Anda di halaman 1dari 6

Tes Koagulasi

27 Aug 2020|dr. Levina Felicia


Ditinjau olehdr. Reni Utari
Apa itu tes koagulasi?
Coagulation test atau tes koagulasi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
menilai kemampuan penggumpalan darah (koagulasi) serta waktu yang
dibutuhkan oleh darah supaya menggumpal.

Dengan pemeriksaan ini, dokter dapat mendeteksi risiko terjadinya perdarahan berlebih atau
pembentukan gumpalan darah pada pembuluh darah.Koagulasi dapat mencegah perdarahan
berlebih yang disebabkan oleh luka. Tetapi darah yang mengalir dalam pembuluh darah
harusnya tidak menggumpal.Pasalnya, gumpalan darah yang terbentuk dalam pembuluh darah
dapat mengalir ke jantung, paru-paru, atau otak. Gumpalan ini bisa menyebabkan serangan
jantung, stroke, bahkan kematian.

Kenapa tes koagulasi diperlukan?
Gangguan koagulasi dapat menyebabkan perdarahan atau gumpalan darah yang berbahaya.
Bila pasien dicurigai mengalami gangguan koagulasi, dokter akan melakukan tes koagulasi.
Pemeriksaan ini mengukur kadar berbagai jenis protein dan fungsinya.Kondisi yang dapat
menyebabkan gangguan koagulasi meliputi:

 Penyakit hati
 Kekurangan vitamin K
 Thrombophilia, yaitu kondisi penggumpalan darah yang berlebih
 Hemophilia, yaitu ketidakmampuan darah untuk menggumpal dengan normal

Coagulation test juga berguna untuk memantau efektivitas obat pada pasien yang
mengonsumsi obat-obatan untuk mendukung proses penggumpalan darah. Tes ini pun
umumnya dilakukan pada pasien sebelum operasi.

Siapa yang membutuhkan tes koagulasi?


Tes koagulasi direkomendassikan bagi pasien dengan kondisi medis di bawah ini:
 Dicurigai memiliki gangguan perdarahan, misalnya pasien yang mengalami perdarahan
terlalu banyak setelah luka atau mudah memar
 Mengidap penyakit hati yang dapat mengganggu pembentukan faktor-faktor koagulasi
darah
 Sebelum operasi, untuk menilai risiko gangguan perdarahan selama operasi
 Mengalami gumpalan darah di dalam pembuluh darah tanpa penyebab yang jelas
 Sedang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah (antikoagulan) seperti warfarin

Apa saja persiapan untuk menjalani tes koagulasi?


Tidak ada persiapan khusus sebelum tes koagulasi. Pasien biasanya hanya akan diminta untuk
menghentikan konsumsi obat-obatan tertentu sebelum pengambilan darah.

Bagaimana tes koagulasi dilakukan?
Tes koagulasi dilaksanakan dengan pengambilan sampel darah. Tenaga medis akan mengambil
sampel darah dari lengan pasien dengan prosedur sebagai berikut:

 Tenaga medis akan membersihkan area pengambilan darah dengan cairan antiseptik.
Langkah ini dilakukan untuk membunuh kuman di permukaan kulit.
 Lengan atas pasien akan diikat dengan tourniquet agar aliran darah di lengan dapat
terkumpul dan pembuluh darah vena mudah ditemukan.
 Setelah vena ditemukan, darah kemudian akan diambil dengan cara menyuntikkan
jarum steril ke pembuluh darah.
 Tabung khusus lalu dipasang di belakang jarum untuk menampung darah pasien.
 Ketika jumlah darah sudah cukup, jarum akan dilepas dan bagian yang disuntik akan
ditutup dengan perban.

Prosedur pengambilan darah biasanya hanya membutuhkan waktu singkat, yakni sekitar lima
menit. Pasien mungkin akan merasa sedikit nyeri saat jarum disuntikkan atau dilepaskan.
Seperti apa hasil tes koagulasi?
Hasil tes koagulasi bervariasi dan tergantung pada jenis pemeriksaannya. Berikut
penjelasannya:

 Hitung darah lengkap (complete blood count)


Hasil tes hitung darah lengkap dapat membantu dokter dalam mengidentifikasi adanya anemia
atau kadar trombosit yang rendah. Kondisi ini dapat mengganggu kemampuan penggumpalan
darah.

 Tes faktor V
Pemeriksaan ini mengukur faktor V, yakni suatu substansi yang berperan dalam penggumpalan
darah. Kadar faktor V yang rendah dapat menjadi pertanda dari penyakit hati, fibrinolisis
primer, atau disseminated intravascular coagulation (DIC).

 Kadar fibrinogen
Fibrinogen adalah protein yang dihasilkan oleh hati. Pemeriksaan ini akan mengukur kadar
fibrinogen dalam darah.Hasil tes fibrinogen yang tidak normal dapat menjadi tanda perdarahan
berlebih, fibrinolisis, atau solusio plasenta (lepasnya plasenta dari dinding rahim).

 Tes waktu protrombin (PT atau PT-INR)


Protrombin juga merupakan protein yang dihasilkan oleh hati. Prothrombin time (PT) adalah
pemeriksaan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan oleh darah untuk menggumpal.Nilai PT
yang normal adalah 25-30 detik. Waktu PT dapat lebih lama pada pasien yang sedang
mengonsumsi obat-obatan pengencer darah, atau memiliki kondisi medis tertentu seperti
hemofilia, penyakit hati, dan gangguan penyerapan makanan.PT biasanya dilakukan bersamaan
dengan tes lain yang disebut activated partial thromboplastin time (aPTT).

 Hitung kadar trombosit


Trombosit merupakan sel darah yang membantu dalam penggumpalan darah. Kadarnya yang
rendah dapat disebabkan oleh prosedur kemoterapi, obat-obatan tertentu, atau setelah
transfusi darah dalam jumlah besar.Selain itu, kadar trombosit rendah dapat pula menjadi
pertanda dari celiac disease, defisiensi vitamin K, dan leukemia. Sementara kadar trombosit
tinggi dapat disebabkan oleh anemia, primary thrombocythemia, atau chronic myelogenous
leukemia (CML).

 Tes waktu trombin (thrombin time)


Thrombin time mengukur efektivitas fungsi fibrinogen. Hasil yang tidak normal dapat
disebabkan oleh adanya kelainan fibrinogen yang diturunkan (genetik), penyakit hati, kanker,
dan penggunaan obat-obatan yang memengaruhi proses penggumpalan darah.

 Bleeding time
Tes ini akan menilai seberapa cepat pembuluh darah kecil pada kulit menutup dan
menghentikan perdarahan.

Apa yang harus dilakukan bila hasil tes koagulasi tidak normal?


Hasil coagulation test yang tidak normal dapat menandakan gangguan pembekuan darah.
Penanganan lebih lanjut akan tergantung pada diagnosis atau penyebab di balik koagulasi
tersebut.

Apa saja yang perlu diperhatikan setelah tes koagulasi?


Tidak ada hal khusus yang perlu dilakukan setelah prosedur ini. Pasien biasanya dapat langsung
pulang atau kembali beraktivitas dengan normal.

Apa saja komplikasi tes koagulasi?


Pemeriksaan yang melibatkan prosedur pengambilan darah, termasuk tes koagulasi, memiliki
beberapa risiko komplikasi di bawah ini:

 Perdarahan
 Membutuhkan banyak suntikan untuk melokalisir pembuluh darah vena
 Darah menumpuk di bawah kulit (memar)
 Infeksi
 Pingsan atau sensasi seperti mau pingsan
FASE PRE ANALITIK PEMERIKSAAN HEMOSTASIS

Pemeriksaan hemostasis sangat penting untuk diagnosis yang akurat dan manajemen yang
aman pada pasien dengan perdarahan dan gangguan trombotik. Penggunaan obat-obatan
seperti antikoagulan yang digunakan dalam pengobatan pasien dengan penyakit jantung
hanya mungkin dilakukan dengan metode laboratorium yang terkontrol dengan baik.
Salah satu kontrol laboratorium adalah dengan memastikan tidak ada masalah pra
analitik, yaitu fase sebelum dilakukannya analisa sampel dalam laboratorium. Fase pra
analitik pada pemeriksaan hemostasis di antaranya adalah:

1. Pengambilan darah vena


 Pengambilan darah vena bisa dikerjakan kapanpun jika memungkinkan.
 Pasien harus relaks dan pada lingkungan yang hangat. Stres yang berlebihan dan
kegiatan yang bertenaga atau olahraga dapat meningkatkan faktor VIII, VWF dan
fibrinolisis.
 Pengumpulan darah ke dalam vakutainer sebaiknya dilakukan tanpa tekanan
sehingga darah dapat masuk dengan aliran bebas atau dengan tekanan negatif dari
vakutainer.
 Oklusi vena menyebabkan hemokonsentrasi, meningkatkan aktivitas fibrinolisis,
reaksi pelepasan trombosit dan aktivasi beberapa faktor koagulasi.
 Penggunaan torniquet sebaiknya dalam waktu yang sesingkat mungkin.
 Darah dicampur dengan antikoagulan dengan membolak balik tabung beberapa
kali. Sampel harus dikirim ke lab sesegera mungkin, bila tidak harus disimpan di es.
2. Antikoagulan

Citrate BD vacutainer
Antikoagulan yang paling umum digunakan adalah trisodium sitrat, direkomendasikan 32
g/l, karena:

 Faktor faktor V dan VIII tidak stabil dengan antikoagulan oxalate,dimana heparin


dan EDTA dapat secara langsung menghambat proses koagulasi yang mengganggu
hasil.
 Ion kalsium ternetralisir lebih cepat oleh sitrat.
 Perbandingan sampel dengan antikoagulan adalah 9:1 (contoh : 0,5 ml
antikoagulan untuk 5 ml sampel).
 Jika nilai hematokrit abnormal oleh karena anemia berat atau polisitemia,
perbandingan sampel dengan sitrat harus ditambahkan, dengan perbandingan sebagai
berikut:

Perbandingan sitrat : sampel darah (Bain B,


2017)
3. Pengiriman ke laboratorium
Sampel harus dikirim sesegera mungkin ke laboratorium untuk mencegah kerusakan
faktor labil terutama faktor V dan VIII.

4. Sentrifugasi
Pemeriksaan koagulasi secara rutin dilakukan sebagai platelet poor plasma (PPP) yang
disentrifugasi dengan kecepatan 2000g selama 15 menit pada suhu 4 o C (kurang lebih
4000 rev/mnt).
5. Penyimpanan Sampel
 Pemeriksaan PT dan APTT dilakukan pada sampel yang baru.
 Pemeriksaan yang dilakukan di kemudian hari disimpan dalam bentuk deep frozen
 Sampel optimalnya disimpan di aliquot kecil dalam nitrogen cair (-196 o C),
meskipun sampel dapat disimpan beku -40 o C atau -80 o C untuk beberapa minggu tanpa
kehilangan aktivitas hemostasis yang signifikan.
 Setelah sampel dicairkan kembali, sampel harus dicampur kembali dengan benar
sebelum dilakukan pemeriksaan. Sekali sampel dicairkan, tidak dapat dibekukan
kembali. Sampel dihangatkan pada suhu 37 o C untuk mecegah
pembentukan cryoprecipitate.
 

Semoga bermanfaat

Referensi:

Bain, B., Bates, I., Michael A., L. and Mitchell, L. (2017). Dacie and lewis practical
haematology international edition. 12th ed: Elsevier Health Sciences

Anda mungkin juga menyukai