Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Program studi teknik mesin Sekolah Tinggi Teknologi Yogyakarta merupakan
program studi yang dirancang untuk menghasilkan sarjana yang memiliki wawasan
yang luas mengenai bidang industri.
Tidak hanya dalam teori, namun mahasiswa diharapkan benar-benar mampu
menerapkan ilmu-ilmu tersebut ke dunia industri yang nyata, baik itu dalam hal
merencanakan, mengabangkan, serta mengatur system yang terintregasi dari manusia,
material, mesin, peralatan, informasi dan energi. Teori yang didapat dikampus
mungkin ada yang sesuai maupun tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Dengan adanya kegiatan kerja praktik ini, hal-hal yang tidak didapatkan dalam
kegiatan pembelajaran dikampus diharapkan mampu dipelajari dan menjadikan
pengalaman yang berharga bagi mahasiswa.
Dalam hal ini penulis melaksanakan kerja praktik di PT. Kereta Api (Persero)
Balai Yasa Yogyakarta dengan alasan sebagai berikut :
1. PT. Kereta Api Balai Yasa Yogyakarta adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa
yang begitu besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia khususnya untuk
daerah sekitarnya.
2. PT. Kereta Api Balai Yasa Yogyakarta merupakan tempat untuk melakukan
maintenance dan perbaikan lokomotif., dimana penggerak utama (prime mover) dari
lokomotif tersebut adalah mesin diesel. Selain itu PT. Kereta Api Balai Yasa
Yogyakarta ditangani oleh teknisi-teknisi yang professional dan berpengalaman dalam
bidangnya.
3. PT. Kereta Api Balai Yasa Yogyakarta merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
perawatan lokomotif kereta api, sehingga harus menjaga kualitas perawtan komponen
lokomotif sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Untuk mendapatkan
perawatan dengan kualitas yang baik sehingga memuaskan para pengguna jasa ini,
maka dilakukan sisten pengendalian kualitas meliputi pengendalian proses material

dan proses produksinya dengan tujuan untu mengurangi probabilitas terjadinya


produk cacat yang dihasilkan, sehingga produk yang cacat itu dapat diperkecil.
4. Kereta api merupakan jasa transportasi yang mengangkut benda hidup, benda mati
dan benda yang mempunyai berat yang jumlah kapasitasnya banyak sehingga banyak
masyarakat memilih kereta api sebagai transportasi yang cepat dan nyaman.
1.2.

Batasan Masalah
Obyek pengamatan yang akan diteliti yaitu berkaitan dengan permasalahan
yang ada diperawatan, pengoperasian dan pengendalian kualitas mesin diesel
lokomotif. Oleh karena itu, penulis akan membatasi permasalahan yang akan dibahas
antara lain :
1. Perawatan yang akan dibahas adalah perawatan diesel yang dipakai pada lokomotif
model CC 201.
2. Pengoperasian diesel yang akan dibahas adalah pengoperasian diesel yang dipakai
pada lokomotif model CC 201.

1.3.

Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Kerja Praktik ini adalah :
1. Melatih mahasiswa agar terampil dan berpengalaman dalam praktek kegiatan
industri.
2. Melibatkan mahasiswa secara langsung dalam kegiatan industri sehari-hari untuk
mengembangkan kepekaan yang bernalar terhadap berbagai persoalan yang
timbul dalam praktek dilapangan.
3. Membuka wawasan bagi mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami
aplikasi ilmunya di dunia industri pada umumnya serta mampu menyerap dan
bersosiasi dengan dunia kerja secara utuh.
4. Menumbuhkan kesiapan mental mahasiswa dalam memasuki dunia kerja.
5. Memberi bekal pengalaman praktik kepada mahasiswa untuk bekerja dan
bersosialisasi dalam masyarakat setelah menyelesaikan studinya.

1.4.

Manfaat Kerja Praktik


Manfaat kerja praktik ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan diharapkan hasil analisa mahasiswa kerja praktik dapat


digunakan sebagai bahan acuan dan analisa untuk pertimbangan langkah
manajmen selanjutnya. Hal ini berguna memberi solusi yang optimal agar dapat
meningkatkan produktifitas perusahaan.
2. Bagi Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia bermanfaat untuk
meningkatkan kerja sama dengan pihak industri serta memberikan ilmu
pengetahuan yang baru di bidang industri.
3. Bagi mahasiswa dapat mengamati proses operasi dan produksi secara langsung
dengan teori yang diperoleh selama mengikuti kuliah dengan membandingkan
situasi yang ada PT.Kereta Api Indonesia (persero) Balai Yasa Yogyakarta.
4. Bagi pembaca bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan serta wawasan
mengenai proses produksi di PT.Kereta Api Indonesia (persero) Balai Yasa
Yogyakarta.
1.5.

Waktu Pelaksanaan
Kerja praktik dilaksanakan pada :
Waktu

: 4 28 Februari 2013

Tempat: PT. Kereta Api Balai Yasa Yogyakarta


Alamat
1.6.

: Jl. Kusbini No. 1 Yogyakarta

Metode Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan hasil yang baik dan sesuai yang diharapkan dalam
melaksanakan Kerja Praktik di perusahaan atau instansi, maka diperlukan suatu
metode

metode

tertentu,

sehingga

hasil

yang

telah

dicapai

dapat

dipertanggungjawabkan dengan baik.


Penulisan laporan ini disusun berdasarkan metode pengumpulan data.
Beberapa metode pengumpulan data yang saya lakukan antara lain :
1) Data Primer
Data primer merupakan hasil pengamatan dan pengujian secara langsung di lapangan
atau melaksanakan sebagian pekerjaan sebagai pembanding. Dalam memperoleh data
primer dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu:
a. Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung pada obyek
yang akan diambil datanya secara sistematis terhadap gejala dan fakta yang
terjadi selama berada di lapangan.
b. Metode Survei

Metode ini dilakukan dengan berkomunikasi, wawancara langsung antara


pelaksana Kerja Praktik dengan operator, karyawan atau petugas berwenang
lainnya dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) UPT Balai Yasa Yogyakarta.
c. Metode Bimbingan
Metode ini dilakukan dengan cara meminta bimbingan atau penjelasan antara
pelaksana Kerja Praktik dengan Pembimbing Lapangan, dimana pembimbing
lapangan merupakan kepala dari setiap unit produksi.
2) Data Sekunder
Suatu metode yang dilakukan dengan membaca literatur literatur yang berkaitan
dengan obyek yang diperoleh dari perpustakaan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
UPT Balai Yasa Yogyakarta dan perpustakaan kampus.

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah PT. Kereta Api Indonesia


4

Kehadiran

kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama

pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur
Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.
Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische
Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari
Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini
dibuka untuk angkutan umum pada hari sabtu, 10 Agustus 1867.
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung,
yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang
- Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan
KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel
antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 Km, tahun 1870
menjadi 110 Km, tahun 1880 mencapai 405 Km, tahun 1890 menjadi 1.427 Km dan
pada tahun 1900 menjadi 3.338 Km.
2.2

Sejarah Balai Yasa Yogyakarta


Pada tahun 1914 didirikan oleh perusahaan swata yang dipimpin oleh
Nederland Indische Spoorweg Maatschapij (NIS) dengan nama bengkel Centraal
Werkplaats mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan overhoul lokomtif, gerbong
dan kereta. Kemudian pada tahun 1942 diambil alih oleh pemerintahan jepang dan
perkeretaapian menjadi perusahaan kereta api pemerintah yang memiliki tugas pokok
sama dengan sebelumnya yaitu untuk melaksanakan overhoul lokomotif, gerbong
dan kereta. Pada tahun kemerdekaan indonesia 1945, diambil alih oleh pemerintahan
Indonesia dan namanya diganti menjadi Balai Yasa serta mempunyai tugas pokok
yang sama dengan sebelumnya yaitu melaksanakan overhoul lokmotis, kereta dan
gerbong. Pada tahun 1959 tugas pokoknya dikurangi menjadi lebih khusus yaitu untuk
melakukan overhoul lokomotif. Tetapi pada tahun 2009 tugas pokoknya ditambah
yang awalnya hanya overhoul lokomtif saja menjadi melaksanakan

overhoul

lokomotid dan genset. Dan tahun 2010 sampai sekarang tugas pokok ditambah
menjadi melaksanakan overhoul lokomotif, genset dan KRD dengan nama tetapi
Balai Yasa serta telah mendapatkan sertifikat ISO 9001. Sekaranga UPT. Balai Yasa
memiliki jumlah karyawan sebanyak 476 orang.
2.3.

Fasilitas
5

Balai Yasa Yogyakarta dibangun diatas tanah seluas 128800 m. Bangunan


yang berfungsi untuk kantor dan ruangan kerja ada seluas 43700 m. Daya listrik yang
diambil dari PLN sebesar 1100 KVA. Sebagai daya listrik cadangan ada 3 buah
Genset masing-masing berdaya 500 KVA (AC), 250 KVA (AC), 144 KVA (DC).
Sistem komunkasi di Balai Yasa Yogyakarta dilayani dengan TOKA ( Telepon
Otomatis Kereta Api) yang mempunyai 27 sambungan.Disamping TOKA Balai Yasa
Yogyakarta juga mempunyai 2 sambungan telepon yang dilayani PT.Telkom dan
faximile dengan 2 fasilitas yaitu TOKA dan PT.Telkom terdapat juga WI-FI hotspot
untuk jaringan internet, sipeka dan siloka.
Kebutuhan air dibengkel disuplai oleh 2 buah sumur yang dilengkapi 2 pompa listrik
dengan daya masing-masing 40 KVA dengan bak penampung setinggi 12 m dengan
kapasitas 835 m.
Mesin-mesin perkakas yang dimiliki Balai Yasa Yogyakarta sebagian besar sudah tua
usianya, sementara yang baru antara lain mesin bor horizontal, bubut roda.
Balai Yasa Yogyakarta juga memiliki beberapa alat tes antara lain Teststand motor
diesel, load test lokomotif diesel electric back to back untuk traksi motor dan lainlain.Untuk pengujian jalannya lokomotif terdapat test track sepanjang 1000 m.
2.4.

Tugas Pokok Balai Yasa Yogyakarta


Tugas pokok Balai Yasa Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1) Merencanakan dan melaksanakan program pemeliharaan serta perbaikan lokomotif,
baik pemeliharaan akhir (PA), Semi pemeliharaan akhir(SPA), perbaikan/rehabilitasi
(PB/RH), maupun modifikasi (MOD).
2) Menjamin kualitas hasil pemeliharaan dan perbaikan lokomotif.
3) Melayani perbaikan keusakan lokomotif dari Dipo dan mempertahankan lokomotif
yang siap berjalan.
4) Pemeliharaan fasilitas.
5) Merencanakan,melaksanakan dan mengevaluasi serta melaporkan realisasi anggaran
pemeliharaan dan perbaikan.
6) Melaksanakan hasil reakayasa teknik lokomotif.
7) Pendayagunaan SDM dan umum.

2.5.

Lokomotif Yang Ada Di Jawa

Ada dua tipe lokomotif di jawa yaitu Diesel Elektrik (DE) dan Diesel Hydrolic
(DH). Sedangkan berdasarkan jumlah roda penggerak dibedakan menjadi lokomotif
CC dan BB. Berikut daftar jumlah dan tipe lokomotif dapat dilihat pada table 2.1 :
Diesel

HP

Year

in Quan KET

Diesel

HP

Year in Quantity

KET

Electric
BB 200

1000

service
-

tity
26

Afkir

hydraulic
BB 301

1500

service
64-70

45

Afkir

BB 201

1400

10

Afkir

BB 303

900

73-76

21

Afkir

BB 203

1850

78

Afkir

BB 304

1500

76-84

25

Afkir

CC 200

1500

56

Afkir

BB 306

850

84-85

Afkir

CC 201

1850

76-80

103

CC 203

2100

93-2001

37

CC204

3000

2003-

11

Lok

52

langsir

301
BB

17

2007

Lok
langsir

TOT

151

AL
C

300
D

300

300

KRD

100

Tabel 2.1. Daftar jumlah dan tipe lokomotif dan KRD yang ada di Jawa
2.6.

Kerja Sama
Balai Yasa Yogyakarta juga bekerja sama dengan badan/perusahaan lain.
Berikut ini adalah beberapa kerja sama dan beberapa penghargaan antara Balai Yasa
Yogyakarta dengan badan/perusahaan lain yaitu dapat dilihat pada tabel 2.2 :
Tahun
1986
1995
1995-2001

Kerja sama dan penghargaan


JICA = Modifikasi KRD dari SINKO ke CUMMIN
SUMITOMO PT. INKA = Rehabilitasi 64 KRD
PT. GE Lokindo = membuat lokomotif CC 203

2003

Sebanysk 30 Lokomotof
PT. GE Lokindo Modifikasi CC 201 ke CC 204
sebanyak 7 Lokomotif. Dan perubahan teknologi
DC/DC ke AC/DC
7

2005

Penghargaan kecelakaan NIHIL dari Menteri

2005

Tenaga Kerja RI
Penghargaan kecelakaan NIHIL dari Gubernur DIY

Tabel 2.2 : Penghargaan Antara Balai Yasa Yogyakarta Dengan Badan/Perusahaan Lain

2.7.

Visi dan Misi PT. Kereta Api Indonesia


2.7.1. Visi
Menjadi penyedia jasa perkereta apian terbaikyang fokus pada pelayanan dan
memenuhi harapan stakeholders.
2.7.2. Misi
Menyelenggarakan Bisnis Perkereta-apian, dan Bisnis Usaha Penunjangnya,
Melalui Praktek Bisnis dan Model Organisasi yang Terbaik, untuk
Memberikan Nilai Tambah yang tinggi bagi Stakeholders dan Kelestarian
Lingkungan Berdasarkan 4 (Empat ) Pilar Utama:

1)
2)
3)
4)
2.8.

Keselamatan
Ketepatan Waktu
Pelayanan dan
Kenyamanan

Struktur Organisasi UPT. Balai Yasa Yogyakarta

Balai Yasa

ADMINISTRA
TION
PLANNING
Administrasi
UNIT

PRODU
CTION
EVALUA
PLANNI
TION&
NG
CONTIN
FACILIT
DEPT
UITY
Y OF
EMPLO
DEPT.
YMENT
DEPT.

Executive
Vice
Yogyakarta
President (EVP)

LOGISTI
C
PRODUCTI
Logistik
ON UNIT
ON
FRA
UND
ME
ER
DIES
DEP
FRA
EL
T.
ELEC
ME
ENGI
TRIC
DEP
AUXI
NE
AL
T.
LIAR
DEP
MET
TRA
Y
T.
AL
CTIO
DEP
DEP
N
T.
T
DEP
T.

R
N
K
K
F
K

PROCUR
EMENT
QUALITY
PBJ
INSUR.

R
A
R

B
D
IT

L
A
I
L
G

UNIT
UNIT
EXC
COM
HAN
PON
GE
FINA
ENT
DEPT
L
DEPT
.
TEST
DEPT
.

P
T
K
O
F
M
T

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi UPT. Balai Yasa Yogyakarta

2.9.

Slogan Dan Budaya Perusahaan


2.9.1

Slogan

Anda adalah prioritas kami


Makna :
Anda adalah pelanggan yang terdiri dari pelanggan internal di dalam
lingkungan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dan pelanggan eksternal
di luar lingkungan PT. Kereta Api Indonesia (Persero).
Pelanggan harus menjadi prioritas dalam pencapaian pelayanan.

Untuk mencapai pelayanan diperlukan kerjasama antar individu dan


bagian.
2.9.2

Budaya Perusahaan

Gambar 2.2 : Nilai utama budaya perusahaan


Integritas : Kami insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) bertindak
konsisten sesuai dengan nilai nilai, kebijakan organisasi dan kode etik
perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri
dengan kebijakan dan etika tersebut dan bertindak secara konsistenwalaupun
sulit untuk melakukannya.
Profesional : Kami insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki
kemampuan dan penguasaan dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan
pekerjaan, mampu menguasai untuk mengguanakan, mengembangkan serta
membagikan pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain.
Keselamatan : Kami insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki sikap
tanpa kompromi dan konsisten dalam menjalankan atau menciptakan sistem
atau proses kerja yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap
terjadinya kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari kemungkinan
terjadinya kerugian.
Inovasi : Kami insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) selalu
menumbuhkembangkan gagasan baru, melakukan tindakan perbaikan yang
berkelanjutan, dan menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi sehingga
memberikan nilai tambah bagi stakeholder
Pelayanan Prima : Kami insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) akan
memberikan pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan standar mutu yang
10

memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan


memenuhi 6A unsur pokok Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Apparance
(Penampilan), Attention (Perhatian), Action (Tindakan), Accountability
(Tanggung jawab).
2.10. Denah UPT. Balai Yasa Yogyakarta

Gambar 2.3 : Denah UPT. Balai Yasa Yogyakarta

2.11.

Logo Kereta Api

Gambar 2.4 : Lambang Kereta Api

11

Arti Lambang
3 GARIS MELENGKUNG
Melambangkan gerakan yang dinamis PT. KAI dalam mencapai Visi dan
Misinya.
2 GARIS WARNA ORANGE
Melambangkan proses pelayanan prima (kepuasan pelanggan) yang ditujukan
kepada pelanggan internal dan eksternal.
ANAK PANAH BERWARNA PUTIH
Melambangkan nilai integritas yang harus dimiliki insan PT.KAI dalam
mewujudkan pelayanan prima.
1 GARIS MELENGKUNG BEWARNA BIRU
Melambangkan semangat inovasi yang harus dilakukan dalam memberikan
nilai tambah ke stakeholders. (inovasi dilakukan dengan semangat sinergi di
semua bidang dan dimulai darihal yang paling keci lsehingga dapat melesat).
2.12. Sasaran Mutu Balai Yasa Yogyakarta
Sasaran
1. Menurunkan gangguan lokomotif DE di lintas
2. Realisasi program diklat internal dan peningkatan
3.
4.
5.
6.
7.

kompetensi SDM setiap bagian


Mengendalikan anggaran sehingga mendapatkan efisiensi
Mengendalikan hari Balai Yasa sebesar 32 hari
Melaksanakan kalibrasi alat ukur
Menjamin ketersediaan mesin
Memenuhi target produksi sebanyak 100% dengan hari Balai

Yasa 32 hari
8. Memenuhi target negoisasi
9. Mengendalikan waktu proses pelelangan
10. Mengendalikan kedatangan suku cadang tepat waktu
11. Mengendalikan nilai persediaan dari saldo awal tahun berjalan

Target
5%
90 %
5%
100 %
20 %
80 %
100 %
2%
100 %
95 %
95 %

2.13. Proses Produksi


2.13.1. Suku Cadang
Suku cadang yang ada di Balai Yasa Yogyakarta ini harus memesan
dari lokomotif itu dibuat. Semua lokomotif yang harus dilakukan perbaikan
12

maupun hanya perawatan dilakukan diunit ini. Setiap unit lokomotif


mempunyai unit tersendiri.
2.13.2. Pengadaan Suku Cadang
Suku cadang lokomotif-lokomotif yang ada diseluruh Indonesia
terutama di pulai Jawa ini, banyak didatangkan dari Negara asal lokomotiflokomotif itu dibuat, biasanya dari Jerman, USA, Jepang, dll.
2.13.3. Proses Produksi
Semua lokomotif yang beroperasi di Jawa mempunyai buku riwayat
perawatan yang disimpan dikantor rencana Balai Yasa Yogyakarta. Buku ini
berisi daftar dari sejak pertama sampai perawatan terakhir di Balai Yasa
Yogyakarta. Jadi dengan berdasr buku riwayat tersebut dapat diperkirakan
waktu perawatan selanjutnya.
Selain berdasarkan buku riwayat, untuk membuat program perawatan
lokomotif juga tergantung jenisnya, umur dan operasi lokomotif tersebut.
Maka koordinasiantara Balai Yasa Yogyakarta, kantor pusat (Devisi Sarana)
dan lintas sangat berperan sekali. Karena yang mengetahui operasi dari
lokomotif-lokomotif tersebut adalah Dipo-dipo setempat. Jadi yang
mengetahui umur operasi adalah Dipo setempat.
Dengan berdasarkan waktu perawatan terakhir yang dijalani setiap
lokomotif, maka Balai Yasa Yogyakarta dalam hal ini Golongan Rencana
menyusun program perawatan lokomotif untuk satu tahun dengan perincian
nomor lokomotif yang dirawat untuk setiap bulan dalam satu tahun. Dari
susunan program tersebut dapat dilihat rencana produksi lokomotif untuk
setiap bulannya. Untuk lokomotif yang diprogramkan tahun sebelumnya tetapi
dalam realisasinya tidak ada, maka dapat dimasukkan dalam program tahun
berikutnya.
Untuk mendapatkan hasil program yang lebih akurat maka pada saat
raker tahunan program tersebut disajikan ke forum untuk dipelajari dan
dievaluasi terutama oleh pihak lintas. Karena pihak lintas yang lebih
mengetahui operasi dan kondisi dari lokomotif yang berada di Lintas.
Berdasarkan itu pula pihak lintas mengevaluasi program yang diajukan oleh
Balai Yasa Yogyakarta yang kemudian di jadikan pedoman sebagai rencana
produksi lokomotif.
Hasil raker inilah yang menjadi pedoman produksi di Balai Yasa
Yogyakarta untuk menyusun program dan realisasi produk bulanan lokomotif
di Balai Yasa Yogyakarta. Program ini yaitu menyusun rencana produksi
13

lokomotif yang telah masuk di Balai Yasa Yogyakarta baik PA maupun SPA
yang merangkap pekerjaan-pekerjaan di tiap-tiap golongan.
Secara

skematis

proses

program

produksi

lokomotif

dapat

digambarkan sebagai berikut :

Waktu/km tempuh
lokomotif
Balai Yasa
Lintas/Daop

Pra Raker

Raker/RKAD

Balai Yasa

Kontrak Kerja

Lintas/Daop

Program Produksi
Tahunan

Gambar 2.5 : Proses Penyusunan Produksi Lokomotif

Dengan adanya rapat produksi maka dapat diketahui kemajuan


pekerjaan untuk setiap lokomotif yang telah diprogramkan, kemudian kalau
ada penyimpangan program dapat dilakukan dari tiap-tiap golongan untuk
penyusunan program selanjutnya dan memasukkan lokomotif yang baru

14

tersebut. Setiap minggunya program perawatan bulanan ini selalu dipantau dan
direvisi.
Check Sheet

Perakitan

Start & Load Test

GOL. RA

GOL. LM, FT

GOL. KOMPONEN
Lok Masuk BYYK
GOL. KK

Motor diesel besar , Sedang, dan kecil.


Check & Repair
Diesel Test

OK

GOL. Terkait
GOL. DI

Pemeriksaan visual
Radiator, Cooler, Compress, Blower & Air Brake Equipment
Test Jalan Depan BY

GOL. FT,KK,PT

GOL. FT
GOL. AI

Program Pekerjaan

TM, MG, Aux Gen, Start Motor, Fuel Pump, Relay, Alat Pengaman

GOL. RN

Check & Repair


GOL. Terkait

GOL. TL & Instrument


Cuci & Pembongkaran

OK

Konstruksi Lok, Pengelasan, Bubutan & Pengecoran

GOL. RA

Test Jalan Lintas


GOL. LG

GOL. FT

Frame, Body

GOL. RA
Bogie, Roda

Check & Repair

GOL. RB

GOL. Terkait

OK

Lok Keluar
GOL. KK, FT, KDT

Gambar 2.6 : Diagram Perawatan Lokomotif

Dari hasil itulah maka dapat kita lihat proses perawatan lokomotif.
Dengan melihat gambar 2.6 kita akan melihat bagaimana lokomotif itu masuk
ke Balai Yasa Yogyakarta untuk diperbaiki. Dan lokomotif itu sampai keluar
dari pabrik Balai Yasa Yogyakarta untuk beroperasi lagi.
15

2.13.4. Penyusunan Program Tambahan


Untuk memperkirakan kebutuhan bahan sebagai penunjang produksi
Lokomotif Balai Yasa Yogyakarta yang menjadi pedoman penyusunan adalah
program tahunan tersebut serta evaluasi tahun lalu. Program ini mencakup
pengadaan bahan untuk suku cadang yang bersifat impor maupun suku cadang
yang dibuat Balai Yasa Yogyakarta.
Untuk suku cadang yang bersifat impor maka Balai Yasa Yogyakarta
menyusun kebutuhan suku cadang yang dibutuhkan kemudian kantor pusat
yang akan melaksanakan pembeliannya. Sedangkan suku cadang yang dapat
dibuat Balai Yasa Yogyakarta yang melaksanakan pengadaannya adalah Balai
Yasa Yogyakarta sendiri dengan aturan yang telah ada.
Untuk menunjang aktifitas dari perawatan lokomotif, maka perlu
diadakan program perencanaan perbaikan dan perawatan. Sehingga dapat
mengetahui kapan lokomotif tersebut harus dirawat atau diperbaiki. Berikut ini
jenis perawatan lokomotih, sebagai berikut :
a) Perawatan akhir (PA)
Perawatan akhir adalah perawatan yang dilakukan pada semua komponen
lokomotif tanpa terkecuali, dilakukan untuk lokomotif yang sudah
menempuh jarak 650.000 km atau 4 tahun.
b) Semi Perawatan Akhir (SPA)
Semi Perawatan Akhir adalah perawatan yang dilakukan pada tingkat 80
% komponen lokomotif. Jadi hampir semua komponen lokomotif
diperbaiki, dilakukan untuk lokomotif ysng sudah menempuh jarak
325.000 km atau 2 tahun.
c) Perbaikan (PB)
Perbaikan adalah perawatan yang dilakukan hanya sebatas pada
komponen perbaikan Lokomotif apa saja yang rusak dan perlu diperbaiki.
d) Modifikasi (MOD)
Pada Modifikasi ini dilakukan Modifikasi Lokomotif, biasanya jenis
lokomotif BB 203 menjadi CC 201.
e) Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah perawatan yang biasa dilakukan pada Lokomotif rusak
karena adanya kecelakaan sehingga harus melakukan perbaikan seluruh
Body sampai komponen.

16

Kegiatan produksi yang dilakukan di UPT. Balai Yasa Yogyakarta ini


secara umum meliputi perawatan :
1) Lokomotif
2) KRD (Kereta Rel Diesel)
3) BP (Bagasi Penerangan)
Di UPT. Balai Yasa Yogyakarta ini merupakan satu-satunya Balai Yasa
yang merawat lokomotif dan KRD. Untuk melakukan aktifitas perawatan
diperlakukan jadwal pemeriksaan berkala pada semua unit lokomotif (DE dan
DH). Dengan mengetahui aktifitas perawatan yang ada UPT. Balai Yasa
Yogyakarta melakukan pembagian setiap proses pengerjaannya yang
dikerjakan beberapa orang yang tergabung dalam satu unit kerja. Proses
pengerjaan dan perawatan sebagi berikut :
a) Lokomotif masuk Balai Yasa Yogyakarta
Pada tahap ini lokomotif yang masuk terlebih dahulu datangani oleh
golongan KK (Kelangsungan Kerja).
b) Pemeriksaan Visual
Pemeriksaan Visual dilakukan pada lokomotif yang rusak, agar dapat
mengidentifikasi kerusakan-kerusakan yang ada di lokomotif tersebut.
Pemeriksaan ini dilakukan oleh Golongan QC (Quality Control).
Golongan KK (Kelangsungan Kerja) dan DKT.
c) Program Pengerjaan
Tahap ini lebih ke tahap perencanaan pengerjaan pemeliharaan atas
kerusakan-kerusakan yang terjdi pada lokomotif yang rusak. Sehingga
penanganan kerusakan yang terjadi dapat terorganisir dengan baik. Tahap
ini ditangani oleh Golongan RN (Rencana).
d) Pengerjaan Pemeliharaan Lokomotif
Setelah tahap perencanaan tersusun dengan baik, maka lokomotif tersebut
ditangani oleh unit produksi.
Pertama-tama lokomotif dicuci setelah itu dilakukan pembongkaran
komponen-komponen lokomotif untuk diserahkan kepada golongan-golongan
yang bertanggungjawab. Tugas ini ditangani oleh Golongan LM (Lokomotif).
Adapun golongan-golongan yang bertanggungjawab :
1. Golongan DI (Diesel)

17

Golongan ini menangani kerusakan-kerusakan seputar motor diesel besar,


sedang dan kecil. Pada golongan ini juga terdapat alat pengetesan diesel.
2. Golongan AI (Auxiliary)
Golongan ini menangani kerusakan-kerusakan seputar radiator, cooler,
compressor, blower dan air brake equipment.
3. Golongan TL (Traksi Listrik) dan Instrument
Golongan ini menangani kerusakan-kerusakan seputar TM (Traksi Motor),
MG (Main Generator), aux generator, start motor, fuel pump, aux. relay,
alat pengaman.
4. Golongan LG ( Logam )
Golongan ini menangani kerusakan kerusakan seputar kerusakan
lokomotif, pengelasan, bubutan dan pandean.
5. Golongan LM ( Lokomotif )
Selain mencuci lokomotif dan pembongkaran, bagian ini juga menangani
pemeliharaan boogie, roda, frame dll.
e) Setelah semua kerusakan kerusakan dapat diperbaiki, maka setiap
komponen yang ada di golongan masing masing

dirakit

kembali

pada okomotif digolongan LMD.


f) Setelah selesai dirakit kembali, maka lokomotif tersebut siap dilakukan
start dan load test yang ditangai oleh golongan LM dan golongan QC
( Quality Control ), setelah lolos lokomotif tersebut dilakukan test jalan
didepan BYYK dan jalan lintas yang semuanya ditangi oleh golongan QC.
Setelah tahap-tahap diatas selesai dilakukan dan lulus test pada tahap
pengendalian khualitas, maka lokomotif tersebut dapat keluar dari BYYK dan
kembali ke dipo masing-masing. Tahap ini ditandatangani oleh golongan KK,
QC dan KDT YK.

18

BAB III
LANDASAN TEORI

3.1.

Tentang Motor Diesel


Motor Diesel merupakan komponen utama pada lokomotif karena motor ini
merupakan sumber tenaga utama lokomotif. Motor diesel yang dipergunakan ada dua
jenis yaitu motor diesel 4 langkah dan motor diesel 2 langkah. Hampir semua
lokomotif buatan eropa menggunakan motor diesel 4 langkah. Pada mulanya kita
memiliki lokomotif yang memakai motor diesel maybach, Mercedes, MTU dan
Krupp. Lokomotif buatan General Elektrik seperti lokomotif CC 201, CC 203, CC
204 mempergunakan motor diesel 4 langkah, sedangkan motor diesel 2 langkah
dipergunakan oleh lokomotif buatan General Motor, misalnya lokomotif BB 200, BB
19

201 dan CC 202. Motor diesel buatan GM tidak menggunakan turbo super charger
bagi input udaranya tetapi menggunakan air blower.

Gambar 3.1 : Motor Diesel Lokomotif


Motor Diesel merupakan motor yang menggunakan penyalaan kompresi
(compression ignition engine) pada proses pembakarannya berbeda dengan motor
berbahan bakar bensin yang umumnya menggunakan loncatan bunga api listrik (spark
ignition engine) dari busi. Dengan demikian motor diesel tidak membutuhkan busi.
Penyalaan kompresi pada motor diesel ini dilakukan oleh panas yang dihasilkan oleh
udara yang ditekan oleh piston. Penekanan oleh piston ini tergantung dari rasio
kompresi dari motor diesel. Untuk rasio 16:1 udara akan memiliki tekanan 35 bar
dimana pada tekanan tersebut udara memiliki temperature hingga 450 oC sehingga
bahan bakar yang masuk akan terbakar karena kondisi lingkungan yang mencapai
pada temperatur bakarnya.
Motor diesel yang digunakan umum saat ini memiliki rasio kompresi yang
lebih tinggi yaitu sekitar 25:1 sehingga temperatur yang dapat dicapai oleh udara
bertekanan pun semakin tinggi. Keunggulan motor diesel dibandingkan dengan motor
bensin antara lain karena motor diesel memiliki kapasitas thermal yang tinggi dari
bahan bakar yang lebih banyak digunakan walaupun boros bahan bakar, tetapi bahan
bakar diesel sedikit dari bensin. Dengan kapasitas thermal yang tinggi tersebut, motor
diesel mampu menghasilkan daya yang besar sehingga cocok digunakan untuk beban20

beban berat seperti truk, traktor, bus, dan kereta api. Meskipun, demkian pada putaran
yang tinggi motor diesel sangat berisik sehingga tidak cocok jika digunakan untuk
mobil sehari-hari.
Motor diesel yang dipakai adalah motor type 7FDL8 buatan DE, sebuah motor
4 langkah dengan output power 1.950-2.150 dimana output nettonya adalah1.8002.000 HP. Motor ini menggunakan turbo super charger untuk air intakenya, sehingga
secara total motor ini lebih effisien.
Langkah kerja mesin diesel :
1. Langkah Hisap
Pada langkah ini, udara dimasukkan kedalam silinder. Piston membentuk kevakuman
didalam silinder seperti pada mesin bensin. Piston bergerak ke bawah dari titik mati
atas ke titik mati bawah. Terjadinya vakum ini menyebabkan katup hisap terbuka dan
memungkinkan udara segar masuk ke dalam silinder. Katup buang tertutup selama
langkah hisap.
2. Langkah Kompresi
Pada langkah kompresi, piston bergerak dari titik mati bawah menuju titik mati atas.
Pada saat ini kedua katup tertutup. Udara yang dihisap selama langkah hisap ditekan
sampai tekanannya naik sekitar 30 kg/cm 2 (427 psi = 2,942 kpa) dengan temperatur
sekitar 500-800OC (932-1427OF).
3. Langkah Pembakaran
Udara yang terdapat didalam silinder didorong ke ruang bakar pendahuluan
(precombustion chamber) yang tedapat pada bagian atas masing-masing ruang bakar.
Pada saat langkah ini bahan bakar disemprotkan ke dalam udara yang bertemperatur
dan bertekanan tinggi dan terbakar oleh panas dan udara yang ditekan.
4. Langakah Buang
Piston menuju titik mati bawah (BDC), katup buang terbuka dan gas pembakaran
dikeluarkan melalui katup buang pada saat piston bergerak ke atas lagi. Gas akan
terbuang habis pada saat piston mencapai titik mati atas (TDC), dan setelah itu proses
di mulai lagi dengan langkah hisap. Selama mesin menyelesaikan empat langkah
(hisap, kompresi, pembakaran dan buang), poros engkol berputar dua kali dan
menghasilkan satu tenaga. Ini disebut dengan siklus Diesel.
3.2.

Fungsi Motor Diesel

21

Pada lokomotif sendiri motor diesel berfungsi sebagai mekanik untuk


keperluan penggerakan lokomotif. Sebelum dipakai untuk menggerakkan roda, tenaga
mekanik tadi dikonverkan menjadi jenis tenaga lain yang lebih mudah disalurkan.
Energi dari motor diesel ini harus disalurkan ke roda lokomotif melalui sebuah system
transmisi. Secara umum energi sebuah motor penggerak kendaraan dapat disalurkan
atau ditransmisikan ke roda kendaraan melalui tiga jenis sistem transmisi yaitu sistem
transmisi mekanik, hidrolok dan elekrik.
1. Sistem transmisi mekanik
Adalah sistem untuk mentransmisikan energi motor penggerak ke roda kendaraan
melalui sebuah transmisi mekanik yang biasanya berupa sebuah kopling gesek.
Sistem transmisi mekanik disebut sebagai sistem transmisi langsung (direct
transmission) karena energi mekanik dan motor mekanik ditransmisikan ke roda
penggerak kendaraan secara langsung dalam bentuk energi mekanik tanpa merubah
bentuk energi mekanik tersebut. Sistem ini banyak dipergunakan pada sistem
transmisi pada mobil dan sepeda motor dimana energi motor penggeraknya berada
dalam sekala kecil.
2. Sistem transmisi hidrolik
Adalah sistem yang mentransmisikan energi mekanik motor penggerak kendaraan
dengan terlebih dahulu merubah energi mekanik tersebut menjadi energi hidrolik oleh
sebuah pompa hidrolik. Energi hidrolik dari pompa diubah kembali menjadi energi
mekanik oleh sebuah pompa hidrolik. Energi hidrolik dari pompa diubah kembali
menjadi energi mekanik oleh sebuah turbin hidrolik, baru kemudian diberikan ke roda
kendaraan.
3. Sistem transmisi elektrik
Adalah sistem yang menstransmisikan energi mekanik motor penggerak kendaraan ke
roda kendaraan dengan terlebih dahulu merubah energi mekanik tersebut menjadi
energi elektrik oleh sebuah generator. Energi elektrik dari generator diubah kembali
menjadi energi mekanik oleh sebuah motor listrik, baru kemudian diberikan ke roda
kendaraan.
Karena energi output motor diesel lokomotif cukup besar, sistem transmisi
mekanik tidak mungkin dipakai. Kalau dipaksa maka transmisi mekanik yang berupa
kopliing gesek akan cepat panas dan terbakar. Maka dalam praktek, lokomotif diesel
menggunakan sistem transmisi hidrolik dan sistem transmisi elektrik. Berdasarkan

22

jenis sistem transmisi inilah lokomotif dibedakan menjadi dua jenis yaitu lokomotif
diesel hidrolik (Lok DH) dan lokomotif diesel elektrik (Lok DE).
PT. Kereta Api Indonesia memiliki kedua jenis lokomotif tersebut. Lokomotif
DH semuanya berasal dari Eropa khususnya Jerman. Misalnya lokomotif seri BB 300an yaitu lok BB 300, BB 301, BB 302 sampai dengan lok BB 306. Lokomotif BB 305
merupakan sebuah pengecualian artinya bukan buatan Jerman tetapi buatan Perancis
dan Austria. Sedangkan lokomotif DE di PT. KAI hampir semuanya berasal dari
Amerika baik Amerika serikat maupun Kanada. Pabrik pembuatnya adalah General
Motor dan General Elektrik. Lok BB 204 merupakan sebuah pengecualian artinya
sebuah jenis lok DE bukan buatan Amerika. Lok BB 204 adalah jenis lok DE buatan
Swiss.
Pada lokomotif diesel hidrolik, tenaga mekanik itu diubah menjadi tenaga
hidrolik bertekanan oleh kerja pompa hidrolik yang menghisap minyak hidrolik dari
reservoir. Minyak bertekanan ini disalurkan ke turbin hidrolik dan oleh turbin tenaga
hidrolik ini diubah menjadi tenaga mekanik kembali untuk memutar roda.
Pada lokomotif diesel elektrik tenaga mekanik motor diesel diubah menjadi
tenaga elektrik oleh kerja main generator. Tenaga elektrik ini disalurkan ke traksi
motor yaitu sebuah motor listrik dan oleh traksi motor, tenaga elektrik ini diubah
menjadi tenaga mekanik kembali untuk menggerakkan roda lokomotif.
3.3.

Bagian-Bagian Motor Diesel


A. Main Frame
Main frame motor diesel terbuat dari logam khusus yang dicor menjadi satu kesatuan
diperkuat dengan rusuk-rusuk dan tatahan-tatahan. Kekuatan dan kekakuan
selanjutnya akan bertambah oleh pengerasan Main Bearing Cup yang terpasang
horizontal dan juga vertical. Empat bidang rata yang teretak pada bagian bawah untuk
mengikat Main Frame ke badan lokomotif.

23

Main Frame
Tutup lubang pemeriksa Crank Case dari bahan sangat ringan dilengkapi sistem
pembuka cepat dengan satu handel.
B. Crankshaft
Crankshaft terbuat dari baja tempa berkualitas tinggi yang dikerahkan agar tahan
dalam waktu pemakaian yang lama. Permukaan porosnya (journal) dibuat dengan
presisi tinggi dan bagian permukaan yang bersinggungan dengan bearing dapat
diterobos oleh minyak pelumas. Bagian Split Drive Gear dapat dilepaskan, terletak
pada ujung poros sisi Generator End langsung memutar Camshaft melalui tambahan
roda gigi bantu untuk mengontrol Governor dan Overspeed Governor.
C. Bearing
Bearing dapat dilepaskan, memiliki presisi tinggi digunakan sebagai Main Bearing
dan Connecting Rod Bearing. Badan bearing terbuat dari baja yang dibuat dengan
material khusus.
Bearing untuk Connecting Rod dibuat dengan bahan berkualitas tinggi dipakai pada
mesin baru agar mampu dibebani berat dan tahan untuk pemakaian lama. Thrust
Bearing pada Crankshaft terletak pada main Main Bearing nomor 4, 6, dan 8 untuk
meisin Diesel 8, 12 dan 16. Cylinder Camshaft dapat diputar dengan Split Sleeve
Alumunium Bearing yang dapat dilepas.
24

D. Balance Shaft
Dipasang hanya pada mesin diesel 8 m dilengkapi dengan dua buah poros eccentric,
terbuat dari baja tuang digunakan untuk mengimbangi getaran sekunder dari mesin
diesel.
E. Camshaft
Camshaft dapat dipisah-pisah satu dengan yang lain dibuat dari baja alloy untuk
menggerakkan Valve (katup) dan Fuel Pump. Camshaft terpasang pada body mesin
ditiap sisi dan diputar oleh Crankshaft melalui gigi penggerak dengan kecepatan
setengah dari putaran Crankshaft. Bagian dari camshaft dibuat tersendiri dengan
ketelitian tinggi dan disambung dengan bagian Camshaft lainnya dengan baut-baut
pengikat dan mur sesuai dengan tanda yang ada.
F. Connecting Rod Assembly
Connecting Rod Assembly terdiri dari Master Connecting Rod dan Articulated Rod,
keduanya disingkat dengan Master Rod dan Art Rod.
Keduanya dibuat dari baja tuang. Art Rod diikat dengan baut pengikat ke pin pada
Master Rod. Master Rod dipasang pada Cankshaft diikat dengan Bearing Cup. Desain
ini dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh permukaan bearing bersinggungan
dengan bidang Crankshaft.
G. Piston
Mesin diesel produksi yang terakhir menggunakan piston yang terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama yaitu Steel Crown terletak dibagian yang berhubungan langsung
dengan ruang untuk pembakaran dan bagian kedua dibagian bawah untuk mengalirkan
minyak pelumas untuk pendinginan yang terikat ke Alumunium Alloy Skirt.
Piston menggunakan tiga ring, dua ring untuk kompresi dan satu ring untuk
pengontrol minyak. Ring piston dapat diperiksa atau diganti baru dengan
mengeluarkan Cylinder tanpa melepas piston.
Piston dilumasi dan didinginkan dengan minyak yang ditekan melalui lubang yang
terdapat pada Connecting Rod ke piston pin dan menuju rongga yang terdapat
dibawah Piston Crown.
25

H. Cylinder Assembly
Cylinder Jacket terbuat dari besi tuang khusus dengan konstruksi Cylinder Head yang
dapat dilepas dan terpasang rapat dengan Cylinder Jacket pada bagian atas Cylinder
Liner. Dudukan katup masuk dan katup buang yang terbuat dari baja campuran adalah
bagian dari Cylinder Head secara keseluruhan.
Ada dua jenis katup yaitu dua buah katup (valve) masuk dan dua buah katup buang
yang mengarah pada sumbu mesin V. Komponen-komponen Fuel Injector Pump,
Injection Nozzle, Rocker Arm, dan Valve terletak dibagian atas cylinder assembly
dipasang pada frame mesin diesel diikat dengan baut yang berada pada empat buah
tumpuan yang terdapat pada empat buah sudut dibagian bawah cylinder jacket.
I. Cylinder liner
Cylinder liner dapat dilepas, didinginan dengan air, dibuat dari baja tuang. Liner pada
mesin diesel model lama yang dilapisi dengan chrome pada bagian dalamnya dan
menggunankan ring besi. Mesin diesel produk terahir enggunakan liner pengelasan
dengan direndam cairan khusus pada bagian menggunakan ring yang dilapisi chrom.
Dua jenis liner tersebut

dapat ditukarkan satu dengan yang lainya

dan harus

menggunakan ring sesuai dengan jenisnya. Bagian atas dari liner dipasangkan
cylinder head

yang memiliki dua buah Concentric Gasket. Bagian bawah liner

terpasang rapat dengan cylinder menggunakan tiga buah O- ring. Pemasangan liner
pada cylinder harus tertutup rapat dan dikencangkan oleh baut oleh clamp.
J. Fuel Injection Pump
Fuel pump yang dipakai adalah model impulse atau Jerk terpasang pada bagian atas
tiap-tiap cylinder dan dikerjakan oleh tekanan Push Rod dan camshaft. Pengatur
tappet terletak dibawah Pump pushrod dengan pengaturan waktu pemompaan yang
akurat. Fuel Injection Pump akan menaikkan tekanan bahan bakar yang menuju ke
bagian Injection dengan jumlah yang tepat dan menyalurkan bahan bakar dalam
waktu yang tepat ke Cylinder melalui Fuel Nozzel.
K. Fuel Nozzle

26

Injection Nozzle dipasang ditengah-tengah masing-masing cylinder, dihubungkan


pipa saluran pendek ke fuel injection pump. Bahan bakar ditekan ke lubang kecil pada
nozzle tip, untuk dikabutkan menjadi bagian yang halus dan merata agar diperoleh
pembakaran yang sempurna. Injection nozzle terdiri dari komponen yang bagian
dalamnya mudah dilepas untuk penggantian komponen apabila diperlukan.
L. Governor
Mesin diesel dilengkapi dengan Governor yang bekerja dengan prinsip Electro
Hidrolic, Speed Regulating yang dilengkapi dengan Load Controlling Rheostat yang
ukuran fisiknya sangat kecil berada didalamnya. Governor mempertahankan putaran
mesin diesel tetap stabil pada beban yang berbeda-beda dengan cara mengatur fuel
rack travel pada Injection Pump dan Eksitasi Generator.
Governor mempunyai pasokan minyak sendiri, dimana pasokan dan tekanan
diperlukan untuk mengatur kerja dari Governor.
M.Turbocharger
Turbocharger tunggal terpasang dibagian atas Free End Cover, diputar oleh gas buang
dan sisa pembakaran mesin diesel turbocharger menghasilkan udara untuk
pembakaran ke silinder, kurang lebih dua kali tekanan atmosfer. Pendinginan dan
sistem pelunasan berasal dari sistem air pendingin dan sistem pelumasan yang
terdapat pada mesin diesel sendiri.
N. Intercooler
Mesin diesel dilengkapi dua buah Intercooler yang beradiator yang terletak pada tiap
sisi mesin diesel. Intercooler terhubung diantara turbocharger dan pada masingmasing saluran udara masuk manifold. Bagian dari sistem air pendingin melewati
tabung intercooler dan udara dari turbocharger melalui core fin (sirip-sirip). Air
menyerap panas udara masuk, sehingga temperature udara yang masuk ke cylinder
lebih besar dari temperature air pendingin.
O. Manifold
Manifold udara masuk terpasang pada sisi luar jajaran silinder. Terdiri dari bagianbagian yang mudah dilepas untuk memudahkan pelurusan dan pemeliharaan mesin.
27

Manifold udara terpasang pada V mesin diesel. Bagian individual flange, berasal
dari pipa utama jenis tunggal atau jenis berganda di pasang pada masing-masing
silinder. Bagian utama dibuat dari stainless steel dengan bentuk menggembung agar
mudah melebar jika terjadi pemuaian panas akibat panas.
P. Water Pump
Sirkulasi air pendingin menggunakan sebuah yang terpasang pada mesin diesel,
terpasang pada sisi Free End Cover di putar oleh didi penggerak yang berasal dari
crankshaft melalui roda gigi penerus. Air pendingin ditekan masuk ke mesin diesel,
turbocharger, lube oil cooler, dan intercooler untuk menyerap panas dari pembakaran
pada mesin diesel. Lokomotif dilengkapi dengan radiator untuk mendinginkan air
pendingin dengan udara yang dihembuskan oleh fan radiator.
Q. Oil Pump
Sirkulasi minyak pelumas manggunakan sebuah pompa pelumas yang terpasang pada
mesin diesel, terpasang pada sisi Free End Cover, Relief pendingin dipasang untuk
mencegah terjadinya tekanan berlebihan dari pompa. Pendingin minyak pelumas (oil
cooler) terpasang di luar untuk menyerap panas dan komponen-komponen lainnya
(system pelumas).

BAB IV
PERAWATAN MOTOR DIESEL

4.1.

Perawatan dan Pemeliharaan Motor Diesel


Agar motor diesel dapat beroperasi dengan baik, tangguh dan awet, maka
diperlukan perawatan secara kontinyu dan teratur. Untuk itu diperlukan langkahlangkah kerja yang baik dan benar dalam melaksanakan perawatannya, hal ini
dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat berakibat fatal bagi
mesin ataupun jiwa manusia sebagai teknisinya.
Proses perawatan dan pemeliharaan Motor Diesel di UPT. Balai Yasa Yogyakarta
secara umum terdiri dari 3 (tiga) tahap utama yang harus dilaksanakan yaitu :
28

1) Pembongkaran dan pengukuran motor diesel.


2) Pemeriksaan komponen-komponen yang sudah dibongkar pada motor diesel.
3) Perakitan dan perawatan motor diesel.
Ketiga tahap ini harus dilaksanakan sepenuhnya dengan baik dan benar oleh
seluruh golongan dan seksi-seksi yang ada di Balai Yasa untuk menjaga kalitas
produksi yang dihasilkan, dalam hal ini adalah pemeliharaan lokomotif itu sendiri.
A. Pembongkaran Motor Diesel
Melakukan pembongkaran motor diesel merupakan langkah perawatan
(maintenance) yang sudah harus dilakukan. Pembongkaran (overhaul) dilakukan
dengan melepas seluruh komponen mesin diesel. Sebelum dilakukan pembongkaran
motor diesel terlebih dahulu dicuci di tempat pencucian dan dibersihkan dari kotorankotoran yang menempel. Komponen-komponen yang sudah terlepas kemudian dicuci
ditempat pencucian khusus komponen-komponen dan juga dibersihkan dari kotoran
yang menempel pada bagian luarnya. Kemudian komponen-komponen tersebut
ditempatkan di Engine Swivelling Stand (meja untuk membongkar dan merakit
kembali seluruh komponen motor diesel). Hal penting yang harus dilakukan terlebih
dahulu :
1) Mengecek status perawatan terlebih dahulu (check sheet).
2) Mengecek nomor seri mesin diesel.
3) Mengecek adanya perbaikan/kerusakan pada saat dioperasikan ataupun didipo.
Setelah ketiga hal diatas selesai dilaksanakan maka selanjutnya dapat langsung
melepas komponen mesin diesel dari lokomotif untuk dilakukan perawatan
selanjutnya di masing-masing golongan.
Langkah-langkah pembongkaran mesin diesel :
1) Melepas pipa header
2) Melepas pipa exhaust
3) Melepas pipa HSD, HP Fuel-in dan fleksibel
4) Melepas klem nozzle dan membuka nozzle
5) Melepas injection pump dan fuel rack
6) Melepas intake manifold dan membuka sel
7) Melepas pipa jumper
8) Melepas stang fuel rack
9) Melepas baut-baut pondasi cylinder assy
10) Melepas stang-stang connecting rod
11) Melepas saluran water pump dan oil pump
12) Menurunkan water pump dan oil pump
13) Melepas fulcan coupling
29

14) Melepas baut-baut intercooler dan turunkan


15) Mengangkat cylinder assy
16) Melepas piston dari conrod sisi R dan L
17) Melepas saluran filter
18) Melepas crosshead
19) Melepas deck seal dan seal plate (belakang)
20) Melepas conrod dengan pistonnya
21) Melepas crown piston dengan skrit pistonnya
22) Melepas pipa pengembalian HSD dan pipa high pressure HSD
23) Melepas rangkaian mekanik stang fuel rack
24) Melepas dudukan stang motor
25) Melepas dudukan filter HSD
26) Melepas decksel samping R dan L (dudukan Governor)
27) Melepas decksel depan
28) Melepas baut samping (sidebolt)
29) Melepas baut dudukan motor diesel
30) Menangkat MD dengan posisi miring, melintang pada dudukan engine
31) Melepas baut oil pump dan turunkan
32) Melepas angkatan MD dan mengubah posisi MD dengan posisi terbalik
33) Melepas mur pengikat bearing cap
34) Mengangkat cap bearing
35) Mengangkat crankshaft dan meletakkan pada tempat pengecekan
36) Mengangkat motor block ke tempat pencucian
37) Mencuci dengan air bertekanan tinggi
38) Mengeringkan blok MD
39) Memindahkan blok MD ke bagian perakitan
Setelah semua langkah pembongkaran selesai dilakukan maka seluruh komponen
yang dibongkar harus dibersihkan/dicuci dengan menggunakan minyak solar sampai
benar-benar bersih. Untuk part-part yang berda didalam motor diesel harus benarbenar bersih dari kerak atau material lainnya yang dapat merusak mesin diesel.
B. Pemeriksaan Dan Pengukuran Komponen Mesin Diesel
Untuk mengetahui apakah komponen dari motor diesel masih layak pakai atau
tidak, maka dilakukan pemeriksaan dan pengukuran bagian-bagiannya. Apabila
komponen tersebut mengalami kerusakan kecil dan masih dapat diperbaiki untuk
selanjutnya dipakai kembali, maka kita tinggal memperbaiki kerusakan tersebut.
Tetapi apabila kerusakan tersebut sudah berat dan tidak dapat diperbaiki kembali atau
masa berlaku komponen itu sudah habis, maka komponen tersebut harus diganti
dengan yang baru. Penggantian klomponen baru harus sama ukuran, jenis dan
merknya atau sesuai dengan buku pedoman perawatan /pemeliharaan dengan mesin
yang bersangkutan. Adapun komponen mesin yang harus diperiksa dan diukur, antara
lain sebagai berikut :
1)
Pemeriksaan silinder
30

a. Apabila setelah diperiksa ternyata besarnya kerusakan sangat parah, maka silinder
harus diganti dengan yang baru.
b. Apabila dinding silinder tidak rata maka harus di Honing. Min toleransi diameter
croom 228,60 mm dan steel 228,55 mm batas aus 228,90 mm. Apabila melebihi
ukuran tersebut maka harus diganti yang baru.
c. Melakukan Honing setelah dilakukan Reboring pada silinder. Susunan dari tiap
hatch (lubang) nya harus menyilang antara 27 o-30o dan apabila diperlukan
d.
e.
2)

melakukan Honing akhir mencapai 27-30 micro inchi.


Memeriksa kerataan permukaan tempat bertumpunya silinder liner.
Memeriksa dudukan (seating) valve.
Pemeriksaan skirt dan crown piston
Pemeriksaan sebelum dibersihkan
a. Memeriksa kerak-kerak karbon yang terjadi pada ujung torak dan lubang
minyak pelumas sepanjang alur cincin torak.
b. Memeriksa kerak-kerak karbon yang terjadi pada permukaan atas dan

bawah crown.
Pemeriksaan sesudah dibersihkan
a. Memeriksa apakah kepala piston terbakar, retak atau terserang korosi.
b. Memeriksa keadaan kontak antara pena kontak dengan bantalan pada
piston.
Pengukuran bagian-bagian piston
a. Mengukur torak bagian luar mak 7,8734 in (199,984 mm) dan min 7,8724
in (199,959 mm) pada arah sejajar pena piston pada arah tegak lurus.
b. Mengukur semua lebar alur cincin piston dan diameter dalam bantalan
pena (bush) piston. Bush piston std. 79,396-79,428 pin piston std. 79,3179,32 limit 79,25.
c. Mengukur diameter luar piston.
3)
Pemeriksaan Ring Piston
Pekerjaan yang dilakukan antara lain :
a. Memeriksa keadaan cincin piston apakah ada kerusakan, bekas tanda
adanya lemacetan atau tanda-tanda kerusakan lainnya.
b. Untuk pekerjaan PA semua piston diganti dengan yang baru.
c. Pada waktu pengantian cincin piston, hal-hal yang harus diperhatikan
adalah cincin piston harus diletakkan pada alurnya masing-masing dengan
sebaik-baiknya dan dipastikan sisi atas cincin menghadap ke atas. Side
clearance kompresi max 0,27 mm (0,0105 in), min 0,18 mm (0,0070 in ),
side clearance oil max 1,14 mm (0,00551 in) minn 0,60 mm (0,0025 in),
end gap kompresi min 1,14 mm (0,045 in), max 5,72 mm (0,225 in), end
4)

gap oil min 0,38 mm (0,15 in) max 5,72 mm (0,225 in).
Pemeriksaan Batang Penggerak (Connecting Rod)
31

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan pada bagian batang penggerak
lainnya, antara lain :
a. Memeriksa bila ada kemungkinan keretakan dan keausan pada bagian
batang penggerak.
b. Mengukur diameter dalam,bantalan ujung batang penggerak pada dua arah
tegak lurus satu sama lain, jika terjadi keausan yang tidak normal maka
batang penggerak harus diganti dengan yang baru. Piston pin & crank pin
0,0047 in / 0,12 mm, kebengkokan limit 0,010.in(0,25 mm).
c. Untuk pangkal batang penggerak hal lain yang perlu diperhatikan yaitu
kerusakan,keausan atau kelainan-kelainan pada permukaan pangkal batang
penggerak dan pada baut pangkal batang penggerak.
d. Memeriksa keausan dudukan pangkal batang penggerak dan kap bantalan
pangkal batang penggerak.
e. Untuk pekerjaan PA, bantalan pangkal batang penggerak harus diganti
5)

dengan yang baru


Pemeriksaan Poros Engkol (Crank Shaft)
a. Memeriksa keadaan permukaan kontak antara poros engkol dengan
bantalan terhadap keausan tidak merata dan hal yang tidak normal.
b. Memeriksa setiap permukaan poros engkol terhadap kemungkinan adanya
korban geram,retak perubahan warna dan korosi.
c. Memeriksa lubang-lubang minyak pelumas terhadap kemungkinan
terjadinya penyumbatan.
d. Mengukur diameter engkol apakah masih bisa dipakai kembali atau tidak.
journal 203,20-203,15 (lim.203,12), crank pin 188,90-188,85

(lim.188,82).
e. Test keretakan poros engkol dengan test magnufluks.
6)
Pemeriksaan Fuel Injection Nozzle (pengabut)
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada bagian pengabut :
a. Mencuci dan membersihkan bagian luar permukaan dengan minyak solar.
b. Test tekanan penyemprotan untuk lok tipe 201/203 adalah kurang lebih
3700-4000 psi dan bentuk pengabut apakah masih baik atau tidak.
c. Apabila terjadi pengabutan dan tekanan yang tidak sesuai dengan
ketentuan, maka pengabut tersebut harus diperbaiki atau diganti.
7)
Pemeriksaan pompa oli
Pekerjaan yang harus dilakukan pada pompa pelumasan ini antara lain :
a. Memeriksa setiap permukaan gigi-giginya terhadap keausan lainnya.
Diameter luar gear min 4,360 in (110,774 mm) maks 4,361 in (110,769
mm)
b. Memeriksa setiap permukaan rumah pompa terhadap kemungkinan
terjadinya korosi, keretakan, keausan dan kerusakan lainnya.
32

c. Memeriksa kontak antara poros dengan bantalannya bila terjadi keausan,


dalam hal ini pada boros dan bantalannya.
d. Mengganti packing (gasket), seal-seal dan cincin penyekatnya.
e. Memperbaiki roda gigi bila terdapat kerusakan dan apabila perlu diganti
dengan yang baru.
f. Memperbaiki atau mengganti poros dan bantalannya bila sudah terjadi
kerusakan atau keausan.
8)
Pengetesan injection pump
Fungsi pengetesan injection pump ini adalah untuk mengetahui apakah injection
pump masih berfungsi dengan baik atau tidak. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah :
a. Test timing injection pump
Untuk menyamakan langkah saat plunyer mulai bekerja.
b. Test banyaknya volume pemompaan
Untuk mengetahui banyaknya volume bahan bakar yang mampu dipompakan
oleh injection pump pada 525 rpm dan 200 rpm, apakah masih memenuhi
standard atau tidak. Sedangkan bagian-bagian dari fuel pump adalah :
Pump Housing
Pump Element
Pump Camshaft
Contro Fuel Rack
Relief Valve
Oil Geed Valve
9)
Pengetesan Keretakan
Tempat untuk test keretakan motor diesel dilakukan dibagian test room. Terdapat
dua macam pengetesan keretakan yaitu :
a. Zyglo Test
Adalah pengetesan untuk memeriksa keretakan yang umum dilakukan pada
benda-benda yang relative kecil, tetapi disana juga melayani pengetesean
untuk benda-benda yang berukuran sedang seperti skirt piston, crown piston,
metal duduk, katup (valve) dan batang penghubung (connecting rod).
Cara pengetesan :
1. Benda yang akan ditest harus dalam keadaan bersih dan bebas mineral.
2. Rendam benda yang akan ditest pada minyak Zyglopentrex penetrant
kurang lebih selama 15-20 menit.
3. Keringkan, lalu cuci dengan minyak Zyglo Emulsifier atau bubuk
4.
5.
6.
7.

deterjen.
Panaskan dalam open dengan suhu kurang lebih 85oC.
Kemudian benda dibubuhi dengan Zyglo Powder disetiap permukaan.
Sinari dengan lampu Blacklight (dalam ruangan tertutup).
Apabila ada keretakan, maka terlihat sinar radium (hujan spot light)

terpancar dari benda yang retak tersebut.


b. Mugnufluks Test
33

Untuk mengetahui keretakan pada bagian motor diesel yang relative besar.
Pemeriksaan dapat dilakukan untuk keretakan membujur dengan arus searah
dan keretakan melintang dengan arus bolak-balik. Apabila ada bagian yang
retak maka terjadilah pengatupan, sehingga bagian yang retak akan terlihat.
C. Langkah Perakitan Dan Penyetelan Motor Diesel
Setelah melalui proses pembongkaran, pemeriksaan serta pengukuran langkah
selanjutnya adalah merakit dan menyetel seluruh komponen dengan urutan sebagai
berikut :
1) Memberihkan permukaan benda kerja dari sisa karat dan sisa-sisa perpak dan
bersihkan juga permukaan main bearing bore menggunakan scrap dan amplas.
2) Mengencangkan baut main bearing cap dan pengikat samping dengan main bearing
wrent, kunci shock, kunci momoen dengan kekencangan baut : 4000-4500 psi,
momen : 250 ftlb.
3) Mengukur diameter dalam main bearing bore, ukuran (222,28-222,25) limit
(keovalan) : 0,051 mm, menggunakan cylinder bore gauge. Sebelum mengunakan
cylinder bore gauge harus dikalibrasi terlebih dahulu.
4) Melepas kembali cap menggunakan main bearing wrent, kunci shock 15/16, kunci
momen.
5) Memasang baring, lalu mengukur dengan ukuran standart (203,20-203,15 mm)
menggunakan main bearing wrent, kunci shock, kunci momen cylinder bore gauge.
6) Memeriksa seal kopling pada crank shaft jika karet seal sudah keras maka gantilah
dengan yang baru menggunakan kunci L, kunci momen dengan ukuran kekencangan
baut 55 ftlb.
7) Menyemprotkan spot check pada crank shaft lalu periksa keretakan menggunakan
spot check, kain (majun). Catatan : Harus sudah mengerti cara menyemprotkan spot
check.
8) Meratakan permukaan crank shaft menggunakan amplas dan solar.
9) Mengukur diameter crank shaft. Ukuran : 188,90-188,95. Limit : 188,82
menggunakan micrometer luar.
10) Memasang pada motor blok, pasang juga cap beserta beraing dan baut pengunci
menggunakan main bearing wrent, kunci shock, kunci moment.
11) Menggulingkan motor blok ke arah samping menggunakan crane.
12) Memasang packing dan carter dengan menggunakan paslin, packing, kunci 13,14
denga momen kekencangan baut : 110-120 ftlb.
13) Membersihkan dari sisa perpak menggunakan sekrap, amplas, majun.
14) Memasang packing dan decksel depan dengan menggunakan paslin, packing, kunci
24 dengan momen kekencangan baut : 110-120 ftlb.
15) Memasang packing, oil pump dan water pump menggunakan paslin, packing, kunci
24, kunci momen dengan momen kekencangan baut : 110-120 ftlb.
34

16) Membersihkan crown piston dan piston menggunakan amplas dan majun. Catatan :
Pastikan kondisinya masih baik dan tidak retak.
17) Merangkai crown piston dan piston dengan menggunakan kunci shock dan momen
kekencangan baut : 58-70 ftlb. Catatan : Diameter piston : 79,396-79,428. Pin piston :
79,31-79,32
18) Memasang piston pada art rod menggunakan kunci shock 24. Momen : 350-375 ftlb.
19) Menyatukan cod rod bearing beserta art rod : 88,786-88,881. Bush pin : 88,88788,938 menggunakan kunci shock, momen dan cylinder bore gauge dengan ukuran
kekencangan baut : 425-450 ftlb, pengukuran dengan cylinder bore gauge dengan
ukuran standart kosong : 200,01-200,04 mm, isi : 189,11-189,00 mm.
20) Membersihkan cylinder assy, lalu memasang rocker arm menggunakan sekrap,
amplas, gerinda/sklep, kunci : 14,19 dan obeng. Catatan : Pastikan baut pada rocker
arm tidak macet.
21) Memasang intake dan selang filter menggunakan kunci 19,24 dengan momen
kekencangan baut : 19=70 ftlb, 24=110-120 ftlb.
22) Memasang rod, bosh pump, nozzle, pengunci nozzle dan pipa Hp fuel-in
menggunakan kunci L, momen dan kunci 19, 22, 32.
23) Memasang piston assembly pada blok mesin menggunakan kunci shock dengan
momen kekencangan baut : 425-450 ftlb.
24) Memasang silinder assy beserta push rod menggunakan baut pelurus, power run
dengan momen kekencangan baut assy : 4000-4500 psi.
25) Menyetel katup dan menyetel timing gauge menggunakan kunci 19, 24, 27, obeng (-)
dengan ukuran celah (in : 20 dn ex : 30) sesuai dengan FO (urutan pembakaran)
sebagai berikut : mulai dari A1-B2-A5-B4-A3-B1-A6-B5-A2-B3-A4-B6 secara
berurutan.
26) Memasang exhaust menggunakan kunci 24.
27) Memasang header kunci 19 dan 24.
28) Memasang decksel belakang menggunakan kunci shock 19, momen kekencangan baut
: 58-70 ftlb.
29) Memasang intercooler dengan kunci 24 dengan momen kekencangan baut : 110-120
ftlb.
30) Memasang pernafasan dengan kunci 19.
31) Memasang tutup crankcase samping.
32) Memasang drive flange kunci shock 24, dengan momen kekencangan baut : 120 ftlb.
33) Setelah semua komponen motor diesel terpasang secara sempurna dengan baik dan
benar, maka unit motor diesel tersebut selanjutnya dibawa ke test stand motor diesel
untuk tahap pengecatan dan test beroperasi.

35

4.2.

Pemeliharaan Mesin Diesel Di Dipo

A. Pemeliharaan Harian
a.
1)
2)
3)

Pemeriksaan Awal
Membersihkan ruang Lokomotif luar maupun dalam.
Memeriksa dan mengencangkan baut-baut yang kendor.
Memeriksa bocoran pada pipa Exhauster dan sistem minyak pelumas, bahan

bakar, air pendingin, dan udara.


4) Memeriksa inventaris Lokomotif (harus siap dan baik).
5) Memeriksa kerusakan yang dilaporkan.
b. Pemeriksaan Mesin Diesel Dalam Keadaan Mesin Hidup
1) Memeriksa minyak pelumas Mesin Diesel dan kemungkinan ter campur air atau
bahan bakar.
2) Memeriksa minyak Governor Mesin Diesel.
3) Mendengarkan apabila ada suara asing pada Notch 1 sampai dengan Notch 8.
4) Memeriksa indikator saringan udara Mesin Diesel (jika merah, dicatat pada buku
riwayat Lokomotif).
c. Pemeriksaan Mesin Diesel Dalam Keadaan Mesin Mati
1) Memeriksa minyak pendingin dan memperhatikan warnanya.
2) Memeriksa minyak Kompresor, jarum menunjukkan di daerah hijau.
3) Memeriksa minyak pelumas peti roda Fan Radiator diantara dua garis.
B. Pemeliharaan 1 (Satu) Bulanan
a. Pemeriksaan Awal
1) Memeriksa minyak pelumas Mesin Diesel.
2) Memeriksa minyak bahan bakar.
3) Memeriksa minyak Governor Mesin Diesel.
4) Memutar Throtle Handle kembali ke Idle, memeriksa dan mencatat ketinggian
minyak pelumas Mesin Diesel antara dua garis dan adanya kemungkinan
campuran air atau bahan bakar.
5) Memeriksa indikator saringan udara Mesin Diesel.
b. Pemeriksaan Mesin Diesel
1) Memutar Poros Engkol dan memeriksa dinding Cylinder, Piston bagian bawah
Art Rod Pin, serta Conrod Camshaft terhadap kemungkinan adanya bram.
2) Memeriksa dan mencatat panjang Sikat Arang Motor Pompa Bahan Bakar
(min.10mm), kemudian membersihkan Komutator dan Strainer bahan bakar.
3) Membersihkan saringan plastik udara masuk.
4) Memeriksa dan mencatat Sleep Ring dan panjang Sikat Arang (min.10mm),
kemudian menyemprot Radiator dengan udara kering.
36

5) Menganalisis kondisi minyak pelumas Mesin Diesel.

C. Pemeliharaan 3 (Tiga) Bulanan


a.

Pemeriksaan Awal
1)
2)
3)
4)

Memeriksaminyak pelumas Mesin Diesel.


Memeriksa minyak bahan bakar.
Memeriksa minyak Governor Mesin Diesel.
Memutar Throtle Handle kembali ke Idle, memeriksa dan mencatat ketinggian
minyak pelumas Mesin Diesel antara dua garis dan adanya kemungkinan

campuran air atau bahan bakar.


5) Memeriksa indikator saringan udara Mesin Diesel.
b.

Pemeriksaan Mesin Diesel


1) Memutar Poros Engkol dan memeriksa dinding Cylinder, Piston bagian bawah
Art Rod Pin, serta Conrod Camshaft terhadap kemungkinan adanya bram.
2) Memeriksa dan mencatat panjang Sikat Arang Motor Pompa Bahan Bakar
(min.10mm), kemudian membersihkan Komutator dan Strainer bahan bakar.
3) Membersihkan saringan plastik udara masuk.
4) Memeriksa dan mencatat Sleep Ring dan panjang Sikat Arang (min.10mm),
kemudian menyemprot Radiator dengan udara kering.
5) Menganalisis kondisi minyak pelumas Mesin Diesel, dengan :
Mengganti filter minyak pelumas dan filter bahan bakar.
Membersihkan Strainer bahan bakar dan minyak pelumas.
Mengganti Nozzle, setelah dites pada tekanan 3800-4000 Psi.
Memeriksa pompa Plunger bahan bakar pada kedudukan akan memompa
(satu garis) dan Stel Timing.
Memeriksa langkah Power Piston pada Over Speed dan langkah Fuel
Rack (sesuai nilai load terakhir Balaiyasa), kemudian melumasi tuas-tuas
Fuel Rack dengan MB3.
6) Mengganti minyak pelumas Kompresor dengan Sheel Ensis, memeriksa, dan
membersihkan katup Kompresor.
7) Memeriksa kekencangan baut-baut Kopling Karet (28-30 lb.ft).
8) Membersihkan tahanan Dynamic Braking dan memeriksa panjang Sikat Arang

Blower (min.25mm).
D. Pemeliharaan 6 (Enam) Bulanan
a. Pemeriksaan Awal
1) Memeriksa minyak pelumas Mesin Diesel.
2) Memeriksa minyak bahan bakar.
3) Memeriksa minyak Governor Mesin Diesel.

37

4) Memutar Throtle Handle kembali ke Idle, memeriksa dan mencatat ketinggian


minyak pelumas Mesin Diesel antara dua garis dan adanya kemungkinan
campuran air atau bahan bakar.
5) Memeriksa indikator saringan udara Mesin Diesel.
6) Memutar Poros Engkol dan memeriksa dinding Cylinder, Piston bagian bawah
Art Rod Pin, serta Conrod Camshaft terhadap kemungkinan adanya bram.
7) Membersihkan Window Filter dan melapisi dengan ETNA OIL.
8) Memeriksa kekencangan baut-baut pengikat Pompa Plunger bahan bakar.
9) Memeriksa kekencangan sambungan pipa bahan bakar.
10) Memeriksa adanya kelainan baut-baut kendor, retakan-retakan, benda asing pada
Turbocharger dan pada Exhaust Manifold.
11) Melumasi Fleksibel Kopling sampai 80% penuh (menggunakan Mobil Grease
EP3).
b. Pemeriksaan Mesin Diesel
1) Memutar Poros Engkol dan memeriksa dinding Cylinder, Piston bagian bawah
Art Rod Pin, serta Conrod Camshaft terhadap kemungkinan adanya bram.
2) Memeriksa dan mencatat panjang Sikat Arang Motor Pompa Bahan Bakar
(min.10mm), kemudian membersihkan Komutator dan Strainer bahan bakar.
3) Membersihkan saringan plastik udara masuk.
4) Memeriksa dan mencatat Sleep Ring dan panjang Sikat Arang (min.10mm),
kemudian menyemprot Radiator dengan udara kering.
5) Menganalisis kondisi minyak pelumas Mesin Diesel, dengan :
Mengganti filter minyak pelumas dan filter bahan bakar.
Membersihkan Strainer bahan bakar dan minyak pelumas.
Mengganti Nozzle, setelah dites pada tekanan 3800-4000 Psi.
Memeriksa pompa Plunger bahan bakar pada kedudukan akan memompa
(satu garis) dan Stel Timing.
Memeriksa langkah Power Piston pada Over Speed dan langkah Fuel
Rack (sesuai nilai load terakhir Balaiyasa), kemudian melumasi tuas-tuas
Fuel Rack dengan MB3.
6) Mengganti minyak pelumas Kompresor dengan Sheel Ensis, memeriksa, dan
membersihkan katup Kompresor.
7) Memeriksa kekencangan baut-baut Kopling Karet (28-30 lb.ft).
8) Membersihkan tahanan Dynamic Braking dan memeriksa panjang Sikat Arang
Blower (min.25mm).
9) - Memeriksa Over Speed Link.
- Mengganti Gasket Cooler minyak pelumas dan Strainer bahan bakar.
- Governor Mesin Diesel, ganti minyak pelumas Diloka 444.
- Peti Generator Utama, ganti minyak pelumas Diloka 444.
10) Pada Gear Box Fan Radiator, ganti minyak pelumas Diloka 444 dan periksa roda
E.

gigi bila ada kelainan.


Pemeliharaan Tahunan
a. Pemeriksaan Awalnya
38

1)
2)
3)
4)

Memeriksa minyak pelumas Mesin Diesel.


Memeriksa minyak bahan bakar.
Memeriksa minyak Governor Mesin Diesel.
Memutar Throtle Handle kembali ke Idle, memeriksa dan mencatat ketinggian
minyak pelumas Mesin Diesel antara dua garis dan adanya kemungkinan

campuran air atau bahan bakar.


5) Memeriksa indikator saringan udara Mesin Diesel.
6) Memutar Poros Engkol dan memeriksa dinding Cylinder, Piston bagian bawah
7)
8)
9)
10)

Art Rod Pin, serta Conrod Camshaft terhadap kemungkinan adanya bram.
Membersihkan Window Filter dan melapisi dengan ETNA OIL.
Memeriksa kekencangan baut-baut pengikat Pompa Plunger bahan bakar.
Memeriksa kekencangan sambungan pipa bahan bakar.
Memeriksa adanya kelainan baut-baut kendor, retakan-retakan, benda asing pada

Turbocharger dan pada Exhaust Manifold.


11) Melumasi Fleksibel Kopling sampai 80% penuh (menggunakan Mobil Grease
EP3).
b. Pemeriksaan Mesin Diesel
1) Memutar Poros Engkol dan memeriksa dinding Cylinder, Piston bagian bawah
Art Rod Pin, serta Conrod Camshaft terhadap kemungkinan adanya bram.
2) Memeriksa dan mencatat panjang Sikat Arang Motor Pompa Bahan Bakar
(min.10mm), kemudian membersihkan Komutator dan Strainer bahan bakar.
3) Membersihkan saringan plastik udara masuk.
4) Memeriksa dan mencatat Sleep Ring dan panjang Sikat Arang (min.10mm),
kemudian menyemprot Radiator dengan udara kering.
5) Menganalisis kondisi minyak pelumas Mesin Diesel, dengan :
Mengganti filter minyak pelumas dan filter bahan bakar.
Membersihkan Strainer bahan bakar dan minyak pelumas.
Mengganti Nozzle, setelah dites pada tekanan 3800-4000 Psi.
Memeriksa pompa Plunger bahan bakar pada kedudukan akan memompa (satu
garis) dan Stel Timing.
Memeriksa langkah Power Piston pada Over Speed dan langkah Fuel Rack
(sesuai nilai load terakhir Balaiyasa), kemudian melumasi tuas-tuas Fuel Rack
dengan MB3.
6) Mengganti minyak pelumas Kompresor dengan Sheel Ensis, memeriksa, dan
membersihkan katup Kompresor.
7) Memeriksa kekencangan baut-baut Kopling Karet (28-30[lb.ft]).
8) Membersihkan tahanan Dynamic Braking dan memeriksa panjang Sikat Arang
Blower (min.25 mm).
9) - Memeriksa Over Speed Link.
- Memeriksa atau membongkar Over Protective Switch.
- Mengganti Gasket Cooler minyak pelumas dan Strainer bahan bakar.
39

- Governor Mesin Diesel, ganti minyak pelumas Diloka 444.


- Peti Generator Utama, ganti minyak pelumas Diloka 444.
10) Pada Gear Box Fan Radiator, ganti minyak pelumas Diloka 444 dan periksa roda
gigi bila ada kelainan.
11) Memeriksa roda gigi Flexibel Kopling bila ada kelainan.
12) Membongkar dan melumasi torak pembuka Kerai (dengan MB2).
4.3.

Jenis-Jenis Kerusakan Motor Diesel Dan Cara Memperbaikinya


1. Motor diesel sulit dihidupkan atau sulit distart
a. Motor tidak mau berputar
1) Motor starter rusak
Cara mengatasinya : Apabila kerusakan pada lilitan/spul maka spul
tersebut harus diganti dengan yang baru dan jika kerusakannya
sudah parah maka motor starter harus diganti dengan yang baru.
2) Sambungan sistem kelistrikan kurang baik
Cara mengatasinya : Cek dan perbaiki sistem sambungannya.
3) Bateray sangat lemah
Cara mengatasinya : Bateray di charger (dicas) kembali. Kalau
tetap saja masih lemah berarti sudah rusak dan harus diganti
dengan yang baru.
b. Tenaga kompresi lemah
1. Kerenggangan katup buang atau hisap kurang sempurna
Cara mengatasinya : setel kembali kerenggangan/celah gap katup
sesuai dengan ketentuan.
2. Terjadi kebocoran pada gasket cylinder head
Cara mengatasinya : Apabila gasket rusak maka harus diganti
dengan yang baru.
3. Terjadi keausan atau kerusakan pada cylinder liner, ring piston atau
pada piston.
Cara mengatasinya : Motor harus dibongkar, cek komponen yang
diduga mengalami kerusakan, kemudian selanjutnya perbaiki
komponen yang rusak tersebut. Jika tidak memungkinkan untuk
diperbaiki dapat diganti dengan yang baru.
c. Kerja motor diesel tidak normal atau kurang sempurna
1. Governor tidak stabil
Cara mengatasinya : Bongkar Governor dan bersihkan setiap
komponen-komponennya. Semprot saluran minyak pelumas
dengan kompresor dan ganti plunyer-plunyer yang mengalami
40

keausan serta seal-seal yang sudah tidak layak pakai dengan yang
baru.
2. Bosh pump bekerja tidak sempurna
Cara mengatasinya : Bongkar bosh pump, cek pluyer dan baut
pengatur volume bahan bakar kemungkinan terjadi kerusakan atau
perubahan baut pengunci bahan bakar. Apabila plunyer rusak harus
diganti dengan yang baru dan apabila terjadi perubahan posisi pada
baut pengatur volume bahan bakar maka harus di stel kembali
sesuai ketentuan.
3. Nozzle tidak bekerja dengan baik
Cara mengatasinya : Apabila tekanan kurang maka pegas nozzle
diganjal dengan ring atau diganti dengan yang baru. Periksa pasak
nozzle, mungkin sudah aus da harus diganti. Tetapi apabila yang
mengalami keausan pada bagian rumah nozzle, maka nozzle harus
diganti dengan yang baru. Langkah tersebut diatas juga berlaku
untuk pengabutan nozzle yang jelek.
4. Kompresi motor diesel rendah
Cara mengatasinya : sudah dijelaskan di point b.
5. Detonasi motor diesel
Cara mengatasinya : cek dan stel kembali timing motor, periksa
tekanan dan pengabutan nozzle, turbo supercharger dan filter udara
serta cek kerja dari pompa bahan bakar tekanan tinggi (bosh
pump).
6. Tidak ada bahan bakar yang mengalir
Cara mengatasinya : Stel fuel rack bush pump pada posisi on,
kemudian ada udara yang ikut terbawa pada sistem saluran bahan
bakar, untuk itu buka baut angin yang terletak pada bosh pump
pada saat poros motor berputar sehingga anginnya keluar melewati
lubang baut tadi, tetapi apabila kerusakan terjadi pada pompa
bahan bakar dari tangki, maka pompa harus dibongkar untuk
mengganti atau memperbaiki kemungkinan terjadinya kerusakan
pada packing seal atau pada sudut poros.
7. Penggunaan minyak pelumas terlalu boros
a. Bocor didalam motor diesel
Pipa-pipa saluran minyak dalam oil cooler bocor.
Cara mengatasinya : Apabila pipa tersebut berada di sisi luar,
maka masih dapat diperbaiki dengan menambalnya. Tetapi

41

apabila kebocorannya terletak pada saluran sebelah dalam,


b.

maka saluran pipa tersebut harus diganti.


Bocor diluar motor diesel
Pipa sistem sambungannya bocor
Cara mengatasinya : Apabila terjadi

kebocoran

pada

sambungan pipa, maka sambungan tersebut harus dikuatkan


atau dilapisi dengan karet pada ulirnya. Tetapi apabila
kebocoran terjadi pada pipa saluran bahan bakar, maka langkah
selanjutnya adalah menambal atau mengganti pipa yang bocor
c.

tersebut.
Ada minyak yang ikut terbakar pada ruang bakar
8. Terlalu banyak minyak pelumas didalam mesin
Cara mengatasinya : Kurangi volume minyak sampai memenuhi
ketentuan (lihat dalam deep stick).
9. Terdapat kerusakan pada cylinder liner, piston atau pada ring
minyak pelumas (oil scrupper ring).
Cara mengatasinya : Karena komponen tersebut terletak pada
lingkup dalam motor, maka motor tersebut harus dibongkar lagi
dan diperiksa bagian yang diduga terjadi kerusakan. Apabila
komponen tersebut tidak dapat diperbaiki maka harus diganti
dengan yang baru.
d. Pada waktu motor diesel bekerja dengan suhu air pendingain yang
normal, terajdi tekanan minyak pelumas yang terlalu rendah

a. Sirkulasi minyak pelumas terganggu


1) Pipa-pipa saluran minyak pelumas pada cooler tersumbat
Cara mengatasinya : Bongkar dan bersihkan pipa-pipa oil cooler
kemudian semprotkan air dengan tekanan tinggi.
2) Relief valve tidak bisa bekerja dengan sempurna
Cara mengatasinya : Kemungkinan pegas dan relief valve lemah
dan harus diganti dengan yang baru sehingga tekanan minyak
pelumas sesuai dengan ketentuan. Tetapi ada kemungkinan
gangguan lain yaitu pada katup relief valve tersumbat kotoran
yang harus dibongkar dan dibersihkan.
b. Instrument alat pengukur minyak pelumas tidak bekerja dengan
baik
1) Pipa-pipa saluran instrument tersumbat
Cara mengatasinya : lepas dan bersihkan pipa tersebut.
2) Gangguan pada meter instrument
42

Cara mengatasinya : Peralatan pada meter instrument biasanya


permanen, jadi tidak dapat diperbaiki dan harus diganti dengan
yang baru.
3) Gangguan pada peralatan kelistrikan
Cara mengatasinya : Periksa sambungan kelistrikan dan kabelkabelnya, apabila terdapat kerusakan harus diperbaiki atau
diganti dengan yang baru.
c. Gangguan kerusakan lainnya
1) Saringan minyak pelumas tersumbat
Cara mengatasinya : Bersihkan filter minyak pelumas dari
kotoran yang menyumbat atau bila perlu dapat diganti dengan
yang baru.
2) Pipa hisap minyak pelumas bocor
Cara mengatasinya : Tambal pipa yang bocor tersebut dan
apabila sudah terlalu parah sebaiknya diganti dengan yang baru.
3) Roda gigi dan housing dari pompa aus atau rusak
Cara mengatasinya : Untuk roda gigi cukup dengan mengganti
roda giginya, tetapi bila yang mengalami kerusakan pada
housing (romah pompa) maka kita harus mengganti unit pompa
tersebut.
4) Sambungan pipa tekan ada yang bocor
Cara mengatasinya : Ditambal atau bila perlu diganti dengan
yang baru.
d. Pada waktu motor diesel bekerja dengan temperature pendingin
a.

normal, terjadi gas buang yang tidak normal, antara lain meliputi :
Gas buang berwarna hitam
1) Campuran bahan bakarnya tidak sempurna karena timming
kurang tepat
Cara mengatasinya : cek timming dan pemompaan bahan
bakar pada bosh pump.
2) Kualitas bahan bakar tidak sesuai
Cara mengatasinya : Kuras tangki bahan bakar sampai
bersih dan isi kembali dengan bahan bakar yang baru.
3) Sistem udara bahan bakar kurang baik
Cara mengatasinya : Periksa pada bagian intercooler, turbo
supercharger dan filter udara. Untuk gangguan pada filter
udara dapat dengan membersihkan atau menggantinya
dengan yang baru.

43

b. Gas buang berwarna biru pekat dikarenakan minyak pelumas


ikut terbawa ke cylinder dan ikut terbakar
Terjadi gangguan atau kerusakan pada piston, ring
piston atau pada cylinder linernya.
Cara mengatasinya : Karena komonen tersebut terletak
lingkup dalam motor, maka motor tersebut harus
dibongkar lagi dan diperiksa bagian yang diduga terjadi
kerusakan. Apabila kerusakan tersebut tidak dapat
diperbaiki maka harus diganti dengan yang baru.
c. Gas buang berwarna putih dikarenakan bahan bakar tercampur
dengan air
1) Tangki bahan bakar kemasukan air
Cara mengatasinya : Kuras sampai bersih dan isi kembali
dengan bahan bakar yang baru.
2) Air pendingin mesin masuk kedalam cylinder atau ruang
bakar dikarenakan kerusakan pada cylinder liner, cylinder
head dan packing-packing/seal.
Cara mengatasinya : Apabila kerusakan dikarenakan
keroposna cylinder liner atau cylinder head, maka kedua
komponen tersebut harus diganti dengan yang baru. Begitu
pula jika kerusakan pada packing/seal saluran air pendingin
maka harus diganti dengan yang baru juga.
4.4.

Pengaman-Pengaman Motor Diesel


1.

Pengaman panas mesin ETS (Engine Temperature Switch)


Fungsinya untuk pengaman mesin apabila temperaturnya terlalu panas.

2. Pengaman minyak pelumas tekanan rendah OPS (Oil Presure Switch)


Fungsinya untuk pengaman mesin apabila tekanan minyak pelumas rendah.
3. Pengaman putaran motor apabila terlalu tinggi (over speed)
Fungsinya untuk mematikan mesin apabila putarannya terlalu tinggi.
4. Pengaman tekanan air apabila terlalu rendah
Fungsinya untuk mengamankan mesin apabila tekanan air pendinginnya rendah.
5. Quick Acting Gate Flap
Fungsinya untuk menutup saluran udara pembakaran pada manifold apabila
terjadi hal-hal yang membahayakan mesin.
4.5.

Pengetesan Lokomotif
A.

Test Statis
44

Test ini dilakukan dibawah Unit Quality Control (QC), test yang dilakukan
pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui fungsi komponen-komponen yang
telah mengalami perawatan dalam kondisi baik atau tidak dan telah memenuhi
standar yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui kondisi suku cadang pada
masing-masing komponen dari keausan, maka selanjutnya harus dilakukan
pengetesan dan pengukuran.

B.

Test Dinamis
Setelah test statis selesai dilakukan dan semua komponen dinyatakan dalam
keadaan baik dan sesuai dengan standar yang ada, maka selanjutnya dilakukan
uji test dinamis. Test ini dibagi menjadi dua macam, yitu :
1. Test Lintasan
Test ini dilakukan diatas lintasan yang terletak didepan Balai Yasa yang
bertujuan menguji kehandalan motor diesel atau putaran kerja mesin
(rpm), beban pengereman, sistem perpindahan kecepatan (transmisi),
komponen mekanik bawah dan sistem pengereman. Untuk test ini Balai
Yasa mempunyai lintasan rel kereta api sepanjang 1000 m, yang berada
didepan kantor Balai Yasa Yogyakarta.
2. Test Beban
Test ini dilakukan di Los Final Test dengan menggunakan
ruangan test beban dan memakai alat khusus. Test ini
bertujuan untuk menguji beban tarik lokomotif khususnya
pada motor diesel. Setelah semua tahap selesai dilakukan
dan semua komponen berfungsi dengan baik, maka
lokomotif tersebut dapat di kembalikan ke dipo yang
bersangkutan. Berikut ini adalah standar penentuan dalam
test beban :
Nocth
1
2
3
4
5

Rpm-MD
444-453
579-549
606-636
702-710
778-808
45

Volt
125-175
200-270
280-375
360-450
490-590

Ampere
275-325
450-550
650-750
850-950
1000-1200

E
50
17
35
60
90

6
7
8

874-882
960-968
1045-1055

600-690
690-760
770-850

Over speed
Low-Idle
Idle

1200-1400
1450-1575
1500-1700

1140-1160
372-400
444-453

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Dari hasil kerja praktek di PT. KAI Balai Yasa Yogyakarta dapat disimpulkan
beberapa hal, sebagai berikut :
1) Pemeliharaan Lokomotif di PT. KAI Balai Yasa Yogyakarta
a. Pemeliharaan harian
b. Pemeliharaan 1 bulanan
c. Pemeliharaan 3 bulanan
d. Pemeliharaan 6 bulanan
e. Pemeliharaan tahunan
2) Jenis-jenis perawatan lokomotif yang ada di PT. KAI Balai Yasa Yogyakarta
a. Pemeriksaan Akhir (PA)
Merupakan jenis perawatan Preventive Maintenance/perawatan
terprogram.
b. Semi Pemeriksaan Akhir (SPA)
Merupakan jenis perawatan
c.
d.
e.
3) Motor

Preventive

Maintenance/perawatan

terprogram.
Perbaikan (PB)
Merupakan jenis perawatan Cerrective Maintenance.
Modifikasi (MOD)
Rehabilitasi (RH)
Merupakan jenis perawatan Predictive Maintenance.
Diesel merupakan komponen utama pada lokomotif karena motor ini

merupakan sumber tenaga utama dari lokomotif.


4) Alat perawatan pendukung motor diesel, antara lain :
a. Sand blasting
b. Gerinda katup
c. Oven cylinder assy
d. Zyglo test ferro dan non ferro
e. Mesin honing
f. Power run
46

125
152
190

g. Cranes
5) Masalah yang sering dihadapi atau yagn sering terjadi pada mesin diesel yaitu
kebocoran kompresi dan kebocoran pada saluran buang (exhaust).
6) Perawatan mesin yang baik dan terjadwal sangat berpengaruh terhadap kinerja
dan umur mesin itu sendiri.
7) Dalam dunia kerja dibutuhkan sikap serta etos kerja yang baik, yang berbeda
saat kita kuliah dan dalam setiap bagian yang ada dalam suatu instansi
mempunyai fungsi yang berbeda-beda namun kesemuanya bekerja dengan
satu tujuan, inilah yang menjadi esensi dari suatu pemimpin yaitu bagaimana
dapat membawa suatu team ini untuk dapat mencapai suat tujuan bersama
guna menyelesaikan misi utama.
5.2.

Saran
1) Pengadaan suku cadang diusahakan harus tepat waktu sehingga tidak
menghambat proses perawatan motor diesel.
2) Perlu menerapkan pengawasan secara menyeluruh sebagai fungsi control
terhadap karyawan dalam melakukan pekerjaan sehingga akan tercipta kondisi
kerja yang dinamis.
3) Perlu adanya pemberian motivasi-motivasi pada saat apel, untuk memotivasi
karyawan agar lebih semangat dalam bekerja.
4) Tingkatkan suasana kerja yang bersahabat dan menyenangkan sehingga
pekerjaan dapat dilakukan dengan sungguh-sungguh.
5) Pengawasan yagn baik terhadap suatu pekerjaan sangat diperlukan untuk
menjaga mutu hasil produk.
6) Tingkatkan komunikasi yang harmonis antara karyawan dan pimpinan.

DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, W, Koichi Tsuda, Motor Diesel Putaran Tinggi, 1993, Pradya Paramita,
Jakarta.
47

Maintenance Intruction, Diesel Engine Maintenance Manual For Diesel Electric Locomotif,
Volume III, GE-Transportation System, USA.
Selayang Pandang Balai Yasa Yogyakara, Balai Yasa, Yogyakarta, Januari 2012.
Case E, Kenneth, Mise H. John, Nazemeth W. John, Turner C. Wayne, Pengantar Teknik Dan
Sistem Industri, Surabaya, 1993.
V.L. Maleev, M.E, DR. A.M, Ir Bambang Priambodo, Operasi Dan Pemeliharaan Mesin
Diesel, Jakarta, Erlangga, 1986.

48

Anda mungkin juga menyukai