Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN KERJA PRAKTEK

ANALISIS SCALE MENGGUNAKAN PLC HONEYWELL PADA MESIN


BALLER #52 PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Mata Kuliah Kerja
Praktek Pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Singaperbangsa Karawang

Oleh:

BINTANG GEMILANG
NPM. 1610631160037

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2018
LAPORAN KERJA PRAKTEK

ANALISIS SCALE MENGGUNAKAN PLC HONEYWELL PADA MESIN


BALLER #52 PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.

Telah disetujui dan disahkan

Pada Tanggal : 28 Januari 2019

Karawang, 28 Januari 2019

Dosen Pembimbing, Pembimbing Lapangan

Insani Abdi Bangsa, S.T., M.Sc. M. Ma’ruf


NIDN. NIK. IV 418

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Teknik Elektro

Ibrahim, S.T., M.T..


NIDN.
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan laporan Kerja Praktek dengan judul “ANALISIS SCALE
MENGGUNAKAN PLC HONEYWELL PADA MESIN BALLER #52 PT.
ASIA PACIFIC FIBERS Tbk..”. Adapun penyusunan laporan ini dimaksud
untuk memenuhi mata kuliah Kerja Praktek Teknik Elektro Universitas
Singaperbansa Karawang. Disamping itu juga untuk menambah dan memperluas
pengalaman serta pengetahuan penulis guna melengkapi materi-materi yang telah
diperoleh dibangku kuliah terhadap aplikasi dilapangan. Penulis juga sangat
berterimakasih kepada semua pihak yang telah mebantu dari awal hingga
selesainya penyusun laporan ini, untuk itu pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan nikmat yang tak terhingga serta selalu
memberikan jalan di setiap kesulitan.
2. Kedua orang tua, serta segenap keluarga yang senantiasa memberikan doa,
kasih sayang, perhatian, dan dukungan baik moral maupun material.
3. Bapak Ibrahim, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Universitas Singaperbansa Karawang.
4. Bapak Insani Abdi Bangsa, S.T., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan masukan sehingga
penulisan laporan Kerja Praktek ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bapak M. Ma’ruf, selaku Pembimbing Kerja Praktek.
6. Bapak Agus Suherman, selaku Manager Instrument Plant PT.Asia Pacific
Fibers Tbk.
7. Bapak Rumawan, Rifqi, Toni yang telah membantu penulis dalam
memperoleh serta mengumpulkan data keperluan Kerja Praktek
8. Segenap karyawan Instrument Plant PT.Asia Pacific Fibers Tbk. yang
telah memberikan banyak pengetahuan.
9. Seluruh staff serta karyawan PT.Asia Pacific Fibers Tbk.
10. Seluruh teman seperjuangan yang melakukan Praktek Kerja Lapangan di
PT.Asia Pacific Fibers Tbk.
11. Rekan-rekan kontrakan Mabes yang telah bersama-sama menempuh
pendidikan selama 3 tahun kebelakang
12. Serta semua pihak membantu dan memberi dukungan selama kerja praktik
dan penulisan laporan yang tidak dapat dituliskan oleh penulis satu per
satu

Dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini tentu masih memiliki banyak
kekurangan yang perlu untuk dibenahi, oleh karena itu penulis mengharapkan
suatu saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Penulis juga berharap
semoga dengan adanya laporan Kerja Praktek ini dapat memberikan manfaat,
baik bagi penulis maupun pembaca pada umumnya, terutama kepada rekan-
rekan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Universitas Singaperbangsa
Karawang. Akhirnya tiada kata dan tiada rasa yang pantas untuk mewujudkan
rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, terimakasih atas berkat, rahmat serta
petunjuk-Nya yang telah tercurah kepada penulis untuk menyelesaikan laporan
Kerja Praktek ini.
Terima Kasih.

Karawang, 15 Januari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Ruang Lingkup
1.5 Identitas KP
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan
2.2 Struktur Organisasi
2.3 Proses Produksi Secara Umum
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Mesin Baller
3.2 Komponen Instrument Mesin Baller
3.2.1 Motor listrik
3.2.2 Pneumatik
3.2.3 Sensor proximity
3.2.4 Limit switch
3.2.5 Relay
3.2.6 Load cell
3.3 Programable Logic Control (PLC)
3.3.1 Pengertian dasar
3.3.2 Fungsi
3.3.3 Tipe
3.3.4 Struktur Dasar
3.3.5 Dasar pemrograman
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Perancangan Mesin Baller #52
4.2 Perancangan Load Cell
4.3 Program PLC Penghitung Berat Beban
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami


kemajuan di berbagai bidang mulai dari komputasi, mekanik, intrumentasi
serta berbagai keilmuan lainnya. Pada zaman modern saat ini, proses otomasi
telah memasuki berbagai bidang, tak terkecuali industri. Berbagai industri,
baik itu industri besar, menengah atau bahkan kecil sudah menerapkan sistem
otomasi, hanya saja berbeda skalanya. Sistem otomasi ditujukan untuk
mengefisiensi waktu serta tenaga manusia dalam bekerja, karena pada
dasarnya otomasi merupakan suatu sistem yang di dalamnya termasuk
mekanik, instrumentasi hingga komputasi yang mana dapat membuat serta
melaksanakan suatu perintah tanpa campur tangan pihak ketiga (pengguna).
Dalam proses otomasi terdapat banyak jenis kontroller mulai dari
mikrokontroller hingga kontroller skala besar seperti PLC (Programmable
Logic Controller). Kontroller merupakan otak dalam suatu perangkat yang
mana bertugas memberi serta mengolah berbagai perintah yang diinginkan
pengguna.
Industri besar sudah menggunakam sistem otomasi untuk meningkatkan
efisiensi waktu serta tenaga dalam proses produksi. Salah satu perusahaan
yaitu PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk. merupakan salah satu perusahaan
kimia textile yang memproduksi bahan dasar serta produk yaitu kapas dalam
proses produksinya, perusahaan ini sudah hampir 90% menggunakan sistem
otomasi, mulai dari pembuatan bahan dasar hingga menjadi produk. Plant
Fiber yang merupakan plant produksi terdapat beberapa mesin yang bekerja
secara otomatis dan terintegrasi satu dengan yang lain. Salah satu mesin di
perusahaan tersebut yang cukup menarik untuk di kaji yaitu mesin baller.
Mesin baller merupakan mesin yang digunakan untuk mengepress kapas
hingga padat untuk selanjutnya di bungkus dengan karung dalam bentuk ball
dengan berat bervariasi. Terdapat beberapa jenis mesin baller di perusahaan
ini, tetapi dalam kajian ini di fokuskan pada mesin baller #52, dikarenakan
prinsip penghitungan berat pada mesin ini bisa diatur oleh pengguna melalui
program PLC. Penghitungan berat beban ini menggunakan komponen Load
Cell dan akan di kalibrasi di controller PLC untuk ditampilkan di display atau
monitor.

1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui proses dan cara kerja mesin baller #52
b. Untuk mengetahui proses dan cara kerja load cell pada mesin baller #52
c. Untuk mengetahui serta menganalisis program ladder diagram
penghitung berat beban menggunakan PLC honeywell pada baller #52
1.3 Manfaat
Adapun manfaat kerja praktek ini yaitu:
a. Dapat mengetahui proses serta cara kerja mesin baller #52
b. Dapat mengatahui proses dan cara kerja loadcell pada mesin baller #52
c. Dapat mengetahui serta menganalisis program ladder diagram penghitung
berat beban menggunakan PLC Honeywell

1.4 Ruang Lingkup


Kegiatan kerja praktik dilaksanakan di PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
ditempatkan di Fiber Plant tepatnya di Instrumet plant dan lebih dilatih
sebagai praktisi guna siap terjun langsung di dunia kerja. Batasan kajian yang
diambil meliputi:
a. Sistem kerja serta perancangan mesin baller #52
b. Perancangan load cell pada mesin baller #52
c. Program ladder diagram untuk mengihtung berat beban menggunakan
PLC honeywell

1.5 Identitas KP
Kegiatan kerja praktik ini dilaksanakan pada tanggal 15 Januari – 14
Februari 2019 di PT. ASIA PASIFIC FIBERS Tbk. yang beralamat di desa
Kiara payung Kec. Klari, Karawang Timur. PT. ASIA PASIFIC FIBERS Tbk.
merupakan salah satu perusahaan di bidang kimia tekstile yang memproduksi
kapas sistetis.

1.6 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini penulis membagi menjadi 5
bab dengan perincian sebagai berikut:
a. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan, manfaat, ruang
lingkup, identitas kerja praktek dan sistematika penulisan laporan kerja
praktek.
b. BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN
Pada bab ini berisi data dan informasi profil perusahaan tempat KP, mulai
dari Visi, Misi, Struktur Organisasi, Bisnis Utama, Produk dan Layanan
serta Aktivitas bisnis di ASIA PASIFIC FIBERS Tbk.
c. BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memuat teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan KP
yang dikaji, juga dapat diulas penelitian-penelitian bidang sejenis
sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas . Landasan
teori dapat berupa teori-teori yang menjadi pendukung langkah kerja
yang diambil untuk langkah penyelesaian.
d. BAB IV sPEMBAHASAN
Pada Bab ini dijelaskan mengenai analisa serta pembahasan yang mana
dapat menjawab kajian sesuai dengan batasan masalah diatas.
e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dijelaskan tentang kesimpulan dan saran yang diambil
berdasarkan data hasil pelaksanaan kerja praktik.
BAB II
GAMBARAN PERUSAHAAN

2.1 Profil Umum Perusahaan

Gambar 2.1 Logo PT. APF


Sumber : www.asiapacificfibers.com

PT. Asia Pacific Fibers merupakan perusahaan yang bergerak di industri


pertrokimia yang merupakan satu-satunya penghasil polyester terkemukan di
Indonesia. PT. Asia Pasific Fiber. Tbk yang terintegritas dalam menjalankan
rangkaian proses produksi polyster mulai dari bahan baku sampai dengan
barang jadi dengan mengutamakan mutu dan konsistensi.
Nama Perusahaan : PT. Asia Pasific Fiber. Tbk
Alamat Perusahan : Desa Kiara Payung
Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang.
Telepon : (0267) 431 971 / 431 974
Fax : (0256) 431970
Email : fiberexport@apf.co.id

2.2 Sejarah Perusahaan


Perusahaan ini didirikan pada tahun 1984 bernama PT. Polysindo Eka
Perkasa.Tbk. dengan Akte Notaris di Jl. Tirta Ami Jaya No. 22 tanggal 15
Februari dengan status PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri).
Perusahaan ini mulai beroperasi pada tahun 1996 dengan pemegang saham
yaitu:
a. Bapak Sinivasan
b. Bapak G. Munusamy
c. Bapak Pong Nugroho
PT. Polysindo Eka Perkasa yang merupakan salah satu dari anak
perusahaan Texmaco Group secara simbolis diresmikan oleh presiden
Soeharto pada tanggal 19 November 1988 bersama dengan perusahaan
lainnya.
Pada tanggal 25 Januari 2010, PT. Polysindo Eka Perkasa berubah nama
menjadi PT. Asia Pacific Fibers.Tbk.(PT.APF) Keputusan tersebut disetujui
oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) PT. Polysindo Eka Perkasa,Tbk. Yang dinyatakan dalam Akta
Keputusan Rapat Nomor 50 tanggal 10 September 2009 yang dibuat
dihadapan Sutjipto, SH. Mkn. Notaris di Jakarta dan telah mendapat
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI sesuai
keputusannya Nomor: AHU-54294.AH.02 Tahun 2009 tanggal 10 November
2009. Perubahan ini hanya sekedar perubahan nama saja, tidak merubah
status kekaryawanan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Produk yang dihasilkan PT. Asia Pasific Fibers. Tbk saat ini meliputi
Purified Terphthalic Acid (PTA), polyester chips, staple fiber, filement yarn
dan performance fabrics. Hasil produksi PT. Asia Pasific Fibers dipasarkan
baik di dalam negeri aupun di luar negeri. PT. Asia Pasific Fiber. Tbk
terletak di Karawang dan Semarang dengan konsentrasi pembuatan produk
yang berbeda.

2.3 Visi Dan Misi Perusahaan


Visi PT. Asia Pacific Fibers adalah salah satu perusahaan kelas dunia
yang penciptaan produksi terbaik secara konsisten untuk menyediakan
produk produk yang senantiasa memuaskan pelanggan.
Misi PT. Asia Pasific Fiber. Tbk adalah menciptakan keunggulan
bersaing berupa penciptaan produk yang berkualitas prima dengan biaya
yang kompetitif dan upaya pengiriman tepat waktu serta inovasi produk
yang berkesinambungan dan juga melakukan pengembangan sumber saya
manusia serta alih teknologi secara profesional, merupakan kunci utnuk
memenangkan persaingan dengan bisnis yang sejenis.
Misi yang di terapkan di perusahaan telah dilaksanakan dengan
sebaikbaiknya terbukti dengan didapatnya sertifikat ISO 9001:2008 tentang
“Kebijakan Mutu” atau company policy yang didapat oleh perusahaan.
sasaran utama dari perusahaan adalah mempertahankan dan meningkatkan
posisi dalam hal mutu dan biaya. Berkembangnya perubahan struktur
teknologi yang cepat terjadi di industri polyester, maka PT. Asia Pasific
Fiber. Tbk menerapkan metode berorientasi pada pasar dan moderenisasi
peralatan serta teknik untuk meningkatan daya saing mutu biaya produk.

2.4 Lokasi Pabrik

Gambar 2.2 Tampak depan PT. APF


Sumber : www.asiapacificfibers.com
PT. Asia Pacific Fibers terdapat di dua daerah yaitu di Karawang dan
Semarang. Perusahaan yang ditinjau saat ini, yaitu perusahaan yang terletak
di kawasan industri Karawang. Perusahaan ini didirikan di atas lahan seluas
50 hektar yang berlokasi di Jalan Raya Klari, Desa Kiara Payung, Kecamatan
Klari, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, 41371. Sementara itu,
lokas kantor pusat PT. Asia Pasific Fiber. Tbk yaitu di The East 35 ST Floor
– Unit 5-7 Jalan Lingkar Kuningan Blok E3 Kav. 1 Jakarta 12950.
Penentuan lokasi perusahaan merupakan hal yang sangat dilihat dari segi
pembangunan, pemasaran hasil produksi dan operasi pabrik. Peneliian dan
studi mengeni pembangunan proyek ini semula dilakukan oleh perusahaan
konsultan Eastman, Fleissner, John Brown dan Zimmer. Selanjutnya
dilakukan bersama dengan PT. Texmaco Group yang sebelumnya telah
berdiri terlebih dahulu, yaitu PT. Texmaco Perkasa Engineering dan PT.
Texmaco Jaya. Perusahaan ini mencapai Hak Guna Bangunan (HGB) dengan
luar area keseluruhan mencapai 50 hektar. Pemilihan lokasi PT. Asia Pasific
Fiber. Tbk didasarkan atas pertimbangan sebagi berikut :
a. Letaknya strategis dan mudah dijangkau oleh transportasi
b. Dekat dengan pusat kota, khususnya Jakarta dan Bandung karena
terletak di perbatasan keduanya.
c. Tersedianya cukup tenaga kerja dari masyarakat sekitar.
d. Adanya fasilitas dan lingkungan yang mendukung proses produksi.

2.5 Struktur Organisasi Perusahaan


Didalam suatu perusahaan, agar setiap kegiatan yang dilaksanakan
hasilnya selalu baik maka dibutuhkan kerjasama antar individu. Untuk
pencapaian tujuan perusahaan maka dalam setiap perusahaan harus memiliki
struktur organisasi yang jelas dan sistematis. Selain itu juga berguna untuk
meningkatkan efisiensi kerja dan produktivitas kerja sejalan dengan
perkembangan aktivitas usaha.
PT. Asia Pacific Fibers.Tbk dipimpin oleh seorang Direktur Unit Bisnis 1
yang membawahi 23 departemen. Tugas utama Direktur adalah
mengorganisir perusahaan dan menentukan langkah-langkah yang harus
dijalankan sehingga tujuan perusahaan dapat direalisasikan.Dalam
melaksanakan tugasnya, Direktur dibantu oleh Kepala Departemen yang
membawahi tiap-tiap departemen.
Struktur organisasi yang diterapkan dan dijalankan oleh PT. Asia Pasific
Fibers adalah system Five Layer, yang terdiri dari Kepala Unit, Kepala
Departemen, Kepala Seksi, Kepala Sub Seksi dan Operator. Secara struktur
dalam satu departemen dipimpin oleh Kepala Sub Seksi dengan pangkat
Supervisor. Kepala Sub Seksi membawahi dan memimpin beberapa operator
pelaksana yang bertugas melaksanakan proses produksi dan mengoperasikan
mesin-mesin.

2.6 Distribusi dan Pemasaran


Berikut merupakan kapasitas produksi PT. Asia Pasific Fiber. Tbk, antara
lain:
a. PTA plant mempunyai kapasitas untuk menghasilkan PTA 340.000
ton per tahun
b. Polymer dan Fiber plant mempunyai kapasitas untuk menghasilkan
polyester chips dan fiber 280.000 ton per tahun.
Berikut ini adalah kapasitas produksi dari PT. Asia Pasific Fiber. Tbk per
28 Desember 2017 :
a. Purified Terephthalic Acid (PTA) : 532.000 ton/tahun
b. Polyester Chips : 283.200 ton/tahun
c. Polyester Staple Fiber (PSF) : 158.100 ton/tahun
d. Polyester Filament Yarn (PFY) : 140.000 ton/tahun
Sumber utama bahan baku adalah dari pemasok-pemasok internasional
yang bereputasi seperti : SABIC. EXXON MOBIL, LG, CALTEX, SHELL
dan lain-lain. selain itu bahan baku juga dapat diperoleh dari dalam negeri,
yaitu dari Cilegon yang dikirim melalui pelabuhan Tanjung Priuk.
PT. Asia Pasific Fiber menjual produk utamanya ke pasar domestik,
sekitar 70 persen. Sisanya, sekitar 30 persen, untuk di ekspor. PT. Asia
Pasific Fiber. Tbk merupakan perusahaan yang pertama membawa polyester
dari Indonesia ke seluruh dunia. Sehingga pasar ekspor PT. Asia Pasific
Fiber. Tbk cukup luas, sampai ke Amerika Selatan, Eropa, dan negara
lainnya.
Pelanggan utama PT. Asia Pasific Fiber. Tbk adalah penghasil serat dan
benang di USA, Eropa, Asia, dan pasar domestik. PT. Asia Pasific Fiber. Tbk
masih terus berupaya untuk tetap memelihara dan meningkatkan permintaan
pasar dalam negeri untuk produk benang polyester dan serat polyester.
Walaupun penekanan diberikan pada perluasan pasar domestik. PT. Asia
Pasific Fiber. Tbk terus mengembangkan pasar ekspor untuk meningkatkan
mutu produk dan penjualan dengan penekanan pada pengembangan produk
khusus ke pasar yang terus berkembang. Spesialisasi produk membutuhkan
peningkatkan yang signifikan dalam upaya mempertahankan kredibilitas
sebagai perusahaan pengekspor khususnya ke kawasan Eropa dan Amerika
Utara.
PT. Asia Pasific Fiber. Tbk Karawang memberikan produk-produk yang
memuaskan sesuai dengan kebutuhan pelanggan dalam hal kuantitas,
pengiriman dan harga serta memberikan prioritas untuk kesehatan dan
keselamatan kerja karywan dan menjaga lingkungan yang bersih. Semua
pekerjaan dijalankan dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan,
dimana perusahaan telah menetapkan dan akan mempertahankan penerapan
yang efektif, termasuk peningkatan yang berkelanjutan dari sistem
manajemen mutu sesuai dengan persyaratan ISO 9001. ISO adalah lembaga
standarisasi mutu internasional yang bermarkas di Swiss. Lembaga yang
berkedudukan di Swiss tersebut melakukan audit atau peninjauan setiap 6
bulan sekali dengan daftar pengoperasian sebagai berikut :
a. SAP (Standard Administration Procedure)
b. SOP (Standard Operation Procedure)
c. Quality Manual
d. Quality Plant
Audit tidak hanya dilakukan oleh ISO saja, tetapi juga dilakukan oleh
pihak PT. Asia Pasific Fiber Tbk. Sendiri dan disebut sebagai internal audit
yang dilaksanakan setiap 1 bulan sekali. Dengan sertifikasi dari ISO ini dapat
dinilai bahwa baik mutu dari produk maupun distribusi dan pemasaran
produk sudah berjalan dengan baik.
2.7 Jam Kerja
PT. Asia Pacific Fibers Tbk., Karawang membagi karyawannya ke dalam
general shift (non shift) dan karyawan shift. Karyawan general shift biasanya
merupakan karyawan yang ditempatkan di kantor atau tidak terlibat secara
langsung dalam kegiatan produksi maupun pengamatan pabrik.
Karyawan general shift hanya memiliki 5 hari kerja dalam seminggu,
yaitu Senin hingga Jumat. Adapun jam kerja karyawan general shift sebagai
berikut:
a. Senin – Kamis : 08.00 – 17.00 WIB
Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB
b. Jumat : 08.00 – 17.00 WIB
Istirahat : 11.30 – 13.00 WIB
Karyawan shift merupakan karyawan yang terlibat secara langsung dalam
proses produksi dan pengamatan pabrik. Adapun jam kerja karyawan shift
sebagai berikut:
a. Shift I (Pagi) : 07.00 – 15.00 WIB
Istirahat : 11.00 – 11.30 WIB
b. Shift II (Siang) : 15.00 – 23.00 WIB
Istirahat : 19.00 – 19.30 WIB
c. Shift III (Malam) : 23.00 – 07.00 WIB
Istirahat : 04.00 – 04.30 WIB
Untuk meningkatkan kedisiplinan dan kesejahteraan karyawan, maka
dilakukan pembinaan karyawan baik pembinaan mental maupun pembinaan
spiritual, seperti kedisiplinan dan kesadaran lingkungan kerja maupun
terhadap ketrampilan dan ilmu pengetahuan.Untuk itu perusahaan telah
membentuk departemen Learning & Development yang khusus menangani
hal-hal yang menyangkut pengembangan kompetensi karyawan, seperti
pengetahuan dan ketrampilan.Untuk meningkatkan disiplin karyawan,
perusahaan dan karyawan melalui Serikat Pekerjanya telah mengaturnya
didalam Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) yang masa berlakunya selama
dua tahun. Selain itu juga perusahaan membantu organisasi ataupun komite-
komite yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas kerjanya, yaitu:
a. Komite Disiplin
Komite ini bertugas untuk menangani masalah pembinaan
kedisiplinan kerja, disiplin kehadiran, disiplin apel dan disiplin
periijinan.
b. Komite Satgas (Satuan tugas)
Komite ini bertugas untuk membantu pihak satpam dalam menjaga
keamanan dan ketertiban di area departemen dan seluruh perusahaan.
c. Komite Rohani
Komite ini bertugas untuk menangani masalah pembinaan menta
dan spiritual yang meliputi kegiatan, sholat jumat dan peringatan-
peringatan hari besar agama lain.
d. Komite P2K3 (Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Komite ini bertujuan untuk pembinaan kepada karyawan mengenai
manfaat dan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja diarea
departemen masing-masing.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Mesin Baler


Mesin baller atau baler machine ditinjau secara harfiah dapat
diartikan sebagai mesin yang dapat membuat objek atau membungkus
objek menjadi bentuk bal. Dalam dunia industri, baik itu skala kecil
maupun skala besar, seringkali dihadapi permasalahan pada proses
penyimpanan hasil produksi yang memakan tempat yang besar, inilah
alasan utama membungkus objek menjadi bentuk bal adalah untuk efisiensi
tempat dalam proses penyimpanan.
Dalam mesin baler terdapat beberapa bagian utama diantaranya,
mesin press, mesin penimbang, mesin pembungkus. Mesin press sebagai
bagian utama mesin baler berfungsi untuk memadatkan massa kapas yang
mana akan dibungkus dalam bentuk bal untuk efisiensi tempat. Proses
pengepresan terdapat berbagai macam metode, mulai dari pneumatic,
hidrolik hingga menggunakan motor listrik. Lalu yang kedua mesin
penimbang, perangkat pengukur berat/penimbang massa kapas
menggunakan loadcell yang mana berprinsip kerja menyerupai
piezoelectric. Prinsip kerjanya mengubah tekanan atau force menjadi
parameter tegangan atau arus. Untuk selanjutnya diubah kedalam satuan
massa. Terakhir merupakan mesin pembungkus, yang merupakan proses
terakhir dalam sistem kerja mesin baler. Kapas yang telah ditimbang
kemudian di press selanjutnya dibungkus dalam bentuk bal dengan karung,
proses pembungkusannya ada yang sudah automatis dan ada juga yang
masih manual. (Rumawan, personal communication, Januari,2019).
3.2 Komponen Mesin Baler
3.2.1 Pneumatic
Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin.
Pada mulanya, pneumatik digunakan untuk melakukan tugas-tugas
mekanik yang sederhana, namun dengan semakin berkembangnya
teknologi, fungsi pneumatik semakin meluas sehingga memegang peranan
penting dalam system otomasi. Semua sistem yang menggunakan tenaga
yang disimpan dalam bentuk udara yang dimanfaatkan untuk menghasilkan
suatu kerja disebut dengan sistem Pneumatik. Dalam penerapannya, sistem
pneumatic banyak digunakan sebagai sistem automasi.
Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :
a) Pencekaman benda kerja
b) Penggeseran benda kerja
c) Pengaturan posisi benda kerja
d) Pengaturan arah benda kerja
3.2.1.1 Sistem Tekanan pada Pneumatik
a) Sistem Tekanan Tinggi, Untuk sistem tekanan tinggi, udara biasanya
disimpan dalam tabung metal (Air Storage Cylinder) pada range
tekanan dari 1000 – 3000 Psi, tergantung pada keadaan sistem. Tipe
dari tabung ini mempunyai 2 Klep, yang mana satu digunakan sebagai
klep pengisian, dasar operasi Kompresor dapat dihubungkan pada klep
ini untuk penambahan udara kedalam tabung. Klep lainnya sebagai
klep pengontrol. Klep ini dapat sebagai klep penutup dan juga menjaga
terperangkapnya udara dalam tabung selama sistem dioperasikan.
b) Sistem Tekanan Sedang, Sistem Pneumatik tekanan sedang
mempunyai range tekanan antara 100 – 150 Psi, biasanya tidak
menggunakan tabung udara. Sistem ini umumnya mengambil udara
terkompresi langsung dari motor kompresor.
c) Sistem Tekanan Rendah. Tekanan udara rendah didapatkan dari pompa
udara tipe Vane. Demikian pompa udara mengeluarkan tekanan udara
secara kontinu dengan tekanan sebesar 1 –10 Psi. ke sistem Pneumatik.
3.2.1.2 Komponen Sistem Pneumatik
a) Kompresor, Kompresor digunakan untuk menghisap udara di atmosfer
dan menyimpannya kedalam tangki penampung atau receiver. Kondisi
udara dalam atmosfer dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.
b) Oil and Water Trap, Fungsi dari Oil and Water Trap adalah sebagai
pemisah oli dan air dari udara yang masuk dari kompresor. Jumlah air
persentasenya sangat kecil dalam udara yang masuk kedalam sistem
Pneumatik, tetapi dapat menjadi penyebab serius dari tidak
berfungsinya sistem.
c) Dehydrator, Fungsi unit ini adalah sebagai pemisah kimia untuk
memisahkan sisa uap lembab yang mana boleh jadi tertinggal waktu
udara melewati unit Oil and Water Trap.
d) The Air Filter, Setelah udara yang dikompresi melewati unit Oil and
Water Trap dan unit Dehydrator, akhirnya udara yang dikompresi akan
melewati Filter untuk memisahkan udara dari kemungkinan adanya
debu dan kotoran yang mana munkin tedapat dalam udara.
e) Pressure Regulator, sistem tekanan udara siap masuk pada tekanan
tinggi menambah tekanan pada bilik dan mendesak beban pada piston.
f) Restrictors, restrictor adalah tipe dari pengontrol klep yang digunakan
dalam sistem Pneumatik, Restrictor yang biasa digunakan ada dua (2)
tipe, yaitu tipe Orifice dan Variable Restrictor.
3.2.1.3 Prinsip kerja sistem pneumatic

Gambar 3.1 Prinsip Kerja Sistem Pneumatik

3.2.2 Sensor proximity


Sensor proximity yaitu sensor yang bekerja tanpa melakukan
sentuhan langsung dengan benda kerja atau obyek yang dimaksud. Yang
termasuk Sensor proximity induktif antara lain.
a) Sensor Induktif, Sensor ini mampu mendeteksi benda kerja berbahan
metal seperti perak, besi, dll. Sensor ini bekerja dengan memanfaatkan
sebuah kumparan metal yang akan menimbulkan medan magnet bila ada
benda metal didekatnya. Sehingga mampu mendeteksi benda logam.
b) Sensor Kapasitif, Sensor ini mampu mendeteksi benda kerja berbagai
warna dan berbagai bahan. Karena sensor ini memanfaatkan perbedaan
pengukuran kapasitive pada tiap benda.

Gambar 3.2 Prinsip Kerja Sensor Proximity

3.2.3 Limit switch


Limit switch merupakan jenis scalar yang dilengkapi dengan katup
yang berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja Limit switch sama
seperti scalar Push ON yaitu hanya akan menghubungkan pada saat
katupnya ditekan pada batas penekanan tertentu yang telah ditentukan dan
akan memutus saat katup tidak ditekan. Limit switch termasuk dalam
kategori sensor mekanis yaitu sensor yang akan memberikan perubahan
elektrik saat terjadi perubahan mekanik pada sensor tersebut. Penerapan
dari Limit switch adalah sebagai sensor posisi suatu benda (objek) yang
bergerak.
Gambar 3.3 Arsitektur Limit Switch

Limit switch umumnya digunakan untuk :


a) Memutuskan dan menghubungkan rangkaian menggunakan objek atau
benda lain.
b) Menghidupkan daya yang besar, dengan sarana yang kecil.
c) Sebagai sensor posisi atau kondisi suatu objek.

Prinsip kerja Limit switch diaktifkan dengan penekanan pada


tombolnya pada batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga
terjadi pemusatan atau penghubung rangkaian tersebut. Limit switch
memiliki 2 kontak yaitu NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally
Close) dimana salah satu kontak akan aktif jika tombolnya tertekan.

3.2.4 Load cell


Sensor load cell merupakan sensor yang dirancang untuk
mendeteksi tekanan atau berat sebuah beban, sensor load cell umumnya
digunakan sebagai komponen utama pada sistem timbangan digital dan
dapat diaplikasikan pada jembatan timbangan yang berfungsi untuk
menimbang berat dari truk pengangkut bahan baku, pengukuran yang
dilakukan oleh Load Cell menggunakan prinsip tekanan.
(www.ricelake.com Load Cell and Weight (AmericaModule H : 2010)
Selama proses penimbangan akan mengakibatkan reaksi terhadap
elemen logam pada load cell yang mengakibatkan gaya secara elastis. Gaya
yang ditimbulkan oleh regangan ini dikonversikan kedalam sinyal elektrik
oleh strain gauge (pengukur regangan) yang terpasang pada load cell.
Rangkaian Load Cell dibagi menjadi rangkaian Load Cell tanpa beban dan
rangkaian Load Cell diberi Beban.

Gambar 3.4 Rangkaian Load Cell tanpa beban

Jika rangkaian jembatan Wheatstone diberi beban, maka nilai R


pada rangkaian akan berubah, diliha dari rangkaiannya, nilai R1 akan
berubah seiring bertambahnya force dari luar sedangkan R2, R3, R4 tetap.
Gambar 3.5 Rangkaian Load Cell Dengan Beban

Perbedaan nilai resistor inilah yang membuat sensor load cell tidak
dalam kondisi yang seimbang dan membuat beda potensial. Beda potensial
inilah yang menjadi outputnya. Untuk menghitung Vout atau A sperti pada
gambar, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

( R 1+ R 4 ) ( R 2+ R 3 ))
Vo = Vsx( R1
) − Vs (
R2
(3.1)

3.2.5 Relay
Relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus. Relay
memiliki sebuah kumparan tegangan rendah yang dililitkan pada sebuah
inti. Terdapat sebuah armatur besi yang akan tertarik menuju inti apabila
arus mengalir melewati kumparan. Armatur ini terpasang pada sebuah tuas
berpegas. Ketika armatur tertarik menuju ini, kontak jalur bersama akan
berubah posisinya dari kontak normal-tertutup ke kontak normal-terbuka.
Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus
interface antara beban dan sistem kendali elektronik yang berbeda sistem
power supplynya. Secara fisik antara saklar atau kontaktor dengan
elektromagnet relay terpisah sehingga antara beban dan sistem kontrol
terpisah. Bagian utama relay elektro mekanik adalah sebagai berikut.
Kumparan elektromagnet Saklar atau kontaktor Swing Armatur Spring
(Pegas). Tampilan relay dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 3.6 Relay


(sumber : Pengembangan Limit Switch Manual Dan Otomatis Pada Mesin
Fris. Sigma Epsilon ISSN 0853-9103)

Relay dapat digunakan untuk mengontrol motor AC dengan


rangkaian kontrol DC atau beban lain dengan sumber tegangan yang
berbeda antara tegangan rangkaian kontrol dan tegangan beban. Relay
pengendali elektromekanis adalah saklar magnetis. Relay ini
menghubungkan rangkaian beban on dan off dengan pemberian energi
elektromagnetis yang membuka dan menutup pada rangkaian. Relay
biasanya mempunyai satu kumparan, tetapi relay dapat mempunyai
beberapa kontak. Dalam merancang suatu rangkaian relay waktu tunda
perlu diperhatikan.
Solid state relay dikembangkan untuk mengatasi permasalahan
delay saat switching. Solid state relay adalah sebuah saklar elektronik
yang tidak memiliki bagian yang bergerak. Solid state relay ini dibangun
dengan isolator untuk memisahkan bagian input dan bagian saklar.
Dengan Solid state relay kita dapat menghindari terjadinya percikan api
seperti yang terjadi pada relay konvensional juga dapat menghindari
terjadinya sambungan tidak sempurna karena kontaktor keropos seperti
pada relay konvensional.
3.2.5.1 Prinsip Kerja Relay
Ada dua buah rangkaian listrik, yang pertama rangkaian
elektromagnet yang kedua rangkaian beban. Rangkaian elektromagnet
terdiri dari saklar S, sumber arus searah atau baterai dan sebuah
kumparan atau lilitan kawat penghantar. Sementara rangkaian beban
terdiri dari sumber arus beban, sebuah kontak dan sebuah beban. Diantara
kedua rangkaian ini dipasang sebuah jangkar besi lunak.
Cara kerja relay yaitu jika koil diberikan arus listrik, maka
kumparan tersebut akan menjadi elektromagnet yang menarik kontak.
Kontak dapat berupa kontak normally open (NO) maupun kontak
normally closed (NC). Kontak NO berarti dalam kondisi input tidak aktif
(kontak istirahat) kontak tersebut statusnya terbuka, jika input diberikan
maka kontak akan berubah menjadi tertutup. Kontak NC memiliki sifat
sebaliknya, jika input tidak aktif kontak tersebut statusnya tertutup, jika
input diberikan maka kontak akan berubah menjadi terbuka.
3.2.5.2 Sifat – sifat relay
a) Impedansi kumparan, biasanya impedansi ditentukan oleh tebal kawat
yang digunakan serta banyaknya lilitan. Biasanya impedansi berharga
1 – 50 KΩ Guna memperoleh daya hantar yang baik.
b) Daya yang diperlukan untuk mengoperasikan relay besarnya sama
dengan nilai tegangan dikalikan arus.
c) Banyaknya kontak-kontak jangkar dapat membuka dan menutup lebih
dari satu kontak sekaligus tergantung pada kontak dan jenis relaynya.
Jarak antara kontak-kontak menentukan besarnya tegangan maksimum
yang diizinkan antara kontak tersebut(Bishop, 2004)
3.2.6 Motor listrik
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini
digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower,
menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik digunakan
juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik
kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa
motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Mekanisme kerja dari motor listrik untuk seluruh jenis motor secara
umum sama :
a) Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
b) Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah
lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan
magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
c) Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar
kumparan.
d) Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk
memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya
dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan
medan.
3.2.6.1 Jenis Motor Listrik

Motor Listrik

Motor arus Bolak-balik


(AC) Motor arus searah (DC)

Satu Fase Tiga Fase


Gambar 3.7 Klasifikasi Jenis Utama Motor Listrik
a. Motor AC
Motor arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang
membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu.
Motor listrik memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan
"rotor". Stator merupakan komponen listrik statis dan Rotor
merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor. Motor
AC dilengkapi dengan penggerak frekuensi variabel untuk
meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya.
Motor induksi AC memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup
tinggi (sekitar dua kali motor DC).

Penggerak motor AC dengan rotor penggulung menggunakan


motor yang berkonstruksi khusus untuk menyempurnakan
pengendalian kecepatan. Rotor motor dibuat dengan penggulungan
yang diangkat keluar motor melalui cincin geser pada sumbu motor.
Gulungan tersebut disambungkan ke pengendali, yang menempatkan
resistor variabel secara seri dengan gulungan. Kinerja torque motor
dapat dikendalikan dengan menggunakan resistor variabel tersebut.
Motor dengan gulungan rotor sangat umum digunakan untuk motor
300 HP atau lebih.

b. Motor DC
Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus
langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC
digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan
torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan
yang luas.

Teknologi penggerak DC merupakan bentuk tertua pengendali


kecepatan listrik. Sistem penggerak terdiri dari sebuah motor DC dan
sebuah pengendali. Motor terdiri dari dinamo dan gulungan medan.
Penggulungan medan memerlukan pembangkitan daya DC untuk
operasi motor, biasanya dengan tegangan yang tetap dari pengendali.
Sambungan dinamo dibuat melalui perakitan sikat dan commutator.
Kecepatan motor berbanding lurus dengan tegangan yang
dipergunakan.

Pengendali merupakan penyambungan rektifikasi fase control


dengan sirkuit logic untuk mengendalikan tegangan DC yang dikirim
ke dinamo motor. Pengendalian kecepatan dicapai dengan mengatur
tegangan ke motor. Kadangkala sebuah tacho-generator dilibatkan
untuk mencapai pengaturan kecepatan yang baik. Tacho-generator
dapat digantungkan pada motor untuk menghasilkan sinyal umpan
balik kecepatan yang digunakan dibagian dalam pengendali.

Gambar 3.8 Sebuah Motor DC


(Sumber : Direct Industry, 2005)

Sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama :

 Kutub medan. Secara sederhada digambarkan


bahwa interaksi dua kutub magnet akan
menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor
DC memiliki kutub medan yang stasioner dan
dinamo yang menggerakan bearing pada ruang
diantara kutub medan. Motor DC sederhana
memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub
selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi
bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan.
Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek
terdapat satu atau lebih elektromagnet.
Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya
dari luar sebagai penyedia struktur medan.
 Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka
arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang
berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak
untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC
yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet
yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara
dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini
terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-
kutub utara dan selatan dinamo.
 Commutator. Komponen ini terutama ditemukan
dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk
membalikan arah arus listrik dalam dinamo.
Commutator juga membantu dalam transmisi arus
antara dinamo dan sumber daya.

Keuntungan utama motor DC adalah


sebagai pengendali kecepatan, yang tidak
mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini
dapat dikendalikan dengan mengatur:
 Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan
dinamo akan meningkatkan kecepatan.
 Arus medan – menurunkan arus medan akan
meningkatkan kecepatan.
3.2.7 PLC
3.2.7.1 Sejarah dan Pengertian PLC
Programmable Logic Controller pertama kali dikembangkan oleh
General Motor tahun 1968. Sistem kontrol ini digunakan sebagai
alternatif untuk mengganti sistem relay control yang kompleks. Aplikasi
PLC ini banyak digunakan dalam proses permesinan, pengepakan,
material handling, assembly terotomasi dan sebagainya.
Menurut IEC 1131 part 1, pengertian PLC adalah “PLC
merupakan sistem elektronik yang beroperasi secara digital,
menggunakan programmable memory untuk internal storage yang
berorientasi kepada user, untuk melakukan fungsi khusus seperti logic,
sequencing, timing, arithmetic; untuk dikendalikan melalui input, baik
analog maupun digital; berbagai mesin ataupun proses. PC dan periperal
lain yang digunakan, didesain sehingga dengan mudah dapat
diintegrasikan dengan sistem kontrol industri dan digunakan untuk
menjalankan fungsi-fungsi yang diharapkan”.
Penggunaan otomasi pada sistem produksi berarti penggunaan
komputer untuk memprogram peralatan otomasi tersebut, sehingga dapat
mengoperasikan komponen yang ada pada stasiun kerja. Dalam
penggunaan PLC sebagai salah satu system otomasi, controlleran
komponen pada stasiun kerja dapat dilakukan secara langsung melalui
software. Sifatnya sangat fleksibel sesuai dengan kebutuhan proses yang
diinginkan. Metode yang digunakan untuk pemrograman PLC antara lain
Ladder Logic (Ladder Diagram), Boolean (Statement List), Functional
Block (Function Chart) dan bahasa pemrograman tingkat tinggi lainnya
seperti bahasa C. Di dunia industri, sistem otomasi sangat diminati karena
dapat menjamin kualitas produk yang dihasilkan, memperpendek waktu
produksi dan mengurangi biaya untuk tenaga kerja manusia. Salah satu
pengendali yang paling popular, khususnya untuk system yang bekerja
secara sekuensial, ialah Programmable Logic Controller (PLC).
Bisa disimpulkan bahwa PLC adalah komputer industry khusus
untuk mengawasi dan mengendalikan proses industry menggunakan
bahasa pemrograman khusus untuk mengawasi dan mengendalikan
proses industry menggunakan bahasa pemrograman khusus untuk control
industry (Ladder Diagram), didesain untuk tahan terhadap lingkungan
industry yang banyak gangguan (noise, vibration, shock, temperature,
humidity).”
Secara umum, cara kerja system yang dikendalikan PLC cukup
sederhana.
a) PLC mendapat sinyal input dari input device.
b) Akibatnya PLC mengerjakan logika program yang ada di dalamnya.
c) PLC memberikan sinyal output pada output device.
Untuk memperjelas, pada gambar dibawah ini dapat dilihat
diagram hubungan PLC dan input/output device.

Gambar 3.8 Diagram hubungan PLC dan Input/output device

3.2.7.2 Sistem PLC

Gambar 3.9 Blok Diagram PLC

Input modul berfungsi untuk merubah sinyal yang datang dari


sensor/ transducer menjadi sinyal yang dapat diproses oleh PLC melalui
CCU. Sinyal yang datang merupakan informasi hasil deteksi oleh sensor.
Sedangkan output modul berfungsi mengubah sinyal keluaran PLC
menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh actuator.
Input Modul memiliki fungsi:
a) Mendeteksi sinyal dari luar system
b) Melakukan pengubahan dari control voltage ke logic voltage
c) Melindungi komponen elektronik yang sensitive dari external voltage
d) Sceening sinyal akibat adanya interferensi

Output Modul memiliki fungsi:


a) Melakukan pengubahan dari logic voltage ke control voltage
b) Melindungi komponen elektronik yang sensitive dari voltage controller
c) memberikan power yang cukup untuk menggerakkan actuator.
d) Perlindungan terhadap hubungan pendek dan overload

3.2.7.3 Fungsi Logika Dasar


Operasi yang di lakukan oleh peralatan digital seperti PLC pada
dasar nya berbasis pada tiga fungsi logika dasar: AND, OR dan NOT.
Fungsi-fungsi ini mengombinasikan variabel-variabel biner sehingga
membentuk pernyataan logika. Setiap fungsi memiliki aturan yang
menentukan hasil keluaran (Benar atau Salah).
a) Logika AND

Keluran gerbang AND akan high(1) Jika semua masukan high


(1). Jumlah dari masukan tidak di batasi, tetapi hanya terdiri dari satu
keluaran. Gambar berikut memperlihatkan gerbang AND dua
masukan beserta representasi diagram ladder PLC dan tabel
kebenarannya
A
Y

A B Y

Gambar 3.10 logika gerbang and

Tabel 3.1 Tabel Kebenaran AND


Tabel Kebenaran
AND
Y=A.B
Input Output
A B Y
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1

b) Logika OR

Keluaran gerbang OR akan high (1) jika salah satu masukan


high (1). Seperti halnya dengan gerbang AND, Jumlah masukan
gerbang OR ini juga tidak dibatasi, tetapi hanya terdiri dari satu
keluaran. Gambar memperlihatkan gerbang OR dengan dua masukan
beserta representasi diagram ladder PLC dan tabel kebenarannya.
Gambar 3.11 Logika Gerbang OR

Tabel 3.2 Tabel Kebenaran OR

Tabel Kebenaran OR
Y=A+B
Input Output
A B Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1

c) Logika NOT

Tidak seperti fungsi logika AND dan OR, fungsi NOT ini
hanya memiliki satu masukan dan satu keluaran. Gambar berikut
bertutut turut memperlihatkan simbol gerbang, realisasi ladder serta
tabel kebenaran dari fungsi NOT.

Gambar 3.12 Logika Gerbang NOT


Tabel 3.3 Tabel Kebenaran NOT

Tabel Kebenaran
NOT
_
A=A
Input Output
A A
0 1
1 0

Realisasi gerbang logika NOT dalam program diagram ladder


PLC dapat saja memiliki bentuk seperti gambar berikut :

Gambar 3.13 Ladder Diagram Gerbang NOT

Seperti terlihat pada gambar, realisasi ini membutuhkan relay


tambahan (M) dalam laddernya.
d) Logika NAND

Gambar 3.14 Logika Gerbang NAND

Tabel 3.4 Tabel Kebenaran NAND


Tabel Kebenaran NAND

Input Relay Output

A B M Y

0 0 0 1

0 1 0 1

1 0 0 1

1 1 1 0

Sehingga diagram ladder –nya akan terlihat seperti ganbar berikut ini :

Gambar 3.15 Ladder Diagram NAND

e) Logika NOR

Secara fungsional, logika ini merupakan kebalikan dari


logika OR: keluaran akan Low jika salah satu masukan High. Gambar
5.6 berturut-turut memperlihatkan simbol NOR dua masukan dan
tabel kebenaran nya.
Gambar 3.14 Logika Gerbang NAND

Tabel 3.4 Tabel Kebenaran NAND

Tabel Kebenaran NOR

Input Relay Output

A B M Y

0 0 0 1

0 1 1 0

1 0 1 0

1 1 1 0

Sehingga diagram ladder-nya akan terlihat seperti gambar


berikut ini :

Gambar 3.15 Ladder Diagram NAND


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Perancangan Mesin Baller #52


Perancangan mesin baler #52 ini pada dasarnya lebih sederhana dibanding
mesin baler lainnya di PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk, hal ini dikarenakan
tidak terlalu banyak kalibrasi sistem seperti mesin-mesin lainnya. Dalam
proses produksi, proses baler menggunakan mesin baler merupakan proses
terakhir setalah proses cutting kapas. Pada dasarnya alur pengolahan kapas
kapas yang sudah di potong dan masuk ke mesin baller melalui alur yang
cukup sederhana, hanya melewati beberapa step saja hingga produk (kapas)
terbungkus menjadi bentuk bal. seperti pada gambar 4.1 dibawah ini

Gambar 4.1 Perancangan Mesin Baller #52


(sumber: Human Machine Interface Baller #52)

Seperti pada gambar diatas, terdapat dua corong atau pintu masuk dari cuter ke baller yang
mana berfungsi sebagai jalur masuk kapas-kapas yang sudah terpotong masuk ke proses
baler. Kapas kapas yang masuk dari cutter yadi kemudian ditampung kembali oleh gerbang
untuk kemudian ditimbang sesuai kebutuhan produksi, seperti gambar dibawah ini

Gambar 4.2 Perancangan top door dan bottom door Mesin Baller #52
(sumber: Human Machine Interface Baller #52)

Seperti gambar diatas, terdapat dua gerbang yaitu top door dan bottom door,
kedua gerbang disini menggunakan prinsip kerja pneumatik atau angin karena massa
yang ditampung tidak begitu berat. Diantara top door dan bottom door terdapat
perangkat penimbang yaitu loadcell. Prinsip kerjanya menyerupai piezoelectric
dengan mengubah force menjadi parammeter arus/tegangan. Uniknya mesin baller
52 ini, set point target berat penimbangan bisa diatur pada program PLC itu sendiri,
tidak seperti mesin lain yang menggunakan controller lagi untuk mengatur set point.
Pada dasarnya proses penimbangan pada tahap ini terdapat di gerbang kedua, kapas
kapas yang masuk sebelumnya ditampung terlebih dahulu oleh top door. Hal ini
dikarenakan fungsi top door yaitu memastikan mesin dalam keadaan siap untuk
mengisi atau menimbang. Ketika bot door sedang mengisi atau dalam artian sedang
menimbang dan bot door tertutup, secara otmatis topdoor akan terbuka. Lain halnya
jika bot door dalam keadaan sedang membuang kapas atau dalam arti terbuka, maka
topdoor akan tertutup untuk mencegah kapas yang tidak tertimbang masuk ke proses
penimbangan, jika hal itu terjadi sudah dipastikan akan merugikan perusahaan.
Ketika kapas-kapas yang ditimbang sudah sesuai target, bottom door akan
terbuka dan membuang kapas untuk proses selanjutnya. Kapas-kapas yang sudah
ditimbang tadi kemudian masuk ke proses tramper. Tramper merupakan proses
kapas-kapas yang sudah ditimbang tadi di press agar bentuknya padat. Sistem
kerjanya menggunakan motor listrik yang mana terdapat set point berupa sensor
proximity yang ditempatkan di beberapa titik sepeti pada gambar dibawah ini
4.2 Perancangan Load Cell
4.3 Program PLC Penghitung Berat Beban
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LOG BOOK KEGIATAN HARIAN

Nama : Bintang Gemilang


NIM : 1610631160037
Dosen Pembimbing : Insani Abdi Bangsa, S.T., M.Sc.
Pembimbing Lapangan : M. Ma’ruf
Nama Instansi/Perusahaan : PT. Asia Pacific Fibers Tbk.

Paraf
Jam
Tanggal Kegiatan dan Penjelasnya Pembimbing
Kerja
Lapangan
Pengenalan profil serta sejarah
singkat perusahaan
Proses pengenalan profil perusahaan
merupakan pendahuluan yang diberikan
oleh pihak perusahaan guna mengetahui
profil serta sejarah PT. ASIA PACIFIC
FIBERS Tbk. yang bertempat di office
Pengenalan safety first
08.00- Pengenalan safety first merupakan
15-01-19
17.00 tindakan dari perusahaan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Dalam perusahaan keselamatan
merupaka hal yang patut diutamakan,
Liwetan
Merupakan acara yang diadakan
beberapa kali dalam sebulan yang mana
bertujuan mengikat tali persaudaraan
karyawan serta refresh diri dari penat
pekerjaan
Briefing
merupakan kegiatan pendahuluan
sebelum melakukan pekerjaan.
Diadakannya briefing dimaksudkan
untuk membahas serta mereview hasil
serta progress di hari sebelumnya dan
membahas jobdesh yang akan dilakukan
di hari ini
Memasak (jagung rebus)
Merupakan kegiatan rutin setiap hari
08.00-
16-01-19 yang dialakukan setelah briefing
17.00
dilalukan oleh siapapun karyawan yang
memang sedang tidak ada job
dimaksudkan untuk membuat makanan
ringan untuk karyawan yang sedang
rehat sejenak.
Orientasi
merupakan pengenalan secara spesifik
perihal proses produksi plant fiber dari
awal produksi hingga akhir menjadi
produk (kapas)
Briefing
merupakan kegiatan pendahuluan
sebelum melakukan pekerjaan.

08.00- Diadakannya briefing dimaksudkan


17-01-19
17.00 untuk membahas serta mereview hasil
serta progress di hari sebelumnya dan
membahas jobdesh yang akan dilakukan
di hari ini

Memasak (singkong rebus)


Merupakan kegiatan rutin setiap hari
yang dialakukan setelah briefing
dilalukan oleh siapapun karyawan yang
memang sedang tidak ada job
dimaksudkan untuk membuat makanan
ringan untuk karyawan yang sedang
rehat sejenak.
Perbaikan mesin
Kerusakan konveyor tidak mau jalan
vertical, limit switch kendur, kemudian
diberi tambahan plat besi dan di las agar
kuat dan tahan lama
Controlling
Controlling serta kalibrasi mesin cuter
dan mesin baller yang sedang upgrade
controller PLC untuk perbaikan
program
18-01-19 08.00- Memasak (ubi rebus)
17.00 Merupakan kegiatan rutin setiap hari
yang dialakukan setelah briefing
dilalukan oleh siapapun karyawan yang
memang sedang tidak ada job
dimaksudkan untuk membuat makanan
ringan untuk karyawan yang sedang
rehat sejenak.
Briefing
merupakan kegiatan pendahuluan
sebelum melakukan pekerjaan.
Diadakannya briefing dimaksudkan
untuk membahas serta mereview hasil
serta progress di hari sebelumnya dan
membahas job desh yang akan
dilakukan di hari ini
Pengenalan PLC ABB
PLC ABB adalah PLC yang sedang di
upgrade yang mana merupakan PLC
paling modern dengan user interface
terbaik disini, menggunakan Bahasa
statement dan fuction block. Bertempat
di ruang PCM
21-01-19 08.00- Memasak (ubi rebus)
17.00 Merupakan kegiatan rutin setiap hari
yang dialakukan setelah briefing
dilalukan oleh siapapun karyawan yang
memang sedang tidak ada job
dimaksudkan untuk membuat makanan
ringan untuk karyawan yang sedang
rehat sejenak.
Briefing
merupakan kegiatan pendahuluan
sebelum melakukan pekerjaan.
Diadakannya briefing dimaksudkan
untuk membahas serta mereview hasil
serta progress di hari sebelumnya dan
membahas job desh yang akan
dilakukan di hari ini
Perawatan mesin
Kabel plate pada conveyor mesin baller
hampor putus karena sering tertarik
serta sudah usang karena banyak
sambungan. Dilakukan instalasi kabel
plate pada conveyor mesin baller
dengan mengganti baru.
Perbaikan mesin
Sensor proximity pada mesin baller #61
dilepas karna ada perbaikan mekanik,
dilakukan pemasangan kembali sensor
proximity pada mesin baller #61
22-01-19 08.00- Memasak (kacang rebus)
17.00 Merupakan kegiatan rutin setiap hari
yang dialakukan setelah briefing
dilalukan oleh siapapun karyawan yang
memang sedang tidak ada job
dimaksudkan untuk membuat makanan
ringan untuk karyawan yang sedang
rehat sejenak.
Briefing
merupakan kegiatan pendahuluan
sebelum melakukan pekerjaan.
Diadakannya briefing dimaksudkan
untuk membahas serta mereview hasil
serta progress di hari sebelumnya dan
membahas job desh yang akan
dilakukan di hari ini
Perbaikan mesin
Kalibrasi pressure pada mesin baller
#61 karea sedang upgrade PLC, perlu
adanya kalibrasi antara user interface
DCS,Operator serta actual mesin itu
sendiri
Pengamatan
Mulai menentukan focus pembahasan
kerja praktik. Mempelajari sistem kerja
mesin baller #63
Memasak (kacang rebus)
Merupakan kegiatan rutin setiap hari
yang dialakukan setelah briefing
dilalukan oleh siapapun karyawan yang
memang sedang tidak ada job
dimaksudkan untuk membuat makanan
ringan untuk karyawan yang sedang
rehat sejenak.
Briefing
merupakan kegiatan pendahuluan
sebelum melakukan pekerjaan.
08.00- Diadakannya briefing dimaksudkan
23-01-19
17.00 untuk membahas serta mereview hasil
serta progress di hari sebelumnya dan
membahas job desh yang akan
dilakukan di hari ini
Pengamatan
Pemahaman secara rinci mengenai
mekanisme menghitung berat (scale)
pada mesin baller #52
Pengamatan
Pemahaman program PLC ladder
diagram secara umum pada mesin baller
#62
24-01-19 08.00- Memasak (bubur kacang)
17.00 Merupakan kegiatan rutin setiap hari
yang dialakukan setelah briefing
dilalukan oleh siapapun karyawan yang
memang sedang tidak ada job
dimaksudkan untuk membuat makanan
ringan untuk karyawan yang sedang
rehat sejenak.
Briefing
merupakan kegiatan pendahuluan
sebelum melakukan pekerjaan.
Diadakannya briefing dimaksudkan
untuk membahas serta mereview hasil
serta progress di hari sebelumnya dan
membahas job desh yang akan
dilakukan di hari ini
Training DCS
Controller PLC yang telah di upgrade
memiliki user interface control yang
berbeda, maka dari itu di lakukan
training pada karyawan yang guna
mengetahui mulai dari controlling,
monitoring, serta troubleshooting pada
drawline
25-01-19 08.00- Memasak (ubi rebus)
17.00 Merupakan kegiatan rutin setiap hari
yang dialakukan setelah briefing
dilalukan oleh siapapun karyawan yang
memang sedang tidak ada job
dimaksudkan untuk membuat makanan
ringan untuk karyawan yang sedang
rehat sejenak.
Briefing
merupakan kegiatan pendahuluan
sebelum melakukan pekerjaan.
Diadakannya briefing dimaksudkan
untuk membahas serta mereview hasil
serta progress di hari sebelumnya dan
membahas job desh yang akan
dilakukan di hari ini
Perbaikan mesin
Setelah upgrade controller PLC. Masih
ada error nilai pada scale di drawline,
maka dari itu dilakukan kalibrasi
penghitung berat pada draw line #61
dengan cara mematikan mesin dan
dihitung manual dengan pemberat
sebesar 50Kg kemudian di samakan
dengan tampilan pada user interface.
Perbaikan mesin
Setelah upgrade controller PLC. Masih
ada error nilai pada tensin di cutter #61,
maka dari itu dilakukan kalibrasi
tension pada cutter #61 dengan cara
disamakan nilai actual serta nilai yang
tampil pada monitor DCS
Pengamatan
Pemahaman secara rinci mekanisme
press muatan kapas pada mesin baller
#52 sebagai bahan pendukung data
laporan kegiatan Kerja Praktik
28-01-19 08.00- Memasak (kolak pisang)
17.00 Merupakan kegiatan rutin setiap hari
yang dialakukan setelah briefing
dilalukan oleh siapapun karyawan yang
memang sedang tidak ada job
dimaksudkan untuk membuat makanan
ringan untuk karyawan yang sedang
rehat sejenak.
Briefing
merupakan kegiatan pendahuluan
sebelum melakukan pekerjaan.
Diadakannya briefing dimaksudkan
untuk membahas serta mereview hasil
serta progress di hari sebelumnya dan
membahas job desh yang akan
dilakukan di hari ini
Pengamatan
Pemahama dasar operasional
penggunaan inverter pada mesin cutter
#61
Perbaikan mesin
Troubleshoot indikator cutter tension
tidak muncul dikarenakan program PLC
yang diupgrade berubah logikanya, hal
ini menyebabkan error atau kesahalan
pembacaan.
Wiring inverter
Setelah dikenalkan dengan dasar dasar
operasional penggunaan inverter,
kemudian mulai memahami wiring atau
pengkabelan inverter pada mesin cutter.
29-01-19 08.00- Memasak (jagung rebus)
17.00 Merupakan kegiatan rutin setiap hari
yang dialakukan setelah briefing
dilalukan oleh siapapun karyawan yang
memang sedang tidak ada job
dimaksudkan untuk membuat makanan
ringan untuk karyawan yang sedang
rehat sejenak.
Briefing
merupakan kegiatan pendahuluan
sebelum melakukan pekerjaan.
Diadakannya briefing dimaksudkan
untuk membahas serta mereview hasil
serta progress di hari sebelumnya dan
membahas job desh yang akan
dilakukan di hari ini
Liwetan
Merupakan acara yang diadakan
beberapa kali dalam sebulan yang mana
bertujuan mengikat tali persaudaraan
karyawan serta refresh diri dari penat
pekerjaan
Project upgrade baller #59
Dalam industry yang menggunakan
PLC, dalam rentang waktu 10-15 tahun
PLC harus di upgrade untuk
menyesuaikan sparepart.
Perbaikan mesin
Perbaikan limit switch top door mesin
baller #58

Karawang, 28 Februari 2019


Menyetujui,

Pembimbing Lapangan, Mahasiswa,


M. Ma’ruf Bintang Gemilang
NIK. NPM. 1610631160037
KARTU KENDALI BIMBINGAN
Nama : Bintang Gemilang
NIM : 1610631160037
Program Studi : Teknik Elektro
Judul KP : Analisis Scale Menggunakan PLC
Honeywell Pada Mesin Baller #52 PT.
Asia Pacific Fibers Tbk.
Dosen Pembimbing : Insani Abdi Bangsa S.T., M.Sc.
Materi yang Paraf Dosen
No. Tanggal Penugasan
dikonsultasikan Pembimbing
1

Karawang, 20 Mei 2019


Dosen Pembimbing,

Insani Abdi Bangsa, S.T., M.Sc.


NIDN.
FORMULIR PENILAIAN PEMBIMBING LAPANGAN

Nama : Bintang Gemilang


NIM : 1610631160037
Nama Perusahaan : PT. Asia Pacific Fibers Tbk.
Alamat Perusahaan : Desa Kiara payung Kec. Klari, Karawang
Timur
Waktu Kerja Praktek : 15 Januari-14 Februari
Judul Laporan Kerja Praktek : Analisis Scale Menggunakan PLC
Honeywell Pada Mesin Baller #52 PT.
Asia Pacific Fibers Tbk.
Nama Pembimbing Lapangan : M. Ma’ruf

Nilai dari Pembimbing Lapangan/Perusahaan*

No Uraian Nilai Angka*


A Disiplin (30%)
1. Kehadiran Tepat Waktu
2. Efektifitas Penggunaan Waktu
3. Tanggung Jawab Kerja
Total A =
B Profesional Kerja (40%)
4. Kemampuan Kerja
5. Ketrampilan Kerja
6. Kualitas Hasil Kerja
Total B =
C Kemampuan Beradaptasi (30%)
7. Kemampuan Berkomunikasi
8. Kemampuan Kerjasama
9. Kemampuan Belajar Cepat
Total C =
Nilai Angka = 0,3*A+0,4*B+0,3*C=

Nilai Huruf** =

*Skala Nilai : 0-100

Konversi Nilai** 14 Februari 2019


Angka Huruf Pembimbing Lapangan,
80-100 A
68-79 B
56-67 C
45-55 D
45< E

M. Ma’ruf
NIK. IV 418
FORMULIR PENILAIAN DOSEN PEMBIMBING

Nama : Bintang Gemilang


NIM : 1610631160037
Nama Perusahaan : PT. Asia Pacific Fibers Tbk.
Alamat Perusahaan : Desa Kiara payung Kec. Klari, Karawang
Timur
Waktu Kerja Praktek : 15 Januari-14 Februari
Judul Laporan Kerja Praktek : Analisis Penghitung Berat Kapas
Menggunakan PLC Honeywell Pada
Mesin Baller #52 Pt. Asia Pacific Fibers
Tbk.
Nama Dosen Pembimbing : M. Ma’ruf

Nilai dari Dosen Pembimbing *

No Uraian Nilai Angka*


A Laporan KP (60%)
1. Keaslian Naskah Laporan
2. Ketajaman Isi Laporan
3. Penulisan Laporan (sesuai format penulisan)
Kualitas Kerja sesuai bidang Ilmu Teknik
4.
Elektro
Total A =
B Ujian KP (40%)
5. Penguasaan Materi
6. Kemampuan Penyampaian Materi
7. Kepribadian
Total B =
Nilai Angka*= 0,4*A+0,6*B =

Nilai Huruf** =

*Skala Nilai : 0-100

**Konversi Nilai 14 Februari 2019 Pembimbing Lapangan,


Angka Huruf
80-100 A
68-79 B
56-67 C
45-55 D
45< E

M. Ma’ruf
NIK. IV 418
BERITA ACARA UJIAN KERJA PRAKTEK

Pada hari ini Tanggal 15 bulan Februari tahun 2019 telah dilaksanakan Ujian
Kerja Praktek atas:
Nama : Bintang Gemilang
NIM : 1610631160037
Judul Laporan Kerja Praktek : Analisis Penghitung Berat Kapas
Menggunakan PLC Honeywell Pada
Mesin Baller #52 Pt. Asia Pacific Fibers
Tbk.
Dosen Pembimbing : Insani Abdi Bangsa, S.T., M.Sc.
Nama Dosen Pembimbing : M. Ma’ruf
Dengan hasil akhir sebagai berikut :

Nilai Kerja Praktek*


No. Uraian
Nilai Jumlah dan Rata-rata Nilai
Nilai dari Pembimbing Lapangan:

Disiplin :

1. Kehadiran Tepat Waktu Jumlah Nilai


2. Efektifitas Penggunaan Waktu (A)

3. Tanggung Jawab Kerja

Profesional Kerja :

A 4. Kemampuan Kerja

5. Ketrampilan Kerja

6. Kualitas Hasil Kerja

Kemampuan Beradaptasi : Rata-rata (A)

7. Kemampuan Berkomunikasi

8. Kerjasama

9. Kemampuan Belajar Cepat

B Nilai dari Dosen Pembimbing Jumlah Nilai


Laporan Kerja Praktek :

1. Keaslian Naskah Laporan


(B)
2. Ketajaman Isi Laporan

3. Penulisan Laporan

4. Kualitas Kerja

Ujian Kerja Praktek :

5. Penguasaan Materi Rata-rata (B)

6. Kemampuan Penyampaian Materi

7. Kepribadian

Nilai Akhir (60% *A) + (40% *B)

Nilai dalam Huruf (sesuai Konversi Nilai**)

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenar-benar dan untuk dipergunakan
sebagai mana mestinya.

Mengetahui Karawang, 2019

Ko. Prodi Teknik Elektro Dosen Pembimbing/Penguji,

Ibrahim, S.T., M.T. Insani Abdi Bangsa, S.T.,M.T.


NIDN. NIDN.

Anda mungkin juga menyukai