Anda di halaman 1dari 13

....................................................................................................................................

............................

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA KLINIK DASAR
”FLEBOTOMI”

Disusun Oleh
Kelompok IV:
Nama : 1. Rohalya Dwiyanti Panigoro
2. Nabilah basalamah, A.Md, Farm
3. Sulistiawati R Paerah
4. Moh. Fauzan
5. Moh. Zulkarnain Bula
6. Febrianti Harun
Asisten : 1. Juliyanti H. Tuna, A.Md., Kes
2. Rahmawanto Taidi, S.Farm

LABORATORIUM KIMIA KLINIK DASAR


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO
....................................................................................................................................
2023
....................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari teknik terhadap darah, urin,
sputum (Ludah, dahak), cairan otak, ginjal, dan sekret-sekret yang dikeluarkan.
Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi kimia dapat digunakan
darah, urin, atau cairan tubuh yang lain. Terdapat banyak pemeriksaan kimia darah
di dalam laboratorium klinik antara lain uji fungsi hati, otot jantung, ginjal, lemak
darah, gula darah, fungsi pankreas, elektrolit, dan dapat pula dipakai beberapa uji
kimia yang digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis. Salah satu
pengujian yang dilakukan yaitu pemeriksaan darah pada beberapa pembuluh darah
yang biasa disebut dengan Flebotomi (Ramdani, 2023).
Flebotomi adalah proses pengambilan darah dari sirkulasi melalui tusukan
atau sayatan dapat melalui vena, arteri maupun kapiler dalam rangka untuk
mendapatkan sampel. Pengambilan darah vena membutuhkan bantuan alat
tourniquet untuk membendung aliran darah sehingga vena di bawah
kulit mudah terlihat. Phlebotomist adalah seorang tenaga kesehatan medis yang
telah mendapat kompetensi dari pendidikan/pendidikan dan kewenangan dari
pemegang otoritas dibidang tersebut melalui pemberian izin yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan untuk melakukan pengambilan darah (sampling)
dan menampung spesimen darah dari pembuluh darah (vena, kapiler, dan arteri)
(Nugraha, 2017).
Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang membawa darah rendah
oksigen (teroksigenasi atau miskin oksigen) kecuali pada vena paru, yang
membawa darah beroksigen dari paru-paru kembali ke jantung. Pembuluh darah
vena merupakan kebalikan dan pembuluh arteri yaitu berfungsi membawa darah
kembali ke jantung. Katup pada vena terdapat di sepanjang pembuluh darah.
Katup tersebut berfungsi untuk mencegah darah tidak kembali lagi ke sel atau
jaringan (Syaifuddin, 2009).
Pembuluh darah kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil disebut juga
pembuluh rambut. Umumnya darah kapiler ini meliputi sel-sel jaringan karena
langsung berhubungan dengan sel, kapiler adalah tempat terjadinya pertukaran
zat. Komposisinya terdiri dari campuran darah arteri, darah vena, cairan intertisiel
dan intaseluler (Syaifuddin, 2009).
1.2 Tujuan dan manfaat praktikum
1.2.1 Tujuan praktikum
1. Untuk mengetahui proses pengambilan darah pada pembuluh darah
vena
2. Untuk mengetahui proses pengambilan darah pada pembuluh darah
kapiler
1.2.2 Manfaat parktikum
1. Agar dapat mengetahui proses pengambilan darah pada pembuluh darah
vena
2. Agar dapat mengetahui proses pengambilan darah pada pembuluh darah
kapiler
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
2.
2.1. Dasar teori
2.1.1 Flebotomi
Flebotomi (Phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dan tomia. Phleb
berarti pembuluh darah vena dan Tomia berarti mengiris/memotong (cutting).
Flebotomi adalah proses pengambilan darah dari sirkulasi melalui tusukan atau
sayatan dapat melalui vena, arteri maupun kapiler dalam rangka untuk
mendapatkan sampel. Pengambilan darah vena membutuhkan bantuan alat
tourniquet untuk membendung aliran darah sehingga vena di bawah
kulit mudah terlihat. Teknik flebotomi merupakan suatu cara pengambilan darah
(sampling) untuk tujuan tes laboratorium atau bisa juga pengumpulan darah
untuk didonorkan (Nugraha, 2017).
Proses mengeluarkan darah adalah proses membuat tusukan di pembuluh
darah, biasanya di lengan, dengan kanula untuk mengeluarkan darah. Prosedur itu
sendiri dikenal sebagai venipuncture , yang juga digunakan untuk terapi
intravena . Seseorang yang melakukan phlebotomy disebut phlebotomist,
meskipun kebanyakan dokter, perawat, dan teknisi lainnya juga bisa melakukan
phlebotomy. Sebaliknya, flebektomi adalah mengangkat pembuluh darah (Arif,
2011).
2.1.2 Pengambilan darah vena
Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya
diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku).
Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada
pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena
basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus
dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis
dan syaraf median. Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan,
maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan.
Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum
yang ukurannya lebih kecil (Iskandar, 2015).

Menurut (Iskandar, 2015) Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah


adalah :
a. Lengan pada sisi mastectomy
b. Daerah edema
c. Hematoma
d. Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
e. Daerah bekas luka
f. Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
g. Daerah intra-vena lines
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi
bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat
digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang
diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena
darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media
biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada
pengambilan dengan cara manual dapat dihindari (Ardyansyah, 2020).
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau
jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk
mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle). jarum
vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum
anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior
dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan
tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (Ardyansyah,2020).
2.1.3 Pengambilan darah kapiler
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang
berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang
digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah di ujung jari tangan
(Fingerstick) atau anak daun telinga. Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit
(Heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki. Lokasi
pengambilan
tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti vasokonstriksi
(pucat), vasodilatasi, kongesti atau sianosis setempat (Iskandar, 2015).
2.2 Uraian bahan
1. Alkohol (FI III, 1997)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Alkohol, etanol, etil alkohol
Rumus Molekul : C2H6O
Rumus Struktur :

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam klorofom P,


dan larut dalam eter P.
Pemerian : Cairan berwarna jernih, mudah menguap, dan
mudah bergerak. Bau khas dan rasa panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya
dan nyala api
Kegunaan : Disenfektan
BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu tornikuet,
dispo 3ml, dispo 5ml dan autoclick
3.1 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu, kapas
kering dan kapas beralkohol 70%
3.1 Prosedur Kerja
3.1.1 Prosedur Kerja Vena
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipastikan semua peralatan terjangkau dan memakai sarung tangan
3. Dilakukan pendekatan dengan pasien dengan tenang dan ramah;
usahakan pasien senyaman mungkin
4. Diverifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau mengonsumsi obat.
5. Diluruskan lengan pasien, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas
dan minta pasien untuk mengepalkan tangannya
6. Ditentukan vena yang telah dipilih, dan dibersihkan daerah yang akan
ditusuk dengan alkohol 70% dan biarkan kering.
7. Dipasangkan turniket kurang lebih 3 jari diatas siku
8. Ditusukkan jarum dengan sudut 30 derajat atau kurang pada bagian
vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas
9. Dilepaskan tornikuet saat vena di akses
10. Dilepaskan jarum setelah spesimen darah yang diperlukan telah cukup
11. Diletakkan kapas kering di atas bekas suntikan untuk menekan bagian
tersebut
3.1.2 Prosedur Kerja Kapiler
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dijelaskan kepada pasien alasan pengamnilan darah yang akan
dilakukan dan pemeriksaan yang akan dilakukan dengan spesimen
tersebut.
3. Dipilih bagian ujung jari yang berdaging atau tebal, pilihlah antara jari
tengah atau jari manis.
4. Dibersihkan tangan pasien terlebih dahulu dengan kapas alkohol 70%
kemudian tunggu sampai kering.
5. Ditegangkan tangan pasien dengan memijat jari tengah atau jari manis
6. Dilakukan penusukkan dengan gerakan yang cepat dengan memakai
autoclick. Tusukan dilakukan pada bagian ujung jari.
7. Dihapus darah yang pertama kali keluar dengan menggunakan kapas
kering dan tetesan berikutnya baru boleh digunakan untuk pemeriksaan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


No Teknik pengambilan darah Hasil pengamatan
.
1.
Pengambilan darah pada
pembuluh darah vena

2. Pengambilan darah pada


pembuluh darah kapiler

4.2 Pembahasan
Flebotomi adalah tindakan yang dilakukan untuk mendapatakan specimen
darah melalui vena (venipuncture), melalui pembuluh darah arteri (arterial
puncture), dan melalui kapiler (capillary puncture) yang digunakan sebagai
sampel untuk diperiksa dilaboratorium. Sebelum dilakukannya pengambilan darah
dipastikan alat-alat yang digunakan telah memenuhi persyaratan yaitu bersih,
keringan, tidak mengandung bahan kimia, dan terbuat dari bahan-bahan yang
tidak menngubah zat-zat didalam sampel. Teknik pengambilan darah juga harus
dilakukan dengan benar dan sesuai standar, agar tidak terjadi kesalahan yang
tidak di inginkan (Armal, 2019).
4.2.1 Pengambilan darah pada vena
Pengambilan darah pada pembuluh darah vena (Vennipucture) dilakukan
pada vena mediana cubiti, karena vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit ,
cukup besar dan tidak ada pasokan saraf besar. Teknik ini dilakukan dengan
sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil (Iskandar,
2015).
Sebelum dilaksanakannya penngambilan darah pada vena dipersiapkan
terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan atau yang disebut dengan pra
analitik. Dalam pra analitik, yang perlu dipersiapkan yaitu spoit 3 ml, torniquet,
kapas kering, kapas alkohol 70% dan handscoon. Spoit adalah alat yang
digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian injeksi intravena dengan
volume tertentu. Torniquet digunakan untuk pengebat atau pembendung pembuluh
darah pada organ yang akan dilakukan penusukan flebotomi, penggunaan
torniquet tidak boleh lebih dari 1 menit dikarenakan jika pemasangan terlalu lama
dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan
elemen sel) dan juga dapat meningkatkan kadar substrat (protein total, AST, besi,
kolestrol dan lipid total). Alkohol 70% digunakan untuk menghilangkan kotoran
atau membersihkan area penusukan agar terhindar dari infeksi bakteri yang tidak
di inginkan (Iskandar, 2015).
Selanjutnya dilakukan tahap analitik yaitu tahap pelaksaan atau
pemeriksaan, pengawasan ketelitian dan ketepatan (Permenkes, 2010). Tahap
pertama yang dilakukan pada tahap ini yaitu diposisikan pasien senyaman
mungkin (bisa berbaring atau duduk) agar memudahkan proses pengambilan
darah pada pembuluh darah vena. Diperintahkan pasien untuk mengulurkan
tangannya, berikutnya dipasangkan turniquet dengan jarak 3 jari diatas letak vena,
dilakukan palpasi untuk memastikan posisi vena. Vena yang dipilih adalah vena
mediana cubiti yang letaknya berada di sisi lipatan siku yang berada didekat
dengan permukaan kulit, berukuran besar, dan tidak terdapat saraf besar sehingga
vena ini dijadikan sebagai pilihan utama karena minimum rasa sakit (Riswanto,
2013). Sebelum dilakukannya penusukan dibersihkan terlebih dahulu area yang
akan ditusuk menggunakan kapas alkohol 70% yang berfungsi sebagai Antiseptik
(membunuh dan menghambat pertumbuhan Mikroorganisme) serta membersihkan
luka dan alat-alat medis (Muh, A. Zuhri, 2021). Setelah itu, diperintahkan pasien
untuk mengepalkan tangannya dengan tujuan agar vena dapat terlihat lebih jelas.
Kemudian ditusukan spoit (jarum) ke area vena yang telah ditentukan,
pastikan Ujung lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut kemiringan antara
jarum dan kulit 150-300. Selanjutnya ditarik penghisap spoit secara perlahan
hingga specimen darah terlihat, setelah darah terlihat diperintahkan pasien untuk
melepaskan kepalan tangan dan di ikuti dengan melepaskan turniquet yang
bertujuan untuk mengurangi aliran balik darah dan memperlancar aliran darah
kembali (Ni luh, 2018). Setelah specimen darah telah didapatkan letakkan kapas
kering diatas bekas tusukkan untuk menekan bagian tersebut. Tahap akhir adalah
tahap pasca analitik yaitu tahap akhir dari proses pemeriksaan yang telah
dikeluarkan atau hasil dari tindakan yang dilakukan.
4.2.2 Tahap pengambilan darah pada kapiler
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang
berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Cara ini
digunakan bila jumlah darah yang digunakan atau dibutuhkan sedikit yaitu kurang
dari 0,5 ml darah. Biasanya digunakan hanya untuk satu atau dua macam
pemeriksaan saja. Misalnya hanya untuk hemoglobin, hapusan darah, eritrosit atau
hitung leukosit (Gandasoebrata, 2011). Pada pengambilan darah ini prosesnya
atau tahapannya sama seperti tahap pengambilan darah pada vena yaitu
menggunakan tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik yang membedakan
tahap pengambilan darah ini hanya pada area dan alat yang digunakan berupa
autooclik, lancet. Pada pengambilan darah ini dilakukan pada area ujung jari yang
cukup tebal seperti jari tengah dan jari manis.
Pada praktikum ini yang digunakan yaitu ujung jari tengah sebagai daerah
penusukan karena jari tersebut memiliki kulit yang tebal, dilakukan dengan cara
dipijat agar darah yang berada pada ujung jari dapat terkumpul. Kemudian
bersihkan ujung jari menggunakan kapas alkohol 70%, setelah itu ditusukan auto
click yang telah berisi lancet. Diposisikan jarum lancet tegak atau bisa juga
miring, darah yang pertama kali keluar dibersihkan menggunakan kapas kering
dikarenakan kemungkinan darah tersebut telah terkontaminasi dengan alkohol,
lalu ditekan jari hingga darah keluar kemudian amati (Ni Luh, 2018).

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada proses pengambilan darah vena hal pertama yang dilakukan yaitu
pencarian vena lalu dilakukan dengan menepuk nepuk darah vena, setelah
pasien diminta untuk mengepalkan tangannya pada saat dilakukan
penyuntikan dan setelah dilakukan penyuntikan kepalan tersebut dibuka
kembali .
2. Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan skinpuncture yang berarti
proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit yaitu pada ujung
jari tengah atau jari manis
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk dosen
Sebaiknya dosen agar lebih memperhatikan lagi praktikan pada saat
praktikum berlangsung agar praktikan tidak mengalami kesulitan dan
apabilah terjadi masalah maka bisa langsung diatasi
5.2.2 Saran untuk asisten
Diharapkan asisten agar dapat membimbing dan mengontrol serta
memperhatikan praktikan selama proses praktek berlangsung dan
memberikan arahan lagi agar tidak terjadi kesalahan dalam percobaan
5.2.3 Saran praktikan
Diharapkan agar praktikan lebih memperhatikan arahan dari asisten
dosen dan proses praktikum berlangsung agar tidak kebingungan saat
melakukan praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Ardyansyah. 2020 Pemeriksaan Golongan Darah Bagi Masyarakat Desa


Taccorong sebagai upaya memahami dan manfaat Darah
Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. 6-7, 93-94, 265, 338-339, 691.
Iskandar, A. U. (2015). Pengambilan Sampel Darah. Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Nugraha, 2017. Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Jakarta
Timur: Trans Info Media.
Arif, M. 2011. Dasar-Dasar Flebotomi. Makassar: LEPHAS
Ramdani M,N, 2023. Kimia klinik 1. Yogyakarta
Syaifuddin, 2009. Anatomi fisiologi manusia. Salemba medika. Sekolah tinggi
kesehatan majapahit mojokerto
Ni Luh Putu Liang Sri Wahyuni, 2018. Kimia Klinis Flebotomi. Jurusan Kimia.
Singaraja
Gandasoebrata, 2007. Penuntun laboratorium klinik. Dian Rakyat : Jakarta.
Muh, A. Zuhri, 2021. Penggunaan alkohol untuk kepentingan medis tinjauan
istisan. Faculty of law University sebelas Maret, Surakarta : Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai