Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Blakang
Setiap hari kita selalu berhubungan dengan fluida, hampir tanpa
sadar banyak gejala alam yang indah dan menakjubkan, seperti bukitbukit pasir dan ngarai-ngarai yang dalam, terjadi akibat gaya-gaya yang
ditimbulkan oleh aliran udara atau air serta perilaku aliran fluida itu
ketika menjumpai halangan. Fluida adalah suatu zat yang terus
menerus berubah bentuk apabila mengalami tekanan geser, dengan
kata lain yang dikategorikan sebagai fluida adalah suatu zat yang tidak
mampu menahan tekanan geser tanpa berubah bentuk.
Pipa air, baik yang dialiri air bersih maupun air limbah sama sekali
bukan barang yang aneh. Boleh jadi kita sadar bahwa pipa air minum,
misalnya, harus mempunyai diameter yang lebih besar dari suatu harga
minimum agar aliran air di kran-kran dapat mencukupi kebutuhan. Kita
mungkin terbiasa dengan benturan antara air dan pipa ketika kran air
ditutup secara tiba-tiba. Putaran air yang kita lihat ketika air dalam bak
mandi dikeluarkan

melalui lubang pembuangannya, pada dasarnya

sama dengan pusaran tornado atau pusaran air di balik jembatan.


Radiator air atau uap panas untuk memanaskan rumah dan radiator
pendingin dalam sebuah mobil bergantung pada aliran fluida agar dapat
memindahkan pans secara efektif. Hambatan aerodinamik bilamana
kita sedang berjalan atau berkendara menentang angin yang cukup
kencang. Kalau kita sedang mengayuh perahu terasa bahwa kita harus
mengayuh lebih keras lagi agar melaju lebih cepat, bukan hanya untuk
mempercepat laju perahu tapi juga untuk mempertahankan kecepatan
yang tinggi.
Pakar

fisiologipun

berkepentingan

dengan

konsep-konsep

mekanika fluida. Jantung adalah sebuah pompa yang mendorong


sebuah fluida ( darah ) melalui sebuah system pipa ( pembuluh

pembuluh darah ). Pendek kata kita selalu berurusan dengan fluida baik
yang diam maupun yang bergerak.
Kemajuan yang dicapai selama abad ini meliputi studistudi baik
secara analitik, numeric (computer), maupun eksperimen tentang aliran
dan pengendalian lapisan batas, struktur turbelensi, kemantapan aliran,
aliran multiphase, pemindahan panas dari fluida yang mengalir serta
banyak masalah dan penerapannya.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. praktikan dapat melengkapi teori-teori yang telah diberikan pada
saat kuliah maupun membaca buku-buku yang berkaitan dengan
Fluida sehingga akan dapat mengerti dengan jelas dan lebih
mengetahui tentang sifat-sifat aliran fluida, terutama antara
perubahan tekanan dan debit aliran dalam pipa. Hal tersebut terjadi
karena perubahan tekanan aliran air yang terjadi berhubungan erat
dengan perubahan tekanan masuk pipa, kecepatan aliran dan
hambatan dalam pipa. Umumnya fluida yang mengalir dalam pipa
akan mengalami penurunan tekanan, penurunan tekanan ini disebut
juga kerugian tekanan.
2. Sebagai syarat menempuh mata kuliah Praktikum Fhenomena
Dasar Mesin yang sesuai dengan kurikulum yang ada di Jurusan
Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Nasional;

BAB II
LANDASAN TEORI
2

A. FLUIDA FRICTION APPARATUS ( SISTEM MODEL MF 101 )


Untuk katup 15, 16, T20 dan elbow 21 tersedia pula lubang-lubang
pengukuran untuk mengukur penurunan tekanan pada fitting-fittng ini.
Demikian pula untuk orifice meter dan venturi meter, tersedia pula
lubang-lubang pengukurannya. Katup 44 dan 45 dipakai untuk
mengatur sirkuit sesuai dengan yang dikehendaki, sirkuti terbuka atau
tertutup. Tangki 47 dibuat dari bahan transparan.
Percobaan aliran fluida dalam pipa ini menggunakan alat Fuid
Friction Apparatus model MF101, yang skemanya dapat dilihat pada
gamba di bawah. Alat ini terdiri dari empat buah pipa yaitu no. 1-4,
pompa dengan motor listrik (5), tangki penampung air 6a dan 6b,
sejumlah katup dan fitting, alat pengukur aliran 7, 8, 9a dan 9b,
lubang-lubang pengukur tekanan (22 - 41), dan alat pengukur tekanan
(42 - 43). Empat buah pipa baja yang disebutkan diatas mempunyai
ukuran:
Ukuran Nominal
1
1
3/4
1/2

Diameter luar

Diameter

42,1 mm
33 mm
26,7 mm
21,5 mm

dalam
3,175 cm
3,175 cm
1,95 cm
1,27 cm

Katup-katup 10 s/d 19, fitting tertentu ( 20 21) dan tangki dapat


dihubungkan satu sama lain dengan kombinasi-kombinasi katup yang
lain sedemikian rupa sehingga jalur aliran dapat berlangsung seperti
yang dikehendaki. Masing-masing sirkuit dapt dibuat sebagai sirkuit
terbuka atau tertutup.
Pengukuran tekanan atau perbedaan tekanan dilakukan dengan
dua pasang differential manometer ( 42 -43) yang terpasang pada
satu kerangka. Lubang-lubang pengukuran ditempatkan pada ujung
masing-masing pipa yaitu lubang (22 30), (23 31), (24 32), dan

(25 33), panjang 5 ft, sedang kalau diperlukan tersedia pula lubang
pengukuran ditengah pipa yaitu lubang (22 - 26), (23 27), (24 28)
dan (25 29), panjang pipa 3 ft.

1. Umum
Peralatan ini dirancang untuk mempelajari sifat-sifat aliran
fluida tak mampu mampat (incrompressible flow ) di dalam pipa.

Melalui percobaan ini, akan diketahui sifat-sifat aliran fluida,


terutama hubungan antara perubahan tekanan dengan debit aliran
fluida yang terjadi berhubungan erat dengan perubahan tekanan
masuk pipa, kecepatan aliran dan hambatan aliran. Umumnya
fluida yang mengalir di dalam pipa akan mengalami penurunan
tekanan. Penurunan tekanan ini disebut juga kerugian tekanan
(preasure losses).
2. Sifat-Sifat Alami Fluida
Sifat-sifat fisis fluida meliputi: tekanan, temperatur, kerapatan
(dencity) dan viskositas. Tekanan fluida dapat dinyatakan dalam
satuan panjang kolom air atau dalam gaya per satuan luas.
Temperatur umumnya dinyatakan dalam skala Fahrenheit atau
3

Celcius. Kerapatan atau dencity sering dinyatakan dalam lb/ft atau


kg/m3. Viskositas merupakan sifat fluida yang menyebabkan
tahanan aliran fluida sehingga timbul gaya geser didalam fluida itu

sendiri. Viskositas absolut ( ) merupakan perbandingan tegangan


geser dengan laju pergeseran yang terjadi.
Perubahan temperatur fluida mempunyai pengaruh besar
tehadap viskositas fluida, sedang perubahan tekanan mempunyai
pegaruh relatif kecil terhadap viskositas fluida. Gaya yang
dibutuhkan untuk mengatasi tahanan geser antara sebuah plat
diam dengan plat penggerak, di mana kedua plat tersebut
dipisahkan oleh lapisan tipis fluida, merupakan fungsi terhadap
koefisien viskositas absolut, luas bidang geser, kecepatan relatif
antara kedua plat dan berbanding terbalik dengan tebal lapisan
fluida.

Gambar 2. Dua plat dipisahkan oleh lapisan fluida.


Pada gambar di atas, plat 1 diam, plat 2 bergerak dan ada
lapisan fluida 3. bila tidak ada gerakan relatif, antara kedua plat,
sedang fluida bersinggungan atau kontak dengan kedua plat, maka
tidak akan timbul pergeseran molekul- molekul fluida, sehingga
tidak ada gaya geser pada molekul-molekul fluida.
Bila plat 1 diam plat 2 bergerak dengan kecepatan V, maka:
F
A V
A
F=
atau =
d
V
d
Dengan:
F

= gaya geser

= luas bidang geser

= tebal lapisan fluida

= viskositas absolut
Bila sifat-sifat fisik fluida mengalami perubahan, maka
kandungan energi fluida tersebut akan mengalami perubahan juga.
Sebagai contoh bila tekanan atau temperatur atau keduanya naik
maka kandungan energinya juga akan naik. Bila tekanan dan
temperatur turun, misalnya: dalam kasus pembentukan kerja fluida,
maka kandungan energi yang dapat dikonversi menjadi kerja akan
turun. Energi dapat dibedakan :
Energi potensial , merupakan energi yang dimiliki fluida yang
besarnya tergantung pada tinggi fluida terhadap daerah acuan
yang telah ditentukan.

Energi kinetik, merupakan energi dinamik yang dihasilkan fluida


karena adanya gerakan fluida tersebut.
Energi tekanan , merupakan energi yang timbul karena adanya
tekanan statik.
3. Pertimbangan Spesifik Aliran Fluida Tak Mampu Mampat
Melalui Saluran Terbuka, Pipa-Pipa Dan Fittings.
Pada aliran fluida tak mampu mampat, biasanya diambil
asumsi

bahwa

kerapatan,

viskositas

dan

temperatur

tidak

mengalami perubahan sehingga berat spesifiknya konstan. Untuk


diameter dan panjang pipa tertentu, kerugian tekanan di dalam pipa
disebabkan

adanya

efek

gesekan

sebagai

fungsi

bilangan

Reynolds.
Bilangan Reynolds merupakan suatu besaran sebagai fungsi
kerapatan fluida, viskositas dan kecepatan aliran fluida didalam
pipa.

Perubahan

bialangan

Reynolds

akan

menimbulkan

perubahan yang besar terhadap variasi tekanan aliran. Bilangan


Reynold didefinisikan sebagai perbandingan gaya-gaya inersia
dengan gaya-gaya viskos fluida, dan secara matematis dinyatakan
sebagai berikut

R=

DV

R = bilangan Reynolds
D = diameter dalam pipa
V = kecepatan aliran rata-rata

= kecepatan fluida
= viskositas absolut
Setiap aliran fluida melalui pipa, atau saluran terbuka melalui

sekeliling suatu obyek, akan senantiasa menimbulkan hambatan


disebabkan gesekan antara fluida dan permukaan dalam pipa, alat

saluran terbuka atau obyek yang besentuhan dengan aliran fluida.


Gesekan

ini

menimbulkan

kerugian

energi

mekanis

yang

menyebabkan penurunan tekanan sepanjang aliran fluida. Gesekan


dan kerugian tekanan merupakan resultante dari hambatan viskos (
viscous drag ) dan turbulensi aliran. Bila aliran laminar, kerugian
energi disebabkan hambatan viskos, tetapi bila aliran turbulen
kerugian energi disebabkan adanya turbulensi aliran. Ada suatu
daerah aliran antara lairan laminar dan turbulen yang disebut aliran
transisi.
Kerugian energi pada daerah aliran laminar dan turbulen
merupakan fungsi bilangan Reynold. Diagram berikut ( gambar 3
Diagram Moody ), memperlihatkan hubungan bilangan Reynolds
dengan faktor gesekan.
Persamaan aliran Darcy-Weisbach:
2

L
f V
D 2g

...................................................

(1)

Dengan:
hf

= kerugian tekanan karena aliran

= faktor gesekan

= panjang pipa

= percepatan gravitasi
Dari diagram dapat dilihat, pada daerah aliran laminar,

bilangan Reynolds sangat berpengaruh terhadap faktor gesekan.


Hubungan eksak antara koefisien gesekan dengan bilangan
Reynold untuk aliran laminar di dalam pipa dapat dikembangkan
dari persamaan Hagen-Foisseulle sebagai berikut :

32 LV
D 2 g
.............................................

(2)

Dengan substitusi persamaan ( 2 ) ke persamaan ( 1 ), akan


diperoleh :

LV 2
32 2
2 Dg
D V
64
DV

L V
D 2g

...........................................

(3a)

64 L V
R D 2g

.................................................

(3b)

10

Dengan membandingkan persamaan (3b) dengan persamaan DaroyWeisbach (1), maka akan diperoleh aliran laminar :

F=

64
R

..............................................................

(4)

Persamaan ( 3b ) dan ( 4 ) telah diteliti lewat percobaan dan


rumus tersebut berlaku pada harga bilangan Reynolds

2000.

Umumnya permukaan yang bersentuhan dengan aliran


fluida agak kasar dan tidak beraturan. Hal itu dapat dilihat dengan
mata atau menggunakan alat tertentu dan hal tersebut merupakan
sifat alami bahan. Tingkat kekasaran permukaan dalam pipa
dinyatakan dalam simbol

. Harga bervariasi dan tergantung

jenis pipanya. Pada gambar 3 diperlihatkan juga harga

untuk

beberapa bahan. Di muka telah diterangkan bahwa partikel fluida


yang bergerak pada saluran akan mempunyai kecepatan yang
tergantung pada jarak partikel tersebut ke dinding saluran.
Kecepatan partikel fluida akan bervariasi dari nol pada dinding
saluran dan maksimum pada garis sumbu aliran saluran. Untuk
aliran laminar, profil kecepatan melalui sebuah pipa dengan
diameter tertentu akan menyerupai bentuk parabola seperti
diperlihatkan pada gambar 4 di bawah.

Gambar 4. Profil Kecepatan Aliran Fluida laminar dalam pipa

11

Aliran laminar berlaku untuk bilangan Reynolds

2000 dan pada

saat bilangan Reynolds = 2000, disebut bilangan Reynolds Kritis (

Rcr
= 2000).

Gambar 5. Profil Kecepatan Aliran Fluida Turbulen

Apabila bilangan Reynolds bertambah besar melebihi

cr

, maka

aliran mulai berubah dan pada akhirnya membentuk aliran turbulen.


Profil kecepatan fluida pada aliran turbulen cenderung rata ( lihat
gambar 5 )
Dari grafik faktor gesekan dapat dilihat bahwa kecepatan aliran
yang tinggi (bilangan Reynolds tinggi) tidak memberi pengaruh
berarti terhadap faktor gesekan, sementara faktor gesekan untuk
aliran laminar telah didefinisikan pada persamaan ( 4 ).

12

Gambar 6. Profil Kecepatan Aliran Laminar sublayer dan lapis batas


turbulen pada dinding pipa dengan kekerasa

n.

Gambar 6 memperlihatkan profil kecepatan laminar sublayer dan


lapis batas turbulen pada pipa dengan permukaan dalam
mempunyai kekasaran
kecepatan

aliran

yang

. Dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk


besar,

bilangan

Reynoldsnya

tidak

mempunyai pengaruh yang berarti terhadap faktor gesekan, tetapi


dipengaruhi oleh kekasaran relatif / D
4. Deskripsi Sistem Model Mf 101 Fluid Circuit
Peralatan ini pada dasaranya terdiri dari 4 buah pipa
( gambar 1b ) yaitui 1 sampai dengan 4, satu set pompa dam motor
5, dua buah tangki air 6a dan 6b, katup-katup dan fitting-fitting, alat
ukur sensor tekanan (22-41) dan alat pengukur tekanan ( 42-43 ).
Rangkaian pipa-pipa dan fitting-fitting dibuat dari baja.
Keempat pipa tersebut adalah:
1.22.30

= diameter nominal 1/2


2-23-31

= diameter nominal 3/4

3-24-32

= diameter nominal 1

4-24-33

= diameter nominal 1 1/4

Variasi dan kecepatan viskositas absolut air pada temperatur


tertentu dapat dituliskan sebagai berikut:
Temperatur (F)
3

Kerapatan ( lb/ft )
Viskositas Abs

32
6,62

70
62,30

100
61,99

150
61,21

0,00121

0,00067

0,00046

0,00029

(lb/ft.s)
Katup-katup 10 s/d 19, fitting 20 dan 21 serta tangki air dapat
diatur sedemikian rupa agar air mengalir lewat pipa tertentu ( yang
diinginkan ). Ada kurang lebih 22 kemungkinan rangkaian aliran
13

(seri, paralel, seri paralel ) yang dapat dibuat dengan alat di atas.
Rangkaian tersebut dapat berupa rangkaian tertutup atau terbuka.

a. Rangkaian Tertutup
Air dari tangki 6b dialirkan lewat rangkaina pipa dengan bantuan
sebuah pompa, lalu air tersebuat dimasukan kembali ke dalam
tangki air 6b. Dalam hal ini volume air dalam tangki air 6b hampir
konstan. Untuk melakukan ini katup 45 dan 53 tertutup.
b. Rangkaian Terbuka
Air dari tangki air 6b dialirkan lewat rangkaian pipa dengan
bantuan sebuah pompa, kemudian air tersebut tidak dimasukan
kembali ke tangki 6b, melainkan dialirkan ke tangki air 6a. Jadi
dalam hal ini volume air di dalam tangki air 6b berangsur-angsur
berkurang. Untuk melakukan ini katup 44, 48, 50, 52 dan 53
tertutup ( katup bypass 48 boleh dibuka untuk mengurangi aliran
lewat orifice dan venturi ).
Alat pengukur debit aliran dapat berupa :
Orifice ujungnya tajam ( sharp edge orifice ), 7
Venturi, 8
Sight Gauge, 9a dan 9b
Untuk

mengukur

tekanan

pipa-pipa

maupun

fitting

dilengkapi dengan tap tekanan dan dua buah manometer


diferensial yang dipasang dalam satu wadah 42 dan 43. Tap-tap
tekanan terdapat pada ke empat pipa, 22-30, 23-31, 24-32, dan
25-33. Ada juga tap tekanan dipasang pada pertengahan
masing-masing pipa, 26-29. Katup 15, 16, T20, dan Elbow 21
juga

dilengkapi

dengan

tap-tap

tekanan

sebagai

sensor

diamati

dengan

penurunan tekanan pada fitting-fitting terebut.


Penurunan

tekanan

pada

orifice

menggunakan tap 40 dan 41, dan dengan cara yang sama


14

penurunan teklanan venturi 8 diamati dengan menggunakan tap


38 dan 39 yang dihubungkan dengan selang karet ke manometer
diferensial. Katup 44 dan 45 digunakan untuk mengatur
rangkaian aliran. Apakah aliran tertutup atau aliran terbuka
sesuai keinginan. Tangki silinder 47 di buat dari bahan
transparan
5. Persiapan Percobaan
a. Ventilasi
Sebuah lubang ventilasi ditempatkan pada bagian atas tangki air,
agar udara yang terdapat didalam tangki air dapat keluar lewat
lubang ventilasi tersebut. Udara didalam tangki juga dapat keluar
lewat lubang sekeliling pipa yang terdapat pada bagian atas
tangki air tersebut.
b. Manometer Diferensial Vertikal
Pada alat percobaan ini terdapat dua buah manometer
diferensial vertikal. Bagian bawah masing-masing manometer
dihubungkan dengan tap-tap tekanan yang akan diukur dengan
menggunakan selang karet. Pada bagian atas manometer
terdapat sekrup ventilasi untuk mengatur agar bagian atas kolom
air manometer dapat berhubungan dengan tekanan atmosfer.
c. Efisiensi Manometer
Bila sistem model MF 101 Fluid Friction Apparatus ini tidak
diopersikan untuk beberapa saat, ada kalanya udara luar akan
masuk ke dalam pipa dan kolom air manometer. Apabila sistem
hendak dioperasikan, terlebih dahulu udara tersebut harus
dikeluarkan dari sistem agar tidak menggangu hasil pengamatan.
6. Petunjuk Pelaksanaan Percobaan
a. Katup 44 dan 52 sebaiknya dalam keadan tertutup sebelum
pompa dimatikan. Katup 44 dan 52 juga sebaiknya tertutup
sebelum pompa dihidupkan. Hal ini dimaksudkan agar udara
tidak masuk lagi ke rangkaian di atas.

15

b. Pompa harus dalam posisi off saat selang karet dihubungkan


antara bagian bawah manometer dengan tap tekanan. Pada alat
ini semua tap tekanan sudah terhubunga dengan selang,
pengaturan dilakukan dengan cara membuka katup kecil sesuai
keinginan. Dan sebaliknya pompa dalam keadaan on saat
mengatur variasi tinggi kolom air pada manometer.
c. Saat operasi normal akan terlihat gelombang kecil pada
permukaan kolom air manometer. Diharapkan deviasi gelombang
tersebut tidak lebih dari 0,25. Gelombang ini disebabkan vibrasi
atau turbulensi aliran dalam sistem. Cara pembacaan tinggi air
pada kolom air manometer dianggap benar apabila pembacaan
terletak ditengah posisi tertinggi dan terendah gelombang air
terjadi.
d. Penurunan tekanan yang cukup besar pada orifice menyebabkan
air dalam satu sisi manometer menjadi berlebihan. Dalam kaitan
ini dibutuhkan latihan dalam penggunaaan alat agar tinggi
permukaaan air dalam kolom air manometer tidak melampaui
skala yang tersedia sehingga tidak terjadi aliran yang berlebihan.
Untuk pengukuran tekanan kapasitas yang lebih besar dapat
digunakan venturimeter.
e. Bila semua katup pada rangkaian sistem dalam keadan terbuka
dan motor pompa dalam keadan on, gelombang air dapat terjadi
yang menyebabkan aliran pada manometer berlebihan. Untuk
mengatasi hal tersebut, ditempuh dengan cara menutup
sebagian katup 44 dan atau 52 sebelum motor dihidupkan.
Setelah motor dihidupkan, katup 44 dan 52 dapat dibuka lebih
besar sesuai keinginan.
f. Untuk mengatur laju aliran air di dalam sistem, dilakukan dengan
mengatur pembukaan / penutupan katup 44 dan atau 52.
g. Setelah itu dapat dibuat grafik hubungan antara debit aliran vs
penurunan tekanan untuk orifice maupun venturi. Grafik ini dapat

16

digunakan sebagai acuan untuk menentukan debit aliran pada


sistem rangkaian tertutup.

7. Informasi Dan Data Tambahan


Spesifikasi
Pipa Baja

Ukuran Nominal

luar (D)

dalam(d)

42,1 mm

3,175 cm

1
3/4
1/2

33 mm
26,7 mm
21,5 mm
3,7 cm
sisi masuk
3,7 cm

2,57 cm
1,95 cm
1,27 cm
2,22 cm
leher (throat)
22,2 cm

Orifice
Venturi

Tangki air tidak boleh diisi melampaui kapasitas seperti yang


ditunjukkan ada skala tangki, dan juga kapasitas tidak boleh kurang
dari skala nol yang terdapat pada tangki. Ketika pompa dihidupkan,
sebagian air dari tangki akan mengisi pipa-pipa yang terdapat pada
sistem.
Pompa:
Kapasitas

: 42 liter/menit

Head

: 34 9 meter

Motor pompa : 220 V, 50 Hz, 2900 rpm, 1 phase


Tangki air :
Ada dua buah tangki air 6a dan 6b, Masing-masing
mempunyai volume kira-kira : 70 liter, dimana setiap ketinggian 10
cm mempunyai volume 7,14 liter, tagki ini dilengkapi dengan
ventilasi dan lubang pembuangan. Tangki 6a sebagai tangki
penampung buangan pada aliran terbuka, sedangkan tangki 6b
sebagai tangki penampung pada sirkulasi aliran tertutup.

17

8. Pecobaan-Percobaan
a. Pecobaan 1 : Sight Gauge
1. Sight gage terbuat dari pipa transparan dan ditempatkan
berdiri di samping tangki air. Sihgt Gauge dilengkapi dengan
pembagian skala yang menunjukkan volume air yang ada
didalam tangki air.
2. Sight Gauge ini perlu dikalibrasi sebelum digunakan untuk
mengukur tangki air.
3. Dapat dibuat grafik yang menyatakan hubungan kapasitas vs
waktu.
b. Percobaan 2 : Karakteristik Orifce Flow Meter.
1. Setelah tangki air diisi air (air dari tangki 6a) dan manometer
siap digunakan, tutuplah katup-katup 44, 45, 48, 50, dan 53.
katup-katup

lain

terbuka.

Gunakan

katup

45

sebagai

pengontrol debit aliran ke tangki 6a (aliran terbuka).


2. Bukalah katup pada tap tekanan yang terhubung ke
orificemeter (katup 40 dan 41). Hal ini untuk mengukur
perbedaaan tekanan antara kedua tempat tersebut.
3. Hidupkan motor penggerak pompa dan buka katup 45
perlahan-lahan.
4. Catat penurunan debit aliran yan keluar dari tangki air 6b
dalam interval waktu tertentu. Pada saat yang bersamaan
catat perbedaan tinggi permukaan air pada manometer.
5. Ulangi cara-cara pengukuran di atas untuk beberapa posisi
pengaturan katup 45. isi kembali tangki air 6b dari tangki 6a
sebelum pengamatan/ pencatatan data lainnya dilanjutkan
(atau jika air tangki 6b hampir habis).
6. Buat grafik yang mengambarkan hubungan penurunan
tekanan antara tap 40 dan 41 (penurunan pada orifice) vs
debit aliran.
18

7. grafik ini dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan


debit aliran lewat orifice apabila penurunan tekasnan pada
orifice pada percobaan selanjutnya diketahui.
8. Hitung dan buat grafik yang menggambarkan hubungan
antara debit nyata vs kerugian tekanan.
c. Percobaan 3 : Karakteristik Venturi Flow Meter
Ulangi prosedur seperti percobaan 2, kecuali pada percobaan ini,
selang yang terhubung dengan salah satu manometer dipasang
pada tap 38 dan 39 (Venture Flow Meter). Pemasangan ini
dimaksudkan untuk mengukur perbedaan tekanan antara tap 38
dan 39. Dari grafik yang diperoleh dapat dilihat perbedaan
karakteristik orifice dan venturi.
d. Percobaan 4 : Fitting Pipa
1. Dari kerugian energi pada suatu fitting, tentukan panjang
eqivalen pipa untuk diameter pipa yang sama. Gunakan
venturi atau orifice sebagai alat ukur kapasitas aliran dan catat
hasil pengamatan pada beberapa harga kapasitas aliran
berbeda.
2. Lakukan perhitungan paling sedikit untuk tiga fitting dan katupkatup terbuka penuh.
3. Berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan dan dari
perhitungan, terangkan dasar asumsi pengambilan panjang
aqivalen pipa.
e. Percobaan 5 : Faktor Gesekan
1. Tentukan gesekan f (tanpa satuan) untuk tiap pipa persamaan
untu gesekan adalah :
2

h f =f

L v

D 2 g

dimana :
f

h = kerugian gesekan
19

v = kecepatan aliran
L = panjangh pipa
D = diameter pipa
g = percepatan gravitasi
2. Cek

kembali harga f yang diperoleh dari rumus di atas

dengan grafik standar (diagram moody), yang menggunakan


bilangan, Reynolds, kekasaran relatif dan diameter dalam
pipa.
f. Percobaan 6 : Gate Galve
1. Ukur kerugian tekanan lewat gate valve yang terpasang pada
pipa 1 atau 1 untuk variasi kapasitas aliran yang berbeda,
dengan mengatur pembukaan gate valve.
2. Susunlah data tersebut dalam bentuk tabel dan buatlah grafik
yang

memperlihatkan

hubungan

kerugian

tekanan

vs

kapasitas aliran untuk 5 varisai kapasitas aliran yang berbeda.


3. Bandingkan grafik-grafik diatas satu sama lain dan terangkan
mengapa terjasi perbedaan satu sama lain.
B. Petunjuk Praktikum Aliran Dalam Pipa
1. Persiapan Pelaksanaan Percobaan
Apabiala unit akan dipakai untuk pertama kali atau lama tidak
dipakai, didalam pipa-pipa akan terdapat udara yang harus
dikeluarkan terlebih dahulu. Demikian pula dengan udara yang
terdapat didalam manometer serta pipa-pipa penghubungnya.
Meskipun udara ini tidak dapat dikeluarkan seluruhnya, tetapi
dengan cara dibawah ini diperoleh hasil yang memuaskan.
Membuang udara didalam sistem :
1.

Isi tangki 6b dengan air bersih kira-kira 18 galon atau 70 liter.


Air diperoleh dari tangki 6a, dengan cara tutup katup 45, 48, 50
dan 54, kemudian hidupkan pompa sehingga air dalam tangki 6a
mengalir ke tangki 6b.

20

2.

Saklar pompa dalam keadaan off.

3.

Tutup katup 45, 48, 50 dan 563, sedang katup lainnya


terbuka.

4.

Pasang pipa-pipa karet (pipa penghubung) dari manometer


ke lubang-lubang pengukuran yang dikehendaki dengan cara
membuka katup-katup selang tersebut.

5.

Tutupkan sekrup ventilasi di bagian atas manometer dan


hidupkan motor pompa.

6.

Udara dan air dalam sistem akan mengalir melalui tangki


transparan, disini terlihat gelembung-gelembung udara masuk
kedalam tangki ini. Setelah air bebas dari gelembung udara,
tutup katup 52 dan 44 dan matikan motor pompa. Jika debit air
yang lewat orificemeter dan venturimeter terlalu besar, bukalah
dan aturlah katup bypass (48).

Cara lain untuk membung udara dalam sistem adalah :


1. Tutup salah satu katup yang dijelaskan pada gambar nomor 4,
dan lepaskan karet dari lubang penngukuran, kemudian
masukkan ujungnya keember penampung air.
2. Hidupkan motor pompa. Udara dan air dalam manometer atau
dalam selang karet akan mengalir keluar. Setelah air bebas dari
gelembung udar, tutup ujung selang karet di atas dan matikan
motor. Kemudian pasangkan selang karet itu ke tempat semula
dan buka katupnya.
3. Jika salah satu sisi manometer serta selang penghubungnya
telah bebas dari gelembung udara, ulangi langkah 7-8 untuk sisi
manometer yang lain.
4. Dengan perlahan bukalah sekrup ventilasi pada manometer.
Udara akan masuk dari bagian atas pipa manometer ini dan
permukaan

air

dalam

manometer

akan

turun.

Biarkan

permukaan air turun sampai kira-kira mencapai pertengahan

21

skala pasa manometer, kemuian tutuplah kembali sekrup


ventilasinya.
5. Sampai

langkah

ini

permukaan

air

didalam

manometer

sepasang-sepasang harus sama tingginya, dan sistem sudah


siap untuk percobaan.
6. Jika masih ada gelembung udara dalam sistem, dua proses
berikut dapat ditempuh untuk menghilangkan gelembung udara :
a.

Hubungkan semua selang karet antara menometer


dengan tap-tap tekanan.

b.

Hidupkan motor pompa, lalu matikan, hidupkan dan


matikan lagi, demikian seterusnya. Tutup semua katup pada
tap tekanan.

Selain pekerjaan pandahuluan di atas, ada juga hal-hal yang perlu


diperhatikan

untuk

mempermudah

pelaksanaan

percobaan

selanjutnya.
1.

Tutup katup 52 dan 44 sebelum motor dimatikan dan jangan


diuka sebelum motor dihidupkan lagi. Hali ini akan memperkecil
kemungkinan masuknnya udara ke dalam sistem pada saat alat
tidak dipakai.

2.

Katup 52 dan 44 dipakai sebagai pengatur debit seluruh


sirkuit sedang katup yang lain untuk mengatur bagian-bagiab
tertentu dari sirkuit.

3.

Jika grafik head loss vs debit untuk orifice dan venturi telah
dibuat, keduanya dapat digunakan sebagai alat pengukur debit
pada sistem tertutup.

2. Pelaksanaan Percobaan
a. Sifat-Sifat Orifice Flow Meter
1. Setelahtangki 6b diisi air dan manometer dipersiapnkan sesuia
dengan petunjuk, susunlah kombinasi katup-katup sebagai
berikut :

22

Tutup katup 44, 45, 48, 50, 52 dan 53. buka katup yang lain.
Katup 45 dipakai sebagai pengatur jumlah air yang keluar dari
pipa pada sistem aliran terbuka.
2. Hubungkan manometer dengan lubang pengukur tekanan 4041 untuk mengukur perbedaan tekanan diantara kedua titik
tersebut.
3. Hidupkankan motor dan buka sedikit katup 45.
4. Ukurlah air yang keluar dari tangki dengan mengamati
penurunan permukaan air pada gelas penduga untuk selang
waktu tertentu. Bersamaan dengan ini catat pula perbedaan
tekanan kedua titik pada orifice dan venturi tersebut. Jika debit
air yang melewati orificemeter terlalu besar, sihingga
permukaan menometer tertalu tinggi, bukalah dan aturlah katup
bypass (48). Pengukuran dilakukan jika jumlah ari dalam
tabung transparan konstan.
5. Ulangi pengukuran di atas untuk berbagai kedudukan katup 45.
6. Debit teoritis :

Az
A
1- 2
A1

th

Q =

P
P
2 g Z1 1 Z 2 2
y
y

Dengan asumsi:
Steady flow, incompresssible flow, inviscid flow dan
uniform pressure pada seksi/ bagian 1 dan 2.

Gambar 7: penampang pada orofice


A

= Luas penampang pada seksi orifice

A1 = Luas penampang pada seksi 1


23

A2 = Luas penampang pada seksi vena contracta.


a. Debit Terukur (Qtr)
v
Qtr =
t
Dimana:
Aliran volume (v)

= 25 x 0,714 x 103 = 17850 cm3

Wektu (t)

= t1 t10 (s)

b. Debit Teoritis ( Qth)


A2 2

A1

A
Qt h= 2
2

D1

A 1=
4

D2 2

A 2=
4
h=beda ketinggian

g= percepatan gravitasi(9,8

m
cm
=980 2 )
2
s
s

c. Koefisien Kecepatan (Cv)


Q
C v = tr
Qth
d. Koefisien Vena Contracta ( Cc ) :
A
Cc= 2
A
A2 2

A1
Cc=0,6+0,4
e. Koefisien Orifice

24

A2 2

A1

1Cc2

C v Cc
C=
f. Debit Nyata ( Q )
Q=C A 2 g h

Gambar 8: koefisien orifice


b. Sifat-Sifat Venturi Meter
1. Ulangi cara-cara pengukuran dan analisa matematis pda
percobaan 1 untuk percobaan venturimeter ini, akan tetapi
manometer dihubungkan dengan lubang 38-39 pada venturi
meter.
2. Debit teoritis :

25

A2

Qth =

A
1 2
A1


P
P
2 g Z 1 1 Z 1 2


Dengan asumsi:
Steady flow, incrompressible flow, inviscid flow dan uniform
pressure pada seksi/ bagian 1 dan 2.

Gambar 9 : penampang pada venture


Koefisien Kecepatan

Q
Qth
Cv =

. (2)

Q = debit nyata (terukur)


c. Faktor Gesekan
1. Manometer pertama tetap terhubung pada orifice sedang
manometer kedua dihubungkan pada :
a. Katup 25 dan 33 untuk pipa 1
b. Katup 24 dan 32 untuk pipa 1
c. Katup 23 dan 31 untuk pipa
d. Katup 22 dan 30 untuk pipa
2. Tentukan harga faktor geseran (f) untuk masing-masing pipa.
Harga f tiap pipa dihitung dengan dua harga debit yang
berbeda-beda. Sebagai pengatur debit dipakai katup 52 atau
44.

26

Jika adebit air yang melewati orificemeter dan venturimeter


terlalu besar, bukalah dan aturlah katup bypass (48).
3.

Persamaan rugi-rugi geseran menurut DARCY :

L V2
f
D 2g
hf =
Dengan,

L = panjang pipa
D = Diameter dalam pipa
V = Kecepatan aliran
f

= koefisien geseran

g = Percepatan grafitasi
4. Untuk mencari kecepatan aliran pergunakan grafik orifice.
d. Gate Valve
1. Untuk mengukur head loss pada gate valve 1 maka manometer
pertama tetap terhubung pada orifice sedang manometer kedua
dihubungkan pada katup 32 dan 35.
2. Kita atur pembukaan gate valve 15 yaitu : 1 putaran ; 2 putaran ;
3 putaran ; 4 putaran ; dan 6 putaran.
3. Untuk setiap posisi pembukaan gate valve dibaca lima macam
debit. Sebagai pengatur debit dipakai katup 52 atau 44.
Jika debit yang melewati pipa terlalu besar, bukalah dan aturlah
katup bypass (48).
e. Sambungan Tee (T20)
Manometer

pertama

teap

terhubung

pada

orifice

sedang

manometer kedua dihubungkan dengan katup 34 dan 36.


f. Sambungan Elbow 900 ( Elbow 21)
Seperti pada percobaan Tee (T20) tetapi manometer kedua
dihubungkan pada katup 36 dan 37.

27

BAB III
PERHITUNGAN HASIL PERCOBAAN

A. Perhitungan Percobaan I
1. Perhitungan kenaikan air pada tabung Orifice
Pada percobaan ini dilakukan sebanyak sepuluh kali percobaan,
berdasarkan data pengukuran percobaan maka didapatkan:
a.
Luas penampang pada orifice (A) dan pipa (A 1)

A= (d)2
4
D=37 mm=3,7 cm
d=22,2 mm=2,22 cm

A=

3,14
(2,22 cm)2
4
2

A=3,87 cm
2

A 1=
4
2

3,7 =10,75 cm

A 1=
4

28

b.

Koefisien Vena Contracta ( Cc ) :


A2
Cc=
A
A 2

A1
Cc=0,6+0,4
3,87 2

10,75
Cc=0,6+0,4
3,87 cm2 2

10,75cm 2
Cc=0,6+0,4
Cc=0,65

b. Luas penampang pada vena contracta ( A2)


A 2=Cc A
A 2=0,65 3,87 cm 2
A 2=2,52 cm 2
c. Debit Terukur (Qtr)
v
Qtr =
t
Dimana :
Aliran volume (v)

= 20 x 0,714 x 103 = 14280 cm3

Wektu (t)

= t1 t10 (s)

v 14280 cm 3
cm 3
Qtr = =
=460,65
t1
31 s
s
d. Debit Teoritis ( Qth)
A2 2

A1

A2
Q t h=

29

h=beda ketinggian dari percobaan110


h=21,9 cm dalam

perhitungan

ini

digunakan

data

percobaan ke 1
g= percepatan gravitasi(9,8

m
cm
=980 2 )
2
s
s

Maka:
2

2,52 cm 2

2
10,75 cm

2,52 cm 2
Q t h=

Q t h=

2,52 cm 2 82,83 cm

0,97
s

Qt h=2,6 82,83
Qt h=214,70

cm
s

cm
s
3

e. Koefisien Kecepatan (Cv)


cm 3
Q
s
C v = tr =
=2,15
Qth
cm 3
214,70
s
460,65

f. Koefisien Orifice
A2 2

A1

1Cc2

C v Cc
C=

30

2,52 cm 2 2

10,75 cm 2

1( 0,65)2

2,15 0,65
C=

C=

1,39
1,39
=
10,42 0,05 0,98

C=1,41
Untuk

perhitungan

selanjutnya

yaitu

perhitungan

data

percobaan ke 2 - ke 10 sama caranya dengan mencari hasil


date percobaan 1. Sehingga didapatka data seperti pada tabel
dibawah ini.
g. Tabel 1. Tabel Orifce
No

h1

h2

(detik)

(cm)

(cm)

(cm)

134,0

133,5

0
134,4

0
134,0

0
134,2

0
133,4

0
134,2

0
133,4

0
134,4

0
133,5

0
134,5

0
133,2

0
134,0

0
133,2

0
133,9

0
133,4

0
133,9

0
133,5

27,40

28,00

27,40

27,00

28,40

28,00

28,00

28,00

28,70

Qth
(cm3/s
)

Qtr
(cm3/s)

Cv

31

10

28,70

134,1

133,2

NB : Pada percobaan 1 & 2 terjadi kesalahan pengamatan data

2. Perhitungan Venturi
Pada percobaan ini dilakukan sebanyak sepuluh kali percobaan,
berdasarkan data pengukuran percobaan maka didapatkan:
a.
Luas penampang pada venturi (A2) dan pipa (A1)
2
A 2= (d)
4
D=37 mm=3,7 cm
d=22,2 mm=2,22 cm

A 2=

3,14
(2,22 cm)2
4

A=3,87 cm2
D 2

A 1=
4
2

3,7 =10,75 cm

A 1=
4

b.

Koefisien Vena Contracta ( Cc ) :

Cc=

A2
A1

Cc=

3,87
10,75

Cc=0,36
c.
d.

Luas penampang pada vena contracta ( A2)


A 2=2,8 cm2
Debit Terukur (Qtr)
32

Qtr =

v
t

Dimana :
Aliran volume (v)

= 20 x 0,714 x 103 = 14280 cm3

Wektu (t)

= t1 t10 (s)

v 14280 cm 3
cm 3
Qtr = =
=460,65
t1
31 s
s

e.

A2 2

A1

A2
Q t h=

Debit Teoritis ( Qth)

h=beda ketinggian dari percobaan110


h=14,6 cm dalam

perhitungan

ini

digunakan

data

percobaan ke 1
g= percepatan gravitasi(9,8

m
cm
=980 2 )
2
s
s

Maka:
2

3,87 cm 2

2
10,75 cm

3,87 cm 2
Q t h=

Q t h=

3,87 cm 2
cm
99,98
0,93
s

33

Qt h=4,16 99,98
Qt h=414,73
f.

cm
s

cm3
s

Koefisien Kecepatan (Cv)


3

cm
Qtr
s
C v=
=
=1,11
Qth
cm 3
414,73
s
460,65

g.

Koefisien Orifice
A2 2

A1

1Cc2

C v Cc
C=
3,87 cm 2 2

10,75 cm2

1(0,36)2

1,11 0,36
C=

C=

0,40
0,40
=
10,13 0,13 0,98

C=0,40

h.

Debit Nyata ( Q )
Q=C A1 2 g h

Q=0,40 10,75 cm2 2 980

cm
5,1 cm
s2

Q=4,34 cm 99,98 cm
Q=433,42

34

Untuk perhitungan selanjutnya yaitu perhitungan data percobaan


ke 2- ke 10 sama caranya dengan mencari hasil date percobaan
1. Sehingga didapatka data seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. Tabel Venturi

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

t
(detik)
27,40
28,00
27,40
27,00
28,40
28,00
28,00
28,00
28,70
28,70

h1
(cm)
131,50
132,00
131,00
131,00
131,50
131,00
131,00
131,00
131,00
131,00

h2
(cm)
123,00
125,00
125,00
124,50
124,50
125,00
125,00
125,00
125,00
125,00

h
(cm)

Qth
(cm3/s)

Qtr
(cm3/s)

Cv

B. PERHITUNGAN PERCOBAAN II
Pada percobaan ini menggunakan empat jenis ukuran pipa yaitu 1,
1, dan . Pada masing masing ukuran pipa dilakukan 10 kali
percobaan sehingga bisa didapatkan :
1.

Perhitungan Pipa 1
Diameter dalam (D) pipa 1

= 3,7 cm

Panjang pipa, L

= 5 ft = 12 2,54 5= 52,4 cm

a.

Luas penampang pipa ( A)

A= D2
4

35

Q
(cm3/s)

A=

3,14
(3,7 cm)2
4

A=10,75 cm2
b.

Beda tekanan pada orifice (h)


h=h 1h 2
h=139 cm137 cm

h=2 cm
c.

d.

Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice


maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
Cm3
Q=1350
s
Kecepatan aliran (v)
3
cm
1350
Q
s
V= =
A 10,75 cm2
V =125,58 c m/s

e.

Beda tekanan pada pipa (hf)


hf =h1h2
hf =139,5 cm1 29 cm

hf =10,5 cm

f.

Mencari faktor gesekan pada pipa ( F1)


H f 2 . g . D
F=
l v2
cm
3,7 cm
2
s
F=
2
152,4 cm(125 . 58 c m/ s)
1 0,5 cm 2 980

F=0,03

Dengan cara dan rumus yang sama bisa didapatkan faktor


gesekan pada pipa pada pengukyran ke 2 (F 2) sampai
pengukuran ke 10 (F10)

36

g.

Tabel perhitungan faktor gesekan pada pipa 1

Orifice
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

h1
(cm)

h2
(cm)

135,00

Pipa
h
(cm)

h3
(cm)
135,0

h4
(cm)

133,00

0
135,0

135,00

132,90

135,00

V
(cm/s)

124,50

125,58

0,03

0
135,0

124,50

125,58

0,03

133,00

0
135,0

124,60

132,09

0,03

135,40

133,00

0
135,0

121,50

125,58

0,03

135,20

132,90

0
143,0

125,00

130,23

0,03

135,00

132,00

0
135,0

133,00

132,09

0,03

135,20

132,90

0
135,0

134,50

141,40

0,02

135,00

133,00
133,00

0
133,0

124,50

141,40

0,02

122,50

125,58

0,03

133,00

0
135,0
0

124,50

125,58

0,03

135,20
135,00

2.

hf
(cm)

Q
(cm3/s)

Perhitungan pipa 1
Diameter dalam (D), pipa 1 = 2,5 cm
Panjang pipa, L

= 5 ft = 12 2,54 5 = 152,4 cm

a. Luas penampang pipa ( A)

37

1350,00
1350,00
1420,00
1350,00
1400,00
1420,00
1520,00
1520,00
1350,00
1350,00


A= D2
4
A=

3,14
(2,5 cm)2
4

A=4,9 1cm2
b. Beda tekanan pada orifice (h)
h=h 1h 2
h=135,5 cm134 cm

h=1,5 cm
c. Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice
maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
cm3
Q=1080
s
d. Kecepatan aliran (v)
3
cm
10 80
Q
s
V= =
A 4,91 cm 2
V =219,96 cm/ s
e. Beda tekanan pada pipa (hf)
hf =h1h2
hf =136 cm125 cm

hf =11 cm
f. Mencari faktor gesekan pada pipa ( F1)
h f 2 g D
F=
l v 2
cm
2,5 cm
s2
F=
152,4 cm(219,96 c m/ s)2
11 cm 2 980

F=0,01

Dengan cara dan rumus yang sama bisa didapatkan faktor


gesekan pada pipa pada pengukyran ke 2 (F 2) sampai
pengukuran ke 10 (F10)

38

g. Tabel perhitungan faktor gesekan pada pipa 1


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

h1
(cm)

Orifice
h2
(cm)

h
(cm)

h3
(cm)
124,5

Pipa
h4
(cm)

hf
(cm)

V
(cm/s)

135,50

132,90

0
124,5

135,50

219,96

0,01

135,90

133,00

0
124,5

135,00

162,93

0,01

135,70

133,00

0
124,5

135,00

219,96

0,01

135,50

132,90

0
124,5

135,00

219,96

0,01

135,70

133,00

0
125,0

135,00

219,96

0,01

135,30

133,00

0
124,5

135,00

219,96

0,01

135,30

132,90

0
124,5

135,00

224,03

0,01

135,20

132,80

0
124,5

135,40

274,95

0,00

135,20

132,80

0
125,0

135,50

162,93

0,01

135,00

133,00

135,00

162,93

0,01

3.

Prhitungan pipa
Diameter dalam ,(D) pipa

= 2 cm

39

Q
(cm3/s)
1080,00
800,00
1080,00
1080,00
1080,00
1080,00
1100,00
1350,00
800,00
800,00

Panjang pipa, L

= 5 ft = 12 2,54 5 = 152,4

cm
a. Luas penampang pipa ( A)

A= D2
4
A=

3,14
(2 cm)2
4

A=3,14 cm 2

b. Beda tekanan pada orifice (h)


h=h 1h 2
h=135,5 cm133,5 cm

h=2 cm
c. Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice
maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
3
cm
Q=1 350
s
d. Kecepatan aliran (v)
3
c cm
1350
Q
s
V= =
2
A
3,14 cm
V =429,94 cm/s
e. Beda tekanan pada pipa (hf)
hf =h1h2
hf =13 6,5 cm124,5 cm

hf =12 cm

f. Mencari faktor gesekan pada pipa ( F1)

40

F=

h f 2 g D
l V 2

c cm
2 cm
s2
F=
152,4 (429,94 cm/ s)2
12 cm 2 980

F= 0,002
Dengan cara dan rumus yang sama bisa didapatkan faktor
gesekan pada pipa pada pengukyran ke 2 (F 2) sampai
pengukuran ke 10 (F10)
g. Tabel perhitungan faktor gesekan pada pipa
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

h1
(cm)

Orifice
h2
(cm)

h
(cm)

h3
(cm)
125,0

Pipa
h4
(cm)

hf
(cm)

V
(cm/s)

135,80

133,10

0
124,5

136,00

429,94

0,002

135,60

133,00

0
124,5

136,50

429,94

0,002

135,80

132,80

0
125,0

137,00

445,86

0,002

135,50

132,90

0
124,5

136,50

429,94

0,002

135,80

133,00

0
125,5

136,50

445,86

0,002

135,80

133,00

0
124,0

137,00

429,94

0,002

135,70

133,20

0
124,5

137,00

343,95

0,003

135,70

133,20

0
125,0

136,50

343,95

0,003

135,50
135,60

133,00
133,00

0
125,0

137,00
136,00

353,50
343,95

0,002
0,003

41

Q
(cm3/s)
1350,00
1350,00
1400,00
1350,00
1400,00
1350,00
1080,00
1080,00
1110,00
1080,00

4.

Perhitungan pipa
Diameter dalam (D) pipa = 1,5 cm
Panjang pipa, L
a.

= 5 ft = 12 2,54 5 = 152,4 cm

Luas penampang pipa ( A)


2
A= D
4
A=

3,14
2
(1,5 cm)
4

A=1,77 cm2
b.

Beda tekanan pada orifice (h)


h=h 1h 2
h=136 cm134 cm

h=2 cm
c.

Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice


maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
Q=1350

d.

Kecepatan aliran (v)


3
cm
1350
Q
s
V= =
A 1,77 cm2
V =762,71 c m/ s

e.

Beda tekanan pada pipa (hf)


hf =h1h2
hf =136 cm1 25 cm

42

hf =11 cm

f.

Mencari faktor gesekan pada pipa ( F1)


h f 2 g D
F=
l V 2
cm
1,5 cm
2
s
F=
2
152,4 cm(762,71 cm/s)
11 cm 2 980

F=0,0004

Dengan cara dan rumus yang sama bisa didapatkan faktor


gesekan pada pipa pada pengukyran ke 2 (F 2) sampai
pengukuran ke 10 (F10)
g.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tabel perhitungan faktor gesekan pada pipa

Orifice
h1
h2
(cm)
(cm)

h
(cm)

Pipa
h3
h4
(cm)
(cm)
124,0

hf
(cm)

V
(cm/s)

136,00

132,00

0
123,0

138,00

762,71 0,0004

135,90

131,80

136,50

762,71 0,0004

135,90

131,90

136,50

762,71 0,0004

135,90

131,90

136,00

762,71 0,0004

136,00

132,00

137,00

858,76 0,0003

135,90

132,00

137,00

762,71 0,0004

135,80

132,00

137,00

790,96 0,0004

135,80

132,00

136,50
136,50

858,76 0,0003

136,00

132,10

0
123,0
0
123,0
0
123,0
0
123,0
0
123,0
0
123,0
0
123,0
0
123,0
0

135,90

132,00

762,71 0,0004
136,50
762,71 0,0004
43

Q
(cm3/s)
1350,00
1350,00
1350,00
1350,00
1520,00
1350,00
1400,00
1520,00
1350,00
1350,00

C. PERHITUNGAN PERCOBAAN III


Pada percobaan ke III ini yaitu melakukan percobaan pada pengukuran
Ball Valve pada pembukaan 40, 45, 50, 55, 60, 65,70, 75, 80,
dan 85 pada pipa dengan diameter 1. Pengukuran dilakukan
sebanyak 10 kali, pada masing-masing pembukaan sudut ball valve
tersebut.
1. Ball valve pada pembukaan 40
Diameter dalam (D) pipa 1 = 3,7 cm
a. Luas penampang pipa ( A)
2
A= D
4
A=

3,14
2
(3,7 cm)
4

A=10,75 cm2
b. Beda tekanan pada orifice (h)
h=h 1h 2
h=138 cm133 cm

h=5 cm
c. Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice
maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
cm3
Q=220 0
s
d. Kecepatan aliran (v)
3
cm
2200
Q
s
V= =
A 10,75 cm2

44

V =204,65 cm/ s

e. Beda tekanan pada Valve (hf)


hf =h1h2
hf =130,5 cm124,5 cm

hf =6 cm
f. Faktor kerugian (k1)
2ghf
K=
V2
cm
6 cm
2
ss
K=
2
(204,65 cm/s)
2 980

cm
11760 2
s
K=
2
(204,665 c m / s)

K=0,28
Dengan cara dan rumus yang sama dapat dicari faktor keruguan
pada pengukuran ke 2 (k2) sampai pada pengukuran ke 10 (k10).
g. Tabel ball valve pembukaan 40
Orifice
No
1
2
3
4
5
6

h1
(cm)

h2
(cm)

137,80

Valve
h
(cm)

h3
(cm)
124,5

h4
(cm)

133,00

0
124,3

138,00

133,30

137,90

hf
(cm)

V
(cm/s)

130,70

204,65

0,28

0
124,5

130,50

204,65

0,28

133,20

0
124,5

131,00

174,88

0,38

138,00

133,50

0
124,5

131,00

184,19

0,38

138,00
138,00

133,30
133,50

0
124,5

131,00
131,00

204,65
184,19

0,30
0,38

Q
(cm3/s)
2200,00
2200,00
1880,00
1980,00
2200,00
1980,00
45

7
8
9
10

0
124,5
138,00

133,50

0
124,0

131,00

174,88

0,42

137,70

133,20

0
124,0

130,80

204,65

0,30

137,80

133,20

0
124,5

130,50

204,65

0,30

138,00

133,30

131,00

184,19

0,38

1880,00
2200,00
2200,00
1980,00

2. Ball valve pada pembukaan 50


Diameter dalam (D) pipa 1 = 3,7 cm
a. Luas penampang pipa ( A)

A= D2
4
A=

3,14
(3,7 cm)2
4

A=10,75 cm

b. Beda tekanan pada orifice (h)


h=h 1h 2
h=137,5 cm135 , 5 cm

h=4 cm
c. Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice
maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
cm3
Q=1880
s
d. Kecepatan aliran (v)

46

cm3
Q
s
V= =
A 10,75 cm2
188 0

v =174,88 cm /s

e. Beda tekanan pada Valve (hf)


hf =h1h2
hf =13 1cm125 cm
hf =6 cm

f. Faktor kerugian (k1)


2ghf
K=
V2
cm
6 cm
s2
K=
(174,88 c m/s )2
2 980

k =0,38
Dengan cara dan rumus yang sama dapat dicari faktor keruguan
pada pengukuran ke 2 (k2) sampai pada pengukuran ke 10 (k10).
g. Tabel Ball valve pada pembukaan 50
Orifice
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

h1
(cm)
136,90
136,90
136,90
137,00
137,00
137,10
137,00
137,20
137,10
137,10

h2
(cm)
133,00
132,90
133,00
133,00
133,10
133,30
133,00
133,30
133,00
133,00

Valve
h
(cm)

h3
(cm)
123,50
123,80
124,00
124,00
124,00
124,00
124,00
124,30
124,00
124,50

h4
(cm)
130,00
130,80
130,20
130,30
130,50
130,50
130,50
130,70
131,00
130,50

hf
(cm)

V
(cm/s)
174,88
174,88
174,88
184,19
165,58
156,28
165,58
165,58
174,88
156,28

K
0,38
0,38
0,38
0,38
0,46
0,52
0,46
0,46
0,42
0,56

Q
(cm3/s)
1880,00
1880,00
1880,00
1980,00
1780,00
1680,00
1780,00
1780,00
1880,00
1680,00

3. Ball valve pada pembukaan 60


Diameter dalam (D) pipa 1 = 3,7 cm
47

a. Luas penampang pipa ( A)


2
A= D
4
A=

3,14
(3,7 cm)2
4

A=10,75 cm2

b. Beda tekanan pada orifice (h)


h=h 1h 2
h=135,5 cm1 33 cm

h=2,5 cm
c. Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice
maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
3
cm
Q=1 520
s
d. Kecepatan aliran (v)
3
cm
1520
Q
s
V= =
A 10,75 cm 2
V =1 41 . 40 cm/s
e. Beda tekanan pada Valve (hf)
hf =h1h2
hf =130 cm123,5 cm

hf =6,5 cm
f. Faktor kerugian (k1)
2ghf
K=
V2

cm
6,5 cm
s2
K=
(1 41 . 40 cm/s)2
2 980

48

K=0,64 cm/s
Dengan cara dan rumus yang sama dapat dicari faktor keruguan
pada pengukuran ke 2 (k2) sampai pada pengukuran ke 10 (k10).

g. Tabel Ball valve pada pembukaan 60


Orifice
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

h1
(cm)

h2
(cm)

136,10

Valve
h
(cm)

h3
(cm)
124,4

h4
(cm)

133,80

0
124,5

135,90

133,50

135,80

hf
(cm)

V
(cm/s)

130,10

141,40

0,64

0
124,0

130,80

156,28

0,52

133,40

0
124,0

130,50

156,28

0,52

135,50

133,10

0
124,3

130,30

125,58

0,75

135,60

133,20

0
124,0

130,30

156,28

0,52

135,50

133,20

0
124,3

130,30

38,14

8,62

135,60

133,30

0
124,0

130,30

125,58

0,81

135,p0

133,20

0
124,0

131,00

38,14

8,08

135,70

133,20

0
124,0

130,00

125,58

0,81

135,30

133,00

130,50

125,58

0,75

Q
(cm3/s)
1520,00
1680,00
1680,00
1350,00
1680,00
410,00
1350,00
410,00
1350,00
1350,00

49

4. Ball valve pada pembukaan 70


Diameter dalam (D) pipa 1 = 3,7 cm
a. Luas penampang pipa ( A)

A= D2
4
A=

3,14
(3,7 cm)2
4

A=10,75 cm

b. Beda tekanan pada orifice (h)


h= h 1 h 2
h=137 cm134 cm

h=3 cm

c. Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice


maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
cm3
Q=1680
s
d. Kecepatan aliran (v)
3
cm
1680
Q
s
V= =
A 10,75 cm2
v =156,28 c m/s
e. Beda tekanan pada Valve (hf)
hf =h1h2
hf =130,5 cm1 24 cm

hf =6,5 cm
f. Faktor kerugian (k1)
2gh f
k=
v2
cm
6,5 cm
s2
k=
(156,28 c m/ s)2
2 980

50

k =0,52
Dengan cara dan rumus yang sama dapat dicari faktor keruguan
pada pengukuran ke 2 (k2) sampai pada pengukuran ke 10 (k10).

g. Tabel Ball valve pada pembukaan 70

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

h1
(cm)

Orifice
h2
(cm)

h
(cm)

h3
(cm)
123,5

Valve
h4
(cm)

hf
(cm)

V
(cm/s)

Q
(cm3/s)

134,00

13280,

0
123,2

129,50

156,28

0,52

134,00

132,50

0
123,0

129,00

76,28

2,02

134,00

132,50

0
123,5

129,50

125,58

0,81

134,10

132,80

0
123,5

129,50

76,28

2,09

134,50

133,00

0
123,5

130,00

125,58

0,77

134,50

133,00

0
123,5

129,50

100,47

1,20

134,60

133,40

0
123,5

130,00

76,28

2,02

134,50

133,20

0
123,5

130,00

100,47

1,26

134,50

133,00

0
123,0

129,50

76,28

2,19

134,20

132,90

129,50

76,28

2,02

51

1680,00
820,00
1350,00
820,00
1350,00
1080,00
820,00
1080,00
820,00
820,00

5. Ball valve pada pembukaan 80


Diameter dalam (D) pipa 1 = 3,7 cm
a. Luas penampang pipa ( A)

A= D2
4
A=

3,14
2
(3,7 cm)
4

A=10,75 cm2
b. Beda tekanan pada orifice (h)
h=h 1h 2
h=134 ,5 cm134 cm

h=0,5 cm

c. Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice


maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
cm3
Q=410
s
d. Kecepatan aliran (v)
3
cm
410
Q
s
V= =
A 10,75 cm2
v =38,14 cm/s
e. Beda tekanan pada Valve (hf)
hf =h1h2
hf =13 1 cm1 24,5 cm

hf =6,5 cm
f. Faktor kerugian (k1)
2gh f
k=
v2

52

cm
6,5 cm
s2
k=
(38,14 cm/ s)2
2 980

k =8,76
Dengan cara dan rumus yang sama dapat dicari faktor keruguan
pada pengukuran ke 2 (k2) sampai pada pengukuran ke 10 (k10).

g. Tabel Ball valve pada pembukaan 80


Orifice
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

h1
(cm)
134,5

h2
(cm)

0
133,9
0
134,4
0
134,0
0
134,2
0
134,4
0
134,5
0

133,20
133,10

134,5
0
134,4
0
134,4
0

133,50

133,50
133,50
133,50
133,50
133,50

133,0
133,60

Valve
h
(cm)

h3
(cm)
123,0

h4
(cm)

0
123,0
0
123,0
0
123,5
0
123,5
0
123,5
0
124,0

129,50
129,50

hf
(cm)

V
(cm/s)

38,14

8,76

38,14

8,08

38,14

7,41

38,14

8,76

0,00

130,00

38,14

8,08

0
124,0
0
124,0
0
123,8

130,00

38,14

8,08

130,00

38,14

9,43

130,00

38,14

8,76

130,00

38,14

8,76

129,50
129,80
129,80

53

Q
(cm3/s)
410,00
410,00
410,00
410,00
0,00
410,00
410,00
410,00
410,00
410,00

D. PERHITUNGAN PERCOBAAN KE IV
1. Percobaan dilakukan pada T20
Pada percobaan ini dilakukan sebanyak 10 kali pengukuran dengan
menggunakan diameter pipa 1.
Diameter dalam (D) pipa 1 = 3,7 cm
a. Luas penampang pipa ( A)
2
A= D
4
A=

3,14
2
(3,7 cm)
4

A=10,75 cm2

b. Beda tekanan pada orifice (h)


h=h 1h 2
h=134 ,5 cm134 cm

h=0,5 cm
c. Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice
maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
cm3
Q=410
s
d. Kecepatan aliran (v)
3
cm
410
Q
s
V= =
A 10,75 cm2
V =38,14 c m/s
e. Beda tekanan pada T20 (hf)
hf =h1h2
hf =131,5 cm1 25 cm

hf =6,5 cm

54

f. Faktor kerugian (k1)


2ghf
K=
v2
cm
6,5 cm
s2
K=
(38,14 c m/ s)2
2 980

K=8,76
Dengan cara dan rumus yang sama dapat dicari faktor keruguan
pada pengukuran ke 2 (k2) sampai pada pengukuran ke 10 (k10).

g. Tabel T20.
Orifice
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

h1
(cm)
124,5

h2
(cm)

0
129,8

134,40
134,20

0
133,2
0
134,1
0
134,1
0
133,8
0
133,0
0
132,9
0
132,9
0

134,40
134,20
134,20
134,10

T20
h
(cm)

h3
(cm)
124,5

h4
(cm)

0
124,3
0
124,5
0

V
(cm/s)

131,00

38,14

8,76

130,50
130,50

38,14

8,08

38,14

8,08

38,14

8,08

38,14

8,08

38,14

8,08

38,14

8,08

38,14

8,08

38,14

8,08

124,5
0

130,80

124,5
0

130,60

124,8
0

130,30

134,20

123,0

134,20

0
123,5
0

129,50
129,50

123,5
0

129,30

134,20

hf
(cm)

55

Q
(cm3/s)
410,00
410,00
410,00
410,00
410,00
410,00
410,00
410,00
410,00

10

133,9

134,40

123,3
0

129,70
38,14

8,08

2. Perhitungan Pada Percobaan Elbow 90


Pada percobaan ini dilakukan sebanyak 10 kali pengukuran dengan
menggunakan diameter pipa 1.
Diameter dalam (D) pipa 1 = 3,7 cm
a. Luas penampang pipa ( A)

A= D2
4
A=

3,14
(3,7 cm)2
4

A=10,75 cm

b. Beda tekanan pada orifice (h)


h=h 1h 2
h=134 cm134 cm

h=0 cm
c. Mencari debed nyata (Q) dari grafik orifice
maka dari Q bisa didapatkan dari h, sehingga
cm3
Q=0
s
d. Kecepatan aliran (v)
3
cm
0
Q
s
V= =
A 10,75 cm2
V =0 c m/s
e. Beda tekanan pada elbow (hf)
hf =h1h2
hf =131,5 cm1 25 cm

hf =6,5 cm

56

410,00

f. Faktor kerugian (k1)


2ghf
K=
v2
cm
6,5 cm
s2
( 0 c m/s )2

2 980
K=
K=

Dengan cara dan rumus yang sama dapat dicari faktor keruguan
pada pengukuran ke 2 (k2) sampai pada pengukuran ke 10 (k10).

g. Tabel elbow 90

No
1

h1
(cm)
134,5

Orifice
h2
(cm)

h
(cm)

Elbow 90
h3
h4
(cm)
(cm)
125,0

0
134,5
0

134,90
134,80

0
125,0

134,5
0

134,50

0
124,5

134,5
0
134,4
0
134,5
0
134,2
0
134,2
0
134,4
0

134,40

4
5
6
7
8
9

134,30
134,50
134,20
134,90
134,50

0
125,0
0
124,5
0
124,5
0
124,8
0
124,7
0
124,5
0

131,00
131,30

hf
(cm)

V
(cm/s)

0,00

#DIV/0!

0,00

#DIV/0!

34,42

9,93

0,00

#DIV/0!

0,00

#DIV/0!

0,00

#DIV/0!

0,00

#DIV/0!

0,00

#DIV/0!

0,00

#DIV/0!

131,00
131,00
131,00
130,80
130,90
130,50
130,70

57

Q
(cm3/s)
0,00
0,00
370,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

10

134,5
0

134,20

124,5
0

130,80
0,00

#DIV/0!

Grafik Hubungan antara Q (terukur) dan t (waktu)

58

0,00

Q vs t
34.00
33.50
33.00

R = 1

32.50

q vs t

32.00

Exponential (q vs t)

31.50
31.00
30.50
30.00
29.50
420.00

440.00

460.00

t
(detik)

31,00
31,30
31,50
31,50
33,50
31,00
31,30
32,30
31,90
32,30

480.00

Qtr
(cm3/s)

460,6
5
456,2
3
453,3
3
453,3
3
426,2
7
460,6
5
456,2
3
442,1
1
447,6
5
442,1
1

59

Grafik Pada Percobaan Ke I, Hubungan Orifice dan Venturi

7.00
6.00

R = 0.12
orifice

5.00

Exponential (orifice)
Exponential (orifice)

4.00

Exponential (orifice)
venturi

3.00

Exponential (venturi)
Exponential (venturi)

2.00

Exponential (venturi)
1.00
0.00
100.00

R = 0.26

200.00

300.00

Orifice
h
(cm)
3,50
3,10
0,80
0,50
0,40
0,70
0,50
1,10
0,70
0,40

400.00

Qtr
(cm3/s)
460,65
456,23
453,33
453,33
426,27
460,65
456,23
442,11
447,65
442,11

Exponential (venturi)

500.00

Venturi
h2
Qtr
(cm) (cm3/s)
124,30 147,58
124,20 146,17
124,20 145,24
124,00 145,24
126,00 136,57
124,40 147,58
124,60 146,17
125,00 141,64
124,50 143,42
125,00 141,64

NB : Pada percobaan 1 & 2 terjadi kesalahan pengamatan data


Grafik Pada Percobaan Ke II, Hubungan (hf, Q )
60

Perhitungan ke-II
2.50
2.00

R = 1
ke 2

1.50

Exponential (ke 2)

1.00
0.50
0.00
1000.00 1100.00 1200.00 1300.00 1400.00 1500.00

Pipa
1
1

h
(cm)
2,18
1,41
1,87
2,12

Q
(cm3/s)
1403,00
1025,00
1255,00
1389,00

Grafik Pada Percobaan Ke III, Hubungan (hf, Q )

61

Perhitungan ke-III
5.00

R = 0.98

4.00
p3

3.00

Exponential (p3)

2.00
1.00
0.00
0

500

1000

1500

Valve
40
50
60
70
80

2000

h
(cm)
4,65
3,7
2,05
1,50
0,45

2500

Q
(cm3/s)
2070
1820
1278,00
1064,00
369,00

BAB 1V
PENUTUP
A. Kesimpulan
62

Setelah beberapa percobaan yang telah dilakukan maka dapat


diperoleh kesimpulan seperti berikut :
1. Pada percobaan I ( pertama )
Setiap kenaikan 10 bukaan pada katup bypass dengan kenaikan
air tabung sepanjang 25 cm maka terjadi kenaikan air pada tabung
orifice lebih renda daripada kenaikan air pada venturi.
2. percobaan II (kedua)
Setiap kenaikan 10 bukaan pada katup bypass dengan ukuran
pipa 1 '', 1'', 3/4'', 1/2'' yang panjangnya 5 ft terjadi kenaikan nilai
h dan nilai faktor gesekan pada pipa ( F ), sedangkan nilai hf
mengalami penurunan.
3. Pada percobaan III ( ketiga )
Setiap kenaikan 10 bukaan pada katup bypass dengan
pengukuran ball valve pada pipa yang bukaannya pada sudut 40,
50, 60, 65, 70, 75, 80, dan 85 yang ukuran pipa 1 '' terjadi
kenaikan nilai pada h sedangkan nilai hf dan nilai kerugian
tekanan ( K ) mengalami penurunan
4. Pada percobaan IV dan V
Setiap kenaikan 10 bukaan pada katup bypass, pada T 20 pipa 1
'' dan elbow 90 pipa 1 '' terjadi penurunan pada nilai h, nilai hf,
dan pada nilai kerugian gesek ( K ).
5. Data yang diperoleh dari grafik kurang akurat karena sedikitnya
data pembentuk grafik.

B. Kritik Dan Saran


Sebaiknya

waktu

pelaksanaan

praktikum

dimajukan

atau

pelaksanaannya sebelum ujian tengah semester (UTS) karena

63

mahasiswa yang mengikuti mata kuliah praktikum tidak hanya satu


matakuliah praktikum saja.

64

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Bruce R. Munson, 2004. Mekanika Fluida Jilid 1 Edisi ke-4. Jakarta :


Erlangga
Staf Laboratorium Aero dan Hidrodinamika, 2009. Panduan Phenomena
Dasar Mesin. Yogyakarta : Jurusan Teknik Mesin, STTNAS.

65

66

Anda mungkin juga menyukai