Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TEKNOLOGI SENSOR

SENSOR KIMIA (CHEMICAL SENSOR)

Di susun oleh:
ROBIYANTO
NIM. 118320048

TEKNOLOGI SENSOR
PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO, INFORMATIKA, DAN SISTEM
FISISINSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3
1. LATAR BELAKANG........................................................................................................................ 3
1. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 4
a. Apa pengertian sensor kimia?..................................................................................................... 4
b. Bagaimana prinsip kerja dari sensor kimia? ............................................................................... 4
c. Apa saja contoh aplikasi dari sensor kimia? ............................................................................... 4
d. Apa material, metode, karakterisasi dari contoh aplikasi sensor kimia? ................................... 4
2. TUJUAN ....................................................................................................................................... 4
a. Untuk mengetahui pengertian sensor kimia. ............................................................................... 4
b. Untuk mengetahui prinsip kerja dari sensor kimia. .................................................................... 4
c. Untuk mengetahui contoh aplikasi dari sensor kimia. ................................................................ 4
d. Untuk mengetahui material, metode, karakterisasi dari contoh aplikasi sensor kimia. .............. 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 5
1. PENGERTIAN ............................................................................................................................... 5
2. PRINSIP KERJA ............................................................................................................................. 5
3. IMPLEMENTASI 3.1. ISFET Ph ...................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................................... 8
1. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Penggunaan senyawa pengawet di dalam makanan dan rninuman sering sekali tidak
dapat dihindari karena berbagai alasan seperti; menjaga kesegaran makanan,
menghambat pertumbuhan organisme, memelibara warna bahan makanan, dan
untuk meojaga kualitas makanan dan minuman dalam penyimpanan dalam jangka
waktu tertentu (Giesova, dkk., 2004). Penggunaan bahan pengawet yang aman bagi
kesehatan diperbolebkan sepanjang masih berada dalam batas tingkat ambang batas
toletansi (Friedman dan Juneja, 2010). Akan tetapi, sering dikelubkan adanya bahan
pengawet makanan yang ditambahkan ke dalam makanan dalam jumlah yang
melebihi ambang batas yang diperbolehkan sehingga dapat mengakibalkan
permasalahan terhadap kesehatan (Eigenmann dan Haenggeli, 2007). Uotuk
mengetahui kehadiran bahan pengawet di dalarn makanan sangat diperlukan
instrumen yang baik yang dapat memberikan informasi akurat kadar seoyawa
pengawet di dalam makanan deogan cepat. Seiring dengan perkembangan zaman,
perkembangan teknologi juga semakin pesat. Perkembangan teknologi saat ini telah
mencakup berbagai aspek kehidupan. Mulai dari industri, pendidikan, kesehatan dan
penelitian. Penelitian ini dapat mencakup penelitian dari segi fisik dan kimia.
Penelitian fisika adalah penelitian tentang benda-benda fisik atau besaran-besaran.
Alat yang mengubah besaran fisis menjadi listrik disebut sensor fisis. Sedangkan
penelitian kimia adalah penelitian tentang besaran kimia, dimana besaran kimia tidak
dapat dilihat secara fisika. Untuk itu diperlukan suatu alat yang dapat mengubah
besaran kimia menjadi besaran listrik. Sensor adalah detektor yang memiliki
kemampuan untuk mengukur beberapa jenis kualitas fisik yang terjadi, seperti
tekanan atau cahaya. maka seseorang akan dapat mengukur sinyal yang akan
dibacanya. Kunci utama yang umum untuk semua sensor adalah konversi: sensor,
(atau "detektor"), mendeteksi dan mengukur objek atau kuantitas fisik.
Perkembangan sensor dari waktu ke waktu sangat pesat. Saat ini sensor telah dibuat
dengan ukuran yang sangat kecil pada orde nanometer, sehingga sangat mudah
digunakan dan menghemat energi.
1. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian sensor kimia?
b. Bagaimana prinsip kerja dari sensor kimia?
c. Apa saja contoh aplikasi dari sensor kimia?
d. Apa material, metode, karakterisasi dari contoh aplikasi sensor kimia?

2. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian sensor kimia.
b. Untuk mengetahui prinsip kerja dari sensor kimia.
c. Untuk mengetahui contoh aplikasi dari sensor kimia.
d. Untuk mengetahui material, metode, karakterisasi dari contoh aplikasi
sensor kimia.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN
Secara umum, sensor merupakan suatu teknologi yang digunakan dalam
proses mendeteksi (sensing) suatu objek ke dalam bentuk sinyal listrik.
Berdasarkan hal tersebut, sensor kimia berarti merupakan teknologi
sensing yang diterapkan pada objek kimia dengan tujuan tertentu
misalnya, mendeteksi jenis senyawa atau unsur kimia, konsentrasi larutan,
dan properti kimia lainnya

2. PRINSIP KERJA
Setiap objek kimia yang akan dianalisis memiliki karaktistik yang berbeda.
Hal ini yang memunculkan beberapa sensor yang akan digunakan karena
setiap objek memiliki proses analisis atau prinsip kerja yang berbeda.
Prinsip kerja sensor kimia berdasarkan objek yang dideteksi diklasifikasikan
sebagai berikut.

Gambar 1. Giagram sensor kimia

Beberapa klasifikasinya diantaranya, sensor kimia dapat bekerja


mendeteksi gas digunakan dalam proses analisis dan memantau jejak gas,
sensor kimia untuk mendeteksi ion berperan sebagai sensor ini digunakan
sensing ion suatu larutan seperti sensor pH, sensor kelembaban, dan
sensor biosensor seperti pada Gambar 1
3. IMPLEMENTASI
3.1. ISFET Ph
Elemen pencitraan (imaging) ISFET (ion-sensitive field-effect transistor)
pH, adalah permukaan isolator gerbang (misalnya, silikon dioksida/silanol)
yang bersentuhan langsung dengan larutan. Pada bagian silanol
(disimbolkan A-OH) berkembang pada permukaan atom oksigen. Efek pH
pada pada bagian tersebut dapat dirasionalisasikan
dengan model disosiasi pada bagian yang mengasumsikan bahwa pada
bagian silanol mampu menjalani disosiasi (suatu proses ketika senyawa
ionik (kompleks atau garam) terpisah dibuat menjadi partikel, ion, atau
radikal yang semakin kecil, dan kebanyakan bisa dikembalikan seperti
semula) asam dan protonasi.

Gambar 1. Tata letak sel untuk menentukan PH pada ISFET pH

Oleh karena itu, respon sensor dalam hal tegangan gerbang pada arus
drain konstan adalah Nernstian dengan sensitivitas ideal ditentukan oleh
faktor prelogaritma (59 mV/pH unit pada 25 C). Sensor yang sebenarnya
dapat menampilkan sensitivitas yang sedikit lebih rendah. Itulah sebabnya
baik suku konstan dan sensitivitas harus diperlakukan sebagai parameter
empiris dan nilainya diperoleh dengan kalibrasi dengan larutan buffer pH
standar, seperti dalam kasus elektroda kaca pH.
Perangkat pH ISFET lebih baik dibandingkan dengan elektroda kaca pH.
Dengan demikian, rentang kerja berkisar dari pH 2 hingga 12 dan waktu
respons kurang dari 1 menit. Sensor pH ISFET dengan ketangguhan,
stabilitas, dan akurasi yang luar biasa saat ini tersedia secara komersial.
Berbeda dengan elektroda gelas pH, pH ISFET tahan penyimpanan kering
dan tidak memerlukan rehidrasi lama sebelum digunakan

Akibatnya, perbedaan potensial (∆∅𝑠) terbentuk pada permukaan oksida


dan larutan. Ini menentukan konsentrasi permukaan ion hidrogen di
permukaan sebagai fungsi dari konsentrasi massal menurut persamaan
Boltzmann. Masalah yang muncul saat sensitivitas respons ditentukan oleh
kapasitas buffer, dan respons Nernstian diperoleh hanya jika ada kapasitas
buffer permukaan yang tinggi. Kondisi ini terpenuhi ketika densitas
permukaan pada bagian ionogen sangat tinggi. Selain itu, lapisan isolator
harus stabil dalam kontak dengan larutan untuk mencegah larutan
mencapai permukaan semikonduktor. Bahan isolator yang paling cocok
untuk digunakan dalam pendeteksian pH adalah Al2O3, Ta2O5 (melalui
pulsed laser deposition) dan Si3N4 (melalui chemical vapor deposition).
Sehingga lapisan isolator yang mengembangkan kerapatan pada bagian
ionogen tinggi dengan mengkondisikan dalam air membentuk elemen
responsif hidrogen dari sensor pH ini. Melalui pertukaran ion dengan
larutan itu menimbulkan potensial permukaan yang merupakan fungsi
linier dari pH larutan. Tata letak sensor pH FET ditunjukkan pada (Gambar
1)
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

a. Prinsip kerja sensor kimia diklasifikasikan menurut objeknya mulai dari sensor gas,
sensor kelembaban, sensor ion, dan sensir biologi.
b. Contoh yang paling umum adalah sensor gas dengan aplikasi pellistor dan sensor
ion dengan aplikasi pH meter.
c. Material penyusun disesuaikan berdasarkan mekanisme sensing sensor tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Janata, J., 2009. Thermal Sensors, in: Principles of Chemical Sensors.
Springer US, Boston, MA, pp. 51–62. https://doi.org/10.1007/b136378_3

[2] Ren, F., Pearton, S.J. (Eds.), 2017. Semiconductor device-based sensors
for gas, chemical, and biomedical applications, First issued in paperback.
ed. CRC Press, Boca Raton London New York.

[3] Wang, W., 2016. Introductory Chapter: What is Chemical Sensor?, in:
Wang, W. (Ed.), Progresses in Chemical Sensor. InTech.
https://doi.org/10.5772/64626

Anda mungkin juga menyukai