Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mutu laboratorium klinik meliputi mutu hasil pemeriksaan dan mutu
pelayanan. Mutu hasil pemeriksaan laboratorium dapat dikatakan baik apabila
akurasi dan presisinya tinggi. Mutu dapat terpenuhi apabila keseluruhan proses
pemeriksaan laboratorium yang meliputi tahap pra-analitik, analitik dan pasca
analitik dilaksanakan dengan baik dan benar dimana masing-masing tahap
tersebut memiliki peluang terjadinya kesalahan. Tahap pra analitik memberikan
kontribusi kesalahan sebesar 60-70%. Sedangkan tahap analitik menyumbang
kesalahan sebesar 10-15% dan pasca analitik 15-20%. Tahap analitik merupakan
keseluruhan proses analisis sampel. Tahap analitik meliputi reagen, peralatan,
kalibrasi, kontrol kualitas, metode pemeriksaan dan kompetensi pelaksana. Tahap
analitik dilakukan untuk menilai kualitas suatu hasil pemeriksaan laboratorium.
Reagen kerja merupakan salah satu komponen yang akan mempengaruhi mutu
hasil pemeriksaan laboratorium. Bahan laboratorium adalah bahan yang
digunakan untuk pengujian, kalibrasi dan pelayanan masyarakat. Keberadaan
bahan laboratorium merupakan sarana utama dalam melakukan kegiatan di
laboratorium. Reagen merupakan suatu zat kimia yang digunakan dalam suatu
reaksi untuk memeriksa, mendeteksi, mengukur dan menghasilkan zat lain.
Reagen tingkat analitis adalah reagen yang terdiri dari zat kimia yang mempunyai
tingkat kemurnian sangat tinggi. Kemurnian zat tersebut dianalisis dan
dicantumkan pada wadahnya. Penggunaan bahan ini tidak dapat digantikan
dengan zat bahan lainnya (Siregar et al, 2018).
Larutan Turk merupakan reagensia/bahan laboratorium yang tergolong
bahan kimia basah (wet chemistry) yang bersifat komersial (pabrikan) yang
dipakai untuk melakukan pemeriksaan hitung jumlah leukosit. Hitung jumlah
leukosit merupakan pemeriksaan untuk menentukan jumlah leukosit yang terdapat
dalam 1µl darah untuk membantu dalam menentukan adanya peningkatan jumlah
leukosit (leukositosis) atau penurunan jumlah leukosit (leukopenia) yang menjadi
suatu tanda adanya infeksi atau melihat proses atau perjalanan penyakit serta
pengaruh pengobatan. Suatu hitung jumlah leukosit dapat dinyatakan dalam
sel/mm3 , sel/µl, x 103 sel /ml, x 106 sel/L, satuan yang lebih sering digunakan
dalam hitung jumlah leukosit adalah sel/mm 3 atau sel/µl (Nugraha & Badrawi,
2018). Rata-rata jumlah leukosit dalam tubuh manusia normal adalah 4.000-
10.000 sel/mm3, yang disebut leukositosis, apabila jumlah leukosit kurang dari
4.000 sel/mm3 disebut leukopenia (Subaiyah et al, 2018). Dua metode yang
digunakan dalam pemeriksaan hitung jumlah leukosit, yaitu cara otomatis dengan
menggunakan mesin penghitung sel darah (Hematology Analyzer) dan manual
menggunakan pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop. Saat ini sudah banyak
laboratorium yang menggunakan cara otomatis, tetapi masih banyak juga
laboratorium yang menggunakan cara manual. Hitung jumlah leukosit cara
2

manual menggunakan kamar hitung (Improved Neubauer), sampel darah


diencerkan dengan larutan Turk (Salman et al, 2021).
Ketersediaan reagen Turk untuk pemeriksaan hitung jumlah leukosit
secara manual yang biasa dilakukan oleh klinik sederhana atau klinik Puskesmas
terpencil seringkali tidak tersedia. Hal itu dapat terjadi karena kehabisan larutan
Turk akibat pemeriksaan yang terlalu banyak atau masa pakai yang sudah
kadaluarsa dan jarak antara laboratorium dengan penyedia reagen cukup jauh.
Sehingga banyak peneliti melakukan penelitian untuk mengatasi masalah tersebut
dengan membuat larutan turk modifikasi (Subaiyah et al, 2018; Safirah et al, 2019
; Hurrohmah, 2020; Salman et al, 2021; Kahfi et al, 2022), namun reagensia
alternatif tersebut belum diuji kualitasnya. Reagen alternatif pengganti larutan
turk yaitu dengan larutan turk modifikasi air perasan jeruk nipis termasuk ke
dalam kategori reagen buatan sendiri. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan
nomor 1792 tahun 2010, kondisi reagen yang harus diperhatikan sebelum
digunakan yaitu kemasan reagen, wadah utuh, isi tidak berubah warna, keadaan
fisik reagen, izin edar dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, label atau
wadah, tanggal produksi, nomor batch reagen, batas kadaluarsa, stabilitas reagen,
suhu penyimpanan (Saputri, 2021).
Berdasarkan latar belakang di atas, larutan turk modifikasi air perasan jeruk
nipis belum ada pengujian untuk memenuhi persyaratan reagen sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan No 1792 Tahun 2010 tersebut, oleh karena itu peneliti tertarik
untuk menguji stabilitas reagen dalam hal keadaan fisik reagen yang dilihat
berdasarkan lama waktu penyimpanan reagen terhadap larutan turk modifikasi air
perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana pengaruh lama waktu penyimpanan terhadap
larutan turk modifikasi air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai
pengganti komposisi larutan turk yang disimpan selama 1 hari, 7 hari dan 14 hari
pada suhu dingin.
1.3 Tujuan Riset
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lama penyimpanan larutan turk
modifikasi air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang disimpan selama 1
hari, 7 hari dan 14 hari pada suhu dingin terhadap hitung jumlah leukosit.
1.4 Manfaat Riset
Penelitian ini bermanfaat sebagai referensi tambahan pada pemeriksaan
klinis laboratorium hematologi dalam pemeriksaan hitung leukosit terkait uji
kualitas reagensia pengganti untuk larutan turk.
1.5 Urgensi Riset
Penelitian ini bersifat penting karena dapat menjadi alternatif reagensia
dan pemenuhan kebutuhan reagensia dalam waktu cepat dan mudah di dapat
3

untuk pemeriksaan hitung leukosit oleh para Ahli Ahli Teknologi Laboratorium
Medik (ATLM) yang bekerja di Puskesmas terpencil.

1.6 Temuan Yang Ditargetkan


Temuan yang ditargetkan pada penelitian ini adalah larutan turk
modifikasi air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai reagensia
pemeriksaan hitung leukosit yang sudah teruji kualitas reagensianya.
1.7 Kontribusi Riset Terhadap Ilmu Pengetahuan Sesuai Bidang Ilmu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para Ahli Teknologi
Laboratorium Medik (ATLM) yang bekerja di Puskesmas terpencil yang ingin
melakukan pemeriksaan hitung leukosit segera, namun terkendala dalam
ketersediaan reagensia larutan Turk pabrikan dalam waktu cepat, sehingga dapat
menggunakan larutan turk modifikasi yang sudah diuji kualitasnya.
1.8 Luaran Riset
Luaran dari hasil penelitian ini adalah berupa antara lain laporan
kemajuan, laporan akhir, artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah
terakreditasi nasional/SINTA dan publikasi melalui sosial media yang bersponsor
(adsense/ads).

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Larutan Turk merupakan bahan pemeriksaan leukosit manual dengan
komposisi : gentian violet, asam asetat glasial, aquadest. Asam asetat glasial pada
larutan turk berfungsi melisiskan eritrosit dan mempunyai kandungan asam
dengan pH 2.4. Sedangkan gentian violet berfungsi sebagai pemberi warna
sehingga leukosit tampak jelas.
Berbagai macam asam lemah dapat melisiskan sel darah dan jeruk nipis
memiliki kandungan asam lemah tersebut. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
merupakan jenis citrus yang mempunyai pH 2,0 serta kandungan senyawa kimia
bermanfaat, yaitu asam sitrat, kalsium, belerang, vitamin B1 dan C, besi, linalin
asetat, glikosida, asam amino triptofan, anildehid, aktaldehid, lemon kamfer,
damar, minyak atsiri, kadinen, fosfor dan fellandren sitrat (Hurrohmah, 2020).
Hasil penelitian Subaiyah et al (2018) menyatakan terdapat perbedaan hitung
jumlah leukosit antara larutan turk dan modifikasi turk perasan jeruk nipis namun
keduanya masih berada dalam batas nilai normal. Safirah et al (2019),
menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan menunjukkan rata-rata jumlah leukosit
dengan menggunakan larutan turk (kontrol) sebesar 5.045 sel/mm³ darah,
sedangkan perhitungan rata-rata jumlah leukosit menggunakan larutan turk
modifikasi air perasan jeruk nipis sebesar 4.910 sel/mm 3 darah, yang mana nilai
keduanya masih berada pada rentang normal jumlah sel leukosit pada darah.
Hurrohmah (2020), menyimpulkan bahwa modifikasi air perasan jeruk nipis dapat
digunakan sebagai alternative pengganti komposisi larutan turk dalam
4

pemeriksaan hitung jumlah leukosit paling efektif dengan konsentrasi 2%. Salman
et al (2021) juga menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
nilai hitung jumlah leukosit antar perlakuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
modifikasi larutan Turk dengan air perasan jeruk nipis 2% dan asam cuka 5%
dapat digunakan sebagai alternatif pengganti larutan Turk. Hasil penelitian Ja’alni
(2021) didapatkan rata-rata jumlah leukosit menggunakan larutan Turk adalah
6.230/mm, dan dengan menggunakan larutan Turk modifikasi jeruk nipis 1% rata
– rata Jumlah leukosit adalah 4.870 sel/mm3. Kahfi et al (2022), menyatakan
bahwa konsentrasi paling efektif air perasan jeruk nipis yang menghasilkan
jumlah hitung leukosit yang tidak jauh berbeda dengan larutan turk adalah 2%.

BAB III. METODE RISET


3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Riset
Penelitian ini akan dilaksanakan Selama 5 Bulan dari Bulan April-Juli
Tahun 2023 bertempat di Laboratorium Patologi Klinik Universitas Borneo
Lestari.
3.2. Bahan dan Alat yang Digunakan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel air perasan
belimbing wuluh, serum darah EDTA, gentian violet 1%, aquadest steril, spuit 3
cc, kapas alkohol, kapas kering, kertas saring, kertas label. Alat yang digunakan
pada penelitian ini adalah bilik hitung (haemocytometer), mikroskop binokuler,
optilab, kaca penutup (cover glass), tourniquet, selang, peralatan gelas, ball pipet,
pipet ukur, alat pemeras belimbing wuluh, pisau dapur, sendok, botol kaca gelap,
rak tabung, batang pengaduk, pipet leukosit, tube/vial.
3.3. Variabel Riset
Variabel bebas pada penelitian ini adalah jumlah hitung leukosit yang
menggunakan larutan larutan turk modifikasi air perasan belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi L.) yang disimpan selama 1 hari, 7 hari dan 14 hari. Variabel
terikat pada penelitian yaitu lama waktu penyimpanan larutan turk modifikasi air
perasan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yang disimpan selama 1 hari, 7
hari dan 14 hari.
3.4. Tahapan riset yang akan dilaksanakan
Tahapan riset yang akan dilaksanakan yaitu pengumpulan buah belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi L.),pembuatan perasan belimbing wuluh, pembuatan
larutan Turk modifikasi perasan belimbing wuluh, penyimpanan larutan turk
modifikasi perasan belimbing wuluh, pengujian fisik reagensia larutan turk
modifikasi air perasan belimbing wuluh, pengambilan sampel darah, pengukuran
hitung leukosit berdasarkan lama waktu penyimpanan, analisa data hasil
pemeriksaan.
3.5 Prosedur riset
3.5.1 Pengumpulan Air Perasan belimbing wuluh
5

Pada tahap awal, belimbing wuluh yang akan digunakan sampel penelitian
terlebih dahulu dicuci. Dipilih buah belimbing wuluh yang masih muda buah
tersebut yang masih banyak mengandung air. Kemudian diperas menggunakan
perasan belimbing. Biji yang terdapat diatas perasan belimbing wuluh tersebut
dipisahkan. Kemudian air perasan belimbing wuluh tersebut dikumpulkan dan
dimasukkan dalam beaker glass.
3.5.2 Pembuatan Larutan turk modifikasi dengan belimbing wuluh
Air perasan belimbing wuluh yang telah disaring diencerkan dengan aquadest
steril dengan memipet air perasan belimbing wuluh sebanyak 25 ml dan
dilarutkan dalam 1 L aquadest steril. Sediakan 1 buah gelas ukur yang bersih,
kemudian dipipet air perasan belimbing wuluh yang telah diencerkan sebanyak 15
ml menggunakan pipet ukur masukkan ke dalam gelas ukur, setelah itu dipipet
gentian violet sebanyak 1 ml menggunakan pipet ukur masukkan kedalam gelas
ukur yang berisi air perasan belimbing wuluh tadi, kemudian dipipet lagi aquadest
steril sebanyak 475 ml menggunakan pipet ukur masukkan ke dalam gelas ukur
yang berisi gentian violet dan air perasan belimbing wuluh, diaduk campuran
tersebut menggunakan batang pengaduk hingga tercampur rata.
3.5.3 Sampling darah
Disiapkan alat dan bahan, kemudian dilakukan pendekatan pasien dengan
tenang dan ramah, usahakan pasien senyaman mungkin. Minta pasien meluruskan
lengannya, pilih tangan yang banyak melakukan aktivitas. Minta pasien utnuk
mengepalkan tangannya. Dipasangkan tourniquet kira-kira 10 cm diatas lipatan
siku. Pilih bagian vena mediana cubital atau chepalic, dilakukan perabaan
(palpasi) untuk memastikan posisi vena, apahila vena teraba seperti sebuah pipa
kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, dilakukan
pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit
pada daerah lengan. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas
alkohol 70% dan biarkan kering, dengan catatan kulit yang sudah dibersihkan
jangan dipegang lagi. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap
ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk kedalam
semprit (flash). Usahakan sekali tusuk vena, lalu tourniquet dilepas. Setelah
volume darah dianggap cukup, minta pasien membuka kepalan tangannya.
Volume darah yang diambil ±2 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan
untuk pemeriksaan. Diletakkan kapas ditempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik
jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama ±15 menit.
3.5.4 Uji Mutu Larutan Turk Modifikasi Air Perasan belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi L.) berdasarkan lama masa simpan
3.5.4.1 Uji Kualitas Fisik Reagensia
Kualitas fisik larutan turk modifikasi air perasan belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi L.) dapat dilakukan dengan mengamati parameter keadaan
reagensia setelah disimpan yaitu warna larutan, ada tidaknya endapan/kristal,
kekentalan, ada tidaknya pemisahan reagen/larutan.
6

3.5.4.2 Hitung Jumlah Leukosit Menggunakan Larutan Turk Modifikasi Air


Perasan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) berdasarkan variasi
lama masa simpan
Sampel darah dengan anticoagulant EDTA di pipet menggunakan pipet
leukosit sampai tanda 0,5 tepat, kemudian memipet larutan Turk sampai tanda 11
tepat. Bagian luar dibersihkan denga tissue. Kemudian dikocok serupa angka
delapan selama 10-15 detik. Setelah itu, dikocok kembali selama 2-3 menit.
Diamkan campuran selama 5 menit. Buang 3-4 tetesan pertama dan teteskan
sampel diatas kamar hitung sampai memenuhi bagian kamar hitung. Amati
dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x di kotak besar leukosit serta
dicatat hasil jumlah leukosit. Hal ini dilakukan perlakuan 10 kali pengulangan
untuk larutan Turk sebagai pembanding dari larutan air perasan belimbing wuluh
tersebut.
Sampel darah dengan antikoagulan EDTA di pipet menggunakan pipet
leukosit sampai tanda 0,5 tepat, kemudian memipet larutan air perasan belimbing
wuluh sampai tanda 11 tepat. Bagian luar dbersihkan dengan tissue. Kemudian
dikocok serupa angka delapan selam 10-15 detik. Setelah itu, dikocok kembali
selama 2-3 menit. Diamkan campuran selama 5 menit. Buang 3-4 tetesan pertama
dan teteskan sampel diatas kamar hitung sampai memenuhi bagian kamar hitung.
Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x di kotak besar leukosit
serta dicatat hasil jumlah leukosit. Perlakuan ini dilakukan pengulangan sebanyak
10 kali agar mendapatkan hasil yang lebih akurat untuk perlakuan terhadap larutan
turk modifikasi air perasan jeruk nipis yang disimpan selama 1 hari, 7 hari dan 14
hari. Interpretasi hasil : mutu reagen dikatakan baik apabila reagen yang akan diuji
dapat menunjukkan hasil yang sesuai dengan hasil yang diharapkan.
3.6 Indikator capaian yang terukur di setiap tahapan
Mutu reagen larutan turk modifikasi air perasan belimbing wuluh dikatakan
baik apabila reagen yang akan diuji dapat menunjukkan hasil yang sesuai dengan
hasil yang diharapkan, yaitu rentang rata-rata jumlah leukosit dalam tubuh
manusia normal adalah 4.000-10.000 sel/mm3.
3.7 Analisis Data
Riset ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian
yang yaitu Post Test Only Control Group Design dengan rancangan perlakuan
yaitu variasi lama masa simpan 1 hari, 7 hari dan 14 hari baik untuk larutan turk
modifikasi air perasan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) maupun larutan
turk pabrikan sebagai kontrol. Hasil riset didapat setelah perlakuan masa simpan
larutan turk modifikasi air perasan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) pada 1
hari, 7 hari dan 14 hari, kemudian masing-masing perlakuan dipakai untuk
menghitung jumlah leukosit yang diulang sebanyak 10x pada masing-masing
perlakuan. Hasil yang didapat di uji normalitas dan homogenitas untuk di analisis
secara statistik. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk, data terdistribusi
normal apabila α < 0,05 dan dilanjutkan dengan uji homogenitas, dikatakan
7

homogen apabila α > 0,05. Apabila data normal dan homogen, maka dapat
dilakukan analisis statistic parametrik yaitu menggunakan uji analisis Varians
(Analysis Of Variance/ANOVA) yaitu untuk mengetahui pengaruh lama masa
simpan larutan turk modifikasi air perasan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
terhadap hitung jumlah leukosit. Apabila ada data yang tidak normal atau tidak
homogen, maka dilakukan analisis statistik non parametrik menggunakan uji
Kruskall wallis.
3.8 Cara Penafsiran
Cara penafsiran data riset dilakukan analisis data kuantitatif berdasarkan
nilai rata-rata hitung jumlah leukosit dari 10x pengulangan yang disajikan dalam
bentuk tabel pada masing-masing variasi perlakuan.

3.9 Penyimpulan Hasil Riset


Hasil hitung jumlah leukosit menggunakan larutan turk modifikasi air
perasan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yang disimpan pada 1 hari, 7 hari
dan 14 hari dibandingkan hasil hitung jumlah leukosit menggunakan larutan turk
(pabrikan) sebagai kontrol berdasarkan rentan nilai normal leukosit manusia yaitu
4.000-10.000 sel/mm3.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Rekapitulasi rencana anggaran biaya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Rekapitulasi rencana anggaran biaya
Jenis
No Sumber Dana Besaran Dana (Rp.)
Pengeluaran
Bahan habis Belmawa 5.576.250
1
pakai Perguruan Tinggi 1.437.750
Sewa dan Belmawa 1.400.000
2
Jasa Perguruan Tinggi 400.000
Transportasi Belmawa 438.000
3
lokal Perguruan Tinggi 162.000
Belmawa 500.000
4 Lain-lain
Perguruan Tinggi 0
Jumlah 9.914.000
Belmawa 7.914.250
Rekap sumber
Perguruan Tinggi 1.999.750
dana
Jumlah 9.914.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Bulan Penanggung
No Jenis Kegiatan
Jawab
1 2 3 4 5
8

Perizinan
1 penyewaan Muhammad
laboratorium Nasywan Rizqullah
Pembelian alat dan Retno Nurviana
2
bahan
3 Persiapan
pembuatan variasi
perlakuan Ratna Amanah Sari
Norlaila Puteri
4 Uji perlakuan
Maulida
5 Analisis hasil Hanipa Sapria
Pembuatan laporan Norlaila Puteri
6
kemajuan Maulida
Pembuatan laporan Hanipa Sapria
7
akhir
Pembuatan artikel Ratna Amanah Sari
8
ilmiah & publikasi

DAFTAR PUSTAKA
Hurrohmah, R. I. 2020. Gambaran Modifikasi Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus
Aurantifolia Swingle) Sebagai Pengganti Komposisi Larutan Turk Untuk
Hitung Jumlah Leukosit (Studi Di Ruang Laboratorium Hematologi
STIKes ICMe Jombang. Karya Tulis Ilmiah. STIKes Insan Cendekia
Medika Jombang.
Ja’alni, Q. 2021. Membandingkan Jumlah Leukosit Dengan Penggunaan Perasa
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) 1% Sebagai Pengganti Asam Asetat
Glasial. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Perintis Indonesia.
Kahfi, M. S., Aryani, D., & Purnomo, F. O. 2022. Variasi Konsentrasi Air Perasan
Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) Sebagai Pengganti Komposisi
Larutan Turk Untuk Hitung Jumlah Leukosit Di Laboratorium RS
Hasanah Graha Afiah. Jurnal Kesehatan Tambusai, 3(1); 113-119.
Nugraha, G. & Badrawi, I. 2018. Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium
Klinik. Jakarta: Trans Info Media.
Safirah, N., Rahmi, S.N., Widyawati, G.I. 2019. Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus
Aurantiifolia) Sebagai Reagen Alternatif Pengganti Larutan Turk Untuk
Hitung Jumlah Leukosit. PKM Riset Eksakta. Akademi Analis Kesehatan
Borneo Lestari.
Salman, Y., Nadia, N., & Wahidah, R. 2021. Perbedaan Hasil Hitung Jumlah
Leukosit dengan Modifikasi Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle) dan Asam Cuka sebagai Pengganti Komposisi Larutan
Turk. Jurnal Kesehatan Indonesia. 12(1);12-15.
Saputri, A. N. A. W. 2021. Perbedaan Kadar Kalsium Menggunakan Reagen
9

Langsung Dan Setelah Didiamkan Pada Suhu Ruang. Karya Tulis Ilmiah
(KTI). Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Siregar, M.T., Wieke S.W., Doni S., Anik N. 2018. Kendali Mutu. Jakarta: Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Subaiyah., Santosa. B., Ariyadi, T., 2018. Perbandingan Larutan Turk Dengan
Modifikasi Larutan Turk Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
swingle) Terhadap Jumlah Leukosit. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Semarang.

Anda mungkin juga menyukai