Anda di halaman 1dari 21

PENGUJIAN SENSOR WATER TEMPERATURE SENSOR (WTS)

Disusun Oleh

1. Didik Armansyah 5202416002


2. M. Bagus Zaen W.H 5202416007
3. Muh Irfan Khoirurroziqin 5202416022
4. Habib Maulana Ramadan 5202416046
5. Muhamad Feri 5202416050
6. Derizka Ayu Rahmawati 5202416053
7. Arif Dian Setiawan A 5202416062
8. Rizaldi Wienda D. 5202416069
9. Akhmad Syahiruz Zuhri 5202416076
10. Nugroho Brianto 5202416080
11. Bagas Mujdzilul Basyar 5202416082
12. Wahyu Rossy Maulana 5202416084
13. Agus Dwi Susilo 5202416086

JURUSAN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019

i
Prakata

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyusun Makalah Pengujian Sensor
WTS(Water Temperature Sensor) Pada makalah ini kami membahas tentang pengujian
sensor WTS.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah OTOTRONIK sebagai
penambah wawasan informasi serta pengetahuan bagi penyusun dan pembaca. Makalah ini
disusun berdasarkan data-data hasil pengujian serta sumber materi yang berasal dari beberapa
bahan bacaan sebagai sumber referensi pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini, tentu ada banyak
kekurangan atau yang lainnya. Saran dan kritik yang membangun sangat penyusun harapkan
dari pembaca guna memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun
dan pembaca. Amin.

Semarang, 19 April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

PRAKATA i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Manfaat 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
A. Pengertian Sensor 2
B. Macam – macam Sensor 2
C. Pengertian Sensor WTS 4
BAB III METODE PENGUJIAN 6
A. Alat dan Bahan 6
B. Skema Peralatan Uji 6
C. Diagram Alir pengujian 7
D. Langkah – langkah Pengujian 7
BAB IV HASIL PENGUJIAN 9
BAB V PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
LAMPIRAN 13

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 5
Gambar 2.2 5
Gambar 3.1 6
Gambar 3.2 7

iii
DAFTAR TABEL

Gambar 4.1 9
Gambar 4.2 10

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sensor WTS (Water Temperature Sensor) merupakan salah satu dari sensor-
sensor yang ada pada mesin EFI. Sensor WTS memiliki fungsi untuk mensersor atau
mendeteksi suhu dari air pendingin. Alasan dibuatnya pengujian kerja WTS ini, guna
memenuhi tugas mata kuliah “OTOTRINIK” agar mahasiswa mampu melakukan
pengujian, pengukuran dan menganallisis sensor WTS. Sehingga mahasiswa memahami
sistem kerja sensor WTS dan dapat melakukan perbaikan ketika terjadi trouble shooting
pada sensor
B. Tujuan
1. Menguji kerja WTS (Water Tempeature Sensore) dalam merubah besaran suhu
menjadi besaann listrik.
2. Melakukan pengukuran suhu dan tahanan sensor.
3. Mentabulasikan dan menggambar grafik hubungan suhu terhadap tahanan dan suhu
terhadap tegangan.
4. Menganalisis karakteristik sensor.
C. Manfaat
1. Mahasiswa mampu menguji kerja WTS dalamm merubah besaran suhu menjadi
besaran listrik.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuan suhu dan tahanan sensor.
3. Mahasiswa mampu menerapkan persamaan diulder untuk menghitung tegangan
output sensor dengan membuat asusmsiatas parameter yang tidak dietahui.
4. Mahasiswa mampu menganalisis karakteristik sensor.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sensor
Dalam kaitan sistem elektronik, Sensor adalah sesuatu yang digunakan
untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variable keluaran
dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik disebut transduser, pada saat ini
sensor telah dibuat dengan ukuran sangat kecil dengan ukuran yang sangat kecil ini
sangat memudahkan permakaian dan menghemat energi, berikut penjelasan mengenai
macam-macam sensor.

B. Macam-Macam Sensor
1. Sensor Proximity
Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi
adanya target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor ini
terdiri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindungi dari
pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor proximity
dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu
kecil atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar.
2. Sensor Magnet
Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan
terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada
keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya
medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dengan kemasan yang
hampa dan bebas dari debu, kelembaban, asap maupun uap.
3. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara,
dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya
kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu
antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang
suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang
memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat,
cair, butiran maupun tekstil.

2
4. Sensor Tekanan
Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan
kawat, dimana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar
penginderaannya pada perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah
akibat perubahan panjang dan luas penampangnya.
5. Sensor Kecepatan / RPM
Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari
suatu motor DC/AC, dimana suatu poros/object yang berputar pada suatui
generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan
putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor
yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis
terjadi.
6. Sensor Penyandi
Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau
putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar
dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu;
Pertama, Penyandi rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari
pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan membangkitkan gelombang kotak
pada objek yang diputar. Kedua, Penyandi absolut (yang memperlengkapi kode
binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut) mempunyai cara kerja yang
sama, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan
sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu.
7. Sensor Suhu
Sensor suhu yang umum digunakan, resistance temperature detector (RTD),
termistor dan IC sensor. Thermocouple pada intinya terdiri dari sepasang
transduser panas dan dingin yang disambungkan dan dilebur bersama, dimana
terdapat perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan
referensi yang berfungsi sebagai pembanding. Resistance Temperature Detector
(RTD) memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi
sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat
konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan. Platina adalah bahan
yang sering digunakan karena memiliki tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan
reproduksibilitas. Termistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang

3
biasanya mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka
tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan
5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu yang kecil. Sedangkan IC
Sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu yang menggunakan
chipsilikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output
tegangan dan arus yang sangat linear.

C. Pengertian Sensor WTS


Sensor WTS (Water Temperature Sensor) merupakan salah satu dari
sensor-sensor yang ada pada mesin EFI, Sensor WTS memiliki fungsi untuk
mensensor atau mendeteksi suhu dari air pendingin. Sensor WTS ini juga ada yang
menyebutnya dengan istilah sensor ECT (Engine Coolant Temperature).

Gambar 2.1 Sensor WTS atau ECT


Letak dari sensor WTS atau ECT ini yaitu di tempatkan di blok mesin atau
pada rumah thermostat bagian bawah. Sensor ini menggunakan komponen elektronika
yaitu thermistor tipe NTC (Negative Temperature Coefisien), yaitu bekerjanya sensor
ini adalah ketika suhu air pendingin naik maka tahanan atau resistansi pada sensor ini
akan menurun dan sebaliknya bila suhu air pendingin ini turun maka tahanan atau
resistansi pada sensor ini akan naik.

Gambar. 2.2 Sirkuit kelistrikan sensor WTS

4
Sensor WTS dihubungkan ke ECU (Engine Control Unit), ECU akan
memberikan signal tegangan sumber sebesar 5 volt ke sensor melalui terminal THW.
Tegangan output dari sensor WTS ini akan berubah-ubah besarnya sesuai dengan nilai
tahanan atau resistansi yang ada pada sensor WTS ini, kemudian output signal sensor
WTS ini (pada terminal E2) akan dikirim kembali ke ECU dan akan menjadi signal
inputan ECU yang nantinya akan digunakan sebagai data masukkan untuk mengontrol
aktuator-aktuator pada mesin EFI. Untuk lebih jelasnya bisa dilihatan pada gambar
sirkuit kelistrikan sensor WTS diatas.

5
BAB III

METODE PENGUJIAN

A. Alat dan Bahan


1. Alat

- Multitester kondo type MYX100A


- Thermometer digital
- Sensor WTS
- Water heater aluminium
- Rol Kabel
- Kamera video
- Lembar Observasi
2. Bahan
- Es batu
- Air 330ml

B. Skema Peralatan Uji

Rol kabel

Saklar

Thermometer
Digital Terminal
Sensor WTS

Multimeter

Water Heater

Gambar 3.1 Skema peralatan uji

6
C. Diagram Alir Pengujian

Mulai

Studi Literatur

Pencarian
Bahan

Proses
Penelitian

Pengambilan
Data

Pembuatan
laporan

Selesai

Gambar 3.2 Diagram alir pengujian

D. Langkah – langkah Pengujian


1. Pertama persiapkan alat dan bahanyang digunaka untuk melakukan pengujian.
2. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian temperatur atau suhu terhadap tahanan
pada sensor WTS.
3. Untuk melakukan pengujian pengaruh temperatur terhadap tahanan pada sesnsor
WTS dengan menyiapkan alat – alat maupun bahan yang sudah selesai perancangan.
Langkah – langkahnya sebagai berikut :
 Masukkan air dan es batu ke dalam water heater sampai permukaan air
menyentuh ujung dari WTS dan Thermometer.
 Setelah water heater sudah terisi air dan es batu, berikutnya yaitu persiapkan
multimeter, putar selektor pada posisi 1 kΩ dan dikalibrasi terlebih dahulu
sebelum digunakan.

7
 Hubungkan kabel (+) pada WTS dengan probe positif (+) pada multimeter
dan kabel (-) pda WTS dihubungkan dengan probe negatif (-) pada
multimeter.
 Ketika thermometer sudah menunjukkan suhu 0 ⁰C kemudian baca angka
yang ditunjuk oleh jarum pada multimeter untuk mengetahui berapa tahanan
WTS ketika berada pada suhu 0 ⁰C.
 Lakukan pengujian tersebut dengan suhu 0 ⁰C , 10 ⁰C , 20 ⁰C , 30 ⁰C , 40
⁰C , 50 ⁰C , 60 ⁰C , 70 ⁰C , 80 ⁰C , 90 ⁰C , 100 ⁰C
 Lalu catat berapa hasil tahanan WTS dari masing – masing suhu tersebut.
Agar air mencapai suhu tertinggi sambungkan kabel pada heater dengan stop
kontak agar mendapat aliran listrik untuk meningkatkan suhu air di dalam
heater.

8
BAB IV

HASIL PENGUJIAN

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka didaptakan hasil seperti


pada tabel dan grafik dibawah ini.

NO. SUHU TAHANAN SENSOR (R.ect)


1. 0 ⁰C 4,4
2. 10 ⁰C 3,9
3. 20 ⁰C 2,5
4. 30 ⁰C 1,7
5. 40 ⁰C 1,2
6. 50 ⁰C 0,8
7. 60 ⁰C 0,5
8. 70 ⁰C 0,35
9. 80 ⁰C 0,2
10. 90 ⁰C 0,18
11. 98,5 ⁰C 0,1

Tabel 4.1 Hasil Pengujian suhu terhdap tahanan sesnsor

Water Temperature Sensor (WTS)


5
4.5
4
Tahanan Sensor (kΩ)

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 ⁰C 10 ⁰C 20 ⁰C 30 ⁰C 40 ⁰C 50 ⁰C 60 ⁰C 70 ⁰C 80 ⁰C 90 ⁰C 98,5 ⁰C
Suhu

Grafik 4.1 suhu sensor WTS terhadap tahanan

9
Berdasarkan tabel dan grafik diatas membuktikan bahwa jika temperatur suhu
yang ada pada sekitar sensor WTS naik maka nilai hambatan semakin menurun.
Begitu juga dengan tegangan output (V 0) yang dihasilkan juga menurun. V0 dapat
dihitung dengan besar tahanan ecu (R.ECU) 1 kΩ sampai dengan 5 kΩ dan tegangan
input ecu (V1) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

R . ect
V0 = V1
R .ect + R . ecu

Maka diperoleh hasil sebagai berikut :

TAHANA V0 dengan V0 dengan V0 dengan V0 dengan V0 dengan


NO SUHU N SENSOR R.ecu 1 R.ecu 2 R.ecu 3 R.ecu 4 R.ecu 5
(R.ect) kΩ kΩ kΩ kΩ kΩ
1. 0 ⁰C 4,4 4,07 v 3,43 v 2,97 v 2,6 v 2,66 v
2. 10 ⁰C 3,9 3,97 v 3,30 v 2,83 v 2,45 v 2,19 v
3. 20 ⁰C 2,5 3,57 v 2,77 v 2,27 v 1,9 v 1,66 v
4. 30 ⁰C 1,7 3,14 v 2,29 v 1,81 v 1,45 v 1,27 v
5. 40 ⁰C 1,2 2,72 v 1,87 v 1,43 v 1,15 v 0.92 v
6. 50 ⁰C 0,8 2,22 v 1,48 v 1,05 v 0,83 v 0.69 v
7. 60 ⁰C 0,5 1,66 v 1v 0,71 v 0,55 v 0.45 v
8. 70 ⁰C 0,35 1,29 v 0,74 v 0,52 v 0,4 v 0.33 v
9. 80 ⁰C 0,2 0,83 v 0,45 v 0,31 v 0,23 v 0,19 v
10. 90 ⁰C 0,18 0,76 v 0,41 v 0,28 v 0,21 v 0,16 v
11. 98,5 ⁰C 0,1 0,45 v 0,23 v 0.16 v 0,12 v 0,09 v
Tabel 4.2 Tegangan output sensor WTS

10
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kesimpulan data diatas dapat disumpulkan bahwa sensor WTS
belum bisa membaca suhu air samapai 100 ⁰C dikarenakan suhu air yang ada dalam
media pemanas tidak dapat mencapai 100⁰C dan saat pengujian pemanas hanya dapat
mencapai suhu 98,5 ⁰C maka dari itu sensor WTS hanya dapat membaca suhu
maksimal 98,5 ⁰C pada media pemanas tersebut.

B. Saran

Dari hasil pengujian, suhu yang terbaca pada termometer tidak dapat mencapai
suhu 100 ⁰C diperlukan pemakaian teko/media pemanas lain yang dapat memanasi air
hingga suhu 100 ⁰C agar suhu dapat terbaca akurat oleh termometer (sediakan
termometer yang lebih akurat agar pengkondisian suhu dapat diketahui dengan benar).

11
Daftar Pustaka

https://www.teknik-otomotif.com/2017/03/fungsi-dan-cara-kerja-water-termperature.html

12
LAMPIRAN

13
14
15
16

Anda mungkin juga menyukai