PALEMBANG
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan juga karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
kerja lapangan yang berjudul “Analisa Perawatan Mesin Bubut Manual Dengan Mengunakan
Metode Marcov Chain
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta
membantu dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini terutama kepada :
1. Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis mampu melaksanakan kerja
praktek dan menyelesaikan laporan KP dengan baik dan tepat waktu.
2. Orang tua, beserta keluarga yang selalu mendukung dan memberi semangat dalam
menyelesaikan laporan KP ini.
3. Teman-teman kelompok KP yaitu Muhammad Hafiz, Tri Muhammad Halim,
Kms.iqbal khailani yang telah sama-sama berjuang dalam proses pembuatan laporan
KP ini.
4. Bapak Suprobo, selaku Manager Bengkel Utama.
5. Bapak Amsori, Selaku Asisten Manager Bengkel Fabrikasi dan Mesin Sekaligus
Pembimbing di PT. Bukit Asam (PERSERO), Tbk.
6. Bapak Fauzun Subari, Bapak Noviandy B sukery, Bapak A. Gapur, Bapak Patoni B,
Bapak Supriadi, Bapak A. Rachman, Andre, Kak Syahril, Kak Ari di bagian
Vulkanisir dan Lagging Pulley yang telah banyak membantu praktek di lapangan dan
memperoleh data-data otentik yang dapat dijadikan acuan dalam penulisan laporan
ini.
7. Bapak M Zulfikar Adijaya Selaku Engineer yang telah memberikan data dan telah
membimbing kami dalam menyelesaikan laporan KP ini.
8. Bapak Jasman B Darwas Selaku Asmen Reparasi dan Fitting yang telah memberikan
data sehingga kami bisa menyelesaikan laporan KP ini.
9. Seluruh karyawan PT. Bukit Asam (PERSERO), Tbk. Atas semua informasi,
pengalaman, dan ilmu yang telah diberikan
10. Seluruh teman-teman jurusan Teknik Mesin angkatan 2022 universitas tridinanti
palembang
2
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam laporan kerja
praktek ini, oleh karena itu kritik serta saran yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan.
Penulis berharap semoga bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak dicatat
sebagai ibadah oleh Allah swt dapat balasan dari-Nya. Amin.Kerja praktek ini diharapkan
mampu memberikan wawasan dan pengalaman bagi mahasiswa untuk mengetahui dan
memahami aplikasi ilmu yang dipelajarinya selama masa kuliah di kampus.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
Relevansi antara mata kuliah yang didapat di kampus dengan kondisi yang ada di
bidang industry merupakan suatu acuan dalam pemilihan tempat kerja praktek yang kami
ambil, yaitu PT Tambang Batubara Bukit Asam (persero) Tbk. Tanjung Enim Sumatera
Selatan, dimana secara umum proses penambangan dan produksi batubara yang ada di
Tambang Air Laya (TAL). PT Bukit Asam menggunakan peralatan listrik dengan mesin-
mesin yang berskala besar dilengkapi dengan system pengendalian elektronik serba
canggih.
Pemilihan bidang yang di pelajari dalam Kerja Praktek ini adalah “Analisa kerusakan
Shaft BW 1200 CC 003 pada Drive Pulley” di Tambang Air Laya (TAL) PT. Tambang
Batubara Bukit Asam (persero) Tbk.
Kerja praktek sangat berguna bagi mahasiswa terutama untuk dapat mengenal dunia
industri atau dunia kerja yang nantinya akan dihadapi mahasiswa. Disamping itu
mahasiswa juga dapat menerapkan ilmu yang didapat dari perguruan tingginya sehingga
tidak teorinya saja tetapi dapat melakukan prakteknya agar dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman kerja bagi mahasiswa.
4
1.2 Maksud dan Tujuan
Laporan ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi syarat mata kuliah Kerja Praktek
pada jurusan Teknik Mesin Universitas Tridinanti Palembang. Adapun tujuan utama dari
laporan ini adalah;
1. Bagi Mahasiswa:
a) Mendapat pengalaman baru di lapangan.
b) Mengaplikasikan ilmu yang didapat di kampus pada dunia industry.
c) Menambah wawasan berfikir konkrit terhadap basic science yang didapat
dikampus,
2. Bagi Fakultas/jurusan:
a) Dapat menjalin kerja sama dengan dunia industri.
b) Pengenalan fakultas pada dunia kerja.
c) Sebagai bahan evaluasi.
3. Bagi perusahaan:
a) Mendapatkan masukan dari mahasiswa kerja praktek
b) Dapat mengenalkan bisnis perusahaan pada dunia pendidikan.
c) Merupakan wujud pengabdian dalam dunia IPTEK.
Masalah yang akan diuraikan dalam laporan ini adalah “Analisa kerusakan Shaft BW
1200 CC 003 pada Drive Pull”di Tambang Air Laya (TAL) PTBA. Karena sangat
terbatasnya waktu Kerja Praktek yang dilaksanakan maka penulis hanya menguraikan
sedikit tentang kerusakan dan perawatan alat penunjang pengangkut batubara tersebut.
5
1.4 Metode Pengambilan Data
BAB 1 PENDAHULUAN
Daftar Pustaka
Daftar acuan berisi sumber literatur yang bersal dari buku - buku referensi
maupun situs - situs di internet
6
BAB II
TINJAUAN UMUM
7
Adapun tujuan utama PT. Batubara Bukit Asam (persero), Tbk. Adalah menyediakan
batubara uap bagi bahan untuk keperluan:
PT. Bukit Asam, TBK terletak di JL.Parigi No. 1, TJ. Enim, Kec. Lawang Kidul,
Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan 31711
Secara organisasi PTBA dibagi dalam dua bagian, yaitu: Korporat dan
Operasional. Ditingkat perusahan oleh seseorang direktur utama didampingi oleh seorang
staf ahli dan satuan pengawasan intern serta dibantu oleh empat orang direktur, masing-
masing direktur umum, direktur keuangan, direktur produksi, direktur teknik dan sekertaris
pemasaran. Direksi membawahi sejumlah divisi yang terdiri dari beberapa bagian. Unit
terkercil dalam satu bagian.
8
2.4 Bagan Struktur Organisasi
9
2.5 Visi dan Misi Perusahaan
10
2.7 Produk yang dipasarkan perusahaan
Adapun produk yang dipasarkan oleh PT. BUKIT ASAM, TBK adalah penjualan
Batu bara dan penjualan produk batu bara medium to high calorie kapada pasar premium
Jam kerja telah diatur sesuai dengan surat keputusan direksi dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Hari kerja 5 hari seminggu dengan hari kerja senin – jumat jam kerja mulai pukul
08.00 – 15.00 WIB
2. Jam istirahat dimulai pukul 12.00 – 13.00 kecuali hari jumat yaitu pukul 11.30 –
13.30
3. Jam lembur diatur sesuai dengan peraturan perusahaan dan kebijakan tiap devisi
4. Hari libur resmi ( libur nasional) mengikuti hari libur yang ditentukan oleh
pemerintah , kecuali untuk cuti bersama.
11
BAB III
Landasan Teori
Pulley adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai pendukung pergerakan belt
atau sabuk lingkar untuk menjalankan sesuatu kekuatan alur yang berfungsi menghantarkan
suatu daya. Cara kerja Pulley sering digunakan untuk mengubah Arah dari gaya yang
diberikan dan mengirimkan gerak rotasi.
Pulley pada Belt Conveyor sangat berperan penting dalam menggerakkan Sabuk atau Belt
dengan memberikan gaya rotasi (putar) dan angkut dari satu titik ke titik lain dalam bentu
material-bulk (material curah), seperti: Batubara, batu, kerikil.
12
Drive Pulley pada belt conveyor dapat juga dikatakan sebagai pulley penggerak dari
sistem Belt Conveyor. Jika pada head pulley dipasang sistem penggerak untuk menggerakkan
belt conveyor. Drive Pulley juga dapat dikatakan sebagai titik dimana material akan
dicurahkan untuk dikirim ke Belt Conveyor selanjutnya.
Tail pulley Merupakan pulley yang terletak pada daerah belakang dari sistem
conveyor. Dimana pulley ini merupakan tempat jatuhnya material untuk dibawa ke bagian
depan dari conveyor. Konstruksinya sama dengan head pulley, namun tidak dilengkapi
penggerak
Pulley ini berfungsi untuk menambah atau mengurangi sudut kontak antara pulley
terdekat dengan belt conveyor semakin besar sudut kontak antara pulley dan belt maka
kemungkinan terjadinya slip saat conveyor beroperasi semakin kecil sebaliknya semakin kecil
sudut kontak maka kemungkinan terjadinya slip semakin besar.
13
3.2.4. Bend Pulley
Bend Pulley berfungsi untuk merubah arah dari belt. untuk membelokkan belt sebesar
180 derajat pulley di pasang pada tail part atau vertical take up equipment. Untuk
membelokkan belt sebesar 90 derajat pulley dipasang diatas take-up equipment. Sementara
untuk memperbesar kontak antara permukaan pulley ini untuk membelokkan belt dengan
besaran dibawah atau sama dengan 45 derajat.
Fungsi dari take up pulley adalah sebagai pengencang belt yang kendur dan
memberikan tegangan belt pada start awal.
14
Gambar 3.5 Drum Pulley
Drum merupakan komponen pulley yang akan bersentuhan langsung dengan belt
conveyor. Pada proses pembuatannya drum dibuat dengan selembar baja yang kemudian di
roll sehingga membentuk sebuah tabung.
Drum atau Shell memiliki diameter spesifik yang disesuaikan dengan lebar belt.
permukaan drum nantinya akan mengalami proses legging dengan menggunakan karet
legging untuk meningkatkan gesekkan antara pulley dengan belt.
Komponen ini merupakan sebuah pelat baja yang berbentuk lingkaran yang terletak
pada ujung drum. Diaphragm Plate dipasang pada ujung drum dengan cara dilas untuk
meningkatkan kekuatan pulley. Pada bagian center komponen ini dilakukan pengeboran
sesuai dengan diameter shaft.
3.3.3. Shaft
Shaft atau poros didesain untuk mengakomodasi gaya yang terjadi pada belt conveyor
dengan kefleksi minimum. Shaft terletak pada diaphragm plate yang dikunci pada sebuah
hub. Pada bagian kiri dan kanan shaft dipasang bearing yang terletak pada plummer block
yang berfungsi untuk menyangga pulley pada struktur conveyor.
15
3.3.4. Locking Element / Ring Feeder
Komponen ini di produksi dengan kepresisian yang sangat tinggi, komponen ini
digunakan untuk memasang dan mengunci shaft pada hub pulley. Locking elements dapat
mendudukan pulley pada shaft melalui end plate. Pada prinsipnya komponen ini bekerja
dengan kemampuan untuk mengikat hub dan pulley dengan menggunakan beberapa screw.
3.3.5. Hub
Hub dipasang pada end plate dengan melalui proses pengelasan komponen ini
berfungsi sebagai dudukan shaft pada sebuah pulley ukuran diameter hub disesuaikan dengan
diameter shaft.
3.3.6. Lagging
16
Gambar 3.10 Lagging
Bearing berfungsi untuk menyangga sebuah komponen berputar pada sebuah pulley
seperti shaft. Bearing terletak pada plummer block yang dipasang pada sole plate. Bearing
menjamin kelancaran kerja sebuah pulley dan pada proses pemindahan daya yang terjadi
sebab bearing memastikan pulley dapat berputar pada shaft dengan lancar.
3.4 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting seteiap mesin. Hampir semua mesin
meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama transmisi seperti itu
dipegang oleh poros.
a. Poros transmisi
Poros ini mendapatkan beban puntir dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini
melalui kopling, roda gigi,puli, sabuk rantai dan yang lainnya.
b. Poros spindle
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin pekakas, dimana
beban utamanya yaitu berupa beban puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipebuhi
poros ini adalah deformasinya harus kecil.
c. Poros luwes
Poros yang berfungsi untuk memindahkan daya dari dua mekanisme, dimana
perputaran poros membentuk sudut dengan poros lainnya. Daya yang dipindahkan kecil.
17
d. Poros gandar (Axle)
Poros ini dipasang di antara roda-roda kereta api, dimana tidak mendapatkan beban
punter. Dan tidak berputar poros ini hanya mendapatkan beban lentur, kecuali digerakan
oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban punir juga.
e. Poros (shaft)
Poros yang ikut berputar untuk memindahkan daya dari mesin ke mekanisme yang
digerakkan. Poros ini mendapatkan beban punter dan beban lentur.
a. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban punter atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan di atas. Juaga ada poros
yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros roling-baling kapal atau turbin
dan lain sebagainya.
b. Kekakuan poros
Poros mempunyai kekuatan poros yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi
puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak telitian( pada mesin perkakas)
atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan gear box)
c. Putaran kritis
Bila putaran mesin di naikan maka suatu harga putaran tertentu dapat terjadi
getaran yang luarbiasa besarnya.
d. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastic) harus dipilih untuk poros
propeller dan pompa bila terjadi kontak dengan benda korosif. Demikian juga untuk
poros-poros yang terancam kaviatasi, dan poros-poros mesin yang berhenti lama.
Sampai batas-batas tertentu dapat pula dilakukan perlindungan terhadap korosi.
e. Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin
dan difinis, baja karbon konstruksi (disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot
atau kill. Meski pun demikian, bahan ini kelurusannya kurang tetap dan dapat
mengalami deformasi karena tegangan sisa dalm terasnya.
18
Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat
umumnya dibuat mengunakan baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan
terhadap keausan. Beberapa diantaranya dalah baja khrom nikel, baja khrom nikel
molibden, baja khrom.
3.5 Fatigue
Kelelahan (Fatigue) adalah salah satu jenis kegagalan (patah) pada komponen akibat
beban dinamis (pembebanan yang berulang-ulang atau berubah-ubah). Diperkirakan 50%-
90% (Gambar.3.12) kegagalan mekanis adalah disebabkan oleh kelelahan.
Hingga saat ini, mekanisme patah lelah adalah terdiri atas 3 tahap kejadian yaitu:
Pada Gambar. 3.13 dibawah ini ditunjukkan secara skematis penampilan permukaan
patahan dari kegagalan lelah pada berbagai kondisi pembebanan.
19
Gambar. 3.13 Skematis permukaan patah lelah dari penampang bulat dan
persegi pada berbagai kondisi pembeban
20
DAFTAR PUSTAKA
Toha, Juanda. 2002. Perancangan, Pemasangan dan Perawatan Conveyor Sabuk dan
Peralatan Pendukung. Bandung : PT. JUNTO Engineering.
v
vi
vii