Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BUKIT ASAM (Persero) Tbk.


TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN

Analisa Kerusakan Shaft Pada Drive Pulley BW 1200 CC-003

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek


Di Universitas Tridinanti palembang
Jurusan Teknik Mesin
OLEH :

MUHAMMAD HAFIZ : 2002220511

TRI MUHAMMAD HALIM : 2002220507

KMS.IQBAL KHAILANI : 2002220506

JURUSAN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS TRIDINANTI

PALEMBANG

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan juga karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
kerja lapangan yang berjudul “Analisa Perawatan Mesin Bubut Manual Dengan Mengunakan
Metode Marcov Chain

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta
membantu dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini terutama kepada :

1. Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis mampu melaksanakan kerja
praktek dan menyelesaikan laporan KP dengan baik dan tepat waktu.
2. Orang tua, beserta keluarga yang selalu mendukung dan memberi semangat dalam
menyelesaikan laporan KP ini.
3. Teman-teman kelompok KP yaitu Muhammad Hafiz, Tri Muhammad Halim,
Kms.iqbal khailani yang telah sama-sama berjuang dalam proses pembuatan laporan
KP ini.
4. Bapak Suprobo, selaku Manager Bengkel Utama.
5. Bapak Amsori, Selaku Asisten Manager Bengkel Fabrikasi dan Mesin Sekaligus
Pembimbing di PT. Bukit Asam (PERSERO), Tbk.
6. Bapak Fauzun Subari, Bapak Noviandy B sukery, Bapak A. Gapur, Bapak Patoni B,
Bapak Supriadi, Bapak A. Rachman, Andre, Kak Syahril, Kak Ari di bagian
Vulkanisir dan Lagging Pulley yang telah banyak membantu praktek di lapangan dan
memperoleh data-data otentik yang dapat dijadikan acuan dalam penulisan laporan
ini.
7. Bapak M Zulfikar Adijaya Selaku Engineer yang telah memberikan data dan telah
membimbing kami dalam menyelesaikan laporan KP ini.
8. Bapak Jasman B Darwas Selaku Asmen Reparasi dan Fitting yang telah memberikan
data sehingga kami bisa menyelesaikan laporan KP ini.
9. Seluruh karyawan PT. Bukit Asam (PERSERO), Tbk. Atas semua informasi,
pengalaman, dan ilmu yang telah diberikan
10. Seluruh teman-teman jurusan Teknik Mesin angkatan 2022 universitas tridinanti
palembang
2
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam laporan kerja
praktek ini, oleh karena itu kritik serta saran yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan.

Penulis berharap semoga bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak dicatat
sebagai ibadah oleh Allah swt dapat balasan dari-Nya. Amin.Kerja praktek ini diharapkan
mampu memberikan wawasan dan pengalaman bagi mahasiswa untuk mengetahui dan
memahami aplikasi ilmu yang dipelajarinya selama masa kuliah di kampus.

Palembang, April 2022

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menghadapi era perdagangan bebas dunia dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang begitu cepat, khususnya yang berorientasi pada persaingan pasar murni,
menuntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas baik dari segi keilmuan,
keahlian(skill), maupun kematangan individu (sikap, motivasi, kepribadian dan lain-lain).
Semua unsure tersebut terjalin dalam satu kesatuan individu menjadi sebuah kompetisi.
Peningkatan kompetensi seseorang dimulai bukan pada saat seorang telah memasuki
dunia kerja, akan tetapi sudah dibentuk sejak dini.

Relevansi antara mata kuliah yang didapat di kampus dengan kondisi yang ada di
bidang industry merupakan suatu acuan dalam pemilihan tempat kerja praktek yang kami
ambil, yaitu PT Tambang Batubara Bukit Asam (persero) Tbk. Tanjung Enim Sumatera
Selatan, dimana secara umum proses penambangan dan produksi batubara yang ada di
Tambang Air Laya (TAL). PT Bukit Asam menggunakan peralatan listrik dengan mesin-
mesin yang berskala besar dilengkapi dengan system pengendalian elektronik serba
canggih.

Untuk kelancaran operasi maka alat-alat tambang konstruksi pengangkut batubara


dituntut untuk selalu siap beroperasi dengan baik. Sesuai Standart Operational Prosedure
(SOP), sehingga dibutuhkan perawatan dan perbaikan yang selalu siap pula baik
perawatan berkala maupun perbaikan emergency. Khususnya pada bagian Bengkel Utama
(BU) sebagai penunjang kinerja Produksi pada lokasi Tambang Air Laya.

Pemilihan bidang yang di pelajari dalam Kerja Praktek ini adalah “Analisa kerusakan
Shaft BW 1200 CC 003 pada Drive Pulley” di Tambang Air Laya (TAL) PT. Tambang
Batubara Bukit Asam (persero) Tbk.

Kerja praktek sangat berguna bagi mahasiswa terutama untuk dapat mengenal dunia
industri atau dunia kerja yang nantinya akan dihadapi mahasiswa. Disamping itu
mahasiswa juga dapat menerapkan ilmu yang didapat dari perguruan tingginya sehingga
tidak teorinya saja tetapi dapat melakukan prakteknya agar dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman kerja bagi mahasiswa.

4
1.2 Maksud dan Tujuan

Laporan ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi syarat mata kuliah Kerja Praktek
pada jurusan Teknik Mesin Universitas Tridinanti Palembang. Adapun tujuan utama dari
laporan ini adalah;

1. Mempelajari manajemen terutama mengenai structural organisasi, data-data


produksi dan cara perawatan peralatan tambang.
2. Memberikan informasi teknologi kepada pihak jurusan Teknik Mesin Universitas
Tridinanti Palembang

Kerja praktek memberikan manfaat sebagai berikut;

1. Bagi Mahasiswa:
a) Mendapat pengalaman baru di lapangan.
b) Mengaplikasikan ilmu yang didapat di kampus pada dunia industry.
c) Menambah wawasan berfikir konkrit terhadap basic science yang didapat
dikampus,
2. Bagi Fakultas/jurusan:
a) Dapat menjalin kerja sama dengan dunia industri.
b) Pengenalan fakultas pada dunia kerja.
c) Sebagai bahan evaluasi.
3. Bagi perusahaan:
a) Mendapatkan masukan dari mahasiswa kerja praktek
b) Dapat mengenalkan bisnis perusahaan pada dunia pendidikan.
c) Merupakan wujud pengabdian dalam dunia IPTEK.

1.3 Pembatasan Masalah

Masalah yang akan diuraikan dalam laporan ini adalah “Analisa kerusakan Shaft BW
1200 CC 003 pada Drive Pull”di Tambang Air Laya (TAL) PTBA. Karena sangat
terbatasnya waktu Kerja Praktek yang dilaksanakan maka penulis hanya menguraikan
sedikit tentang kerusakan dan perawatan alat penunjang pengangkut batubara tersebut.

5
1.4 Metode Pengambilan Data

Dalam penulisan ini penulis memperoleh:


1. Data dari lapangan dan pengamatan kasus yang terjadi.
2. Diskusi dan tanya jawab dengan pembimbing dan karyawan yang berpengalaman
dibidangnya.
3. Metode studi literatur yang digunakan berdasarkan katalog atau buku-buku
pegangan, buku-buku laporan kerja dan lainnya.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kerja praktek dan pengambilan data dilaksanakan di kantor Coal Handling


Fasility 1, Perawatan mesin, dan di Tambang Air Laya. Waktu pelaksanaan kerja
yaitu dimulai dari tanggal 21 April Hingga 30 juni 2022

1.6 Sistematika Penelitian

Laporan kerja praktek ini disusun dangan sistematika sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 membahas tentang latar belakang, tujuan penelitian, waktu dan


tempat pelaksanaan kerja praktek, sistematika penulisan

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab 2 membahas tentan sejarah perusahaan, visi misi perusahaan, logo


perusahaan

BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA

Bab 3 membahas tentang teori - teori

Daftar Pustaka

Daftar acuan berisi sumber literatur yang bersal dari buku - buku referensi
maupun situs - situs di internet

6
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat PT.Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA)


Sejarah penambangan yang dilakukan di daerah Tanjung Enim diawali dengan
penyelidikan eksplorasi pada tahun 1915-1918 diikuti dengan kegiatan produksi batubara
pada tahun 1919 hingga sekarang.
Krisis energi yang melanda dunia 1963 menandai berakhirnya dominasi minyak
dengan harga yang rendah, mengakibatkan munculnya Batubara sebagai komoditif yang
mempunyai prospek yang lebih baik sebagai salah satu energi alternatif.
Sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam menghemat pemakaian BBM serta
penggunaan sumber alternatif, maka pemakaian batubara sebahai bahan bakar dapat
dibudayakan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, pemerintah memutuskan untuk
merehabilitas semua tambang-tambang batubara di Indonesia, teutama PT. Tambang
Batubara Bukit Asam, dengan ruang lingkup sebagai berikut:
1. Tambang batubara Bukit Asam dengan kapasitas 12 ton batubara pertahun.
2. Daerah pemukiman untuk menampung lebih kurang 3000 karyawan PT. Batubara
Bukit Asam beserta keluarganya.
3. Sistem pengangkutan kereta api untuk pengangkutan batubara dari tambang di
Tanjung Enim ke pelabuhan Tarahan, Bandar Lampung.
4. Pelabuhan batubara di Tarashan Bandar Lampung.
5. Kapal yang dilengkapi dengsan alat bongkar sendiri untuk mengangkut batubara dari
pelabuhan Batubara Tarahan Bandar Lampung ke PLTU Suralaya Banten, Jawa
Barat.
6. Sistem komunikasi terpadu yang terbaru dan modern antar tambang, PJKA, Kapal
laut dan PLTU.

Dengan peraturan pemerintah Nomor : 42 tahun 1980, 15 Desember 1980 telah


ditetapkan tentang penyerahn modal pemerintah untuk pendirian perusuhan PT. Tambang
Batubaru Bukit Asam (persero) Tbk. Selanjutannya dengan peraturan pemerintah nomor :
52 tahun 1990, seluruh Perum Tambang Batubara di Indonesia digabung menjadi
Tambang Batubara Bukit Asam (persero) Tbk.

7
Adapun tujuan utama PT. Batubara Bukit Asam (persero), Tbk. Adalah menyediakan
batubara uap bagi bahan untuk keperluan:

1. PLTU Suralaya yang menghasilkan daya 2 x 400 megawatt.


2. PLTU Bukit Asam menghasilkan daya 2 x 65 megawatt.
3. Pabrik semen Kupang.
4. Pabrik semen Baturaja Sumatera Selatan.
5. Konsumen lain di dalam dan di luar negeri.

2.2 Alamat Perusahaan

PT. Bukit Asam, TBK terletak di JL.Parigi No. 1, TJ. Enim, Kec. Lawang Kidul,
Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan 31711

2.3 Struktur Organisasi

Secara organisasi PTBA dibagi dalam dua bagian, yaitu: Korporat dan
Operasional. Ditingkat perusahan oleh seseorang direktur utama didampingi oleh seorang
staf ahli dan satuan pengawasan intern serta dibantu oleh empat orang direktur, masing-
masing direktur umum, direktur keuangan, direktur produksi, direktur teknik dan sekertaris
pemasaran. Direksi membawahi sejumlah divisi yang terdiri dari beberapa bagian. Unit
terkercil dalam satu bagian.

Ditingkat operasional perusahan di pimpin oleh seorang kepala unit yang


membawahi sejumlah divisi sebagaimana dalam korporat. Adapun bagian yang banyak
berurusan dengan teknik mesin antara lain adalah rancangan bangun mesin dan control
yangberada di bawah Dinas Technical Office, Divisi Pengembangan Keteknikan, Dinas
Perawatan Mesin, juga di bagian perawatan Alat Tambang Utama dan Alat Penunjang
Tambang yang berada di bawah naungan Divisi Teknik UPT.

8
2.4 Bagan Struktur Organisasi

9
2.5 Visi dan Misi Perusahaan

VISI = Menjadikan perusahaan energy kelas dunia yang peduli lingkungan

MISI = Mengelola sumber energy dangan mengembangkan kompetensi korporasi


dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi
stakeholder dan lingkungan

2.6 Logo Perusahaan

10
2.7 Produk yang dipasarkan perusahaan

Adapun produk yang dipasarkan oleh PT. BUKIT ASAM, TBK adalah penjualan
Batu bara dan penjualan produk batu bara medium to high calorie kapada pasar premium

2.8 Jam kerja perusahaan

Jam kerja telah diatur sesuai dengan surat keputusan direksi dengan ketentuan
sebagai berikut :

1. Hari kerja 5 hari seminggu dengan hari kerja senin – jumat jam kerja mulai pukul
08.00 – 15.00 WIB
2. Jam istirahat dimulai pukul 12.00 – 13.00 kecuali hari jumat yaitu pukul 11.30 –
13.30
3. Jam lembur diatur sesuai dengan peraturan perusahaan dan kebijakan tiap devisi
4. Hari libur resmi ( libur nasional) mengikuti hari libur yang ditentukan oleh
pemerintah , kecuali untuk cuti bersama.

11
BAB III
Landasan Teori

3.1 Pulley pada sistem Conveyor

Pulley adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai pendukung pergerakan belt
atau sabuk lingkar untuk menjalankan sesuatu kekuatan alur yang berfungsi menghantarkan
suatu daya. Cara kerja Pulley sering digunakan untuk mengubah Arah dari gaya yang
diberikan dan mengirimkan gerak rotasi.

Pulley pada Belt Conveyor sangat berperan penting dalam menggerakkan Sabuk atau Belt
dengan memberikan gaya rotasi (putar) dan angkut dari satu titik ke titik lain dalam bentu
material-bulk (material curah), seperti: Batubara, batu, kerikil.

3.2 Jenis-jenis Pulley

Pada sebuah conveyor terdapat berbagai jenis pulley yang di klasifikasikan


berdasarkan fungsinya masing-masing. Setiap pulley ini memiliki kegunaan tersendiri dalam
sebuah struktur conveyor. Berbagai jenis pulley berdasarkan fungsinya pada sebuah conveyor
antara lain:

3.2.1. Drive Pulley

Gambar 3.1 Drive Pulley

12
Drive Pulley pada belt conveyor dapat juga dikatakan sebagai pulley penggerak dari
sistem Belt Conveyor. Jika pada head pulley dipasang sistem penggerak untuk menggerakkan
belt conveyor. Drive Pulley juga dapat dikatakan sebagai titik dimana material akan
dicurahkan untuk dikirim ke Belt Conveyor selanjutnya.

3.2.2. Tail Pulley

Tail pulley Merupakan pulley yang terletak pada daerah belakang dari sistem
conveyor. Dimana pulley ini merupakan tempat jatuhnya material untuk dibawa ke bagian
depan dari conveyor. Konstruksinya sama dengan head pulley, namun tidak dilengkapi
penggerak

Gambar 3.2 Tail Pulley

3.3.3. Snub Pulley

Pulley ini berfungsi untuk menambah atau mengurangi sudut kontak antara pulley
terdekat dengan belt conveyor semakin besar sudut kontak antara pulley dan belt maka
kemungkinan terjadinya slip saat conveyor beroperasi semakin kecil sebaliknya semakin kecil
sudut kontak maka kemungkinan terjadinya slip semakin besar.

Gambar 3.3 Snub Pulley

13
3.2.4. Bend Pulley

Bend Pulley berfungsi untuk merubah arah dari belt. untuk membelokkan belt sebesar
180 derajat pulley di pasang pada tail part atau vertical take up equipment. Untuk
membelokkan belt sebesar 90 derajat pulley dipasang diatas take-up equipment. Sementara
untuk memperbesar kontak antara permukaan pulley ini untuk membelokkan belt dengan
besaran dibawah atau sama dengan 45 derajat.

Gambar 3.4 Bend Pulley

3.2.5. Take Up Pulley

Fungsi dari take up pulley adalah sebagai pengencang belt yang kendur dan
memberikan tegangan belt pada start awal.

3.3 Komponen Pada Pulley

Adapun komponen-komponen pada pulley sebagai berikut:

3.3.1. Drum atau Shell

14
Gambar 3.5 Drum Pulley

Drum merupakan komponen pulley yang akan bersentuhan langsung dengan belt
conveyor. Pada proses pembuatannya drum dibuat dengan selembar baja yang kemudian di
roll sehingga membentuk sebuah tabung.

Drum atau Shell memiliki diameter spesifik yang disesuaikan dengan lebar belt.
permukaan drum nantinya akan mengalami proses legging dengan menggunakan karet
legging untuk meningkatkan gesekkan antara pulley dengan belt.

3.3.2. Diaphragm Plate

Komponen ini merupakan sebuah pelat baja yang berbentuk lingkaran yang terletak
pada ujung drum. Diaphragm Plate dipasang pada ujung drum dengan cara dilas untuk
meningkatkan kekuatan pulley. Pada bagian center komponen ini dilakukan pengeboran
sesuai dengan diameter shaft.

Gambar 3.6 Diaphragm Plate

3.3.3. Shaft

Shaft atau poros didesain untuk mengakomodasi gaya yang terjadi pada belt conveyor
dengan kefleksi minimum. Shaft terletak pada diaphragm plate yang dikunci pada sebuah
hub. Pada bagian kiri dan kanan shaft dipasang bearing yang terletak pada plummer block
yang berfungsi untuk menyangga pulley pada struktur conveyor.

Gambar 3.7 Shaft

15
3.3.4. Locking Element / Ring Feeder

Komponen ini di produksi dengan kepresisian yang sangat tinggi, komponen ini
digunakan untuk memasang dan mengunci shaft pada hub pulley. Locking elements dapat
mendudukan pulley pada shaft melalui end plate. Pada prinsipnya komponen ini bekerja
dengan kemampuan untuk mengikat hub dan pulley dengan menggunakan beberapa screw.

Gambar 3.8 Ring Feeder

3.3.5. Hub

Hub dipasang pada end plate dengan melalui proses pengelasan komponen ini
berfungsi sebagai dudukan shaft pada sebuah pulley ukuran diameter hub disesuaikan dengan
diameter shaft.

3.3.6. Lagging

Adakalanya ditemukan suatu kebutuhan untuk meningkatkan gesekan antara pulley


dan belt agar dapat menambah torsi yang dapat mentranmisikan dari pulley ke belt conveyor.
Untuk kasus ini dilakukan upaya dengan melapisi permukaan pulley dengan material lain
yang dapat meningkatkan gesekan antara pulley dan belt. material ini umumnya berupa karet
dengan ketebalan 8-12 mm yang dipasag pada permukaan pulley dengan cara dilem.

16
Gambar 3.10 Lagging

3.3.7. Bearing Assembly

Bearing berfungsi untuk menyangga sebuah komponen berputar pada sebuah pulley
seperti shaft. Bearing terletak pada plummer block yang dipasang pada sole plate. Bearing
menjamin kelancaran kerja sebuah pulley dan pada proses pemindahan daya yang terjadi
sebab bearing memastikan pulley dapat berputar pada shaft dengan lancar.

Gambar 3.11 Bearing Assembly

3.4 Poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting seteiap mesin. Hampir semua mesin
meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama transmisi seperti itu
dipegang oleh poros.

3.4.1 Macam-macam poros

a. Poros transmisi
Poros ini mendapatkan beban puntir dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini
melalui kopling, roda gigi,puli, sabuk rantai dan yang lainnya.
b. Poros spindle
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin pekakas, dimana
beban utamanya yaitu berupa beban puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipebuhi
poros ini adalah deformasinya harus kecil.
c. Poros luwes
Poros yang berfungsi untuk memindahkan daya dari dua mekanisme, dimana
perputaran poros membentuk sudut dengan poros lainnya. Daya yang dipindahkan kecil.

17
d. Poros gandar (Axle)
Poros ini dipasang di antara roda-roda kereta api, dimana tidak mendapatkan beban
punter. Dan tidak berputar poros ini hanya mendapatkan beban lentur, kecuali digerakan
oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban punir juga.
e. Poros (shaft)
Poros yang ikut berputar untuk memindahkan daya dari mesin ke mekanisme yang
digerakkan. Poros ini mendapatkan beban punter dan beban lentur.

3.4.2 Hal-hal penting dalam perencanaan poros

Untuk merencanakan poros hal-hal sebagai berikut perlu diperhatikan :

a. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban punter atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan di atas. Juaga ada poros
yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros roling-baling kapal atau turbin
dan lain sebagainya.
b. Kekakuan poros
Poros mempunyai kekuatan poros yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi
puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak telitian( pada mesin perkakas)
atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan gear box)
c. Putaran kritis
Bila putaran mesin di naikan maka suatu harga putaran tertentu dapat terjadi
getaran yang luarbiasa besarnya.
d. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastic) harus dipilih untuk poros
propeller dan pompa bila terjadi kontak dengan benda korosif. Demikian juga untuk
poros-poros yang terancam kaviatasi, dan poros-poros mesin yang berhenti lama.
Sampai batas-batas tertentu dapat pula dilakukan perlindungan terhadap korosi.
e. Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin
dan difinis, baja karbon konstruksi (disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot
atau kill. Meski pun demikian, bahan ini kelurusannya kurang tetap dan dapat
mengalami deformasi karena tegangan sisa dalm terasnya.

18
Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat
umumnya dibuat mengunakan baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan
terhadap keausan. Beberapa diantaranya dalah baja khrom nikel, baja khrom nikel
molibden, baja khrom.

3.5 Fatigue
Kelelahan (Fatigue) adalah salah satu jenis kegagalan (patah) pada komponen akibat
beban dinamis (pembebanan yang berulang-ulang atau berubah-ubah). Diperkirakan 50%-
90% (Gambar.3.12) kegagalan mekanis adalah disebabkan oleh kelelahan.

Gambar. 3.12 Distribusi mode kegagalan.

Hingga saat ini, mekanisme patah lelah adalah terdiri atas 3 tahap kejadian yaitu:

1. Tahap awal terjadinya retakan (crack inisiation).


2. Tahap penjalaran retakan (crack propagation).
3. Tahap akhir (final fracture).

Karakteristik kelelahan logam dapat dibedakan menjadi 2 yaitu karakteristik


makro dan karakteristik mikro. Karakteristik makro merupakan ciri-ciri kelelahan yang
dapat diamati secara visual (dengan mata telanjang atau dengan kaca pembesar).
Sedangkan karakteristik mikro hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.

Pada Gambar. 3.13 dibawah ini ditunjukkan secara skematis penampilan permukaan
patahan dari kegagalan lelah pada berbagai kondisi pembebanan.

19
Gambar. 3.13 Skematis permukaan patah lelah dari penampang bulat dan
persegi pada berbagai kondisi pembeban

20
DAFTAR PUSTAKA

Sularso Ir, Suga K. 1991. Elemen Mesin. Jakarta : Pradnya Pramita.

Toha, Juanda. 2002. Perancangan, Pemasangan dan Perawatan Conveyor Sabuk dan
Peralatan Pendukung. Bandung : PT. JUNTO Engineering.

v
vi
vii

Anda mungkin juga menyukai