Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

EKSPERIMEN WATER TEMPERATUR SENSOR (WTS)


UNTUK MENGIDENTIFIKASI DAN MENGANALISA
KARAKTERISTIKNYA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ototronik


Dosen pengampu : Wahyudi, S.Pd, M.Eng

Disusun Oleh:
1. Slamet 5202416006
2. Anton Satriaji 5202416014
3. Wisnu Rizqi Aditya 5202416015
4. Muhammad Badruttmam 5202416047
5. Muhid Murtadho 5202416056
6. Syaiful Rifai 5202416059
7. M. Julianto Fajar Sudrajat 5202416060
8. Wahyu Adi Saputro 5202416064
9. Iman Munako 5202416074
10. Meda Idra Muhammad 5202416077
11. M. Khoirul Hidayat 5202416078
12. Husni Fatahillah 5202416083
13. Imam Salim Akbar 5202416087

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
i
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan nikmat-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan pengujian yang berjudul “EKSPERIMEN WATER
TEMPERATUR SENSOR (WTS) UNTUK MENGIDENTIFIKASI DAN MENGANALISA
KARAKTERISTIKNYA”
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang ikut membantu dalam proses
pengujian dilapangan, proses pembutan video, dan proses pembuatan laporan. Kami
menyadari bahwa dalam menyusun laporan pengujian ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan laporan pengujian ini pada
kesempatan yang akan datang.

Semarang 18 April 2019

Tim Penguji,

ii
DAFTAR ISI
1. Cover ..............................................................................................................................
2. Prakata ............................................................................................................................
3. Daftar isi .........................................................................................................................
4. Daftar gambar .................................................................................................................
5. Daftar Tabel dan Grafik..................................................................................................
6. BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................
A. Sensor WTS ........................................................................................................
B. Tujuan Pengujian ................................................................................................
C. Manfaat pengujian ..............................................................................................
7. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................
8. BAB III METODE PENGUJIAN ..................................................................................
9. BAB IV HASIL PENGUJIAN .......................................................................................
10. BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................
11. Daftar Gambar ................................................................................................................
12. Daftar Tabel dan Grafik..................................................................................................
1. Tabel pengaruh suhu terhadap tahanan dan tegangan input ....................................
2. Grafik pengaruh suhu terhadap tahanan ..................................................................
3. Grafik pengaruh suhu terhadap tegangan input .......................................................

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sensor WTS
Sensor WTS (Water Temperature Sensor) merupakan salah satu dari sensor-
sensor yang ada pada mesin EFI. Sensor WTS berfungsi untuk mensensor atau
mendeteksi suhu dari air pendigin yang kemudian akan dikirim ke ECU sebagai input
untuk memperhitungkan jumlah penginjeksian bahan bakar dan untuk mengaktifkan atau
menonaktifkan kipas pendingin.
Sensor WTS terletak di blok mesin atau pada rumah thermostat bagia bawah.
Sensor WTS ini menggunakan komponen elektronika yaitu thermistor tipe NTC
(Negative Temperature Coefisien). Cara kerja sensor ini ketika mendeteksi suhu air
pendingin naik maka tahanan sensor akan turun, begitupula sebaliknya.
1.2 Tujuan Pengujian

1. Untuk mengetahui fungsi Water Temperature Sensor (WTS).


2. Untuk mengetahui pengaruh variasi suhu terhadap tahanan Water Temperature
Sensor (WTS).
3. Untuk mengetahui karakteristik Water Temperature Sensor (WTS).

1.3 Manfaat pengujian

1. Melalui laporan pengujian ini diharapkan mahasiswa atau pembaca dapat memahami
cara kerja dan karakteristik Water Temperature Sensor (WTS) dengan mudah.
2. Dapat melakukan pengujian pada sensor WTS dan bisa dikembangkan untuk
melakukan pengujian sensor-sensor yang lain.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sensor Thermistor


Thermistor adalah sejenis resistor yang nilai resistansinya berubah terhadap
temperatur disekitarnya. Thermistor ini merupakan gabungan antara kata termo (suhu)
dan resistor (alat pengukur tahanan). Gambar berikut memperlihatkan beberapa contoh
thermistor di pasaran

Gambar 1. Sensor Thermistor


Resistansi pada thermistor PTC akan naik seiring naiknya temperatur sekitarnya, dengan
kenaikan resistansi linier terhadap temperature. Sedangkan pada thermistor NTC
resistansi akan turun seiring naiknya temperature, dengan kenaikan resistansi secara
exponential terhadap temperature. Hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
pemilihan jenis sensor suhu adalah;
1) Level suhu maksimum dan minimum dari suatu substrat yang diukur.
2) Jangkauan (range) maksimum pengukuran,
3) Konduktivitas kalor dari substrat,
4) Respon waktu perubahan suhu dari substrat,
5) Linieritas sensor, dan
6) Jangkauan temperatur kerja.
Selain dari ketentuan diatas, perlu juga diperhatikan aspek phisik dan kimia dari sensor
seperti ketahanan terhadap korosi (karat), ketahanan terhadap guncangan, pengkabelan
(instalasi), keamanan dan lain-lain. (AF. Nasution, 2011)

2.2 Temperatur Kerja Thermistor


Setiap sensor suhu memiliki temperatur kerja yang berbeda, untuk pengukuran
suhu disekitar kamar yaitu antara -35 sampai 150 , dapat dipilih sensor NTC, PTC,
3
transistor, dioda dan IC hibrid. Termistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang
biasanya mempunyai koefisien suhu negatif. Karena suhu meningkat, tahanan menurun
dan sebaliknya.
Thermistor sangat peka (perubahan tahanan sebesar 5 % per °C) oleh karena itu
mampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu. Termistor merupakan alat
semikonduktor yang berkelakuan sebagai tahanan dengan koefisien tahanan temperatur
yang tinggi, yang biasanya negatif. Umumnya tahanan termistor pada temperatur ruang
dapat berkurang 6% untuk setiap kenaikan temperatur sebesar 1°C. Kepekaan yang tinggi
terhadap perubahan temperatur ini membuat termistor sangat sesuai untuk pengukuran,
pengontrolan dan kompensasi temperatur secara presisi.

2.3 Karakteristik Dari Sensor Thermistor Ptc Dan Ntc


Contoh perubahaan Nilai Resistansi Thermistor NTC saat terjadinya perubahan
suhu disekitarnya (dikutip dari Data Sheet salah satu Produsen Thermistor MURATA
Part No. NXFT15XH103), Thermistor NTC tersebut bernilai 10kΩ pada suhu ruangan
(25°C), tetapi akan berubah seiring perubahan suhu disekitarnya. Pada -40°C nilai
resistansinya akan menjadi 197.388kΩ, saat kondisi suhu di 0°C nilai resistansi NTC
akan menurun menjadi 27.445kΩ, pada suhu 100°C akan menjadi 0.976kΩ dan pada
suhu 125°C akan menurun menjadi 0.532kΩ. Jika digambarkan, maka Karakteristik
Thermistor NTC tersebut adalah seperti dibawah ini :

Gambar 2 Karakteristik Thermistor NTC

Pada umumnya Thermistor NTC dan Thermistor PTC adalah Komponen


Elektronika yang berfungsi sebagai sensor pada rangkaian Elektronika yang
berhubungan dengan Suhu (Temperature). Suhu operasional Thermistor berbeda-beda
tergantung pada Produsen Thermistor itu sendiri, tetapi pada umumnya berkisar diantara
4
-90°C sampai 130°C. Beberapa aplikasi Thermistor NTC dan PTC di kehidupan kita
sehari-hari antara lain sebagai pendeteksi Kebakaran, Sensor suhu di Engine (Mesin)
mobil, Sensor untuk memonitor suhu Battery Pack (Kamera, Handphone, Laptop) saat
Charging, Sensor untuk memantau suhu Inkubator, Sensor suhu untuk Kulkas, sensor
suhu pada Komputer dan lain sebagainya.

2.4 Engine Coolant Temperature Sensor / Water Temperature Sensor


Engine Coolant Temperature Sensor adalah sensor yang digunakan untuk
mengetahui suhu mesin melalui cairan pendingin mesin. Informasi ini kemudian
diberikan pada ECM (Electronics Control Module) dan data ini dijadikan sebagai salah
satu acuan untuk menentukan berapa banyak bahan bakar yang diinjeksikan, menentukan
ignition timing, variable valve timing, transmission shifting dan beberapa fungsi lainnya.

Gambar 3. Konfigurasi ECT dan hubungan dengan ECM

Bagian inti dari sebuah ECT adalah thermistor, sebuah bahan yang nilai
hambatannya bergantung pada perubahan suhu. ECT biasanya terdapat di saluran
sirkulasi cairan pendingin tepat sebelum thermostat. ECT dikoneksikan ke terminal
THW yang ada di ECM.
Karakteristik ECT menggunakan prinsip Thermistor jenis NTC dimana semakin
tinggi temperatur maka hambatan akan semakin kecil. Grafik karakteristiknya seperti
pada gambar di bawah ini.

5
Gambar 4. Grafik karakteristik ECT

2.5 Resistor
Resistor adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat
laju aliran arus listrik [3]. Dalam sebuah rangkaian listrik, resistor (R), sumber tegangan
(V) dan arus (I) memiliki hubungan matematis seperti pada persamaan (1)
V= I x R …………….. (1)

Gambar 5. Rangkaian seri

Gambar 6. Rangkaian parallel


Seperti pada gambar di atas Resistor dapat dihubugkan secara seri dan parallel.
Rangkaian seri dan parallel ini akan menghasilkan sebuah nilai resistansi baru sesuai
dengan persamaan (2) dan persamaan (3).
RTotal Seri = R1 + R2 + R3 …………………. (2)
RTotal Paralel = 1/RP dimana
RP = (1/R1)+(1/R2)+(1/R3) …………………(3)

6
BAB III
METODE PENGUJIAN
3.1 Desain Pengujian
3.2 Alat
a. Multitester (Heles SP-860)
b. Thermometer Digital
c. Adaptor AC/DC (Montana PS 1000P)
d. Heater Teko Plastik (Lion Star)
e. Stand alat peraga
f. Panci kecil
3.3 Bahan
a. Water Temperature Sensor
b. Kabel
c. Socket Kabel
d. Resistor (1KΩ)
e. Air
f. Es batu
g. Selang pembuangan
3.4 Skema Peralatan

7
3.5 Diagram Alir Pengujian (Flow Chart)

Mulai

Studi Literatur

Persiapan Alat dan Bahan

Proses Penelitian

Pengambilan
Data

Pembuatan Laporan

Selesai

3.6 Langkah – Langkah Pengujian


1. Pastikan seluruh kelompok sudah hadir semua (kecuali yang berhalangan hadir).
2. Membagi tugas untuk masing-masing anggota kelompok.
3. Persiapkan alat dan bahan.
4. Persiapkan alat tulis dan kamera.
5. Atur adaptor pada tegangan 4.5 Volt.
6. Pecahkan es batu hingga menjadi bagian yang kecil.
7. Masukkan es batu ke dalam teko.
8. Tambahkan sedikit air sampai permukaan air es menyentuh ujung dari sensor WTS.
Tunggu hingga thermometer menunjukkan angka 0 ºC

8
9. Sambungkan kabel teko heater dengan sumber arus (stopkontak). Atau tambahkan
air panas sedikit-sedikit, agar tidak menunggu terlalu lama untuk mecapai suhu
pengukuran berikutnya.
(mengukur tahanan)
10. Putar selector multimeter pada 1 KΩ (Kalibrasi terlebih dahulu)
11. -Hubungkan kabel positif (+) pada WTS dengan probe positif (+)
-Hubungkan kabel negatif (-) pada WTS engan probe negatif (-)
12. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum multimeter pada setiap suhu yang akan
dijadikan acuan.
13. Catat hasil pengukuran.
14. Lakukan pengujian tersebut dari 0 ºC sampai suhu 100 ºC. dengan menggunakan
kelipatan 5 ºC.
(mengukur tegangan input)
15. Putar selector pada 10 DC Volt,
16. -Hubungkan kabel positif (+) pada WTS dengan probe positif (+)
-Hubungkan kabel negatif (-) pada WTS engan probe negatif (-)
17. -Hubungkan kabel positif (+) pada adaptor yang sudah tersambung dengan resistor
dengan kabel positif (+) pada WTS
- Hubungkan kabel negatif (-) pada adaptor yang sudah tersambung dengan resistor
dengan kabel negatif (-) pada WTS
18. Catat hasil pengukuran
19. Lakukan pengujian tersebut dari 0 ºC sampai suhu 100 ºC. dengan menggunakan
kelipatan 5 ºC.
20. Setelah selesai melakukan pengujian bersihakan tempat dan tata kembali peralatan
yang digunakan.
Catatan : lakukan pengukuran tahanan dan tegangan secara bergantian.

3.7 Pengumpulan data


3.8 Analisis Data

9
BAB 1V
HASIL PENGUJIAN

4.1 Tabel Pengujian Pengaruh Temperature Terhadap Tahanan dan Tegangan Input
No Suhu (ºC) Tahanan (kΩ) Tegangan (Volt)
1 0.2 6.0 4.0
2 5 5.0 4.0
3 10 3.4 3.6
4 15 3.2 3.6
5 20 2.6 3.5
6 25 2.2 3.4
7 30 1.8 3.3
8 35 1.4 3.0
9 40 1.2 2.8
10 45 1.1 2.6
11 50 1.0 2.4
12 55 0.8 2.2
13 60 0.6 2.0
14 65 0.5 2.0
15 70 0.49 1.9
16 75 0.4 1.9
17 80 0.35 1.8
18 85 0.30 1.4
19 90 0.20 1.3
20 95 0.20 1.0
21 100 0.20 1.0

10
4.2 Grafik
a) Pengaruh Temperature Terhadap Tahanan

Grafik Pengaruh Temperature Terhadap Tahanan


7

5
Tahanan (kΩ)

0
0.2 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
Suhu (ºC)

b) Pengaruh suhu terhadap tegangan input

Grafik Pengaruh Suhu Terhadap Tegangan


4.5
4
3.5
3
Tegangan (volt)

2.5
2
1.5
1
0.5
0
0.2 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
Suhu (ºC)

11
c. Karakteristik Sensor WTS
Pengujian karakteristik ECT dilakukan dengan cara pada skema pengujian yang
telah disebutkan. Hambatan diambil dengan thermometer digital. Dari tabel dan grafik
yang telah disebutkan bisa terlihat semakin tinggi suhu yang diterima ECT maka
hambatan yang dihasilkan semakin kecil.

12
BAB V
SIMPULAN & SARAN

A. Simpulan
1) Semakin tinggi suhu yang diterima ECT maka hambatan yang dihasilkan semakin
kecil, begitu pula sebaliknya.
2) Semakin tinggi suhu yang diterima ECT maka votase input yang dihasilkan semakin
kecil, begitu pula sebaliknya.
B. Saran
1) Supaya pengujian dapat berjalan lancar, pembagian kerja pada masing-masing anggota
kelompok harus jelas.
2) Sebelum melakukan pengujian, perlatan yang digunakan harus diperiksa terlebih
dahulu, masih dapat bekerja secara normal atau sudah tidak bisa bekerja.
3) Referensi supaya lebih diperbanyak agar tidak kesulitan dalam mengnalisis kateristiik
sensor WTS.

13
DAFTAR PUSTAKA
Puta, S.D. Sugiarto, T. Purwanto, W. Setiawan, Y.P. 2017. Analisa Rekarakterisasi Sensor
Engine Coolant Temperature (ECT). Jurnal JIT- Vol. 1 No 2: Hal 40 - 46

14

Anda mungkin juga menyukai