KASUS I
Penanggung Jawab MK :
Nurhidayanti, S.Si., M.Kes
Seorang ATLM ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan di desa sukasenang karena terjadi
suatu penyakit yang hampir menyerang seluruh warga. Warga mengalami keluhan yang sama
yaitu demam yang naik turun dan teratur disertai mengiggil. Untuk mengatasi penyakit
tersebut secara cepat seorang ATLM melakukan pemeriksaan biologi molekuler untuk
mengetahui penyakitnya dan segera dilakukan pengobatan supaya tidak menyebar ke warga
lainya. Sebelum melakukan analisis molekuler,ATLM melakukan pemeriksaan screening
berupa sedian apus darah tipis dan ditemukan trofozoit muda berbentuk cincin didalam
eritrosit ?
1. Step 1
a. Bengkak
b. Sakit
c. Diplococus
d. Monococus
e. Tetracocus
f. Sarkina
g. Staphylococcus
h. Streptococus
2. Step 2
a. Warga mengalami keluhan yang sama yaitu demam yang naik turun dan teratur serta
menggigil
b. Seorang ATLM dapat melakukan pemeriksaan biologi molekuler
c. Pemeriksaan screening yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan sediaan apus darah
tipis untuk menemukan tropozoit muda yang berbentuk cincin
d. Alat yang digunakan untuk pemeriksaan antara lain :
1. Menggunakan cara manual pemeriksaan screening sebagai tes pendahuluan dengan
metode membuat apusan darah dan diamati menggunakan mikroskop.
2. Pemeriksaan biologi molekuler yaitu dengan ekstraksi lalu pemurnian menggunakan
spektrofotometer.
3. Menggunakan PCR (polymerase chain reaction) dan elektroforesis.
e. Dengan melihat gejala dan tanda klinis yang muncul secara umum. Untuk dilakukan
pemeriksaan mikroskopik untuk meningkatkan validasi diagnosis sehingga
pelaksanaannya dapat dilakukan dengan tepat (Arsin dkk,2012) sebagai pemeriksaan
screening. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan biologi molekuler menggunakan PCR.
f. Diduga terkena malaria karena ditemukan nya trofozoit muda berbentuk cincin. Malaria
merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di dunia termasuk Indonesia,malaria disebabkan oleh parasit darah perifer
dari genus plasmodium. Genus plasmodium memiliki lima spesies yang dapat
menyebabkan infeksi pada manusia yaitu plasmodium malariae,plasmodium
vivax,plasmodium ovale,dan plasmodium falciparum (Hamid dkk,2016).
4. Step 4
A. Pra analitik
Tahap pra analitik yaitu tahap mulai mempersiapkan pasien,menerima spesimen atau
sampel,memberi identitas spesimen,mengambil spesimen,menyimpan spesimen.
1. Formulir permintaan pemeriksaan
Apakah identitas pasien,identitas pengirim,nomor laboratorium,tanggal
pemeriksaan,permintaan pemeriksaan apakah sudah lengkap dan jelas.
Apakah semua permintaan pemeriksaan sudah ditandai,sebelum melakukan
pemeriksaan perlu diperhatikan identifikasi dan pencatatan data pasien yang benar.
2. Persiapan Pasien
Apakah persiapan pasien sesuai persyaratan dan membuat petunjuk tertulis untuk
persiapan pasien pada setiap pemeriksaan laboratorium.
3. Pengambilan dan penerimaan pasien
Apakah spesimen dikumpulkan secara benar,dengan memperhatikan jenis
spesimen.
4. Penanganan spesimen
Apakah pengolahan spesimen dilakukan sesuai persyaratan,apakah penanganan
spesimen sudah benar untuk pemeriksaan khusus.
5. Persiapan alat dan bahan (Ginting,2019).
6. Cara melakukan pengambilan sampel darah
Alat, bahan :
a. Spuit ukuran 5-10 cc
b. Kapas alkohol dan tempatnya
c. Antikoagulan
d. Botol /tabung penampung darah
e. Tourniquet
f. Sarung tangan bersih
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Ambil spuit sesuai dengan ukuran (5-10 ml )
5. Tentukan vena yang akan diambil darahnya
6. Desinfeksi dengan kapas alkohol
7. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung dibagian atas vena yang akan
diambil darhnya
8. Lakukan pengambilan darah dengan cara menusukkan vena dengan jarum spuit
menghadap keatas dengan sudut 30 – 45 derajat terhadap kulit ,kemudian lepas
karet pembendung dan lakukan pengambilan darah
9. Setelah darah diambil,masukkan ke dalam botol penampung yang telah diberi
antikoagulan sesuai dengan jenis pemeriksaan dan tekan daerah penusukan
selama 2 – 5 menit
10. Catat tanggal pengambilan
11. Buka sarung tangan
12. Cuci tangan ( Hidayat, 2008).
B. Analitik
1. Pemeriksaan apus darah tipis
Alat dan bahan :
Alat
a. Dua objeck glass
b. pipet tetes
Bahan
a. Sampel darah
b. Methanol pa (Absolute )
c. Giemsa
Prosedur kerja :
a. Objeck glass pertama digunakan untuk tempat tets darah yang akan
diperiksa dan ojeck glas kedua untuk meratakan tetes darah agar didapat
lapisan tipis .
b. Objeck glass untuk meratakan darah diletakkan miring dengan sudut kira-
kira 45̊ dan digerakkan secara cepat sehingga terbentuklah selapis tipis.
c. Sampel darah dikeringkan pada suhu ruang dan dilakukan fiksasi
menggunakan methanol pa (absolute) yaitu dengan cara meneteskan
methanol ke seluruh apusan darah
d. Apusan darah dibiarkan sampai kering pada suhu ruang. Setelah kering
apusan darah diwarnai dengan pewarna giemsa menurut metode Giemsa
dan Wright yang merupakan modifikasi metode Romanosky
(Yuniastutik,2019).
C. Pemeriksaan biologi molekuler
1. Prosedur kerja ekstraksi dan isolasi DNA menggunakan sampel darah
(Ekstraksi: fenol chloroform)
Alat dan Bahan :
Alat
a. Biosafety Cabiner
b. Refrigerated Centrifuge
c. Waterbath
d. Vortex
e. Refrigerator
f. Microtube 1,5 ml /tube
g. Mikropipet
Bahan
a. Sampel Darah Whole Blood
b. Cell Lysis Solution
c. Nueler Lysis Solution
d. Protein Precipitation
e. Isopropanol
f. Etanol 70 %
g. DNA Rehydration Solution
Prosedur Kerja
1. Untuk sampel volume 300 µl Tambahkan 900 µl. Cell lysis sokution pada
microtube steril 1,5 ml untuk sampel volume 3 ml. Tambahkan 9,0 ml cell
lysis solution pada tube steril 9,0 ml . penting : darah harus diambil
menggunakan tabung antikoagulan EDTA ,heparin ,atau citrate untuk
mencegah clotting
2. Homogenkan tabung darah secara perlahan hingga benar- benar homogen
lalu pindahkan darah microtube steril yang telah berisi cell lysis solution.
Homogenkan dengan cara dibolak balikan tabung 5-6 kali
3. Inkubasi selama 10 menit pada suhu ruang ( homogenkan dengan cara
dibolak balikan tabung 2- 3 kali selama inkubasi ) untuk melisiskan sel
darah merah. Sentrifuge pada 2000 x g selama 10 menit pada suhu ruang
untuk sampel ml
4. Buang dan hilangkan supernatan yang terbentuk sebanyak mungkin tanpa
merusak pellet putih yang nampak. Kira-kira 10-20 µl cairan residu yang
akan tetap pada microtube 1,5 ml (300 µl sampel ) kira-kira 50-100 µl.
Cairan residu yang akan tetap ada pada tube steril 15 ml , 3 ml sampel jika
sampel darah membeku ,ulangi tahap 1-4 hingga terbentuk pellet putih
mungkin saja beberapa DNA hilang pada sampel yang membeku.
CATATAN. Beberapa sel darah merah atau sel yang rusak akan terlihat
selama masih bercampur dengan sel darah putih ,jika pellet dalam
microtube/tube hanya sel darah merah saja . tambahkan ahquat cell lyis
solution setelah membuang supernatant sel pellet lalu ulangi langkah 3-4
5. Vortex tube dengan kuat hingga sel darah putih menjadi resuspend (10-15
detik )
6. Tambahkan nuclei lysis solution (300 µl untuk volume sampel 300 µl , 3,0
ml untuk volume sampel 3 ml ) pada tube yang mengandung sel resuspend
pipet larutan 5-6 kali untuk melisiskan sel darah putih larutan harus kental.
Jika sel menggumpal setelah pencampuran. Inkubasi pada 37̊ C hingga
gumpalan hancur .jika gumpalan tetap terlihat setelah 1 jam .tambahkan
nuclear lysis solution (100 µl untuk volume sampel 3 ml ) lalu inkubasi
diulang
7. OPTIONAL . tambahkan RNAse solution (1,5 µl untuk volume sampel
300 µl .15µl untuk volume sampel 3 ml ) untuk melear lysateb , dan
homogenkan sampel 2-5 kali. Inkubasi pada 37̊ C selama 15 menit dan
dinginkan pada suhu ruang
8. Tambahkan protein precipitation solution (100 µl untuk volume sampel
300 µl , 1,0 ml untuk vlume sampel 3 ml untuk nuclear lysate dan vortex
kuat selama 10-20 detik gumpalan protein kecil akan terlihat setelah vortex
. CATATAN . jika penambahan nuclear lysis solution telah ditambahkan
tahap 6, tambahkan 130 µl. Protein precipitation solution untuk volume
sampel 300 µl dan 1,3 ml. Protein precipitation solution untuk volume
sampel 3 ml.
9. Sentrifuge 13000-16000 x g selama 3 menit pada suhu ruang untuk
volume sampel 300 µl . sentrifuge 2000 xg selama 10 menit untuk pada
suhu ruang untuk volume sampel 3ml. Pellet protein harus terlihat
berwarna coklat gelap .jika tidak ada pellet yang terbentuk ,lihat langkah 4
10. Untuk volume sampel 300 µl ,pindahkan supernatant ke microsentrifuge
steril 1,5 ml yang mengandung 300 µl isopropanol (suhu ruang ) untuk
sampel 3 ml pindahkan supernatan ke tube steril mengandung 3 ml
isopropanol (suhu ruang ) CATATAN. Tinggikan cairan sisa dalam tabung
untuk menghindari kontaminasi
11. Secara perlahan homogenkan larutan hingga terlihat bentuk untaian seperti
benang putih
12. Sentrifuge 13.000 x g selama 1 menit pada suhu ruang untuk sampel
volume 300 µl . sentrifuge 2.000 x g selama 1 menit pada suhu ruang
untuk sampel volume 3 ml .DNA akan terlihat seperti pellet putih.
13. Tuang supernatant dan tambahkan sebanyak volume sampel ethanol 70%
(suhu ruang ) pada pellet DNA. Secara perlahan homogenkan dengan cara
dibolak balik tube beberapa kali untuk mencuci pellet DNA dan pada sisi-
sisi microtube. Sentrifuge seperti tahap 12
14. Perlahan pipet ethanol menggunakan pippet pasteur atau micropipet pellet.
Pellet DNA rentan sehingga ujunng pipet tidak boleh menyentuh pellet
DNA. Balikkan tabun pada kertas penyerap bersih dan keringkan pellet
selama 10-15 menit.
15. Tambahkan DNA Rehydration Solution ( 100 µl untuk volume sampel
300 µl.,250 µl untuk volume sampel 3 ml.) pada tabung dan rehyrate DNA
dengan menginkubasi pada 65 ̊C selama 1 jam. Sesekali campurkan larutan
secara hati-hati untuk alternatif, rehydrate DNA dengan menginkubasi
larutan selama seharian pada suhu ruang atau 4 ̊ C
16. Simpan DNA disuhu 2-8 ̊ C (Djuminar dan Fusvita,2020).
5. Step 5
untuk mengetahui pemeriksaan secara mikroskopis dengan bahan pemeriksaan
secara mikroskopis dengan bahan pemeriksaan berupa sediaan apus darah. Dalam
beberapa pemeriksaan tersebut mahasiswa mengalami kendala untuk mengetahui
prosedur kerja dari estraksi dan pemurnian menggunakan spektrofotometer.
6. Step 6
Belajar Mandiri.
7. Step 7