PENDAHULUAN
1
Tantangan dalam bidang perbaikan dan perawatan kereta api inilah yang
menjadi bahan pertimbangan penulis dalam menambah ilmu pengetahuan dan
teknologi, baik dibangku kuliah maupun kenyataan di lapangan. Sehingga
dalam hal ini, penulis memilih PT. Kereta Api (Persero) Unit Dipo Lokomotif
Purwokerto yang bergerak di bidang perbaikan dan pemeliharaan lokomotif,
sebagai tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Dalam bidang perbaikan dan pemeliharaan lokomotif terdapat beberapa
bidang pengerjaan yang dikelompokan guna memudahkan dalam proses
perbaikan dan perawatan, diantaranya bidang mekanik, bidang angin, bidang
kelistrikan, bidang diesel dan bidang rangka bawah. Dari beberapa bidang
tersebut, penulis memilih bidang angn dalam pembuatan laporan Praktik
Kerja Lapangan karena hampir 75% bagian lokomotif dikendalikan olehangin
terutama pada bagaian pengereman sehingga penulis merasa tertarik untuk
mempelajarinya.
2
1.2.9. Dapat memahami prinsis dasar Mesin Diesel pada Lokomotif.
1.2.10. Dapat mengetahui masalah – masalah pada Mesin Diesel pada
Lokomotif.
1.2.11. Meningkatkan hubungan kerja sama antara Perguruan tinggidngan
pihak instansi/industri.
3
Gambar 1.1 Peta Lokasi Depo Lokomotif Purwokerto
4
Gambar 1.2 Denah Dipo Lokomotif Purwokerto
5
1.3.2. Sejarah Perusahaan
Daerah Operasi V Purwokerto atau disingkat Daop 5 Purwokerto
atau Daop V PWT adalah salah satu daerah operasi perkeretaan di
Indonesia, dibawah lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero)
yang berada dibawah Direksi PT Kereta Api Indonesia dipimpin oleh
seorang Vice President (VC) yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia. Daerah Operasi V
Purwokerto memiliki beberpa stasiun besar, diantaranya adalah
Stasiun Purwokerto, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Kroya, Stasiun Cilacap,
Stasiun Karanganyar. Gudang kereta api berada di Stasiun
Purwokerto, sedangkan dipo lokomotif berada tak jauh dari Stasiun
Purwokerto. Yang menjadi khas dari daop ini adalah diputarkannya
lagu berjudul Di Tepinya Sungai Serayu disejumlah stasiun setiap KA
datang dan berangkat.
Dipo Lokomotif Purwokerto ini terletak di Ibukota Kabupaten
Banyumas Purwokerto. Dipo ini salah satu dipo terbaik di Jawa
Tengah. Tak jauh dari Stasiun Purwokerto. Ketersediaan lokomotif di
dipo ini terbilang banyak, memiliki beberapa lokomotif diesel
hidraulik dan beberapa diesel elektrik. Lokomotif itu digunakan untuk
beberapa dinasan kereta penumpang maupun kereta barang, bukan
sekedar ketersediaan lokomotif, melainkan justru fasilitas yang
memadai dan bersih. Alokasi lokomotif CC 201 dan CC 203 di dipo
ini tidak terlalu banyak, dan dengan hadirnya CC 206 di Dipo
Purwokerto untuk operasional kereta – kereta unggulan maupun
barang (ketel, semen, dll) memperkukuh armada Daop V.
6
1.3.4. Tata Tertib Perusahaan
Adapun tata tertib yang berlaku di PT. KAI DEPO LOKOMOTIF
PURWOKERTO adalah apel pagi setiap hari Senin dan Kamis saja
selain itu hanya apel seperti berdoa saja sebelum memulai pekerjaan,
apel biasanya dimulai jam 07.00 – 07.30 WIB. Jam kerja untuk para
staf karyawan serta mekanik dibagi menjadi dua bagian, bagian LOS
dan bagian DC, untuk bagian LOS ada dua sift yaitu pagi dan siang,
pukul 07.00 – 14.00 dan 14.00 – 21.00, untuk bagian DC yaiitu ada 3
sift yaitu sift pagi, siang, malam, untuk pagi mulai pukul 07.00 - 15.00
WIB, siang mulai pukul 13.00 - 23.00 WIB, dan untuk malam pukul
23.00 – 07.00 WIB, berlaku setiap hari (Senin – Kamis), untuk hari
Jum’at dan Sabtu berbeda. Untuk Jum’at pagi pukul 07.00 – 11.30 dan
siang pukul 13.30 – 18.00, kecuali hari Minggu libur.
7
NO TANGGAL KEGIATAN
PELAKSANAAN DI KAMPUS
Permohonan Izin PKL pada PT. KAI
1. 13 September 2018
Depo Lokomotif Purwokerto
Penerimaan izin PKL pada PT. KAI
2. 01 Oktober 2018
Depo Lokomotif Purwokerto
PELAKSANAAN DI PERUSAHAAN
Penerjunan PKL dan pengenalan PT.
4. 07 Januari 2019 KAI Depo Lokomotif Purwokerto an
Pengenalan
Pemeliharaan dan perawatan P12
5. 08 Januari 2019
lokomotif CC2018314
Pemeliharaan dan perawatan P12
6. 09 Januari 2019
lokomotif CC2018314
Pemeliharaan dan perawatan P3
7. 10 Januari 2019
lokomotif CC2039801
Pemeliharaan dan perawatan P1
8. 11 Januari 2019
lokomotif CC2018317
Pemeliharaan dan perawatan P1
9. 12 Januari 2019
lokomotif CC2018318
Pemeliharaan dan perawatan P1
10. 14 Januari 2019
lokomotif CC2039509
Pemeliharaan dan perawatan P6
11. 15 Januari 2019
lokomotif CC2061322
Pemeliharaan dan perawatan P3
12. 16 Januari 2019
lokomotif CC2061507
8
Pemeliharaan dan perawatan P1
13. 17 Januari 2019
lokomotif CC2018319
Pemeliharaan dan perawatan P1
14. 18 Januari 2019
lokomotif CC2018313
Pemeliharaan dan perawatan P1
15. 19 Januari 2019
lokomotif CC2039512
Pemeliharaan dan perawatan P1
16. 21 Januari 2019
lokomotif CC2018316
Pemeliharaan dan perawatan P3
17. 22 Januari 2019
lokomotif CC2018322
Pemeliharaan dan perawatan P3
18. 23 Januari 2019
lokomotif CC2018321
Pemeliharaan dan perawatan P6
19. 24 Januari 2019
lokomotif CC2018320
Pemeliharaan dan perawatan P3
20. 25 Januari 2019
lokomotif CC2061357
Pemeliharaan dan perawatan P3
21. 26 Januari 2019
lokomotif CC2061361
Pemeliharaan dan perawatan P1
22. 28 Januari 2019
lokomotif CC2018324
Pergantian roda 1 dan 4 pada lokomotif
23. 29 Januari 2019
CC2018325
9
Pemeliharaan dan perawatan P1
27. 02 Februari 2019
lokomotif CC2018327
Pemeliharaan dan perawatan P1
28. 04 Februari 2019
lokomotif CC2018314
10
4.3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan
cara mengumpulkan data hal-hal yang berhubungan dengan inventer
dan dapat memberikan masukan wawasan bagi penulis.
4.4. Metode Literatur
Metode Literatur adalah metode pengumpulan data dengan cara
membaca buku-buku yang terkait dengan inverter sehingga dapat
mendukung penyusunan laporan.
11
BAB II
SISTEM PENGEREMEMAN PADA LOKOMOTIF CC201
12
2.2. Jenis Pengereman Lokomotif
13
2.2.4. Pengereman Elektrik
Sistem pengereman ini hanya dipakai untuk mengerem
lokomotif diesel elektrik. Sumber tenaga untuk mengerjakan
pengereman adalah dengan cara mengubah sirkuit listrik pada
traksi motor, sehingga yang semula sebagai motor diubah menjadi
generator. Dengan berubahanya fungsi ini maka motor yang sudah
jadi generator tersebut prlu tenaga untuk memutar dan tenaga inilah
yang diambilkan dari putaran roda. Sehingga karena sebagian
tenaga untuk memutar generator, akhirnya putaran roda menjadi
menrun dan berakibat kecepatan juga menurun.
14
bisnis, ekonomi, campuran, sampai kereta barang/kargo. Namun, saat ini
CC 201 lebih banyak dioperasikan untuk KA kelas bisnis, campuran,
ekonomi, dan lokal. Lokomotif jenis CC 201 ini termasuk lokomotif dengan
usia yang tua hal ni dibuktikan dengan pengunaan sistem pengeremannya
yaitu menggunakan sistem pengereman udara tekan atau air brake.
15
gardan penghubung melalui kopling END dan kompressor akan langsung
memompa udara yang diteruskan kereservoir.
Bila tekanan udara pada main reservoir mencapai 140 psi (9,8 atm),
maka governor kompresor akan bekerja dan membocorkan udara dari main
reservoir ke atas piston unloader tersebut dan menbukakkan klep hisap
kompresor bekerja terus , maka tidak menghasilkan udara ke tangki (main
reservoir) karena klep hisap terbuka terus – menerus , maka udaranya akan
dibuang keluar melalui tingkat tersebut.
Demikian sebaliknya apabila udara pada main reservoir tekanannya
turun menjadi 8,6 atm (120 psi) pegas garpu akan mendorong piston dengan
perantaraan batangnya, sehingga klep hisap menutupi kembali dan
kompresor akan kembali berproduksi udara demikian seterusnya.
16
- Posisi Service : akan terjadi penurunan tekanan pada pipa rem
secara bertahap meningkat sampai dalam posisi Full
Servie.
- Posisi Suppression : Digunakan untuk meniadakan atau menghambat
aplikasi rem kontrol keselamatan
- Posisi Handle – Off : Digunakan untuk mengkondisikan brake valve
pada unit penarik lokomotif multiple-unit dan pada
lokomotif yang ditarik pada kereta.
- Posisi Emergency : digunakan untuk mengalirkan tekanan pipa rem
pada tingkat tercepat yang paling mungkin sampai
nol untuk menghasilkan pengurangan pipa darurat.
17
2.4.4 INDEPENDENT BRAKE VALVE
18
Peralatan ini berfungsi apabila masinis lalai mengerjakan peralatan
deadmen, maka peralatan ini akan mengerjakan pengereman seluruh
rangkaian secara otomatis. Atau dengan kata lain Brake Aplication Valve
mempunyai fungsi :
19
pengereman rangkaian. Sistem kerja dari perlatan ini mempunyi beberapa
langkah yaitu:
20
2.4.8 RELAY VALVE
21
jam. Bila lebih dari 75 psi putar sebaliknya. Pastikan tidak ada
bocoran pada sistem automatic brake.
Regulating
valve
2.5.3. Cek Fungsi Deadman sampai terjadi PC open pada CS1 dan CS 2
22
Gambar 2.11 PC Open
23
- Gerakkan handle independent posisi release, pastikan tekanan
angin pda brake Cylinder menunjukan angka 0 Psi.
• kabel putus
24
2.6.4. Safety Valve
- Jika Piston bocor maka sekur Piston
- Stelan kurang / lebih dari ( 145-155 Psi ) maka buka penutup
contak , stel pada 145-155 Psi
- Jika pega lemah maka harus ganti pegas
2.6.5. Suling / Horn kurang keras / tidak bunyi
- Membrane pecah
- Membrane kotor , maka bersihkan dan lap sampai kering
2.6.6. Motor Wiper tidak kerja
- Saluran putus
- Tingkap Wiper rusak
- Motor Wiper rusak
2.6.7. Automatic rusak
- Brake pipa ikut Main Reservoir : Penyebabnya karena Valve
Unit kotor. Maka bersihkan Valve unit
- PC Open karena DOG Roll aus : Penyebabnya Membrane P2A
robek atau Pegas Supresion rusak
- Brake pipa tidak bisa bertahap : Penyebabnya antara lain Catridge
no. 15,3 rusak O Ring , Ada bocoran Pipa no. 15 , Relay Valve
Automatic O Ring aus / rusak, O Ring Suppresion aus / rusak
2.6.8. Independent Brake rusak
- Membrane robek
- Valve Unit bocor karena kotoran. Maka bongkar dan bersihkan
- Independent ngerem terus. Valve unit terlalu panjang karena Mur
kendor
- Independent tidak bisa untuk Release. Pen penekan rusak , pegas
aus atau Quick Release rusak
2.6.9. Deadman tidak normal
- Brake pipa tidak bisa membuang / melepas
Membrane P2A robek
Choke pada P2A tersumbat / tidak lancer
25
Choke pada briket / blok tidak lancer
- Brake Pipa membuang terus
Magnet SCMV tidak ada arus
Valve magnet SCMV macet
Kran bocor
- Suling / wistle tidak bunyi. Stelan kurang tepat , kendor dan Wistle
kotor
-
2.6.10. Over speed tidak normal / membuang terus
Sinyal GPS belum kuat
Magnet tidak ada arus
Kran bocor
26
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
3.2.1 Harus berhati - hati dan teliti dalam melakukan pekerjaan ketika memeriksa
sistem pengereman pada lokomotif.
3.2.2 Selalu mengecek komponen – komponen sistem pengereman hingga detail
pada bagian terkecil pada komponen.
27
DAFTAR PUSTAKA
Supama. 2013. Air Brake System Lokomotif Diesel Elektrik. PT. KERETA API
INDONESIA
28