PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Program studi teknik mesin Sekolah Tinggi Teknologi Yogyakarta merupakan
program studi yang dirancang untuk menghasilkan sarjana yang memiliki wawasan
yang luas mengenai bidang industri.
Tidak hanya dalam teori, namun mahasiswa diharapkan benar-benar mampu
menerapkan ilmu-ilmu tersebut ke dunia industri yang nyata, baik itu dalam hal
merencanakan, mengabangkan, serta mengatur system yang terintregasi dari manusia,
material, mesin, peralatan, informasi dan energi. Teori yang didapat dikampus
mungkin ada yang sesuai maupun tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Dengan adanya kegiatan kerja praktik ini, hal-hal yang tidak didapatkan dalam
kegiatan pembelajaran dikampus diharapkan mampu dipelajari dan menjadikan
pengalaman yang berharga bagi mahasiswa.
Dalam hal ini penulis melaksanakan kerja praktik di PT. Kereta Api (Persero)
Balai Yasa Yogyakarta dengan alasan sebagai berikut :
1. PT. Kereta Api Balai Yasa Yogyakarta adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa
yang begitu besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia khususnya untuk
daerah sekitarnya.
2. PT. Kereta Api Balai Yasa Yogyakarta merupakan tempat untuk melakukan
maintenance dan perbaikan lokomotif., dimana penggerak utama (prime mover) dari
lokomotif tersebut adalah mesin diesel. Selain itu PT. Kereta Api Balai Yasa
Yogyakarta ditangani oleh teknisi-teknisi yang professional dan berpengalaman dalam
bidangnya.
3. PT. Kereta Api Balai Yasa Yogyakarta merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
perawatan lokomotif kereta api, sehingga harus menjaga kualitas perawtan komponen
lokomotif sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Untuk mendapatkan
perawatan dengan kualitas yang baik sehingga memuaskan para pengguna jasa ini,
maka dilakukan sisten pengendalian kualitas meliputi pengendalian proses material
Batasan Masalah
Obyek pengamatan yang akan diteliti yaitu berkaitan dengan permasalahan
yang ada diperawatan, pengoperasian dan pengendalian kualitas mesin diesel
lokomotif. Oleh karena itu, penulis akan membatasi permasalahan yang akan dibahas
antara lain :
1. Perawatan yang akan dibahas adalah perawatan diesel yang dipakai pada lokomotif
model CC 201.
2. Pengoperasian diesel yang akan dibahas adalah pengoperasian diesel yang dipakai
pada lokomotif model CC 201.
1.3.
Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Kerja Praktik ini adalah :
1. Melatih mahasiswa agar terampil dan berpengalaman dalam praktek kegiatan
industri.
2. Melibatkan mahasiswa secara langsung dalam kegiatan industri sehari-hari untuk
mengembangkan kepekaan yang bernalar terhadap berbagai persoalan yang
timbul dalam praktek dilapangan.
3. Membuka wawasan bagi mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami
aplikasi ilmunya di dunia industri pada umumnya serta mampu menyerap dan
bersosiasi dengan dunia kerja secara utuh.
4. Menumbuhkan kesiapan mental mahasiswa dalam memasuki dunia kerja.
5. Memberi bekal pengalaman praktik kepada mahasiswa untuk bekerja dan
bersosialisasi dalam masyarakat setelah menyelesaikan studinya.
1.4.
Waktu Pelaksanaan
Kerja praktik dilaksanakan pada :
Waktu
: 4 28 Februari 2013
metode
tertentu,
sehingga
hasil
yang
telah
dicapai
dapat
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1.
Kehadiran
pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur
Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.
Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische
Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari
Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini
dibuka untuk angkutan umum pada hari sabtu, 10 Agustus 1867.
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung,
yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang
- Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan
KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel
antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 Km, tahun 1870
menjadi 110 Km, tahun 1880 mencapai 405 Km, tahun 1890 menjadi 1.427 Km dan
pada tahun 1900 menjadi 3.338 Km.
2.2
overhoul
lokomotid dan genset. Dan tahun 2010 sampai sekarang tugas pokok ditambah
menjadi melaksanakan overhoul lokomotif, genset dan KRD dengan nama tetapi
Balai Yasa serta telah mendapatkan sertifikat ISO 9001. Sekaranga UPT. Balai Yasa
memiliki jumlah karyawan sebanyak 476 orang.
2.3.
Fasilitas
5
2.5.
Ada dua tipe lokomotif di jawa yaitu Diesel Elektrik (DE) dan Diesel Hydrolic
(DH). Sedangkan berdasarkan jumlah roda penggerak dibedakan menjadi lokomotif
CC dan BB. Berikut daftar jumlah dan tipe lokomotif dapat dilihat pada table 2.1 :
Diesel
HP
Year
in Quan KET
Diesel
HP
Year in Quantity
KET
Electric
BB 200
1000
service
-
tity
26
Afkir
hydraulic
BB 301
1500
service
64-70
45
Afkir
BB 201
1400
10
Afkir
BB 303
900
73-76
21
Afkir
BB 203
1850
78
Afkir
BB 304
1500
76-84
25
Afkir
CC 200
1500
56
Afkir
BB 306
850
84-85
Afkir
CC 201
1850
76-80
103
CC 203
2100
93-2001
37
CC204
3000
2003-
11
Lok
52
langsir
301
BB
17
2007
Lok
langsir
TOT
151
AL
C
300
D
300
300
KRD
100
Tabel 2.1. Daftar jumlah dan tipe lokomotif dan KRD yang ada di Jawa
2.6.
Kerja Sama
Balai Yasa Yogyakarta juga bekerja sama dengan badan/perusahaan lain.
Berikut ini adalah beberapa kerja sama dan beberapa penghargaan antara Balai Yasa
Yogyakarta dengan badan/perusahaan lain yaitu dapat dilihat pada tabel 2.2 :
Tahun
1986
1995
1995-2001
2003
Sebanysk 30 Lokomotof
PT. GE Lokindo Modifikasi CC 201 ke CC 204
sebanyak 7 Lokomotif. Dan perubahan teknologi
DC/DC ke AC/DC
7
2005
2005
Tenaga Kerja RI
Penghargaan kecelakaan NIHIL dari Gubernur DIY
Tabel 2.2 : Penghargaan Antara Balai Yasa Yogyakarta Dengan Badan/Perusahaan Lain
2.7.
1)
2)
3)
4)
2.8.
Keselamatan
Ketepatan Waktu
Pelayanan dan
Kenyamanan
Balai Yasa
ADMINISTRA
TION
PLANNING
Administrasi
UNIT
PRODU
CTION
EVALUA
PLANNI
TION&
NG
CONTIN
FACILIT
DEPT
UITY
Y OF
EMPLO
DEPT.
YMENT
DEPT.
Executive
Vice
Yogyakarta
President (EVP)
LOGISTI
C
PRODUCTI
Logistik
ON UNIT
ON
FRA
UND
ME
ER
DIES
DEP
FRA
EL
T.
ELEC
ME
ENGI
TRIC
DEP
AUXI
NE
AL
T.
LIAR
DEP
MET
TRA
Y
T.
AL
CTIO
DEP
DEP
N
T.
T
DEP
T.
R
N
K
K
F
K
PROCUR
EMENT
QUALITY
PBJ
INSUR.
R
A
R
B
D
IT
L
A
I
L
G
UNIT
UNIT
EXC
COM
HAN
PON
GE
FINA
ENT
DEPT
L
DEPT
.
TEST
DEPT
.
P
T
K
O
F
M
T
2.9.
Slogan
Budaya Perusahaan
2.11.
11
Arti Lambang
3 GARIS MELENGKUNG
Melambangkan gerakan yang dinamis PT. KAI dalam mencapai Visi dan
Misinya.
2 GARIS WARNA ORANGE
Melambangkan proses pelayanan prima (kepuasan pelanggan) yang ditujukan
kepada pelanggan internal dan eksternal.
ANAK PANAH BERWARNA PUTIH
Melambangkan nilai integritas yang harus dimiliki insan PT.KAI dalam
mewujudkan pelayanan prima.
1 GARIS MELENGKUNG BEWARNA BIRU
Melambangkan semangat inovasi yang harus dilakukan dalam memberikan
nilai tambah ke stakeholders. (inovasi dilakukan dengan semangat sinergi di
semua bidang dan dimulai darihal yang paling keci lsehingga dapat melesat).
2.12. Sasaran Mutu Balai Yasa Yogyakarta
Sasaran
1. Menurunkan gangguan lokomotif DE di lintas
2. Realisasi program diklat internal dan peningkatan
3.
4.
5.
6.
7.
Yasa 32 hari
8. Memenuhi target negoisasi
9. Mengendalikan waktu proses pelelangan
10. Mengendalikan kedatangan suku cadang tepat waktu
11. Mengendalikan nilai persediaan dari saldo awal tahun berjalan
Target
5%
90 %
5%
100 %
20 %
80 %
100 %
2%
100 %
95 %
95 %
lokomotif yang telah masuk di Balai Yasa Yogyakarta baik PA maupun SPA
yang merangkap pekerjaan-pekerjaan di tiap-tiap golongan.
Secara
skematis
proses
program
produksi
lokomotif
dapat
Waktu/km tempuh
lokomotif
Balai Yasa
Lintas/Daop
Pra Raker
Raker/RKAD
Balai Yasa
Kontrak Kerja
Lintas/Daop
Program Produksi
Tahunan
14
tersebut. Setiap minggunya program perawatan bulanan ini selalu dipantau dan
direvisi.
Check Sheet
Perakitan
GOL. RA
GOL. LM, FT
GOL. KOMPONEN
Lok Masuk BYYK
GOL. KK
OK
GOL. Terkait
GOL. DI
Pemeriksaan visual
Radiator, Cooler, Compress, Blower & Air Brake Equipment
Test Jalan Depan BY
GOL. FT,KK,PT
GOL. FT
GOL. AI
Program Pekerjaan
TM, MG, Aux Gen, Start Motor, Fuel Pump, Relay, Alat Pengaman
GOL. RN
OK
GOL. RA
GOL. FT
Frame, Body
GOL. RA
Bogie, Roda
GOL. RB
GOL. Terkait
OK
Lok Keluar
GOL. KK, FT, KDT
Dari hasil itulah maka dapat kita lihat proses perawatan lokomotif.
Dengan melihat gambar 2.6 kita akan melihat bagaimana lokomotif itu masuk
ke Balai Yasa Yogyakarta untuk diperbaiki. Dan lokomotif itu sampai keluar
dari pabrik Balai Yasa Yogyakarta untuk beroperasi lagi.
15
16
17
dirakit
kembali
18
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1.
201 dan CC 202. Motor diesel buatan GM tidak menggunakan turbo super charger
bagi input udaranya tetapi menggunakan air blower.
beban berat seperti truk, traktor, bus, dan kereta api. Meskipun, demkian pada putaran
yang tinggi motor diesel sangat berisik sehingga tidak cocok jika digunakan untuk
mobil sehari-hari.
Motor diesel yang dipakai adalah motor type 7FDL8 buatan DE, sebuah motor
4 langkah dengan output power 1.950-2.150 dimana output nettonya adalah1.8002.000 HP. Motor ini menggunakan turbo super charger untuk air intakenya, sehingga
secara total motor ini lebih effisien.
Langkah kerja mesin diesel :
1. Langkah Hisap
Pada langkah ini, udara dimasukkan kedalam silinder. Piston membentuk kevakuman
didalam silinder seperti pada mesin bensin. Piston bergerak ke bawah dari titik mati
atas ke titik mati bawah. Terjadinya vakum ini menyebabkan katup hisap terbuka dan
memungkinkan udara segar masuk ke dalam silinder. Katup buang tertutup selama
langkah hisap.
2. Langkah Kompresi
Pada langkah kompresi, piston bergerak dari titik mati bawah menuju titik mati atas.
Pada saat ini kedua katup tertutup. Udara yang dihisap selama langkah hisap ditekan
sampai tekanannya naik sekitar 30 kg/cm 2 (427 psi = 2,942 kpa) dengan temperatur
sekitar 500-800OC (932-1427OF).
3. Langkah Pembakaran
Udara yang terdapat didalam silinder didorong ke ruang bakar pendahuluan
(precombustion chamber) yang tedapat pada bagian atas masing-masing ruang bakar.
Pada saat langkah ini bahan bakar disemprotkan ke dalam udara yang bertemperatur
dan bertekanan tinggi dan terbakar oleh panas dan udara yang ditekan.
4. Langakah Buang
Piston menuju titik mati bawah (BDC), katup buang terbuka dan gas pembakaran
dikeluarkan melalui katup buang pada saat piston bergerak ke atas lagi. Gas akan
terbuang habis pada saat piston mencapai titik mati atas (TDC), dan setelah itu proses
di mulai lagi dengan langkah hisap. Selama mesin menyelesaikan empat langkah
(hisap, kompresi, pembakaran dan buang), poros engkol berputar dua kali dan
menghasilkan satu tenaga. Ini disebut dengan siklus Diesel.
3.2.
21
22
jenis sistem transmisi inilah lokomotif dibedakan menjadi dua jenis yaitu lokomotif
diesel hidrolik (Lok DH) dan lokomotif diesel elektrik (Lok DE).
PT. Kereta Api Indonesia memiliki kedua jenis lokomotif tersebut. Lokomotif
DH semuanya berasal dari Eropa khususnya Jerman. Misalnya lokomotif seri BB 300an yaitu lok BB 300, BB 301, BB 302 sampai dengan lok BB 306. Lokomotif BB 305
merupakan sebuah pengecualian artinya bukan buatan Jerman tetapi buatan Perancis
dan Austria. Sedangkan lokomotif DE di PT. KAI hampir semuanya berasal dari
Amerika baik Amerika serikat maupun Kanada. Pabrik pembuatnya adalah General
Motor dan General Elektrik. Lok BB 204 merupakan sebuah pengecualian artinya
sebuah jenis lok DE bukan buatan Amerika. Lok BB 204 adalah jenis lok DE buatan
Swiss.
Pada lokomotif diesel hidrolik, tenaga mekanik itu diubah menjadi tenaga
hidrolik bertekanan oleh kerja pompa hidrolik yang menghisap minyak hidrolik dari
reservoir. Minyak bertekanan ini disalurkan ke turbin hidrolik dan oleh turbin tenaga
hidrolik ini diubah menjadi tenaga mekanik kembali untuk memutar roda.
Pada lokomotif diesel elektrik tenaga mekanik motor diesel diubah menjadi
tenaga elektrik oleh kerja main generator. Tenaga elektrik ini disalurkan ke traksi
motor yaitu sebuah motor listrik dan oleh traksi motor, tenaga elektrik ini diubah
menjadi tenaga mekanik kembali untuk menggerakkan roda lokomotif.
3.3.
23
Main Frame
Tutup lubang pemeriksa Crank Case dari bahan sangat ringan dilengkapi sistem
pembuka cepat dengan satu handel.
B. Crankshaft
Crankshaft terbuat dari baja tempa berkualitas tinggi yang dikerahkan agar tahan
dalam waktu pemakaian yang lama. Permukaan porosnya (journal) dibuat dengan
presisi tinggi dan bagian permukaan yang bersinggungan dengan bearing dapat
diterobos oleh minyak pelumas. Bagian Split Drive Gear dapat dilepaskan, terletak
pada ujung poros sisi Generator End langsung memutar Camshaft melalui tambahan
roda gigi bantu untuk mengontrol Governor dan Overspeed Governor.
C. Bearing
Bearing dapat dilepaskan, memiliki presisi tinggi digunakan sebagai Main Bearing
dan Connecting Rod Bearing. Badan bearing terbuat dari baja yang dibuat dengan
material khusus.
Bearing untuk Connecting Rod dibuat dengan bahan berkualitas tinggi dipakai pada
mesin baru agar mampu dibebani berat dan tahan untuk pemakaian lama. Thrust
Bearing pada Crankshaft terletak pada main Main Bearing nomor 4, 6, dan 8 untuk
meisin Diesel 8, 12 dan 16. Cylinder Camshaft dapat diputar dengan Split Sleeve
Alumunium Bearing yang dapat dilepas.
24
D. Balance Shaft
Dipasang hanya pada mesin diesel 8 m dilengkapi dengan dua buah poros eccentric,
terbuat dari baja tuang digunakan untuk mengimbangi getaran sekunder dari mesin
diesel.
E. Camshaft
Camshaft dapat dipisah-pisah satu dengan yang lain dibuat dari baja alloy untuk
menggerakkan Valve (katup) dan Fuel Pump. Camshaft terpasang pada body mesin
ditiap sisi dan diputar oleh Crankshaft melalui gigi penggerak dengan kecepatan
setengah dari putaran Crankshaft. Bagian dari camshaft dibuat tersendiri dengan
ketelitian tinggi dan disambung dengan bagian Camshaft lainnya dengan baut-baut
pengikat dan mur sesuai dengan tanda yang ada.
F. Connecting Rod Assembly
Connecting Rod Assembly terdiri dari Master Connecting Rod dan Articulated Rod,
keduanya disingkat dengan Master Rod dan Art Rod.
Keduanya dibuat dari baja tuang. Art Rod diikat dengan baut pengikat ke pin pada
Master Rod. Master Rod dipasang pada Cankshaft diikat dengan Bearing Cup. Desain
ini dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh permukaan bearing bersinggungan
dengan bidang Crankshaft.
G. Piston
Mesin diesel produksi yang terakhir menggunakan piston yang terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama yaitu Steel Crown terletak dibagian yang berhubungan langsung
dengan ruang untuk pembakaran dan bagian kedua dibagian bawah untuk mengalirkan
minyak pelumas untuk pendinginan yang terikat ke Alumunium Alloy Skirt.
Piston menggunakan tiga ring, dua ring untuk kompresi dan satu ring untuk
pengontrol minyak. Ring piston dapat diperiksa atau diganti baru dengan
mengeluarkan Cylinder tanpa melepas piston.
Piston dilumasi dan didinginkan dengan minyak yang ditekan melalui lubang yang
terdapat pada Connecting Rod ke piston pin dan menuju rongga yang terdapat
dibawah Piston Crown.
25
H. Cylinder Assembly
Cylinder Jacket terbuat dari besi tuang khusus dengan konstruksi Cylinder Head yang
dapat dilepas dan terpasang rapat dengan Cylinder Jacket pada bagian atas Cylinder
Liner. Dudukan katup masuk dan katup buang yang terbuat dari baja campuran adalah
bagian dari Cylinder Head secara keseluruhan.
Ada dua jenis katup yaitu dua buah katup (valve) masuk dan dua buah katup buang
yang mengarah pada sumbu mesin V. Komponen-komponen Fuel Injector Pump,
Injection Nozzle, Rocker Arm, dan Valve terletak dibagian atas cylinder assembly
dipasang pada frame mesin diesel diikat dengan baut yang berada pada empat buah
tumpuan yang terdapat pada empat buah sudut dibagian bawah cylinder jacket.
I. Cylinder liner
Cylinder liner dapat dilepas, didinginan dengan air, dibuat dari baja tuang. Liner pada
mesin diesel model lama yang dilapisi dengan chrome pada bagian dalamnya dan
menggunankan ring besi. Mesin diesel produk terahir enggunakan liner pengelasan
dengan direndam cairan khusus pada bagian menggunakan ring yang dilapisi chrom.
Dua jenis liner tersebut
dan harus
menggunakan ring sesuai dengan jenisnya. Bagian atas dari liner dipasangkan
cylinder head
terpasang rapat dengan cylinder menggunakan tiga buah O- ring. Pemasangan liner
pada cylinder harus tertutup rapat dan dikencangkan oleh baut oleh clamp.
J. Fuel Injection Pump
Fuel pump yang dipakai adalah model impulse atau Jerk terpasang pada bagian atas
tiap-tiap cylinder dan dikerjakan oleh tekanan Push Rod dan camshaft. Pengatur
tappet terletak dibawah Pump pushrod dengan pengaturan waktu pemompaan yang
akurat. Fuel Injection Pump akan menaikkan tekanan bahan bakar yang menuju ke
bagian Injection dengan jumlah yang tepat dan menyalurkan bahan bakar dalam
waktu yang tepat ke Cylinder melalui Fuel Nozzel.
K. Fuel Nozzle
26
Manifold udara terpasang pada V mesin diesel. Bagian individual flange, berasal
dari pipa utama jenis tunggal atau jenis berganda di pasang pada masing-masing
silinder. Bagian utama dibuat dari stainless steel dengan bentuk menggembung agar
mudah melebar jika terjadi pemuaian panas akibat panas.
P. Water Pump
Sirkulasi air pendingin menggunakan sebuah yang terpasang pada mesin diesel,
terpasang pada sisi Free End Cover di putar oleh didi penggerak yang berasal dari
crankshaft melalui roda gigi penerus. Air pendingin ditekan masuk ke mesin diesel,
turbocharger, lube oil cooler, dan intercooler untuk menyerap panas dari pembakaran
pada mesin diesel. Lokomotif dilengkapi dengan radiator untuk mendinginkan air
pendingin dengan udara yang dihembuskan oleh fan radiator.
Q. Oil Pump
Sirkulasi minyak pelumas manggunakan sebuah pompa pelumas yang terpasang pada
mesin diesel, terpasang pada sisi Free End Cover, Relief pendingin dipasang untuk
mencegah terjadinya tekanan berlebihan dari pompa. Pendingin minyak pelumas (oil
cooler) terpasang di luar untuk menyerap panas dan komponen-komponen lainnya
(system pelumas).
BAB IV
PERAWATAN MOTOR DIESEL
4.1.
a. Apabila setelah diperiksa ternyata besarnya kerusakan sangat parah, maka silinder
harus diganti dengan yang baru.
b. Apabila dinding silinder tidak rata maka harus di Honing. Min toleransi diameter
croom 228,60 mm dan steel 228,55 mm batas aus 228,90 mm. Apabila melebihi
ukuran tersebut maka harus diganti yang baru.
c. Melakukan Honing setelah dilakukan Reboring pada silinder. Susunan dari tiap
hatch (lubang) nya harus menyilang antara 27 o-30o dan apabila diperlukan
d.
e.
2)
bawah crown.
Pemeriksaan sesudah dibersihkan
a. Memeriksa apakah kepala piston terbakar, retak atau terserang korosi.
b. Memeriksa keadaan kontak antara pena kontak dengan bantalan pada
piston.
Pengukuran bagian-bagian piston
a. Mengukur torak bagian luar mak 7,8734 in (199,984 mm) dan min 7,8724
in (199,959 mm) pada arah sejajar pena piston pada arah tegak lurus.
b. Mengukur semua lebar alur cincin piston dan diameter dalam bantalan
pena (bush) piston. Bush piston std. 79,396-79,428 pin piston std. 79,3179,32 limit 79,25.
c. Mengukur diameter luar piston.
3)
Pemeriksaan Ring Piston
Pekerjaan yang dilakukan antara lain :
a. Memeriksa keadaan cincin piston apakah ada kerusakan, bekas tanda
adanya lemacetan atau tanda-tanda kerusakan lainnya.
b. Untuk pekerjaan PA semua piston diganti dengan yang baru.
c. Pada waktu pengantian cincin piston, hal-hal yang harus diperhatikan
adalah cincin piston harus diletakkan pada alurnya masing-masing dengan
sebaik-baiknya dan dipastikan sisi atas cincin menghadap ke atas. Side
clearance kompresi max 0,27 mm (0,0105 in), min 0,18 mm (0,0070 in ),
side clearance oil max 1,14 mm (0,00551 in) minn 0,60 mm (0,0025 in),
end gap kompresi min 1,14 mm (0,045 in), max 5,72 mm (0,225 in), end
4)
gap oil min 0,38 mm (0,15 in) max 5,72 mm (0,225 in).
Pemeriksaan Batang Penggerak (Connecting Rod)
31
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan pada bagian batang penggerak
lainnya, antara lain :
a. Memeriksa bila ada kemungkinan keretakan dan keausan pada bagian
batang penggerak.
b. Mengukur diameter dalam,bantalan ujung batang penggerak pada dua arah
tegak lurus satu sama lain, jika terjadi keausan yang tidak normal maka
batang penggerak harus diganti dengan yang baru. Piston pin & crank pin
0,0047 in / 0,12 mm, kebengkokan limit 0,010.in(0,25 mm).
c. Untuk pangkal batang penggerak hal lain yang perlu diperhatikan yaitu
kerusakan,keausan atau kelainan-kelainan pada permukaan pangkal batang
penggerak dan pada baut pangkal batang penggerak.
d. Memeriksa keausan dudukan pangkal batang penggerak dan kap bantalan
pangkal batang penggerak.
e. Untuk pekerjaan PA, bantalan pangkal batang penggerak harus diganti
5)
(lim.188,82).
e. Test keretakan poros engkol dengan test magnufluks.
6)
Pemeriksaan Fuel Injection Nozzle (pengabut)
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada bagian pengabut :
a. Mencuci dan membersihkan bagian luar permukaan dengan minyak solar.
b. Test tekanan penyemprotan untuk lok tipe 201/203 adalah kurang lebih
3700-4000 psi dan bentuk pengabut apakah masih baik atau tidak.
c. Apabila terjadi pengabutan dan tekanan yang tidak sesuai dengan
ketentuan, maka pengabut tersebut harus diperbaiki atau diganti.
7)
Pemeriksaan pompa oli
Pekerjaan yang harus dilakukan pada pompa pelumasan ini antara lain :
a. Memeriksa setiap permukaan gigi-giginya terhadap keausan lainnya.
Diameter luar gear min 4,360 in (110,774 mm) maks 4,361 in (110,769
mm)
b. Memeriksa setiap permukaan rumah pompa terhadap kemungkinan
terjadinya korosi, keretakan, keausan dan kerusakan lainnya.
32
deterjen.
Panaskan dalam open dengan suhu kurang lebih 85oC.
Kemudian benda dibubuhi dengan Zyglo Powder disetiap permukaan.
Sinari dengan lampu Blacklight (dalam ruangan tertutup).
Apabila ada keretakan, maka terlihat sinar radium (hujan spot light)
Untuk mengetahui keretakan pada bagian motor diesel yang relative besar.
Pemeriksaan dapat dilakukan untuk keretakan membujur dengan arus searah
dan keretakan melintang dengan arus bolak-balik. Apabila ada bagian yang
retak maka terjadilah pengatupan, sehingga bagian yang retak akan terlihat.
C. Langkah Perakitan Dan Penyetelan Motor Diesel
Setelah melalui proses pembongkaran, pemeriksaan serta pengukuran langkah
selanjutnya adalah merakit dan menyetel seluruh komponen dengan urutan sebagai
berikut :
1) Memberihkan permukaan benda kerja dari sisa karat dan sisa-sisa perpak dan
bersihkan juga permukaan main bearing bore menggunakan scrap dan amplas.
2) Mengencangkan baut main bearing cap dan pengikat samping dengan main bearing
wrent, kunci shock, kunci momoen dengan kekencangan baut : 4000-4500 psi,
momen : 250 ftlb.
3) Mengukur diameter dalam main bearing bore, ukuran (222,28-222,25) limit
(keovalan) : 0,051 mm, menggunakan cylinder bore gauge. Sebelum mengunakan
cylinder bore gauge harus dikalibrasi terlebih dahulu.
4) Melepas kembali cap menggunakan main bearing wrent, kunci shock 15/16, kunci
momen.
5) Memasang baring, lalu mengukur dengan ukuran standart (203,20-203,15 mm)
menggunakan main bearing wrent, kunci shock, kunci momen cylinder bore gauge.
6) Memeriksa seal kopling pada crank shaft jika karet seal sudah keras maka gantilah
dengan yang baru menggunakan kunci L, kunci momen dengan ukuran kekencangan
baut 55 ftlb.
7) Menyemprotkan spot check pada crank shaft lalu periksa keretakan menggunakan
spot check, kain (majun). Catatan : Harus sudah mengerti cara menyemprotkan spot
check.
8) Meratakan permukaan crank shaft menggunakan amplas dan solar.
9) Mengukur diameter crank shaft. Ukuran : 188,90-188,95. Limit : 188,82
menggunakan micrometer luar.
10) Memasang pada motor blok, pasang juga cap beserta beraing dan baut pengunci
menggunakan main bearing wrent, kunci shock, kunci moment.
11) Menggulingkan motor blok ke arah samping menggunakan crane.
12) Memasang packing dan carter dengan menggunakan paslin, packing, kunci 13,14
denga momen kekencangan baut : 110-120 ftlb.
13) Membersihkan dari sisa perpak menggunakan sekrap, amplas, majun.
14) Memasang packing dan decksel depan dengan menggunakan paslin, packing, kunci
24 dengan momen kekencangan baut : 110-120 ftlb.
15) Memasang packing, oil pump dan water pump menggunakan paslin, packing, kunci
24, kunci momen dengan momen kekencangan baut : 110-120 ftlb.
34
16) Membersihkan crown piston dan piston menggunakan amplas dan majun. Catatan :
Pastikan kondisinya masih baik dan tidak retak.
17) Merangkai crown piston dan piston dengan menggunakan kunci shock dan momen
kekencangan baut : 58-70 ftlb. Catatan : Diameter piston : 79,396-79,428. Pin piston :
79,31-79,32
18) Memasang piston pada art rod menggunakan kunci shock 24. Momen : 350-375 ftlb.
19) Menyatukan cod rod bearing beserta art rod : 88,786-88,881. Bush pin : 88,88788,938 menggunakan kunci shock, momen dan cylinder bore gauge dengan ukuran
kekencangan baut : 425-450 ftlb, pengukuran dengan cylinder bore gauge dengan
ukuran standart kosong : 200,01-200,04 mm, isi : 189,11-189,00 mm.
20) Membersihkan cylinder assy, lalu memasang rocker arm menggunakan sekrap,
amplas, gerinda/sklep, kunci : 14,19 dan obeng. Catatan : Pastikan baut pada rocker
arm tidak macet.
21) Memasang intake dan selang filter menggunakan kunci 19,24 dengan momen
kekencangan baut : 19=70 ftlb, 24=110-120 ftlb.
22) Memasang rod, bosh pump, nozzle, pengunci nozzle dan pipa Hp fuel-in
menggunakan kunci L, momen dan kunci 19, 22, 32.
23) Memasang piston assembly pada blok mesin menggunakan kunci shock dengan
momen kekencangan baut : 425-450 ftlb.
24) Memasang silinder assy beserta push rod menggunakan baut pelurus, power run
dengan momen kekencangan baut assy : 4000-4500 psi.
25) Menyetel katup dan menyetel timing gauge menggunakan kunci 19, 24, 27, obeng (-)
dengan ukuran celah (in : 20 dn ex : 30) sesuai dengan FO (urutan pembakaran)
sebagai berikut : mulai dari A1-B2-A5-B4-A3-B1-A6-B5-A2-B3-A4-B6 secara
berurutan.
26) Memasang exhaust menggunakan kunci 24.
27) Memasang header kunci 19 dan 24.
28) Memasang decksel belakang menggunakan kunci shock 19, momen kekencangan baut
: 58-70 ftlb.
29) Memasang intercooler dengan kunci 24 dengan momen kekencangan baut : 110-120
ftlb.
30) Memasang pernafasan dengan kunci 19.
31) Memasang tutup crankcase samping.
32) Memasang drive flange kunci shock 24, dengan momen kekencangan baut : 120 ftlb.
33) Setelah semua komponen motor diesel terpasang secara sempurna dengan baik dan
benar, maka unit motor diesel tersebut selanjutnya dibawa ke test stand motor diesel
untuk tahap pengecatan dan test beroperasi.
35
4.2.
A. Pemeliharaan Harian
a.
1)
2)
3)
Pemeriksaan Awal
Membersihkan ruang Lokomotif luar maupun dalam.
Memeriksa dan mengencangkan baut-baut yang kendor.
Memeriksa bocoran pada pipa Exhauster dan sistem minyak pelumas, bahan
Pemeriksaan Awal
1)
2)
3)
4)
Blower (min.25mm).
D. Pemeliharaan 6 (Enam) Bulanan
a. Pemeriksaan Awal
1) Memeriksa minyak pelumas Mesin Diesel.
2) Memeriksa minyak bahan bakar.
3) Memeriksa minyak Governor Mesin Diesel.
37
1)
2)
3)
4)
Art Rod Pin, serta Conrod Camshaft terhadap kemungkinan adanya bram.
Membersihkan Window Filter dan melapisi dengan ETNA OIL.
Memeriksa kekencangan baut-baut pengikat Pompa Plunger bahan bakar.
Memeriksa kekencangan sambungan pipa bahan bakar.
Memeriksa adanya kelainan baut-baut kendor, retakan-retakan, benda asing pada
keausan serta seal-seal yang sudah tidak layak pakai dengan yang
baru.
2. Bosh pump bekerja tidak sempurna
Cara mengatasinya : Bongkar bosh pump, cek pluyer dan baut
pengatur volume bahan bakar kemungkinan terjadi kerusakan atau
perubahan baut pengunci bahan bakar. Apabila plunyer rusak harus
diganti dengan yang baru dan apabila terjadi perubahan posisi pada
baut pengatur volume bahan bakar maka harus di stel kembali
sesuai ketentuan.
3. Nozzle tidak bekerja dengan baik
Cara mengatasinya : Apabila tekanan kurang maka pegas nozzle
diganjal dengan ring atau diganti dengan yang baru. Periksa pasak
nozzle, mungkin sudah aus da harus diganti. Tetapi apabila yang
mengalami keausan pada bagian rumah nozzle, maka nozzle harus
diganti dengan yang baru. Langkah tersebut diatas juga berlaku
untuk pengabutan nozzle yang jelek.
4. Kompresi motor diesel rendah
Cara mengatasinya : sudah dijelaskan di point b.
5. Detonasi motor diesel
Cara mengatasinya : cek dan stel kembali timing motor, periksa
tekanan dan pengabutan nozzle, turbo supercharger dan filter udara
serta cek kerja dari pompa bahan bakar tekanan tinggi (bosh
pump).
6. Tidak ada bahan bakar yang mengalir
Cara mengatasinya : Stel fuel rack bush pump pada posisi on,
kemudian ada udara yang ikut terbawa pada sistem saluran bahan
bakar, untuk itu buka baut angin yang terletak pada bosh pump
pada saat poros motor berputar sehingga anginnya keluar melewati
lubang baut tadi, tetapi apabila kerusakan terjadi pada pompa
bahan bakar dari tangki, maka pompa harus dibongkar untuk
mengganti atau memperbaiki kemungkinan terjadinya kerusakan
pada packing seal atau pada sudut poros.
7. Penggunaan minyak pelumas terlalu boros
a. Bocor didalam motor diesel
Pipa-pipa saluran minyak dalam oil cooler bocor.
Cara mengatasinya : Apabila pipa tersebut berada di sisi luar,
maka masih dapat diperbaiki dengan menambalnya. Tetapi
41
kebocoran
pada
tersebut.
Ada minyak yang ikut terbakar pada ruang bakar
8. Terlalu banyak minyak pelumas didalam mesin
Cara mengatasinya : Kurangi volume minyak sampai memenuhi
ketentuan (lihat dalam deep stick).
9. Terdapat kerusakan pada cylinder liner, piston atau pada ring
minyak pelumas (oil scrupper ring).
Cara mengatasinya : Karena komponen tersebut terletak pada
lingkup dalam motor, maka motor tersebut harus dibongkar lagi
dan diperiksa bagian yang diduga terjadi kerusakan. Apabila
komponen tersebut tidak dapat diperbaiki maka harus diganti
dengan yang baru.
d. Pada waktu motor diesel bekerja dengan suhu air pendingain yang
normal, terajdi tekanan minyak pelumas yang terlalu rendah
normal, terjadi gas buang yang tidak normal, antara lain meliputi :
Gas buang berwarna hitam
1) Campuran bahan bakarnya tidak sempurna karena timming
kurang tepat
Cara mengatasinya : cek timming dan pemompaan bahan
bakar pada bosh pump.
2) Kualitas bahan bakar tidak sesuai
Cara mengatasinya : Kuras tangki bahan bakar sampai
bersih dan isi kembali dengan bahan bakar yang baru.
3) Sistem udara bahan bakar kurang baik
Cara mengatasinya : Periksa pada bagian intercooler, turbo
supercharger dan filter udara. Untuk gangguan pada filter
udara dapat dengan membersihkan atau menggantinya
dengan yang baru.
43
Pengetesan Lokomotif
A.
Test Statis
44
Test ini dilakukan dibawah Unit Quality Control (QC), test yang dilakukan
pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui fungsi komponen-komponen yang
telah mengalami perawatan dalam kondisi baik atau tidak dan telah memenuhi
standar yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui kondisi suku cadang pada
masing-masing komponen dari keausan, maka selanjutnya harus dilakukan
pengetesan dan pengukuran.
B.
Test Dinamis
Setelah test statis selesai dilakukan dan semua komponen dinyatakan dalam
keadaan baik dan sesuai dengan standar yang ada, maka selanjutnya dilakukan
uji test dinamis. Test ini dibagi menjadi dua macam, yitu :
1. Test Lintasan
Test ini dilakukan diatas lintasan yang terletak didepan Balai Yasa yang
bertujuan menguji kehandalan motor diesel atau putaran kerja mesin
(rpm), beban pengereman, sistem perpindahan kecepatan (transmisi),
komponen mekanik bawah dan sistem pengereman. Untuk test ini Balai
Yasa mempunyai lintasan rel kereta api sepanjang 1000 m, yang berada
didepan kantor Balai Yasa Yogyakarta.
2. Test Beban
Test ini dilakukan di Los Final Test dengan menggunakan
ruangan test beban dan memakai alat khusus. Test ini
bertujuan untuk menguji beban tarik lokomotif khususnya
pada motor diesel. Setelah semua tahap selesai dilakukan
dan semua komponen berfungsi dengan baik, maka
lokomotif tersebut dapat di kembalikan ke dipo yang
bersangkutan. Berikut ini adalah standar penentuan dalam
test beban :
Nocth
1
2
3
4
5
Rpm-MD
444-453
579-549
606-636
702-710
778-808
45
Volt
125-175
200-270
280-375
360-450
490-590
Ampere
275-325
450-550
650-750
850-950
1000-1200
E
50
17
35
60
90
6
7
8
874-882
960-968
1045-1055
600-690
690-760
770-850
Over speed
Low-Idle
Idle
1200-1400
1450-1575
1500-1700
1140-1160
372-400
444-453
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil kerja praktek di PT. KAI Balai Yasa Yogyakarta dapat disimpulkan
beberapa hal, sebagai berikut :
1) Pemeliharaan Lokomotif di PT. KAI Balai Yasa Yogyakarta
a. Pemeliharaan harian
b. Pemeliharaan 1 bulanan
c. Pemeliharaan 3 bulanan
d. Pemeliharaan 6 bulanan
e. Pemeliharaan tahunan
2) Jenis-jenis perawatan lokomotif yang ada di PT. KAI Balai Yasa Yogyakarta
a. Pemeriksaan Akhir (PA)
Merupakan jenis perawatan Preventive Maintenance/perawatan
terprogram.
b. Semi Pemeriksaan Akhir (SPA)
Merupakan jenis perawatan
c.
d.
e.
3) Motor
Preventive
Maintenance/perawatan
terprogram.
Perbaikan (PB)
Merupakan jenis perawatan Cerrective Maintenance.
Modifikasi (MOD)
Rehabilitasi (RH)
Merupakan jenis perawatan Predictive Maintenance.
Diesel merupakan komponen utama pada lokomotif karena motor ini
125
152
190
g. Cranes
5) Masalah yang sering dihadapi atau yagn sering terjadi pada mesin diesel yaitu
kebocoran kompresi dan kebocoran pada saluran buang (exhaust).
6) Perawatan mesin yang baik dan terjadwal sangat berpengaruh terhadap kinerja
dan umur mesin itu sendiri.
7) Dalam dunia kerja dibutuhkan sikap serta etos kerja yang baik, yang berbeda
saat kita kuliah dan dalam setiap bagian yang ada dalam suatu instansi
mempunyai fungsi yang berbeda-beda namun kesemuanya bekerja dengan
satu tujuan, inilah yang menjadi esensi dari suatu pemimpin yaitu bagaimana
dapat membawa suatu team ini untuk dapat mencapai suat tujuan bersama
guna menyelesaikan misi utama.
5.2.
Saran
1) Pengadaan suku cadang diusahakan harus tepat waktu sehingga tidak
menghambat proses perawatan motor diesel.
2) Perlu menerapkan pengawasan secara menyeluruh sebagai fungsi control
terhadap karyawan dalam melakukan pekerjaan sehingga akan tercipta kondisi
kerja yang dinamis.
3) Perlu adanya pemberian motivasi-motivasi pada saat apel, untuk memotivasi
karyawan agar lebih semangat dalam bekerja.
4) Tingkatkan suasana kerja yang bersahabat dan menyenangkan sehingga
pekerjaan dapat dilakukan dengan sungguh-sungguh.
5) Pengawasan yagn baik terhadap suatu pekerjaan sangat diperlukan untuk
menjaga mutu hasil produk.
6) Tingkatkan komunikasi yang harmonis antara karyawan dan pimpinan.
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W, Koichi Tsuda, Motor Diesel Putaran Tinggi, 1993, Pradya Paramita,
Jakarta.
47
Maintenance Intruction, Diesel Engine Maintenance Manual For Diesel Electric Locomotif,
Volume III, GE-Transportation System, USA.
Selayang Pandang Balai Yasa Yogyakara, Balai Yasa, Yogyakarta, Januari 2012.
Case E, Kenneth, Mise H. John, Nazemeth W. John, Turner C. Wayne, Pengantar Teknik Dan
Sistem Industri, Surabaya, 1993.
V.L. Maleev, M.E, DR. A.M, Ir Bambang Priambodo, Operasi Dan Pemeliharaan Mesin
Diesel, Jakarta, Erlangga, 1986.
48