LAPORAN PRAKTIKUM
FENOMENA DASAR MESIN
Disusun Oleh:
Nama
No. Mahasiswa
: 210009037
Kelompok
: IV (Empat)
Program Studi
: Teknik Mesin S1
PENGESYAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
FENOMENA DASAR MESIN
Mata Kuliah
Kode/SKS
: MS4227T/1
Semester
: IV
Program Studi
: Teknik Mesin S1
Yogyakarta,
April 2011
Disusun oleh:
No.Mhs : 211209051
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan
rahmat
serta
hidayahNya
sehingga
Penulis
dapat
telah
membantu
dalam
melaksanakan
praktikum
dan
Penulis
menyadari
bahwa
masih
banyak
kekurangan
dan
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ..................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................... 1
B. Tujuan............................................................................................. 1
BAB II LANDASAN TEORI
A. Fluida Friction Apparatus ( Sistem Model Mf 101 )..
3
B. Petunjuk Praktikum Aliran Dalam Pipa 20
BAB III PERHITUNGAN HASIL PERCOBAAN
A. Perhitungan Percobaan I .. 26
1. perhitungan kenaikan air pada tabung orifice.. 26
2. perhitungan kenaikan air pada tabung venturi. 29
B. Perhitungan Percobaan II 31
1. Perhitungan pipa 1 . 31
2. Perhitungan pipa 1... 33
3. Perhitungan pipa 34
4. Perhitungan pipa .. 36
C. Perhitungan percobaan III 37
1. Ball valve pada pembukaan 40 37
2. Ball valve pada pembukaan 45 39
3. Ball valve pada pembukaan 50. 40
4. Ball valve pada pembukaan 55 42
5. Ball valve pada pembukaan 60 43
6. Ball valve pada pembukaan 65..
45
60
LAMPIRAN
61
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Blakang
Setiap hari kita selalu berhubungan dengan fluida, hampir tanpa
sadar banyak gejala alam yang indah dan menakjubkan, seperti bukitbukit pasir dan ngarai-ngarai yang dalam, terjadi akibat gaya-gaya yang
ditimbulkan oleh aliran udara atau air serta perilaku aliran fluida itu
ketika menjumpai halangan. Fluida adalah suatu zat yang terus
menerus berubah bentuk apabila mengalami tekanan geser, dengan
kata lain yang dikategorikan sebagai fluida adalah suatu zat yang tidak
mampu menahan tekanan geser tanpa berubah bentuk.
Pipa air, baik yang dialiri air bersih maupun air limbah sama sekali
bukan barang yang aneh. Boleh jadi kita sadar bahwa pipa air minum,
misalnya, harus mempunyai diameter yang lebih besar dari suatu harga
minimum agar aliran air di kran-kran dapat mencukupi kebutuhan. Kita
mungkin terbiasa dengan benturan antara air dan pipa ketika kran air
ditutup secara tiba-tiba. Putaran air yang kita lihat ketika air dalam bak
mandi dikeluarkan
fisiologipun
berkepentingan
dengan
konsep-konsep
BAB II
LANDASAN TEORI
Diameter luar
Diameter
1
1
3/4
1/2
42,1 mm
33 mm
26,7 mm
21,5 mm
dalam
3,175 cm
3,175 cm
1,95 cm
1,27 cm
pengukuran ditengah pipa yaitu lubang (22 - 26), (23 27), (24 28)
dan (25 29), panjang pipa 3 ft.
1. Umum
Peralatan ini dirancang untuk mempelajari sifat-sifat aliran
fluida tak mampu mampat (incrompressible flow ) di dalam pipa.
Melalui percobaan ini, akan diketahui sifat-sifat aliran fluida,
10
11
= gaya geser
= viskositas absolut
Bila sifat-sifat fisik fluida mengalami perubahan, maka
kandungan energi fluida tersebut akan mengalami perubahan juga.
Sebagai contoh bila tekanan atau temperatur atau keduanya naik
maka kandungan energinya juga akan naik. Bila tekanan dan
temperatur turun, misalnya: dalam kasus pembentukan kerja fluida,
maka kandungan energi yang dapat dikonversi menjadi kerja akan
turun. Energi dapat dibedakan :
Energi potensial , merupakan energi yang dimiliki fluida yang
besarnya tergantung pada tinggi fluida terhadap daerah acuan
yang telah ditentukan.
12
bahwa
kerapatan,
viskositas
dan
temperatur
tidak
adanya
efek
gesekan
sebagai
fungsi
bilangan
Reynolds.
Bilangan Reynolds merupakan suatu besaran sebagai fungsi
kerapatan fluida, viskositas dan kecepatan aliran fluida didalam
pipa.
Perubahan
bialangan
Reynolds
akan
menimbulkan
R=
R = bilangan Reynolds
D = diameter dalam pipa
V = kecepatan aliran rata-rata
= kecepatan fluida
= viskositas absolut
Setiap aliran fluida melalui pipa, atau saluran terbuka melalui
13
ini
menimbulkan
kerugian
energi
mekanis
yang
L
f V
D 2g
...................................................
(1)
Dengan:
hf
= faktor gesekan
= panjang pipa
= percepatan gravitasi
Dari diagram dapat dilihat, pada daerah aliran laminar,
32 LV
D 2 g
.............................................
(2)
14
LV 2
32 2
2 Dg
D V
64
DV
L V
D 2g
...........................................
(3a)
64 L V
R D 2g
.................................................
(3b)
15
16
F=
64
R
..............................................................
(4)
2000.
untuk
17
= 2000).
cr
, maka
n.
18
aliran
yang
bilangan
Reynoldsnya
tidak
3-24-32
= diameter nominal 1
4-24-33
Kerapatan ( lb/ft )
Viskositas Abs
32
6,62
70
62,30
100
61,99
150
61,21
0,00121
0,00067
0,00046
0,00029
(lb/ft.s)
Katup-katup 10 s/d 19, fitting 20 dan 21 serta tangki air dapat
diatur sedemikian rupa agar air mengalir lewat pipa tertentu ( yang
diinginkan ). Ada kurang lebih 22 kemungkinan rangkaian aliran
(seri, paralel, seri paralel ) yang dapat dibuat dengan alat di atas.
Rangkaian tersebut dapat berupa rangkaian tertutup atau terbuka.
19
a. Rangkaian Tertutup
Air dari tangki 6b dialirkan lewat rangkaina pipa dengan bantuan
sebuah pompa, lalu air tersebuat dimasukan kembali ke dalam
tangki air 6b. Dalam hal ini volume air dalam tangki air 6b hampir
konstan. Untuk melakukan ini katup 45 dan 53 tertutup.
b. Rangkaian Terbuka
Air dari tangki air 6b dialirkan lewat rangkaian pipa dengan
bantuan sebuah pompa, kemudian air tersebut tidak dimasukan
kembali ke tangki 6b, melainkan dialirkan ke tangki air 6a. Jadi
dalam hal ini volume air di dalam tangki air 6b berangsur-angsur
berkurang. Untuk melakukan ini katup 44, 48, 50, 52 dan 53
tertutup ( katup bypass 48 boleh dibuka untuk mengurangi aliran
lewat orifice dan venturi ).
Alat pengukur debit aliran dapat berupa :
Orifice ujungnya tajam ( sharp edge orifice ), 7
Venturi, 8
Sight Gauge, 9a dan 9b
Untuk
mengukur
tekanan
pipa-pipa
maupun
fitting
dilengkapi
dengan
tap-tap
tekanan
sebagai
sensor
diamati
dengan
tekanan
pada
orifice
21
22
Ukuran Nominal
luar (D)
dalam(d)
42,1 mm
3,175 cm
1
3/4
1/2
33 mm
26,7 mm
21,5 mm
3,7 cm
sisi masuk
3,7 cm
2,57 cm
1,95 cm
1,27 cm
2,22 cm
leher (throat)
22,2 cm
Orifice
Venturi
: 42 liter/menit
Head
: 34 9 meter
23
8. Pecobaan-Percobaan
a. Pecobaan 1 : Sight Gauge
1. Sight gage terbuat dari pipa transparan dan ditempatkan
berdiri di samping tangki air. Sihgt Gauge dilengkapi dengan
pembagian skala yang menunjukkan volume air yang ada
didalam tangki air.
2. Sight Gauge ini perlu dikalibrasi sebelum digunakan untuk
mengukur tangki air.
3. Dapat dibuat grafik yang menyatakan hubungan kapasitas vs
waktu.
b. Percobaan 2 : Karakteristik Orifce Flow Meter.
1. Setelah tangki air diisi air (air dari tangki 6a) dan manometer
siap digunakan, tutuplah katup-katup 44, 45, 48, 50, dan 53.
katup-katup
lain
terbuka.
Gunakan
katup
45
sebagai
24
h f =f
L v
D 2 g
dimana :
f
h = kerugian gesekan
25
v = kecepatan aliran
L = panjangh pipa
D = diameter pipa
g = percepatan gravitasi
2. Cek
memperlihatkan
hubungan
kerugian
tekanan
vs
26
2.
3.
4.
5.
6.
air
dalam
manometer
akan
turun.
Biarkan
27
langkah
ini
permukaan
air
didalam
manometer
b.
untuk
mempermudah
pelaksanaan
percobaan
selanjutnya.
1.
2.
3.
Jika grafik head loss vs debit untuk orifice dan venturi telah
dibuat, keduanya dapat digunakan sebagai alat pengukur debit
pada sistem tertutup.
2. Pelaksanaan Percobaan
a. Sifat-Sifat Orifice Flow Meter
1. Setelahtangki 6b diisi air dan manometer dipersiapnkan sesuia
dengan petunjuk, susunlah kombinasi katup-katup sebagai
berikut :
28
Tutup katup 44, 45, 48, 50, 52 dan 53. buka katup yang lain.
Katup 45 dipakai sebagai pengatur jumlah air yang keluar dari
pipa pada sistem aliran terbuka.
2. Hubungkan manometer dengan lubang pengukur tekanan 4041 untuk mengukur perbedaan tekanan diantara kedua titik
tersebut.
3. Hidupkankan motor dan buka sedikit katup 45.
4. Ukurlah air yang keluar dari tangki dengan mengamati
penurunan permukaan air pada gelas penduga untuk selang
waktu tertentu. Bersamaan dengan ini catat pula perbedaan
tekanan kedua titik pada orifice dan venturi tersebut. Jika debit
air yang melewati orificemeter terlalu besar, sihingga
permukaan menometer tertalu tinggi, bukalah dan aturlah katup
bypass (48). Pengukuran dilakukan jika jumlah ari dalam
tabung transparan konstan.
5. Ulangi pengukuran di atas untuk berbagai kedudukan katup 45.
6. Debit teoritis :
Az
A
1- 2
A1
th
Q =
P
P
2 g Z1 1 Z 2 2
y
y
Dengan asumsi:
Steady flow, incompresssible flow, inviscid flow dan
uniform pressure pada seksi/ bagian 1 dan 2.
Wektu (t)
= t1 t10 (s)
A1
A
Qt h= 2
2
D1
A 1=
4
D2 2
A 2=
4
h=beda ketinggian
g= percepatan gravitasi(9,8
m
cm
=980 2 )
2
s
s
A1
Cc=0,6+0,4
e. Koefisien Orifice
30
A2 2
A1
1Cc2
C v Cc
C=
f. Debit Nyata ( Q )
Q=C A 2 g h
31
A2
Qth =
A
1 2
A1
P
P
2 g Z 1 1 Z 1 2
Dengan asumsi:
Steady flow, incrompressible flow, inviscid flow dan uniform
pressure pada seksi/ bagian 1 dan 2.
Q
Qth
Cv =
. (2)
32
L V2
f
D 2g
hf =
Dengan,
L = panjang pipa
D = Diameter dalam pipa
V = Kecepatan aliran
f
= koefisien geseran
g = Percepatan grafitasi
4. Untuk mencari kecepatan aliran pergunakan grafik orifice.
d. Gate Valve
1. Untuk mengukur head loss pada gate valve 1 maka manometer
pertama tetap terhubung pada orifice sedang manometer kedua
dihubungkan pada katup 32 dan 35.
2. Kita atur pembukaan gate valve 15 yaitu : 1 putaran ; 2 putaran ;
3 putaran ; 4 putaran ; dan 6 putaran.
3. Untuk setiap posisi pembukaan gate valve dibaca lima macam
debit. Sebagai pengatur debit dipakai katup 52 atau 44.
Jika debit yang melewati pipa terlalu besar, bukalah dan aturlah
katup bypass (48).
e. Sambungan Tee (T20)
Manometer
pertama
teap
terhubung
pada
orifice
sedang
33
BAB III
PERHITUNGAN HASIL PERCOBAAN
A. Perhitungan Percobaan I
1. Perhitungan kenaikan air pada tabung Orifice
Pada percobaan ini dilakukan sebanyak sepuluh kali percobaan,
berdasarkan data pengukuran percobaan maka didapatkan:
a.
Luas penampang pada orifice (A) dan pipa (A 1)
A= (d)2
4
D=37 mm=3,7 cm
d=22,2 mm=2,22 cm
A=
3,14
(2,22 cm)2
4
2
A=3,87 cm
2
A 1=
4
2
3,7 =10,75 cm
A 1=
4
34
b.
A1
Cc=0,6+0,4
3,87 2
10,75
Cc=0,6+0,4
2
3,87 cm 2
2
10,75cm
Cc=0,6+0,4
Cc=0,65
A 2=2,52 cm 2
c. Debit Terukur (Qtr)
v
Qtr =
t
Dimana :
Aliran volume (v)
Waktu (t)
= t1 t10 (s)
v 14280 cm 3
cm 3
Q tr = =
=508,18
t1
28,1 s
s
d. Debit Teoritis ( Qth)
A2 2
A1
A2
Q t h=
35
perhitungan
ini
digunakan
data
percobaan ke 1
g= percepatan gravitasi(9,8
m
cm
=980 2 )
2
s
s
Maka:
2
2,52 cm 2
2
10,75 cm
2,52 cm 2
Q t h=
Q t h=
2,52 c m2 82,83 cm
0,97
s
Qt h=2,6 82,83
Qt h=214,70
cm
s
cm
s
3
f. Koefisien Orifice
A2 2
A1
1Cc2
C v Cc
C=
36
2,52 cm 2 2
10,75 cm 2
1( 0,65)2
2,15 0,65
C=
C=
1,39
1,39
=
10,42 0,05 0,98
C=1,41
Untuk
perhitungan
selanjutnya
yaitu
perhitungan
data
h1
h2
(detik)
(cm)
(cm)
(cm)
141,5
141,0
0
140,0
0
139,0
0
133,5
0
132,7
0
133,0
0
132,5
0
134,0
0
133,6
0
133,4
0
132,7
0
133,5
0
133,0
0
134,3
0
133,2
0
133,5
0
132,8
28,01
27,90
31,50
31,50
33,50
31,00
31,30
32,30
31,90
Qth
(cm3/s
)
Qtr
(cm3/s)
Cv
0,5
214,70
460,65
2,15
1,41
202,06
456,23
2,26
1,48
0,80
102,65
453,33
4,42
2,90
0,50
81,15
453,33
5,59
3,67
0,40
72,58
426,27
5,87
3,86
0,70
96,02
460,65
4,80
3,16
0,50
81,15
456,23
5,62
3,70
1,10
120,36
442,11
3,67
2,42
0,70
96,02
447,65
4,66
3,07
37
10
32,30
134,0
133,6
0,40
72,58
442,11
6,09
4,01
2. Perhitungan Venturi
Pada percobaan ini dilakukan sebanyak sepuluh kali percobaan,
berdasarkan data pengukuran percobaan maka didapatkan:
a.
Luas penampang pada venturi (A2) dan pipa (A1)
2
A 2= (d)
4
D=37 mm=3,7 cm
d=22,2 mm=2,22 cm
A 2=
3,14
(2,22 cm)2
4
A=3,87 cm2
D 2
A 1=
4
2
3,7 =10,75 cm
A 1=
4
b.
Cc=
A2
A1
Cc=
3,87
10,75
Cc=0,36
c.
d.
Qtr =
v
t
Dimana :
Aliran volume (v)
Wektu (t)
= t1 t10 (s)
v 14280 cm 3
cm 3
Qtr = =
=460,65
t1
31 s
s
e.
A2 2
A1
A2
Q t h=
perhitungan
ini
digunakan
data
percobaan ke 1
g= percepatan gravitasi(9,8
m
cm
=980 2 )
2
s
s
Maka:
2
3,87 cm 2
2
10,75 cm
3,87 cm 2
Q t h=
Q t h=
3,87 cm 2
cm
99,98
0,93
s
39
Qt h=4,16 99,98
Qt h=414,73
f.
cm
s
cm3
s
cm
Qtr
s
C v=
=
=1,11
Qth
cm 3
414,73
s
460,65
g.
Koefisien Orifice
A2 2
A1
1Cc2
C v Cc
C=
3,87 cm 2 2
10,75 cm2
1(0,36)2
1,11 0,36
C=
C=
0,40
0,40
=
10,13 0,13 0,98
C=0,40
h.
Debit Nyata ( Q )
Q=C A1 2 g h
cm
5,1 cm
s2
Q=4,34 cm 99,98 cm
Q=433,42
40
No
h1
h2
(detik)
(cm)
(cm)
(cm)
129,4
124,3
0
130,4
0
124,2
0
130,8
0
124,2
0
130,6
0
124,0
0
131,1
0
126,0
0
130,8
0
124,4
0
131,0
0
124,6
0
131,5
0
125,0
0
131,0
0
124,5
0
131,0
0
125,0
31,00
31,30
31,50
31,50
33,50
31,00
31,30
32,30
31,90
10
32,30
Qth
(cm3/s
)
Qtr
(cm3/s)
Cv
Q
(cm3/s
)
5,10
414,73
460,65
1,11
0,40
433,42
6,20
457,27
456,23
1,00
0,36
429,26
6,60
471,79
453,33
0,96
0,35
426,54
6,60
471,79
453,33
0,96
0,35
426,54
5,10
414,73
426,27
1,03
0,37
401,07
6,40
464,59
460,65
0,99
0,36
433,42
6,40
464,59
456,23
0,98
0,36
429,26
6,50
468,21
442,11
0,94
0,34
415,97
6,50
468,21
447,65
0,96
0,35
421,19
6,00
449,84
442,11
0,98
0,36
415,97
41
B. PERHITUNGAN PERCOBAAN II
Pada percobaan ini menggunakan empat jenis ukuran pipa yaitu 1,
1, dan . Pada masing masing ukuran pipa dilakukan 10 kali
percobaan sehingga bisa didapatkan :
1.
Perhitungan Pipa 1
Diameter dalam (D) pipa 1
= 3,7 cm
Panjang pipa, L
= 5 ft = 12 2,54 5= 52,4 cm
a.
A= D2
4
A=
3,14
(3,7 cm)2
4
A=10,75 cm
b.
h=2 cm
c.
d.
e.
hf =10,5 cm
f.
F=
H f 2 . g . D
l v2
cm
3,7 cm
s2
F=
152,4 cm(125 . 58 c m/ s)2
1 0,5 cm 2 980
F=0,03
Dengan cara dan rumus yang sama bisa didapatkan faktor
gesekan pada pipa pada pengukyran ke 2 (F 2) sampai
pengukuran ke 10 (F10)
g.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Orifice
h1
h2
(cm)
(cm)
139,0
h
(cm)
Pipa
h3
h4
(cm)
(cm)
139,5 129,0
hf
(cm)
V
(cm/s)
125,5
Q
(cm3/s)
1350,0
0
139,5
137,00
2,00
0
140,0
0
129,5
10,50
8
125,5
0,03
0
1350,0
0
139,8
137,50
2,00
0
140,0
0
129,5
10,50
8
132,0
0,03
0
1420,0
0
139,5
137,50
2,30
0
140,0
0
129,5
10,50
9
125,5
0,03
0
1350,0
0
138,0
137,50
2,00
0
138,5
0
128,0
10,50
8
130,2
0,03
0
1400,0
0
138,3
135,80
2,20
0
138,5
0
128,0
10,50
3
132,0
0,03
0
1420,0
0
137,0
136,00
2,30
0
137,0
0
127,0
10,50
9
141,4
0,03
0
1520,0
0
137,0
134,50
2,50
0
137,0
0
127,0
10,00
0
141,4
0,02
0
1520,0
0
136,5
134,50
2,50
0
137,0
0
127,0
10,00
0
125,5
0,02
0
1350,0
0
136,8
134,50
2,00
0
137,0
0
127,0
10,00
8
125,5
0,03
0
1350,0
134,80
2,00
10,00
0,03
43
2.
Perhitungan pipa 1
Diameter dalam (D), pipa 1 = 2,5 cm
Panjang pipa, L
= 5 ft = 12 2,54 5 = 152,4 cm
3,14
2
(2,5 cm)
4
A=4,9 1cm2
b. Beda tekanan pada orifice (h)
h=h 1h 2
h=135,5 cm134 cm
h=1,5 cm
c. Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice
maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
cm3
Q=1080
s
d. Kecepatan aliran (v)
3
cm
10 80
Q
s
V= =
A 4,91 cm 2
V =219,96 cm/ s
e. Beda tekanan pada pipa (hf)
hf =h1h2
hf =136 cm125 cm
hf =11 cm
f. Mencari faktor gesekan pada pipa ( F1)
44
F=
h f 2 g D
l v 2
cm
2,5 cm
s2
F=
152,4 cm(219,96 c m/ s)2
11 cm 2 980
F=0,01
Dengan cara dan rumus yang sama bisa didapatkan faktor
gesekan pada pipa pada pengukyran ke 2 (F 2) sampai
pengukuran ke 10 (F10)
g. Tabel perhitungan faktor gesekan pada pipa 1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Orifice
h2
(cm)
h
(cm)
h3
(cm)
136,0
Pipa
h4
(cm)
125,0
0
135,0
134,00
1,50
0
133,5
0
135,0
134,00
1,00
0
135,0
133,50
0
135,0
h1
(cm)
135,5
hf
(cm)
V
(cm/s)
219,9
Q
(cm3/s)
1080,0
0
124,5
11,00
6
162,9
0,01
0
133,5
0
124,5
9,00
3
219,9
0,01
1,50
0
133,5
0
124,5
9,00
6
219,9
0,01
0
1080,0
133,50
1,50
0
133,5
0
124,5
9,00
6
219,9
0,01
0
1080,0
0
135,0
133,50
1,50
0
133,5
0
124,5
9,00
6
219,9
0,01
0
1080,0
0
135,0
133,50
1,50
0
133,5
0
124,5
9,00
6
224,0
0,01
0
1100,0
0
135,0
133,40
1,60
0
133,5
0
124,5
9,00
3
274,9
0,01
0
1350,0
0
134,0
133,00
2,00
0
133,5
0
124,5
9,00
5
162,9
0,00
0
134,0
133,00
1,00
0
135,0
0
124,0
9,00
3
162,9
0,01
133,00
1,00
11,00
0,01
800,00
1080,0
45
800,00
800,00
3.
Prhitungan pipa
Diameter dalam ,(D) pipa
Panjang pipa, L
= 2 cm
= 5 ft = 12 2,54 5 = 152,4
cm
a. Luas penampang pipa ( A)
A= D2
4
A=
3,14
(2 cm)2
4
A=3,14 cm
h=2 cm
c. Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice
maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
cm 3
Q=1 350
s
d. Kecepatan aliran (v)
3
c cm
1350
Q
s
V= =
2
A
3,14 cm
V =429,94 cm/s
e. Beda tekanan pada pipa (hf)
46
hf =h1h2
hf =13 6,5 cm124,5 cm
hf =12 cm
F= 0,002
Dengan cara dan rumus yang sama bisa didapatkan faktor
gesekan pada pipa pada pengukyran ke 2 (F 2) sampai
pengukuran ke 10 (F10)
g. Tabel perhitungan faktor gesekan pada pipa
No
1
2
3
4
5
h1
(cm)
Orifice
h2
(cm)
h
(cm)
h3
(cm)
136,5
Pipa
h4
(cm)
hf
(cm)
V
(cm/s)
135,50
133,50
2,00
0
136,5
124,50
12,00
429,94
0,002
135,50
133,50
2,00
0
135,5
124,50
12,00
429,94
0,002
134,70
132,50
2,20
0
136,0
123,50
12,00
445,86
0,002
135,00
133,00
2,00
0
135,5
124,00
12,00
429,94
0,002
134,50
132,30
2,20
123,50
12,00
445,86
0,002
47
Q
(cm3/s)
1350,00
1350,00
1400,00
1350,00
1400,00
6
7
8
9
10
136,0
135,00
133,00
2,00
0
136,5
124,00
12,00
429,94
0,002
135,00
133,50
1,50
0
136,5
124,50
12,00
343,95
0,003
135,00
133,50
1,50
0
136,5
124,50
12,00
343,95
0,003
135,30
133,50
1,80
0
136,5
124,50
12,00
353,50
0,002
135,00
133,50
1,50
124,50
12,00
343,95
0,003
4.
Perhitungan pipa
Diameter dalam (D) pipa = 1,5 cm
Panjang pipa, L
a.
= 5 ft = 12 2,54 5 = 152,4 cm
A= D2
4
A=
3,14
(1,5 cm)2
4
A=1,77 cm2
b.
h=2 cm
c.
48
1350,00
1080,00
1080,00
1110,00
1080,00
d.
e.
f.
F=0,0004
Dengan cara dan rumus yang sama bisa didapatkan faktor
gesekan pada pipa pada pengukyran ke 2 (F 2) sampai
pengukuran ke 10 (F10)
g.
No
1
2
3
4
Orifice
h1
h2
(cm)
(cm)
h
(cm)
Pipa
h3
h4
(cm)
(cm)
136,0
hf
(cm)
V
(cm/s)
Q
(cm3/s)
1350,00
136,00
134,00
2,00
0
136,5
125,00
11,00
762,71 0,0004
135,50
133,50
2,00
0
136,5
124,50
12,00
762,71 0,0004
135,50
135,80
133,50
133,80
2,00
2,00
0
136,5
124,50
124,50
12,00
12,00
1350,00
762,71 0,0004
762,71 0,0004 1350,00
49
1350,00
0
135,5
5
6
7
8
9
10
135,00
132,50
2,50
0
136,0
123,50
12,00
858,76 0,0003
135,00
133,00
2,00
0
135,5
124,00
12,00
762,71 0,0004
135,00
132,80
2,20
0
135,5
123,50
12,00
790,96 0,0004
135,00
132,50
2,50
0
135,5
123,50
12,00
858,76 0,0003
134,50
132,50
2,00
0
136,5
123,50
12,00
762,71 0,0004
135,50
133,50
2,00
124,50
12,00
762,71 0,0004
3,14
(3,7 cm)2
4
A=10,75 cm2
50
1520,00
1350,00
1400,00
1520,00
1350,00
1350,00
h=5 cm
c. Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice
maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
cm3
Q=220 0
s
d. Kecepatan aliran (v)
3
cm
2200
Q
s
V= =
A 10,75 cm2
V =204,65 cm/ s
hf =6 cm
f. Faktor kerugian (k1)
2ghf
K=
2
V
cm
6 cm
2
ss
K=
2
(204,65 cm/s)
2 980
cm
2
s
K=
2
(204,665 c m / s)
11760
K=0,28
Dengan cara dan rumus yang sama dapat dicari faktor keruguan
pada pengukuran ke 2 (k2) sampai pada pengukuran ke 10 (k10).
g. Tabel ball valve pembukaan 40
Orifice
Valve
51
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
h1
(cm)
h2
(cm)
h
(cm)
h3
(cm)
130,5
h4
(cm)
hf
(cm)
V
(cm/s)
138,00
133,00
5,00
0
130,5
124,50
6,00
204,65
0,28
138,00
133,00
5,00
0
131,0
124,50
6,00
204,65
0,28
138,00
134,00
4,00
0
131,0
125,00
6,00
174,88
0,38
138,00
133,50
4,50
0
131,0
124,50
6,50
184,19
0,38
138,00
133,00
5,00
0
131,0
124,50
6,50
204,65
0,30
138,00
133,50
4,50
0
131,0
124,50
6,50
184,19
0,38
138,00
134,00
4,00
0
131,0
124,50
6,50
174,88
0,42
138,50
133,50
5,00
0
130,5
124,50
6,50
204,65
0,30
137,50
132,50
5,00
0
131,0
124,00
6,50
204,65
0,30
138,50
134,00
4,50
124,50
6,50
184,19
0,38
Q
(cm3/s)
2200,00
2200,00
1880,00
1980,00
2200,00
1980,00
1880,00
2200,00
2200,00
1980,00
A= D2
4
A=
3,14
(3,7 cm)2
4
52
A=10,75 cm2
h=4 cm
c. Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice
maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
cm3
Q=1880
s
d. Kecepatan aliran (v)
3
cm
188 0
Q
s
V= =
A 10,75 cm2
v =174,88 cm /s
e. Beda tekanan pada Valve (hf)
hf =h1h2
hf =13 1cm125 cm
hf =6 cm
f. Faktor kerugian (k1)
2ghf
K=
2
V
cm
6 cm
2
s
K=
2
(174,88 c m/s )
2 980
k =0,38
Dengan cara dan rumus yang sama dapat dicari faktor keruguan
pada pengukuran ke 2 (k2) sampai pada pengukuran ke 10 (k10).
g. Tabel Ball valve pada pembukaan 50
Orifice
No
h1
(cm)
h2
(cm)
Valve
h
(cm)
h3
(cm)
h4
(cm)
hf
(cm)
V
(cm/s)
Q
(cm3/s)
53
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
131,0
137,50
133,50
4,00
0
131,0
125,00
6,00
174,88
0,38
138,00
134,00
4,00
0
130,5
125,00
6,00
174,88
0,38
137,50
133,50
4,00
0
131,0
124,50
6,00
174,88
0,38
138,50
134,00
4,50
0
131,0
124,50
6,50
184,19
0,38
137,00
133,50
3,50
0
131,0
124,50
6,50
165,58
0,46
137,00
134,00
3,00
0
130,5
124,50
6,50
156,28
0,52
137,00
133,50
3,50
0
130,5
124,00
6,50
165,58
0,46
136,50
133,00
3,50
0
130,0
124,00
6,50
165,58
0,46
136,50
132,50
4,00
0
130,0
123,50
6,50
174,88
0,42
135,50
132,50
3,00
123,00
7,00
156,28
0,56
1880,00
1880,00
1880,00
1980,00
1780,00
1680,00
1780,00
1780,00
1880,00
1680,00
A= D2
4
A=
3,14
(3,7 cm)2
4
A=10,75 cm
54
h=2,5 cm
c. Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice
maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
3
cm
Q=1 520
s
d. Kecepatan aliran (v)
3
cm
1520
Q
s
V= =
A 10,75 cm 2
V =1 41 . 40 cm/s
e. Beda tekanan pada Valve (hf)
hf =h1h2
hf =130 cm123,5 cm
hf =6,5 cm
f. Faktor kerugian (k1)
2ghf
K=
V2
cm
6,5 cm
s2
K=
(1 41 . 40 cm/s)2
2 980
K=0,64 cm/s
Dengan cara dan rumus yang sama dapat dicari faktor keruguan
pada pengukuran ke 2 (k2) sampai pada pengukuran ke 10 (k10).
55
Orifice
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Valve
h1
(cm)
h2
(cm)
h
(cm)
h3
(cm)
130,0
h4
(cm)
hf
(cm)
V
(cm/s)
135,50
133,00
2,50
0
129,5
123,50
6,50
141,40
0,64
135,00
132,00
3,00
0
129,5
123,00
6,50
156,28
0,52
135,50
132,50
3,00
0
129,5
123,00
6,50
156,28
0,52
134,50
132,50
2,00
0
129,5
123,50
6,00
125,58
0,75
136,50
133,50
3,00
0
129,5
123,00
6,50
156,28
0,52
134,00
133,50
0,50
0
130,0
123,10
6,40
38,14
8,62
135,00
133,00
2,00
0
129,5
123,50
6,50
125,58
0,81
133,50
133,00
0,50
0
130,0
123,50
6,00
38,14
8,08
135,00
133,00
2,00
0
129,5
123,50
6,50
125,58
0,81
134,50
132,50
2,00
123,50
6,00
125,58
0,75
Q
(cm3/s)
1520,00
1680,00
1680,00
1350,00
1680,00
410,00
1350,00
410,00
1350,00
1350,00
A= D2
4
A=
3,14
(3,7 cm)2
4
A=10,75 cm2
b. Beda tekanan pada orifice (h)
56
h= h 1 h 2
h=137 cm134 cm
h=3 cm
hf =6,5 cm
f. Faktor kerugian (k1)
2gh f
k=
2
v
cm
6,5 cm
s2
k=
(156,28 c m/ s)2
2 980
k =0,52
Dengan cara dan rumus yang sama dapat dicari faktor keruguan
pada pengukuran ke 2 (k2) sampai pada pengukuran ke 10 (k10).
57
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Orifice
h2
(cm)
h1
(cm)
h
(cm)
h3
(cm)
130,5
Valve
h4
(cm)
hf
(cm)
V
(cm/s)
Q
(cm3/s)
137,00
134,00
3,00
0
129,5
124,00
6,50
156,28
0,52
134,00
133,00
1,00
0
130,0
123,50
6,00
76,28
2,02
135,00
133,00
2,00
0
129,7
123,50
6,50
125,58
0,81
134,00
133,00
1,00
0
129,7
123,50
6,20
76,28
2,09
135,00
133,00
2,00
0
129,7
123,50
6,20
125,58
0,77
134,50
133,00
1,50
0
130,0
123,50
6,20
100,47
1,20
134,50
133,50
1,00
0
129,5
124,00
6,00
76,28
2,02
134,00
132,50
1,50
0
129,5
123,00
6,50
100,47
1,26
134,00
133,00
1,00
0
129,5
123,00
6,50
76,28
2,19
134,00
133,00
1,00
123,50
6,00
76,28
2,02
3,14
2
(3,7 cm)
4
58
1680,00
820,00
1350,00
820,00
1350,00
1080,00
820,00
1080,00
820,00
820,00
A=10,75 cm2
b. Beda tekanan pada orifice (h)
h=h 1h 2
h=134 ,5 cm134 cm
h=0,5 cm
hf =6,5 cm
f. Faktor kerugian (k1)
2gh f
k=
v2
cm
6,5 cm
s2
k=
(38,14 cm/ s)2
2 980
k =8,76
Dengan cara dan rumus yang sama dapat dicari faktor keruguan
pada pengukuran ke 2 (k2) sampai pada pengukuran ke 10 (k10).
59
Valve
h1
(cm)
134,5
h2
(cm)
h
(cm)
h3
(cm)
131,0
h4
(cm)
hf
(cm)
V
(cm/s)
0
134,5
134,00
0,50
0
130,5
124,50
6,50
38,14
8,76
0
134,5
134,00
0,50
0
130,0
124,50
6,00
38,14
8,08
0
134,5
134,00
0,50
0
130,5
124,50
5,50
38,14
7,41
0
134,5
134,00
0,50
0
131,0
124,00
6,50
38,14
8,76
0
135,0
134,50
0,00
0
131,0
125,00
6,00
0,00
0
135,0
134,50
0,50
0
130,5
125,00
6,00
38,14
8,08
0
134,5
134,50
0,50
0
131,0
124,50
6,00
38,14
8,08
0
134,5
134,00
0,50
0
131,0
124,00
7,00
38,14
9,43
0
135,0
134,00
0,50
0
131,0
124,50
6,50
38,14
8,76
134,50
0,50
124,50
6,50
38,14
8,76
D. PERHITUNGAN PERCOBAAN KE IV
1. Percobaan dilakukan pada T20
Pada percobaan ini dilakukan sebanyak 10 kali pengukuran dengan
menggunakan diameter pipa 1.
60
Q
(cm3/s)
410,00
410,00
410,00
410,00
0,00
410,00
410,00
410,00
410,00
410,00
A= D2
4
A=
3,14
(3,7 cm)2
4
A=10,75 cm2
h=0,5 cm
c. Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice
maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
cm3
Q=410
s
d. Kecepatan aliran (v)
3
cm
410
Q
s
V= =
A 10,75 cm2
V =38,14 c m/s
e. Beda tekanan pada T20 (hf)
hf =h1h2
hf =131,5 cm1 25 cm
hf =6,5 cm
f. Faktor kerugian (k1)
2ghf
K=
2
v
cm
6,5 cm
2
s
K=
2
(38,14 c m/ s)
2 980
61
K=8,76
Dengan cara dan rumus yang sama dapat dicari faktor keruguan
pada pengukuran ke 2 (k2) sampai pada pengukuran ke 10 (k10).
g. Tabel T20.
Orifice
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
T20
h1
(cm)
134,5
h2
(cm)
h
(cm)
h3
(cm)
131,0
h4
(cm)
hf
(cm)
V
(cm/s)
0
134,5
134,00
0,50
0
130,5
124,50
6,50
38,14
8,76
0
135,0
134,00
0,50
0
130,5
124,50
6,00
38,14
8,08
0
134,5
134,50
0,50
0
130,5
124,50
6,00
38,14
8,08
0
134,5
134,00
0,50
0
130,0
124,50
6,00
38,14
8,08
0
134,0
134,00
0,50
0
130,5
124,00
6,00
38,14
8,08
0
134,5
133,50
0,50
0
130,5
124,50
6,00
38,14
8,08
0
135,5
134,00
0,50
0
130,5
124,50
6,00
38,14
8,08
0
135,0
135,00
0,50
0
130,5
124,50
6,00
38,14
8,08
0
134,0
134,50
0,50
0
130,5
124,50
6,00
38,14
8,08
133,50
0,50
124,50
6,00
38,14
8,08
62
Q
(cm3/s)
410,00
410,00
410,00
410,00
410,00
410,00
410,00
410,00
410,00
410,00
A= D2
4
A=
3,14
2
(3,7 cm)
4
A=10,75 cm2
h=0 cm
c. Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice
maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
cm3
Q=0
s
d. Kecepatan aliran (v)
3
cm
0
Q
s
v= =
A 10,75 cm2
v =0 c m/ s
e. Beda tekanan pada elbow (hf)
hf =h1h2
hf =131,5 cm1 25 cm
hf =6,5 cm
f. Faktor kerugian (k1)
2 g hf
k=
v2
63
cm
6,5 cm
s2
(0 c m/s)2
2 980
k=
k =
Dengan cara dan rumus yang sama dapat dicari faktor keruguan
pada pengukuran ke 2 (k2) sampai pada pengukuran ke 10 (k10).
g. Tabel elbow 90
h1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Orifice
h2
Elbow 90
h3
h4
hf
Q
(cm3/s
(cm)
134,0
(cm)
(cm)
(cm)
131,5
(cm)
125,0
(cm)
(cm/s)
K
#DIV/0
0
134,0
134,00
0,00
0
130,5
0
124,5
6,50
0,00
!
#DIV/0
0
133,8
133,80
0,20
0
130,5
0
124,5
6,00
0,00
0
133,5
133,80
0,00
0
130,5
0
124,5
6,00
34,42
9,93
#DIV/0
0
134,0
133,50
0,00
0
130,5
0
124,5
6,00
0,00
!
#DIV/0
0
133,5
134,00
0,00
0
130,5
0
124,5
6,00
0,00
!
#DIV/0
0
134,0
133,50
0,00
0
130,5
0
124,5
6,00
0,00
!
#DIV/0
0
134,0
134,00
0,00
0
130,5
0
124,5
6,00
0,00
!
#DIV/0
0
134,0
134,00
0,00
0
131,0
0
125,0
6,00
0,00
!
#DIV/0
0
134,0
134,00
134,00
0,00
0,00
0
131,0
0
125,0
6,00
6,00
0,00
0,00
!
#DIV/0
64
)
0,00
0,00
370,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
9.00
8.00
R = 0.12
R = 0.46
7.00
6.00
orifice
Exponential (orifice)
5.00
Exponential (orifice)
4.00
venturi
3.00
2.00
Exponential (venturi)
Exponential (venturi)
Exponential (venturi)
1.00
0.00
0.00 1000.002000.003000.004000.00
65
60.00
50.00
R = 0.99
40.00
30.00
20.00
10.00
R = 0.98
R = 0.96
pipa 1 1/4
Exponential (pipa 1
1/4)
Exponential (pipa 1
1/4)
Exponential (pipa 1
1/4)
Pipa 1
Exponential (Pipa 1)
Exponential (Pipa 1)
Exponential (Pipa 1)
Pipa 3/4
Pipa 1/2
66
160.00
140.00
40
R = 0.82
Exponential (40)
120.00
100.00
80.00
60.00
50
Exponential (50)
R
R =
= 0.93
0.99
60
Exponential (60)
R = 0.98
70
Exponential (70)
40.00
20.00
80
R
R =
= 11
0.00
0.00
Logarithmic (80)
Linear (80)
50000.00
100000.00
67
BAB 1V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah beberapa percobaan yang telah dilakukan maka dapat
diperoleh kesimpulan seperti berikut :
1. Pada percobaan I ( pertama )
Setiap kenaikan 10 bukaan pada katup bypass dengan kenaikan
air tabung sepanjang 25 cm maka terjadi kenaikan air pada tabung
orifice lebih renda daripada kenaikan air pada venturi.
2. percobaan II (kedua)
Setiap kenaikan 10 bukaan pada katup bypass dengan ukuran
pipa 1 '', 1'', 3/4'', 1/2'' yang panjangnya 5 ft terjadi kenaikan nilai
h dan nilai faktor gesekan pada pipa ( F ), sedangkan nilai hf
mengalami penurunan.
3. Pada percobaan III ( ketiga )
Setiap kenaikan 10 bukaan pada katup bypass dengan
pengukuran ball valve pada pipa yang bukaannya pada sudut 40,
50, 60, 65, 70, 75, 80, dan 85 yang ukuran pipa 1 '' terjadi
kenaikan nilai pada h sedangkan nilai hf dan nilai kerugian
tekanan ( K ) mengalami penurunan
4. Pada percobaan IV dan V
Setiap kenaikan 10 bukaan pada katup bypass, pada T 20 pipa 1
'' dan elbow 90 pipa 1 '' terjadi penurunan pada nilai h, nilai hf,
dan pada nilai kerugian gesek ( K ).
5. Data yang diperoleh dari grafik kurang akurat karena sedikitnya
data pembentuk grafik.
68
waktu
pelaksanaan
praktikum
dimajukan
atau
DAFTAR PUSTAKA
70