Anda di halaman 1dari 24

Dosen Pembimbing : 1. Rahman, S.Si, M.

Si
2. Hj. Nurlia Naim, S.Si, M.Kes

MAKALAH

KIMIA ANALYZER
(ABX PENTRA 400)

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Alifah Salsabilah M (PO714203222002)


2. Leontius Manselmi (PO714203222015)
3. Mardiati Suardi (PO714203222016)
4. Sitti Ramadhan Dai (PO714203222030)
5. Syasti Upika Syahrir (PO714203222034)

PRGRAM STUDI ALIH JENJANG 2022


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehidarat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia, hidayah dan
nikmatNya saya dapat menyelesaikan makalah kesehatan keselamatan kerja ini. Penulisan
makalah ini bertujuan memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Instrumentasi II. Tak lupa kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada pengajar
mata kuliah Instrumentasi II atas kesempatan yang diberikan kepada kami. Juga kepada
rekan’rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita untuk meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program
kesehatan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Makassar, Februari 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3. Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 3
2.1. Pengertian Autoanalyzer ABX Pentra 400 ....................................................... 3
2.2. Prinsip Kerja ................................................................................................... 4
2.3. Bagian- Bagian Alat ........................................................................................ 5
2.4. Komponen Alat .............................................................................................. 7
2.5. Cara Kerja Autoanalyzer ABX Pentra 400 ...................................................... 9
2.6. Kalibrasi Alat .............................................................................................. 11
2.7. Kelebihan dan kekurangan ABX Pentra 400 ................................................. 12
2.8. Hal – hal yang harus diperhatikan ................................................................. 13
2.9. Cara Perawatan ............................................................................................. 13
2.10 Gold Standar ................................................................................................ 13
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 20
3.1. Kesimpulan....................................................................................................... 20
3.2 Saran ................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Clinic analyzer (Autoanalyzer) adalah alat yang memiliki presisi tinggi dan
mudah digunakan untuk mengotomatisasi pemeriksaan kimia basah tradisional.
Autoanalyzer merupakan salah satu alat laboratorium canggih yang dilengkapi dengan
sistem sequensial multiple analisis. Alat ini mempunyai kemampuan pemeriksaan yang
lebih banyak berfungsi untuk analisa kimia secara otomatis. Alat ini mampu
menggantikan prosedur-prosedur analisis manual dalam laboratorium, rumah sakit, dan
industri.

Autoanalyzer digunakan terutama untuk analisis laboratorium rutin dalam bidang


medis. Instrumen ini biasanya menentukan tingkat albumin, alkali fosfatase, aspartate
transaminase (AST), nitrogen urea darah, bilirubin, kalsium, kolesterol, kreatinin,
glukosa, fosfor anorganik, protein, dan asam urat dalam sampel darah tubuh, serum atau
lainnya. Autoanalyzer mengotomatisasi langkah analisis sampel berulang yang
seharusnya dapat dilakukan secara manual oleh seorang teknisi, untuk tes medis seperti
yang disebutkan sebelumnya. Dengan cara ini, sebuah autoanalyzer dapat menganalisis
ratusan sampel setiap hari dengan satu teknisi operasi. Awal autoanalyzer instrumen
masing-masing beberapa sampel diuji secara berurutan untuk analit individu. Kemudian
model Autoanalyzer seperti SMAC diuji untuk analit secara bersamaan dalam sampel.
Autoanalyzer memiliki beberapa tipe yang biasa digunakan untuk pemeriksaan
otomatis pada laboratorium klinik, salah satunya adalah ABX Pentra 400.

1.2.Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan ABX Pentra 400?
b. Bagaimana prinsip kerja ABX Pentra 400?
c. Apa saja bagian- bagian pada ABX Pentra 400?
d. Bagaimana cara kerja ABX Pentra 400?
e. Bagaimana cara mengkalibrasi ABX Pentra 400?
f. Apa kelebihan dan kekurangan dari ABX Pentra 400?
g. Bagaimana cara perawatan serta hal yang harus diperhatikan ABX Pentra 400?

1
1.3.Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian ABX Pentra 400.
b. Untuk mengetahui prinsip kerja dari ABX Pentra 400.
c. Untuk mengetahui bagian- bagian dari ABX Pentra 400.
d. Untuk mengetahui cara kerja ABX Pentra 400.
e. Untuk mengetahui cara kalibrasi ABX Pentra 400.
f. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari ABX Pentra 400
g. Untuk mengetahui cara perawatan dan hal- hal yang harus diperhatikanpada ABX
Pentra 400

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Autoanalyzer ABX Pentra 400


Autoanalyzer digunakan terutama untuk analisis laboratorium rutin dalam
bidang medis. Instrumen ini biasanya menentukan tingkat albumin, alkali fosfatase,
aspartate transaminase (AST), nitrogen urea darah, bilirubin, kalsium, kolesterol,
kreatinin, glukosa, fosfor anorganik, protein, dan asam urat dalam sampel darah
tubuh, serum atau lainnya. Autoanalyzer mengotomatisasi langkah analisis sampel
berulang yang seharusnya dapat dilakukan secara manual oleh seorang teknisi, untuk
tes medis seperti yang disebutkan sebelumnya. Dengan cara ini, sebuah autoanalyzer
dapat menganalisis ratusan sampel setiap hari dengan satu teknisi operasi.
ABX Pentra 400 adalah alat untuk laboratorium yang canggih saat ini, ABX
Pentra 400 ini bisa melakukan sekitar 420 test per jam. Selain itu ABX Pentra 400
memiliki tempak muka atau penampilan yg user friendly, sehingga akan
mempernudah user untuk menggunakannya.

3
2.2. Prinsip Kerja
Lampu halogen sebagai sumber cahaya merupakan cahaya polikromatik yang
mempunyai panjang gelo

mbang 400- 800 nm memancarkan cahayanya yang masuk ke monokromator.


Monokromator disini merupakan alat untuk menguraikan spektrum warna dari
cahaya. Di dalam Monokromator ini, cahaya polikromatik diuraikan menjadi
monokromatik. Selanjutnya dari monokromator, cahaya masuk ke filter. Filter ini
berfungsi memilih atau melewatkan hanya 1 spectrum cahaya saja sesuai dengan
unsur yang akan diukur. Karena setiap atom hanya akan menyerap spectrum yang
sesuai dengan energi atom itu sendiri. Cahaya yang keluar dari Filter (I0) menyinari
cuvette, sehingga molekul di dalam cuvette akan mengabsorbsi sebuah eneri cahaya
(foton) dengan jarak gelombang tertentu dan menghasilkan It. Cuvette disini
merupakan tempat menaruh sample yang akan diperiksa.

4
Cahaya yang keluar dari cuvette (It) ditangkap oleh detektor. Detektor disini
merupakan sensor untuk merubah energi cahaya menjadi bentuk energi (sinyal-
sinyal) listrik yang selanjutnya dikuatkan oleh Amplifier lalu di converter oleh ADC,
dimana ADC disini berfungsi mengubah data analog menjadi data digital. Kemudian
dari ADC diolah oleh Microcontroller dan ditampilkan ke display.

Monochromator Filter

Lampu halogen

Amplifier Detector Cuvette

ADC Microcontroller Display

2.3. Bagian- Bagian Alat


1. Sampler
Memasukkan sampel pada reagen dari analytical cartridge secara otomatis
menggunakan sebuah probe yang otomatis bergerak diantara sampel dan cairan
pencuci dengan interval waktu yang tepat. Sampel ditampung pada tabung atau
sample cups.
2. Micropump
Memindahkan sampel dan reagen bersama kedalam analytical cartridge
menggunakan gerak peristaltic yang dihasilkan oleh pump tersebut.
3. Cartridge Base dan Analytical Cartridge
Cartridge base adalah tempat untuk analytical cartridge. Fungsinya adalah untuk
mengatur suhu dengan digital heat controller. Analytical cartridge adalah cartridge
yang diatur khusus yang digunakan untuk berbagai macam pemeriksaan Kedua
instrumen ini memiliki:
1. Glass mixing coils and fittings
2. Heath bath

3. Dialyzers

5
4. Phase separator
5. Flowcell

4. Docking photometer base


Instrumen ini menyediakan arus listrik DC yang teratur yang mampu menyuplai 3
buah fotometer dengan kebutuhan 305A. Instrumen ini menyediakan sumber
cahaya kepada fotometer.
5. Digital detector
Digital detector mengukur absorbance dari produk berwarna yang dihasilkan oleh
reaksi antara sampel dan reagen. Digital detector ini mengubah sinyal dari
absorbance tersebut menjaddi sinyal elektronik digital. Digital detector
menggunakan wavelength filter dan flowcell yang mudah untuk diubah.
6. Data Acquisition system
Menyediakan hardware control dan “data reduction” dari 8 detector secara
simultan. Ini merupakan aplikasi yang terintegrasi dengan windows.
7. Surfactant
Menurunkan tegangan permukaan dari “flow stream” dam menurunkan tekanan
balik dari analyzing cartridge. Ini membuat bubble injection dan fluid flow untuk
mengalir secara lembut dan lancar.

6
2.4. Komponen Alat

a. Fisik
Sistem Ukuran 40 "x 28" x 25 "(W x L x H)
Sistem Berat £ 264
Pendingin Eksternal Satuan Ukuran 12 "x 17" x 16 "(WxL x H)
Satuan Pendingin Eksternal Berat £ 77
Printer Printer Laser
Tingkat suara <60 dBA
Suhu operasi 15-32 ° C
Kelembaban Operasi 20-85%
Jumlah Kebutuhan daya (dengan Printer) 1000 VA
Air De-terionisasi / Air Distilasi - 10L Tank

Spesifikasi Air
 Tahanan> 5 megohms
 Konduktivitas <0,2 mikrodetik / cm

b. Komputer & Sofware

Sistem operasi Windows XP

 12 inch LCD Sentuh Layar Warna


 Database Kapasitas: Hasil unlimited
Pengolahan data  Processor: 600 MHz
 RC 232C: Hasil Pasien, QC untuk lis dengan

7
protokol ASTM

Stasiun Validasi Terpadu


Manajemen Quality Levey Jennings, otomatis QC, kontrol default dan aturan
Control Westgard

Reagen, quality control, kalibrasi


Log
 Aplikasi, pemeliharaan, sequencing, flags dan alarm

Ekspor data arsip Kunci USB


Alarm Audible
Bantuan Interaktif HTML Format

c. Sistem Optical

Lampu Tungsten-halogen Bi-chromatic cahaya absorbansi

Prinsip Pengukuran Pilihan 15 panjang gelombang 340-700 nm

Temukan Wavelength dengan teknologi kisi hologram

Sensor Foto array dioda


Optical Linearitas 2,5 A. at 340mm; 3.0 pada panjang gelombang lain

d. Reagensia
 Unit pendingin : larutan glycol ( NH4Cl=ammonium chlorida).
 Air pencuci : air steril khusus.
 Reagensia khusus autoanalyzer produk Horiba ABX.
 Reagensia modul ISE (bila digunakan).

8
2.5. Cara Kerja Kimia Analyzer ABX Pentra 400
Alur analisa ABX Pentra 400 :
i) Persiapan (bahan pemeriksaan, reagensia, kuvet, glycol, air destilasi,
kalibrator dan kontrol).
ii) Pemrograman parameter pemeriksaan.
iii) Pemrograman data- data serum kontrol dan kalibrator.
(1) Nomor bacth.
(2) Expire date.
(3) Nilai – nilai target.
iv) Melaksanakan kalibrasi dan kontrol, bila sudah tekan “OK”
v) Pemeriksaan bahan pemeriksaan.
vi) Print out hasil.

Cara Kerja ABX Pentra 400 :


1. Cek kondisi dari :
➢ Air pada Reservoir Bottle, apabila kurang tambahkan air.
➢ Waste Container, apabila sudah penuh kosongkan kontainer.
➢ Kuvet baru, apabila kurang tambahkan kuvet baru pada tempatnya.
➢ Kuvet bekas, apabila penuh kosongkan tempat kuvet bekas.
➢ Ketersediaan kertas yang ada pada printer.
2. Nyalakan ABX Pentra 400 dengan cara :
➢ Manual :Tekan tombol hitam yang ada pada bagian kanan alat.
➢ Otomatis : Apabila alat telah diprogram untuk dihidupkan secara
otomatis, maka alat akan langsung hidup sesuai dengan jam yang
diprogram.
3. Tunggu alat melakukan proses inisialisasi, setelah selesai pilih Nama
Operator (user name) dan masukkan password. Pilih juga New
Worklist untuk memulai dengan worklist baru. Kemudian tekan OK.
4. Tunggu alat melakukan proses Start Up sampai alat menunjukkan ready.
5. Dari main menu cek status dari reagen yang ada pada reagen tray. Cek dan
segera ganti reagen yang ditunjukkan dengan warna merah. Apabila status
reagen menunjukkan warna oranye berarti sisa reagen hanya cukup untuk
beberapa pemeriksaan saja sehingga harus disiapkan reagen backup.
9
6. Lakukan kontrol dan kalibrasi (jika perlu) dari reagen-reagen yang akan
digunakan. Letakkan kontrol dan kalibrator di tempat yang telah ditentukan
(kontrol di rak berwarna hijau, kalibrator di rak berwarna kuning).
7. Cara melakukan kalibrasi yaitu dari main menu pilih Worklist, kemudian pilih
Calibration, setelah itu tekan tanda (+) dan pilihCalibration expired only,
kemudian di layar ditampilkan pemeriksaan apa saja yang harus dikalibrasi
pada waktu tersebut. Tekan tombol OK.
8. Apabila hasil dari kontrol dan kalibrasi telah sesuai dengan batas yang
ditentukan (valid) maka alat siap untuk digunakan.
9. Apabila alat telah selesai mengerjakan sampel dan akan dimatikan, tekan
tombol Exit. Setelah itu pilih menu Shutdown dengan memintaSystemCleaning,
setelah itu tekan OK.
10. Biarkan alat melakukan proses pencucian kemudian bagian alat untuk
pemeriksaan akan mati tetapi power utama tetap nyala (tombolpower tidak
dimatikan) untuk menjaga kestabilan suhu reagen

10
Cara Mematikan Alat

1. Tekan tombol utama dari menu utama sehingga pada layar keluar menu
Shutdown
2. Pilih Standby kemudian beri tanda ISE Cleaning jika ada dan system
Cleaning kemudian tekan OK

Hasil Pemeriksaan
 Bila kalibrator dan kontrol serum tidak memenuhi nilai targetnya, maka
pemeriksaan tidak dapat dilakukan.
 Bila hasil terlalu tinggi kadarnya dibandingkan dengan nilai kalibrator,
maka alat akan secara otomatis mengencerkan bahan pemeriksaannya.
 Bila kualitas bahan pemeriksaan kurang baik, alat akan
menginformasikannya dan tidak melakukan pemeriksaan yang diminta.
 Nilai yang nilainya terlalu tinggi atau rendah dari nilai rujukan akan diberi
tanda bintang.

Troubleshooting
 Kalibrator/ control tidak ada atau kosong.
 Rak cuvettes yang digunakan tidak ada.
 Rak cuvettes digunakan penuh.
 Tidak dapat menyedot cairan atau reagen.
 Botol reagen kosong.

2.6 Kalibrasi Alat


Cara melakukan kalibrasi pada ABX Pentra 400

11
 Dari menu utama pilih Worklist.
 Pilih Calibration dari menu worklist, kemudian tekan Add New
untuk menambahkan jenis parameter yang akan di calibration.
 Pilih All Calibrations expired lalu tekan OK untuk Validasi atau pilih
jenis parameter yang akan dikalibrasi.
 Pilih Control untuk melakukan control, kemudian pilih Add New
untuk melakukan jenis control yang akan dilakukan.
 Pilih Default Control untuk melakukan control terhadap semua
parameter atau pilih jenis control secara manual. Tekan OK untuk validasi
terhadap permintaan control.
 Tekan tombol Run untuk memulai pemeriksaan sampel.

2.7 Kelebihan dan Kekurangan ABX Pentra400


Kelebihan :
1. Alat bekerja secara otomatis
2. Pemeriksaan sampel dapat mencapai 420 test per jam
3. Parameter yang diperiksa lebih banyak

12
Kekurangan:
1. Ukuran alat cukup besar
2. Harga alat cukup mahal
3. Menggunakan reagen pencuci yang cukup banyak.

2.8 Hal- Hal yang Harus Diperhatikan


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat ini,
seperti:

❖ Sampel jangan sampai aglutinasi, gunakan sampel darah yang sudah


ditambahkan antikoagulan.
❖ Pastikan tidak ada darah yang menggumpal karena akan merusak hasil jika
terhisap.

2.9 Cara Perawatan


Adapun cara perawatan untuk ABX Pentra 400 :

❖ Suhu ruangan
❖ Lakukan control secara berkala
❖ Selalu cek reagen

2.10 Gold Standar


 Gula Darah
Metode : GOD – PAP
Prinsip : Glukosa akan dioksidasi dengan adanya enzim glukosa oksidase
membentuk suatu asam glukonat dan peroksida. Peroksida yang terbentuk
direaksikan dengan 4 amino-antypyrine dan asam hidroksi benzoic, dengan
adanya peroksidase membentuk senyawa kompleks yang berwarna.Intensitas
warna merah yang terbentuk sebanding dengan kadar glukosa dalam sampel.
Nilai normal : 70 – 125 mg/dl

13
 Protein Total

Metode : Biuret
Prinsip : Protein bereaksi dengan cupri membentuk senyawa kompleks
berwarna biru. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar
protein total dalam sampel.
Nilai normal : 6,6 – 8,8 g/dl
 Albumin

Metode : Brom Cresol Green (BCG)

Prinsip : Albumin dengan BCG dalam buffer sitrat dan suasana asampH
4,2 akan membentuk kompleks warna hijau biru, intensitas warna yang
terbentuk sebanding dengan konsentrasi albumin dalam sampel.
Nilai normal : 3,5 – 6,0 g/dl

 Globulin
Kadar globulin didapat dari pengurangan kadar total protein dengan albumin.
Perhitungan : Globulin = Total Protein – Albumin
Nilai normal : 2,0 – 3,0 g/dl

 Kolesterol Total

Metode : CHOD – PAP (Kolorimetrik Enzimatik)

Prinsip : Ester kolesterol dengan adanya enzim kolesterol esterase


diubah menjadi kolesterol dan asam amino bebas. Kolesterol yang terbentuk
dioksidasi dengan bantuan enzim kolesterol oksidase membentuk kolestenon
dan hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan
DSBmT (disulphobutyl-m-toluidin disodium) dan 4-amino antipyrin dengan
bantuan enzim peroksidase membentuk quinonimin yang berwarna merah
muda. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi
kolesterol total.
Nilai normal : < 200 mg/dl

14
 Trigliserida

Metode : GPO – PAP


Prinsip : Trigliserida oleh enzim lipoprotein lipase dirubah menjadi gliseroldan
asam amino bebas. Gliserol yang terbentuk direaksikan dengan ATP dengan
bantuan enzim gliserol kinase membentuk gliserol-3-phospat dan ADP.
Gliserol-3-phospat dioksidasi dengan bantun enzim gliserol phospat oksidase
menjadi dihidroksi aseton phospat dan hydrogen peroksida. Hidrogen peroksida
yang terbentuk akan mengoksidasi klorophenol membentuk quinonimin yang
berwarna merah muda. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan
kadar trigliserida dalam sampel.
Nilai normal : < 150 mg/dl

 HDL – Cholesterol

Metode : CHOD – PAP


Prinsip : LDL, VLDL dan chylomykron dalam sampel akan
dinonreaktifkan dengan penambahan detergent khusus, berupa accelerator
dan cholesterol oksidase sehingga hanya HDL yang reaktif. Kemudian HDL
ini diperiksa dengan Metode CHOD-PAP.
Nilai normal :
Pria : 30 – 70 mg/dl
Wanita : 30 – 85 mg/dl

 LDL – Cholesterol

Metode : CHOD – PAP


Prinsip : LDL–Cholesterol ditentukan secara langsung dalam dua tahap
pemeriksaan. Tahap pertama adalah mengeluarkan fraksi lain selain LDL,
kemudian pada tahap kedua LDL direaksikan dengan bantuan enzim cholesterol
oksidase dan cholesterol esterase menjadi senyawa tidak berwarna yang dengan
penambahan kromogen berubah menjadi senyawa komplek berwarna sehingga
dapat diukur.
Nilai normal : < 130 mg/dl

15
 CKMB

Metode : Kinetik optimasi


Prinsip : CK-MB terdiri dari 2 sub unit CK–M dan CK–B, dimana subunit
CK–M dihambat oleh antibodi spesifik dan hanya aktivitas sub unit CK-B yang
setara dengan setengah aktivitas iso enzim MB yang diperiksa dengan cara
kinetik enzimatik. Creatin phosphat dan ADP dengan adanaya enzim creatin
kinase akan berubah menjadi creatin dan ATP, dimana ATP ini bersama glukosa
oleh enzim heksokinase diubah menjadi glukosa-6-phosphat dan ADP.
Glukosa-6-phosphat bersama NADP oleh enzim G-6-P-DH akan diubah
menjadi gluconat-6-phosphat dan NADPH. Aktivitas CK-B sebanding dengan
perubahan NADP. Hasil yang terukur kemudian dikonversikan dengan
CKMB.
Nilai Normal : < 24 U/L

 LDH

Metode : Kinetik IFCC


Prinsip : Piruvat dan NADH dengan adanya enzim LDH bereaksi menjadi
laktat dan NAD. Aktivitas LDH ditentukan dengan cara mengukur penurunan
konsentrasi NADH.
Nilai Normal : < 480 U/L

 SGOT / AST

Metode : Kinetik IFCC


Prinsip : L-aspartat dan 2-oxoglutarat dengan bantuan enzim ASAT akan
menjadi oksaloasetat dan L-glutamat. Oksaloasetat yang terbentuk akan
mereduksi NADH dengan bantuan enzim malat dehidrogenase (MDH)
menjadi L-Malat dan NAD+. Aktivitas katalitik ASAT ditentukan dengan
mengukur penurunan absorban.
Nilai normal :
Pria : ≤ 35 U/L
Wanita : ≤ 31 U/L

16
 SGPT / ALT

Metode: Kinetik UV IFCC


Prinsip : L-alanin direaksikan dengan 2-oxoglutarat dengan bantuan enzim
ALT membentuk L–glutamate dan piruvat. Piruvat yang terbentuk akan
mereduksi NADH dengan bantuan enzim laktat dehidrogenase (LDH)
membentuk L-laktat dan NAD+. Aktivitas katalitik ALT ditentukan dengan
mengukur penurunan absorban.
Nilai normal :
Pria : ≤ 45 U/L
Wanita : ≤ 34 U/L
 Alkali Phosphatase

Metode : Kinetik IFCC


Prinsip : Alkali Phosphatase akan menghidrolisis p-nitrophenyl phosphat
menjadi p-nitrophenol dan phosphat. Aktivitas ALP ditentukan dengan
mengukur p-nitrophenol secara kinetik pada λ 405 nm.
Nilai normal :
Pria : 35 - 104 U/L
Wanita : 40 - 120 U/L

 Bilirubin Total

Metode : DCA (Dichloro anilin)


Prinsip : Bilirubin total bereaksi dengan dichloro anilin pada suasana
alkali membentuk senyawa diazo (2,4 dichloro-anilin diazo) yang berwarna
biru hijau. Intensitas warna yang terbentuk setara dengan konsentrasi bilirubin
total dalam serum.
Nilai normal : 0,1 – 1,2 mg/dl

 Bilirubin Direk

Metode : DCA (Dichloro anilin)


Prinsip : Bilirubin direk bereaksi dengan dichloro anilin pada suasana
asam membentuk senyawa diazo yang berwarna merah.
Nilai Normal : 0,1 – 0,2 mg/dl

17
 Bilirubin Indirek

Kadar bilirubin indirek diperoleh dari pengurangan kadar bilirubin total


dengan bilirubin direk.
Perhitungan : Bilirubin Indirek = Bilirubin total – bilirubin direk Nilai
Normal : 0,2 – 0,7 mg/dl

 Ureum

Metode : Urease GLDH


Prinsip : Urease akan menghidrolisis urea menjadi ion ammonium dan
bikarbonat. Ammonium yang terbentuk akan bereaksi dengan oxoglutarat dan
NADH. Kemudian dengan bantuan enzym GLDH, oxoglutarat akan menjadi
glutamat yang disertai perubahan NADH menjadi NAD. Penurunan
konsentrasi NADH sebanding dengan konsentrasi ureum dalam sampel.
Nilai Normal : 10 – 15 mg/dl

 Kreatinin

Metode : Jaffe Reaction (fixed time)


Prinsip : Kreatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana alkali
membentuk senyawa kompleks yang berwarna kuning jingga dengan salisilat
dan klorida. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar kreatinin
dalam darah.
Nilai normal :
Pria : 0,73 – 1,36 mg/dl
Wanita : 0,57 – 1,13 mg/dl

 Asam Urat

Metode : Uricase (modifikasi Trinder)


Prinsip : Asam urat dioksidasi enzim uricase membentuk alantoin, CO2
dan peroksida. Dengan bantuan enzim peroksidase, peroksida yang terbentuk
akan bereaksi dengan 4-aminoantipyrine dan 3,5- diclorosulphonate
membentuk senyawa yang berwarna merah muda.

18
Nilai normal :
Pria : 3,4 – 7,0 mg/dl
Wanita : 2,3 – 6,1 mg/dl

 Amilase

Metode : Kinetik Enzimatik


Prinsip : Substrat(4,6-ethylidene-p-nitrophenyl-α-D-maltoheptaoside) akan
diuraikan oleh enzim α-amylase dimana hasilnya berupa oligosakarida akan
dihidrolisa oleh α-glukosidase menghasilkan glukosa dan p-nitrophenol.
Peningkatan p–nitrophenol sebanding dengan aktivitas α- amylase dalam
sampel.
Nilai Normal : < 100 U/L

19
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kimia Analyzer merupakan salah satu alat laboratorium canggih yang dilengkapi
dengan sistem sequensial multiple analysis. Alat ini mempunyai kemampuan
pemeriksaan yang lebih banyak berfungsi untuk analisa kimia secara otomatis. Alat ini
mampu menggantikan prosedur-prosedur analisis manual dalam laboratorium, rumah
sakit, dan industri. Auto-analyzer dapat digunakan untuk menganalisa kandungan air,
gas, mineral, logam, dan material biologis dari suatularutan.

3.2 Saran
Untuk perawatan dan kalibrasinya harus sesuai dengan waktu yang ditentukan tidak
boleh melebihi batas waktu yang ada, karena alat ABX Pentra 400 memiliki harga yang
mahal. Untuk penggunaan disaran oleh orang yang berpengalaman dan tahu penggunaan
alat instrumen agar tidak teradi kesalahan yang menyebabkan kerusakan alat.

20
DAFTAR PUSTAKA

ABX Pentra 400. http://www.horiba.com/us/en/medical/products/clinical-


chemistry/abx-pentra-400/. Diakses pada `19 Februari 2023

Horiba PC 400 Aplication Horiba medical, manual book.

Pentra 400 Klinische Analysator Horiba. http://www.geminibv.nl/labware/pentra- 400-


klinische-analysator/abx-pentra-400-en.pdf. Diakses pada 19 Februari 2023

Pentra C400 OpticalPriciple, manual book.

Rosenfeld, Louis. Empat Abad Kimia Klinik. Gordon dan Pelanggaran Ilmu Penerbit,
1999. ISBN 90-5699-645-2. Pp. 490-492.

21

Anda mungkin juga menyukai