Anda di halaman 1dari 33

COMPLETE BLOOD COUNT

(PEMERIKSAAN DARAH
PERIFER LENGKAP)

Jessica Sugiharto

Pembimbing:
dr. Ketut Ariawati, Sp.A(K)
dr. AANKP Widnyana, Sp.A(K)

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
PENDAHULUAN
• Penyakit hematologi dapat menyerang semua usia, tidak terkecuali anak-
anak.
• Di seluruh dunia diperkirakan 25% anak mengalami anemia.
• (Riskesdas) 2013 didapatkan hampir 30% anak usia 1-14 tahun menderita
anemia sedangkan data dari South East Asia Nutrition Survey (SEANUTS)
tahun 2013 didapatkan 55% anak usia 6-21 bulan anemia
• Pemeriksaan darah lengkap merupakan screening awal
• Sekitar 5% populasi manusia sehat dapat memberikan hasil pemeriksaan
darah di luar rentang nilai normal
• Hasil pemeriksaan darah lengkap harus diinterpretasikan bersama dengan
hasil anamnesis dan pemeriksaan klinis anak.
HEMATOLOGI RUTIN
• Pemeriksaan darah rutin/hematologi rutin  pemeriksaan rutin dan yang
mencakup sel-sel darah dan bagian-bagian lain dari darah
• pemeriksaan haemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit, leukosit, dan
trombosit

• Pemeriksaan hematologi lengkap (complete blood count) terdiri dari


pemeriksaan darah rutin ditambah pemeriksaan morfologi sel
KOMPOSISI DARAH
• Volume darah : 7-8% BB
• Komposisi darah :
• 45% sel darah
• Eritrosit  Hemoglobin  mengangkut O2 dan CO2
• Leukosit  sistem imun
• Trombosit  hemostasis

• 55% cairan (plasma/serum) 


• 90% air
• 10% protein (albumin, globulin, fibrinogen), karbohidrat, lipid,
enzim, hormon, garam, vitamin
INDIKASI
1. Check up rutin, untuk melihat kondisi kesehatan umum
2. Mencari penyebab berbagai gejala (fatique, weakness, panas, memar atau penurunan berat
badan), pada anak dengan anemia, perdarahan atau infeksi
3. Diagnosis kelainan darah (misal, leukemia, thalasemia)
4. Melihat pengaruh kemo/radioterapi pada sel darah
5. Skrining darah sebelum operasi
6. Mencari penyebab kondisi tertentu (misalnya eosinofilia pada anak dengan alergi/asma)
DARAH PERIFER LENGKAP (DPL) ATAU
COMPLETE BLOOD COUNT (CBC)

• Hemoglobin (Hb)
• Hematokrit (Ht)
• Jumlah trombosit
• Jumlah leukosit
• hitung jenis leukosit (differential count)
• Jumlah eritrosit
• Nilai eritrosit rata-rata (NER)
• Red Cell Dist(ribution Width (RDW)
• MPV
• Laju Endap Darah (LED)
JUMLAH ERITROSIT
• Tujuan : menentukan jumlah total eritrosit per ul darah  adanya anemia atau
polisitemia
• digunakan utk menilai proses eritropoiesis (bersama dengan hb, ht)
• Nilai normal : 4.5 juta – 10 juta / ul
• Penurunan jumlah eritrosit
 Anemia : penurunan Hb, Ht dan jumlah eritrosit
 Keganasan : limfoma, multipel mieloma, leukemia, SLE,
• Peningkatan jumlah eritrosit (eritrositosis)
 Primer : polisitemia vera
 Sekunder : penyakit paru, tempat tinggi, perokok, Hb pathy, penyakit ginjal
 Relatif : dehidrasi
ERITROSIT PADA SEDIAAN HAPUS DARAH
TEPI
HEMOGLOBIN

Molekul protein pada sel darah merah

media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan
membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru.
• Jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin berperan pada transport
oksigen.
• Pada kondisi anemia, tubuh akan kekurangan oksigen, sebaliknya
pada kondisi polisitemia, eritrosit akan menggumpal dan menyumbat
pembuluh darah sehingga eritrosit sulit mengangkut oksigen.
HEMOGLOBIN

• Nilai normal hemoglobin berdasarkan usia, walaupun berbeda-


beda pada setiap laboratorium :
• Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
• Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
• Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
• Anak anak : 11-13 gram/dl
• Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
• Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
• Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
• Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
HEMATOKRIT

• Merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah


dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%).
• Hematokrit menunjukkan kadar eritrosit, bukan masa eritrosit total
• Nilai normal hematorit :

Pria : 40-48%
wanita : 37-43%

• Hct 38% menunjukkan bahwa 38% dari volume darah terdiri dari eritrosit.
INDEKS ERITROSIT / NILAI ERITROSIT
RATA-RATA
• Tujuan : memperkirakan ukuran eritrosit, isi eritrosit dan kandungan Hb
eritrosit  klasifikasi anemia secara morfologis
• Terdiri dari
• Mean Corpuscular Volume (MCV) untuk melihat ukuran eritrosit,
• Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) untuk melihat jumlah Hb di dalam tiap sel
eritrosit
• Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) untuk melihat konsentrasi
Hb di dalam tiap sel eritrosit.
• Klasifikasi anemia : normositik normokrom, mikrositik hipokrom,
makrositik
• Harus di konfirmasi dengan sediaan hapus darah tepi (lihat nilai RDW) 
melihat morfologi eritrosit
MEAN CORPUSCULAR VOLUME (MCV)

• Merupakan volume rata-rata sebuah eritrosit, dinyatakan dengan femtoliter (fl)


• MCV menunjukkan ukuran rata-rata eritrosit : normositik, makrositik, mikrositik
klasifikasi morfologi anemia

Ht (%) X 10
MCV =
Jumlah eritrosit (106/μl)

• 1 fl = 10-15L = 1 mikrometer kubik (um3)


• Nilai normal : 84-96 fl
MEAN CORPUSCULAR HEMOGLOBIN
(MCH)
• Banyaknya hemoglobin per eritrosit atau rata-rata berat Hb di dalam 1
eritrosit
• Disebut dengan pikogram (pg)
• Terutama digunakan untuk menilai derajat beratnya anemia

Hb (g/dl) X 10
MCH (pg/) =
Eritrosit (106/ul)
• Nilai normal : 28-34 pg/sel
MEAN CORPUSCULAR HEMOGLOBIN
CONCENTRATION (MCHC)
• Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER) atau ata-rata kadar
Hb di dalam semua eritrosit
• Kadar hemoglobin yang didapat per eritrosit, dinyatakan dengan
persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
• Digunakan untuk memantau terapi anemia
• Nilai normal 32-36 g/dl
Hb (g/dl) X 100
MCHC = g/dl
Ht (%)
RED CELL DISTRIBUTION WIDTH
(RDW)
• koefisien variasi dari volume eritrosit.
• RDW yang tinggi dapat mengindikasikan ukuran eritrosit yang
heterogen, RDW yang rendah menunjukan eritrosit yang mempunyai
ukuran variasi yang kecil
• Menunjukan variabilitas ukuran eritrosit normal konfirmasi
morfologi pada sediaan hapus darah tepi

SD ukuran eritrosit
RDW = X 100
MCV
RED CELL DISTRIBUTION WIDTH
(RDW) (LANJUTAN)
• Nilai normal  11.5-14.5 (CV %)
• RDW meningkat pada
1. Anemia defisiensi besi
2. Anemia perniciosa/def. folat
3. Anemia hemolitik
• RDW normal
1. Anemia of Chronic Disease
2. Blood loss
3. Anemia aplastic
4. Sferositosis herediter
5. Hemoglobinopati (HbS, HbE)
JUMLAH LEUKOSIT
• Leukosit  granulosit dan agranulosit
• Agranulosit  limfosit dan monosit  MN
• Granulosit :
• granul + (N. segmen, basofil, eosinofil)
• Inti sel berlobus > 1  PMN
• Leukositosis dapat terjadi secara fisiologik maupun patologik
• Leukemoid reaction  peningkatan leukosit yang cukup tinggi (dapat
mencapai 50.000/ul) dapat terjadi pada sepsis, batuk rejan, campak)
JUMLAH LEUKOSIT
• Leukositosis fisiologik : kerja fisik yang berat, gangguan emosi (stress,
takut, menangis), kejang, takhikardi paroksismal, partus dan haid, mual,
muntah, kesakitan, cuaca ekstrim  klinis tidak ada kelainan
• Leukositosis patologik selalu diikuti oleh peningkatan absolut dari salah
satu atau lebih jenis leukosit seperti leukositosis dengan netrofilia
• Jumlah leukosit normal : tergantung umur, aktifitas
Bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi (10.000 - 30.000/µl)
Usia 21 tahun jumlah leukosit  4500 - 11.000/µl.
Pada keadaan basal jumlah leukosit orang dewasa  5000 - 10.000/µL
HITUNG JENIS LEUKOSIT (DIFF COUNT)
• Mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit.
• Terdapat 5 jenis leukosit  neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan
basofil.
• Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik
mengenai infeksi dan proses penyakit.
• Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-
masing jenis sel.
• Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka
nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan
dalam sel/μl.
EOSINOFIL

• Kondisi eosinopenia bisa


diabaikan karena tidak ada
penyebab yg jelas. Eosinofilia
sering terjadi pada anak dengan
alergi / riwayat atopi, namun
jarang ditemui pada Hodgkins
disease atau Myeloproliferative
disorder.
BASOFIL

• Basopenia sangat jarang


dijumpai, sedangkan basofilia
dapat ditemukan pada
Myeloproliferative disorder. Jika
ditemukan kondisi tersebut,
disarankan untuk pemeriksaan
darah lengkap ulang 1-2 minggu
kemudian.
NEUTROFIL
• Terdiri dari 2 macam : stab (neutrofil imatur) dan segmen (neutrofil
matur)
• Penyebab tersering timbulnya neutropenia antara lain infeksi virus
(terjadi peningkatan destruksi neutrofil dalam darah), obat
(menyebabkan gangguan produksi neutrofil) dan Idiopatik/autoimun.
• Neutrofilia, merupakan respon primer terhadap terjadinya infeksi
bakterial/inflamasi.
• Neutrofil akan meningkat dalam waktu 1 jam setelah timbulnya jejas
jaringan  patognomonis terhadap terjadinya inflamasi akut.
• Sering disebabkan oleh Infeksi/ inflamasi, nekrosis (luka bakar), obat
(steroid, litium, klozain, adrenalin), CML dan stres/exercise berlebihan.
NEUTROFIL

• “Shift to the left”  kondisi neutrofil stab meningkat disertai dengan segmen
yang menurun, menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil imatur. Kondisi ini
dapat ditemui pada penderita infeksi atau inflamasi berat.
• “Shift to the right”  kondisi neutrofil segmen yang meningkat, sering
disebabkan karena defisiensi B12 dan asam folat, namun jarang terjadi pada
infeksi, uremia dan Myelodisplastic syndrome.
NETROFIL SEGMEN
LIMFOSIT

• Hasil limfositopenia tidak memberikan arti yang bermakna secara


klinis.
• Limfositosis  pada infeksi akut terutama karena virus
• Jarang timbul pada infeksi bacterial, leukemia, akibat respon stres
akut, hiposplenisme dan merokok.
MONOSIT

• Monositopenia tidak bermakna secara klinis jika jumlah sel leukosit


lain normal.
• Monositosis pada umumnya juga tidak bermakna, namun dapat
berhubungan dengan adanya infeksi kronis (TBC), inflamasi kronis
(SLE, RA, crohn’s dis), pada penderita post dialysis, serta dapat
merupakan tanda awal Chronic Myelomonocytic Leukemia.
JUMLAH TROMBOSIT
• Normal 150000-400000/cmm dalam pemeriksaaan darah lengkap.
• Trombosit akan berada dalam sirkulasi darah selama 1-2 minggu kemudian
dirusak oleh hepar dan lien
TROMBOSITOPENIA
• Jika dapatkan anak dengan trombositopenia,  dikonfirmasi ada/tidak
perdarahan klinis.
• Perdarahan timbul jika trombosit < 50000/cmm.
• Kondisi false trombositopenia  pengambilan sampel darah yang tidak benar 
sampel darah membeku dan trombosit akan menggumpal di tube sampel darah.
JUMLAH TROMBOSIT

TROMBOSITOSIS
• Kondisi trombositosis reaktif tidak berhubungan dengan peningkatan resiko
terjadinya thrombosis.
• Penyebab tersering trombositosis adalah reaktif trombositosis karena infeksi, atau
inflamasi, defisiensi besi, post splenektomi.
• Mencurigai kemungkinan Myeloproliferative disorder jika didapatkan trombositosis
menetap selama lebih dari 6 bulan tanpa ada penyebab lain yang jelas.
MEAN PLATELET VOLUME (MPV)

• Menunjukkan keanekaragaman ukuran platelet  dd trombositopenia


• Indeks produksi tombosit
• Nilai normal : 7.4- 10.4 fl
• MPV meningkat pada hipertiroid dan penyakit mieloproliferatif
LAJU ENDAP DARAH (LED)

• Mengukur kecepatan pengendapan sel darah merah di dalam plasma


dalam waktu 1 jam (satuan : mm)
• Prinsip: jika darah vena di masukkan dalam tabung dan dibiarkan
pada posisi tegak, maka eritrosit cenderung akan mengendap di dasar
tabung. Tinggi plasma di atas endapan eritrosit dilaporkan sebagai
LED dalam mm
• Nilai normal
• Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0 - 20 mm/jam dan
untuk pria 0 - 10 mm/jam
• Pada cara Westergreen nilai rujukan untuk wanita 0 - 15 mm/jam
dan untuk pria 0 - 10 mm/jam.
LAJU ENDAP DARAH
• LED : mencerminkan perubahan protein plasma yang terjadi
pada infeksi akut maupun kronik, proses degenerasi dan
penyakit limfoproliferatif
• LED cepat : merupakan respons yang tidak spesifik terhadap
kerusakan jaringan dan merupakan petunjuk adanya
penyakit.
• Bila dilakukan secara berulang, LED dapat dipakai untuk
menilai perjalanan penyakit seperti tuberkulosis, demam
rematik, artritis dan nefritis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai