Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH OXYMETER

LABORATORIUM DIAGNOSTIK LANJUT


PERALATAN DIAGNOSTIK LANJUT

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. BAMBANG GURUH IRIANTO, AIM, MM
NIP 19580109 198010 1 001

Disusun Oleh :
Iven Navidya Sanka Haliza P27838020031
Miranda Azzalia Nurzahran P27838020036
Nada Nabila P27838020077
Usammah P27838020062

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk meta kuliah Teori Peralatan Diagnostik Lanjut dengan judul
“Oxymeter”

kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Prof.Dr.Ir., Bambang


Guruh Irianto, AIM,MM. selaku Dosen Pengampuh mata kuliah Teori Peralatan Diagnostik
Lanjut. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Surabaya, 15 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….......................i
DAFTAR ISI………………………………..………………………………….......................ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….….1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………………………..1
1.2 Batasan Masalah…………………………………………………………………….2
1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………………………...3
1.4 Tujuan………………………………………………………………….……………3
1.5 Manfaat……………………………………………………………………………...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….………………..4


2.1 Pulse Oxymeter…..………………………………………………………………...4
2.2 Syarat Penempatan Oxymeter……………………………..……………………….4
2.3 Blok Diagram Oxymeter…………………………………………………..…….....5
2.4 Komponen Oxymeter…………………………………………..…………………..5
2.5 Cara Penggunaan Oxymeter……………………………………..…………….....13
2.6 Ketidakakurasian Oxymeter………..……………………………………………..13
2.7 Penempatan Oxymeter………………………………………………..…………..19
2.8 Pemeliharaan Oxymeter………………………………………………..…………19
2.9 Kalibrasi Oxymeter……………………………………..………………………...20
2.10 Tindakan Pencegahan Oxymeter………………………………………………….21

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….23


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….……..23
3.2 Saran……………………………………………………………………………….23

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bidang kedokteran, akurasi dan presisi peralatan diagnostik sangat penting
karena hasil pembacaan alat tersebut sangat mempengaruhi langkah tindakan medis
selanjutnya terhadap pasien. Kesalahan dalam diagnosa akibat dari tidak akuratnya
peralatan dalam proses diagnosa harus diminimalisir dengan cara melalukan perawatan
dan pemeriksaan berkala pada peralatan. Pulse Oksimeter atau Saturasi Peripheral
Oxygen Capiler (SpO2) merupakan salah satu metode penggunaan alat untuk
memonitor keadaan saturasi atau kandungan oksigen dalam darah (arteri) pasien dan
jumlah detak jantung dalam satu menit tanpa dilakukan pembedahan atau non invasive.
Dilakukan untuk membantu diagnosa fisik pasien tanpa harus melalui analisa tes darah.
Pulse Oksimeter merupakan salah satu alat yang sering digunakan di rumah
sakit saat dilakukan proses pembedahan untuk mengetahui saturasi oksigen dalam darah
dan detak jantung pasien selama satu menit. Saturasi adalah persentase yang mengikat
oksigen dibandingkan dengan jumlah total hemoglobin yang ada di dalam darah.
Mengingat pentingnya akurasi dan presisi pulse oksimeter SpO2 dalam diagnosa maka
dalam proses perawatan dan pemeriksaan dilakukan uji fungsi dan kalibrasi pesawat
SpO2.
Uji fungsi dan kalibrasi SpO2 memerlukan sinyal masukan berupa sinyal dari
jantung dan perubahan warna hemoglobin. Pulsa sinyal dari jantung dan perubahan
warna hemoglobin ini bisa diperoleh secara elektronik dari SpO2. Stimulator. SpO2
Stimulator ini menghasilkan simulasi pulsa jantung berupa LED merah yang berkedip
dan perubahan hemoglobin berupa infra merah yang dapat diatur kecerahannya. Pada
SpO2 terdapat beberapa parameter seperti kandungan oksigen dalam darah dan detak
jantung permenit. Setiap alat memiliki batas pemakaian yang mempengaruhi
keakurasian dan presisi dari alat tersebut, dalam hal ini pesawat SpO2 juga termasuk
didalamnya.
Sehingga kita memerlukan alat SpO2 stimulator. SpO2 stimulator merupakan
suatu alat yang dapat menghasilkan cahaya LED merah dan LED infra merah guna
mengukur keakurasian dan kepresisian receiver pada finger sensor pesawat SpO2.

1
1.2 Batasan Masalah

Memahami apa pengertian dari alat oximeter, prinsip kerja, fungsi beserta cara
pemakaian serta pemeliharaannya.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian oximeter ?

2. Mengetahui fungsi dari alat oximeter ?

3. Bagaimana prinsip kerja dari alat oximeter ?

4. Apa saja komponen penyusun alat oximeter ?

5. Bagaimana cara menggunakan alat oximeter ?

6. Proses pemeliharaan dan pengkalibrasian alat oximeter ?

7. Mengetahui faktor ketidakakurasian dari alat oximeter ?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

1. Mahasiswa mampu mengetahui apa itu oximeter.


2. Mahasiswa mengenal dan memahami bagian – bagian alat oximeter.
3. Mahasiswa mengerti prinsip kerja dari dari alat oximeter.
4. Mahasiswa mampu melakukan pemeliharaan dari alat oximeter.
5. Mahasiswa mampu mengaplikasikan alat oximeter pada dunia kerja.
1.4.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu menstimulator alat oximetor ini yang bertujuan untuk


perawatan dan pre kalibrasi, fungsi dari bagian-bagianya beserta cara
pengaplikasiannya agar menghasilkan hasil yang benar dan akurat.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Mahasiswa mampu memahami cara kerja alat oximeter.


2. Mahasiswa dapat memahami tentang alat oximeter.
3. Mahasiswa mampu mengetahui penggunaan alat oximeter

2
1.5.2 Manfaat Praktis

1. Mahasiwa mampu melakukan pemeliharaan alat oximeter.

2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja oximeter secara praktik.

3. Mahasiswa mengetahui cara mengaplikasikan alat oximeter.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pulse Oxymeter

Oximeter adalah perangkat elektronik yang mengukur saturasi oksigen yang


dibawa dalam sel darah merah Anda. Pulse oximeters dapat dipasang di jari tangan,
dahi, hidung, kaki, telinga, atau jari kaki. Perangkat kemudian dapat digunakan kembali
atau dibuang. oximeter dapat menjadi alat yang berguna untuk memeriksa kadar
oksigen sehingga kadar oksigen yang rendah dapat diketahui lebih awal.

Gambar 2.1 Oxymeter


(Sumber : neoclinic.id)

2.2 Syarat Penempatan Oxymeter

Fingertip pulse oximeter adalah alat kesehatan non invasive portable yang ditujukan
untuk tempat pengecekan saturasi oksigen arteri hemoglobin (SpO2) dan denyut nadi
pasien. Agar alat ini dapat berfungsi dengan baik perlu diperhatikan dalam syarat
penempatan pulse oximeter. Berikut beberapa syarat penempatan pulse oximeter :

1. Suhu pengoperasian : 5 ~ 40OC


2. Suhu penyimpanan : -20~+55OC
3. Kelembaban lingkungan :
✓ ≤80% tidak ada kondensasi pada saat pengoperasian
✓ ≤93% tidak ada kondensasi pada saat penyimpanan
4. Tekanan Atmosfir : 86kPa~106kPa

4
2.3 Blok Diagram Oxymeter

Alat oxmeter menggunakan 2 sumber cahaya yaitu infrared dan cahaya merah.
Saat jari ditempatkan diantara sumber cahaya dan pendeteksi cahaya, cahaya harus
dapat mencapai bagian detector. Dari cahaya akan diserap oleh jari dan bagian yang
tidak diserap mencapai detector.

Gambar 2.3 Blok Diagram Oxymeter


(Sumber : sumber.belajar.kemdikbud.go.id)

Pada bagian detector photodiode sesuai fungsinya yakni mendeteksi cahaya dan
mengubah cahaya menjadi arus listrik. Setelah cahaya dideteksi oleh detector akan di
teruskan ke bagian amplifier. Pada amplifier ini akan mengubah sinyal arus listrik dari
detector menjadi tegangan. Setelah dari amplifier akan diteruskan ke filter yang
berfungsi untuk membatasi sinyal menjadi frekuensi tertentu. Lalu akan diteruskan ke
ADC resolusi 13-bit. ADC akan mengubah nilai analog ke digital dengan 13 bit output
data digital, dan berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 8.192 nilai diskrit.
Selanjutnya akan diproses pada modul deteksi SpO2 dan denyut nadi menggunakan
algoritma pencarian puncak dan menampilkan hasil deteksi pada LCD.

2.4 Komponen Oxymeter

2.4.1 Infrared
LED Inframerah adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya dengan panjang
gelombang lebih panjang dari cahaya yang dapat dilihat, tetapi lebih pendek dari
gelombang radio apabila LED Inframerah tersebut dilalui arus. Intensitas cahaya
yang dikeluarkan oleh LED Inframerah tergantung arus yang mengalir pada LED
Inframerah tersebut. Semakin besar arus yang melaluinya maka intensitas cahaya
yang dikeluarkan akan semakin besar, dan semakin kecil arus yang melalui LED

5
Inframerah tersebut maka akan semakin kecil pula intensitas cahaya yang
dikeluarkan.

Gambar 2.4.1 LED Infrered


(Sumber : https://id.aliexpress.com)

2.4.2 Photodioda

LED (Light Emitting Diode) adalah suatu semikonduktor yang memancarkan


cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju.

Gambar 2.4.2 Photodioda


(Sumber : https://www.amazon.com)

Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan


bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai. Panjang gelombang dari
cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu warnanya, tergantung dari selisih

6
pita energi dari bahan yang membentuk p-n junction. Banyak aplikasi LED yang
diterapkan di berbagai macam teknologi.

Gambar 2.4.3 Panjang Gelombang


(Sumber : http://aquascapedecor.blogspot.com)

2.4.3 Driver Sensor dengan Timer Mikrokontroller

Fitur timer pada mikrokontroler digunakan untuk menjalankan LED


Inframerah dan LED Merah. Timer/counter adalah fasilitas dari ATMega16 yang
digunakan untuk perhitungan pewaktuan. Timer/counter 8 bit dapat menghitung
maksimal hingga 255 (00-FF) hitungan. Dimana periode setiap hitungan (clock)
tergantung dari setting prescaler. Beberapa fasilitas channel dari timer counter
antara lain : counter channel tunggal, pengosongan data timer sesuai dengan data
pembanding, bebas glitch, tahap yang tepat Pulse Width Modulation (PWM),
pembangkit frekuensi, event counter external. Timer/counter didesain sinkron
clock timer (clkT0) oleh karena itu ditunjukkan sebagai sinyal enable clock pada
gambar dibawah ini.

Gambar 2.4.4 Hukum Beer Lambert


(Sumber : http://eprints.undip.ac.id)

Gambar ini termasuk informasi ketika flag interrupt dalam kondisi set. Data
timing digunakan sebagai dasar dari operasi timer/counter. Dengan memanfaatkan

7
fitur timer pada mikrokontroler, nyala LED dan LED IR dapat diatur menyala
secara bergantian dengan kecepatan yang dapat disesuaikan.

Gambar 2.4.5 Timer Mikrokontroller


(Sumber : http://repository.unair.ac.id)

Timer digunakan dalam mode normal. TCNT1 akan menghitung naik dan
membangkitkan interrupt Timer/Counter 1 ketika nilainyanya berubah dari
oxFFFF ke oxoooo. Pada dasarnya timer hanya menghitung pulsa clock. ADLN
Frekuensi pulsa clock yang dihitung tersebut bisa sama dengan frekuensi denyut
crystal yang digunakan atau dapat diperlambat menggunakan prescaler dengan
faktor pencacah 8, 64, 254, atau 1024.

2.4.4 Amplifier Cascade

Op-amp adalah rangkaian yang mampu mendeteksi serta memperkuat sinyal


baik DC maupun AC dengan penguatan yang mendekati ideal. Rangkaian ini
dibangun atas elemen-elemen transistor, resistor dan kapasitor. Beberapa op-amp
memerlukan catu daya positif dan negatif. Sinyal tegangan input dapat dikenakan
pada terminal inverting dan atau non inverting. Dalam skema ini, digunakan oleh
penguat kaskade sebagai penguatan yang cukup sekaligus memisahkan antara
sinyal AC dengan sinyal DC menggunakan kopling kapasitor untuk memblok
sinyal DC. Sedangkan pada penguat kedua, kopling dengan dioda germanium yang
memiliki tegangan ideal 0,3 V pada suhu 25℃ untuk melewatkan sinyal DC.
Fungsi kopling disini adalah penghubung sinyal antara dua rangkaian yang
berbeda. Penguat kaskade amplifier ini menggunakan jenis penguat non inverting
sehingga sinyal keluaran masih dengan input fase sinyal.

8
Gambar 2.4.6 Amplifier Casade
(Sumber : https://www.watelectrical.com)

Penguat bertingkat adalah penguat elektronik yang terdiri dari dua atau lebih
penguat satu tahap yang dihubungkan bersama. Dalam konteks ini, satu tahap
adalah penguat yang hanya berisi satu transistor (kadang-kadang sepasang
transistor) atau perangkat aktif lainnya. Alasan paling umum untuk menggunakan
beberapa tahap adalah untuk meningkatkan penguatan penguat dalam aplikasi di
mana sinyal input sangat kecil, misalnya pada penerima radio. Dalam aplikasi ini,
satu tahap tidak memiliki perolehan yang cukup dengan sendirinya. Dalam
beberapa desain, dimungkinkan untuk mendapatkan nilai parameter lain yang lebih
diinginkan seperti resistansi input dan resistansi output.

2.4.5 Mikrokontroler ATMega16

Mikrokontroler atau mikroprosesor adalah suatu piranti yang digunakan


untuk mengolah data-data biner yang didalamnya merupakan gabungan dari
rangkaian-rangkaian elektronik yng dikemas dalam bentuk suatu chip (IC). Pada
umumnya mikrokontroler tediri dari bagian-bagian sebagai berikut: alamat
(address), data, pengendali, memori (RAM atau ROM), dan bagian input-output.
AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis
arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi
dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose,
timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal,
serial UART, programmable Watchdog Timer, dan mode power saving, ADC dan
PWM internal. AVR juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip
yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem

9
menggunakan hubungan serial SPI. ATMega16 mempunyai throughput mendekati
1 MIPS per MHz membuat disainer sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya
dengan kecepatan proses.

Gambar 2.4.7 Atmega 16


(Sumber : https://www.theengineeringprojects.com)

ATMega16 mempunyai empat buah port yang Bernama Port.A, Port.B,


Port.C, dan Port.D. Setiap port memiliki delapan pin yang memiliki fitur fungsi
masing-masing. Keempat port tersebut merupakan jalur bidirectional dengan
pilihan internal pull-up. Tiap port mempunyai tiga buah register bit, yaitu DDxn,
PORTxn, dan PINxn. Huruf ‘x’mewakili nama huruf dari port sedangkan huruf
‘n’ mewakili nomor bit. Bit DDxn terdapat pada I/O address DDRx, bit PORTxn
terdapat pada I/O address PORTx, dan bit PINxn terdapat pada I/O address PINx.

2.4.6 Sensor MAX30100

MAX30100 adalah solusi sistem yang lengkap dari sensor denyut nadi dan
detak jantung yang dirancang untuk sesuai kebutuhan data dan praktis sebagai
perangkat yang dapat dikenakan. MAX30100 mempunyai ukuran yang sangat
kecil, sehingga merupakan solusi yang sangat bagus tanpa mengorbankan kinerja
secara optimal baik dari sisi optik atau rangkaian. MAX30100 sepenuhnya dapat
dikonfigurasi melalui register perangkat lunak, dan data keluaran digital disimpan
dalam kedalaman 16 FIFO di dalam perangkat. FIFO memungkinkan MAX30100
untuk dihubungkan ke mikrokontroler atau mikroprosesor dengan bus terminal
secara bersamaan, yang datanya tidak terus-menerus dibaca dari register perangkat.

10
Gambar 2.4.8 Sensor MAX30100
(Sumber : https://www.sinauprogramming.com)

Sensor ini merupakan oksimetri nadi terintegrasi dan solusi sensor monitor
detak jantung. Ini menggabungkan dua LED, detektor foto, optik yang
dioptimalkan, dan pemrosesan sinyal analog dengan noise rendah untuk
mendeteksi sinyal denyut nadi dan detak jantung. Ini beroperasi dari catu daya 1,8V
dan 3,3V dan dapat dimatikan melalui perangkat lunak dengan arus stanby yang
dapat diabaikan, memungkinkan catu daya untuk tetap terhubung setiap saat.

Subsistem SpO2 di MAX30100 terdiri dari ambient light cancellation (ALC),


16-bit sigma delta ADC, dan sebuah filter dengan waktu khusus. SpO2 ADC adalah
sigma oversampling waktu berkelanjutan konverter delta dengan resolusi hingga
16-bit. Laju data keluaran ADC dapat diprogram dari 50Hz hingga 1kHz.
MAX30100 menyertakan filter waktu terpisah untuk tolak interferensi 50Hz / 60Hz
dan residu frekuensi rendah terhadap kebisingan sekitar.

MAX30100 memiliki sensor suhu pada chip (opsional) mengkalibrasi


ketergantungan suhu di dalam Subsistem SpO2. Algoritma SpO2 relatif tidak
sensitif terhadap panjang gelombang LED IR, tetapi panjang gelombang LED
merah sangat penting untuk mengoreksi interpretasi data. Suhu data sensor dapat
digunakan untuk mengkompensasi kesalahan SpO2 dengan perubahan suhu
lingkungan.

MAX30100 mengintegrasikan driver LED merah dan IR ke drive Pulsa LED


untuk pengukuran SpO2 dan HR. Arus LED dapat diprogram dari 0mA hingga
50mA dengan tegangan suplai yang tepat. Lebar pulsa LED dapat diprogram dari

11
200μs hingga 1.6 ms untuk dioptimalkanakurasi pengukuran dan konsumsi daya
berdasarkan pada kasus penggunaan.

2.4.7 LCD

LCD atau Liquid Crystal Display adalah suatu jenis media display (tampilan)
yang menggunakan kristal cair (liquid crystal) untuk menghasilkan gambar yang
terlihat. Teknologi Liquid Crystal Display (LCD) atau Penampil Kristal Cair sudah
banyak digunakan pada produk-produk seperti layar Laptop, layar Ponsel, layar
Kalkulator, layar Jam Digital, layar Multimeter, Monitor Komputer, Televisi, layar
Game portabel, layar Thermometer Digital dan produk-produk elektronik lainnya.

Gambar 2.4.9 Struktur LCD


(Sumber : https://teknikelektronika.com)

LCD atau Liquid Crystal Display pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama
yaitu bagian Backlight (Lampu Latar Belakang) dan bagian Liquid Crystal (Kristal
Cair). Seperti yang disebutkan sebelumnya, LCD tidak memancarkan pencahayaan
apapun, LCD hanya merefleksikan dan mentransmisikan cahaya yang
melewatinya. Oleh karena itu, LCD memerlukan Backlight atau Cahaya latar
belakang untuk sumber cahayanya.

LCD yang digunakan pada Kalkulator dan Jam Tangan digital pada
umumnya menggunakan Cermin untuk memantulkan cahaya alami agar dapat
menghasilkan digit yang terlihat di layar. Sedangkan LCD yang lebih modern dan
berkekuatan tinggi seperti TV, Laptop dan Ponsel Pintar menggunakan lampu
Backlight (Lampu Latar Belakang) untuk menerangi piksel kristal cair. Lampu
Backlight tersebut pada umumnya berbentuk persegi panjang atau strip lampu
Flourescent atau Light Emitting Diode (LED).

12
2.5 Cara Penggunaan Oxymeter

1. Cuci tangan hingga bersih sebelum dan sesudah menggunakan oximeter.

2. Pastikan kuku dalam kondisi tidak menggunakan cat, kuku palsu, bersih, dan tidak
Panjang.

3. Nyalakan mesin kemudian masukan jari tangan baik itu jari tengah, jari telunjuk,
atau ibu jari. Lalu masukan pada oximeter dan tunggu hingga mengeluarkan
pengukuran saturasi oksigen hasil pada layar.

4. Setelah tes selesai, lepaskan klip.

5. Jangan lupa bersihkan alat dengan alkohol untuk mencegah penyebaran kuman.

2.6 Ketidakakurasian Oxyemeter

2.6.1 Perfusi Rendah

Prinsip kerja alat ini adalah melakukan penghitungan komponen pulsatil


cahaya oksihemoglobin dan deoksihemoglobin yang berada di pembuluh darah tepi
yang diabsorpsi. Oleh karenanya, gangguan perfusi ke jaringan akan
mengakibatkan inkonsistensi pembacaan dan penghitungan alat. Akibatnya,
perfusi ke jaringan yang rendah ini akan menyebabkan ketidakakuratan dalam
pembacaan SpO2. (saturasi oksigen kapiler perifer).

Kurangnya perfusi ke jaringan dapat disebabkan oleh vasokonstriksi dan/atau


hipotensi yang dapat terjadi akibat berbagai penyebab, misalnya syok hipovolemik,
hipotermia, penggunaan obat-obatan vasokonstriktor, serta curah jantung yang
rendah akibat gagal pompa atau disritmia. Penggunaan turniket yang terletak
proksimal terhadap pulse oximetry juga dapat menyebabkan obstruksi pada
pembuluh darah dan mengganggu pembacaan SpO2.

13
Gambar 2.6.1 Perfusi Rendah
(Sumber : https://pediaa.com)

2.6.2 Dishemoglobinemia

Ikatan karbon monoksida dengan hemoglobin yang membentuk


karboksihemoglobin juga perlu diwaspadai pada penggunaan pulse oximetry
karena karboksihemoglobin memiliki penyerapan cahaya yang serupa dengan
oksihemoglobin sehingga dapat memberikan pembacaan SpO2 yang tinggi.

Sebuah studi menemukan bahwa hasil SpO2 pada pasien keracunan karbon
monoksida cenderung lebih tinggi dibandingkan saturasi dari hasil analisis gas
darah. Studi lain yang meneliti mengenai selisih pembacaan saturasi oksigen dari
analisis gas darah dengan dari pulse oximetry menunjukkan bahwa pulse oximetry
gagal mendeteksi adanya penurunan dari konsentrasi oksihemoglobin dan saturasi
yang terbaca pada pulse oximetry cenderung tetap tinggi dengan adanya
karboksihemoglobin, sedangkan oksihemoglobin yang terbaca pada analisis gas
darah menurun.

Ketidakakuratan hasil pulse oximetry pada pasien keracunan karbon


monoksida penting untuk diketahui karena terapi dari kondisi ini adalah terapi
oksigen. Jika dokter mengandalkan hasil saturasi oksigen untuk pemantauan terapi
oksigen yang diberikan, hal ini dapat menyebabkan terjadinya underdiagnosis dan
undertreatment

Selain karboksihemoglobin, methemoglobin juga memberikan sifat yang


sama karena memiliki penyerapan terhadap sinar merah yang mirip dengan
deoksihemoglobin namun menyerap sinar inframerah lebih dari baik
oksihemoglobin maupun deoksihemoglobin. Sifat methemoglobin yang menyerap

14
sinar merah dan inframerah dengan sama baik ini mengakibatkan pembacaan pulse
oximetry yang berkisar pada angka SpO2 80-85% sehingga dapat menyebabkan
inakurasi hasil. Methemoglobinemia ini dapat terjadi secara herediter atau didapat.
Methemoglobinemia didapat terjadi di antaranya akibat konsumsi obat yang
mengandung nitrat atau nitrat, penggunaan anestetik lokal seperti lidocaine atau
benzocaine, dan penggunaan dapson.

Gambar 2.6.2 Methemoglobin


(Sumber : https://www.drugwatch.com)

2.6.3 Pewarna Intravena

Pewarna intravena berpigmen, khususnya methylene biru juga terbukti


mengganggu akurasi pulse oximetry karena penyerapan sinar yang menyerupai
deoksihemoglobin, sehingga dapat terjadi pembacaan SpO2 yang lebih rendah dari
seharusnya. Jenis pewarna lain seperti indigo carmine dan hijau indocyanine tidak
memiliki penyerapan sinar merah yang baik, sehingga tidak terlalu mengganggu
akurasi pulse oximetry. Pewarna intravena ini umumnya digunakan untuk prosedur
pembedahan, misalnya untuk bedah saraf atau bedah urologi.

Gambar 2.6.3 Pewarna Intravena


(Sumber : https://id.strephonsays.com)

15
2.6.4 Anemia Berat

Kondisi anemia secara teoritis seharusnya tidak mempengaruhi akurasi pulse


oximetry. Namun, anemia berat dengan tingkat hematokrit di bawah 10% terbukti
menyebabkan inakurasi pulse oximetry sehingga terjadi pembacaan SaO2 yang
rata-rata lebih rendah 5.4% dari nilai seharusnya. Kondisi anemia berat dengan
hipoksemia dapat mengganggu keakuratan pulse oximetry. Keadaan hematokrit di
bawah 10% mengakibatkan turunnya keakuratan pulse oximetry dan menyebabkan
terjadinya pembacaan SpO2 yang lebih rendah, dengan rata-rata 5.4% dari nilai
yang seharusnya.

Gambar 2.6.4 Anemia


(Sumber : https://www.suara.com)

2.6.5 Saturasi Oksigen yang Rendah

Saturasi oksigen yang rendah mengganggu keakuratan pulse oximetry karena


algoritma program alat yang menghubungkan dengan saturasi oksigen dengan
sinyal yang diabsorpsi. Oleh karenanya, studi oleh Thoracic Society of Australia
and New Zealand (TSANZ) menyimpulkan bahwa nilai pulse oximetry di bawah
70% tidak dapat diandalkan dan harus dikonfirmasi ulang dengan analisis gas
darah.

16
Gambar 2.6.5 Saturasi Oksigen Rendah
(Sumber : https://lifestyle.bisnis.com)

2.6.6 Pulsasi Vena

Pulsasi vena yang mungkin terjadi juga dapat mengakibatkan pembacaan


SpO2 dengan pulse oximetry menjadi lebih rendah dari semestinya karena saturasi
oksihemoglobin vena juga diukur oleh pulse oximetry ini. Beberapa kondisi di
mana pulsasi vena dapat terbaca dengan pulse oximetry ini misalnya pada saat
probe dipasang terlalu kencang pada jari, pada pasien-pasien dengan regurgitasi
trikuspid berat, serta pada syok distributif di mana vasodilatasi luas berujung pada
shunt arteriovenosa fisiologis.

2.6.7 Pergerakan Berlebih pada Pasien

Pergerakan yang berlebihan pada pasien juga dapat menyebabkan


terdapatnya artefak pergerakan yang mengakibatkan pembacaan SpO2 yang lebih
rendah dari seharusnya. Desaturasi hingga di bawah 50% pernah dilaporkan.
Pergerakan yang berlebihan juga dapat menyebabkan pembacaan SpO2 lebih
tinggi dari seharusnya, meskipun lebih jarang terjadi. Beberapa keadaan yang dapat
mengakibatkan pergerakan pada pasien misalnya pada pasien dengan tremor atau
dengan konvulsi.

17
Gambar 2.6.7 Pergerakan Berlebih
(Sumber : https://health.detik.com)

2.6.8 Warna Kulit

Warna kulit tidak mempengaruhi keakuratan SpO2 pada kadar oksigen


normal, namun pada saturasi oksigen yang rendah (di bawah 90%), warna kulit
yang sangat gelap mungkin dapat mengakibatkan pembacaan SpO2 yang lebih
tinggi dari sebenarnya. Adanya clubbing finger juga memberikan pembacaan SpO2
yang lebih rendah dari sesungguhnya.

Gambar 2.6.9 Warna Kulit


(Sumber : https://mediaindonesia.com)

2.6.9 Faktor Lainnya

Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan kurang akuratnya pembacaan


hasil SpO2 oleh pulse oximetry seperti kelainan hemoglobin turunan dan anemia
sel sabit dengan krisis vasooklusif. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa
penggunaan pewarna kuku dan kuku akrilik mengakibatkan pembacaan SpO2 yang

18
lebih rendah, khususnya penggunaan warna-warna gelap. Hal ini dapat diperbaiki
dengan memutar probe oximeter atau menghapus pewarna.

Faktor-faktor teknis seperti kalibrasi, gangguan dari pencahayaan sekitar,


serta daya baterai dan memori juga dapat mengganggu keakuratan penggunaan dan
hasil yang didapat. Faktor-faktor teknis ini perlu diperhatikan untuk menjaga
keakuratan alat.

2.7 Penempatan Oxymeter

Dalam ruang lingkup rumah sakit, Alat ini wajib ada di tempat dimana
hipoksemia dapat terjadi. Misalnya :
1. Ruang operasi
2. ICU
3. Ruang PACU (Postanesthesia care unit)
4. IGD (Instalasi Gawat Darurat)
5. Ambulans
6. Ruang endoskopi
7. Ruang persalinan
8. Bangsal
Penggunaan alat ini dapat membantu titrasi banyaknya fraksi oksigen pada pasien
yang butuh suplementasi oksigen atau ventilasi mekanik. Namun, oxymeter ini boleh
juga diletakkan di rumah atau kantor sebagai alat emergency, dengan catatan dapat
menggunakannya secara baik dan benar.
2.8 Pemeliharaan Oxymeter

Tujuan dari pemeliharaan Oximeter adalah memperpanjang umur pakai peralatan,


menjamin tingkat ketersediaan yang optimal dari fasilitas produksi, menjamin kesiapan
operasional seluruh fasilitas untuk pemakaian darurat serta menjamin keselamatan
operator dan pemakai fasilitas. Berikut Langkah pemeliharaan pada Oximeter :

✓ Lepaskan baterai apabila oximeter tidak digunakan dalam jangka waktu yang
lama.
✓ Simpan alat pada suhu -20℃ ~ +55℃ dan kelembabannya ≤93%.
✓ Simpan di tempat yang kering. Kelembaban yang ekstrim dapat mempengaruhi
oximeter selamanya dan dapat menyebabkan kerusakan.

19
✓ Buang baterai dengan benar. Ikuti aturan hukum yang berlaku di Negara
setempat.
✓ Jika sudah melebihi waktu periode perhatikan bagian optic diujung probe.
✓ Pastikan bahwa probe menerima cahaya maksimal dari sensor selama pengujian.
✓ Pastikan bahwa kekuatan optic yang dipancarkan sesuai dengan range kalibrasi.
✓ Probe harus dibersihkan secara teratur, secara normal optic dibersihkan dengan
kain lembut yang dibasahi dengan air. Deterjen jarang dibutuhkan namun dapat
diterima karena mempunyai konsentrasi rendah. Jangan gunakan alcohol
isopropyl untuk membersihkan probe karena dapat menyebabkan kerusakan.
✓ Silahkan gunakan alkohol untuk membersihkan bagian silikon yang bersentuhan
dengan jari di dalam oximeter dengan menggunakan kain yang lembut yang
dibasahi isopropil alkohol 70%. Bersihkan jari sebelum dan setelah pengukuran
dengan menggunakan alcohol.
✓ Jangan tuangkan atau semprotkan cairan ke oximeter dan jangan sampai ada
cairan apapun yang masuk ke dalam bagian terbuka dari alat. Biarkan oximeter
benar-benar kering sebelum akan digunakan kembali. Fingertip pulse oximeter
tidak memerlukan kalibrasi secara rutin dan perbaikan selain penggantian baterai.

2.9 Kalibrasi Oxymeter

Kalibrasi Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International


Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai
yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili
oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran
yang diukur dalam kondisi tertentu. Berikut Syarat kalibrasi Oxymeter :

✓ Kalibrasi yang direkomendasikan adalah setahun sekali dan wajib dilakukan


untuk memperpanjang lifetime alat. Pada dasarnya dapat dilakukan maksimal 5
tahun sekali.
✓ Alat ini dapat dikalibrasi dengan alat khusus dan disediakan fasilitas resmi dari
Datrend.
✓ Alat ini memperbolehkan adjustment dari internal alat elektronik.
✓ Gunakan fasilitas service yang tidak resmi dari Datrend untuk memperbaiki atau
mengkalibrasi.

20
✓ Ketika sudah jatuh tempo waktu untuk mengkalibrasi maka dapat menghubungi
kontak resmi Datrend

2.10 Tindakan Pencegahan Penggunaan Oxymeter

1. Sebelum menggunakan alat, baca baik-baik instruksi manualnya.


2. Pengoperasian fingertip pulse oximeter dapat dipengaruhi oleh penggunaan
Electrosurgical (ESU).
3. Fingertip pulse oximeter harus mampu mengukur denyut nadi secara benar untuk
mendapatkan hasil pengukuran SpO2 yang akurat. Pastikan tidak ada yang
menghalangi pada saat pengukuran sebelum mengandalkan pengukuran SpO2.
4. Jangan gunakan pulse oximeter fingertip pada lingkungan MRI atau CT.
5. Jangan gunakan pulse oximeter pada situasi dimana alarm diperlukan. Alat ini tidak
menggunakan alarm. Alat ini tidak untuk monitoring terus menerus.
6. Jangan gunakan pulse oximeter dalam suasana eksplosif atmosfer.
7. Fingertip pulse oximeter dimaksudkan hanya sebagai tambahan dalam penilaian
pasien. Alat ini harus digunakan bersama dengan metode yang lain untuk menilai
tanda dan gejala klinis.
8. Dalam rangka untuk memastikan keselarasan sensor yang benar dan integritas
kulit, waktu aplikasi maksimum pada satu situs untuk alat ini harus kurang dari 4
jam.
9. Jangan sterilisasi alat menggunakan autoklaf, sterilisasi dengan etilen oksida, atau
membenamkan alat ke dalam cairan. Alat ini tidak dianjurkan untuk di sterilisasi.
10. Ikuti peraturan daerah dan petunjuk daur ulang mengenai pembuangan atau daur
ulang perangkat dan perangkat komponen, termasuk baterai.
11. Peralatan ini sesuai dengan IEC 60601-1-2:2007 untuk kompatibilitas
elektromagnetik untuk peralatan listrik medis dan/atau sistem. Namun karena
proliferasi peralatan transmisi radiofrekuensi dan sumber lain kebisingan listrik
dalam perawatan kesehatan dan lingkungan lainnya, adalah mungkin bahwa tingkat
tinggi gangguan tersebut karena dekat atau sumber yang kuatmungkin
mengganggu kinerja perangkat ini.
12. Peralatan komunikasi portable RF dan mobile dapat mempengaruhi peralatan
listrik medis.
13. Alat ini tidak dimaksudkan untuk digunakan oleh pasien pada saat di luar dari
fasilitas kesehatan.

21
14. Peralatan ini tidak boleh digunakan berdekatan atau ditumpuk dengan peralatan
yang lainnya.
15. Jangan membongkar, memperbaiki atau memodifikasi alat ini tanpa otoritas.
16. Bahan-bahan berikut ini kontak dengan kulit pasien pada saat pengukuran yaitu
silikon medis dan plastik ABS yang semuanya lulus ISO 10993-5 untuk uji invitro
sitotoksisitas dan ISO 10993-10 untuk pengujian iritasi dan hipersensitivitas yang
tertunda.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Oximeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur
tingkat oksigen di dalam darah manusia tanpa menimbulkan rasa sakit, alat ini
biasanya digunakan di jari tangan, dan sering dipakai ketika ada perawatan kritis
seperti ruang gawat darurat atau rumah sakit. Tujuan penggunaan oximeter nadi
adalah untuk memeriksa seberapa baik jantung seseorang memompa oksigen ke
seluruh tubuh. Selain itu, alat ini juga dapat digunakan untuk memantau kesehatan
individu dengan kondisi apapun yang dapat memengaruhi kadar oksigen darah,
terutama saat merea tengah dirawat di rumah sakit. Adapun kondisi yang dimaksud,
antara lain: Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) Asma, Radang paru-paru ,
Kanker paru-paru, Anemia, Serangan jantung atau gagal jantung, Cacat jantung
kongenital.
2. Oximeter dijepit atau ditempatkan di jari tangan, daun telinga, atau di jari kaki.
Berkas cahaya kecil melewati darah di jari, dan mengukur jumlah oksigen dalam
tubuh. Hal ini dilakukan dengan mengukur perubahan penyerapan cahaya dalam
darah beroksigen atau terdeoksigenasi. Dengan begitu oximeter dapat memberi tahu
berapa tingkat saturasi atau pembacaan oksigen, begitu juga dengan detak jantung
3.2 Saran

Dalam melakukan proses pemeriksaan terhadap pasien dengan menggunakan


oximeter maka mahasiswa diharapkan untuk :

1. Tidak bergurau dengan sesama teman agar dapat memahami apa itu oximeter.
2. Melakukan pengoperasian alat dengan baik dan benar.

Selain itu mahasiswa elektromedis juga harus melakukan :


1. Pengecekan alat sebelum digunakan apakah alat berfungsi dengan baik dan benar.
2. Melakukan kalibrasi oximeter sebelum digunakan.

23
Daftar Pustaka

[1] Neoclinic.id “Pengertian dan Fungsi oxymeter yang berlu sobat ketahui”
https://neoclinic.id/fungsi-oximeter/. Diakses pada : 15 Maret 2022
[2] Noname “INSTRUKSI MANUAL INDONESIA FINGERTIP MD300C2 PULSE
OXIMETER”https://ekatalog.lkpp.go.id/public/files/upload/produk_lampiran/2019/02/0
7/15495324156278.pdf. Diakses pada : 14 Maret 2022
[3] Halodoc “Begini cara membaca Oxymeter untuk saturasi oksigen”
https://www.halodoc.com/artikel/begini-cara-membaca-oximeter-untuk-cek-saturasi-
oksigen. Diakses pada : 15 Maret 2022
[4] Noname “BAB II TINJAUAN PUSTAKA”
http://repository.unair.ac.id/25598/12/12.%20Bab%202.pdf. Diakses pada : 14 Maret
2022
[5] Medicalogy.com “Pulse oximeter” https://www.medicalogy.com/blog/pulse-oximeter/.
Diakses pada : 15 Maret 2022
[6] Noname “Sensor Pulse Oximeter (SPO2) Arduino”
https://www.sinauprogramming.com/2021/02/sensor-pulse-oximeter-spo2-
arduino.html?m=1. Diakses pada : 14 Maret 2022
[7] Wikipedia “Multistage amplifier” https://en.wikipedia.org/wiki/Multistage_amplifier.
Diakses pada : 14 Maret 2022
[8] Kho Dickson “Pengertian LCD (Liquid Crystal Display) dan Prinsip Kerja LCD”
https://teknikelektronika.com/pengertian-lcd-liquid-crystal-display-prinsip-kerja-lcd/.
Diakses pada : 14 Maret 2022
[9] Albertus Audric “Kondisi Di Mana Pulse Oximetry Tidak Dapat Diandalkan”
https://www.alomedika.com/kondisi-di-mana-pulse-oximetry-tidak-dapat-diandalkan.
Diakses pada : 14 Maret 2022
[10] Setyawati Nurul “SOP PML Pulse Oximeter Tester”
https://id.scribd.com/document/397877392/SOP-PML-Pulse-Oximeter-Tester-doc.
Diakses pada : 14 Maret 2022
[11] Wikipedia “Kalibrasi” https://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi. Diakses pada : 14
Maret 2022
[12] Noname “pengertian pluse oxymetri” https://www.medicalogy.com/blog/mengukur-
saturasi-darah-dengan-pulse-oximeter/. Diakses pada : 15 Maret 2022

24

Anda mungkin juga menyukai