Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGAMBILAN DARAH VENA DENGAN JARUM SUNTIK

DAN VACUTAINER

Nama : Amelia Putri


Nim : 1811304118
Kelas : LOAN AWALIA N. S.ST

PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS D4


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia
dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad
SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Rancangan penugasan , ini ialah suatu karya tulis dimana tugas ini
merupakan persyaratan dari aspek penilaian mata kuliah PENDALAMAN
TEKNIK SAMPLING dan FLEBOTOMI. Akhirnya tugas ini dapat diselesaikan
meskipun jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun kami nantikan demi kesempurnaan tugas ini. Harapannya semoga
tugas ini dapat diambil manfaatnya oleh pembaca.

Yogyakarta, 20 oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …............................................................ i


KATA PENGANTAR.............................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................... iii

BAB I. Pendahuluan .............................................................. 1


1.1 Latar Belakang............................................................................ 2
1.2 Tujuan......................................................................................... 2
1.3 Manfaat....................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN ................................................................. 5


BAB II. Kesimpulan dan Saran ............................................ 6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 6

iii
BAB I

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia
untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor
yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi
klinik,imunologi klinik, patologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan
dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya
diagnosis penyakit,penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
(KMK No 298, 2009).
Dalam proses pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahapan
penting,yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang
sering diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik,
sedangkan proses pra analitik kurang mendapat perhatian (Goswani et al.,2010).
Sekumpulan bukti yang dikumpulkan dalam beberapa tahun terakhir telah
menunjukkan bahwa sebagian besar kesalahan berada diluar fase analitik,
sedangkan pada fase pra dan pasca analitik didapatkan lebih rentan untuk terjadi
resiko kesalahan. Kesalahan dalam fase pra analitik menjadi penyebab 50% - 75%
dari semua kesalahan laboratorium termasuk kesalahan identifikasi dan masalah
sampel (Mario et al., 2013).
Tahap pra analitik adalah semua proses yang terjadi sebelum sampel
diproses dalam autoanalyzer. Termasuk permintaan tes-tes yang tidak tepat,
tulisan tangan tidak terbaca pada formulir permintaan, mempersiapkan
pasien,menerima spesimen, memberi identitas spesimen,pengambilan sampel
yang tidak benar,penundaan transportasi, dan kesalahan pengolahan sampel.
Tahap analitik yaitu tahap mulai kalibrasi peralatan laboratorium, sampai
dengan menguji ketelitian-ketepatan dan uji spesimen. Tahap pasca analitik yaitu

1
tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan, interpretasi hasil sampai dengan
pelaporan (Yusida, 2011).

Tahap pra analitik merupakan salah satu fase penting dari pemeriksaan
laboratorium. Fase ini meliputi pengumpulan sampel, penanganan dan
pengelolaan sampel serta faktor pasien
(Narayanan, 2000).

1.2. TUJUAN

1.Mengetahui teknik dalam pengambilan darah vena serta dapat


melakukan teknik-teknik pengambilan darah vena agar mendapatkan
sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk pemeriksaan.
2.Mengetahui cara pengambilan darah vena dengan menggunakan
vacutainer dan jarum suntik.

1.3. MANFAAT
Adanya pembahasan tentang pengambilan darah vena dengan jarum
suntik dan vacumtainer dapat mengetahui perbedaan dari pengambilan
darah vena dengan metode yang berbeda.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Phelebotomy artinya proses mengeluarkan darah. Sebenarnya pengambila-


n darah itu ada 3 macam, yaitu dengan melalui tusukan vena (venipuncture),
tusukan kulit (skinpuncture), dan tusukan arteri atau nadi. Cara yang sering
digunakan adalah venipuncture, oleh karena itu istilah phelebotomy sering
dikaitkan dengan venipuncture. Pengambilan darah vena (venipuncture) untuk
pengambilan darah dalam jumlah banyak. Tenaga medis yang melakukan
phelebotomy ini disebut phelebotomist.
Pengambilan darah vena diutamakan mengambil didaerah median cubital,
karena vena ini terletak lebih dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan
tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan pengambilan darah
dibagian ini dapat dilakukan dibagian vena cephalica atau juga vena basilica.
Pengambilan pada vena basilica harus dilakukan hati-hati karena letaknya
berdekatan dengan arteri braschialis dan syaraf median.

Tekanan pada tourniquet yang terlalu lama pada lengan pasien


menyebabkan beberapa analit keluar dari jaringan dan masuk dalam darah. Analit
berupa protein (termasuk enzim),laktat,kalsium dan fosfor yang meningkat,
penurunan PH,terjadi hemokonsentrasi dan pelepasan tromboplastin jaringan serta
pemompaan menyebbakan kalium,laktat,glukosa meningkat. Standar waktu
pemasangan/penggunaan tourniquet yang tepat sebaiknya tidak lebih dari 1 menit.

Prosedur pengambilan darah vena dengan jarum suntik (spuit).Persiapkan


alat-alat yang diperlukan : spuit, kapas alkohol 70%, tourniquet, plester, dan
tabung. Untuk pemilihan spuit, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah
sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum
terpasang dengan erat. Tanyakan identitas pasien seperti nama, alamat dan
cocokan dengan lembar permintaan pemeriksaan. Tanyakan keadaan pasien,
misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak
puasa dll.Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktifitas. Minta pasien mengepalkan tangan. Pasang tourniquet kira-

3
kira 10-15 cm atau 3 jari di atas lipat siku. ( Pemasangan tourniquet jangan
kencang-kencang). Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan
perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa
kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, gerakkan lengan
(ditekuk dan diluruskan) beberapa kali. Bersihkan kulit pada bagian yang akan
diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah
dibersihkan jangan dipegang lagi (Pembersihan kulit searah atau
melingkar). Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke
atas.(Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam
spuit dibagian ujung,Spuit sebelum dipakai tekan terlebih dulu agar udara yang
ada didalam keluar,Usahakan sekali tusuk). Setelah volume darah dianggap
cukup, lepas tourniquet dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Letakkan
kapas di tempat tusukan lalu segera tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu
plester selama kira-kira 15 menit. (Jangan menarik jarum sebelum tourniquet
dibuka).

Tabung vacutainer merupakan inovasi di dunia medis tentang teknik


pengambilan darah menggunakan tabung vacum. Tabung ini merupakan tabung
reaksi yang hampa udara yang terbuat dari kaca atau plastik. Prinsip kerja tabung
vacutainer ini adalah ketika jarum telah menusuk ke dalam vena darah akan
mengalir masuk kedalam tabung vacutainer hingga volume tertentu dan ketika
volume darah tercapai maka darah akan dengan sendirinya berhenti . Jarum yang
digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir.
Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi
posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari
karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan
berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan
pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior.
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu
membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan,
dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes
yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus
karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi

4
media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel
pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi,
atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk
mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).
Cara pengambilan darah dengan menggunakan vacutainer : Persiapkan
alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung (turniket),
plester, tabung vakum.Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.Minta
pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
Minta pasien mengepalkan tangan.Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10
cm di atas lipat siku.Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan
perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa
kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan
pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit
daerah lengan.Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas
alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang
lagi.Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.Masukkan
tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap
pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai
darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung
pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.Lepas
turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang
diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum.
Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik
jarum sebelum turniket dibuka.Homogenisasi sampel jika menggunakan
antikoagulan dengan cara memutar-mutar tabung 4-5 kali atau membolak-
balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi
menyebabkan hemolisis.
Alat pelindung diri (APD) yang digunakan oleh flebotomis adalah
handskun , masker dan jas lab.

5
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari makalah yang dibuat dapat diketahui perbedaan cara pengambilan


darah vena dengan menggunakan jarum suntik (spuit) dan vacutainer,sehingga
flebotomis dapat memperoleh specimen darah yang baik dan sesuai untuk di
analisa dan sebaiknya saat proses pengambilan darah senantiasa didampinggi oleh
asisten pendapamping.

DAFTAR PUSTAKA

Goswani B., Singh B., Chawla R., & Mallika V.(2010). Identification of The
Types of Preanalytical Errors in the Clinical Chemistry Laboratory: 1
Year Study at G.B Pant Hospital. Labmedicine Vol: 41Number 2 : 89-92

Kepmenkes RI No 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Akreditasi


Laboratorium Kesehatan. Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2009

Mario P., Laura S., Ada A., & Maria L C. (2013).Harmonization of Pre|
Analytical Quality Indicators. Biochemia Medica 2014; 24 (1) : 105 – 13

Narayanan S. (2000). The Pre Analytical Phase –An Important Component of


Laboratory Medicine. Am J Clin Pathol; 113: 429 –52

Yusida N. (2011). Identifikasi Jumlah Dan Jenis Kesalahan Pra Analitik di


Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr Moewardi. Surakarta

6
7
8

Anda mungkin juga menyukai