Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK OPTIK– P5

KARAKTERISASI FOTODETEKTOR

Disusun Oleh :
Rachma Putri Anggraini NRP. 02311640000102

Asisten :
Godwin Gomosma NRP. 02311540000012

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA


DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018

i
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK OPTIK– P5

KARAKTERISASI FOTODETEKTOR

Disusun Oleh :
Rachma Putri Anggraini NRP. 02311640000102

Asisten :
Godwin Gomosma NRP. 02311540000012

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA


DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018

ii
ABSTRAK

Fotodetektor merupakan divais yang digunakan untuk sensor


yang menggunakan cahaya sebagai inputanya. Fotodetektor
terbagi menjadi fotodetektor termal dan fotodetektor foton.
Detektor foton yang sering digunakan adalah fotodioda PIN dan
fotodioda avalanche. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui
jenis-jenis fotodetektor dan pengaruh perubahan responsivitas
fotodioda terhadap panjang gelombang. Fotodektektor yang
digunakan adalah fotodioda PIN. Pada percobaan diambil data
berupa arus dan tegangan keluaran. Hasil dari percobaan ini
adalah responsivitas fotodioda PIN yang paling baik pada panjang
gelombang 560 nm. Selain itu didapatkan kesimpulan semakin
besar arus yang dialirkan semakin besar tegangan keluarannya.

Kata kunci: Fotodetektor, Fotodioda,Responsivitas

iii
ABSTRACT

A photodetector is a device used for sensors that use light as


input. The photodetector is divided into thermal photodetectors
and photon photodetectors. Photon detectors that are often used
are PIN photodiodes and avalanche photodiodes. This practicum
aims to determine the types of photodetectors and the effect of
changes in photodiode responsiveness to wavelengths. The
photodector used is a photodiode PIN. The data is taken in the
form of output current and voltage. The results of this experiment
are the best photodiode PIN responsiveness at a wavelength of
560 nm. In addition, it can be concluded that the greater the
current flowing, the greater the output voltage.

Keywords: Photodetector, photodiode, responsiveness

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................iii
ABSTRACT ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................vii
DAFTAR TABEL ......................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Permasalahan ..................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................ 1
1.4 Sistematika Laporan........................................................... 2
BAB II DASAR TEORI ................................................................ 3
2. 1 Fotodetektor ....................................................................... 3
2. 2 Detektor Fotoemisif ........................................................... 4
2. 3 Detektor Fotokonduktif ...................................................... 4
2. 4 Detektor Fotovoltaik (Detektor P-N Junction) .................. 5
2. 5 Responsivity....................................................................... 6
2. 6 Quantum Efficiency ........................................................... 7
2. 7 Spectral Response .............................................................. 7
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ..................................... 9
3.1 Peralatan............................................................................. 9
3.2 Prosedur Percobaan............................................................ 9
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................. 10
4.1 Analisis Data .................................................................... 10
4.2 Pembahasan ..................................................................... 13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................... 15
5.1 Kesimpulan ...................................................................... 15
5.2 Saran ................................................................................ 15

v
DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 16

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Tangan manusia bila dilihat menggunakan kamera


termal inframerah. ........................................................................ 3
Gambar 2. 2 Photomultiplier ......................................................... 4
Gambar 2. 3 Light Dependent Resistor ......................................... 5
Gambar 2. 4 Fotodioda PIN .......................................................... 5
Gambar 2. 5 Struktur Material dalam Fotodioda PIN ................... 6

Gambar 3. 1 Set Up ...................................................................... 9

Gambar 4. 1 Responsivitas Fotodioda Terhadap Panjang


Gelombang 420 nm ..................................................................... 11
Gambar 4. 2 Responsivitas Fotodioda Terhadap Panjang
Gelombang 520 nm ..................................................................... 12
Gambar 4. 3 Responsivitas Fotodioda Terhadap Panjang
Gelombang 560 nm ..................................................................... 12
Gambar 4. 4 Responsivitas Fotodioda Terhadap Variasi Panjang
Gelombang .................................................................................. 13

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Respon tegangan pada panjang gelombang 420 nm... 10


Tabel 4. 2 Respon tegangan pada panjang gelombang 520 ......... 10
Tabel 4. 3 Respon tegangan pada panjeng gelombang 560 ......... 11

viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fotodetektor merupakan divais optik yang digunakan untuk
mengonversi energy optic menjadi energi bentuk lain [1].
Fotodetektor merupakan sensor yang sering digunakan alat-alat
elektronik. Salah satu aplikasinya ada pada detector jarak yang
menggunakan cahaya untuk parameternya selain itu untuk
mengukur lux cahaya dan masih banyak lagi.
Salah satu contoh dari fotodetektor adalah dotodioda pin.
Fotodetektor PIN adalah sambungan diode yang mana daerah I
yang tidak didoping disisipkan diantara daerah P+ dan n+ . Karena
pada daerah instrinsik memiliki densitas karier muatan yang
rendah sehingga resisitivitasnya tinggi,setiap bias yang diterapkan
pada lapisan intrinsic hampir seluruhnya di nolkan atau nilai
reverse bias yang sangat rendah[2].
Untuk mengetahui karakteristik dari fotodetektor khusunya
foto dioda maka dilakaukan percobaan karakteristik fotodetektor.

1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut:
a. Apa saja jenis-jenis fotodetektor?
b. Bagaimana perubahan resistivitas fotodioda terhadap daya
suatu panjang gelombang ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui jenis-jenis fotodetektor.
b. Mengetahui perubahan resistivitas fotodioda terhadap daya
suatu panjang gelombang.

1
2

1.4 Sistematika Laporan


Laporan ini tersusun atas lima bab. Bab pertama
pendahuluan. Bab kedua dasar teori. Bab ketiga metodologi
percobaan. Bab keempat analisa data dan pembahasan. Bab
kelima kesimpulan dan saran.
BAB II
DASAR TEORI

2. 1 Fotodetektor
Fotodetektor merupakan divais optik yang digunakan untuk
mengkonversi energi optik menjadi energi dalam bentuk lain.
Pada umumnya fotodetektor mengubah sinyal optik menjadi
sinyal listrik dalam bentuk tegangan atau arus listrik. Berdasarkan
perbedaan mekanisme konversi, terdapat 2 kelas fotodetektor:
 o
Detektor Termal
o Detektor Foton

Detektor termal berkerja menggunakan efek fototermal


dimana energi optik diubah menjadi energi termal, detektor
termal hanya memiliki respon terhadap energi optik suatu sumber
cahaya bukan besarnya energi optik terhadap jumlah foton yang
diserap oleh detektor. Detektor termaladalah pendeteksi energi
optik yang independen terhadap fungsi panjang gelombang λ.

Gambar 2. 1 Tangan manusia bila dilihat menggunakan kamera


termal inframerah[3].

Detektor foton merupakan tipe fotodetektor yang paling


sering digunakan pada sistem fotonik dikarenakan oleh
sensitivitas dan kemampuannya dalam menghitung jumlah foton
yang tidak dimiliki oleh detektor termal, selain itu detektor foton
3
4

dapat didesain untuk memiliki kecepatan respon yang tinggi


dalam menerima sinyal optik yang cepat. Detektor foton adalah
pendeteksi energi optik yang dependen terhadap fungsi panjang
gelombang λ. Detektor foton kemudian diklasifikasikan
berdasarkan fenomena-fenomena yang di gunakan yaitu sebagai
berikut:

> Efek fotoelektrik


> Efek fotokonduktif
> Efek fotovoltaik

2. 2 Detektor Fotoemisif
Detektor fotoemisif adalah detektor foton yang
memanfaatkan efek fotoelektrik eksternal dimana energi cahaya
yang diserap oleh permukaan logam akan mengakibatkan adanya
elektron yang lepas dari permukaan logam tersebut (dalam
detektor ini pada umumnya permukaan logam merupakan
fotokatoda). Contoh dari detektor fotoemisif merupakan: Vacuum
Photodiode&Photomultiplier Tube.

Gambar 2. 2Photomultiplier[3]

2. 3 Detektor Fotokonduktif
Detektor fotokonduktif seperti namanya memanfaatkan efek
fotokonduktif intrinsik dan ekstrinsik, pada bahan ini nilai
konduktivitas atau resistivitasnya berubah terhadap banyaknya
energi optik yang diberikan. Perubahan nilai konduktivitas dan
5

resistivitas ini diakibatkan oleh banyaknya elektron yang


bertransisi dari pita valensi menuju pita konduksi (intrinsik)
menggunakan energi foton (h.ν), tetapi sesuai bahannya bila
fotokonduktor diberikan doping bahan tipe-n atau tipe-p maka
fotokonduktor tersebut memanfaatkan fotokonduktor ekstrinsik.
Contoh dari detektor fotokonduktif merupaka: Light Dependent
Resistor atau fotoresistor.

Gambar 2. 3 Light Dependent Resistor[3]

2. 4 Detektor Fotovoltaik (Detektor P-N Junction)

Gambar 2. 4 Fotodioda PIN[3]


6

Pada detektor fotovoltaik, energi listrik dihasilkan melalui


energi optik yang diserap mirip dengan cara kerja dari detektor
fotoemisif. Detektor fotovoltaik pada umumnya merupakan
fotodetektor dengan bahan P-N Junction dimana energi listrik
dihasilkan dengan terjadinya generasi electron-hole dalam bahan
yang diakibatkan oleh energi optik pada panjang gelombang
tertentu . Dua detektor yang sering digunakan adalah fotodioda
PIN dan fotodioda avalanche, sedangkan sel fotovoltaik
digunakan untuk menghasilkan energi listrik dalam skala besar.

Gambar 2. 5 Struktur Material dalam Fotodioda PIN[3]

2. 5 Responsivity
Keluaran detektor foton memiliki responsivitas yang berbeda-
beda dan bergantung terhadap daya yang diberikan oleh sumber
cahaya. Responsivitas detektor foton didefinisikan sebagai
banyaknya arus listrik yang dihasilkan terhadap besarnya daya
optik insiden yang diberikan kepada detektor dalam satuan (A.W-
1
), bila detektor foton menghasilkan tegangan listrik maka
responsivitas memiliki satuan (V.W-1) yaitu merupakan besaran
tegangan listrik yang dihasilkan pada daya optik tertentu.
7

Dimana:
= sinyal arus keluaran detektor (A)
= sinyal tegangan keluaran detektor (V)
= daya optik insiden yang mengenai detektor (W)

2. 6 Quantum Efficiency
Quantum efficiency adalah probabilitas dihasilkannya karier
muatan untuk setiap foton yang diterima oleh fotodetektor. Suatu
fotodetektor memiliki efisiensi kuantum eksternal yang
nilainya terdiri dari efisiensi kuantum internal , efisiensi
kuantum transmisi yaitu beam insiden yang mengenai daerah
efektif detektor, dan efisiensi kuantum koleksi .yaitu
banyaknya karier listrik yang terbentuk menjadi photocurrent.

2. 7 Spectral Response
Respon spektral suatu detektor foton dapat direpresentasikan
dengan responsivitas spektral . Responsivitas spektral dapat
dicari melalui nilai responsivitas yang didefinisikan melalui
hubungannya terhadap panjang gelombang cahaya yang diterima.

Dimana:

= efisiensi kuantum eksternal


= muatan elektron (1,6 x 10^-19 C)
= konstanta planck (6,6 x 10^-34 J.S)
= frekuensi sumber cahaya
8

Dapat dilihat bahwa responsivitas memiliki fungsi


panjang gelombang . Menggunakan persamaan (5.5) dapat
dibentuk responsivitas spektral [3] .
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan
Pada eksperimen ini peralatan yang dibutuhkan antara lain:

a. Multimeter
b. Breadboard
c. Fotodioda PIN
d. Amplifier LM358
e. COB LED putih
f. Potentiometer
g. Adaptor

3.2 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut:
a. Peralatan disusun sesuai gambar
b. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 420nm
c. Arus yang melewati LED diukur menggunakan multimeter.
d. Keluaran fotodioda berupa Vout diukur menggunakan
multimeter.
e. Langkah c sampai d diulangi untuk setiap kenaikan pada
potensiometer sebanyak 10 kali.
f. Grafik variabel Vout terhadap ILED untuk panjang
gelombang 420nm dibuat.
g. Langkah b sampai f diulangi untuk panjang gelombang
520nm dan 560nm.

Gambar 3. 1 Set Up

9
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data


Dari percobaan didapatkan data setiap panjang gelombang
dengan dark current sebesar 20 mV pada arus sebesar 0 A.
Tabel 4. 1 Respon tegangan pada panjang gelombang 420 nm
Tegangan Tegangan
Arus (A) Arus (A)
(mV) (mV)
0 20 90 1.4
40 -0.7 100 2.5
50 -0.6 110 2.9
60 0.5 120 4.4
70 -0.1 130 5.2
80 1.3 140 6.5

Tabel 4. 2 Respon tegangan pada panjang gelombang 520


Tegangan Tegangan
Arus (A) Arus (A)
(mV) (mV)
0 20 90 12.6
40 3.4 100 14.4
50 5.2 110 15.6
60 7.2 120 16.6
70 9.1 130 16.1
80 10.8 140 18.2

10
11

Tabel 4. 3 Respon tegangan pada panjeng gelombang 560


Tegangan Tegangan
Arus (A) Arus (A)
(mV) (mV)
0 20 90 19.5
40 7.5 100 22.4
50 11.1 110 25.7
60 14.2 120 27.8
70 16.7 130 31.5
80 20.1 140 35.8
Dari data-data diatas dapat dilihat responsivitas dioda
dengan analisa mengunakan garfik.

Gambar 4. 1 Responsivitas Fotodioda Terhadap Panjang


Gelombang 420 nm
12

Gambar 4. 2 Responsivitas Fotodioda Terhadap Panjang


Gelombang 520 nm

Gambar 4. 3 Responsivitas Fotodioda Terhadap Panjang


Gelombang 560 nm
13

Gambar 4. 4 Responsivitas Fotodioda Terhadap Variasi Panjang


Gelombang

4.2 Pembahasan
Detektor optik terdapat dua jenis yaitu detektor termal dan
detektor foton. Detektor foton diklasifikasikan menjadi tiga yaitu
detektor fotoemisif, detektor fotokonduktif, dan detektor
fotovoltaik. Pada percobaan karakterisasi fotodetektor ini
menggunakan fotodetektor fotovoltaik yaitu fotodioda PIN.
Pengukuran responsivitas fotodioda PIN menggunakan 3
variabel panjang gelombang yaitu 420 nm, 520 nm, dan 560 nm.
Setiap panjang gelombang dilakukan pengukuran dengan 10
variabel arus yaitu 140 A – 40 A. Monokromator digunakan
untuk mengubah cahaya polikromatis dari LED menjadi
monokromatis dikarenakan fotodioda PIN hanya dapat
mendeteksi cahaya monokromatis. Fotodioda PIN untuk detektor
foton dipakai reverse bias. Reverse bias digunakan karena
detektor bertujuan sebagai indikator terhadap intensitas cahaya
yaitu diharapkan pada saat tidak ada cahaya maka tidak ada arus
yang mengalir sehingga resistansinya harus besar. Reverse bias
memiliki resistansi yang besar.
14

Pengukuran diawali dengan mengukur dark current yaitu


besar tegangan dioda saat tidak ada arus atau arus sebesar 0A.
Dark current terjadi karena pada sambungan p-n fotodioda
terdapat perpindahan muatan sehingga terjadi beda potensial.
Dark current pada fotodida PIN dianggap sebagai noise sehingga
data tegangan yang didapatkan perlu dikurangi dengan nilai dark
current. Data yang didapatkan berupa arus dan tegangan pada
setiap variasi panjang gelombang sehingga diketahui
responsivitas fotodioda terhadap variasi panjang gelombang.
Dari hasil percobaan dapat dilihat pada grafik 4.1, grafik 4.2,
grafik 4.3, dan grafik 4.4 menunjukan perubahan tegangan
sebanding dengan perubahan arus. Semakin besar arus yang
dialirkan pada LED maka intensitas cahaya dari LED juga
semakin besar. Semakin besar intensitas cahaya yang diterima
oleh fotodioda PIN maka tegangan yang dihasilkan semakin
besar. Dari ketiga variasi panjang gelombang didapatkan
responsivitas fotodioda PIN yang paling baik pada panjang
gelombang 560 nm pada grafik 4.4 dikarenakan rentang output
max ke output min paling besar. Semakin besar panjang
gelombang responsivitasnya semakin baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai
berikut:
a. Fotodetektor terdapat dua jenis yaitu detektor termal dan
detektor foton.
b. Responsivitas fotodioda PIN paling baik pada panjang
gelombang 560nm. Dari variasi tiga panjang gelombang
semakin besar panjang gelombang semakin baik
responsisvitasnya

5.2 Saran
Adapun saran dari percobaan ini adalah pengambilan data
seharusnya memenuhi kaidah statistika agar hasil yang
didapatkan lebih akurat.

15
DAFTAR PUSTAKA
[1]]Laboratorium Rekayasa Fotonika. Modul 5:Karakterisasi
Fotodetektor. Surabaya: Laboratorium Rekayasa Fotonika, 2018.

[2]E. Hamed and Nejad "Simulation and evaluation of PIN


photodetectors based on material and thickness of intrinsic
layer.", Iranian Conference on Electrical Engineering
(ICEE),2015

[3] Laboratorium Rekayasa Fotonika. Modul 5:Karakterisasi


Fotodetektor. Surabaya: Laboratorium Rekayasa Fotonika, 2018.

16
17
LAMPIRAN
1. Dark Current terjadi karena pada sambungan pn pada
photo diode ada perpindahan elektorn.sehingga terjadi
beda potensial diantara sambungan pn.
2. Agar resistansi dioda pada saat gelap tinggi dan saat ada
cahaya rendah sehingga semakin tinggi intensitas cahaya
yang terkena makan arus yang mengalir semakin tinggi

Anda mungkin juga menyukai