PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI
Disusun Oleh
1. Puji Isnanik (G0C016126)
2. Febri Sifa’ Aji P (G0C016138)
3. Shinta Wahyu K (G0C016139)
4. Veni Hikmawati (G0C016152)
1. tujuan
untuk mengetahui Asam Sianida didalam daun singkong
2. Metode
Argentometri mohr
3. Prinsip
Sampel yang sudah halus ditumbuk halus kemudian didestilasi. Zat y dalam suasana
asam, direaksiakan dengan larutan baku perak nitrat berlibih, lalu kelebihan larutan
perak nitrat dititrasi lagi dengan larutan Kalium Thiocianat mengunakan indicator
Ferri Ammonium Sulfat.
4. Alat dan Bahan
a. Labu destilasi
b. Pipet volme 20 mL
c. Pipet volime 10 mL
d. Vacuum pum
e. Erlenmayer
f. Buret
g. Kopor
h. Daun singkong
i. AgNO3
j. Asam Tartat 5%
k. NaCl
l. Kalium
m. Aquades
n. HNO3 encer
o. Fe allum
p. HCN
5. Prosedur
a. Standarisasi AgNO3
Pipet 10,0 mL NaCl
Ditambah 2 mL K2CrO4 5% dan serbuk MgO
Dititrasi AgNO3 (kuning – merah bata)
b. Standarisasi larutan KCN 0,02 N
Pipet 10,0 AgNO3 0,02 N yang sudah distandarisasi
Ditambahkan 1mL HNO3 2N
Ditambah 1 mL Fe allum 40%
Dititrasi dengan larutan KCN 0,02 (merah bata)
c. Standarisasi HCN daun singkong
Timbang 20 gram sempel + 10 mL tartrat 5% dan 100 mL aquades, masukan
labu destilasi dan biarkan selama 2 jam
Kemuduan destilasi, hasil destilat ditampunga dalam erlenmayer yang sudah
diisi dengan 20,0 mL AgNO3 0,02 N dan 1 mL HNO3 encer
Destilat dihentikan bila semua HCN telah tertampung dan decek dengan kertas
saring yang dicelupkan dalam asam pikrat jenuh dan Na2CO3 8%
Kelebihan AgNO3 dalam destilat dititrasi dengan kalium thiosianat (KCNS)
0,02 N menggunakan indicator Fe Allum I ml, kemudian dilakukan
pengamatan blangko
6. Data Pengamatan
a. Standarisasi AgNO3
Vol. NaCl 0,2 N (ml) Vol. AgNO3 (ml)
10,0 0,00-11,6
10,0 0,00-11,8
Rata-rata = 11,7
V1N1 = V2N2
NAgNO3 = 10 . 0,2
11,7
= 0,1709 N
b. Standarisasi KCN
Vol. AgNO3 0,1709 (ml) Vol. KCN (ml)
10,0 0,00-3,12
10,0 0,00-2,95
V1N1 = V2N2
NKCN = 10 . 0,1709
3,12
= 0,577 N
V1N1 = V2N2
NKCN = 10 . 0,1709
2,95
= 0,5793 N
c. Perhitungan kadar KCN
100 x {(V.N)AgNO3 – (V.N) KCNS} x 27
gr sampel
= 100 x {(10 . 0,1709) – (3,12 . 0,577)} x 27
20
= 5 x (1,709 – 1,8) x 27
= 5 x 0,091 x 27
= 12,285 N
100 x {(V.N)AgNO3 – (V.N) KCNS} x 27
gr sampel
= 100 x {(10 . 0,1709) – (2,95 . 0,577)} x 27
20
= 5 x (1,709 – 1,7089) x 27
= 5 x 0,0001 x 27
= 0,0014 N
7. Hasil
Perhitungan kadar KCN daun singkang 12,285 N
8. Kesimpulan
Jadi hasil standarisasi KCN adalah 12,285 N
Hari, tanggal : Rabu, 21 Maret 2018
Materi Praktium : a. Identifikasi Nitrit
b. Identifikasi Formalin
c. PK CO dalam Asap rokok
A. IDENTIFIKASI NITRIT
Tujuan : Untuk mengetahui adanya Nitrit pada sampel yang diuji.
Alat dan Bahan
o Mortil
o Beaker Gelas
o Waterbath
o Aquadest
o Pipet
o Kertas saring
o Tabung reaksi
o Sampel Kornet sapi , mie
Prosedur Kerja :
1. Sejumlah sampel dihaluskan masukkan beaker gelas
2. Tambahkan aquades 40-50 ml ditangas diwaterbath 15 menit
3. Saring filtrat( hasil yang disaring berupa cairan)
4. Masukkan filtrate 2 ml ditambah reagen gries ditabung
5. Nitrit positif apabila terbentuk warna pink.
Hasil :
Sampel Hasil
Kornet Sapi +
Mie +
B. IDENTIFIKASI FORMALIN
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya formalin pada sampel.
Alat dan Bahan
o Tabung reaksi
o Tabung destilasi
o Mortir
o Aquadest
o Reagen Schif
o H2SO4
o Sampel Susu , tahu, bakso
Prosedur kerja
Sampel Cair :
1. 2 ml sampel ditambah 5 tetes reagen schif
2. Formalin positif berwarna ungu
Sampel Padat :
1. Sejumlah sampel dihaluskan
2. Masukkan tabung destilasi tambahkan aquadest 100 ml lakukan proses
destilasi
3. Ambil 2 ml hasil destilasi + 1 ml H2S04 + 2 tetes reagen schif
4. Hasil positif berwarna ungu
Hasil
Sampel Hasil
Susu murni -
Tahu -
Bakso -
Susu Lab +
Kesimpulan :
o Sampel Susu murni, tahu bakso tidak mengandung formalin aman
untuk dikonsumsi
o Sampel susu lab mengandung formalin.
C. KADAR CO DALAM ASAP ROKOK
Tujuan : untuk mengetahui kadar CO pada rokok setiap detiknya.
Alat dan bahan
o Rokok
o CO meter
o Korek
o Kotak/ Box
o Spuit
Prosedur Kerja
1. Rokok dibakar masukkan dalam kotak/ box
2. Masukkan CO meter
3. Mulai tiup rokok menggunakan spuit
4. Amati perdetiknya
Hasil
Waktu (s) Kadar CO(ppm)
10 57
20 125
30 205
40 367
50 452
Hari, tanggal : Rabu, 28 Maret 2018
Materi Praktikum : Identifikasi Logam Berat dan Borak
C. IDENTIFIKASI PESTISIDA
Tujuan : untuk mengidentifikasi adanya pestisida dalam sampel
Alat dan Bahan
o Corong pisah
o Sampel
o Heksan
o Aseton
o Na2SO4
Prosedur Kerja
1. Sampel diekstraksi dengan heksan
2. Filtrate disaring dengan Na2S04 lalu dipekatkan, eluasikan
3. Eluen heksan aseton ( 9:1 ) 50 ml
Hasil
RF = RF sampel dan RF baku
RF baku = jarak rata = 3.2 = 0,4571
Jarak eluasi 7
RF sampel = jarak rata =3 = 0,4285
Jarak eluasi 7
Kesimpulan
Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa sampel mengandung
peptisida.
Hari,tanggal : Rabu, 11 april 2018
Praktikum : Identifikasi Diazepam dan Fenobarbital
V1 x N1 = V2 x N2
10,0 x 0,0999 = 9,00 x N2
N2 = 0, 111 N
Hasil Titrasi
Berat sampel (mg) Vol NaOH 0,111 N (ml)
400,3 0,00 – 5,72
298,0 0,00 – 5,69
Kesimpulan
Kadar Asam Benzoat pada sampel adalah 0,2180 % b/b
C. PK SALISILAT
Alat dan Bahan
o Buret
o Erlen mayer
o Pipet volume
o Indicator PR
o Larutan NaOH
o Aquadest
o Sampel
Prosedur Kerja
1. Timbang 300 mg sampel erlen mayer
2. Tambahkan 20,0 ml etanol kocok hingga larut + 20 ml aquadest
3. Tambah indicator PR 2-3 tetes
4. Titrasi dengan NaOH 0,1 N berwarna merah muda
5. Hasil
Hasil penimbangan
Sampel 1 (gram) Sampel 2 (gram)
Wadah kosong 109,7340 122,1080
zat 0,3 0,3
Wadah + Zat 110,0340 122,4080
W + Z tertimbang 110,0317 122,4065
W kosong 109,7340 122,1080
Zat tertimbang 0,2977 0,2985
mg 297,7mg 298,5mg
Hasil Titrasi
Berat sampel (mg) Vol NaOH 0,111 N (ml)
297,7 0,00 – 5,65
298,5 0,00 – 5,60
Kesimpulan
Kadar Asam Salisilat pada sampel adalah 0,2444 % b/b
Hari, tanggal : Rabu, 16 Mei 2018
Materi Praktikum : PK Etanol pada makanan dan minuman
BJ = Berat Destilat
Berat Aquadest
= C–A
B–A
= 39,8898 - 30,1317
40,0149 - 30,1317
= 9,7581
9,8832
= 0,9873
BJ = Berat Destilat
Berat Aquadest
= C–A
B–A
= 39,8898 - 30,1317
40,0149 - 30,1317
= 9,7581
9,8832
= 0,9873
W + Zat = 114,3993
W + Zat tertimbang = 114,4008
Zat = 0,4015 g= 401,5 mg
Sampel 2
W kosong = 118, 1941
Zat = 0,4 +
W + Zat = 118,5941
W + Zat = 118,5941
W + Zat Tertimbang = 118, 1941 -
= 0,4055 g= 405,5 mg
Hasil titrasi
Berat sampel (mg) V na2 EDTA
0,4015 0,00 – 7,80
0,4055 0,00 – 7,65
Sampel 1
= ( V x m ) NA2 EDTA x BM G Glukonas X 100%
Mg sampel
= ( 7,80 x 0,0467 ) x 448,40 x 100%
401,5
=
Sampel 2
= ( V x N ) Na2 EDTA x BM G Glukanos X 100%
Mg
= ( 7,65 x 0,0467 ) x 448,40 x 100%
405,5
Pratikum vitamin C
I. Alat dan Bahan
- Biuret
- Erlenmeyer
- Pipet volume
- Gelas bekker
- Aquadest
- Corong
- KlO3
- H2SO4 2 N
- Ki
- Na2S2O3
- I2
II. Prosedur
Standarisasi I2
1. Pipet 10.0 mL KlO3 masukkan kedalam stoperlenmeyer
2. Tambahkan 5 mL H2SO4 2 N
3. Tambahkan 5 mL Ki 5%
4. Titrasi dengan Na2SO3 (kuning)
5. Ditambahkan amylum
6. Titrasi dengan Na2S2O3 (bening )
- Standarisasi I2
1. Pipet 10,0 mL Na2S2O3 0,0970 N masukkan kedalam erlenmeyer
2. Tambahkan indikator amylum
3. Titrasi dengan I2 (jernih biru )
-
- Pratikum vitamin c
1. Timbang 400 g sampel masukkan kedalam erlenmeyer
2. Larutkan dengan 50 mL aquades
3. Tambahkan 2.5 mL H2SO4 10%
4. Tambahkan indikator amylum
5. Titrasi dengan I2 ( biru/coklat )
III. Perhitungan
Standarisasi Na2S2O3
= 0,0,0970 N
Standarisasi l2
Pratikum vitamin C
Sampel 1
W kosong = 119,1121
Zat = 0,4 +
W + Zat = 119,5121
W + Zat = 119,5121
W + Zat tertimbang = 119,5415
Zat = 0,4294 g= 429,4 mg
Sampel 2
W kosong = 117,3922
Zat = 0,4 +
W + Zat = 117,7922
W + Zat = 117,7922
W + Zat Tertimbang = 117,7937 -
= 0,4015g= 401,5 mg
Hasil titrasi
Berat sampel (mg) V na2 EDTA
429,4 0,00 – 9,15
401,5 0,00 – 10,10
Sampel 1
= ( V x m ) l1 X BE vitamin CX berat rata – rata tablet (mg)
Mg sampel
= ( 9,15 x 0,0866 ) x 176,13/2x 250
429,4
=40,63 mg/tablet
Sampel 2
= ( V x N ) l1 x BE Vitamin CX berat rata – rata tablet (mg)
Mg
= ( 10,10x 0,0866 ) x 176,13/2x 250
401,5
= 47,96 mg/ tablet
Hari,tanggal : Rabu, 06 juni 2018
Pratikum : - Pratikum Borak
- Pratikum FeSO4
Pratikum boraks
I. Alat dan Bahan
- Biuret
- Erlenmeyer
- Pipet volume
- Gelas bekker
- Aquadest
- Corong
- HCl
- Na2B4O7
- Indikator MR
- Na2S2O3
II. Prosedur
- Standarisa
1. Pipet 10.0 mL Na2B4O7 masukkan kedalam stoperlenmeyer
2. Tambahkan indikator Mr 3 tetes (kuning)
3. Titrasi dengan HCl ( kuning merah)
- Pratikum vitamin c
1. Timbang 300 g sampel masukkan kedalam erlenmeyer
2. Larutkan dengan 50 mL aquades
3. Tambahkan indikator MR
4. Titrasi dengan HCl (kuning merah )
5.
III. Perhitungan
Standarisasi Na2S2O3
= 0,2994g= 299,4 mg
Sampel 2
W kosong = 0,5287
Zat = 0,3 +
W + Zat = 0,8287
= 0,2994 g= 299,4 mg
Hasil titrasi
Berat sampel (mg) V HCl 0,0439 N
429,4 0,00 – 10,45
401,5 0,00 – 11,35
Sampel 1
= ( V x m ) l1 X BE Na Boraks X 100%
Mg sampel
= (10,45x 0,0439 )381,37 x x 100%
299,4
=58,33%
Sampel 2
= ( V x N ) l1 x BE Na Boraks X 100%
Mg
= ( 11,35x 0,0439 ) x381,37 x 100%
299 ,4
=63,46 %
Pratikum FeSO4
I. Alat dan Bahan
- Biuret
- Erlenmeyer
- Pipet volume
- Gelas bekker
- Aquadest
- Corong
- Waterbath
- Vacum pump
- KMnO4
- H2so4 2N
- H2C2O4
II. Prosedur
- Standarisasai
1. Pipet 10.0 mL H2C2O4 masukkan kedalam stoperlenmeyer
2. Tambahkan 5 mL H2so4 2N
3. Panaskan hingga 80 0 C
4. Titrasi dengan KMnO4 ( Putih pink )
- Pratikum FeCl4
1. Timbang 300 g sampel masukkan kedalam erlenmeyer
2. Larutkan dengan 50 mL aquades
3. Tambahkan 5 mL H2so4 2N
4. Panaskan hingga 80 0 C
5. Titrasi dengan KMnO4 ( Putih pink )
III. Perhitungan
Standarisasi KMnO4
Volume H2C2O4 .. N Volume KMnO4 N
10,0 0,00 – 10,55
10,0 0,00 – 10,40
= 0,2974 g= 297,4 mg
Sampel 2
W kosong = 0,5264
Zat = 0,3 +
W + Zat = 0,8284
= 0,3034 g= 303,4 mg
Hasil titrasi
Berat sampel (mg) V KMnO4 0,0955 N
297,4 0,00 – 3.15
303,4 0,00 – 2,95
Sampel 1
= ( V x m ) KMnO4 X BE FeSO4 X 100%
Mg sampel
= (3,15x0,0955 )x 278 x x 100%
297,4
=26,33%
Sampel 2
= ( V x N ) KMnO4 x BE FeSO4 X 100%
Mg
= ( 2,95x 0,0955 ) x278 x 100%
303,4
=25,81 ,%