PENDAHULUAN
2. Mengangkut sari makanan yang diserap dari usus halus ke seluruh tubuh.
1
B. Komponen darah
Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa adalah lima juta/μl
darah sedangkan pada wanita empat juta/μl darah. Berbentuk bikonkaf, warna merah
disebabkan oleh adanya Hemoglobin. Dihasilkan oleh limpa, hati dan sum-sum tulang
pada tulang pipih. Berusia sekitar 120 hari, sel yang telah tua dihancurkan di hati dan
dirombak menjadi pigmen bilirubin (Pigmen empedu). Fungsi primernya adalah
mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru.
Jumlah sel pada orang dewasa 6000 – 9000 sel/μl darah. Diproduksi di sum-sum
tulang, limpa dan kelenjar limfe.
1). Granulosit : Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki granula. Terdiri dari
(a). Eosinofil: Mengandung granula berwarna merah dan berperan pada reaksi alergi
(terutama infeksi cacing)
(b). Basofil : Mengandung granula berwarna biru dan berperan pada reaksi alergi
(c). Netrofil (Batang dan Segmen) : Disebut juga sel Poly Morpho Nuclear dan
berfungsi sebagai fagosit
2
(d). Monosit : Lekosit dengan ukuran paling besar
Jumlah pada orang dewasa 200.000 – 500.000 sel/μl darah. Bentuknya tidak teratur
dan tidak mempunyai inti. Diproduksi pada sum-sum tulang dan berperan dalam
proses pembekuan darah.
a). Plasma adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar
sejumlah darah yang sebelumnya ditambah dengan antikoagulan.
b). Serum adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar
sejumlah darah yang dibiarkan membeku tanpa penambahan antikoagulan.
Serum komposisinya hampir sama dengan plasma. Perbedaannya adalah pada serum :
Bagian cairan ini terdiri atas 91 % air dan 9 % bahan padat (organik dan anorganik)
dan didalamnya mengandung berbagai macam zat, yaitu :
3
(4). Golongan enzim contohnya amilase, transaminase
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan pengamatan pada sediaan hapusan darah
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi keadaan sel-sel darah didalam tubuh,seperti
ukuran,bentuk inti,bentuk anak inti dan kesan sitoplasma
3. Mahasiswa dapat membedakan karakteristik sel di dalam darah.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komponen Sel Darah
5
2.2 Estimasi Jumlah Trombosit ( Barbara Brown)
Keterangan :
Dengan perbesaran objektif 100 x :
- Penegasan identifikasi
- Bangunan Spesifik
Rumus Estimasi jumlah trombosit = Rata-rata 10 Lp(obj 100x) x 20.000
Nilai normal= 150.000 - 400.000 sel/mm3 darah
Rata-rata = 8-20 sel/rata-rata LP
Trombosit < Normal = Trombositopenia
Trombosit > Normal = Trombositosis
Hasil estimasi jumlah trombosit
1. Sampel CML
LP 1 LP 2 LP 3 LP 4 LP 5 Jumlah
41 40 42 40 40 203
203
Rata-rata = = 40,6
5
Kesimpulan : Hasil dari estimasi jumlah trombosit > dari batas normal berarti
Trombositosis.
2. Sampel CLL
6
LP 1 LP 2 LP 3 LP 4 LP 5 Jumlah
6 4 5 3 5 23
LP 1 LP 2 LP 3 LP 4 LP 5 Jumlah
47 40 35 40 35 197
197
Rata-rata = = 39,4
5
Kesimpulan : Hasil dari estimasi jumlah trombosit > dari batas normal berarti
Trombositosis.
7
2.3 Estimasi Jumlah Leukosit
Dengan perbesaran objektif 10x :
- Orientasi seluruh LP
- Pemeriksaan adanya sel asing/ parasit
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐿𝑃 (𝑝𝑒𝑟𝑏.10𝑥)
Estimasi jumlah lekosit = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑃
LP 1 LP 2 LP 3 LP 4 LP 5 Jumlah
>100 >100 >100 >100 >100 >500
8
LP 1 LP 2 LP 3 LP 4 LP 5 Jumlah
>400 >400 >400 >400 >400 >2000
Kesimpulan ; Estimasi jumlah Leukosit adalah Leukositosis
2. Sampel Thallasemia
LP 1 LP 2 LP 3 LP 4 LP 5 Jumlah
>150 >150 >150 >150 >150 >750
1. Mikrosit
Diameter < 6,9 mikron, biasanya disertai dengan warna pucat (hipokrom). Pada
pemeriksaan darah lengkap didapatkan Mean Cell Volume (MCV) yang rendah,
ditemukan pada:
9
Hasil Pengamatan :
- Diameter eritrosit jauh lebih kecil dari pada diameter limfosit kecil (10-12
µm).
- Ukuran : < 6 mm
- Pewarnaan : MGG
2. Makrosit
Diameter rata-rata yaitu > 9,6 mikron. MCV lebih dari normal dan MCH biasanya
tidak berubah , ditemukan pada:
- Hipotiroidisme - Kehamilan
- Malnutrisi
10
Hasil Pengamatan :
-Ukuran : 9 - 12 mm
-Pewarnaan : MGG
11
Hasil Pengamatan
Eritrosit memperlihatkan tonjolan plasma yang mirip ekor sehingga seperti tetes
air mata. Ditemukan pada:
Hasil Pengamatan
12
3. Sel Target (Mexican hat cell;bull eye cell)
Eritrosit berbentuk tipis atau ketebalan kurang dari normal dengan bentuk target
ditengah(target like appearance). Ratio permukaan /volume sel akan meningkat.
Ditemukan pada:
Hasil Pengamatan
13
- “Pyruvat kinase deficiency”
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
14
-Definisi : Eritrosit dengan tonjolan sitoplasma yang teratur. Dengan
jumlah 10-30 buah. Sel biasanya bikonkaf.
-Pewarnaan : MGG
5. Sel Krenasi
Hasil Pengamatan
- Pewarnaan : MGG
6. Stomatosit
Hasil Pengamatan
15
- Definisi : Eritrosit dengan daerah pucat memanjang
7. Sferosit
- Luka bakar
Hasil Pengamatan
16
Eritrosit berbentuk bulan sabit atau arit. Kadang-kadang
bervariasi berupa lancet huruf ”L”, ”V”, atau ”S” dan kedua
ujungnya lancip. Terjadi oleh karena gangguan oksigenasi sel.
Ditemukan pada penyakit-penyakit Hb-pati seperti Hb S.
Hasil Pengamatan
- Pewarnaan : MGG
- Talasemia mayor
Hasil Pengamatan
17
- Definisi : eritrosit dengan bentuk tidak teratur
- Distribusi dalam darah : normal tidak ada
- Pewarnaan : MGG
1. Hypocrom
pucat berlebihan pada bagian tengah eritrosit, melebihi 1/3 diameternya.
disebabkan hemoglobinisasi yang tidak adekuat.
Distribusi dalam darah : <10% dari eritrosit dalam darah normal.
Hasil Pengamatan
18
Sentral pallor > 1/3 eritrosit
3. Polikromasi
eritrosit mengambil pewarnaan basa dan asam sehingga terlihat agak lembayung.
Ini disebabkan adanya asam ribonukleat di dalam sel – sel ini adalah retikulosit.
Distribusi dalam darah : ≤ 1,5 % dari eritrosit dalam darah normal.
Hasil Pengamatan
19
2. Howell jolly body
Merupakan sisa granula DNA, jadi pada inti mengandung DNA. Ditemukan
tunggal atau ganda, letaknya eksentrik didekat membran eritrosit.
Dapat dijumpai pada :
a. Thalasemia
b. Anemia megaloblastik
Hasil Pengamatan
3. Pappenheimer’s bodies
granula sangat halus dan gelap, terpisah atau bersambungan dalam sitoplasma
eritrosit,sering di daeran tepi eritrosit.
Distribusi normal dalam darah : dengan jumlah yang kecil.
Hasil Pengamatan
4. Cincin cabot
cincin yang terbentuk karena kegagalan eritropiesis.
Dapat dijumpai pada :
a. Anemia megaloblastik
b. Talasemia homoziot
Distribusi dalam darah : Tidak ada
20
Hasil Pengamatan
5. Ring sideroblast
diberi nama ring sideroblast karena mitokondria besi berat membentuk cincin
disekitar inti`
Hasil Pengamatan
D. Kelainan Formasi
1. Formasi rouleoux
Eritrosit tampak berderet membentuk satu deretan akibat peningkatan kadar
imunoglobulin atau fibrinogen dalam plasma
dijumpai pada :
a. Multiple mieloma
b. makroglobulinemia
Hasil Pengamatan
21
2. Eritrosit tampak menggumpal, disebabkan adanya antibodi terhadap eritrosit
dalam.
plasma penderita .
Hasil Pengamatan
2.5 Eritropoiesis
1. Proeritroblast/Pronormoblast
Hasil Pengamatan
22
- Tipe kromatin : butir kasar
- Nukleolus : hampir tak terlihat, relatif besar
- Distribusi darah: tidak ada, sumsum tulang < 5%
- Pewarnaan : MGG
2. Basofilik Eritroblast
Hasil Pengamatan
- Ukuran : 13 - 18 mm
- Bentuk : bulat, kadang berubah bentuk
- Warna sitoplasma : biru tua
- Granularitas : tidak ada
- Bentuk inti : bulat
- Tipe kromatin :gelap, awal kondensasi
- Rasio inti/sitoplasma: tinggi
- Nukleolus : tidak terlihat
- Distribusi darah: tidak ada , sumsum tulang: 1 - 7 %
- Pewarnaan : MGG
3. Polychromatic Eritroblast
Hasil Pengamatan
23
- Ukuran : 10 - 15 mm
- Bentuk : bulat, kadang-kadang berubah bentuk
- Warna sitoplasma: abu-abu
- Granularitas : tidak ada
- Tipe kromatin : gelap, kondensasi tegas
- Nukleolus : tidak terlihat
- Distribusi darah: tidak ada, sumsum tulang: 2 - 18 %
- Perbesaran : x1000
4. Orthochromatic Eritroblas
Hasil Pengamatan
- Ukuran : 8 - 12 mm
- Bentuk : bulat, sering berubah bentuk
- Warna sitoplasma: merah jambu atau sama dengan eritrosit
- Granularitas : tidak ada
- Bentuk inti : bulat
- Tipe kromatin : kondensasi gelap dan pekat
- Rasio inti/sitoplasma : rendah
- Nukleolus : tidak terlihat
24
- Distribusi darah: tidak terlihat, sumsum tulang 5 - 15 %
- Pewarnaan : MGG
5. Retikulosit
Hasil Pengamatan
- Ukuran : 8 - 12 mm
- Bentuk : bulat
- Warna sitoplasma: pucat
- Granularitas : granul tunggal atau multipel, pekat, lembayung
- Bentuk inti : tidak ada
- Distribusi dalam darah: 0.5 - 1.5 % dari jumlah eritrosit
- Pewarnaan : supravital, dengan Cresyl blue
6. Eritrosit
Hasil Pengamatan
- Ukuran : 6 - 9 mm
- Bentuk : bulat
- Warna sitoplasma : merah jambu atau abu-abu
- Granularitas : tidak ada
25
- Distribusi dalam darah: > 90 % dari eritrosit normal dalam darah
- Pewarnaan : MGG
- Perbesaran : x500
2.6 Leukimia mieloblastik
A. Seri Granula
1. AML (Acut Myeloblastic Leukemia)
Hasil Pengamatan
26
2. CML (Chronic Myeloblastic Leukemi)
Hasil Pengamatan
B. Seri Granulopoietik
Hasil Pengamatan
27
- Nukleolus : tampak, ukuran sedang atau besar 1 sampai 4; lebih
terang dari kromatin
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
28
4. Metamielosit (proses pematangan / maturasi)
Hasil Pengamatan
- Ukuran sel : 14 - 20 mm
- Bentuk sel : oval atau bulat
- Warna sitoplasma: merah muda
- Granula : Azurofilik dan neutrofilik
- Bentuk inti : Elongated, semicircular
Hasil Pengamatan
- Ukuran sel: 14 - 20 mm
- Bentuk sel: oval atau bulat
- Warna sitoplasma: pink
- Granularitas: azurofilik and neutrofilik, different in number
- Bentuk inti: semicircular
- Tipe kromatin: condensed
29
6. Segmen (proses pematangan / maturasi)
Hasil Pengamatan
- Ukuran sel : 14 - 20 mm
- Bentuk sel : oval atau bulat
- Warna sitoplasma: pink
- Granularitas : azurofilik danneutrofilik, different in number
granulation
- Bentuk inti : lobus (normal kurang dari 5 lobus)
- Nukleolus : tidak ada
- Perbesaran : x1000
C. Seri Limfosit
Hasil Pengamatan
30
- Sitoplasma : positif
- Inti : tidak teratur
Hasil Pengamatan
D. Seri Limfosit
1. Limfoblast
Hasil Pengamatan
31
- Rasio inti/sitoplasma: tinggi
- Nukleolus : terlihat
2. Limfosit
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
32
- Bentuk inti : oval, tidak teratur
- Tipe kromatin : halus, homogen
- Rasio inti/sitoplasma: sedang
D. Seri Monosit
1. Monoblast
Hasil P engamatan
- Ukuran : 16-22 m
-Bentuk : lonjong / bulat tepi tak rata, membran sel tebal
-Sitoplasma : biru tua, tak bergranula
-Inti : bulat / berlekuk, kromatin halus, tersusun longgar,
nukeoli (+) 1-2
2. Monosit
Hasil Pengamatan
-Ukuran : 16-20 m
-Bentuk : lonjong, tepi tak rata, membran sel terdapat tonjolan
tumpul
33
-Sitoplasma : biru, bergranula. ( azurofilik ) halus, vakuola ( + )
-Inti : berlekuk ( huruf E / perasan ), kromatin kasar tak rata, nukeoli
(+) 1-2
1. Preparat Spread
Hasil Pengamatan
2. Preparat Squash
Hasil Pengamatan
34
Volume sel lemak ± 25% dari voume sel darah.
2. Hyposelluler
Hasil Pengamatan
35
2.8 Trombopoiesis
1. Megakarioblast
Hasil Pengamatan
2. Promegakariosit
Hasil Pengamatan
36
- Bentuk inti : tidak teratur, berlobus
- Tipe kromatin : padat
- Rasio inti/sitoplasma: rendah
- Nukleolus : tak terlihat
3. Megakariosit
Hasil Pengamatan
4. Metamegakariosit
Hasil Pengamatan
37
- Inti : berlobus tidak teratur
- Kromatin : kasar
- Anak inti : tidak terlihat
- Sitoplasma : banyak
5. Trombosit
Hasil Pengamatan
- Ukuran : 1 - 4 m
- Bentuk : bulat atau oval, dengan pinggir tidak teratur
- Warna sitoplasma : biru
- Granularitas : granul ungu halus mengisi bagian tengah trombosit
Pinggir tipis tasnpa granul pada bagian tepi sel. Granul yang sedikit
atau tidak ada di dalam trombosit merupakan suatu anomalimorfologis.
1. Zona Trail
Hasil Pengamatan
Zona trail merupakan zona baca pada preparat sumsum tulang Spread.
Terletak sebelum fragmen sumsum tulang.
38
2. Sel Plasma Inti 2 (binukleated)
Hasil Pengamatan
- Sitoplasma lebar
- Warna biru
- Ada hallo disekitar inti
- Ada vakuola
- Inti bulat letak esentris
1. Giant mielocyte
Hasil Pengamatan
- Bentuk besar
39
- Sitoplasma biru tapi lebih muda, tidak bervakuola
- Inti bulat/sedikit mendatar pada satu sisi
- Nukleolid +
- Granula +
- Kromatin pada gelap kasar
2. Mielocyte Besar
Hasil Pengamatan
3. Diseritrosit
Hasil Pengamatan
- Ukuran besar
40
- Sitoplasma granula halus berwarna merah jambu siap untuk
defragmentasi menjadi titik-titik trombosit.
41
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 – 8 % dari berat
badan total. Darah berbentuk cairan yang berwarna merah dan agak kental.
Darah terbagi menjadi 3 komponen yaitu
1. Eritrosit : 4 jt-5,5 jt Sel/mm3
2. Lekosit : 4.000-11.000 Sel/mm3
3. Trombosit : 150.000-400.000 Sel/mm3
Sel darah berwarna merah, karena Sel yang banyak dalam darah adalah
eritrosit.
Kelainan sel darah merah:
1.Anisositosis
2. Poikilositosis
3. Kelainan warna
4. Benda Inklusi
5. Kelainan Formasi
Rumus Estimasi Jumlah Trombosit(Barbara brown)
= Rata-rata 10 Lp(obj 100x) x 20.000
Eritropoiesis
Pronormoblast Basofilik Eritroblast Policromatic
eritroblast Orthocromatic Eritroblas Retikulosit
Eritrosit
Leukimia Mieloblastik
1. Seri Granula
- AML (Acut Myeloblastic Leukemi )
- CML (Chronic Myeloblastic Leukemi )
2. Seri Granulopoietik
Mieloblast,Promielosit,Mielosit,Metamielosit,batang,segmen
3.Seri Limfosit
42
- ALL (Acut Liemfoblastic Leukemi)
4. Seri Monosit
43
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/kelainan-morfologi-eritrosit.html
https://id.m.wikipedia.org
https://materihematologi.blogspot.com/2009/06/pengertian-hematologi
44
45