Anda di halaman 1dari 159

PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK

Ns. Willady Rasyid., M.Kep.,


Sp. Kep.MB
CURRICULUM VITAE
Nama : Ns. Willady Rasyid., M.Kep., Sp. Kep.MB
NIDN : 1008059102
Tempat, Tanggal lahir : Lakitan , 08 Mei 1991
Pendidikan Keperawatan : Ners STIKes Perintis Padang
S2 Universitas Muhammadiyah Jakarta
Spesialisasi Universitas Indonesia
Karya Tulis :
 Faktor- Factor Yang Berhubugan Dengan Kejadian Urolitihiasis Di RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi (RSAM)
 Efektivitas Waktu Injeksi Insulin Terhadap Kadar Glukosa Darah 2 Jam Setelah
Makan Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi (RSAM)
 Deteksi Delirium Pada Pasien Dengan Stroke Akut Di Unit Perawatan RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo Jakarta (RSCM)
 Analisis Kasus Tumor Otak Di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta (RSPON)
 Pengaruh Senam Ergonomis pada Lansia Menderita Gout
 Screening dan Strategi Pencegahan Delirium Pada Lansia Di Puskesmas Andalas
Padang
 The Effect Of Kegel Exercise On Elderly With Urine Incontinence
DEFENISI

Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang


respon individu, keluarga, dan komunikan terhadap
suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual
maupun potensial. Hasil suatu pemeriksaan sangat
penting dalam membantu diagnose, memantau
perjalanan penyakit serta menentukan prognosa.
Peran Perawat Dalam Pemeriksaan
 Perawat biasanya mengembangkan dan mengelola rencana perawatan
untuk membantu pasien memahami prosedur dan kemudian, memulihkan
diri dari prosedur. Hal ini mungkin juga termasuk bekerja dengan keluarga
pasien. Perawat dapat melakukan pemeriksaan atau melaksanakan
tindakan kesehatan preventif.
Alat

Langkah PERAN
Pasien
kerja PERAWAT

dokumentasi
Reaksi Diagnosi
obat s

Terapi • Perjalanan
obat TUJUAN
Penyakit
PERSIAPAN PENGAMPILAN SAMPEL

A. Pra instrumentasi
1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir (perlunya
kerja sama perawat, pasien dan dokter)
Pengisian formulir dilakukan secara lengkap meliputi identitas
pasien : nama, alamat/ruangan, umur, jenis kelamin, data
klinis/diagnosa, dokter pengirim, tanggal
2. Persiapan pasien
 Puasa : 2 jam setelah makan ↑ V. Plasma
 Obat misalnya : asam folat, vit B12 dll.
 Waktu pengambilan : tergantung jenis (Hematologi
pagi)
 Posisi pengambilan : posisi berdiri akan ↑ V.Plasma

3. Persiapan alat
4. Cara pengambilan
5. Penanganan awal sampel dan transportasi
Lanjutan . . .

B. Interprestasi data
1. Menentukan aspek positif pasien
2. Menentukan masalah pasien
C. Validasi data
Perawat memvalidasi data yang telah diperoleh agar akurat
dan dilakukan bersama klien, keluarga dan masyarakat.
Validasi dilakukan dengan mengerjakan pertanyaan dan
pernyataan yang reflektif kepada klien/ keluarga tentang
kejelasan  interpretasi data.
Vakutainer
JENIS-JENIS VAKUTAINER
 Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive,
darah akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan.
Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi,
serologi dan bank darah (crossmatching test)
 Tabung tutup kuning. berisi gel separator (serum separator tube/SST)
yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi
 Tabung tutup hijau terang. berisi gel separator (plasma separator
tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan kimia darah.
 Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah
(crossmatch)
Lanjutan …

 Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat.


Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis.
PPT, APTT)
 Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium
heparin, umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas
osmotik eritrosit, kimia darah
 Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang
bebas logam, umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace
element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.
Lanjutan …
 Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan
kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
 Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk
pemeriksaan LED (ESR).
 Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk
pemeriksaan imunohematologi.
 Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
molekuler/PCR dan bDNA.
 Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media
biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob, anaerob
dan jamur
CARA PENGAMBILAN DARAH / SAMPLING
 Spesimen darah untuk pemeriksaan lab dapat
diambil dr : vena
arteri
kapiler
 Darah arteri terutama untuk pemeriksaan Analisa
Gas Darah (AGD)
 Darah kapiler terutama untuk :
- anak kecil
- Glukosa Darah
14
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

Darah rutin • Hb, LED, hitung leukosit, hitung jenis leukosit

Darah lengkap/ • Hb, Ht, trombosit,hitung leukosit, hitung jenis


leukosit, eritrosit, Nilai eritrosit rerata (NER),
complete blood RDW, MPV
count (CBC) • LED

• Retikulosit Sumsum tulang


Pemeriksaan • Coomb test Analisis Hb
khusus • Gambaran darah tepi
1. HEMOGLOBIN (Hb)

 Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai alat


transportasi oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2).
Nilai normal : Pria : 13 - 18 g/dL Wanita: 12 - 16 g/dL
 ↓Hb dapat terjadi pada anemia (terutama anemia karena
kekurangan zat besi), sirosis, hipertiroidisme, perdarahan,
peningkatan asupan cairan dan kehamilan.
 ↑ Hb dapat terjadi pada hemokonsentrasi (polisitemia,luka
bakar), penyakit paru-paru kronik, gagal jantung kongestif dan
pada orang yang hidup di daerah dataran tinggi.
2. ERITROSIT

 Mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dan mengangkut CO2 dari jaringan
tubuh ke paru-paru oleh Hb.
Nilai normal Eritrosit Pria : 4.5 – 5.9 (4.5 – 5.5) (juta/ul)
Wanita: Eritrosit : 4 – 5 (juta/ul)
 Interpretasi
– ↓ jumlah eritrosit 
 Anemia : penurunan Hb, Ht dan jumlah eritrosit
 Keganasan : limfoma, multipel mieloma, leukemia, SLE,
– ↑ jumlah eritrosit (eritrositosis)
 Primer : polisitemia vera
 Sekunder : penyakit paru, tempat tinggi, perokok, Hb pathy, penyakit ginjal
 Relatif : dehidrasi
JENIS ERITROSIT

a. Mean Corpuscular Volume (MCV)


 Merupakan volume rata-rata eritrosit yang dihitung dari
hematokrit dan jumlah eritrosit
 Perhitungan : MCV (femtoliter) = 10 x Hct (%) : Eritrosit (106
sel/μL)
 Nilai normal : Nilai normal : 80 – 100 (fL)
b. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)

 Menunjukkan rata-rata berat Hb di dalam 1 eritrosit (pg Hb /RBC)


 Cara hitung

Hb (g/dl) X 10 fl (mikrometer kubik/ um3)


MCH (pg/) =
Eritrosit (106/ul)
 Nilai normal : 28-34 pg/sel
 Peningkatan MCH mengindikasikan anemia makrositik
 Penurunan MCH mengindikasikan anemia mikrositik.
c. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)

 Mengukur rata-rata kadar Hb di dalam semua eritrosit


 Digunakan untuk memantau terapi anemia
 Nilai normal 32-36 g/dl
 Cara hitung
Hb (g/dl) X 100
MCHC = g/dl
Ht (%)

 MCHC menurun pada pasien kekurangan besi, anemia mikrositik,


anemia karena piridoksin, talasemia dan anemia hipokromik.
 • MCHC meningkat pada sferositosis, bukan anemia pernisiosa.
3. HEMATOKRIT

 Hematokrit menunjukan persentase sel darah merah tehadap


volume darah total
 Pria: Hematokrit (Ht) : 41.0 – 53.0 (40 – 54) (%)
Wanita :  Hematokrit (Ht) : 36 – 47 (%)
 Penurunan nilai Ht merupakan indikator anemia, reaksi
hemolitik, leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah dan
hipertiroid.
 Peningkatan nilai Ht dapat terjadi pada eritrositosis,
dehidrasi, kerusakan paru-paru kronik, polisitemia dan syok.
4. LAJU ENDAP DARAH (LED)

 LED atau juga biasa disebut Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)


adalah ukuran kecepatan endap eritrosit, menggambarkan komposisi
plasma serta perbandingan eritrosit dan plasma.
 Nilai normal
Pria : Laju Endap Darah (LED) : 0 – 10 (mm/jam)
Wanita : Laju Endap Darah (LED) : < 15 (mm/jam)
5. LEUKOSIT

 Fungsi utama leukosit adalah melawan infeksi, melindungi tubuh


dengan memfagosit organisme asing dan memproduksi atau
mengangkut/ mendistribusikan antibodi.
 Leukosit  granulosit dan agranulosit
– Agranulosit  limfosit dan monosit
– Granulosit :
 granul + (N. segmen, basofil, eosinofil)

Pria: Leukosit : 4.000 – 11.000 (5.000 – 10.000) (/ul)


Wanita: Leukosit : 5.000 – 10.000(/ul)
HITUNG JENIS LEUKOSIT (DIFFERENTIAL COUNT)

 Leukosit di darah tepi : Basofil, Eosinofil, N. Batang, N.segmen, limfosit, monosit


 Neutrofi l melawan infeksi bakteri dan gangguan radang
 Eosinofi l melawan gangguan alergi dan infeksi parasit
 Basofi l melawan diskrasia darah dan penyakit myeloproliferatif
 Limfosit melawan infeksi virus dan infeksi bakteri
 Monosit melawan infeksi yang hebat

 Nilai rujukan
– Basofil/Eosinofil/N.Batang/N. segmen/Limfosit/Monosit =
0-1/1-3/2-6/50-70/20-40/2-8
6. TROMBOSIT

 Merupakan salah satu pemeriksaan penyaring hemostasis : jumlah


trombosit /uL darah
Nilai normal 150.000-400.000 /ul
 Trombositosis berhubungan dengan kanker, splenektomi, polisitemia
vera, trauma, sirosis, myelogeneus, stres dan arthritis reumatoid.
 Trombositopenia berhubungan dengan idiopatik trombositopenia
purpura (ITP), anemia hemolitik, aplastik, dan pernisiosa. Leukimia,
multiple myeloma dan multipledysplasia syndrome.
7. WAKTU PROTROMBIN (PROTHROMBIN TIME/PT)

 Mengukur secara langsung kelainan secara potensial dalam


system tromboplastin ekstrinsik (fibrinogen, protrombin, faktor
V, VII dan X).
Nilai normal: 10 – 15 detik
 Nilai meningkat pada defi siensi faktor tromboplastin
ekstrinsik, defisiensi vit.K,
 Nilai menurun apabila konsumsi vit.K meningkat
8. aPTT (activated Partial Thromboplastin Time)

 Mendeteksi defi siensi sistem thromboplastin intrinsik (faktor


I, II, V, VIII, IX, X, XI dan XII). Digunakan untuk memantau
penggunaan heparin
Nilai normal : 21 – 45 detik
 Meningkat pada penyakit von Willebrand, hemofi lia, penyakit
hati, defi siensi vitamin K, DIC. Obat yang perlu diwaspadai:
heparin, streptokinase, urokinase, warfarin)
 Menurun pada DIC sangat awal, hemorrhagia akut, kanker
meluas (kecuali mengenai hati)
9. RETIKULOSIT

 Retikulosit adalah sel darah merah yang masih berkembang


atau belum matang.
Nilai normal 0,5 – 1,5%
 ↑ anemia
 ↓ SH, Gagal ginjal
 TIBC untuk mengukur jumlah total besi yang dapat terikat
oleh protein transferin dalam darah
normal TIBC adalah 300 – 360µg/d
 Ferritin merupakan protein dalam tubuh yang mengikat zat
besi.
normal ferritin adalah 40 – 200µg/dL.
PEMERIKASAAN KIMIA DARAH
PEMERIKSAAN ELEKTROLIT
Natrium (Na+)

 Natrium merupakan kation yang banyak terdapat di dalam


cairan ekstraseluler. Berperan dalam memelihara tekanan
osmotik, keseimbangan asam-basa dan membantu
rangkaian transmisi impuls saraf. Konsentrasi serum natrium
diatur oleh ginjal, sistem saraf pusat (SSP) dan sistem
endokrin
Nilai normal : 135 – 144 mEq/L
 Hipernatremia : hypovolemia, euvolemia atau hypervolemia
 Hiponatremia ; diabetes insipidus dan diuretik osmotik
Kalium (K+)

 Kalium merupakan kation utama yang terdapat di dalam


cairan intraseluler, (bersama bikarbonat) berfungsi sebagai
buffer utama.
Nilai normal : 3,6 - 5,2 mEq/L
 Hiperkalemia : gagal ginjal, kerusakan sel (luka bakar,
operasi), asidosis, penyakit Addison, diabetes yang tidak
terkontrol dan transfusi sel darah merah
 Hipokalemia : diare, muntah, luka bakar parah, diuretik
Klorida (Cl-)

 Anion klorida terutama terdapat di dalam cairan ekstraseluler.


Klorida berperan penting dalam memelihara keseimbangan
asam basa tubuh dan cairan melalui pengaturan tekanan
osmotis
Nilai normal : 97 - 106 mEq/L
Calsium (Ca++)

 Kation kalsium terlibat dalam kontraksi otot, fungsi jantung,


transmisi impuls saraf dan pembekuan darah.
Nilai normal : 8,8 – 10,4 mg/dL
 Hiperkalsemia terutama terjadi akibat hiperparatiroidisme
atau neoplasma
 Hipokalsemia dapat diakibatkan oleh hiperfosfatemia,
alkalosis,osteomalasia, pemberian kalsitonin.
Magnesium (Mg2+)

 Magnesium dibutuhkan bagi ATP sebagai sumber energi


Nilai normal: 1,7 - 2,3 mg/dL
 Hipermagnesemia dapat terjadi pada gagal ginjal, diabetik
asidosis,pemberian dosis magnesium (antasida) yang besar,
insufi siensi ginjal,hipotiroidisme dan dehidrasi.
 Hipomagnesemia dapat terjadi pada diare, hemodialisis,
sindrom malabsorbsi obat pankreatitis akut, alkoholik kronik
Fosfat

 Fosfat adalah zat kimia yang memiliki sejumlah peran penting


bagi tubuh, salah satunya membantu produksi energi dan
pembentukan struktur sel
 Nilai normal 2.5-4.5 mg/dL
TES FUNGSI HATI
ALBUMIN

 Albumin di sintesa oleh hati dan mempertahankan


keseimbangan distribusi air dalam tubuh (tekanan onkotik
koloid).
Nilai Normal : 3,5 – 5,0 g%
 Nilai meningkat pada keadaan dehidrasi
 Nilai menurun pada keadaan: malnutrisi, sindroma absorpsi,
hipertiroid,kehamilan, gangguan fungsi hati, infeksi kronik,
luka bakar, edema, asites, sirosis, nefrotik sindrom, SIADH,
dan perdarahan.
Prothrombin Time

 Untuk mengetahui kemampuan hati dalam mensintesa faktor-


faktor koagulasi (faktor I, II, V, VII, IX, X) kecuali faktor VIII.
Nilai normal: 10 – 15 detik
 SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase/
AST : ASpartate amino Transferase
→ liver, heart skeletal muscle, kidneys, brain, limfa

SGPT : Serum Glutamic Pyruvic Transaminase/


ALT : ALanine amino Transferase
- more specific to liver, very low concentrations in kidney
and skeletal muscles.
In liver totally cytosolic
Pria:
SGOT : 5 – 40 (u/l)
SGPT : 5 – 41 (u/l)
Wanita:
SGOT : 5 – 40 (u/l)
SGPT : 5 – 41 (u/l)
γ-glutamyltransferase (GGT)
 Katalis transfer dari grup peptida γ-glutamyl
ke asam amino lain
 Banyak dijumpai di hati, ginjal, pankreas,
intestinal, prostat, limpa, jantung, otak tapi
tidak di tulang
Nilai normal :
 Laki-laki ≤94 U/L
 Perempuan ≤70 U/L
Alkalin Fosfatase (ALP)

 Enzim ini berasal terutama dari tulang, hati dan plasenta.


Nilai normal : 30 - 130 U/L
 Peningkatan ALP obstruksi saluran empedu, kolangitis,
sirosis, hepatitis metastase, hepatitis, kolestasis, penyakit
tulang, kehamilan, penyakit ginjal kronik, limfoma
 Penurunan kadar ALT dapat terjadi pada hipofosfatemia,
malnutrisi dan hipotiroidisme.
BILIRUBIN
Bilirubin ( Total, Direct, dan Indirect ) ikterik obstruktif yang disebabkan
oleh batu, neoplasma, hepatitis dan sirosis. bilirubin indirect dilakukan
untuk mendeteksi adanya anemia, malaria dan lainlain

Expected Values: Adults


•Total bilirubin: 0.2 – 1.0 mg/dl
•Diret bilirubin: 0.0 - 0.2 mg/dl
•Indirect bilirubin: 0.2 – 0.8 mg/dl
•Urine bilirubin: negative
Expected Values: Infants
KADAR KOLESTEROL

 Cholesterol Total, Trigliserida, HDL, LDL :


Untuk mengetahui profil lemak pasien, sehingga membantu
menentukan terapi, memantau terapi, menentukan faktor risiko
PJK dan Stroke
K.Total : <200 mg/dl
HDL : Wanita : 35-70 mg/dl dan pria 35-55 mg/dl
LDL : <130 mg/dl
Trigliserida : <150 mg/dl
TES FUNGSI JANTUNG
CK (Creatin Phosphokinase)
- Enzim yg mengkatalisis kreatin →
kreatinin dalam sel otot, otak
- 2 sub unit: B & M
- isoform/ isoenzim : CKMB, CKBB,
CKMM
- CKMB  otot jantung & otot skelet
- Di otot jantung, 20% CK adalah
CKMB, sisanya CKMM
- Normal W: <110 u/l,
CKMB (isoenzyme CK: Creatin Kinase Myocard
Band)
- : - Angina pectoris
Meningka berat
-t Kadar - Iskhemik
↑ reversibel
- Puncak : 4 – 8 jam setelah
- Menuru IMA
Meningkat
n pd: AMI,
: 12kerusakan otot (skelet,
– 24 jam
jantung),
- Normal gagal ginjal,
: hari ke 3
LDH (Laktat
Dehidrogenase)

- Mengkatalisis laktat ↔ piruvat


- 5 jenis isoenzim
- Otot jantung: LDH1, LDH2
- Kadar ↑ : 8 – 12 jam setelah
- Puncak IMA
- Menurun : 24 – 48 jam
- Normal : Hari ke 14
- Meningkat: pdLDH 1/LDH 2 otot
kerusakan : < jantung,
0,85
gagal ginjal, leukemia
TROPONIN

 Petanda infark miokard umumnya berupa protein yg terdapat dlm sel


otot jantung (enzim, komponen otot jantung)
 mrp protein yang dibutuhkan bersama-sama dg actomyosin ATPase,
calsium, actin dan myosin untuk merubah energi kimia dalam ATP menjadi
energi gerak.
 Terbagi menjadi 2:

a. Troponin T (TnT)
b. Troponin I (TnI)
Nilai normal < 16μg/L
MIIOGLOBIN
 Protein heme (2% total protein dlm otot)
 Berada dlm sitoplasma sel otot skelet & jantung
 Berguna dlm oksigenasi otot
 Meningkat pd: kerusakan otot skelet & otot jantung
 Ekskresi oleh ginjal  gangguan fi. Ginjal  eliminasi   kadar
dlm darah 
 Rujukan:
Pria: 16-76 ng/ml
Wanita: 7-64 ng/ml
Cut off point : 70 ng/ml
PETANDA/ MARKER INFLAMASI & KOAGULASI
PADA PENYAKIT JANTUNG

Hs-CRP
o Mrp protein fase akut (inflamasi) yang digunakan sebagai
prediktor resiko acute coronary syndrome
o Di produksi oleh liver
o Respon (+) pada inflamasi kronis
o Mendeteksi peningkatan minimal CRP yang tampak pada
penyakit jantung.
Nilai normal CRP < 0,3 mg/L
FIBRINOGEN

 Memeriksa lebih secara mendalam abnormalitas PT, aPTT,


dan TT. Menapis adanya DIC dan fibrinogenolisis
 Nilai normal: 200 – 450 mg/dL
 Nilai kritis: < 50 atau > 700 mg/dL
D - Dimer

 Menilai salah satu produk degradasi fi brin. Terdiri dari


berbagai ukuran fibrin terkait silang (cross-linked)
Nilai normal: Negatif atau < 0,5 mcg /Ml
 meningkat pada DIC, DVT, Emboli paru, gagal hati atau gagal
ginjal, kehamilan trimester akhir, preeklamsia, infark miokard,
keganasan, infl amasi, infeksi parah, pembedahan dan
trauma
FAAL GINJAL
UREUM

 Ureum merupakan produk sisa metabolisme yang dibuang


ginjal melalui urin dan hanya sedikit yang tersisa di darah.
 Pria : Ureum : 15 – 40 (mg/dl)
Wanita : Ureum : 15 – 40 (mg/dl)
KREATININ

 Tes ini untuk mengukur jumlah kreatinin dalam darah.


Kreatinin dihasilkan selama kontraksi otot skeletal melalui
pemecahan kreatinin fosfat.
 Pria : Kreatinin : 0.5 – 1.5 (mg/dl)
Wanita : Kreatinin : 0.5 – 1.5 (mg/dl)
 Konsentrasi kreatinin serum meningkat pada gangguan
fungsi ginjal baik.
 Konsentrasi kreatinin serum menurun akibat distropi otot,
atropi, malnutrisi atau penurunan masa otot akibat penuaan.
ASAM URAT

 Untuk mengetahui adanya penyakit Gout Arthritis (nyeri sendi


karenatingginya kadar asam urat).
 Nilai Normal : Wanita : 3.5-7.2 mg/dl dan Pria 2.9-5.2 mg/dl.
URINALISIS (UA)
 Pemeriksaan urine adalah jenis pemeriksaan penunjang
yang sering kali dilakukan untuk mengetahui kondisi
kesehatan, fungsi ginjal, serta apakah seseorang
mengonsumsi obat-obatan tertentu. Selain itu, pemeriksaan
urine juga biasanya dilakukan pada ibu hamil untuk
memastikan kehamilan atau untuk mendeteksi preeklamsia.
Fungsi Tes Urine

 1. Menentukan kehamilan
 mendeteksi adanya hormon hCG (human chorionic
gonadotropin) yang diproduksi oleh plasenta.
 2. Mendeteksi zat berbahaya dalam tubuh
 Tes urine dapat mendeteksi adanya zat berbahaya dalam
tubuh seseorang, seperti opioid, benzodiazepine, barbiturate,
phencyclidine, ganja, metamphetamine, amphetamine, dan
kokain.
 3. Memantau perkembangan penyakit
 Dokter biasanya akan menyarankan Anda melakukan tes
urine bila mengalami gejala gangguan saluran kemih, seperti
sakit perut, sakit punggung, sering buang air kecil, dan
adanya darah dalam urine.
Pemeriksaan Urine:
A. Pemeriksaan Fisis : 1. Jumlah
2. Bau
3. Buih
4. Warna
5. Kejernihan

B. Pemeriksaan Kimia : 1. pH, berat jenis


2. Protein
3. Glukosa
4. Badan keton
5. Bilirubin
6. Urobilinogen / Urobilin
C. Pemeriksaan Mikroskopis : 1. Sel darah, sel epitel.
2. Torak
3. Kristal
64
SAMPEL URINE

1. Urine sesaat :urine acak ( random )


2. Urine pagi : urine pertama di pagi hari
Paling baik untuk urinalisis :
- volume dan osmolaritas seragam
- lebih kental
- pH rendah
3. Urine segar ( < 1 jam dari penampungan )
4. Urine Post Prandial : 1 ½ - 3 jam setelah makan
5. Urine 24 jam :
06.00 06.00

dibuang ditampung
65
GLUKOSA DARAH
macam-macam tes glukosa darah

Glukosa darah puasa

Glukosa puasa adalah serum yang diambil ketika tidak ada


asupan kalori (puasa) selama 8-10 jam.
Glukosa darah
sewaktu
Glukosa sewaktu adalah serum yang diambil kapan saja
tanpa mempertimbangkan makan terakhir dan kondisi pasien
Glukosa darah 2 jam
setelah makan
Glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan glukosa yang
dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan
Tes toleransi glukosa
oral
Tes toleransi glukosa oral dilakukan dengan cara pemberian
larutan glukosa pada pasien yang dibuat 75 gram glukosa
yang dilarutkan dalam 150 ml air atau aquadest
NILAI RUJUKAN NORMAL
UNTUK PEMERIKSAAN
GLUKOSA DARAH
Gula darah sewaktu

DEWASA : Serum dan plasma : < 140 mg/dl;


Darah lengkap : < 120 mg/dl

Gula darah puasa

DEWASA : Serum dan plasma : 70 – 110 mg/dl;


Darah lengkap : 60 – 100 mg/dl

Gula Darah 2 jam <140 mg/dl


setelah makan

TTGO <200 mg/dl


HbA1C

Nilai Normal HbA1C


 Orang normal : 4,0 – 6,0 %
DM terkontrol baik : kurang dari 7%
DM terkontrol lumayan : 7,0 – 8,0 %
DM tidak terkontrol : > 8,0 %
IMUNOLOGI & SEROLOGI
Tes Human Immunodefi ciency Virus (HIV)

 HIV adalah retrovirus (virus RNA), yang menyerang sel


sistem imun terutama CD4+ limfosit T, yang melemahkan
pertahanan host, menyebabkan infeksi oportunistik dan
Acquired Immune Defi ciency Syndrome (AIDS)
HEPATITIS

 HBSAG Merupakan permukaan antigen hepatitis B virus


(HBV)
 HAV-ab/IgM

Nilai Normal : Negatif/ Non – Reaktif


Tes enzyme-linked immunosorbent assay
(ELISA)

 Tes darah dengan metode ELISA atau EIA, merupakan


pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi antibodi
dalam darah, yang muncul akibat adanya respons terhadap
infeksi.
 Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk mendiagnosis
beberapa penyakit seperti, seperti HIV/AIDS, toksoplasmosis,
dan virus Zika.
Tes Kulit Tuberculin (PPD)

 Hasil Normal: tidak adanya warna merah pada kulit atau


endurasi (penebalan/ pengerasan), hal ini menunjukkan tes
kulit negatif.
 Abnormal: indurasi pada kulit, kemerahan, udema dan
nekrosis sentral. Semakin besar diameter bengkak maka
semakin positif hasil ;
AGD (Analisa Gas Darah)
 Gangguan asam basa
o Asidosis metabolik
o Alkalosis metabolik 

Analisis gas darah dilakukan untuk untuk mengetahui bila darah terlalu asam (asidosis)
atau basa (alkalosis), serta untuk mengetahui apakah tekanan oksigen dalam darah
terlalu rendah (hipoksemia) atau tekanan karbon dioksida terlalu tinggi (hiperkarbia).
Tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan sebelum menjalani analisis gas
darah. Pada beberapa kondisi, pasien mungkin hanya akan diminta untuk berpuasa
sebelum prosedur dilaksanakan.
AGD
Nilai normal gas darah

pH 7,35 - 7,45
pO2 80 -100 mmHg
Saturasi O2 > 95 %
pCO2 35 – 45 mmHg
HCO3 22- 26 mEq/L
BE -2 s/d +2
 Asam basa (pH) darah
Jika pH darah di bawah normal, darah dikatakan lebih asam, sementara jika pH di
atas nilai normal, darah dikatakan lebih basa.
 Saturasi oksigen (SaO2)
Saturasi oksigen diukur dengan melihat jumlah oksigen yang dibawa oleh hemoglobin
di dalam sel darah merah.
 Tekanan parsial oksigen (pO2)
Tekanan parsial oksigen diukur berdasarkan tekanan oksigen yang larut di dalam
darah. Pengukuran ini menentukan seberapa baik oksigen dapat mengalir dari paru
ke dalam darah.
 Tekanan parsial karbon dioksida (pCO2)
Tekanan parsial karbon dioksida diukur dengan melihat tekanan karbon dioksida yang
larut di dalam darah. Pengukuran ini menentukan seberapa baik karbon dioksida
dapat dikeluarkan dari tubuh.
 Bikarbonat (HCO3)
Bikarbonat adalah zat kimia penyeimbang yang mencegah pH darah menjadi terlalu
asam atau terlalu basa.
PEMERIKSAAN GASTROINTESINAL
SERUM AMILASE

 Amilase adalah enzim yang mengubah amilum menjadi gula,


dihasilkan oleh kelenjar saliva, pankreas, hati dan tuba falopi.
 Nilai normal : 20 – 123 U/L
 Peningkatan kadar amilase dapat terjadi pada pankreatitis
akut, kanker paru-paru, kanker esophagus, kanker ovarium,
kolesistitis akutdiabetes ketoasidosis
 Penurunan kadar amilase dapat terjadi pada pankreatitis akut
yang sudah pulih, hepatitis, sirosis hati, atau keracunan
kehamilan.
LIPASE

 Lipase mengubah asam lemak menjadi gliserol. Sumber


utama adalah pankreas, lipase dalam pembuluh darah
menyebabkan kerusakan pankreas.
 Nilai normal : 10 – 140 U/L
 Peningkatan kadar lipase dapat terjadi pada pankreatitis,
obstruksi saluran pankreas, kolestatis akut, sirosis, penyakit
ginjal yang parah dan penyakit radang usus, sirosis,
gangguan ginjal yang parah.
PEMERIKSAAN HORMON
 LH, FSH, TSH (tiroid Stimulating Hormon), hCG (human
Chorionic Gonadotropin)
 Estrogen, progesterone dan androgen
 T3,T4, FT4, TSH
PEMERIKSAAN SPUTUM
Warna, bau, viskositas
 Sputum hitam dapat menunjukkan antrakosis (debu batubara).
 Sputum berwarna karat, mukoporulen, dan kental mengindikasikan
pneumonia.
 Sputum berwarna kuning atau kehijauan dengan bau tidak sedap
mengindikasikan pseudomonas
 Sputum mukopurulen kental kekuningan terlihat pada tahap dini
pneumonia lobar, abses paru dan tuberculosis
 Sputum berwarne abu-abu atau putih dan berlendir mengindikasikan
bronchitis kronik.
 Sputum berwarna merah muda dan berbusa mengindikasikan edema
paru-paru akut.
Pewarnaan Gram

 HASIL : Mikroba gram positif menghasilkan warna ungu


gelap; mikroba gram negative memberikan warna merah
muda.
BTA
 Pasien yang akan menjalani pengambilan sampel dahak, tidak boleh
makan atau minum terlebih dahulu pada pagi hari setelah bangun tidur.
 Dari ketiga spesimen dahak, semuanya positif
 Dari 3 spesimen sputum, dinyatakan 2 positif dan 1 kali negatif maka
dianggap BTA positif
 Dari 3 spesimen, 1 spesimen positif dan 2 spesimen negatif, maka
Pemeriksaan BTA dapat diulang kembali sebanyak 3 kali. Apabila
didapatkan, 1 spesimen positif dan 2 spesimen dahak negatif maka
dianggap BTA positif
 Dari 3 spesimen dahak negatif, maka dianggap BTA negati
PEMERIKSAAN FECES
 Pemeriksaan makroskopis

Pemeriksaan feses secara makroskopis dilakukan dengan


cara memeriksa kondisi feses secara kasat mata. Ada
beberapa parameter yang digunakan pada pemeriksaan
feses secara makroskopis yaitu warna, bau, konsistensi,
jumlah, lendir, parasit makro, dan darah tampak.
Pemeriksaan mikroskopis

 Pemeriksaan feses secara mikroskopis harus dilakukan


dengan menggunakan alat mikroskop untuk mengetahui
adanya hal-hal yang tidak bisa dilihat secara kasat mata. Ada
tiga parameter yang ada di dalam pemeriksaan mikroskopis
feses: Parasit mikro: Telur dan jentik cacing, protozoa
Seluler: Sel epitel, leukosit dan makrofag, eritrosit Sisa
makanan
Pemeriksaan darah samar

 Pemeriksaan darah samar merupakan pemeriksaan


tambahan feses, yang dimana mendeteksi darah dalam tinja
yang tidak terlihat pada pemeriksaan baik secara
makroskopis maupun mikroskpis, namun dapat terdeteksi
melalui reaksi kimia.
Kultur Feses

 Pemeriksaan ini betujuan untuk menilai pertumbuhan bakteri


yang tidak normal, yang menyebabkan infeksi dari saluran
pencernaan.
Nilai normal feses pada pemeriksaan
makroskopis

 Jumlah : 100-300 gram per hari dan 70% air dan 30% sisa
makanan
 Warna : kuning kehijauan
 Bau : bau indol, asam butirat, dan scatol
 Konsistensi : berbentuk dan agak lunak
 Lendir : tidak ada
 Parasit makro : tidak ada
 Darah tampak : tidak ada
Nilai normal feses pada pemeriksaan
mikroskopis

 Parasit mikro Telur dan jentik cacing : negatif (tidak ada)


Protozoa : negatif (tidak ada)
 Seluler Sel epitel : sedikit Leukosit dan makrofag : sedikit
Eritrosit : negatif (tidak ada)
 Sisa makanan : ada sebanyak 30% dari volume total
PEMERIKSAAN SPESIMEN DARAH
DEFENISI

 Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan dengan bahan


atau spesimen darah untuk pemeriksaan diagnostic. Peran
perawat melakukan tindakan kolaboratif. Pada pemeriksaan
spesimen darah, darah yang diambil dapat merupakan darah
vena, kapiler, atau arteri tergantung kebutuhan.
PERSIAPAN & PENGAMBILAN
SPECIMEN
• DARAH
- Darah Rutin
- Darah Kimia
- Tempat pengambilan darah untuk berbagai macam pemeriksaan
laboratorium.
• URINE
Jenis pemeriksaan
- Urine Sewaktu - Urin pasca parandial
- Urine Pagi - Urine 24 jam
• Feces
• Sputum
CARA PENGAMBILAN DARAH VENA

 Tangan (vena cephalica, mediana cubiti, basilica, dorsalis,


metacarpal, median antebrachial)
 Daerah kaki (dorsalis pedis, tibia anterior, posterior,
saphenous, median marginal)
 Daerah kepala khususnya pada bayi (vena frontal, temporal,
articular posterior, occipital)
Alat dan Bahan

 Spuit atau vakumtainer sesuai ukuran


 Tabung EDTA
 Kapas alkohol dan plester
 Manset
 Tourniquet
 Sarung tangan
 Pengalas
 Bengkok
PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH
 Pastikan identitas penderita sesuai dg penderita
 Pasang tourniquet ± 10 – 15 cm dr daerah yg akan dipungsi,
palpasi vena yg dipilih, penderita diminta menggenggam tangan
 Desinfeksi kulit dengan alkohol 70% secara sirkuler
 Pegang lengan bawah penderita di bawah daerah pungsi,
semprit/vacutainer holder dipegang di antara ibu jari & jari 3,4,5.
Jari telunjuk sebagai petunjuk
 Tusukan jarum (lubang menghadap ke atas) searah dg vena,
membentuk sudut 15º dg permukaan kulit
Lanjutan prosedur sampling

 Bila jarum masuk vena, terlihat darah di dlm semprit, tarik pelan2
alat penghisap
 Genggaman tangan penderita dilepas segera setelah darah masuk
dalam semprit. Bila memakai vacutainer, setelah jarum masuk vena
tekan tabung pd vacutainer holder
 Tourniquet dpt dikendorkan, pd waktu darah masuk semprit/
dibiarkan sampai volume darah yg dihisap cukup
 Lepaskan tourniquet sebelum jarum ditarik dari vena. Tekan bekas
tusukan dg kapas kering & cepat tarik jarum dr vena
Lanjutan prosedur sampling

 Biarkan beberapa menit, kemudian :


- pasang plester
- lengan penderita angkat minimal setinggi jantung
 Jika pakai semprit lepaskan jarum sebelum darah
didistribusi ke dalam tabung / botol penampung
CARA PENGAMBILAN DARAH KAPILER

 Bayi baru lahir tumit / ibu jari kaki


 Anak2 jari tangan 3,4
 Dewasa jari tangan 3,4
cuping telinga
Hangatkan lokasi pengambilan darah dg kain hangat
3 menit
ALAT :
- Alkohol 70%
- Kapas / kassa
- Lancet steril
- Pipet, mikropipet, tabung kecil
TAHAP-TAHAP:

 Cek nama klien dan ketepatan pemeriksaan.


 Cuci tangan, keringkan dan pakai sarung tangan.
 Lakukan tindakan aseptik dengan alcohol swab.
 Tusuklah dengan cepat memakai lanset steril. Pada jari tusukkan arah
tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari dan tidak boleh sejajar bila
yang akan diambil spesimennya. Pada anak daun telinga tusukkan
pinggirnya dan jangan sampai sisinya mengeluarkan darah.
 Setelah penusukkan selesai, tempat tusukan ditutup dengan alcohol
swab dan biarkan sampai darah tidak keluar.
CARA PENGAMBILAN DARAH ARTERI

 Petugas harus trampil


 Lokasi :
pergelangan tangan a. radialis
fossa cubiti a. brachialis
lipatan paha a. femoralis
 Jarum 18 – 20 G arteri besar
23 – 25 G arteri kecil

107
Prosedur pengambilan darah arteri
 Cek nama klien dan ketepatan pemeriksaan.
 Cuci tangan, keringkan dan pakai sarung tangan.
 Tentukan pembuluh arteri yang akan diambil darahnya
 Lakukan tindakan aseptik dengan povidone iodium 10%, biarkan
sampai mengering, lalu ulangi dengan alkohol 70%.
 Siapkan syringe dengan spuit yang telah diberikan antikoagulan
heparin.
 Tusukkan jarum tegak lurus, darah akan mengalir ke syringe.
 Selanjutnya jarum dibengkokkan dan ditusuk dalam lilin.
 Berikan label nama dan tanggal pada tabung /botol specimen darah
yang diambil.
Pemeriksaan Urine

Persiapan alat
 Formulir khusus untuk pemeriksaan urine
 Wadah urine dengan tutupnya
 Hand scoon
 Kertas etiket
 Bengkok
 Buku ekspedisi untuk pemeriksaan laboratorium
Prosedur tindakan
 Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
 Mengisi formulir dan memberikan etiket pada botol
 Menuangkan 100 cc urine dari bengkok ke dalam tempat khusus/botol
kemudian ditutup rapat.
 Menyesuaikan data formulir dengan data pada etiket
 Menuliskan data dari formulir ke dalam buku ekspedisi
 Meletakkan botol ke dalam bengkok atau tempat khusus bertutup.
 Membereskan dan merapikan alat
 Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
Jenis-jenis pemeriksaan urine:

 Urine rutin (pagi)


 Urine sewaktu
 Urin pancar tengah atau tampung bersih
Pemeriksaan Faces
Persiapan alat
 Hand scoon bersih
 Vasseline
 Botol bersih dengan penutup
 Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya
 Bengkok
 Perlak pengalas
 Tissue
 Tempat bahan pemeriksaan
 Sampiran
Tujuan

 Menentukan darah samar karena adanya ulkus, inflamasi


dan tumor menggunakan kertas guaiac.
 Mengetahui adanya gangguan pada gastrointestinal. Adanya
lemak pada feses akibat kerusakan pada intestinal.
 Mendeteksi telur dan parasit.
 Mendeteksi adanya virus dan bakteri dengan kultur
(pembiakan).
Prosedur
 Mencuci tangan
 Memasang perlak pengalas dan sampiran
 Melepas pakaian bawah klien
 Mengatur posisi dorsal recumbent
 Memakan sarung tangan
 Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke dalam anus dengan arah
keatas kemudian diputar kekiri dan kekanan sampai teraba tinja
 Setelah dapat dikeluarkan perlahan–lahan lalu dimasukkan ke dalam
tempatnya.
 Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue.
 Melepas sarung tangan
 Merapikan klien
 Mencuci tangan
Pengambilan Sputum

Persiapan alat
 Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup
 Botol bersih dengan penutup
 Hand scoon
 Formulir dan etiket
 Perlak pengalas
 Bengkok
 Tissue
Tujuan

 Untuk mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme


(seperti, tuberkulosis pulmonal, pneumonia bakteri, bronkhitis
kronis, bronkhietaksis) yang ada dalam tubuh klien, dilakukan
pada klien yang mengalami infeksi/peradangan saluran
pernafasan.
Prosedur
 Mencuci tangan
 Mengatur posisi duduk
 Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok.
 Memakai sarung tangan
 Meminta klien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah
disiapkan (sputum pot)
 Mengambil 5cc bahan, lalu masukkan ke dalam botol
 Membersihkan mulut klien
 Merapikan klien dan alat
 Melepas sarung tangan
 Mencuci tangan
TUGAS

Membuat makalah pemeriksaan penunjang/diagnostik/radiologi


1. Sistem neurologi
2. Sistem muskuloscletal
3. Sistem perkemihan
4. Sistem pencernaan
5. Sistem respirasi
6. Sistem kardiovaskular
TUGAS

1. SOP PENGAMBILAN DARAH VENA


2. SOP PENGAMBILAN DARAH ARTERI
2. SOP Pemeriksaan faeces
3. SOP Pemeriksaan sputum tenggorokan
4. SOP Pemeriksaan urine
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK BAGIAN II

Ns. Willady Rasyid., M.Kep.,


Sp. Kep.MB
ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)

 Alat untuk mendeteksi impuls jantung


 EKG juga dapat dilakukan untuk mendeteksi kelainan
jantung, seperti aritmia, serangan jantung, pembengkakan
jantung, kelainan pada katup jantung, dan penyakit jantung
koroner.
 Gelombang P, QRS, T
ELEKTROENSEPHALOGRAFI (EEG)

 Mencatat aktivitas listrik pada otak


 Penyakit EPILEPSI
ELECTROMYOGRAFI (EMG)

 Pemeriksaan Aktivitas listrik


pada otot disaat istirahat dan
bergerak.
 Pada pasien : GBS, MS

MG, CIDP DLL


ROENTGEN RAY (x rays)
 Foto Rontgen adalah prosedur pemeriksaan menggunakan
radiasi gelombang elektromagnetik atau sinar-X untuk
menampilkan gambar bagian dalam tubuh.
 Mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya dada,
jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tengkorak,
rangka.
 Gambaran dari benda padat, seperti tulang, akan ditampilkan
sebagai area berwarna putih. Sedangkan, udara yang
terdapat pada paru-paru akan tampak berwarna hitam dan
gambaran dari lemak atau otot ditampilkan dengan warna
abu-abu.
Lanjutan ….

 Dalam beberapa jenis foto Rontgen, digunakan tambahan zat


pewarna (kontras) yang diminum atau disuntikkan, misalnya
iodine atau barium. Pemberian zat pewarna ini bertujuan
agar gambar yang dihasilkan lebih jelas dan detail.
 Biasanya, tidak ada persiapan khusus untuk menjalani foto
Rontgen. Namun, jika foto Rontgen yang akan dijalani
menggunakan zat kontras, kadang pasien diminta untuk
berpuasa dan menghentikan dulu konsumsi obat-obatan
tertentu.
COMPUTED TOMOGRAPHY (CT Scan)
 CT scan adalah pemeriksaan penunjang yang memanfaatkan
sinar Rontgen dengan mesin khusus untuk menciptakan
gambar jaringan dan organ di dalam tubuh.
 Gambar yang dihasilkan oleh CT scan akan terlihat lebih
jelas dari pada foto Rontgen biasa.
 Untuk menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik atau
lebih akurat dalam mendeteksi kelainan tertentu, seperti
tumor atau kanker, dokter dapat menggunakan zat kontras
saat melakukan pemeriksaan CT scan.
Indikasi CT Scan

 Mendiagnosis kelainan pada otot dan tulang


 Mendeteksi lokasi tumor, infeksi, atau penggumpalan darah
 Mendeteksi luka atau perdarahan pada organ dalam
 Memandu jalannya suatu prosedur medis, seperti operasi,
biopsi, dan terapi radiasi
 Memantau perkembangan penyakit
 Mengevaluasi efektivitas pengobatan yang diberikan
ULTRASONOGRAPHY (USG)
 USG adalah pemeriksaan penunjang yang menggunakan
gelombang suara untuk menghasilkan gambar organ dan jaringan
di dalam tubuh. seperti tumor, batu, atau infeksi pada ginjal,
pankreas, hati, dan empedu.
 USG juga umum dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan
kehamilan untuk memantau kondisi janin serta untuk memandu
dokter saat melakukan tindakan biopsi.
 Rumah sakit menyediakan USG 2-D, 3-D and 4-D.
 Persiapan pasien : berpuasa selama 8–12 jam sebelum USG,
terutama jika pemeriksaan dilakukan di bagian perut
Jenis USG
 USG transrektal atau melalui anus, untuk mengetahui masalah yang
berkaitan dengan prostat
 USG transvaginal, untuk mendapatkan pencitraan dari rahim dan ovarium
 Ekokardiogram, untuk memperoleh gambaran kondisi organ jantung
 USG Doppler, untuk mengetahui kondisi peredaran darah dalam pembuluh
darah dan memonitor denyut jantung pada janin
 USG abdomen, untuk mendapatkan gambaran kondisi jaringan perut dan
organ di dalamnya
 USG ginjal, untuk memantau struktur dan jaringan di sekitar ginjal
 USG payudara, untuk mendapatkan gambaran jaringan payudara
 USG mata/Fundoskopi, untuk memeriksan struktur pada mata
MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI)

 MRI memanfaatkan gelombang magnet dan gelombang radio


berkekuatan tinggi untuk menggambarkan kondisi organ dan
jaringan di dalam tubuh.
 Pemeriksaan MRI dapat dilakukan untuk memeriksa hampir
seluruh bagian tubuh, termasuk otak dan sistem saraf, tulang
dan sendi, payudara, jantung dan pembuluh darah, serta
organ dalam lainnya, seperti hati, rahim, dan kelenjar prostat.
Organ tubuh yang dapat diperiksa dengan MRI:

 Otak dan saraf tulang belakang


 Jantung dan pembuluh darah
 Tulang dan sendi
MAMMOGRAFI

 Alat Mammografi digunakan untuk mendiagnosa kanker


payudara pada wanita, alat ini menggunakan sinar X untuk
menciptakan gambarnya yang dapat membedakan sel sehat dan
sel ganas/kanker.
FLUOROSKOPI
 Fluoroskopi adalah metode pemeriksaan radiologis yang
memanfaatkan sinar Rontgen untuk menghasilkan serangkaian gambar
menyerupai video. Pemeriksaan penunjang ini umumnya
dikombinasikan dengan zat kontras, agar gambar yang dihasilkan lebih
jelas.
 Fluorokospi biasanya digunakan untuk mendeteksi kelainan tertentu di
dalam tubuh, seperti kerusakan atau gangguan pada tulang, jantung,
pembuluh darah, dan sistem pencernaan. Fluoroskopi juga bisa
dilakukan untuk membantu dokter ketika melakukan kateterisasi jantung
atau pemasangan ring jantung.
ANGIOGRAFI
 Angiograph Digunakan sebagai
alat diagnosa dan pengobatan.
Alat ini menggunakan sinar X
untuk melihat bagian dalam
pembuluh darah yang ersumbat
dan dengan bantuan alat
lainnya untuk tindakan baloniai
atau pemasangan penyangga
pembuluh darah/stent.
ENDOSKOPI

 Endoskopi bertujuan untuk memeriksa organ dalam tubuh


dengan endoskop, yaitu alat berbentuk selang kecil yang
elastis dan dilengkapi kamera di ujungnya. Alat ini terhubung
dengan monitor atau layar TV, sehingga dokter dapat melihat
kondisi organ dalam tubuh.
 Pemeriksaan endoskopi biasanya dilakukan untuk memantau
kondisi saluran cerna dan mendiagnosis penyakit tertentu,
seperti gastritis atau peradangan pada lambung, tukak
lambung, GERD, kesulitan menelan, perdarahan saluran
pencernaan, serta kanker lambung.
Jenis Endoskopi
 Anoskopi, untuk mengamati kondisi anus dan rektum
 Artroskopi, untuk mengamati kondisi sendi
 Bronkoskopi, untuk mengamati kondisi bronkus atau saluran pernapasan
yang menuju paru-paru
 Kolonoskopi, untuk mengamati kondisi usus besar
 Enteroskopi, untuk mengamati kondisi usus halus
 Kolposkopi, untuk mengamati kondisi vagina dan leher rahim (serviks)
 Esofagoskopi, untuk mengamati kondisi kerongkongan
 Gastrokopi, untuk mengamati kondisi lambung dan usus 12 jari
(duodenum)
 Neuroendoskopi, untuk mengamati kondisi di area otak
 Histeroskopi, untuk mengamati kondisi rahim (uterus)
 Laparoskopi, untuk mengamati kondisi organ dalam rongga perut atau
panggul
 Laringoskopi, untuk mengamati kondisi pita suara dan laring
 Sistokopi , untuk mengamati kondisi saluran kencing (uretra)
dan kandung kemih
 Ureteroskopi, untuk mengamati kondisi ureter, yaitu saluran
urine dari ginjal menuju kandung kemih
 Sigmoidoskopi, untuk mengamati kondisi kolon sigmoid, yaitu
bagian akhir usus besar yang terhubung dengan rektum

Fotocopy ??
INTRA VENA PYELEOGRAPHY (IPV)

Pemeriksaan secara radiologi


pada organ traktus urinarius
(ginjal ,urether, buli & buli)
dengan menggunakan bahan
kontras melalui penyuuntikan
intravena.
RETROGRADE PYELOGRAPHY (RPG)

 Pemeriksaan secara radiologi pada


organ traktus urinarius (ginjal,
urether, buli &  buli)  dengan
menggunakan bahan kontras yang
dimasukan melalui kateter kedalam
ginjal dan saluranya. Pemasangan
kateter tersebut dilakukan di kamar
operasi).
PARASENTESIS

 Parasentesis adalah memasukkan jarum ke dalam rongga


perut dan mengambil cairannya.
LUMBAL PUNGSI

 Pungsi lumbal adalah prosedur yang dilakukan untuk


mengambil cairan serebrospinal, misalnya untuk diagnosis
meningitis, ensefalitis, perdarahan subarachnoid, dan
sindrom Guillain-Barre
BIOPSI

 Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel jaringan untuk


mendeteksi kelainan pada tubuh. Meski sering dilakukan
untuk mendiagnosis kanker, biopsi ternyata juga bisa
digunakan untuk mendiagnosis beberapa kondisi lain, seperti
peradangan maupun infeksi.
Kondisi yang Memerlukan Biopsi

 Memeriksa sel darah pada sumsum tulang


 Mendeteksi beberapa masalah kulit, seperti perubahan
bentuk tahi lalat yang dicurigai kanker kulit
 Memeriksa perkembangan penyakit, misal peradangan pada
hati atau ginjal maupun infeksi pada kelenjar getah bening
 Memastikan kondisi yang tidak terkait kanker, misal radang
usus
 Mengevaluasi reaksi penolakan pada organ transplantasi
BIOPSI JARINGAN
 Biposi insisional  pengambilan sampel jaringan melalui
pemotongan dg pisau bedah.
 Biopsi eksisional pengambilan seluruh massa yg
dicurigai utk kemudian diperiksa di bwh mikroskop.
 Biopsi jarum pengambilan sampel jaringan atau cairan
dg cara disedot lewat jarum.
 Biopsi jarum dg bantuan endoskopi. Prinsipnya sama
yaitu pengambilan sampel jaringan dg aspirasi jarum,
hanya saja metode ini menggunakan endoskopi sebagai
panduannya.
 Punch biopsy. Tindakan ini biasa dilakukan pada kelainan di
kulit.

Apakah biopsi jaringan ini 100% tepat?


 Bila pengambilan sampel tepat dan pemeriksaan sampel
jaringan dilakukan oleh ahlinya, maka biopsi insisional dan
biopsi eksisional hampir 100% tepat. Tetapi khusus untuk
biopsi jarum, maka kemungkinan meleset hanya 2-5 kasus
dari 100 kasus kanker. Bila hasil biopsi jarum meragukan,
maka dokter biasanya akan mengambil tindakan biopsi
jaringan.
TUMOR MARKER

 Tumor marker adalah zat yang dapat ditemukan di dalam


tubuh sebagai penanda adanya tumor atau kanker.
Pemeriksaan tumor marker umumnya dilakukan sebagai
bagian dari pemeriksaan untuk deteksi dini (skrining) kanker,
diagnosis kanker, serta menentukan pengobatan kanker dan
keberhasilan terapi kanker
1. Pemeriksaan  CEA (Carcino Embryonic Antigen)
 CEA adalah zat penanda tumor yang digunakan dalam
pemeriksaan untuk berbagai jenis kanker dikombinasikan dengan
penanda tumor yang lain, memantau pengobatan kanker, termasuk
respon terhadap pengobatan dan kekambuhan, indikator dari
jumlah atau ukuran kanker, dan menentukan prognosis serta
stadium kanker, menentukan metastasis kanker.
2. Pemeriksaan AFP (Alfa Feto Protein)
 Alfa Feto Protein adalah zat penanda tumor yang digunakan dalam
pemeriksaan tumor hati, kanker ovarium dan kanker testis. Selain
itu Pemeriksaan AFP juga dapat digunakan untuk menentukan
tahapan atau stadium kanker, memantau respon pengobatan, dan
memprediksi tingkat kesembuhan
3. Pemeriksaan PSA (Protein Spesifik Antigen)
Protein Spesifik Antigen (PSA) adalah zat penanda tumor yang
digunakan dalam pemeriksaan kanker prostat dan dapat
digunakan untuk memantau respon pengobatan kanker yang
sedang dijalani.

4.B2M (Beta 2-microglobulin)


B2M adalah zat penanda tumor yang digunakan dalam
pemeriksaan kanker darah, multiple myeloma, dan limfoma.
Kegunaannya untuk memantau keberhasilan pengobatan dan
memprediksi tingkat kesembuhan.
Pemeriksaan Tumor Marker Lain
 Ca-125 adalah zat penanda tumor yang digunakan dalam pemeriksaan tumor ovarium
serta dapat digunakan untuk memantau respon pengobatan dan kekambuhan kanker
ovarium.

Ca 15-3 adalah zat penanda tumor yang digunakan dalam pemeriksaan tumor
payudara dan dapat digunakan untuk memantau respon pengobatan dan mendeteksi
kekambuhan kanker payudara.

Ca 19-9 adalah zat penanda tumor yang digunakan dalam pemeriksaan tumor
pankreas, dan saluran cerna serta dapat digunakan untuk memantau respon
pengobatan dan mendeteksi kekambuhan kanker.
TCD

 Transcranial Doppler adalah sebuah tindakan pemeriksaan


minim risiko (non-invasif) yang menggunakan gelombang
ultrasound untuk mengukur aliran darah di dalam otak.
 Digunakan pada pasien : tingkat kolesterol tinggi, Penyakit
Kardiovaskular, Diabetes, Anemia sel sabit (sickle cell
anemia), Embolisme
Apa Saja Kegunaan Pemeriksaan TCD

 Mendeteksi gangguan aliran pembuluh darah pada otak


 Mendeteksi kemungkinan terjadinya stroke pada pasien
 Mendeteksi emboli
 Mengevaluasi hasil terapi pasca stroke
 Mendeteksi spasme pembuluh darah ( Vasopasme)
 Penunjang alat diagnosis lainnya seperti CT scan, MRI dan MRA
 Penunjang terapi
 Mendeteksi kematian otak
Pemeriksaan BNO

 Pemeriksaan BNO adalah penggambaran dari ginjal dan


kandung kemih kemih. Tujuan tindakan inii untuk menilai
kontur, letak dan besar batu ginjal dan untuk melekat
kolunma vertebralis

Anda mungkin juga menyukai