TUGAS
HEMATOLOGI
PRAKTEK
OLEH : Ibrahim,AMAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Darah
Darah merupakan bentuk jaringan ikat khusus, terdiri dari elemen yang berbentuk : sel-sel
darah, trombosit dan suatu substansi intra seluler cair, yaitu plasma darah. Volume darah pada
manusia dewasa sehat kurang lebih 5 liter, yang bila dibandingkan darah meliputi 8 persen berat
badan. Karena sifat plasma yang cair, maka diantara sel-sel darah tidak didapati hubungan ruang
yang pasti. Ada dua jenis utama sel-sel darah yang digambarkan menurut penampilannya dalam
keadaan segar (tanpa pulasan) yaitu : sel darah merah, (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit).
Unsur-unsur berbentuk yang lain dalam darah adalah keping-keping darah atau trombosit
(Tambajong dan Winodirekso, 1990). Berdasarkan morfologinya, ketiga jenis sel-sel darah
tersebut dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.
Sel darah merah atau eritrosit adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi
membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Sel
darah merah adalah salah satu contoh sel yang tidak berinti. Sel darah merah berbentuk pipih
dan cekung pada bagian tengahnya, tidak memiliki inti, tidak dapat menembus dinding kapiler
darah dan berwarna kekuning-kuningan. pada orang dewasa sel darah merah berjumlah sekitar
5 juta sel/mm³ darah pada laki-laki dan 4juta sel/mm³ darah pada perempuan.pada orang
dewasa sel darah merah dibentuk dalam sumsum tulang pipih, sedangkan pada janin sel darah
merah dibentuk dalam hati dan limfa.setelah berumir 120 hari, sel darah merah akan mati dan
diubah menjadi bilirubin atau zat warna empedu. Atau sel darah merah (eritrosit) dibuat pada
sum-sum tulang merah, mempuyai struktur penting didalamnya yaitu hemoglobin yang bertugas
mengangkut oksigen dalam darah.
Sel darah merah (juga dikenal sebagai RBCs, darah merah corpuscles atau erythrocytes) adalah yang
membentuk sel darah. Sel darah merah yang sangat besar jumlahnya; perempuan, terdapat 4,8 juta sel
darah merah per microliter darah [membuktikan kebutuhan]. Dalam laki-laki, terdapat 5,4 juta sel darah
merah per microliter darah [membuktikan kebutuhan]. Sel darah merah yang merah karena hemoglobin
dalam mereka.
1. Anemia.
2. Malaria.
3. Polycythemia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Susunan Darah
Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan lengket. Darah mengalir di
seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsung dengan sel-sel di dalam tubuh kita. Sel darah
merah (eritrosit) membawa hemoglobin dalam sirkulasi. Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf dan
dibentuk dalam sumsum tulang. Pada mamalia sel darah merah kehilangan intinya sebelum masuk
sirkulasi. Pada manusia, sel darah merah hidup dalam sirkulasi 120 hari (Ganong, 1983). Pada pria
dewasa permililiter kubik darah berisi 5.1 juta sampai 5.8 juta eritrosit, sedangkan pada wanita dengan
volume sama berisi 4.3 sampai 5.2 juta eritrosit, sedangkan jumlah leukosit pada volume darah yang
sama didapatkan hanya 5000 sampai 9000 leukosit (Ganong,1983)
Sel darah merah dewasa memiliki bentuk pipih bikonkav, dan dengan mikroskop cahaya dalam
pewarnaan giemsa pada sampel darah peripheral, berbentuk bulat dengan area pusat yang cekung
(sekitar 1/3 dari ukuran sel), juga memiliki berbagai macam ukuran (rata-rata diameter 7.5 µm), bentuk
dan warna, serta tidak memiliki inti dan mitokondria. Pada smear darah peripheral dari obyek normal, sel
darah menunjukkan bentuk, ukuran dan warna yang berfariasi. Ukuran eritrosit yang normal kira-kira
sama dengan ukuran inti dari limfosit berukuran kecil.
Fungsi utama sel darah merah adalah untuk mengangkut atau membawa oksigen berikatan dengan
hemoglobin dari paru-paru ke seluruh jaringan dan organ. Beberapa karbon dioksida yang dihasilkan di
dalam jaringan dan organ juga diangkut berikatan dengan hemoglobin ke paru-paru dan dikeluarkan,
beberapa diubah menjadi asam karbonik yang dipecah. Untuk memudahkan pelepasan oksigen dari
hemoglobin. Sel darah merah akan mati melalui proses penuaan setelah berumur 120 hari (University of
Virginia health system, 2007)
Darah terbentuk dari beberapa unsur, yaitu plasma darah, sel darah merah, sel darah putih
dam keping darah.
1. Plasma darah
Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah
mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Plasma darah
berfungsi untuk mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari
sel ke tempat pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuh
terhadap penyakit atau zat antibodi.
Sel darah merah mengandung banyak haemoglobin. Darah berwarna merah sebab
haemoglobin berwarna merah tua. Sel darah merah dihasilkan dilimpa atau kura, hati
dan sumsum merah pada tulang pipih. Sel darah merah yang sudah mati dihancurkan di
dalam hati. Sel darah merah mengandung hemoglobin, sel darah merah dihasilkan dari
limpa, hati, kura dan sumsum merah pada tulang pipih, sel darah merah yang sudah
rusak akan dibuang ke dalam hati.
Sel darah putih bentuknya tidak tetap. Sel darah putih dibuat di sumsum merah, kura
dan kelenjar limpa. Fungsinya untuk memberantas kuman-kuman penyakit.
B. Fungsi Darah
Fungsi darah dalam metabolisme tubuh kita antara lain sebagai alat pengangkut (pengedar),
pengatur suhu tubuh dan pertahanan tubuh. Peredaran Oksigen pada tubuh :
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Salah satu penyakit yang ditimbulkan oleh sel darah merah sendiri ini adalah Anemia
adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah.Anemia biasanya
sudah dapat dideteksi dengan pemeriksaan darah lengkap di laboratorium.Pemeriksaan
darah lengkap adalah pemeriksaan yang dilakukan pada darah manusia dengan menghitung
seluruh komponen pembentuk darah. Saat ini pemeriksaan darah lengkap dilakukan dengan
menggunakan mesin khusus.
Komponen pembentuk darah antara lain :
Sel darah merah (RBC).
Hematokrit.
Hemoglobin.
Sel darah putih (WBC).
Komponen sel darah putih.
Trombosit/Platelet.
Sel darah merah (RBC) merupakan komponen darah yang terbanyak dalam satu mililiter
darah. Setiap orang memiliki jutaan bahkan miliaran sel darah merah dalam tubuhnya.
Penghitungan sel darah merah digunakan untuk menentukan apakah kadar sel darah merah
rendah (anemia) atau tinggi (polisitemia). Pada perhitungan sel darah merah, akan dinilai
jumlah dan ukuran dari sel darah merah. Bentuk sel darah merah pun akan dievaluasi di
bawah mikroskop. Segala informasi mulai dari jumlah, ukuran dan bentuk dari sel darah
merah akan berguna dalam mendiagnosa suatu anemia. Juga pada pemeriksaan ini dapat
diketahui jenis anemia berikut kemungkinan penyebabnya.
Hematokrit
Nilai hematokrit merupakan cara yang paling sering digunakan untuk menentukan
apakah jumlah sel darah merah terlalu tinggi, terlalu rendah atau normal. Hematokrit
sejatinya merupakan ukuran yang menentukan seberapa banyak jumlah sel darah merah
dalam satu mililiter darah atau dengan kata lain perbandingan antara sel darah merah
dengan komponen darah yang lain.
Hemoglobin
Hemoglobin adalah pigmen yang membuat sel darah berwarna merah yang pada
akhirnya akan membuat darah manusia berwarna merah. Menurut fungsinya,
hemoglobin merupakan media transport oksigen dari paru paru ke jaringan tubuh.
Seperti kita ketahui bersama, oksigen merupakan bagian terpenting dari metabolisme
tubuh untuk menghasilkan energi. Hemoglobin juga berfungsi membawa karbondioksida
hasil metabolisme dari jaringan tubuh ke paru paru untuk selanjutnya dikeluarkan saat
bernafas. Orang dengan kadar hemoglobin yang rendah disebut dengan istilah anemia.
Saat kadar hemoglobin rendah maka jumlah sel darah merah pun akan rendah. Demikian
pula halnya dengan nilai hematokrit. Transportasi oksigen akan terganggu dan jaringan
tubuh orang yang anemia akan mengalami kekurangan oksigen guna menghasilkan
energi.
Gejala anemia :
Orang yang mengalami anemia akan merasa cepat lelah, lemas, pucat, gelisah dan
terkadang sesak.
Penyebab anemia
2. Anemia juga bisa disebabkan oleh karena perdarahan usus yang disebabkan oleh karena
konsumsi obat obatan yang mengiritasi usus.Obat yang termasuk golongan ini terutama
obat NSAID.
3. Perdarahan yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di luar tubuh akan
menyebabkan anemia dalam waktu yang relatif singkat. Perdarahan dalam jumlah
banyak biasanya terjadi pada maag khronis yang menyebabkan perlukaan pada dinding
lambung.
4. Genetik
Kelainan herediter atau keturunan juga bisa menyebabkan anemia. Kelainan genetik ini
terutama terjadi pada umur sel darah merah yang terlampau pendek sehingga sel darah
merah yang beredar dalam tubuh akan selalu kekurangan. Anemia jenis ini dikenal
dengan nama sickle cell anemia. Gangguan genetik juga bisa menimpa hemoglobin yang
mana produksi hemoglobin menjadi sangat rendah. Kelainan ini kita kenal dengan nama
thalasemia.
Pengobatan anemia,
Seperti halnya penyakit lain, pengobatan anemia juga harus ditujukan pada penyebab
terjadinya anemia. Misalnya anemia yang disebabkan oleh perdarahan pada usus maka
perdarahan itu harus kita hentikan untuk mencegah berlanjutnya anemia. Jika memang
diperlukan, operasi dapat dilakukan pada keadaan tertentu.
Suplemen besi diperlukan pada anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan zat
besi. Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan untuk mengkoreksi anemia pernisiosa.
Transfusi darah merupakan pilihan untuk anemia yang disebabkan oleh perdarahan
hebat.