Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 – 8 % dari berat badan total. Darah
berbentuk cairan yang berwarna merah dan agak kental. Darah merupakan bagian penting
dari sistem transport karena darah mengalir ke seluruh tubuh kita dan berhubungan
langsung dengan sel-sel dalam tubuh kita
A. Fungsi darah
1. Mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru.

2. Mengangkut sari makanan yang diserap dari usus halus ke seluruh tubuh.

3. Mengangkut sisa metabolisme menuju alat ekskresi.

4. Berhubungan dengan kekebalan tubuh karena didalamnya terkandung lekosit,


antibodi dan substansi protektif lainnya.
5. Mengangkut ekskresi hormon dari organ yang satu ke organ lainnya.

6. Mengatur keseimbangan air dalam tubuh.

7. Mengatur suhu tubuh.

8. Mengatur keseimbangan tekanan osmotik.

9. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh.

10. Mengatur keseimbangan ion-ion dalam tubuh

1
B. Komponen darah

1. Bagian korpuskuli (elemen seluler)

a). Eritrosit (sel darah merah)

Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa adalah lima juta/μl
darah sedangkan pada wanita empat juta/μl darah. Berbentuk bikonkaf, warna merah
disebabkan oleh adanya Hemoglobin. Dihasilkan oleh limpa, hati dan sum-sum tulang
pada tulang pipih. Berusia sekitar 120 hari, sel yang telah tua dihancurkan di hati dan
dirombak menjadi pigmen bilirubin (Pigmen empedu). Fungsi primernya adalah
mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru.

Morfologi Mikroskopis Eritrosit dengan Pembesaran objektif 100 kali

b). Lekosit (sel darah putih)

Jumlah sel pada orang dewasa 6000 – 9000 sel/μl darah. Diproduksi di sum-sum
tulang, limpa dan kelenjar limfe.

Terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

1). Granulosit : Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki granula. Terdiri dari

(a). Eosinofil: Mengandung granula berwarna merah dan berperan pada reaksi alergi
(terutama infeksi cacing)

(b). Basofil : Mengandung granula berwarna biru dan berperan pada reaksi alergi

(c). Netrofil (Batang dan Segmen) : Disebut juga sel Poly Morpho Nuclear dan
berfungsi sebagai fagosit

2).Agranulosit : Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granula. Terdiri dari :

(a). Limfosit : Berfungsi sebagai sel kekebalan tubuh, yaitu

(b). Limfosit T : Berperan sebagai imunitas seluler

(c). Limfosit B : Berperan sebagai imunitas humoral

2
(d). Monosit : Lekosit dengan ukuran paling besar

Fungsi lekosit ada dua, yaitu :

1. Fungsi defensip yaitu fungsi untuk mempertahankan tubuh terhadap benda-benda


asing termasuk mikroorganisme penyebab infeksi.

2. Fungsi reparatif yaitu fungsi yang memperbaiki / mencegah terjadinya kerusakan


terutama kerusakan vaskuler / pembuluh darah.

c). Trombosit (keping darah / sel darah pembeku)

Jumlah pada orang dewasa 200.000 – 500.000 sel/μl darah. Bentuknya tidak teratur
dan tidak mempunyai inti. Diproduksi pada sum-sum tulang dan berperan dalam
proses pembekuan darah.

2. Bagian cair (plasma / serum)

a). Plasma adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar
sejumlah darah yang sebelumnya ditambah dengan antikoagulan.

b). Serum adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar
sejumlah darah yang dibiarkan membeku tanpa penambahan antikoagulan.

Serum komposisinya hampir sama dengan plasma. Perbedaannya adalah pada serum :

(1). Tidak mengandung fibrinogen

(2). Tidak mengandung faktor pembekuan (faktor II, V dan VIII)

(3). Mengandung serotonin tinggi karena adanya perusakan pada platelet

Bagian cairan ini terdiri atas 91 % air dan 9 % bahan padat (organik dan anorganik)
dan didalamnya mengandung berbagai macam zat, yaitu :

(1). Golongan karbohidrat contohnya glukosa

(2). Golongan protein contohnya albumin, globulin, fibrinogen

(3). Golongan lemak contohnya kolesterol

3
(4). Golongan enzim contohnya amilase, transaminase

(5). Golongan hormon contohnya insulin, glucagon

(6). Golongan mineral contohnya zat besi (Fe), kalium (K)

(7). Golongan vitamin contohnya vitamin A, vitamin K

(8).Golongan sisa metabolisme contohnya urea, asam urat, kreatinin.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan pengamatan pada sediaan hapusan darah
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi keadaan sel-sel darah didalam tubuh,seperti
ukuran,bentuk inti,bentuk anak inti dan kesan sitoplasma
3. Mahasiswa dapat membedakan karakteristik sel di dalam darah.

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Komponen Sel Darah

5
2.2 Estimasi Jumlah Trombosit ( Barbara Brown)
Keterangan :
 Dengan perbesaran objektif 100 x :
- Penegasan identifikasi
- Bangunan Spesifik
 Rumus Estimasi jumlah trombosit = Rata-rata 10 Lp(obj 100x) x 20.000
 Nilai normal= 150.000 - 400.000 sel/mm3 darah
Rata-rata = 8-20 sel/rata-rata LP
Trombosit < Normal = Trombositopenia
Trombosit > Normal = Trombositosis
 Hasil estimasi jumlah trombosit
1. Sampel CML

LP 1 LP 2 LP 3 LP 4 LP 5 Jumlah
41 40 42 40 40 203

203
Rata-rata = = 40,6
5

Jadi, 40,6 x 20.000 = 812.000 sel/mm3 darah

Kesimpulan : Hasil dari estimasi jumlah trombosit > dari batas normal berarti
Trombositosis.

2. Sampel CLL

6
LP 1 LP 2 LP 3 LP 4 LP 5 Jumlah
6 4 5 3 5 23

Jadi, 23 x 20.000 = 460.000 sel/mm3 darah


Kesimpulan : Hasil dari Estimasi jumlah trombosit Normal
2. Sampel Thallasemia

LP 1 LP 2 LP 3 LP 4 LP 5 Jumlah
47 40 35 40 35 197

197
Rata-rata = = 39,4
5

Jadi, 39,4 x 20.000 = 788.000 sel/mm3 darah

Kesimpulan : Hasil dari estimasi jumlah trombosit > dari batas normal berarti
Trombositosis.

7
2.3 Estimasi Jumlah Leukosit
 Dengan perbesaran objektif 10x :
- Orientasi seluruh LP
- Pemeriksaan adanya sel asing/ parasit
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐿𝑃 (𝑝𝑒𝑟𝑏.10𝑥)
 Estimasi jumlah lekosit = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑃

 Nilai Normal = 4000-11000


Rata-rata = 20-55 sel/rata-rata LP
Lekosit < Normal = Lekositopenia
Lekosit > Normal = Lekositosis
 Hasil Estimasi Jumlah Leukosit
1. Sampel CML

LP 1 LP 2 LP 3 LP 4 LP 5 Jumlah
>100 >100 >100 >100 >100 >500

Kesimpulan : Estimasi jumlah Leukosit adalah Leukositosis.

8
LP 1 LP 2 LP 3 LP 4 LP 5 Jumlah
>400 >400 >400 >400 >400 >2000
Kesimpulan ; Estimasi jumlah Leukosit adalah Leukositosis

2. Sampel Thallasemia

LP 1 LP 2 LP 3 LP 4 LP 5 Jumlah
>150 >150 >150 >150 >150 >750

Kesimpulan : Estimasi jumlah Leukosit adalah Leukositosis

2.4 Morfologi Kelainan Sel Darah Merah

- Ukuran normal Eritrosit : 6,9-9,6 µ


- Mikrosit : < 6,9 µ
- Makrosit : > 9,6 µ

A. Anisositosis ( Kelainan variasi ukuran Eritrosit )

1. Mikrosit

Diameter < 6,9 mikron, biasanya disertai dengan warna pucat (hipokrom). Pada
pemeriksaan darah lengkap didapatkan Mean Cell Volume (MCV) yang rendah,
ditemukan pada:

- Anemia def. Fe - Anemia sideroblastik

- Talasemia - Hemosiderois pulmoner idiopatik

- Keracunan tembaga - Anemia akibat penyakit kronik

9
 Hasil Pengamatan :

- Diameter eritrosit jauh lebih kecil dari pada diameter limfosit kecil (10-12
µm).

- Biasanya disertai dengan warna pucat (hipokromia).

- Ukuran : < 6 mm

- Distribusi dalam darah : < 10 % dalam darah.

- Pewarnaan : MGG

2. Makrosit

Diameter rata-rata yaitu > 9,6 mikron. MCV lebih dari normal dan MCH biasanya
tidak berubah , ditemukan pada:

- Anemia megaloblastik -Anemia permisiosa

- Anemia aplastik/hipoplastik - Leukemia

- Hipotiroidisme - Kehamilan

- Malnutrisi

10
 Hasil Pengamatan :

-Diameter eritrosit sebanding dengan diameter limfosit.

-Ukuran : 9 - 12 mm

-Distribusi dalam darah : < 10 % dari eritrosit dalam darah normal

-Pewarnaan : MGG

B. Poikilositosis ( Kelainan Bentuk Eritrosit )


Disebut poikilositosis apabila pada suatu sediaan apus ditemukan bermacam-macam
variasi bentuk eritrosit. Ditemukan pada:
- Anemia yang berat disertai regenerasi aktif eritrosit atau hemopoeis ekstra meduller.
- Eritropoesis abnormal (anemia megaloblastik, leukemia,mielosklerosis).
- Destruksi eritrosit didalam pembuluh darah.
1. Ovalosit (Elliptosit)
Bentuk sangat bervariasi seperti oval, pensil, dan cerutu dengan konsentrasi Hb
umumnya tidak menunjukkan hipokromik. Hb berkumpul pada kedua kutub sel.
Ditemukan pada:
- Elliptositosis herediter (90-95% eritrosit berbentuk ellips)
-Anemia megaloblastik dan anemia hipokromik (gambaran elliptosit tidak >10%).
-Elliptositosis dapat menyolok pada mielosklerosis.

11
 Hasil Pengamatan

- Eritrosit berbentuk oval atau lonjong (pensil cell/sel cerutu).


- Distribusi dalam darah : < 10 % dari eritrosit dalam darah normal
- Pewarnaan : MGG

2. Tear drop cell

Eritrosit memperlihatkan tonjolan plasma yang mirip ekor sehingga seperti tetes
air mata. Ditemukan pada:

- Anemia megaloblastik - Hemopoesis ekstrameduller

- Myelofibrosis - Kadang-kadang pada talasemia

 Hasil Pengamatan

- Eritrosit memperlihatkan tonjolan plasma sehingga bentuk seperti air mata.

- Distribusi dalam darah : normal tidak ada


- Pewarnaan : MGG

12
3. Sel Target (Mexican hat cell;bull eye cell)

Eritrosit berbentuk tipis atau ketebalan kurang dari normal dengan bentuk target
ditengah(target like appearance). Ratio permukaan /volume sel akan meningkat.
Ditemukan pada:

- Talasemia - Pasca splenektomi

- Penyakit hati kronik(ikterus obstruktif) - Hb-pati

 Hasil Pengamatan

- Definisi : Eritrosit yang memiliki daerah gelap di tengah dikelilingi oleh


cincin sitoplasma yang berwarna terang tanpa hemoglobin

- Distribusi dalam darah: < 2 % dari eritrosit dalam darah normal.


- Pewarnaan : MGG

4. Sel Spikel (sel bertaji)

Ada dua jenis sel bertaji yaitu akantosit dan ekinosit.

1. Akantosit (spurr cell) adalah eritrosit yang pada dindingnya terdapat


tonjolan-tonjolan sitoplasma yang berbentuk duri (runcing),tersebar tidak
merata dengan jumlah 5-10 buah, panjang dan besar tonjolan bervariasi,
ditemukan pada:

- A betalipoproteinemia herediter - Peny. hati dengan anemia


hemolitik

- Pengaruh pengobatan heparin - Pasca splenektomi

13
- “Pyruvat kinase deficiency”

 Hasil Pengamatan

- Definisi : Eritrosit dengan tonjolan sitoplasma runcing dan tidak


teratur seperti duri. tidak teratur dengan jumlah 5-10 buah. Adanya
duri sitoplasma mengakibatkan berkurangnya daerah pucat ditengah
sel

- Distribusi dalam darah : normal tidak ada


- Pewarnaan : MGG

2. Echynocyte ( Burr cell, crenated cell, sea-urchin cell) merupakan eritrosit


dengan tonjolan duri yang lebih banyak (10-30 buah), berukuran sama,
tersebar merata pada permukaan sel ditemukan pada:

- Penyakit ginjal menahun(uremia) - “Bleeding peptic ulcer”

- Karsinoma lambung - “Pyruvat kinase deficiency

- Artefak waktu preparasi - Sirosis hepatik

- Hepatitis - Anemia hemolitik

 Hasil Pengamatan

14
-Definisi : Eritrosit dengan tonjolan sitoplasma yang teratur. Dengan
jumlah 10-30 buah. Sel biasanya bikonkaf.

-Distribusi dalam darah: normal tidak ada

-Pewarnaan : MGG

5. Sel Krenasi

Eritrosit memperlihatkan tonjolan-tonjolan tumpul pada seluruh pemukaan


sel. Letaknya tidak beraturan . Ditemukan pada hemolisis intravaskuler.

 Hasil Pengamatan

- Definisi : Eritrosit dengan sitoplasma mengerut.

- Distribusi dalam darah: tidak ada

- Pewarnaan : MGG

6. Stomatosit

Sentral akromia tidak berbenruk lingkaran tetapi memanjang seperti celah


bibir mulut. Jumlahnya biasanya sedikit, dan apabila jumlahnya banyak
somatositosis. Ditemukan pada:

- Stomatositosis herediter - Penyakit hati menahun

- Keracunan timah - Talasemia

- Alkoholisme akut - Anemia hemolitik

 Hasil Pengamatan

15
- Definisi : Eritrosit dengan daerah pucat memanjang

- Distribusi dalam darah: < 5% dari eritrosit dalam darah normal


- Pewarnaan : MGG

7. Sferosit

Eritrosit tidak berbentuk bikonkaf tetapi bentuknya sferik dengan


tebal 3 mikron atau lebih. Diameter biasanya kurang dari 6,5
mikron dan kelihatan lebih hiperkromik dan tidak mempunyai
sentral akromia. Ditemukan pada:

- Sferositosis - Anemia hemolitik

- Luka bakar

 Hasil Pengamatan

- Definisi : Sferosit memiliki diameter lebih kecil daripada


normal, tanpa halo di tengah dan berwarna lebih gelap.
- Distribusi dalam darah: normal tidak ada
- Pewarnaan : MGG
8. Sel Sabit (Sickle cell; drepanocyte; crescent cell;menyscocyte)

16
Eritrosit berbentuk bulan sabit atau arit. Kadang-kadang
bervariasi berupa lancet huruf ”L”, ”V”, atau ”S” dan kedua
ujungnya lancip. Terjadi oleh karena gangguan oksigenasi sel.
Ditemukan pada penyakit-penyakit Hb-pati seperti Hb S.
 Hasil Pengamatan

- Definisi : Eritrosit yang memanjang dan melengkung


dengan dua kutup yang runcing.

- Distribusi dalam darah: normal tidak ada

- Pewarnaan : MGG

9. Sistosit (fragmented cell;keratocytes)

Merupakan suatu pecahan eritrosit dengan berbagai macam bentuk.


Ukuran lebih kecil dari eritrosit normal. Bentuk fragmen dapat
bermacam-macam seperti helmet cell, triangular cell dan sputnik cell.
Ditemukan pada:

- Anemia hemolitik - Penyakit keganasan

- Purpura trombotik trombositik - Hipertensi maligna

- Kelainan katup jantung - Uremia

- Talasemia mayor

 Hasil Pengamatan

17
- Definisi : eritrosit dengan bentuk tidak teratur
- Distribusi dalam darah : normal tidak ada
- Pewarnaan : MGG

B. Kelainan Warna Eritrosit

1. Hypocrom
pucat berlebihan pada bagian tengah eritrosit, melebihi 1/3 diameternya.
disebabkan hemoglobinisasi yang tidak adekuat.
Distribusi dalam darah : <10% dari eritrosit dalam darah normal.
 Hasil Pengamatan

Sentral pallor > 1/3 eritrosit


2. Hyperchrom
eritrosit yang tampak lebih merah/gelap dari warna normal disebabkan oleh
penebalan membrane sel dan bukan karena naiknya Hb.
Distribusi dalam darah: normal tidak ada.
 Hasil Pengamatan

18
Sentral pallor > 1/3 eritrosit
3. Polikromasi
eritrosit mengambil pewarnaan basa dan asam sehingga terlihat agak lembayung.
Ini disebabkan adanya asam ribonukleat di dalam sel – sel ini adalah retikulosit.
Distribusi dalam darah : ≤ 1,5 % dari eritrosit dalam darah normal.
 Hasil Pengamatan

C. Kelainan Benda inklusi


1. Basophilic stiplling
Basophilic stippling terjadi karena denaturasi RNA. Merupakan ciri khas kelainan/
penyakit Thalasemia.
 Hasil Pengamatan

19
2. Howell jolly body
Merupakan sisa granula DNA, jadi pada inti mengandung DNA. Ditemukan
tunggal atau ganda, letaknya eksentrik didekat membran eritrosit.
Dapat dijumpai pada :
a. Thalasemia
b. Anemia megaloblastik
 Hasil Pengamatan

3. Pappenheimer’s bodies
granula sangat halus dan gelap, terpisah atau bersambungan dalam sitoplasma
eritrosit,sering di daeran tepi eritrosit.
Distribusi normal dalam darah : dengan jumlah yang kecil.
 Hasil Pengamatan

4. Cincin cabot
cincin yang terbentuk karena kegagalan eritropiesis.
Dapat dijumpai pada :
a. Anemia megaloblastik
b. Talasemia homoziot
Distribusi dalam darah : Tidak ada

20
 Hasil Pengamatan

5. Ring sideroblast
diberi nama ring sideroblast karena mitokondria besi berat membentuk cincin
disekitar inti`
 Hasil Pengamatan

D. Kelainan Formasi
1. Formasi rouleoux
Eritrosit tampak berderet membentuk satu deretan akibat peningkatan kadar
imunoglobulin atau fibrinogen dalam plasma
dijumpai pada :
a. Multiple mieloma
b. makroglobulinemia
 Hasil Pengamatan

21
2. Eritrosit tampak menggumpal, disebabkan adanya antibodi terhadap eritrosit
dalam.
plasma penderita .
 Hasil Pengamatan

2.5 Eritropoiesis
1. Proeritroblast/Pronormoblast
 Hasil Pengamatan

- Bentuk : bulat, kadang-kadang oval


- Warna sitoplasma: biru tua dengan halo sekitar inti
- Granularitas : tidak ada

22
- Tipe kromatin : butir kasar
- Nukleolus : hampir tak terlihat, relatif besar
- Distribusi darah: tidak ada, sumsum tulang < 5%
- Pewarnaan : MGG

2. Basofilik Eritroblast

 Hasil Pengamatan

- Ukuran : 13 - 18 mm
- Bentuk : bulat, kadang berubah bentuk
- Warna sitoplasma : biru tua
- Granularitas : tidak ada
- Bentuk inti : bulat
- Tipe kromatin :gelap, awal kondensasi
- Rasio inti/sitoplasma: tinggi
- Nukleolus : tidak terlihat
- Distribusi darah: tidak ada , sumsum tulang: 1 - 7 %
- Pewarnaan : MGG

3. Polychromatic Eritroblast

 Hasil Pengamatan

23
- Ukuran : 10 - 15 mm
- Bentuk : bulat, kadang-kadang berubah bentuk
- Warna sitoplasma: abu-abu
- Granularitas : tidak ada
- Tipe kromatin : gelap, kondensasi tegas
- Nukleolus : tidak terlihat
- Distribusi darah: tidak ada, sumsum tulang: 2 - 18 %
- Perbesaran : x1000

4. Orthochromatic Eritroblas

 Hasil Pengamatan

- Ukuran : 8 - 12 mm
- Bentuk : bulat, sering berubah bentuk
- Warna sitoplasma: merah jambu atau sama dengan eritrosit
- Granularitas : tidak ada
- Bentuk inti : bulat
- Tipe kromatin : kondensasi gelap dan pekat
- Rasio inti/sitoplasma : rendah
- Nukleolus : tidak terlihat

24
- Distribusi darah: tidak terlihat, sumsum tulang 5 - 15 %
- Pewarnaan : MGG

5. Retikulosit

 Hasil Pengamatan

- Ukuran : 8 - 12 mm
- Bentuk : bulat
- Warna sitoplasma: pucat
- Granularitas : granul tunggal atau multipel, pekat, lembayung
- Bentuk inti : tidak ada
- Distribusi dalam darah: 0.5 - 1.5 % dari jumlah eritrosit
- Pewarnaan : supravital, dengan Cresyl blue

6. Eritrosit

 Hasil Pengamatan

- Ukuran : 6 - 9 mm
- Bentuk : bulat
- Warna sitoplasma : merah jambu atau abu-abu
- Granularitas : tidak ada

25
- Distribusi dalam darah: > 90 % dari eritrosit normal dalam darah
- Pewarnaan : MGG
- Perbesaran : x500
2.6 Leukimia mieloblastik
A. Seri Granula
1. AML (Acut Myeloblastic Leukemia)
 Hasil Pengamatan

- Dominan Sel Blas ( > 20% )


- Bentuk sel blast variatif.
- Sering dijumpai bentuk blast atipik
- Sel tua (segmen) jumlahnya sedikit.

- Batang Auer spesifik untuk AML

- AML diikuti trombositopenia dan anemia

- Sitokimia Sudan Black B (+) positif.


- Hiatus Lekemikus (+) positif.

26
2. CML (Chronic Myeloblastic Leukemi)

 Hasil Pengamatan

- Sel Blas sedikit ( < 5% )


- Tampak semua stadium seri granulosit ( Mieloblas, Promielosit,
Mielosit, Metamielosit, Staf, Segmen).
- Hiatus Lekemikus (-) negatif.
- Jumlah lekosit absolute meningkat (100-500rb)
- Basofil dan Eosinofil tinggi
- Philadelphia chromosome (+)

B. Seri Granulopoietik

1. Mieloblas ( proses pembelahan / mitosis)

 Hasil Pengamatan

- Bentuk sel : oval, kadang-kadang bulat


- Warna sitoplasma : biru, tanpa halo perinuklear jelas atau dengan
halo dengan halo perinuklear melebar.
- Granularitas :Sitoplasma nongranular atau sedikit granula azurofilik
- Tipe kromatin : halus, dengan tampilan retikular

27
- Nukleolus : tampak, ukuran sedang atau besar 1 sampai 4; lebih
terang dari kromatin

2. Promielosit (proses pembelahan / mitosis)

 Hasil Pengamatan

- Bentuk sel : oval atau bulat


- Warna sitoplasma: biru muda, dengan halo jelas, Granularitas: pekat,
azurofilik banyak
- Nukleolus : tampak,ukuran sedang atau besar ,lebih terang dari
kromatin, 1-2. Kadang-kadang tak terlihat
- Perbesaran : x 1000

3. Mielosit (proses pematangan / maturasi)

 Hasil Pengamatan

- Bentuk sel : oval atau bulat


- Warna sitoplasma: biru muda atau merah jambu. halo terlihat
- Granularitas : banyak, azurofilik pekat dan granulasi neutrophil
- Bentuk inti : oval atau berbentuk ginjal
- Tipe kromatin : memadat sebagian
- Nukleolus : tidak terlihat

28
4. Metamielosit (proses pematangan / maturasi)

 Hasil Pengamatan

- Ukuran sel : 14 - 20 mm
- Bentuk sel : oval atau bulat
- Warna sitoplasma: merah muda
- Granula : Azurofilik dan neutrofilik
- Bentuk inti : Elongated, semicircular

5. Batang (proses pematangan / maturasi)

 Hasil Pengamatan

- Ukuran sel: 14 - 20 mm
- Bentuk sel: oval atau bulat
- Warna sitoplasma: pink
- Granularitas: azurofilik and neutrofilik, different in number
- Bentuk inti: semicircular
- Tipe kromatin: condensed

29
6. Segmen (proses pematangan / maturasi)

 Hasil Pengamatan

- Ukuran sel : 14 - 20 mm
- Bentuk sel : oval atau bulat
- Warna sitoplasma: pink
- Granularitas : azurofilik danneutrofilik, different in number
granulation
- Bentuk inti : lobus (normal kurang dari 5 lobus)
- Nukleolus : tidak ada
- Perbesaran : x1000

C. Seri Limfosit

1. ALL (Acut Limfoblastik Leukemi)

 Hasil Pengamatan

- Sel blas : >80%


- Tampak semua stadium
- Mielosit : sedikit
- Bentuk : tua

30
- Sitoplasma : positif
- Inti : tidak teratur

2. CLL ( Chronic Limfoblatik Leukemi)

 Hasil Pengamatan

- Leukosit : 50.000 -200.000 sel


- Bentuk : dominasi tua >90%
- Kadang monoton sel tua
- Smudge sel banyak
- Beberapa keadaan limfoblas dengan beberapa

D. Seri Limfosit

1. Limfoblast

 Hasil Pengamatan

- Bentuk : bulat, / oval


- Warna sitoplasma : biru
- Granularitas : tidak ada
- Bentuk inti : bulat
- Tipe kromatin : homogen

31
- Rasio inti/sitoplasma: tinggi
- Nukleolus : terlihat

2. Limfosit

 Hasil Pengamatan

- Bentuk : bulat, /oval


- Warna sitoplasma: biru
- Granularitas : tidak ada
- Bentuk inti : bulat /oval
- Tipe kromatin : homogen, padat
- Rasio inti/sitoplasma: tinggi

3. Limfosit Granula Besar

 Hasil Pengamatan

- Bentuk : tidak teratur


- Warna sitoplasma: biru
- Granularitas : sedikit

32
- Bentuk inti : oval, tidak teratur
- Tipe kromatin : halus, homogen
- Rasio inti/sitoplasma: sedang

D. Seri Monosit

1. Monoblast

 Hasil P engamatan

- Ukuran : 16-22 m
-Bentuk : lonjong / bulat tepi tak rata, membran sel tebal
-Sitoplasma : biru tua, tak bergranula
-Inti : bulat / berlekuk, kromatin halus, tersusun longgar,
nukeoli (+) 1-2

2. Monosit

 Hasil Pengamatan

-Ukuran : 16-20 m
-Bentuk : lonjong, tepi tak rata, membran sel terdapat tonjolan
tumpul

33
-Sitoplasma : biru, bergranula. ( azurofilik ) halus, vakuola ( + )
-Inti : berlekuk ( huruf E / perasan ), kromatin kasar tak rata, nukeoli
(+) 1-2

2.7 Sumsung Tulang

A. Jenis Preparat Sumsum Tulang

1. Preparat Spread

 Hasil Pengamatan

Zona baca Trail, 200-300 sel sumsum tulang.

2. Preparat Squash
 Hasil Pengamatan

Zona baca Core, 200-300 sumsum tulang.


B. Cara Menilai Sellulalitas
Dinilai didalam fragmen sumsum tulang, dengan cara membandingkan luas
volume sel darah disbanding sel lemak.
1. Normoselluler
 Hasil Pengamatan

34
Volume sel lemak ± 25% dari voume sel darah.
2. Hyposelluler
 Hasil Pengamatan

Sebagian besar fragmen sel Merupakan sel lemak.


3. Hyperselluler
 Hasil Pengamatan

Hampir semua sel lemak diganti oleh sel hemopoietik.

35
2.8 Trombopoiesis
1. Megakarioblast
 Hasil Pengamatan

- Bentuk : bulat,/ oval


- Warna sitoplasma: biru tua
- Granularitas : tidak ada
- Bentuk inti : bulat, oval
- Tipe kromatin : gelap, homogen
- Rasio inti/sitoplasma : tinggi
- Nukleolus : biasanya tak terlihat

2. Promegakariosit

 Hasil Pengamatan

- Bentuk : oval,/ bulat


- Warna sitoplasma: biru dengan bintik merah jambu, kadang-kadang
sitoplasma berisi vakuola besar
- Granularitas : tampak halus

36
- Bentuk inti : tidak teratur, berlobus
- Tipe kromatin : padat
- Rasio inti/sitoplasma: rendah
- Nukleolus : tak terlihat

3. Megakariosit

 Hasil Pengamatan

- Bentuk : oval, kadang bulat


- Warna sitoplasma: merah jambu
- Granularitas : merah jambu muda
- Bentuk inti : multilobuler tidak teratur
- Tipe kromatin : padat
- Rasio inti/sitoplasma: rendah
- Nukleolus : tak terlihat

4. Metamegakariosit

 Hasil Pengamatan

37
- Inti : berlobus tidak teratur
- Kromatin : kasar
- Anak inti : tidak terlihat
- Sitoplasma : banyak

5. Trombosit

 Hasil Pengamatan

- Ukuran : 1 - 4 m
- Bentuk : bulat atau oval, dengan pinggir tidak teratur
- Warna sitoplasma : biru
- Granularitas : granul ungu halus mengisi bagian tengah trombosit
Pinggir tipis tasnpa granul pada bagian tepi sel. Granul yang sedikit
atau tidak ada di dalam trombosit merupakan suatu anomalimorfologis.

2.9 Preparat Multiple Mieloma (MM)

1. Zona Trail

 Hasil Pengamatan

Zona trail merupakan zona baca pada preparat sumsum tulang Spread.
Terletak sebelum fragmen sumsum tulang.

38
2. Sel Plasma Inti 2 (binukleated)
 Hasil Pengamatan

Sel plasma inti 2 merupakan sel plasma binukletid.

- Sitoplasma lebar
- Warna biru
- Ada hallo disekitar inti
- Ada vakuola
- Inti bulat letak esentris

3.0 Preparat Mieloma Displasia (MDS)

1. Giant mielocyte

 Hasil Pengamatan

- Bentuk besar

39
- Sitoplasma biru tapi lebih muda, tidak bervakuola
- Inti bulat/sedikit mendatar pada satu sisi
- Nukleolid +
- Granula +
- Kromatin pada gelap kasar

2. Mielocyte Besar

 Hasil Pengamatan

3. Diseritrosit
 Hasil Pengamatan

Kelainan eritrosit yang memiliki inti ganda biasa disebut Disertrosit


4. Metamegakariocyte
 Hasil Pengamatan

- Ukuran besar

40
- Sitoplasma granula halus berwarna merah jambu siap untuk
defragmentasi menjadi titik-titik trombosit.

41
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 – 8 % dari berat
badan total. Darah berbentuk cairan yang berwarna merah dan agak kental.
Darah terbagi menjadi 3 komponen yaitu
1. Eritrosit : 4 jt-5,5 jt Sel/mm3
2. Lekosit : 4.000-11.000 Sel/mm3
3. Trombosit : 150.000-400.000 Sel/mm3
Sel darah berwarna merah, karena Sel yang banyak dalam darah adalah
eritrosit.
Kelainan sel darah merah:
1.Anisositosis
2. Poikilositosis
3. Kelainan warna
4. Benda Inklusi
5. Kelainan Formasi
 Rumus Estimasi Jumlah Trombosit(Barbara brown)
= Rata-rata 10 Lp(obj 100x) x 20.000
 Eritropoiesis
Pronormoblast Basofilik Eritroblast Policromatic
eritroblast Orthocromatic Eritroblas Retikulosit
Eritrosit
 Leukimia Mieloblastik
1. Seri Granula
- AML (Acut Myeloblastic Leukemi )
- CML (Chronic Myeloblastic Leukemi )

2. Seri Granulopoietik

Mieloblast,Promielosit,Mielosit,Metamielosit,batang,segmen

3.Seri Limfosit

Limfoblast, limfosit,Limfosit Granula Besar.

42
- ALL (Acut Liemfoblastic Leukemi)

- CLL (Chronic Liemfoblastic Leukemi)

4. Seri Monosit

Monoblast, Promonosit, Monosit

 Jenis Preparat Sumsum Tulang


1. Spread (Zona baca : Trail)
2. Squash (Zona baca : Core )
 Cara Menilai Sellulalitas
Dinilai dalam Sumsum tulang,dengan cara Membandingkan luas
Volume sel darah disbanding sel lemak
- Normoseluler
- Hyposeluler
- Hyperseluler
 Trombopoiesis
Megakarioblast Promegakariosit Megakariosit
Metamegakariosit Trombosit.
3.2 Saran
Pada Kegiatan Praktikum sebaiknya, alat dan bahan yang digunakan
dipersiapkan terlebih dahulu,agar praktikan dapat berjalan dengan
baik.dan untuk para praktikan agar mempersiapkan diri dan materi-
materi yang akan dipraktekkan,agar kegiatan praktikum tidak
terhambat.

43
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/kelainan-morfologi-eritrosit.html
https://id.m.wikipedia.org
https://materihematologi.blogspot.com/2009/06/pengertian-hematologi

44
45

Anda mungkin juga menyukai