
5. Fibrin Stabilizing Faktor ( faktor XIII ) →
fibrinogen menjadi fibrin
6. Growth Factor → tumbuh dan berkembang endothel
pembuluh darah, otot polos pembuluh darah dan
fibroblast sehingga mempercepat pertumbuhan sel
memperbaiki dinding pembuluh darah yang rusak.
Trombopoiesis
Morfologi Trombosit
 Trombosit berumur 8 – 12 hari
 Dikeluarkan dari sirkulasi darah dengan cara
difagositosis oleh makrofag jaringan, khususnya di
limpa dan hati

 Trombopoietin disekresikan oleh hati :


- Meningkatkan jumlah megakaryocyte di
sumsum tulang
- Merangsang setiap megakaryocyte
membentuk lebih banyak trombosit
Trombosit

 Tidak seluruh trombosit beredar di dalam darah


 1/3 trombosit mengisi ruang-ruang di dalam
limpa
 Bila dibutuhkan, cadangan ini akan dilepaskan
ke dalam sirkulasi darah oleh perangsangan
simpatis, menyebabkan limpa berkontraksi (
mis : perdarahan )
HEMOSTASIS

 Is arrest of bleeding from a broken blood


vessel that is stopping of haemorrhage
Vascular Spasm

Platelet Plug Formation

Blood Coagulation

(+)Dissolusion
Vascular Spasm
(Kontraksi Pembuluh darah)
 Pembuluh darah yang terpotong akan segera berkontraksi
 Kontraksi merupakan hasil dari:
1. Spasme myogenik lokal
2. Adanya autacoid factors baik dari jaringan yang koyak maupun
dari trombosit
3. Rangsang dari syaraf simpatis
 Kontraksi ini akan memperlambat aliran darah keluar melalui
defek, sehingga darah yang keluar menjadi sedikit
 Akibat kontraksi tersebut juga menyebabkan kedua permukaan
endothel saling menekan, endothel menjadi sticky dan saling
berlekatan
Pembentukan Agregasi Trombosit (Plug )
 Normal → trombosit tidak melekat pada permukaan
endothel pembuluh darah
 Pembuluh darah rusak → trombosit diaktifkan oleh
collagen ( fibrous protein yang terdapat di jaringan ikat )
 Trombosit akan berubah karakteristik, bentuknya menjadi
bergelombang dan irreguler
 Kontraktil protein pada trombosit menyebabkan tombosit
berkontraksi → granul-granul trombosit yang berisi bahan
akitf lepas → trombosit menjadi sticky dan kemudian
melekat pada kolagen juga melekat pada protein Von
willebrand → membentuk platelet plug (plak trombosit)
 Trombosit melekat → melepaskan ADP dan
thromboxan A2
 ADP menyebabkan permukaan trombosit
disekitar yang masih beredar di dalam darah
juga menjadi aktif dan menjadi sticky dan
kemudian melekat ke lapisan pertama agregasi
trombosit tadi
 Thromboxan A2 menyebabkan pembuluh darah
menjadi vasokonstriksi
 Reaksi yang sama terjadi berulang-ulang →
agregasi plak terbentuk berlapis-lapis dan
semakin kokoh menutupi sisi pembuluh darah
yang rusak
 Pembentukan plak hanya terjadi pada sisi
yang rusak dari pembuluh darah dan tidak
meluas ke sisi pembuluh darah yang masih
normal (intact)
 ADP dan bahan kimia lainnya yang dilepaskan
oleh trombosit akan merangsang lepasnya
prostacyclin dan nitric oxide dari endothelium
yang normal yang akan menghambat
perlekatan trombosit
- Formation of Platelet Plug -
Agregasi trombosit
1. Actin – myosin complex di dalam agregasi
trombosit berkontraksi untuk memperkuat
dan memadatkan loose plug
2. Plak trombosit melepaskan serotonin,
epinefrin, thromboxan A2 (vasoconstrictors)
3. Plak trombosit melepaskan substansi
kimiawi yang dapat memacu proses
pembekuan darah selanjutnya
Pembekuan darah ( Blood Coagulation)

 Blood coagulation atau clotting adalah perubahan


darah dari cair menjadi solid gel.
 Terbentuk pada bagian atas plak trombosit
 Fungsi : Memperkuat dan menyokong plak
 Dalam plasma (+) procoagulan dan anticoagulan
 Dalam keadaan normal anticoagulan dominan
dalam pembuluh darah sehingga darah tidak
membeku pada saat bersirkulasi
 Bila pembuluh darah rusak, procoagulan dari
jaringan yang rusak tersebut akan diaktifkan→clot
Pembekuan darah (Blood
Coagulation)
 Bekuan mulai terbentuk dalam 15 sampai 20
detik bila trauma pembuluh sangat hebat,
dan dalam 1 sampai 2 menit bila traumanya
kecil.
 Proses pembekuan darah dipengaruhi oleh
A. Zat-zat aktivator yang berasal dari pembuluh darah
yang rusak
B. trombosit
C. Protein darah yang kontak dengan pembuluh darah
Mekanisme umum Blood Coagulation
1) Sebagai respon dari rusaknya pembuluh
darah, terjadi cascade reaksi kimia dalam
darah yang melibatkan faktor-faktor
pembekuan darah→ protrombin activator
2) Protrombin activator mengkatalisir
konversi protrombin → trombin
3) Trombin bertindak sebagai enzym yang
mengkatalisir fibrinogen → fibrin
 Sekali satu faktor pembekuan darah
aktif, maka dia akan mengaktifkan faktor-
faktor pembekuan darah yang lain.
 Rangkaian reaksi hingga terbentuknya
thrombin untuk mengkatalisis konversi
fibrinogen → fibrin disebut CLOTTING
CASCADE
Konversi Protrombin - Trombin
 Protrombin aktivator dibentuk sebagai akibat
rusaknya pembuluh darah
II. Kehadiran Ca2+memudahkan protrombin aktivator
mengkonversi protrombin – trombin
III. Trombin menyebabkan polimerisasi dari molekul
fibrinogen menjadi serabut fibrin dalam 10 -15
detik
Trombosit juga turut berperan pada konversi
protrombin  trombin
Sebelum protrombin berkonversi menjadi
trombin, ia melekat kepada protrombin reseptor
yang ada pada trombosit yang melekat pada
jaringan yang rusak
 Protrombin disintesa di hati secara terus
menerus
 Untuk pembentukan protrombin
dibutuhkan vit K
 Jumlah normal = 15 mg/dl
 Kelainan pada hati dan kekurangan vit K
akan menyebabkan sintesa protrombin
terganggu
Konversi Fibrinogen-Fibrin
 Fibrinogen disentesa di hati
 Fibrinogen dapat menembus permeabilitas
kapiler darah ke cairan interstitial.
 Dalam keadaan normal bisa ditemukan
fibrinogen di cairan interstitial dalam jumlah
sedikit
 Fibrinogen dalam jumlah sedikit dalam cairan
interstitial tidak akan menyebabkan koagulasi
 Bila terjadi peningkatan permeabilitas kapiler
darah, akan semakin banyak fibrinogen
berpindah ke cairan interstitial sehingga bisa
terjadi proses koagulasi di cairan tersebut
 Konversi fibrinogen menjadi fibrin monomer dikalisir
oleh trombin
 Fibrin-fibrin monomer akan saling berikatan untuk
membentuk serat fibrin yang panjang yang akan
menjadi dasar dari blood clot
 Trombin menyebabkan polimerisasi dari molekul
fibrinogen menjadi serat fibrin dalam 10 -15 detik
 Fibrin polimer yang terbentuk masih dalam bentuk
ikatan yang lemah dan mudah rusak(loose fibrin)
karena fibrin monomer berikatan dgn ikatan hidrogen
non kovalen dan serat fibrin nya tidak berkatan silang
 Loose fibrin akan diperkuat oleh Fibrin Stabilizing
Factor (faktor XIII) yang terdapat di globulin plasma
 Fibrin stabilizing factor ini akan
membentuk ikatan kovalen antara fibrin
monomer dan ikatan silang antara serat
fibrin sehingga menjadi kokoh
CLOT RETRACTION
 Beberapa menit setelah blood clot terbentuk,clot akan mulai
berkontraksi dan mengeluarkan cairan yang terdapat
didalamnya cairan ini disebut serum
 Trombosit mengaktifkan thrombostenin, actin-myosin
sehingga trombosit berkontraksi lebih kuat menekan fibrin
meshwork sehingga menjadi lebih kecil dan lebih padat
 Kontraksi ini dipercepat oleh trombin dan ion Ca2+ yang
dilepaskan oleh mitochondria, reticulum endoplasma dan
badan golgi
 fibrin meshwork yang memadat dan mengecil ini akan
menyebabkan terjadinya CLOT RETRACTION
 Begitu clot retraksi terjadi ujung-ujung pembuluh darah yang
rusak akan tertarik saling mendekat
Dissolution
 Sekali bekuan darah terbentuk, maka akan
terjadi
– Bekuan darah akan dipenuhi oleh fibroblasts,
yang akan membentuk jaringan ikat di
sepanjang bekuan tersebut
– Penghancuran bekuan darah (lysis of clot)
→Menjadi larut (dissolve)
– Penghancuran bekuan darah (lysis of clot)
dikatalisir oleh plasmin (enzym proteolitic),
berasal dari plasminogen (protein plasma) yang
diaktifkan
 Plasmin mencerna benang-benang dan protein-
protein koagulan
 Pada saat terbentuknya clot, plasminogen
terperangkap bersama plasma protein yang lain,
tetapi plasmin belum terbentuk
 Setelah beberapa hari kemudian, jaringan yang
rusak dan endothel pembuluh darah secara
perlahan-lahan melepaskan tissue plasminogen
activator (t-PA) yang membantu konversi
plasminogen – plasmin
 Clot yang dipecah adalah clot yang tidak
dibutuhkan
EXTRINSIC
PATHWAY
INTRINSIC
PATHWAY
COMMON PATHWAY
COMMON
PATHWAY
 Ada beberapa faktor penting yang
mencegah terjadinya clotting pada
pembuluh darah yang normal

Faktor Endotel
1. Kehalusan dari permukaan sel endotel
yang mencegah kontak pengaktifan dari
sistem clotting
2. Lapisan glycocalix pada endotel yang
menolak/mengusir faktor faktor
pembekuan sehingga mencegah tejadinya
clotting
3. Suatu ikatan protein dengan membran
endotel, trombomodulin dengan trombin
ikatan ini tidak hanya memperlambat proses
pembekuan dengan cara memindahkan
trombin, tapi ikatan ini juga mengaktifkan
plasma protein yaitu protein C yang
bertindak sebagai antikoagulan dengan cara
menginaktifkan faktor V dan VII
Aksi anti trombin oleh fibrin dan antitrombin III:
1. Setelah serat fibrin dibentuk dalam proses
clotting maka saat itu juga trombin yang
dibentuk oleh protrombin akan diserap oleh
serat fibrin tersebut sehingga mencegah
penyebaran trombin ke dalam darah
2. Antitrombin III akan menghentikan trombin
yang tidak diserap oleh serat fibrin dalam
aksinya mengkonversikan fibrinogen
menjadi fibrin
Heparin
- Merupakan antikoagulan yang kuat yang
terdapat dalam darah
- Diproduksi oleh berbagai jenis sel dalam
tubuh tetapi yang paling banyak
menghasilkannya adalah mast cell basophilic
yang berada di connective tissue perikapiler
- Heparin terus diproduksi oleh sel ini dan
kemudian di difusikan ke dalam sistem
sirkulasi
LEUKOSIT
LEUKOSIT

 Dikenal sebagai sel darah putih


 Merupakan unit yang mobile/aktif dari sistem
pertahanan tubuh
 Sebagian dibentuk di sumsum tulang
(granulosit, monosit, dan sedikit limfosit) dan
sebagian lagi dibentuk di lymphogenous
tissue terutama lymph glands
 Fungsi utama sel darah putih secara umum
adalah,menyediakan pertahanan yang cepat
dan kuat terhadap setiap bahan yang bersifat
infeksius yang mungkin ada dan melindungi
tubuh dari sel kanker
 Yang terpenting adalah bahwa,sel darah putih
secara spesifik ditransportasikan ke area
dimana terjadi infeksi dan inflamasi
 Sel darah putih yang sudah dibentuk baik di
sumsum tulang maupun di lymphogenous
tissue kemudian akan disimpan sampai saat
yang dibutuhkan, baru kemudian sel darah
putih dikeluarkan ke sistem sirkulasi
• Granular leucocyte (granulosit)
(+)granul pada citoplasmanya 
polymorfonuclear

• Semua granul mengandung


substansi aktif, yang berperan dalam
reaksi peradangan dan alergi
Leukosit

• Agranular leucocyte (agranulosit)


(-) granul pada citoplasmanya 
mononuclear
Morfologi
 Mempunyai inti
 Jumlah Normal : 4.000 – 11.000
 Nilai normal ini dapat berubah oleh berbagai faktor,
seperti exercise, stress/tekanan dan penyakit
< 4.000 = Leukpenia
> 11.000 = Lekositosis

Leukopoesis dipengaruhi oleh banyaknya


jumlah bakteri yang masuk ke dalam tubuh
White Blood Cells
Leukocyte

Agranulocyte Granulocyte

Monocyte Basophil
Lymphocyte Eosinophil Neutrophil
GRANULOCYTES/ POLYMORFONUCLEAR

1. Neutrophils

• 40 - 75% dari jumlah total leukosit


untuk mempertahankan jumlah
normalnya maka diperlukan
pembentukan 100 miliar sel
neutrofil/hari
• diameternya 10 - 14um
• Intinya memiliki banyak lobus dan Erythrocyte
Cytoplasm Multi - lobed
memiliki lisosom yang besar nucleus
• Granul pada citoplasmanya tidak
jelas
 Neutrofil merupakan sel dewasa yang dapat
menyerang dan menghancurkan bakteri di dalam
sirkulasi darah (fagosit aktif) dan didalam jaringan

 Dapat melewati pori pori pembuluh darah kapiler


kemudian masuk ke jaringan tubuh dengan cara
diapedesis dan bergerak dengan gerakan ameboid

 Neutrofil bersifat kemotaksis, daya kemotaksisnya


tergantung pada konsentrasi chemotactic
substances
Neutrophil
 chemotactic substances dapat berasal dari:
1. Toxin yang dihasilkan oleh bakteri dan virus
2. Produk degeneratif dari jaringan yang mengalami inflamasi itu
sendiri
3. Beberapa produk hasil dari reaksi complement complex yang
diaktivasikan di jaringan yang mengalami inflamasi
4. Beberapa produk hasil mekanisme clotting

 Masa hidup neutrofil adalah 6 jam di dalam darah

 Invasi bakteri ke dalam tubuh akan mencetuskan respon


peradangan yang akan merangsang sumsum tulang untuk
menghasilkan dan melepaskan neutrofil dalam jumlah besar
 Pada saat neutrofil masuk ke dalam jaringan maka
neutrofil langsung dapat berfagositosis. Pada saat
mendekati partikel untuk di fagositosis

 Neutrofil mula mula akan melekatkan dirinya pada partikel


tersebut dan membentuk pseudopoda ke segala arah
mengelilingi partikel tersebut

 Pseudopoda akan bertemu satu dengan lainnya pada sisi


yang berlawanan dan membentuk ruang tertutup yang
berisi partikel yang akan di fagositosis
 Ruang tersebut akan berinvaginasi ke dalam
citoplasma dan melepaskan diri dari membran
luar untuk membentuk phagosome (free floating
phagocytic vesicle) di dalam citoplasma
 Free floating phagocytic vesicle kontak dengan
lisosom dan granul-granul sitoplasma
 Lisosom dan granul sitoplasma melepaskan
enzim pencernaan dan baktericidal agents ke
dalam vesikel sehingga phagositik vesikel →
digestif vesikel → dicerna
Phagocytosis

neutrophil Foreign cell


being engulfed
 Neutrofiljuga mempunyai Oxidizing
agents yang bersifat bactericidal yang
dihasilkan oleh membran phagosome
atau dari peroxisome
 Bactericidal agents tersebut dapat
membunuh bakteri walaupun lisosom
gagal melepaskan enzim pencernaan
 Oxidizing agents ini terdiri dari :
- superoxide (O2-), Mematikan, walau
- H2O2 dalam jumlah sedikit

- Ion Hidroksil
 Satu neutrofil biasanya dapat memfagosit 3-
20 bakteri sebelum dia sendiri akhirnya
menjadi tidak aktif dan kemudian mati

 Neutrofil yang mati akan berbentuk pus/nanah


Phagositosis

Phagositosis akan terjadi bergantung pada


1. Struktur permukaan jaringan
2. Lapisan protein pelindung yang melindungi
sel dan jaringan
3. Sistem imun tubuh yang akan membentuk
antibodi. Antibodi akan melekat pada
membran bakteri  bakteri dapat difagosit
 Membran neutrofil mengandung protein G-
globulin yang berfungsi untuk mengikat dan
mengangkut vit.D dalam plasma
Neutrofil dapat melepaskan berbagai zat aktif :

- Enzim mieloperoksidase yang berfungsi untuk


mengkatalisir perubahan Cl, Br menjadi asam
terkait. Enzim ini juga mengkatalisir reaksi
H2O2 + Cl- → Hypochloride
- Thromboxan yang berfungsi sebagai
vasokonstriktor dan zat agregator trombosit
- Leukotrin yang berfungsi untuk meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah dan menarik
neutrofil lain ke tempat peradangan
- Prostaglandin yang menimbulkan efek
antiperadangan sedang
 Kadar neutrofil yang meningkat dapat dijumpai
pada keadaan :
- Infeksi bakteri
- Infark jantung
- Myeloproliferatif disorders
- Eklampsia
- Gagal ginjal
- Obat kontrasepsi oral
 Kadar neutrofil yang menurun dapat dijumpai
pada keadaan :
- Infeksi virus
- Demam tifoid
- Anemia Aplastik
- Pemakaian obat sitostatika dan
karbimazole
GRANULOCYTES / POLYMORFONUCLEAR

2. Eosinophils

Cytoplasmic
granules Bi - lobed
- 1 - 6% dari jumlah total leukosit
nucleus
- diameternya 10 - 14um
- Intinya memiliki 2 lobus (bilobus)
- Memiliki banyak granul dan ukuran
granulnya besar
- Pada pewarnaan eosin memberi
warna merah terang
- Merupakan fagosit yang lemah
- Eosinofil dapat melepaskan
histamin untuk menginhibisi proses
inflamasi
 Dapat melewati pori pori pembuluh
darah kapiler kemudian masuk ke
jaringan tubuh dengan cara diapedesis

 Eosinofilbiasanya diproduksi dalam


jumlah besar pada saat terjadi infeksi
parasit, setelah diproduksi eosinofil
kemudian bermigrasi ke jaringan yang
diinfeksi
 Eosinofil memfagositosis parasit dengan
cara:
1. Melekatkan dirinya pada permukaan parasit
2. Melepaskan enzim hidrolitik dari granulnya
yang sudah dimodifikasi oleh lysosom
3. Kemungkinan juga melepaskan oksigen dalam
bentuk yang sangat reaktif dan mematikan
bagi parasit tersebut
4. Melepaskan molekul polipeptida yang sangat
bersifat larvacidal (major basic protein) dari
granulnya
 Eosinofil memiliki kecenderungan untuk
berkumpul di jaringan dimana reaksi alergi
sering terjadi seperti pada jaringan peribronchial
paru orang yang menderita asma bronchial dan
pada kulit setelah terjadi reaksi alergi,Hal ini
disebabkan mast cell dan basofil yang
berpartisipasi dalam reaksi alergi melepaskan
eosinophil chemotactic factor yang
menyebabkan eosinofil bermigrasi ke jaringan
yang mengalami alergi-inflamasi

 Eosinofil sering terdapat di saluran


gastrointestinal, saluran kemih, dan saluran
pernafasan
 Eosinofil dipercaya dapat mendetoksifikasi
beberapa substansi yang menginduksi proses
inflamasi yang dilepaskan oleh mast cells dan
basofil
 Juga dapat memfagosit dan menghancurkan
kompleks antigen-antibodi, hal itu akan
mencegah penyebaran yang berlebihan dari
proses inflamasi lokal
 Eosinofil dapat melepaskan sitokin dan
kemokin yang dapat menyebabkan reaksi
peradangan tapi mampu membunuh
organisme yang masuk ke dalam tubuh
 Kadar Eosinofil yang meningkat dapat
dijumpai pada keadaan :
- Reaksi alergi
- Infeksi parasit
- poliarteritis
- eritema multiform
- meloproliferatif disorders
- Dermatitis herpetiform
- leukemia
- Bahan kimiawi seperti Nikel
 Kadar Eosinofil yang MENURUN dapat
dijumpai pada keadaan :
- Infeksi bakteri akut
- pemberian glikokortikoid
- pemakaian ACTH
GRANULOCYTES/POLYMORFONUCLEAR
3. Basophils

•Jumlahnya < 1% dari jumlah Cytoplasmic Bi - lobed


total leukosit granules nucleus
•diameternya 10 - 16um
• Intinya memiliki dua lobus
(bilobus) dengan bentuk
menyerupai huruf U dan S
• Granul sitoplasmanya
berukuran besar dan berwarna
biru pada pewarnaan basofil
• granulnya terdiri dari bahan
bahan yang dapat menyebabkan
reaksi inflamasi seperti,
histamin
 Basofil dalam sirkulasi darah sama dengan
mast cells pada jaringan yang besar yang
berlokasi diluar pembuluh darah kapiler dalam
tubuh
 Keduanya melepaskan heparin ke dalam
darah sehingga mencegah darah untuk
berkoagulasi
 Keduanya (lebih banyak mast cells) juga
melepaskan histamin, dan serotonin serta
bradikinin dalam jumlah sedikit
 Basofil begitu juga mast cells memiliki
peranan penting pada beberapa tipe reaksi
alergi,karena immunoglobulin-E (Ig-E),
antibodi yang menyebabkan reaksi tersebut
memiliki kecenderungan untuk melekat pada
basofil dan mast cells. Kemudian ketika
antigen spesifik untuk antibodi Ig-E saling
bereaksi maka hasil perlekatan antara antigen
dan antibodi tersebut akan menyebabkan
basofil atau mast cells ruptur kemudian
melepaskan histamin, bradikinin, serotonin,
heparin, enzim lisosom dan slow reacting
anafilaxis substance
 Kadar Basofil yang meningkat dapat dijumpai
pada keadaan :
- leukemia mielositik kronik
- polisitemia rubra vera
- myelofibrosis
- hipotiroid
- kolitis ulceratif
 Kadar Basofil yang MENURUN dapat
dijumpai pada keadaan :
- Pengobatan steroid
- penyinaran sinar X
- tirotoksikosis
- urtikaria
AGRANULOCYTES/MONONUCLEAR

2. Monocytes
• 2 - 10% dari jumlah total leukosit
• diameternya 14 - 24um
• memiliki nukleus yang besar dan
bentuknya sering menekuk
• memiliki banyak stoplasma berwana
biru keabuabuan dengan granul yang
halus
• vakuola sitoplasmanya terlihat jelas
• motilitas tinggi
• dapat berdiferiansi menjadi makrofag
MONOSIT
 Fungsi = phagositosis
 Diapedesis
 Ameboid motion
 Kerja phagositosisnya lebih kuat daripada
neutrofil
 Bisa memfagosit bakteri dan sel-sel yang
ukurannya besar dan dalam jumlah yang
banyak
 Setelah melakukan fungsinya sebagai phagosit
sel, makrofag masih dapat hidup dan berfungsi
sampai beberapa bulan ke depan
 (+) oxidizing agents
MONOSIT
 Masa hidup monosit lebih pendek, 10 – 20
jam saat transit di dalam darah
 Monosit mengembara masuk ke jaringan
 Di dalam jaringan monosit akan berubah
bentuk menjadi lebih besar → makrofag
jaringan dan dalam bentuk ini dapat hidup
berbulan-bulan kecuali bila dia ikut hancur
ketika melakukan fungsinya sebagai phagosit
sel
 Ketika terstimulasi → makrofag jaringan
melepaskan diri dari perlekatannya →
makrofag bebas

 Monosit + makrofag bebas + makrofag


jaringan + sel endotel khusus di dalam
sumsum tulang+ limpa dan limfe nodes

Sistem Retikuloendothelial ( RES )


Peran Neutrofil-Macrofag dalam Proses
Inflamasi
 Ketika terjadi inflamasi atau infeksi jaringan, maka
makrofag jaringan akan lepas dari perlekatannya 
makrofag bebas
 Makrofag bebas ini menjadi pertahanan awal
terhadap bakteri pada 1 jam pertama proses
infeksi
 Jaringan yang rusak mengeluarkan chemotactic
substance  Neutrofil menuju ke daerah
inlamasi/infeksi tersebut
a. Neutrofil lengket di permukaan endothel
kapiler (margination)
b. Neutrofil diapedesis masuk ke jaringan
Jaringan yang rusak akan dipenuhi oleh
neutrofil  Neutrofilia

Beberapa faktor yang diaktifkan oleh makrofag


jaringan meningkatkan pembentukan granulosit
dan monosit oleh sumsum tulang, faktor2 tsb
adalah
• Me WBC
1) TNF
• Membantu
2) IL-1 (interleukin-1) demam menghilangkan
3) GM-CSF penyebab
4) G-CSF inflamasi

5) M-CSF
 Kadar Monosit yang meningkat dapat dijumpai
pada keadaan :

- Infeksi seperti: TB, endokarditis bakteri


sub akut, demam bercak rocky mountain,
malaria
- Leukemia
- sindroma myeloproliferatif
- anemia hemolitik
- neutropenia idiopatik kronik
- penyakit granulomatosa
- infeksi virus
 Kadar Monosit yang Menurun dapat dijumpai
pada keadaan :

- Infeksi akut dengan stress


- anemia aplastik
- leukemia myelogenosa akut
- pemberian obat myelotoksik dan
imunosupresif
AGRANULOCYTES

1. Lymphocytes

• 20 - 30% dari jumlah total


leukosit Large
Small
•diameternya 6 - 9um (kecil)
•diameter 9 - 15um (besar - 3%)
• memiliki nucleus yang bulat
• citoplasmanya tidak bergranul
dan berwarna pucat Rounded
nuclei
• limfosit yang kecil memiliki
sedikit sitoplasma
- menyerang patogen &
mengatur respon immune
• limfosit yang besar dapat
membentuk antibodi
LIMFOSIT
 Limfosit dibentuk di sumsum tulang dari
lymphoblast
 Limfosit terdiri atas limfosit B dan T
 Limfosit B matang di sumsum tulang,
sedangkan progenitor sel T bermigrasi ke
thymus dan matang di sana
 Di organ lymphoid tersebut (sumsum tulang
dan thymus) limfosit akan mengalami seleksi
negatif. Limfosit yang mengenal self antigen
akan dimusnahkan secara apoptosis
LIMFOSIT
 Limfosityang tidak dimusnahkan
masuk ke aliran darah menuju organ
lymphoid perifer (sekunder) untuk
selanjutnya berproliferasi
 Masing-masing akan berproliferasi
dipengaruhi oleh IL-12
LIMFOSIT
 Limfosit mengenali bakteri/virus yang peptida
antigen nya telah berikatan MHC (mayor
histocompatibility complex)
 MHC tersebut akan berikatan dengan Limfosit
pada co-reseptornya yaitu CD4+ (Th,Ti,sel
plasma) dan CD8+ (Tc)
 Limfosit tersebut akan membawa antigen ke
organ limfoid untuk difagositosis oleh makrofag,
berdiam diri di sana, berdiferensiasi menjadi sel
efektor dan sel memori
 Sel efektor kemudian kembali berpatroli untuk
mencari antigen yang lain.
Perjalanan Limfosit

Organ limfoid Aliran lymph

diapedesis
Aliran darah
FUNGSI LIMFOSIT
 limfosit B → sel plasma → menghasilkan antibodi yang
beredar dalam pembuluh darah
 limfosit T tidak menghasilkan antibodi, sel sel ini secara
langsung menghancurkan sel sel sasaran spesifik,
proses ini dikenal sebagai respons imun seluler
 Sel yang menjadi sasaran limfosit T ini mencakup sel
tubuh yang telah dimasuki oleh virus dan sel kanker
 Limfosit dapat hidup berminggu minggu sampai berbulan
bulan tergantung kepada kebutuhan tubuh kita
PLASMA DARAH

 90 % air

7 % protein : albumin, globulin, fibrinogen


protrombin

3 % bahan organik : lipid, garam, nutrien,


waste product
FUNGSI UMUM PROTEIN PLASMA

 Protein protein plasma membentuk gradien osmotik


antara darah dan cairan interstisium dan ini akan
menghambat pengeluaran berlebihan plasma dari kapiler
ke dalam cairan interstisium(mempertahankan volume
plasma)
 Berperan dalam menyangga pH darah
 Ikut menentukan kekentalan (viskositas darah)
 Protein plasma dalam keadaan normal tidak digunakan
sebagai bahan bakar metabolik,tetapi dalam keadaan
kelaparan mereka dapat diuraikan untuk menghasilkan
energi bagi sel
FUNGSI PROTEIN PLASMA

Albumin:
- merupakan protein plasma yang paling
banyak
- mengikat paling banyak zat (bilirubin, garam
empedu, penisilin) untuk ditransportasikan
- sangat berperan dalam menentukan tekanan
osmotik karena jumlahnya yang paling banyak
Globulin:
- terdiri dari globulin alfa (α), globulin beta (β),
globulin gamma (γ)
- globulin α,β spesifik mengikat sejumlah zat
dalam plasma(hormon tyroid, kolestrol, besi) dan
sangat berperan dalam proses pembekuan
darah
- globulin γ merupakan imunoglobulin yang
sangat penting bagi mekanisme pertahanan
tubuh
Blood Plasma
 Blood is composed of cellular and non-cellular elements.
 If the cellular components are removed: plasma remains.
LEUKOSIT

 Dikenal sebagai sel darah putih


 Merupakan unit yang mobile/aktif dari
gla
sistem pertahanan tubuh
 Sebagian dibentuk di sumsum tulang
(granulosit, monosit, dan sedikit limfosit)
dan sebagian lagi dibentuk di
lymphogenous tissue terutama lymph
 Fungsi utama sel darah putih secara
umum adalah,menyediakan pertahanan
yang cepat dan kuat terhadap setiap
bahan yang bersifat infeksius yang
mungkin ada dan melindungi tubuh dari
sel kanker
 Yang terpenting adalah bahwa,sel darah
putih secara spesifik ditransportasikan ke
area dimana terjadi infeksi dan inflamasi
 Seldarah putih yang sudah dibentuk baik
di sumsum tulang maupun di
lymphogenous tissue kemudian akan
disimpan sampai saat yang dibutuhkan
sel darah putih baru dikeluarkan ke
sistem sirkulasi
 Leukosit terbagi atas:
- Granular leucocyte(granulosit)  memiliki granul
pada citoplasmanya  polymorfonuclear
Semua granulosit mengandung substansi aktif, yang
berperan dalam reaksi peradangan dan alerg
i
- Agranular leucocyte(agranulosit)  tidak memiliki
granul pada citoplasmanya  mononuclear
 Mempunyai inti
 Jumlah Normal : 4.000 – 11.000
 Nilai normal ini dapat berubah oleh berbagai faktor,
seperti execice, stress/tekanan dan penyakit
< 4.000 = Leukponenia
> 11.000 = Lekositosis

• Leukopoesis dipengaruhi oleh banyaknya jumlah


bakteri yang masuk ke dalam tubuh
White Blood Cells
Leukocyte

Agranulocyte Granulocyte

Monocyte Basophil
Lymphocyte Eosinophil Neutrophil
GRANULOCYTES/ POLYMORFONUCLEAR

1. Neutrophils

• 40 - 75% dari jumlah total leukosit


untuk mempertahankan jumlah
normalnya maka diperlukan
pembentukan 100 miliar sel
neutrofil/hari
• diameternya 10 - 14um
• Intinya memiliki banyak lobus dan Erythrocyte
Cytoplasm Multi - lobed
memiliki lisosom yang besar nucleus
• Granul pada citoplasmanya tidak
jelas
 Dapat melewati pori pori pembuluh darah kapiler
dengan cara diapedesis kemudian masuk ke
jaringan tubuh ?????
 Masa hidup neutrofil adalah 6 jam di dalam darah
 Invasi bakteri ke dalam tubuh akan mencetuskan
respon peradangan yang akan merangsang
sumsum tulang untuk menghasilkan dan
melepaskan neutrofil dalam jumlah besar
 Neutrofil merupakan sel dewasa yang dapat
menyerang dan menghancurkan bakteri di dalam
sirkulasi darah (fagosit aktif)
 Pada saat neutrofil masuk ke dalam jaringan
maka neutrofil langsung dapat berfagositosis.
Pada saat mendekati partikel untuk di
fagositosis maka neutrofil mula mula akan
melekatkan dirinya pada partikel tersebut dan
membentuk pseudopodia ke segala arah
mengelilingi partikel tersebut kemudian
pseudopodia akan bersatu satu dengan lainnya
dan membentuk ruang yang berisi partikel yang
akan di fagositosis, ruang tersebut akan
berinvaginasi ke dalam citoplasma dan
membentuk phagosome(free floating
phagocytic vesicle) di dalam citoplasma
 Setelah partikel asing itu difagositosis maka
lisosom dan granul citoplasma neutrofil akan
mengadakan kontak dengan phagocytic
vesicle setelah bersatu dengan membrannya
kemudian dilepaskan digestive enzymes dan
bactericidal agents ke dalam vesicle
 Phagocytic vesicle  digestive vesicle
 Proses pencernaan hasil fagositosis segera
dimulai
 Neutrofil merupakan pertahanan utama dalam
melawan infeksi/peradangan bakteri dan
hanya sedikit berpartisipasi dalam proses
peradangan yang lain
 Satu neutrofil biasanya dapat
memfagosit 3-20 bakteri sebelum dia
sendiri akhirnya menjadi tidak aktif
dan kemudian mati
 Neutrofil yang mati akan berbentuk
pus/nanah
 Membran neutrofil mengandung
protein G-globulin yang berfungsi
untuk mengikat dan mengangkut vit.D
dalam plasma
 Neutofil dapat melepaskan berbagai zat aktif:

- Enzim mieloperoksidase yang berfungsi


untuk mengkatalisir perubahan Cl, Br menjadi
asam terkait
- Thromboxan yang berfungsi sebagai
vasokonstriktor dan zat agregator trombosit
- Leukotrin yang berfungsi untuk
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah
dan menarik neutrofil lain ke tempat peradangan
- Prostaglandin yang menimbulkan efek
antiperadangan sedang
 Kadar neutrofil yang meningkat dapat
dijumpai pada keadaan :
- Infeksi bakteri
- Infark jantung
- Myeloproliferatif disorders
- Eklampsia
- Gagal ginjal
- Obat kontrasepsi oral
 Kadar neutrofil yang menurun dapat
dijumpai pada keadaan :
- Infeksi virus
- Demam tifoid
- Anemia Aplastik
- Pemakaian obat sitostatikadan
karbimazole
GRANULOCYTES/POLYMORFONUCLEAR

2. Eosinophils
Bi - lobed
Cytoplasmic nucleus
granules
- 1 - 6% dari jumlah total leukosit
- diameternya 10 - 14um
- Intinya memiliki 2 lobus (bilobus)
- Memiliki banyak granul dan ukuran
granulnya besar
- Pada pewarnaan eosin memberi
warna merah terang
- Merupakan fagosit yang lemah
- Eosinofil dapat melepaskan
histamin untuk menginhibisi proses
inflamasi
 Dapat melewati pori pori pembuluh darah
kapiler dengan cara diapedesis kemudian
masuk ke jaringan tubuh ?????
 Eosinofil biasanya diproduksi dalam jumlah
besar pada saat terjadi infeksi parasit, setelah
diproduksi eosinofil kemudian bermigrasi ke
jaringan yang diinfeksi

 Walaupun sebagian besar parasit berukuran


lebih besar dari eosinofil sehingga sulit untuk
difagositosis oleh eosinofil tapi eosinofil
memiliki cara untuk memfagositosis parasit tsb
 Eosinofil memfagositosis parasit dengan
cara:
1. Melekatkan dirinya pada permukaan parasit
2. Melepaskan enzim hidrolitik dari granulnya
yang sudah dimodifikasi oleh lysosom
3. Kemungkinan juga melepaskan oksigen dalam
bentuk yang sangat reaktif dan mematikan
bagi parasit tersebut
4. Melepaskan molekul polipeptida yang
sangat bersifat larvacidal (major basic
protein) dari granulnya
 Eosinofil memiliki kecenderungan untuk
berkumpul di jaringan dimana reaksi alergi
terjadi seperti pada jaringan peribronchial paru
pada orang yang menderita asma bronchial dan
di kulit setelah terjadi reaksi alergi,Hal ini
disebabkan mast cell dan basofil berpartisipasi
dalam reaksi alergi dan mereka melepaskan
eosinophil chemotactic factor yang
menyebabkan bermigrasi ke jaringan yang
mengalami alergi-inflamasi
 Eosinofil sering terdapat di saluran
gastrointestinal, saluran kemih, dan saluran
pernafasan
 Eosinofil dipercaya dapat mendetoksifikasi
beberapa substansi yang menginduksi proses
inflamasi yang dilepaskan oleh mast cells dan
basofil
 Juga dapat memfagosit dan menghancurkan
kompleks antigen-antibodi, hal itu akan
mencegah penyebaran yang berlebihan dari
proses inflamasi lokal
 Eosinofil dapat melepaskan sitokin dan
kemokin yang dapat menyebabkan reaksi
peradangan tapi mampu membunuh
organisme yang masuk ke dalam tubuh
 Kadar Eosinofil yang meningkat dapat
dijumpai pada keadaan :
- Reaksi alergi
- Infeksi parasit
- poliarteritis
- eritema multiform
- meloproliferatif disorders
- Dermatitis herpetiform
- leukemia
- Bahan kimiawi seperti Nikel
 Kadar Eosinofil yang MENURUN dapat
dijumpai pada keadaan :
- Infeksi bakteri akut
- pemberian glikokortikoid
- pemakaian ACTH
GRANULOCYTES/POLYMORFONUCLEAR
3. Basophils
Cytoplasmic Bi - lobed
granules nucleus

•Jumlahnya < 1% dari jumlah


total leukosit
•diameternya 10 - 16um
• Intinya memiliki dua lobus
(bilobus) dengan bentuk
menyerupai huruf U dan S
• Granul sitoplasmanya
berukuran besar dan berwarna
biru pada pewarnaan basofil
• granulnya terdiri dari bahan
bahan yang dapat menyebabkan
reaksi inflamasi seperti,
histamine
 Basofil dalam sirkulasi darah sama
dengan mast cells pada jaringan yang
besar yang berlokasi diluar pembuluh
darah kapiler dalam tubuh
 Keduanya melepaskan heparin ke dalam
darah sehingga mencegah darah untuk
berkoagulasi
 Keduanya (lebih banyak mast cells) juga
melepaskan histamin, dan serotonin
serta bradikinin dalam jumlah sedikit
 Basofil begitu juga mast cells memiliki
peranan penting pada beberapa tipe reaksi
alergi,karena immunoglobulin-E (Ig-E),
antibodi yang menyebabkan reaksi tersebut
memiliki kecenderungan untuk melekat pada
basofil dan mast cells. Kemudian ketika
antigen spesifik untuk antibodi Ig-E saling
bereaksi maka hasil perlekatan antara antigen
dan antibodi tersebut akan menyebabkan
basofil atau mast cells ruptur kemudian
melepaskan histamin, bradikinin, serotonin,
heparin, enzim lisosom dan slow reacting
anafilaxis substance
 Kadar Basofil yang meningkat dapat
dijumpai pada keadaan :
- leukemia mielositik kronik
- polisitemia rubra vera
- myelofibrosis
- hipotiroid
- kolitis ulceratif
 Kadar Basofil yang MENURUN dapat
dijumpai pada keadaan :
- Pengobatan steroid
- penyinaran sinar X
- pemakaian obat bisulfan?
- tirotoksikosis
- urtikatia
AGRANULOCYTES

1. Lymphocytes
Large
• 20 - 30% of leukocytes Small
• 6 - 9um diameter (small)
• 9 - 15um diameter (large - 3%)
• Round, densely stained nuclei
• Pale non-granular cytoplasm
• Small lymphocytes have Rounded
nuclei
relatively little cytoplasm
- attack pathogens & regulate
immune responses
• Large lymphocytes make
antibodies
LIMFOSIT
 Terdiri dari:
- limfosit B dan limfosit T
- limfosit B menghasilkan antibodi yang beredar dalam
pembuluh darah
- limfosit T tidak menghasilkan antibodi, sel sel ini secara
langsung menghancurkan sel sel sasaran spesifik, proses
ini dikenal sebagai respons imun seluler
- sel yang menjadi sasaran limfosit T ini mencakup sel
tubuh yang telah dimasuki oleh virus dan sel kanker
 Melalui mekanisme yang tidak diketahui
limfosit dalam darah sering meningkat
berkaitan dengan keadaan infeksi kronik
AGRANULOCYTES

2. Monocytes

• 2 - 10% of leukocytes
• 14 - 24um diameter
• Large, often indented, nuclei
• Abundant grey-blue cytoplasm with
fine granules
• Cytoplasmic vacuoles often evident
• Highly motile
• Differentiate into macrophages which
phagocytose
pathogens & dead tissue
GOLONGAN DARAH
 Membran sel darah manusia
mengandung bermacam macam antigen
golongan darah atau yang sering disebut
aglutinogen
 Yang paling penting dan yang paling
dikenal adalah antigen A dan B
 Antibodi terhadap aglutinogen sel darah
merah disebut aglutinin
SISTEM ABO
 Antigen A dan B diturunkan secara dominan
 Dibagi menjadi 4 golongan darah utama yaitu:
- golongan A memp. Antigen A dan
mengembangkan aglutinin-B
- golongan B memp. Antigen B dan
mengembangkan aglutinin-A
- golongan AB memp. Kedua antigen dan
tidak mengembangkan kedua aglutinin
(merupakan universal recipientdapat
menerima darah dari siapa saja)
- golongan O tidak memp. Kedua antigen dan
mengembangkan kedua aglutinin (merupakan
universal donordapat memberikan darah
kepada siapa saja)
SISTEM Rh
 Selain antigen dari sistem ABO ada juga
antigen dari sistem Rh
 Seseorang yang memiliki antigen Rh
disebut sebagai Rh+
 Seseorang yang tidak memiliki antigen
Rh disebut sebagai Rh-
 Antibodi terhadap antigen Rh(aglutinin)
tidak dibawa dari lahir

Anda mungkin juga menyukai