Anda di halaman 1dari 8

Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan BTA adalah prosedur untuk mendeteksi bakteri penyebab penyakit


tuberkulosis (TB). Bakteri TB dapat hidup di lingkungan asam, sehingga pemeriksaan terhadap
bakteri ini dikenal dengan nama pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA).

Cara Pewarnaan Metode Ziehl Nelseen

1. Alat
a. Lampu spirtus
b. Slide BTA
c. Rak pewarnaan
d. Tusuk gigi
e. Penjepit kayu
2. Bahan
a. Carbol Fuchsin
b. Asam alkohol 3%
c. Methylen blue 0,3% atau 0,1%
3. Cara Kerja
a. Letakkan slide BTA di atas rak pewarnaan dengan posisi menghadap ke atas
b. Tuangkan Carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh permukaan slide
c. Panaskan slide secara hati-hati dengan cara melewatkan nyala api pada bagian
bawah kaca sehingga keluar uap (jangan sampai mendidih).
d. Dibiarkan selama 5 menit
e. Slide dicuci dengan air mengalir
f. Tuangkan asam alcohol 3% di atas slide sampai warna merah dari fuchsin hilang
(maksimal 2 menit)
g. Slide dicuci dengan air mengalir
h. Tuangkan larutan methylene blue 0,3% di atas slide dan biarkan selama 10-20
detik atau larutan methylene blue 0,1% selama 1 menit
i. Slide dicuci dengan air mengalir dan keringkan pada suhu kamar
Pemeriksaan Hematokrit (HT)

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur jumlah sel darah merah di dalam darah.
Jika hasil tes menunjukkan level hematokrit rendah atau di bawah rentang normal, maka hal ini
menandakan bahwa jumlah sel darah merah di dalam tubuh sedang berkurang.

Metode Mikrohematokrit

1. Prinsip
Darah dengan antikoagulan isotonic dimasukkan ke dalam tabung hematocrit, diputar
selama 16000 rpm selama 5 menit, sehingga elektroklit dipadatkan membuat kolom
dibawah tabung, tinggi tabung mencerminkan nilai hematokrit (HT)
2. Alat dan Bahan
a. Tabung hematocrit
b. Kritosil
c. Centrifuge
d. Skala hematocrit
e. Darah EDTA
3. Cara Kerja
a. Masukkan sampel darah kedalam tabung hematokrit hingga mencapai ¾ tabung
b. Ujung tabung bagian bawah ditutup dengan kritosil sampai dengan tertutup
c. Kemudian tabung HT dimasukkan ke dalam centrifuge dengan posisi ujung
tabung yang tersumbat menjauhi pusat sumbu centrifuge
d. Centrifuge diputar selama 5 menit dengan kecepatan 16.000 rpm
e. Setelah selesai, ambil lalu baca pada skala hematokrit
f. Dengan cara, meletakkan tabung batah darah di garis bawah sedangkan batas
plasma darah diukur menggunakan enggaris lalu didapatkan hasil (%)
4. Nilai Normal
a. Wanita : 37-47%
b. Pria : 47-54%

Pemeriksaan Hitung Jumlah Sel Leukosit

Pemeriksaan hitung jumlah leukosit merupakan pemeriksaan darah rutin yang dilakukan
di laboratorium klinik. Leukosit berfungsi sebagai sel pertahanan tubuh dari penyakit infeksi atau
inflamasi.

Metode Manual

1. Prinsip
Darah diencerkan dengan larutan turk menggunakan pipet thoma leukosit. Kemudian
dimasukkan ke dalam bilik hitung. Leukosit dihitung dalam volume tertentu, dengan
faktor konversi jumlah sel/ul darah dapat diperhitungkan
2. Alat dan Bahan
a. Haemocytometer
b. Mikroskop
c. Pipet thoma leukosit
d. Deck glass
e. Bilik hitung
3. Bahan
a. Darah EDTA
b. Larutan turk
4. Cara Kerja
a. Hisap darah dengan pipet thoma leukosit sampai garis 0,5
b. Hapus kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet menggunakan tissue
c. Hisap larutan turk sampai tanda 11
d. Kedua ujung pipet ditutup dengan menggunakan jari, homogenkan darah dan
laruta turk
e. Letakkan bilik hitug dan deck glass
f. Ambil pipet thoma tadi dan homogenkan kembali, lalu buang kira kira 3-4 tetes
g. Teteskan tetesan selanjutnya ke dalam bilik hitung
h. Leukosit dihitung dalam 4 bidang besar dengan perbesaran 10x dan 40x untuk
memperjelas
5. Nilai Normal
a. Bayi : 9.000 - 12.000 sel/mm3
b. Dewasa: 4.000 - 10.000 sel/mm3

Pemeriksaan Haemoglobin (HB)


Pemeriksaan hemoglobin merupakan salah satu dari pemeriksaan darah rutin yang sering
dilakukan di laboratorium puskesmas, klinik ataupun rumah sakit. Pemeriksaan hemoglobin
dilakukan dengan beberapa metode seperti metode sahli, sianmethemoglobin yang dapat
dilakukan dengan cara manual maupun cara otomatis (Norsiah, 2015).

Metode Cyanmethemoglobin

1. Prinsip
Haemoglobin darah diubah menjadi sianmethemoglobin (hemoglobin sianida) dalam
larutan yang berisi kalium ferrisianida dan kalium sianida. Absorbansi larutan diukur
pada gelombang 546 nm (filter hijau) dengan program C/F dan faktor 36,77. Larutan
drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah hemoglobin, oksihemoglobin,
methemoglobin dan karboksihe
moglobin menjadi sianmethemoglobin. Sulfhemoglobin tidak berubah dan karena itu
tidak ikut diukur (R.Gandasoebrata, 2007).
2. Alat dan Bahan
a. Tabung darah
b. Fotometer
c. Pipet volume
d. Larutan drabkin
e. Mikropipet
f. Rak westergreen
g. Darah EDTA
h. Aqudest
3. Cara Kerja
a. Masukkan larutan drabkin 2,5 mL ke dalam tabung reaksi
b. Pipet darah 10ul, masukkan ke dalam tabung yang berisi drabkin
c. Homogenkan dengan cara membolak balikan tabung
d. Inkubasi selama 5 – 10 menit
e. Baca pada alat fotometer
f. Dengan cara, klik test lalu pilih pemeriksaan Hb
g. Klik waterblank masukkan aquadest dengan selang lalu klik start
h. Tunggu sampai lampu muncul
i. Masukkan sampel lalu klik start
j. Klik return dan isi identitas pasien
k. Lalu, klik dan print hasil
4. Nilai Normal
a. Wanita: 11.5 – 14.5 g/dl
b. Pria : 12.5 – 16.0 g/dl
c. Bayi : 11.5 – 18.0 g/dl

Pemeriksaan Urin Rutin

Pemeriksaan carik celup merupakan alat diagnostik dasar yang digunakan untuk
menentukan perubahan patologis dalam urin. Pemeriksaan carik celup ini ditandai dengan
melihat perubahan warna yang terjadi sesuai dengan keadaan urin yang sebenarnya.

Metode Carik Celup

1. Prinsip
3'3'5'5'tetrachlorofenol-3,4,5,6 tetrabromosulfo-phtalein (bufer) dengan protein akan
membentuk senyawa berwarna hijau muda sampai hijau tua.
2. Alat dan Bahan
a. Dipstick
b. Tabung urine
c. Urine sewaktu
3. Cara Kerja
a. Siapkan specimen urine segr
b. Masukkan urine ke tabung urine menggunakan pipet tetes sebanyak ¾ tabung
c. Diberikan identitas pada tabung urine agar tidak tertukar dengan sampel yang lain
d. Ambil dipstick lalu tutup kembali
e. Lalu celupkan ke dalam tabung urine yang sudah berisi urine selama 3 detik lalu
angkat dan tiriskan dibawah tissue
f. Lalu samakan dengan warna indicator pada tabung dipstick
4. Nilai Normal
a. Urobilinogen : 0,1 – 2,0
b. Berat jenis : 1.003 – 1.030
c. pH : 4.5 – 8.5
d. Benda keton : Negatif
e. Glukosa : Negatif
f. Darah samar : Negatif
g. Bilirubin : Negatif
h. Protein : Negatif
i. Nitrit : Negatif
j. Leukosit : Negatif

Pemeriksaan Sedimen Urine

Pemeriksaan sedimen urine merupakan bagian paling standar dan penting dalam
pemeriksaan penyaring, memberikan data mengenai saluran kencing mulai dari ginjal sampai
ujung uretra (Gandasoebrata, 2013).

1. Prinsip
Menggunakan mikroskop dengan cara mengendapkan unsur sedimen
menggunakan sentrifus, endapan kemudian diletakkan di atas object glass dan
ditutup dengan kaca penutup.
2. Alat dan Bahan
a. Centrifuge
b. Pipet tetes
c. Tabung centrifuge
d. Objek glass
e. Mikroskop
f. Spesimen : urin
3. Cara Kerja
a. Kocok pot urin supaya sedimen bercampur pada cairan atas dan ukur pH urin
b. Masukan urin sebanyak 7-8 ml ke tabung centrifuge
c. Putar tabung centrifuge dengan alat centrifuge dengan kecepatan 1.500-2000
rpm dalam waktu 5 menit
d. Buang cairan atas hingga tersisa supernatan
e. Kocok supernatan
f. Teteskan 1 tetes urine diatas objek glass
g. Periksa dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x kemudian 40x
4. Nilai normal sedimen
a. Leukosit : 1-3/lapang pandang
b. Eritrosit : 0-2/lapang pandang
c. Silinder : Negatif
d. Bakteri : Negatif
e. Jamur : Negatif
f. Kristal : Negatif

Anda mungkin juga menyukai