Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAMBILAN DARAH VENA METODE CLOSED SYSTEM (VACUTAINER)

DISUSUN OLEH :

LEONTIUS MANSELMI

PO714203222015

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MAKASSAR


PRODI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkat-Nya yang berlimpah sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Praktikum Pengambilan Darah Vena
Metode Closed system” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Flebotomi praktek. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan praktikan tentang teknik pengambilan
darah vena metode closed system (menggunakan tabung vakum) dengan baik dan
benar sesuai standar kompetensi ATLM.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yaumil Fachni Tandjungbulu,


S.ST.,M.Kes, selaku Dosen Flebotomi praktek yang telah memberikan tugas ini
sehingga praktikan memperoleh pengetahuan terbaru dan teknik-teknik praktis dalam
kompetensi pengambilan darah vena metode closed system (menggunakan tabung
vakum) di tempat saya bekerja nanti. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua atas bantuannya dalam
menyelesaikan tugas ini.

Akhirnya saya menyadari bahwa tugas yang saya susun ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dalam penyusunan laporan ini.

Makassar, 18 Juni 2023

TTD

Penyusun

i
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Manfaat Praktikum ........................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PRAKTIKUM .............................................................................. 3
BAB III KETERBATASAN PRAKTIKUM .................................................................. 9
A. Waktu ............................................................................................................ 9
B. Fasilitas.......................................................................................................... 9
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 10
A. Kesimpulan..................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 11
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................. 12
BIODATA PRAKTIKAN.............................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengambilan sampel darah pada pemeriksaan hematologi disebut flebotomi


(phlebotomy). Pengambilan darah dapat dilakukan dengan Closed system/ vaccum
tube system atau menggunakan open system/syringe system (sistem menggunakan
jarum suntik). Closed system disebut juga sistem tertutup, yaitu mengalirnya darah dari
pembuluh pasien melalui jarum masuk ke tabung tanpa terjadi kontak dengan udara
luar. Sedangkan syringe system merupakan sistem jarum suntik yang menggunakan
berbagai macam ukuran dan panjang untuk keperluan yang berbeda.
Metode closed system lebih sering digunakan untuk pengambilan sampel,
karena sistem ini dapat menggunakan beberapa tabung dengan pungsi vena tunggal.
Closed system memiliki warna tutup yang berbeda sesuai dengan antikoagulan atau zat
aditif yang ada di dalam tabung. Tabung evakuasi akan terisi dengan darah secara
otomatis karena ada tekanan negatif di dalamnya, besarnya tekanan negatif telah
diukur dengan tepat oleh produsen sehingga tabung akan menarik volume tepat
sejumlah darah yang ditunjukkan pada label. Bila tabung kehilangan semua atau
sebagian dari tekanan negatifnya, maka akan gagal dalam pengisian darah, hal ini
diakibatkan oleh penyimpanan yang tidak benar, membuka tabung atau tabung terjatuh.
Antikoagulan yang sering digunakan untuk pemeriksaan hematologi adalah
EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate), umumnya tersedia dalam bentuk garam
sodium (natrium) atau pottasium (kalium) bertujuan untuk mencegah koagulasi
(pembekuan darah). Pemeriksaan darah yang menggunakan antikoagulan EDTA
sebaiknya dilakukan paling lama 2 jam setelah pengambilan darah.
Proses penampungan darah yang dimasukkan ke dalam tabung harus sesuai
dengan volume yang tertera pada tabung vacutainer. Volume darah yang kurang atau
berlebih dari volume yang ditunjukkan pada batas tabung vacutainer akan berpotensi
mempengaruhi keakuratan hasil pemeriksaan. Berdasarkan keadaan di lapangan
karena kondisi tertentu seperti vena yang terlalu kecil atau daya serap tabung

1
vacutainer yang tidak maksimal mengakibatkan darah yang didapat tidak mencukupi
sehingga volume darah tersebut tidak sesuai dengan yang seharusnya. Efek yang akan
terjadi bila volume darah yang dimasukkan ke dalam tabung vacutainer kurang dari
jumlah antikoagulan yang terdapat dalam tabung vacutainer akan mengakibatkan
terjadinya hipertonisitas terhadap darah. Hipertonisitas yang tinggi akan menyebabkan
cairan yang terdapat dalam sel akan keluar untuk mempertahankan tekanan osmotik.
Cairan yang keluar dari sel akan menyebabkan sel darah mengalami pengerutan
(krenasi) dan terjadi hemodilusi yang mengakibatkan jumlah sel eritrosit mengalami
penurunan.
Beberapa kegagalan dalam sampling menggunakan tabung vacum, yakni:
kevacuman tabung berkurang (jarum telah menembus tutup karet tabung), posisi jarum
salah dikarenakan lubang jarum menempel pada bagian atas atau bawah dinding vena,
jarum masuk terlalu dalam atau kurang dalam, dan jarum masuk ke dalam vena yang
kolaps.
Teknik pengambilan darah vena metode closed system yang tepat serta
ditunjangi dengan keterampilan dan pengetahuan yang memadai kemungkinan
kegagalan sampling yang terjadi dapat diminimalisir sehingga sampel yang didapatkan
representatif dengan kondisi pasien yang sebenarnya.
B. Manfaat praktikum
1. Dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan praktikan dalam melakukan
pemeriksaan dibidang Hematologi secara umum.
2. Dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan praktikan dalam melakukan
pengambilan darah vena metode closed system menggunakan tabung
vakutainer.

2
BAB II

TINJAUAN PRAKTIKUM

1. Hari/Tanggal Praktikum : Selasa/ 13 Juni 2023


2. Judul Praktikum : Pengambilan Darah Vena Metode Closed system
3. Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui cara pengambilan darah vena metode
closed system dengan menggunakan tabung vakutainer.
4. Prinsip Praktikum : Prinsip kerja tabung vacutainer ini adalah ketika jarum
telah
masuk ke dalam vena darah akan mengalir masuk ke dalam
tabung vacutainer hingga volume tertentu dan ketika volume
darah tercapai maka darah akan dengan sendirinya berhenti
mengalir. Tabung vacum ini hampa udara sehingga
mempunyai daya hisap.
5. Dasar Teori :

Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk area
pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Pengambilan darah vena yaitu
suatu pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena
saphena magna/ vena supervisial lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel
darah yang baik dan representatif dengan menggunakan spuit atau vacutainer.

Venipuncture merupakan suatu metode untuk mendapatkan sampel darah lebih


dari 0,5 mL, pemeriksaan yang memerlukan sampel berupa serum, plasma ataupun
wholeblood dari pembulu darah vena guna pemeriksaan hematologi. Venipuncture
dibagi menjadi tiga metode yaitu: metode spuit, metode vacum tube dan metode wing
needle.

Tabung vacutainer merupakan inovasi di dunia medis tentang teknik


pengambilan darah menggunakan tabung vacum. Tabung ini merupakan tabung reaksi
yang hampa udara yang terbuat dari kaca atau plastik. Jarum yang digunakan terdiri
dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi

3
anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan
pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat
mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk
melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung
menancap pada jarum posterior.
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-
bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. cukup sekali penusukan, dapat
digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang
diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah
pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan
kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan
dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika
vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal
ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (Winged needle).
Tabung vacutainer dibagi dalam beberapa jenis, pembagian tabung vacutainer ini
didasarkan atas tujuan pemeriksaan dan produk darah yang akan dihasilkan dari
tabung
vacutainer sehingga mempermudah persiapan sampel dalam pemeriksaan. Pembagian
tabung vacutainer ini ditunjukan oleh kode warna yang terdapat pada tutup vacutainer,
berikut pembagian kode warna tabung vacutainer berserta fungsi dan tujuanya :
1) Tabung tutup merah.
Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi beku dan serum
dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia
darah, imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test).
2) Tabung tutup kuning.
Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang fungsinya
memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di
bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi.
3) Tabung tutup hijau terang

4
Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/SST) dengan
antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di
bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan kimia darah.
4) Tabung tutup ungu atau lavender
Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap
dan bank darah (crossmatch).
5) Tabung tutup biru
Tabung ini berisi natrium sitrat 3,2%. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan
koagulasi (mis. PT, APTT).
6) Tabung tutup hijau.
Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.
7) Tabung tutup biru gelap.
Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.
8) Tabung tutup abu-abu terang.
Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat, digunakan untuk
pemeriksaan glukosa.
9) Tabung tutup hitam
Tabung ini berisi buffer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR).
10)Tabung tutup pink
Tabung ini berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
imunohematologi.
11)Tabung tutup putih
Tabung ini berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
molekuler/PCR dan b DNA.
12)Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas
Tabung ini berisi media biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi
aerob, anaerob dan jamur.

5
Tabel Order of Draw (urutan tabung pengambilan sampel dengan tabung vakum)

6
6. Prosedur Pemeriksaan :
a. Pra Analitik
 Persiapan Praktikan : Cucilah tangan terlebih dahulu dan pakailah APD
sesuai standar seperti jas lab, penutup kepala dan sarung tangan.

7
 Persiapan pasien : Persiapan sebelum prosedur pengambilan darah vena
bergantung pada kebutuhan medis seorang pasien. Pada Umumnya,
sebagian besar pasien flebotomi tidak perlu mempersiapkan apa pun.
Namun, pada kasus tertentu, dokter mungkin meminta pasien tidak makan
dan minum setidaknya 8-12 jam sebelum prosedur pengambilan darah
dilakukan.
 Persiapan Alat dan Bahan:
Alat :
 Tabung vacutainer
 Holder
 Jarum vacutainer
 Tourniquet
 Rak tabung
 Tempat sampah infeksius
 Safety box

Bahan :

 Kapas alkohol
 Kapas kering
 Plasterin
b. Analitik
Prosedur Kerja
1. Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
2. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien
senyaman mungkin.
3. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
4. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila
pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
5. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan
aktifitas.
6. Minta pasien mengepalkan tangan.

8
7. Pasang tourniquet kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
8. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic atau bagian yang paling
memungkinkan untuk diambil darahnya. Lakukan perabaan (palpasi) untuk
memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan
memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah
pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
9. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70%
dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
10. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian
posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam
tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa
tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua,
begitu seterusnya.
11. Lepas tourniquet dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume
darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan
untuk pemeriksaan.
12. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan
kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik
jarum sebelum turniket dibuka.
c. Pasca Analitik
Interpretasi Hasil
Nama pasien : Iswan Podungge
Umur/TTL : 37 / 02-12-1985
Jenis kelamin : Laki-laki
Hasil praktimum :
 Didapatkan sampel darah vena sebanyak 3 ml
pada tabung merah dan 3 ml pada tabung ungu.

9
BAB III
KETERBATASAN PRAKTIKUM

A. Waktu
Kurangnya waktu praktikum membuat kesempatan praktikan untuk berlatih
mengasah kemampuan praktik pengambilan sampel darah vena metode closed
system menggunakan tabung vacum belum maksimal.
B. Fasilitas
Ketersediaan bahan habis pakai (BHP) di laboratorium yang terbatas membuat
praktikan harus menyediakan sendiri untuk kelancaran praktikum.

10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktikum yang dilakukan dalam mata kuliah Flebotomi praktek ini sangat
penting dalam meningkatkan skill dan pengetahuan agar praktikan dapat melakukan
pengambilan darah kapiler dan pemeriksaan haemoglobin metode sahli dengan baik
dan benar sehingga dapat menghasilkan kualitas pemeriksaan representatif dengan
kondisi pasien yang diperiksa tersebut.

Pemeriksaan kadar hemoglobin yang biasa digunakan di Indonesia adalah cara


Sahli dimana kesalahan dengan menggunakan metode ini sebesar 10j - 15j.
Pemeriksaan sederhana yang dipakai dilapangan perlu diteliti dan dibandingkan
dengan cara standar yang dianjurkan WHO (Price et al, 2012). Pemeriksaan
hemoglobin sederhana yang dianjurkan oleh International Committee for
Standardization in Hematology metode Cyanmethemoglobin (Autoanalyzer), yaitu
dengan menghitung secara otomatis kadar hemoglobin dalam eritrosit, metode ini
banyak digunakan karena mempunyai ketelitian yang lebih akurat dan tingkat
kesalahannya rendah (Nugraha, 2015). Namun demikian, metode sahli masih dapat
digunakan di daerah-daerah yang kurang memadai peralatannya atau untuk
pemeriksaan di lapangan dengan tenaga yang terlatih agar hasilnya bisa diandalkan.
B. Saran
1. Waktu untuk praktikum flebotomi lebih ditingkatkan agar praktikan mempunyai
kesempatan berlatih lebih banyak dalam mengasah keterampilan pengambilan
darah kapiler dan pemeriksaan kadar Hb metode sahli.
2. Untuk pemeriksaan kadar Hb metode Sahli sebaiknya standar warna hemometer
selalu dibersihkan dari debu dan kotoran agar visualisasi saat pembacaan hasil
lebih akurat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, FD Anindita Marson, Asmarani, Pariyana. PERBEDAAN TEKNIK


PEMASANGAN TOURNIQUET TERHADAP KADAR KALIUM SERUM.
Jurnal kesehatan. Vol 11 No 2 Tahun 2018. Hal. 7
Goswami, B., B. Singh, R. Chawla, V. Malika. 2010. Evaluating of Errors in a
Clinical Laboratory: a One-Year Experience.
https://www.researchgate.net/publication/
40846436_Evaluation_of_errors_in_a_clinical_laboratory_A_one-
year_experience. Diakses pada tanggal 24 Desember 2020.
Kiswari, R. 2014. Hematologi & Transfusi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Permana, A., Zuraida, S.H. Sindarama. 2020. Gambaran Pemeriksaan Volume
Darah 1cc dan 3cc Dengan Konsentrasi Antikoagulan EDTA Terhadap
Kadar Hemoglobin di Klinik Dewi Sartika. Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Volume 6 Nomor 1. Jakarta: Fakultas Kesehatan Universitas Mohammad
Husni Thamrin.
Thimesch Brandy. Phelebotomy. A How To Guide For Drawing Blood. Allied
Health Career Training, LLC: 2018

12
DAFTAR LAMPIRAN

13
BIODATA PRAKTIKAN
Nama : Leontius Manselmi
TTL : Watu, 18 Juni 1988
Alamat : Jl. Pangkep Raya Perumnas Sudiang Raya No. 244 Kel. Laikang
Kec.Biringkanaya Kota Makassar

Hobi : Bermain sepak bola, menonton berita.

Motto : yMahal atau murah nilai hidupmu esok tergantung bagaimana


kamu

memproduksi kualitas dirimu hari ini.y

Email : mleontio@gmail.com

Nomor Hp : 085299561844

14

Anda mungkin juga menyukai