Kumala's
Blog
Hitung darah lengkap -HDL- atau darah perifer lengkap DPL- (complete blood count/full blood count/blood panel) adalah jenis pemeriksan
yang memberikan informasi tentang sel-sel darah pasien. HDL merupakan tes laboratorium yang paling umum dilakukan. HDL digunakan
sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti seperti anemia, infeksi, dan banyak penyakit lainnya.
HDL memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih dan trombosit (platelet). Pemeriksaan darah lengkap yang
sering dilakukan meliputi:
Sebaiknya darah diambil pada waktu dan kondisi yang relatif sama untuk meminimalisasi perubahan pada sirkulasi darah, misalnya lokasi
pengambilan, waktu pengambilan, serta kondisi pasien (puasa, makan). Cara pengambilan specimen juga perlu diperhatikan, misalnya tidak
menekan lokasi pengambilan darah kapiler, tidak mengambil darah kapiler tetesan pertama, serta penggunaan antikoagulan (EDTA, sitrat)
untuk mencegah terbentuknya clot.
Hemoglobin
Adalah molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat besi) dan rantai polipeptida globin (alfa,beta,gama, dan delta), berada di dalam eritrosit
dan bertugas untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah ditentukan oleh kadar haemoglobin. Stuktur Hb dinyatakan dengan menyebut jumlah
dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul asama amino pada rantai alfa, dan 146 mol asam amino pada rantai beta, gama dan delta.
Terdapat berbagai cara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering dikerjakan di laboratorium adalah yang berdasarkan
kolorimeterik visual cara Sahli dan fotoelektrik cara sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida. Cara Sahli kurang baik, karena tidak semua
macam hemoglobin
fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium- 11/11
hematologi/
09/09/12 Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Fransisca D. Kumala's
Blog
diubah menjadi hematin asam misalnya karboksihemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin. Selain itu alat untuk pemeriksaan hemoglobin
cara
Sahli tidak dapat distandarkan, sehingga ketelitian yang dapat dicapai hanya 10%.
Cara sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin di laboratorium karena larutan standar
sianmethemoglobin sifatnya stabil, mudah diperoleh dan pada cara ini hampir semua hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada
cara ini ketelitian yang dapat dicapai 2%.
Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, untuk penilaian basil sebaiknya diketahui cara mana yang dipakai. Nilai rujukan kadar
hemoglobin tergantung dari umur dan jenis kelamin. Pada bayi baru lahir, kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada orang dewasa yaitu
berkisar antara 13,6 19, 6 g/dl. Kemudian kadar hemoglobin menurun dan pada umur 3 tahun dicapai kadar paling rendah yaitu 9,5 12,5
g/dl. Setelah itu secara bertahap kadar hemoglobin naik dan pada pubertas kadarnya mendekati kadar pada dewasa yaitu berkisar antara 11,5
14,8 g/dl. Pada laki-laki dewasa kadar hemoglobin berkisar antara 13 16 g/dl sedangkan pada perempuan dewasa antara 12 14 g/dl.
Pada perempuan hamil terjadi hemodilusi sehingga batas terendah nilai rujukan ditentukan 10 g/dl.
Penurunan Hb terdapat pada penderita: Anemia, kanker, penyakit ginjal, pemberian cairan intravena berlebih, dan hodgkin. Dapat juga
disebabkan oleh obat seperti: Antibiotik, aspirin, antineoplastik(obat kanker), indometasin, sulfonamida, primaquin, rifampin, dan trimetadion.
Peningkatan Hb terdapat pada pasien dehidrasi, polisitemia, PPOK, gagal jantung kongesti, dan luka bakar hebat. Obat yang dapat
meningkatkan Hb adalah metildopa dan gentamicin.
Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh tersedianya oksigen pada tempat tinggal, misalnya Hb meningkat pada orang yang tinggal di
tempat
yang tinggi dari permukaan laut. Selain itu, Hb juga dipengaruhi oleh posisi pasien (berdiri, berbaring), variasi diurnal (tertinggi pagi hari).
Hematokrit
Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah persentase volume eritrosit dalam darah yang
dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk mengetahui
konsentrasi eritrosit dalam darah.
Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology analyzer atau secara manual. Metode
pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu metode makrohematokrit dan mikrohematokrit/kapiler.
Anak : 33-38%
Penurunan HMT, terjadi dengan pasien yang mengalami kehilangan darah akut, anemia, leukemia, penyakit hodgkins, limfosarcoma,
mieloma multiple, gagal ginjal kronik, sirosis hepatitis, malnutrisi, defisiensi vit B dan C, kehamilan, SLE, athritis reumatoid, dan ulkus
peptikum.
Peningkatan HMT, terjadi pada hipovolemia, dehidrasi, polisitemia vera, diare berat, asidosis diabetikum,emfisema paru, iskemik serebral,
eklamsia, efek pembedahan, dan luka bakar.
Hitung Eritrosit
Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah. Seperti hitung leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel
eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu menggunakan
bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung leukosit.
Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah
hemolisis. Larutan Pengencer yang digunakan adalah:
Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g, aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan
ini tidak dapat dipergunakan karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi.
Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest 200 ml. Larutan ini mencegah aglutinasi dan
rouleaux. Natrium klorid 0.85 %
Nilai Rujukan
fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium- 22/11
hematologi/
09/09/12 Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Fransisca D. Kumala's
Penurunan eritrosit : kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal
Blog
ginjal kronis, kehamilan, hidrasi berlebihan
fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium- 33/11
hematologi/
09/09/12 Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Fransisca D. Kumala's
Blog
Indeks Eritrosit
Mencakup parameter eritrosit, yaitu:
Normal 80-96 fl
Normal 27-33 pg
Mean Cellular Hemoglobin Concentration (MCHC) atau konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata
RDW adalah perbedaan/variasi ukuran (luas) eritrosit. Nilai RDW berguna memperkirakan terjadinya anemia dini, sebelum nilai MCV berubah
dan sebelum terjadi gejala. Peningkatan nilai RDW dapat dijumpai pada anemia defisiensi (zat besi, asam folat, vit B12), anemia hemolitik,
anemia sel sabit. Ukuran eritrosit biasanya 6-8m, semakin tinggi variasi ukuran sel mengindikasikan adanya kelainan.
Hitung Trombosit
Adalah komponen sel darah yang dihasilkan oleh jaringan hemopoetik, dan berfungsi utama dalam proses pembekuan darah. Penurunan
sampai dibawah 100.000/ L berpotensi untuk terjadinya perdarahan dan hambatan pembekuan darah.
Hitung Leukosit
Hitung leukosit adalah menghitung jumlah leukosit per milimeterkubik atau mikroliter darah. Leukosit merupakan bagian penting dari sistem
pertahanan tubuh, terhadap benda asing, mikroorganisme atau jaringan asing, sehingga hitung julah leukosit merupakan indikator yang baik
untuk mengetahui respon tubuh terhadap infeksi.
Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan basal dan lain-lain. Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.000-
30.000/l. Jumlah leukosit tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu antara 13.000-38.000 /l. Setelah itu jumlah leukosit turun secara bertahap dan
pada
umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara 4500- 11.000/l. Pada keadaan basal jumlah leukosit pada orang dewasa berkisar antara 5000
10.000/l. Jumlah leukosit meningkat setelah melakukan aktifitas fisik yang sedang, tetapi jarang lebih dari 11.000/l. Peningkatan jumlah leukosit
di
atas normal disebut leukositosis, sedangkan penurunan jumlah leukosit di bawah normal disebut lekopenia.
Terdapat dua metode yang digunakan dalam pemeriksaan hitung leukosit, yaitu cara automatik menggunakan mesin penghitung sel darah
(hematology analyzer) dan cara manual dengan menggunakan pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop.
Cara automatik lebih unggul dari cara pertama karena tekniknya lebih mudah, waktu yang diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih
kecil yaitu 2%, sedang pada cara manual kesalahannya sampai 10%. Keburukan cara automatik adalah harga alat mahal dan sulit untuk
memperoleh reagen karena belum banyak laboratorium di Indonesia yang memakai alat ini.
Dewasa : 4000-10.000/ L
Bila jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan, maka keadaan tersebut disebut leukositosis. Leukositosis dapat terjadi secara fisiologik
maupun patologik. Leukositosis yang fisiologik dijumpai pada kerja fisik yang berat, gangguan emosi, kejang, takhikardi paroksismal,
partus dan haid.
fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium- 44/11
hematologi/
09/09/12 Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Fransisca D. Kumala's
Peningkatan
Blogleukosit juga dapat menunjukan adanya proses infeksi atau radang akut, misalnya pneumonia, meningitis, apendisitis,
tuberkolosis, tonsilitis, dll. Dapat juga terjadi miokard infark, sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukemia, penyakit kolagen, anemia
hemolitik, anemia sel sabit , penyakit parasit, dan stress karena pembedahan ataupun gangguan emosi. Peningkatan leukosit juga bisa
disebabkan oleh obat-obatan, misalnya: aspirin, prokainmid, alopurinol, kalium yodida, sulfonamide, haparin, digitalis, epinefrin, litium, dan
antibiotika terutama ampicillin, eritromisin, kanamisin, metisilin, tetracycline, vankomisin, dan streptomycin.
fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium- 55/11
hematologi/
09/09/12 Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Fransisca D. Kumala's
Blog
Leukopenia adalah keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari 5000/L darah. Karena pada hitung jenis leukosit, netrofil adalah sel yang
paling tinggi persentasinya hampir selalu leukopenia disebabkan netropenia.
Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi pada penderita infeksi tertentu, terutama virus, malaria, alkoholik, SLE, reumaotid artritis, dan
penyakit hemopoetik(anemia aplastik, anemia perisiosa). Leokopenia dapat juga disebabkan penggunaan obat terutama saetaminofen,
sulfonamide, PTU, barbiturate, kemoterapi kanker, diazepam, diuretika, antidiabetika oral, indometasin, metildopa, rimpamfin, fenotiazin,
dan antibiotika.(penicilin, cefalosporin, dan kloramfenikol)
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya
memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis
leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah
relatif dari
masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total
(sel/l).
Untuk melakukan hitung jenis leukosit, pertama membuat sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna Giemsa, Wright atau May
Grunwald. Amati di bawah mikroskop dan hitung jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel darah putih dinyatakan dalam
persen (%). Jumlah absolut dihitung dengan mengalikan persentase jumlah dengan hitung leukosit, hasilnya dinyatakan dalam sel/L.
Batang
0-5%
(0-500/
L)
fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium- 66/11
hematologi/
09/09/12 Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Fransisca D. Kumala's
Limfosit Blog 20-40% infeksi kanker, leukemia,
kronis dan gagal ginjal, SLE,
(htp://3.bp.blogspot.com/_Bs7FQ iGRmy4/SyS 0_7_VlkI/AAAAAAAAABQ /CU PLFNs2GGE/s160 1700- virus pemberian
0- h/Copy+of+Limfosit.jpg) 3500/ steroid yang
L berlebihan
BBL
fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium- 77/11
hematologi/
09/09/12 Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Fransisca D. Kumala's
Blog
34%
1 th
60%
6 th
42%
12 th
38%
Laju endap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan
mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan
jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).
Metode yang digunakan untuk pemeriksaan LED ada dua, yaitu metode Wintrobe dan Westergreen. Hasil pemeriksaan LED dengan
menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak seberapa selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai LED
meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang menyakinkan. Dengan metode Westergreen bisa didapat nilai yang lebih
tinggi, hal itu disebabkan panjang pipet Westergreen yang dua kali panjang pipet Wintrobe. International Commitee for Standardization in
Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen.
1. Metode Westergreen
o Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel darah citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 %
) atau darah EDTA yang diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl 0.85%). Homogenisasi sampel sebelum
diperiksa.
o Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0.
o Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar matahari langsung.
o Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit.
1. Metode Wintrobe
o Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah Amonium-kalium oksalat. Homogenisasi sampel sebelum
diperiksa. o Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe menggunakan pipet Pasteur sampai tanda 0.
o Letakkan tabung dengan posisi tegak lurus.
o Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit.
Nilai Rujukan
1. Metode Westergreen:
Laki-laki : 0 15 mm/jam
Perempuan : 0 20 mm/jam
1. Metode Wintrobe :
Laki-laki : 0 9 mm/jam
Perempuan 0 15 mm/jam
Referensi
Dharma R, Immanuel S, Wirawan R. Penilaian hasil pemeriksaan hematologi rutin. Cermin Dunia Kedokteran. 1983; 30:
28-31. Gandasoebrata R. Penuntun laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat; 2009. hal. 11-42.
Ronald AS, Richard AMcP, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor : Huriawati Hartanto, Tinjauan klinis hasil
pemeriksaan laboratorium, edisi 11. Jakarta: EGC; 2004.
Sutedjo AY. Mengenal penyakit melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Yogyakarta: Amara Books; 2008. hal. 17-35.
Theml H, Diem H, Haferlach T. Color atlas of hematology; principal microscopic and clinical diagnosis. 2nd ed. Stutgart: Thieme; 2004.
fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium- 88/11
hematologi/
09/09/12 Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Fransisca D. Kumala's
Blog
Vajpayee N, Graham SS, Bem S. Basic examination of blood and bone marrow. In: Henrys clinical diagnosis and management by laboratory
methods.
21st ed. Editor: McPherson RA, Pincus MR. China: Saunders Elsevier; 2006. hal. 9-20.
43 Responses
fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium- 1010/
hematologi/ 11
09/09/12 Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Fransisca D. Kumala's
Blog
salam,
hardi
2. hasil hitung limfosit 27 artinya tidak didapatkan peningkatan dari seharunay yang biasanya peningkatan jumlah limfosit
menunjukkan adanya infeksi kronik, perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut dari hasil lainnya dan keterangan lain
2. Limfosit 27 masih dalam batas normal dalam segi persentase, untuk reaktif positif berarti limfosit tersebut membesar karena adanya
stimulasi reaksi dengan antigen (biasanya berkaitan dengan infeksi virus) walaupun juga bisa akibat lainnya (reaksi obat, imunisasi,
radiasi, pengruh hormonal), yang perlu ditekankan adalah pemeriksaan laboratorium sebenarnya hanyalah pemeriksaan PENUNJANG,
yang perlu diketahui adalah gejala yang dikeluhkan oleh pasien yang menjadi indikasi untuk pemeriksaan lanjutan lainnya.. hal ini bisa
langsung ditanyakan pada saat pertemuan dengan dokter, Pak.
fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium- 1111/
hematologi/ 11
09/09/12 Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Fransisca D. Kumala's
Blog
fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium- 1313/
hematologi/ 11
09/09/12 Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Fransisca D. Kumala's
Blog
fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium- 1414/
hematologi/ 11
09/09/12 Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Fransisca D. Kumala's
Blog
- Trombosit normal 120000 150000 istri saya 5000-60000
- dan lainya juga begitu,
Ia mendeita seperti ini sudah 15 th. klo drop bisanya mutah darah 3 gelas,
di cek sama dokter tidak ada penyakit (leukimia), cuman ia menderita mah.
klon terjadi pendarahan itu kluar dari BAB sama mutah darah, klo di RS blum di ketahui penyakitnya, cuman mengantisipasi itu di kasih
tranfusi
darah spt PRC.
dan juga klo di tranfusi darah trombosit.. malah trombositnya menurun.
Saya minta tolong dari teman-teman yang mempunyai info mengenai penyakit yang diderita istri saya mohon kasih tau ke saya!
terima kasih.
leukositnya apakah turun juga? kalau turun juga perlu dicurigai anemia aplastik, biasanya sering terjadi infeksi, sering pusing atau cepat
lelah, dan sampai sering pendarahan bisa coba disearch aplastic anemia
perlu juga diketahui gejala yang ada, apakah sering terkena infeksi (batuk pilek, diare), pernah terjadi pendarahan (mimisan, biru-biru
atau memar jika terkena trauma ringan), apakah sering merasa pusing atau mudah lelah? sebaiknya dikonsultasikan ke dokter bu..
tks
saya mau menanyakan bbrp hal. kmrn sy test darah. sudah hampir 1th saya kena utrikaria. sy sudah berobat & minum obat macem2 hasil
nya sama aja. minggu lalu saya ke dokter kandung, dan dokter kandungan menyarankan sy untuk cek darah lagi. hasil nya :
dalam %:
Hitung jenis :
Basofil 0 (0-1)
Eosinifil 7 (1-3) *
Batang 0 ( 2-6)*
Segmen 47 (50-70)*
Limfosit 10 (21-40)*
Monosit 9 (2-8)*
Hematokrit 40 ( 37-47)
Trombosit 337.000 (150.000 450.000)
Eritrosit 4.17 (37-47)
untuk yg * bagaimana cara penanganan nya dok? saat ini saya sedang program
hamil apakah ada bahaya dok?
mohon masukan nya
terima kasih
salam
Evi
kalau melihat dari urtikaria yang diderita memang sesuai dengan hasil lab Ibu Evi, yaitu terdapat peningkatan persentasi eosinofil
sehingga yang lainnya sedikit menurun, sedangkan monosit merupakan pertanda infeksi atau inflamasi kronik mungkin karena reaksi
alergi kronik
namun perlu diperhatikan jumlah leukosit 10,100 walaupun hanya sedikit lebih dari batas normal, apakah pemeriksaan darah
saat itu dilakukan saat sedang demam atau infeksi, atau saat sedang serangan urtikaria
untuk MCV dan MCH yang sedikit di atas normal sepertinya tidak perlu dikhawatirkan bu karena Hbnya
normal
nilai MCV dan MCH yang sedikit tinggi bisa saja disebabkan karena nutrisi yang cukup, atau bisa juga karena infeksi cacing,
mungkin
disarankan pemeriksaan darah ulang lagi untuk melihat Hb lagi, kalau turun baru perlu dikonsultasikan ke
dokter
untuk urtikaria sendiri dari tatalaksana utamanya adalah menghindari terpapar dengan alergen yang dapat memicu reaksi (baik
makanan paling sering seafood, protein susu, atau debu rumah, binatang2) apakah sudah pernah dilakukan tes untuk mengetahui ibu
alergi terhadap apa? sementara jika sedang serangan memang perlu diberikan obat untuk mengurangi reaksi yang timbul
semoga membantu
Comments RSS
MistyLook by WPThemes.
fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium- 1616/
hematologi/ 11