Anda di halaman 1dari 18

AHMAD IRSYAD ALIAH, M.Si.

,Apt

MAKALAH ANALISIS FARMASI II

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

OLEH :

1. MARLINDA PATTY B1A118019


2. NELVA RANDA BUNGA B1A118032
3. RESKI HASMIDAR B1A118080
4. IKSAN B1A118087
5. A. NURNADYA ARNA B1A118003
6. RINDY NOERAYNI B1A118111
7. RITA RATNASARI
8. HASMIRA NUR

FAKULTAS FARMASI
TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2019

ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Spektrofotometri UV-VIS . Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Farmasi II.

Makalah ini berisikan tentang peinsip dasar, komponen alat, penyiapan


sampel, tahapan kerja dan keuntungan serta kelemahan dari metode
spektrofotometri UV-VIS.

Adapun penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, kami menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan
dalam makalah ini. Kamipun berharap pembaca makalah ini dapat memberikan
kritik dan sarannya kepada kami agar dikemudian hari kami bias membuat
makalah yang lebih baik lagi.

Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman dan dosen atas
bantuannya dalam penyusunan makalah ini.

Makassar, 8 Mei 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL . ............................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 7


A. Prinsip dasar .............................................................................................. 7
B. Komponen alat beserta fungsinya ............................................................ 9
C. Cara memakai alat spektrofotometri uv-vis ........................................... 12
D. Aplikasi spektrofotometri uv-vis ............................................................. 12
E. Teknik Penyiapan Sampel (padat, cair, semipadat) ................................ 13
F. Tahapan kerja ......................................................................................... 15
G. Kelebihan dan kekurangan spektrofotometri ........................................ 16

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 18


A. Kesimpulan ........................................................................................... 18
B. Saran ..................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 19

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada zaman dahulu, kimia bias dibagi menjadi beberapa cabang


yang jelas dan terdefinisi dengan baik kimia analitik, kimia organic, kimia
anorganik,kimia fisika, dan biokimia.

Kimia farmasi analisis saat ini merupakan salah satu mata kuliah
wajib di Fakultas Farmasi atau di jurusan/program Studi Ilmu Farmasi
dengan berbgai variasi nama mata kuliah. Kimia Farmasi Analisis dapat
didefinisikan sebagai penerapan berbagai teknik, metode, dan prosedur
kimia analisis untuk menganalisis bahan-bahan atau sediaan farmasi.

Kimia farmasi analisis melibatkan penggunaan sejumlah teknik


dan metode untuk memperoleh aspek kualitatif,kuantitatif dan informasi
struktur dari suatu senyawa obat khususnya, dan bahan kimia pada
umumnya.Kimia analitik bisa dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi


elemen, spesies, dan/ atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel .
Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk
mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang di tuju dalam suatu
sampel. Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah
(kadar) absolute atau relative dari suatu elemen atau spesies yang ada
dalam sampel.

Analisis struktur adalah penentuan letak dan penganturan ruang


tempat atom dalam suatu elemen atau molekul, serta identifikasi gugus-
gugus karakteristik (gugus-gugus fungsional) dalam suatu molekul.

5
Ada 2 hal mengapa kimia analisis merupakan satu-satunya cabang
ilmu pengetahuan yang mempunyai penerapan yang begitu luas. Pertama,
kimia analisis menawarkan berbagai macam penggunaan dalam disiplin
ilmu kimia yang lain seperti kimia organik, kimia anorganik, kimia fisika,
dan biokimia. Kedua, kimia analisis di pakai secara luas dalam cabang
ilmu-ilmu seperti ilmu-ilmu farmasi, ilmu kedokteran, ilmu pertanian,
ilmu lingkungandan sebagainya.

Ilmu kimia farmasi analisis kuantitatif dapat di definisikan sebagai


penerapan berbagai metode dan prosedur kimia analisis kuantitatif untuk
melalukan analisis secara kuantit atif terhadap bahan-bahan atau
sediaan yang di gunakan dalam farmasi, obat dalam jaringan tubuh, dan
sebagainya.

B. Rumusan Masalah
a. Apa prinsip dasar dari Spektofotometri UV-VIS ?
b. Jelaskan komponen alat beserta fungsi dari Spektrofotometri UV-VIS?
c. Bagaimana cara penyiapan sampel dari Spektrofotometri UV-VIS?
d. Bagaimana tahapan kerja dari Spektrofotometri UV-VIS?
e. Apa keuntungan dan kelemahan metode Spektrofotometri UV-VIS?

C. Tujuan Masalah
a. Agar pembaca dapat mengetahui prinsip dasar Spektrofotometri UV-
VIS.
b. Agar pembaca mengetahui komponen alat beserta fungsi
Spektrofotometri UV-VIS.
c. Agar pembaca mengetahui cara penyiapan sampel menggunakan
Spektrofotometri UV-VIS.
d. Agar pembaca mengetahui tahapan kerja Spektofotometri UV-VIS.
e. Agar pembaca mengetahui keuntungan dan kerugian metode.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. PRINSIP DASAR

Detektor merupakan instrumen dalam sistem kromatografi yang


berfungsi untuk mengindra senyawa-senyawa yang ada memberikan sinyal
ektronik kerecorder atau stasiun data komputer serta menghasilkan output
berupa puncak-puncak (kromatogram).

Hampir semua senyawa kimia yang dapat berinteraksi dengan


medan elektromagnetik. Sinar dari radiasi elektromagnetik yang
menembus detektor akan mengalami perubahan-perubahan intensitas oleh
karena interaksi tersebut. Absorbansi dari radiasi diukur dan bergantung
pada panjang gelombang radiasi serta gugus fungsi dari masing-masing
senyawa yang menyerapnya. Kuat medaan elektromagnetik bergantung
pada energinya (frekuensi) dan energi yang dihasilkan berinteraksi dengan
elektron-elektron dalam senyawa dan mengakibatkan terjadinya eksitasi
pada tingkat energi yang lebih tinggi.selain itu juga interaksi ini
menghasilkan eksitasi ikatan-ikatan molecular yang menyebabkan vibrasi
atau rotasi pada gugus fungsinya.

Intensitas sinar dari sumber radiasi tersebut akan turun sepanjang


jalan yang dilewatinya pada sel air. Sesuai dengan hukum Lambert-Beer,
absorbansi sinar sebanding dengan konsentrasi senyawa dan panjang jalan
yang dilalui sinar. Beberapa daerah spektrum elektromagnetik yang
dikenal yaitu :

7
Panjang gelombang
Spektrum
(nm)
Infraret (IR) 2500-50000
Near Infraret 800-2500
Visibel 400-800
Ultraviolet (UV) 190-400

Tiga daerah utama, IR, Visibel dan UV banyak dipakai dalam


analisis spektroskopi. Dalam kromatografi cair penggunaan
spektrofotometer yang bekerja pada daerah 200-600 nm banyak dipakai
sebagai detektor. Beberapa pelarut polar yang transparan dapat digunakan
sebagai fase gerak.

Radiasi sinar pada daerah Uv-Visibel berhubungan dengan eksitasi


elektron pada tingkat energi rendah seperti elektron phi atau elektron
bebas pada gugus fungsi. Sebagai contoh, n-alkana dapat mengabsorbsi
sinar pada daerah UV dibawah 180 nm. Elektron-elektron π memerlukan
energi radiasi yang lebih tinggi untuk mencapai keadaan tereksitasi dan
menunjukkan kondisi absorbsi radiasi. Tetapi suatu senyawa dengan
cincin benzena menunjukkan serapan pada daerah 205-225 dan 245-265
nm. Hal ini berhubungan dengan eksitasi oleh sistem elektron π
terkonjugasi pada cincin benzena.

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia


anlisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik
secara kuantitatif dan kualitatif yang diddasarkan pada interaksi antara
materi dengan cahaya.

8
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau
absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.
Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optik dan elektronika
serta sifat-sifat kimia fisiknya. Dimana detektor dapat mengukur intensitas
cahaya yang diabsorbsi. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang
gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna yang terbentuk.

Spektrofotometer UV-VIS merupakan gabungan antara prinsip


spektrofotometri UV dan Visibel. Alat ini menggunakan dua buah sumber
cahaya yang berbeda, yaitu sumber cahaya UV dan sumber cahaya
Visibel. Larutan yang dianalisis diukur serapan sinar ultraviolet atau sinar
tampaknya. Konsentrasi larutan yang dianalisis akan sebanding dengan
sejumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut.

Spektrofotometri UV-VIS mengacu pada hukum Lambert-Beer


apabila cahaya monochrom melalui suatu media (larutan), maka sebagian
cahaya tersebut akan diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagii
dipancarkan. Sinar dari sumber cahaya akan dibagi menjadi dua berkas
oleh cermin yang berputar pada bagian dalam spektrofotometer. Berkas
pertama akan melewati kufet berisi blanko, sementara berkas kedua akan
diperiksa secara bersamaan. Adanya blanko, berguna untuk menstabilkan
absorbsi akibat perubahan poltase dari sumber cahaya.

B. KOMPONEN ALAT BESERTA FUNGSINYA


Bagian-bagian spektrofotometri UV-VIS
1. Sumber cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki pancaran
radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber cahay pada
spektrofotometer UV-VIS ada 2 macam :
a. Lampu tungsten (wolfram)
Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah
tampak. Bentuk lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa.

9
Memiliki panjang gelombang antara 350-2200 nm. Spktrum
radiasinya berupa garis lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000
jam pemakaiannya.
b. Lampu deuterium
Lampu ini dipakai pada panajang gelombang 190-380 nm.
Spektrum energi radiasinya lurus, dan diguankan untuk mengukur
sampel yang terletak pada daersh UV. Memiliki waktu 500 jam
pemakaian.
2. Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya
polikromatis menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan
komponen panjang gelombang tertentu. Bagian-bagian monokromator
yaitu :
a. Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar
mungkin supaya didapatkan resolusi yang baik dari radiasi
polikromatis.
b. Gerating (kisi difraksi)
Kisi diffaraksi memberi keuntungan lebih bagi proses
spektroskopi. Dispersi sinar akan disrbarkan merata, dengan
pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih baik. Selain itu kisi
difarksi dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum.
c. Celah Optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang
diaharapkan dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi
yang tepat, maka radiasi akan dirotasikan melalui prisma, sehingga
diperoleh panjang gelombang yang diharapkan.
d. Filter
Filter berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga
cahaya yang diteruskan merupakan cahaya berwarna yang sesuai
dengan panjang gelombang yang dipilih.

10
3. Kompartemen sampel
Komponen ini digunakan sebagai tempat diletakannya kuvet.
Kuvet merupakan wadah yang digunakan untuk menaruh sampel yang
akan dianalisis. Kuvet yang baik harus memenuhi beberapa syarat
sebagai berikut :
 Permukaannya harus sejajar secara optis.
 Tidak berwarna sehingga semua cahaya dapat ditransmisikan.
 Tidak ikut bereaksi terhadap bahan-bahan kimia
 Tidak rapuh
 Bentuknya sederhana

Terdapat berbagai jenis dan bentuk kuvet pada


spektrofotometer. Umumnya pada pengukuran didaerah UV,
digunakan kuvet yang terbuat dari bahan kuarsa atau plexiglass. Kuvet
kaca tidak dapat mengabsorbsi sinar uv, sehingga tidak digunakan
pada saat pengukuran didaerah UV. Oleh karena itu bahan kuvet
dipilih berdasarkan daerah panjang gelombang yang digunakan,
bertujuan untuk dapat melewatkandaerah panjang gelombang yang
digunakan :

 UV : fused silika, kuarsa


 Visibel : gelas biasa, silika atau plastic

4. Detektor
Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan.
Sinar kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam
recorder dan ditampilkan dalm bentuk angka-angka pada reader
(komputer). Syarat-syarat ideal sebuah detektor adalah :
 Mempunyai kepekaan tinggi
 Respon konstan pada berbagai panajng gelombang
 Waktu respon cepat dan sinyal minimum tanpa radiasi

11
 Sinyal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga
radiasi.
5. Visual display
Visual display merupakan sistem baca yang memperagakan
besarnya isyarat listrik, menyatakan dalam bentuk % Transmitan
maupun Absorbansi.

C. CARA MEMAKAI SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS


Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang
bersifat polikromatis diteruskan melalui lensa menuju ke monokromator
pada spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator
kemudian akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya
monokromatis (tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu
kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat dalam
konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap
(diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini
kemudian diterima oleh detector. Detektor kemudian akan menghitung
cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang diserap oleh sampel.
Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat yang terkandung
dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel
sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel secara kuantitatif.

D. APLIKASI SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS


 Identifikasi (kuantitatif), yaitu dengan membandingkan hasil
pengukuran pada sampel dengan pustaka atau pembanding.
 Uji kemurnian, dengan membandingkan hasil pengukuran pada
sampel dengan persyaratan yang ada pada kompendia.
 Penetapan kadar (kuantitatif), dapat digunakan untuk senyawa
tunggal maupun campuran.

12
Hukum lambert beert menyatakan bahwa intensitas yang di
teruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan
konsentrasi larutan. Dalam hukum lambert beert tersebut ada beberapa
pembatasan yaitu :

 Sinar yang di gunakan di anggap monokromatis


 Penyerapan terjadi dalam satu volume yang mempunyai
penampang luas yang sama
 Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung
terhadadap yang lain dalam larutan tersebut
 Tidak terjadi peristiwa fluoresensi atau fosforisensi
 Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan

Analisis kuantitatif dengan metode spektrofotometri UV-VIS dapat


digolongkan atas 3 macam pelaksanaan pekerjaan yaitu (1) analisis zat
tunggal atau analisis suatu komponen ; (2) analisis kuantitatif campuran 2
macam zat atau analisis 2 komponen; (3) analisis kuantitatif campuran 3
macam zat atau lebih (analisis multi komponen).

E. PENYIAPAN SAMPEL
1. Sampel Padat
Sejumlah sampel yang setara dengan 200 mg asam salisilat
ditimbang secara seksama lalu dilarutkan dengan 15 ml alkohol dalam
labu takar 1 L dan ditambah air sampai batas tanda. Sebanyak 25,0 ml
alikout (jumlah bahan yang homogen) diambil lalu dimasukkan
kedalam labu takar 100 ml. Dan ditambahkan 5 ml feri nitrat 1%
dalam asam nitrat 1%. Larutan ini selanjutnya ditambahkan air sampai
batas tanda. Larutan akhir ini harus berada pada pH optimum (pH 5 –
6). Absorbansi larutan sampel ini harus masuk pada kisaran absorbansi
pada kurva baku. Jika tidak masuk pada kisaran absorbansi dapat
diatur dengan menambah atau menwgurangi pengambilan alikout
tersebut.

13
2. Sampel Cair
a. Buatlah larutan CuSO4.5H2O dengan konsentrasi 0,1M didalam
labu ukur 100ml.
b. Encerkan larutan CuSO4.5H2O 0,1M menjadi larutan CuSO4
0,09M;0,08M;0,07M;0,06M;0,05M;0,04M;0,03M didalam labu
ukur 50ml.
c. Letakkan masing masing larutan dengan beda konsentransi pada
beker gelas yang berbeda dan berlabel sesuai konsentrasinya.
d. Lakukan kalibrasi pada spektrofotometer sinar tampak dengan cara
mengukur absorbansi aquadest sevagai atau larutan blanko.
Tempatkan aquadest pada 2 kuvet yang digunakan. Ukur
absorbansi larutan blanko tersebut dengan spektrofotometer sinar
tampak pada panjang gelombang maksimum.
e. Ganti salah salah satu isi kuvet tersebut dengan larutan CuSO4.
Ukur absorbansinya. Lakukan langkah ini untuk semua
konsentrasi.
f. Buatlah kurva standard hubungan antara absorbansi versus
konsentrasi larutan CuSO4.
g. Untuk absorbansi larutan sampel yang disediakan.
h. Tentukan konsentrasi larutan sampel berdasarkan persamaan kurva
standard yang telah dibuat sebelumnya.

Pembuatan kurva standard

Kurva standard dibuat untuk mengetahui hubungan konsentrasi dan


absorbansi. Hubungan tersebut berupa garis lurus yang konstan yang
diperoleh dari metode kuadrat terkecil (least squares) dengan rumus :

14
Y=aX+b

Dimana :

X (absis) adalah konsentrasi larutan

Y (ordinat) adalah absorbansi

a dan b adalah tetapan yang dihitung dari persamaan :

𝑛 . (∑𝑋𝑌) − (∑𝑋 . ∑𝑌)


𝑎=
𝑛 . ∑( 𝑋 2 ) − (∑𝑋 2 )

∑( 𝑋 2 ). ∑𝑌 − (∑𝑋 . ∑𝑋𝑌)
𝑏=
𝑛 . ∑( 𝑋 2 ) − (∑𝑋 2 )

n= banyaknya pengamatan

F. TAHAPAN KERJA

Cara pemakaian alat spektrofotometer sinar tampak

1. Hubungkan alat spektrofotometer dengan sumber arus, hidupkan


tombol ON/OFF sebelah kiri kearah kanan, dan biarkan alat stabil
selama kurang lebih 30 menit, lalu atur tombol set zero.
2. Tekan tombol A/T/C sampai mode A (absorban muncul pada layar).
3. Tekan tombol nm λ atau sampai panjang gelombang yang diinginkan
muncul dilayar. Panjang gelombang bergeser dengan cepat bila tombol
ditahan.
4. Masukkan kuvet yang telah berisi larutan blanko . pastikan bagian
kuvet yang bening terkena jalur masuknya sinar.
5. Tekan tombol ABF/100% T untuk menolkan alat.
6. Keluarkan larutan blanko, kemudian masukkan kuvet yang berisi
larutan yang akan diukur. Catat nilai absorbansi (A) yang muncul pada

15
layar. Lakukan penggantian larutan untuk mengukur niali A dari
semua larutan.
7. Untuk mengukur absorbansi pada panjang gelombang yang berbeda,
ulangi dari langkah nomor 3.

Penentuan panajang gelombang maksimum (λmaks)

1. Hubungkan alat spektrofotometer dengan sumber arus, hidupkan


dengan memutar tombol ON/OFF sebelah kiri kearah kanan dan
biarkan alat stabil selama kurang lebih 30 menit, lalu atur tombol set
zero.
2. Tekan tombol A/T/C sampai mode A (absorban muncul pada layar)
3. Tekan tombol nm λ atau sampai panjang gelombang yang diinginkan
muncul dilayar, pada panjang gelombang 400 nm.
4. Masukkan kuvet yang telah berisi larutan blanko. Pastikan bagian
kuvet yang bening terkena jalur masuknya sinar.
5. Tekan tombol ABS/100%T untuk menolkan alat.
6. Ukur absorbansi (A) larutan CuSO4 0,1M pada panjang gelombang
400nm-700nm dengan selisih 20nm.
7. Tentukan panjang gelombang maksimum dengan selisih pengukuran
5nm.
8. Gunakan data panjang gelombang maksimum untuk mengukur
absorbansi larutan yang akan diukur.
G. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SPEKTROFOTOMETER UV-
VIS
 Kelebihan
- Panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terdeteksi
- Caranya sederhana
- Dapat menganalisa larutan dengan konsentrasi yang kecil.
 Kekurangan
- Absorbsi dipengaruhi oleh pH larutan, suhu dan adanya zat
penganggu dan kebersihan dari kuvet.

16
- Hanya dapat dipakai pada daerah ultra violet yang panjang
gelombang >185 nm
- Pemakaina hanya pada gugus fungsional yang mengandung
elektron valensi dengan energi eksitasi rendah
- Sinar yang dipakai harus monokromatis.

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah (kadar)
absolute atau relative dari suatu elemen atau spesies yang ada dalam
sampel.
2. Spektrofotometer UV-VIS merupakan gabungan antara prinsip
spektrofotometri UV dan Visibel. Alat ini menggunakan dua buah
sumber cahaya yang berbeda, yaitu sumber cahaya UV dan sumber
cahaya Visibel. Larutan yang dianalisis diukur serapan sinar ultraviolet
atau sinar tampaknya.
3. Komponen alat spektrofotometer UV-VIS :
a. Sumber cahaya
b. Monokromator
c. Kompartemen sampel
d. Detector
e. Visual display

B. SARAN

Untuk kesempurnaan dan tercapainya hasil makalah ini kami


mengharapkan agar teman-teman untuk memberikan saran dan
komentarnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014 “ Kelebihan dan Kekurangan Spektrofotometer UV-VIS”.

Nisyak Khoirun, dkk, 2019 “ Penuntun Praktikum Biokimia “ Penerbit : Qiara


Media Partner : Jakarta.

R.A.DAY,JR&A.L.Underwood.2002 “ Analisis Kimia Kuantitatif Edisi


Keenam”, Penerbit : Erlangga : Jakarta.

Ribuanto Dwiarso, 2017 “ Metode Kromatografi “ Penerbit :CV BUDI UTAMA :


Yogyakarta.

Sembiring Timbangen, Indri Dayana, Martha Riana, 2019 “ Alat Penguji Material
“ Penerbit : GUEPEDIA : Medan.

Sudjadi dan Abdul Rohman, 2018 “ Analisis Kuantitatif Obat “ penerbit : Gadjah
Mada University Press : Yogyakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai