Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi cenderung
mengalami peningkatan khususnya di dunia industri. Semakin berkembangnya
teknologi, harus mempersiapkan kualitas sumber daya manusia yang mampu
bersaing dunia industri. Dalam membentuk Sumber Daya Manusia yang
berkualitas tidaklah mudah, memerlukan kerja sama antara pemerintahan,
perguruan tinggi, dan dunia industri. Untuk itu diperlukan sistem dan struktur
yang baik dan benar dalam dunia pendidikan sehingga lembaga pendidikan dapat
membentuk Sumber Daya Manusia yang siap pakai, disiplin, dan memilkiki
attitude yang baik serta mampu bersaing secara kompetensi. Dengan demikian
Politeknik Negeri Sriwijaya sebagai salah satu lembaga pendidikan terkemuka,
menyediakan dan membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk meningkatkan
kemampuan profesionalisme baik dalam hal akademik maupun skill dengan
melaksanakan program Kerja Praktek.
Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib dalam perkuliahan
yang dapat membantu mahasiswa untuk berorientasi pada dunia kerja. Pada
dasarnya program Kerja Praktek itu sendiri merupakan sarana untuk melatih diri
memasuki duni a kerja yaitu salah satunya me la tih mental serta
mengaktualisasikan ilmu yang didapat dari perkuliahan tentang dunia kerja agar
mahasiswa dapat menjadi tenaga kerja yang berkualitas yang mampu bersaing
secara kompetititf dalam era globalisasi ini. Pemilihan tempat untuk
melaksanakana Kerja Praketek ini diharapkan dengan analisa dan pemikiran
bahwa tempat yang akan dipilih telah memenuhi beberapa indikator yang
mendukung profesionalisme keilmuan yang ditekuni. Pemilihan pelaksanaan
Kerja Praktek dilakukan di PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk.
Tanjung Api-Api, Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
pada bidang industri makanan dan minuman yang telah menggunakan peralatan
yang kompleks, dengan didukung oleh teknologi otomasi industri modern dan

1
Politeknik Negeri Sriwijaya

canggih. Dalam sistem kelancaran produksi PT. INDOFOOD CBP SUKSES


MAKMUR Tbk. Tanjung Api-Api, banyak menggunakan perangkat elektronika,
mekanika, informatika, serta beberapa perangkat konvensional seperti kontraktor,
relay, dan timer. Dalam pengontrolan dari tempat produksi hingga boiler
menggunakan peralatan yang serba otomatis. Khusus kerja praktek di Departemen
Teknik, terdapat Boiler yang digunakan untuk membantu upaya aktivitas produksi
yang difungsikan sebagai mengkukus, menggoreng, dan mengeringkan. Tentunya
hal ini merupakan partisipasi aktif mahasiswa dalam mengamati, meneliti, dan
menganalisa serta melakukan keterampilan tertentu dalam ruang lingkup
pengawasan dan penilaian oleh dunia industri terkait.
Melalui pengamatan dan penyusunan secara dekat maka penulis memperoleh
beberapa masukan dalam penulisan judul kerja praktek khususnya mengenai :
“PRINSIP KERJA FEED WATER PUMP PADA PERANGKAT BOILER DI
PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk. TANJUNG API-API”.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang pembuatan laporan kerja praktek ini, rumusan
masalah dari laporan kerja praktek ini yaitu mengetahui data log. aktivitas dari
feed water pump pada saat waktu titik puncak dari pemanfaatan boiler.

1.3 Batasan Masalah


Agar pembahasan masalah yang dilakukan dapat terarah dengan baik dan tidak
menyimpang dari pokok permasalahan, maka penulis membatasi permasalahan
yang akan dibahas, yakni menjelaskan cara kerja dan fungsi dari sistem feed water
pump pada perangkat boiler.
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari prinsip kerja feed water pump pada boiler.
2. Mempelajari cara kerja perangkat boiler.

2
Politeknik Negeri Sriwijaya

1.4.2 Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diambil melalui pembuatan laporan kerja
praktek adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui prinsip kerja feed water pump pada boiler.
2. Dapat mengetahui cara kerja perangkat boiler
1.5 Metode Penyusunan Laporan
Metode penulisan Laporan Kerja Praktek di PT. INDOFOOD CBP SUKSES
MAKMUR Tbk. Tanjung Api-Api, dilakukan dengan menggunakan metode-
metode sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
dan kunjungan langsung di area boiler di PT. INDOFOOD CBP SUKSES
MAKMUR Tbk. Tanjung Api-Api, Serta melakukan konfigurasi langsung di
dalam boiler.
2. Metode Wawancara
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara penulis mengadakan
wawancara ataupun tanya jawab dengan karyawan PT. INDOFOOD CBP
SUKSES MAKMUR Tbk. Tanjung Api-Api, melalui persentasi maupun
bertanya secara langsung kepada para karyawan.
3. Metode Studi Pustaka / Literatur
Melalui metode ini penulis mencari bahan untuk melengkapi data-data dari
hasil observasi dan wawancara dengan cara mempelajari buku-buku manual,
electrical drawing, dan berkas-berkas lain yang terdapat diruang kerja boiler,
di PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk. Tanjung Api-Api, serta
mencari sumber referensi yang ada di internet.

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kerja praktek ini dilaksanakan:
Tempat : Satuan Departemen Teknik di PT. INDOFOOD CBP SUKSES
MAKMUR Tbk. Tanjung Api-Api, Banyuasin, Sumatera Selatan.
Waktu : 9 September 2019 – 9 November 2019.

3
Politeknik Negeri Sriwijaya

1.7 Judul Khusus


Pelaksanan kerja praktek ini mengambil judul “PRINSIP KERJA FEED
WATER PUMP PADA PERANGKAT BOILER DI PT. INDOFOOD CBP
SUKSES MAKMUR Tbk., TANJUNG API-API” di PT. INDOFOOD CBP
SUKSES MAKMUR Tbk. Lokasi Tanjung Api-Api, Banyuasin, Sumatera
Selatan.

1.8 Sistematika Penulisan


Agar lebih sistematis dan mudah di mengerti dalam penulisan, maka penulis
membagi dalam beberapa bagian bab sebagai berikut:
x BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Perumusan
Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek, Metode
Penyusunan Laporan, Waktu dan Tempat pelaksanaan, Judul Tugas Khusus
dan Sistematika Penulisan.
x BAB II TINJAUAN UMUM
Dalam bab ini berisikan tentang profil perusahaan mulai dari Sejarah
Perusahaan, arti logo perusahaan, lokasi perusahaan, ruang lingkup
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan sebagainya.
x BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang yang landasan teori yang berhubungan dengan
judul pada laporan ini, yaitu tentang perangkat boiler dan feed water pump.
x BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan penjelasan tentang pembahasan mulai dari prinsip
kerja serta konfigurasi set point minimal dan maksimal feed water pump
beserta data pengisian feed water pump pada boiler.
x BAB V PENUTUP
Pada bab ini menyimpulkan hasil dari pembahasan dan memberikan saran
apa yang dapat diberi.

4
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Tanjung Api-Api merupakan salah
satu cabang perusahaan yang dimiliki Salim Group. Berdiri pada tahun 2015. PT.
Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle didirikan pertama kali di
Jakarta bernama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. Pada tanggal 1 Maret
1994 PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dan anak perusahaan Indofood
group bergabung menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Tanggal 1 Oktober
2009 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. berganti nama menjadi PT. Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk.
2.2 Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan
Perusahaan pasti memiliki visi dan misi untuk mencapai target yang hendak
dicapainya. Perusahaan menetapkan visi dan misi untuk mengarahkan seluruh
potensi yang ada dalam perusahaan kepada satu fokus pencapaian.
2.2.1 Visi
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Tanjung Api-Api
berpegang teguh pada visi perusahaan yaitu menjadi produsen barang-
barang konsumsi yang terkemuka.
2.2.2 Misi
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Tanjung Api-Api
berpegang teguh pada misi perusahaan yaitu:
1. Senantiasa melakukan inovasi, fokus pada kebutuhan pelanggan,
menawarkan merek-merek unggulan dengan kinerja yang tidak
tertandingi.
2. Menyediakan produk berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan.
3. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan
teknologi.
4. Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan

5
Politeknik Negeri Sriwijaya

lingkungan secara berkelanjutan dan lingkungan secara


berkelanjutan.
5. Meningkatkan Stakeholder’s value secara berkesinambungan.
2.3 Tata Nilai Perusahaan
PT Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Tanjung Api-Api berpegang
teguh pada nilai perusahaan yang berisi “Dengan disiplin sebagai falsafah hidup;
Kami menjalankan usaha kami dengan menjunjung tinggi integritas; Kami
menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara bersama-sama membangun
kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan.”
2.4 Makna Logo Perusahaan.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Tanjung Api-Api
mempunyai logo yang menggunakan dua warna dasar. Warna dasar yang dipilih
yaitu warna merah dan biru, serta menggunakan pencitraan grafis huruf dan
warna. PT Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Tanjung Api-Api
menggunakan warna merah sebagai warna dasar karena merah melambangkan
semangat, serta warna biru mencitrakan geografis Indonesia sebagai Negara
kepulauan.

Gambar 2.1 Logo Indofood


(Sumber: http://www.indofood.com/profile)
2.5 Lokasi Perusahaan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle telah mempunyai
cabang pabrik yang tersebar di 15 kota yaitu Jakarta, Medan, Palembang,
Lampung, Pekanbaru, Tangerang, Cibitung, Bandung, Surabaya, Semarang,
Pontianak, Banjarmasin, Makasar, Jambi, dan Manado. PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk Divisi Noodle mempunyai cabang perusahaan tidak hanya di
Indonesia, tetapi juga terdapat cabang yang tersebar di luar negeri. Cabang PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle yang ada di luar negeri yaitu
Filipina, Beijing, Saudi Arabia, Siria, Malaysia, dan Afrika Selatan. Cabang PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle yang ada di Banyuasin terletak

6
Politeknik Negeri Sriwijaya

di Jl. Tanjung Api-Api km 06, Banyuasin, Tanah Mas, Kec. Talang Kelapa, Kel.
Tanah Mas, Banyuasin Sumatera Selatan 30961.
2.6 Struktur Organisasi
PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle Tanjung Api-Api
dipimpin oleh branch manager yang mempunyai tugas memimpin dan
mengarahkan kegiatan perusahaan yang berfungsi untuk mencapai tingkat kinerja
yang tinggi dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan menjaga
sistem pengendalian mutu produk dan dilaksanakan secara konsisten. Branch
manager membawahi departemen:
2.6.1 Branch Human Resources Manager (BHRM)
BHRM mempunyai tugas memimpin departemen human resources.
Departemen Human Resources mempunyai tugas yaitu merencanakan,
mengkoordinir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan sumber daya
manusia yang terdiri dari hubungan industrial, administrasi kepegawaian
dan pengupahan, jaminan sosial dan pelayanan umum yang berfungsi
mendukung pencapaian sasaran perusahaan.
2.6.2 Purchasing Officer
Purchasing officer mempunyai tugas untuk memimpin purchasing
department yang berfungsi melakukan pengadaan barang-barang yang
diperlukan masing-masing departemen. Barang-barang yang disediakan
tentunya barang-barang yang menunjang kerja dari perusahaan.
2.6.3 Production Manager (PM)
PM mempunyai tugas untuk memimpin manufacturing department
serta merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan, dan mengendalikan
kegiatan manufacturing yang meliputi:
2.6.3.1 Production Planning and Inventory Control (PPIC)
Karyawan PPIC dipimpin oleh PPIC Supervisor. PPIC
mempunyai tugas untuk menyusun jadwal produksi berdasarkan
Confirmed Weekly Order (CWO) dan menguasai kendali tingkat
kesediaan raw material dan finished goods.

7
Politeknik Negeri Sriwijaya

2.6.3.2 Technical Department


Karyawan teknik mempunyai pimpinan yaitu teknik supervisor.
Karyawan teknik ini mempunyai tugas yaitu merencanakan,
mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan dalam bidang
teknik, baik dalam perawatan maupun perbaikan mesin. Sehingga
mempunyai fungsi untuk menjamin kelancaran operasional mesin
produksi beserta sarana penunjangnya.
2.6.3.3 Production
Karyawan bagian produksi mempunyai pimpinan yang bernama
production supervisor. Production supervisor membawahi
pr oduc t i on shift supervisor yang mempunyai tugas
merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan aktivitas
produksi sesuai persyaratan standar yang telah ditetapkan.
Karyawan bagian produksi mempunyai tugas untuk menjaga
kelancaran proses produksi dengan tetap meminimalkan bahan
baku yang terbuang.
2.6.3.4 Warehouse
Karyawan bagian warehouse mempunyai tugas untuk
merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan
pergudangan sehingga beberapa target seperti jumlah barang yang
akurat, keutuhan, dan keamanan barang. Karyawan bagian
warehouse mempunyai pimpinan yaitu Warehouse Supervisor
yang terdiri dari warehouse supervisor.
2.6.4 Branch Process Development and Quality Control Manager
BPDQCM mempunyai kewenangan untuk memimpin departemen
PDQC (Process Development Quality Control). BPDQCM berfungsi
untuk mengendalikan mutu baik incoming quality control, process
quality control, outgoing quality control dan market audit.
2.6.5 Finance & Accounting Manager (FAM)
FAM mempunyai kewenangan untuk memimpin finance and
accounting department. FAM berfungsi untuk merencanakan dan

8
Politeknik Negeri Sriwijaya

mengendalikan semua kegiatan keuangan, menyajikan laporan dan


menganalisis untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.
2.6.6 Area Sales & Promotion Manager (ASPM)
ASPM mempunyai kewenangan untuk memimpin marketing
department. ASPM berfungsi untuk merencanakan dan
mengkoordinasi strategi kegiatan promosi, serta penjualan terhadap
semua produk yang dihasilkan.
2.7 Ketenagakerjaan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Palembang mempunyai
karyawan berjumlah kurang lebih 443 orang. Jumlah karyawan tersebut dapat
berubah pada setiap bulannya, karena berdasarkan turn over karyawannya. Waktu
kerja karyawan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Tanjung
Api-Api pada umumnya 6 hari seminggu dengan jumlah jam kerja 8 jam sehari
dan kurang lebih 40 jam seminggu yang dilakukan dalam dinas normal maupun
bergilir (shift).
2.8 Jenis Produk
Merek produk yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Divisi Noodle yang sering dikenal oleh masyarakat adalah Indomie, tetapi pada
kenyataannya PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle juga
memproduksi mi dengan merek lain. Merek lain yang diproduksi oleh PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle yaitu Supermi, Sarimi, Mie Sakura,
Pop Bihun, Pop Mie, dan Mie Telur Cap 3 Ayam. PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk Divisi Noodle memiliki pengelompokan wilayah menurut nilai
ekonomi masing-masing daerah tersebut. Ketujuh merek tersebut mempunyai
spesifikasi masing-masing yaitu:
2.8.1 Indomie
Indomie merupakan salah satu merek mi yang muncul tahun 1972
dengan rasa Indomie kuah rasa kaldu ayam dan sangat disukai oleh
masyarakat Indonesia. Pada tahun 1982 dikeluarkan rasa baru yaitu
Indomie kuah rasa kari ayam, karena semakin banyaknya permintaan
pasar. Pada tahun 1983 dikeluarkan Indomie dengan varian rasa yang

9
Politeknik Negeri Sriwijaya

baru yaitu Indomie goreng. Varian rasa pada Indomie goreng sudah
sangat beragam yaitu mi goreng ayam bawang, mi goreng soto, mi
goreng iga penyet, mi goreng cabe ijo, mi goreng rendang, mi goreng
spesial, mi goreng pedas, dan lain-lain, sedangkan varian rasa pada
Indomie kuah yaitu mi rasa ayam spesial, mi rasa soto mie, mi rasa
soto spesial, mi rasa kaldu ayam, mi rasa ayam bawang, mi rasa kari
ayam, mi rasa kaldu ayam, dan lain-lain. Macam-macam rasa merek
Indomie dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Macam Rasa dari Mi Instan Merek “Indomie”


(Sumber: http://www.indomie.com/Product/Category/1)
2.8.2 Supermi
Pada tahun 1968, Supermie muncul terlebih dahulu sebelum Indomie.
Pada tahun 1976 terdapat varian rasa baru yaitu Supermi rasa kaldu
ayam. Pada tahun 2008 muncul Supermie goreng bawang, Supermie
goreng soto, dan Supermie goreng kari, sedangkan Supermi rasa ayam
spesial muncul pada tahun 2013. Berbagai macam varian rasa
Supermie yaitu: mi rasa sop buntut, mi rasa semur ayam, mi rasa ayam
bawang, mi rasa kaldu ayam, mi rasa semur ayam pedas, mi rasa sup
sayuran, mi goreng rasa ayam, rasa baso sapi, mi goreng, rasa soto,
dan rasa kari ayam. Macam-macam rasa mi instan merek Supermi
dapat dilihat pada Gambar 2.3

10
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 2.3 Macam Rasa dari Mi Instan Merek “Supermi”


(Sumber: http://www.indomie.com/Product/Category/1)
2.8.3 Sarimi
Sarimi muncul tahun 1982. Pada tahun 2012 muncul maskot Sarimi
dan kemasan yang berbeda dari sebelumnya. Sampai saat ini varian
rasa dari Sarimi yaitu mi rasa sate ayam, mi rasa pecel, mi isi 2 rasa
ayam bawang, mi isi 2 rasa baso sapi, mi rasa soto koya jeruk nipis,
dan mi rasa soto koya pedas. Macam-macam rasa dari merek Sarimi
dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Macam Rasa dari Mi Instan Merek “Sarimi”


(Sumber: http://www.indomie.com/Product/Category/1)

11
Politeknik Negeri Sriwijaya

2.8.4 Pop Mie


Tahun 1987 merupakan tahun awal produksi Pop Mie. Pop Mie
merupakan mi instan dalam kemasan yang praktis. Kemasan Pop
Mie terbuat dari styrofoam. Pop Mie dimasak dengan cara diseduh
menggunakan air panas dan didiamkan ± 5 menit. Macam produk
dari Pop Mie yaitu Pop Mie kuah, Pop Mie goreng, dan Pop Mie
mini. Macam- macam rasa Pop Mie kuah yaitu rasa ayam spesial,
rasa kari ayam, rasa ayam, rasa baso, rasa soto ayam, rasa ayam
bawang, dan rasa baso spesial. Macam-macam rasa Pop Mie
goreng yaitu mi goreng spesial, mi goreng pedas, rasa sosis bakar
pedas, dan rasa sosis spesial dapat dilihat pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Macam Rasa dari Mi Instan Merek “Popmie”


(Sumber: http://www.indomie.com/Product/Category/1)

2.9 PROSES PRODUKSI MI INSTAN


2.9.1 Pengayakan Tepung
Tepung terlebih dahulu dianalisa oleh analis QC bagian Raw Material
sebelum pengayakan tepung. Tepung yang lolos dari analisa
diperbolehkan oleh analis QC untuk dibongkar dari truk dan diayak.

12
Politeknik Negeri Sriwijaya

Proses pengayakan menggunakan alat screw conveyor dengan pengayak


20 mesh selama ± 11 - 15 menit. Tujuan dari proses pengayakan tepung
yaitu menghindari adanya kontaminan pada mi instan. Contoh dari
kontaminan yaitu batu, kutu, serangga, sekam, dan bahan lain yang
tidak diharapkan dalam pembuatan mi instan. Apabila proses
pengayakan tidak dilakukan dengan benar maka akan mempengaruhi
kualitas mi instan yang dihasilkan.
2.9.2 Mixing (Pencampuran)
Proses mixing yaitu pencampuran semua bahan baku mi instan menjadi
satu. Proses pencampuran bahan baku dilakukan ±15 menit. Bahan
baku yang dicampurkan yaitu tepung dan air alkali. Air alkali terlebih
dahulu dilewatkan pada saringan atau filter supaya terhindar dari
kontaminan yang tidak diharapkan. Air alkali yang telah disaring
kemudian dicampur dengan tepung.
2.9.3 Pressing (Pembentukan Lembaran Adonan)
Mesin pressing dinamakan roll press. Adonan yang telah melewati
mesin roll press akan berbentuk seperti lembaran. Proses pressing
tersebut tidak hanya memakai satu mesin roll press, tetapi 4 - 5 mesin
roll press. Proses pressing dilakukan bertahap supaya terbentuk
lembaran adonan dengan ketebalan yang sesuai standar.
2.9.4 Slitting dan Waving
Lembaran adonan yang dibuat menjadi untaian-untaian dinamakan
proses slitting. Setiap brand mi instan terdapat perbedaan jumlah
untaian mi. Adonan yang telah berbentuk untaian, kemudian dilewatkan
pada mesin wave conveyor. Mesin wave conveyor berfungsi untuk
membuat untaian adonan menjadi bergelombang.
2.9.5 Steaming (Pengukusan)
Proses steaming atau pengukusan mi instan menggunakan mesin steam
box. Fungsi dari steam box adalah untuk mematangkan mi dengan
waktu ± 68 detik . Mi dikukus dalam steam box dengan air mendidih
suhu 100oC. Keseimbangan antara uap air yang masuk dan uap air yang

13
Politeknik Negeri Sriwijaya

keluar sangat diharapkan saat proses steaming. Uap air yang masuk dan
keluar yang tidak seimbang menyebabkan mi tidak matang. Steam box
mempunyai tekanan uap sebesar ± 0,2 - 0,3 kgf/cm2.
2.9.6 Cutting (Pemotongan) dan Folding (Pelipatan).
Proses pemotongan mi dan dilipat menjadi 2 tumpukan dinamakan
cutting dan folding. Proses pemotongan dan pelipatan mi berfungsi
untuk membentuk balok mi. Proses pemotongan memakai mesin yang
bernama cutter, sedangkan mesin yang digunakan untuk pelipatan
dinamakan folder. Mesin cutter mempunyai kecepatan ± 48 - 63 rpm.
Setiap satu menit mesin cutter menghasilkan ± 63 potong mi.
2.9.7 Frying (Penggorengan)
Mi ditiriskan terlebih dahulu sebelum masuk dalam proses frying,
supaya kadar air yang ada di dalam mi menurun. Proses penggorengan
mi menggunakan metode penggorengan deep fat frying. Menurut Tien
& Sugiyono (2014) deep fat frying merupakan metode penggorengan
dengan menggunakan minyak goreng yang melimpah sehingga seluruh
permukaan mi yang digoreng akan terendam dengan minyak goreng.
Tien & Sugiyono (2014) menambahkan bahwa frying mempunyai
tujuan untuk mengurangi kadar air mi menjadi ± 3 % dari kadar air mi
mula-mula. Kadar air yang rendah mengakibatkan mi dapat bertahan
dalam jangka waktu 6-8 bulan. Proses penggorengan mi membutuhkan
waktu ±71-77 detik. Suhu minyak saat proses penggorengan yaitu ±
110 - 160oC.
2.9.8 Cooling (Pendinginan)
Mi didinginkan dengan menggunakan kipas angin yang ada pada kotak
pendingin. Kotak pendingin juga terdapat blower di dalamnya. Fungsi
dari blower yaitu untuk menyerap keluar udara panas yang ada di dalam
kotak. Tujuan dari cooling yaitu untuk mendinginkan mi instan yang
awal mulanya bersuhu tinggi menjadi bersuhu ruang.

14
Politeknik Negeri Sriwijaya

2.9.9 Packing (Pengemasan)


Pengemasan dilakukan setelah mi instan diberi bumbu yang sesuai
dengan jenis mi instan dan merek mi instan. Pengemas primer mi instan
menggunakan kemasan etiket atau cup (Pop Mie). Menurut Thomas
(2014) fungsi kemasan yaitu melindungi dan memperpanjang umur
simpan produk, identitas produk, memberikan efisiensi dan daya tarik
konsumen, serta sebagai sarana informasi dan iklan.

2.10 Pelaksanaan Kerja Praktek


Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari tanggal 9
September 2019 sampai dengan tanggal 9 November 2019. Pelaksanaan kerja
praktek ditempatkan pada satuan kerja Departemen Teknik di PT. INDOFOOD
CBP SUKSES MAKMUR Tbk Tanjung Api-Api. Waktu pelaksanaan kerja
praktek disesuaikan dengan jam kerja. Hari kerjanya yaitu 6 (enam) hari, dari
Senin sampai dengan Sabtu dan jam kerjanya dari hari Senin sampai Jum’at yaitu
pukul 08.00 WIB s.d. 16.00 WIB, serta waktu istirahatnya yaitu pukul 12.00 WIB
s.d. 13.00 WIB. Sedangkan untuk hari Jumat waktu istirahatnya dari pukul 11.30
WIB s.d. 13.00 WIB. Pada hari sabtu jam kerjanya dimulai dari pukul 07.00 WIB
sampai dengan pukul 12.00 WIB. Pelaksanaan kerja praktek dilakukan oleh 3
(tiga) orang mahasiswa Program Studi Teknik Elektronika (DIII) Jurusan Teknik
Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya.

15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Instrumentasi
Instrumentasi adalah adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk
pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih
kompleks. Instrumentasi bisa berarti alat untuk menghasilkan efek suara, seperti
pada instrumen music. Namun secara umum instrumentasi mempunyai 3 fungsi
utama yaitu :

1. Sebagai Alat Pengukuran


Instrumentasi sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi survei/ stastik,
instrumentasi pengukuran suhu, dll.
2. Sebagai Alat Analisis
Instrumentasi sebagai alat analisis banyak dijumpai di bidang kimia dan
kedokteran
3. Sebagai Alat Kendali.
Instrumentasi sebagai alat kendali banyak ditemukan dalam bidang elektronika
industri dan pabrik-pabrik. Suatu sistem pengendalian proses terdiri atas
beberapa unit komponen antara lain :
a. Sensor yang berfungsi menghasilkan informasi tentang besaran
yang diukur.
b. Transducer adalah piranti yang berfungsi untuk mengubah satu
bentuk energi menjadi energi bentuk lainnya atau unit pengalih
sinyal. Suatu contoh mengubah sinyal gerakan mekanis menjadi
energi listrik yang terjadi pada peristiwa pengukuran getaran.
Terkadang antara transmiter dan tranduser dirancukan, keduanya
memang mempunyai fungsi serupa. Transduser lebih bersifat
umum, namun transmiter pemakaiannya pada sistem pengukuran.
c. Transmitter yang memproses informasi atau sinyal yang dihasilkan
oleh sensor/ transducer agar sinyal tersebut dapat ditransmisikan.

16
Politeknik Negeri Sriwijaya

d. Controller yang berfungsi membandingkan sinyal pengukuran


dengan nilai besaran yang diinginkan (set point) dan menghasilkan
sinyal komando berdasarkan strategi control tertentu serta actuator
yang berfungsi mengubah masukan proses sesuai dengan sinyal
dari pengontrol.

3.2 Sistem Pengendalian Kontrol


Sistem kendali adalah suatu alat yang difungsikan sebagai mengendalikan,
memerintah, dan mengatur keadaan suatu sistem. Sistem kendali dibagi menjadi 2
yaitu :
1. Sistem Kendali Terbuka (Open Loop)
Sistem kendali ini disebut juga sistem pengendalian lup terbuka. Pada
sistem ini keluaran tidak ikut andil dalam aksi pengendalian. Disini kinerja
kontroler tidak bisa dipengaruhi input referensi.
2. Sistem Kendali Tertutup (Closed Loop)
Sistem kendali ini disebut juga sistem pengendalian lup tertutup.
Pengendalian jenis ini adalah suatu sistem pengaturan dimana sistem
keluaran pengendalian ikut andil dalam aksi kendali.
3.2.1 Istilah – istilah dalam sistem pengendalian
1. Sistem
Kombinasi atau kumpulan dari berbagai komponen yang bekerja
bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Masukan
Masukan atau input adalah rangsangan dari luar yang diterapkan ke
sebuah sistem kendali untuk memperoleh tanggapan tertentu dari
sistem pengaturan. Masukkan juga sering disebut respon keluaran
yang diharapkan.
3. Keluaran
Keluaran atau output adalah tanggapan sebenarnya yang didapatkan
dari suatu sistem kendali.

17
Politeknik Negeri Sriwijaya

4. Plant
Seperangkat peralatan objek fisik dimana variabel prosesnya akan
dikendalikan, misalnya pabrik, reaktor nuklir, mobil, sepeda motor,
pesawat terbang, pesawat tempur, kapal laut, kapal selam, mesin
cuci, mesin pendingin (sistem AC, kulkas, freezzer), penukar kalor
(heat exchanger), bejana tekan (pressure vessel), robot dan lain
sebagainya.
5. Proses
Berlangsungnya operasi pengendalian suatu variabel proses,
misalnya proses kimiawi, fisika, biologi, ekonomi dan sebagainya.
6. Diagram Blok
Bentuk kotak persegi panjang yang digunakan untuk
mempresentasikan model matematika dari sistem fisik. Contohnya
adalah kotak pada gambar 3.1
INPUT OUTPUT
PROCESS PLANT
(Controller) (Object)
Gambar 3.1 Diagram Blok
3.3 Boiler
Boiler terdiri dari 2 jenis yaitu boiler pipa api (fire tube boiler) dan boiler pipa
air (water tube boiler). Boiler atau ketel steam adalah suatu alat berbentuk bejana
tertutup yang digunakan untuk menghasilkan steam. Steam diperoleh dengan
memanaskan bejana yang berisi air dengan bahan bakar. Boiler mengubah energi
– energi kimia menjadi bentuk energi yang lain untuk menghasilkan kerja. Boiler
dirancang untuk melakukan atau memindahkan kalor dari suatu sumber
pembakaran, yang biasanya berupa pembakaran bahan bakar. Boiler terdiri dari 2
komponen utama, yaitu :
1. Furnace (ruang bakar) sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi
energi panas.
2. Steam Drum yang mengubah energi pembakaran menjadi energi potensial
steam (energi panas).

18
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.3.1 Boiler Pipa Api ( Fire Tube Boiler)


Boiler pipa api merupakan pengembangan dari ketel lorong api dengan
menambah pemasangan pipa –pipa api, dimana gas panas hasil
pembakaran dari ruang bakar mengalir didalamnya, sehingga akan
memanasi dan menguapkan air yang berada di sekeliling pipa –pipa api
tersebut. Pipa - pipa api berada atau terendam didalam air yang akan
diuapkan. Volume air kira – kira ¾ dari tangki ketel. Jumlah pass dari
boiler tergantung dari jumlah laluan vertikal dari pembakaran diantara
furnace dan pipa –pipa api. Laluan gas pembakaran pada furnace
dihitung sebagai pass pertama boiler jenis ini banyak dipakai untuk
industri pengolahan mulai skala kecil sampai skala menengah. Dalam
perancangan boiler ada beberapa faktor penting yang harus
dipertimbangkan agar boiler yang direncanakan dapat bekerja dengan
baik sesuai dengan yang dibutuhkan.
Faktor yang mendasari pemilihan jenis boiler adalah sebagai berikut :
1. Kapasitas yang digunakan
2. Kondisi steam yang dibutuhkan
3. Bahan bakar yang dibutuhkan
4. Konstruksi yang sederhana dan perawatan mudah
Kerugian boiler pipa api adalah sebagai berikut :
1. Tekanan steam hasil rendah
2. Kapasistas kecil
3. Pemanasan relatif lama
Prinsip aliran gas dalam ketel steam pipa api ada 3 macam :
1. Kostruksi dua laluan (two pass)
Konstruksi ini merupakan konstruksi ketel scoth yang mula – mula
lorong api yang besar dibutuhkan untuk mendapatkan bidang –
bidang pemanas yang luas.
2. Konstruksi tiga laluan (three pass)
Konstruksi ini gas asap melewati jalan yang lebih panjang sebelum
meninggalkan cerobong, sehingga dapat menaikkan effisiensi kalor,

19
Politeknik Negeri Sriwijaya

akan tetapi tenaga yang dibutuhkan draft fan akan membesar akibat
kerugian tekanan gas asap.
3. Konstruksi empat laluan (four pass)
Konstruksi ini merupakan unit yang mempunyai efisiensi yang lebih
tinggi, karena jalan asap menjadi lebih panjang.
Boiler di PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk. Tanjung
Api-Api adalah boiler tiga laluan (three pass). Disebut juga sebagai
boiler pipa api 3 pass. Terdiri dari plat kulit luar atau boiler shell,
plat dinding-dinding vertical yaitu tube plate atau wall plate, lorong
api atau furnace tube dan pipa-pia api atau smoke tubes. Pada kedua
ujung boiler dipasang ruang pembalik atau reversal chamber.
a. Pass pertama api/ gas panas hasil pembakaran lewat kearah
belakang boiler melalui Furnace Tube atau lorong api menuju
ruang pembalik / reversal chamber.
b. Pass kedua, gas panas melalui bagian dalam pipa-api api
bergerak kearah depan boiler sambil melepaskan panas kepada
air yang berada dibagian luar pipa-pipa api menuju ke front
reversal chamber.
c. Pass ketiga, gas dari front reversal chamber bergerak kearah
belakang juga melalui bagian dalam pipa-pipa api sambil
menyerahkan panasnya kepada a ir sebelum keluar
meninggalkan boiler.
Effisiensi panas boiler ini sangat tergantung pada keadaan/
kebersihan dari bagian2 dimana terjadi penyerahan panas untuk
pembentukan uap. Sangat penting menjaga kebersihan boiler kita
baik pada sisi air maupun sisi api. Keadaan sisi air ditentukan oleh
Perawatan Air Umpan boiler (Feed water treatment), periode blow
down dan pembersihan ruang air berkala/ tahunan. Keadaan sisi api
bisa dilakukan secara berkala dengan Soot blower dan pembersihan
tahunan dengan cara menusuk tembus dengan sikat kawat.

20
Politeknik Negeri Sriwijaya
High ef ficiency m ult i- cyclone
grit collect or

Rear sootblower s t o clean


second pass t ubes
Front sootblower s t o
clean thir d pass t ubes

Screw ext ractor t o rem ove


grits fr om retur n chamber

Gambar 3.2 Boiler Alstom Fire Tube


Single- knob Com bust ion Contr ol Unit t o
autom atically regulate supply of f uel
and air in predeterm ined ratio TYPICAL COAL FIRE D BOILER
3.3.2 Bagian-Bagian Boiler
Sama seperti peralatan pabrik lainnya yang tersusun dari berbagai
komponen sehingga alat tersebut dapat beroperasi dan menjalankan
perannya. Boiler juga tersusun dari berbagai macam komponen dengan
fungsinya masing-masing. Di bawah ini adalah fungsi dari masing-
masing komponen pada boiler, yaitu:
3.3.2.1 Coal Storage
Coal Storage sebagai tempat penyimpanan bahan bakar
cangkang. Sebaiknya bahan bakar disimpam ditempat yang
berdasar atau lantai yang cukup keras dan beratap. Dengan ini
diharapkan agar kandungan Volatile pada cangkang tidak mudah
berkurang atau hilang dengan naiknya temperature cangkang
akibat terik matahari.
Selain itu atap juga melindungi dari curah hujan yang dapat
menyebabkan cangkang terlalu basah sehingga sulit mengalir
turun dari Feed Hopper. Sedangkan lantai yang keras
dimaksudkan agar apabila cangkang yang kita terima terlalu
basah , kandungan airnya akan turun dan mengalir ketempat
yang lebih rendah. Selain itu juga menjaga agar cangkang tidak
bercampur dengan tanah yang ada didasar storage. Tanah yang
ikut dengan cangkang tidak dapat terbakar bahkan menganggu
system dan proses pembakaran. Seringkali kandungan tanah liat

21
Politeknik Negeri Sriwijaya

menutupi lubang masuk pipa-pipa api dan mengakibatkan


effisiensi boiler menurun. Sebaiknya diatur sedemikian rupa
agar mudah dilaksanakan. Bentuk melebar akan lebih baik untuk
meningkatkan hasil pembakaran.

Gambar 3.3 Coal Storage


3.3.2.1 Single Bucket Elevator
Single Bucket Elevator terdiri kotak tempat cangkang yang
ditarik naik atau turun oleh motor penggerak diatasnya melalui
sebuah roller dan sling kawat (steel wire rope). Kotak ini bisa
berbagai ukuran tergantung kapasitas boiler. Motor
penggeraknya diatur oleh kontaktor-kontaktor dan limit switch
serta timer pada single bucket dengan panel atau melalui PLC
kontrolnya ikut dengan boiler Control Panel. Perawatan rutin
pada roller, wire dan drive motor dan limit switch sangat
diperlukan untuk kelancaran pengisian Feed Hopper. Cadangan
satu set wire sebaiknya harus ada.

22
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.4 Single Bucket Elevator


3.3.2.2 Stoker
Terdiri dari sejumlah mata rantai yang disambung menjadi satu
lingkaran tertutup, chain grate ini dipasang di lorong api boiler
yang gunanya untuk membawa dan sekaligus juga menjadi
tempat membakar cangkang diatasnya. Chain grate ini terdiri
dari drive link atau mata rantai penggerak, common link atau
mata rantai biasa dan side link atau mata rantai sisi yang
dirangkai oleh sebatang baja yang disebut link rod. Pada kedua
ujung link rod dipasang plat/ washer dan split pin sebagai
pengunci. Lebih dari seratus rangkaian rantai ini disambung
menjadi satu sehingga merupakan rangkaian keliling
Chain grate ini digerakan oleh sebuah motor dari jenis variable
speed, artinya kecepatannya bisa diubah sesuai dengan yang kita
inginkan, Abu sisa pembakaran ikut bersama chain grate dan
setelah sampai diujung jatuh kedalam ash chute (lubang
pembuangan abu). Motor yang menggerakan front drive shaft
dimana dipasang 3 - 6 buah sprocket sebagai pendorong drive
link. Sedangkan pada bagian belakang dipasang tabung roller
yang disebut juga rear roller. Rear roller ini terdiri dari tabung/
pipa, bearing, shaft dan distance pipe. Dibagian dalam chain
grate ini dipasang air vane guide / splitter, baffle dan

23
Politeknik Negeri Sriwijaya

undergrate damper yang gunanya untuk mengatur arah udara


pembakar diatas chain grate agar cangkang dapat terbakar
dengan sempurna. Diruang pembakaran dipasang batu tahan api
Ignition arch / refractory arch yang gunanya menjaga agar
temperatur diruang pembakaran tetap cukup tinggi sehingga
cangkang yang baru masuk kedalam ruang pembakaran mudah
menyala dan terbakar. Harus diperhatikan pada waktu
mematikan boiler, agar sedapat mungkin refractory arch tidak
terlalu cepat didinginkan oleh udara yang dingin. Pendinginan
dengan terlalu cepat dapat merusak batu tahan api ini. Batu tahan
api ini juga untuk melindungi ujung depan dari lorong api agar
tidak rusak terbakar. Di kedua sisi chain grate dipassang
sejumlah carbofrax side seal yang gunanya untuk menjaga agar
api atau abu tidak keluar kebagian bawah chain grate.

Gambar 3.5 Stoker


3.3.2.3 Steam Header
Steam Header berfungsi menerima uap dari satu atau dua lebih
maksimum 8,5 bar, dan menahannya di bawah tekanan.
Peralatan line menerima uap yang disimpan berdasarkan
permintaan. Kapasitas header ditentukan oleh dimensi yang
dapat dikonfigurasikan pengguna. Perbedaan tekanan digunakan

24
Politeknik Negeri Sriwijaya

sebagai kekuatan pendorong untuk mentransfer uap dari boiler


ke header, atau dari header ke header, dan dari header ke
peralatan lain. Perhitungan aliran antara boiler dan header
memastikan transfer seimbang sehingga tekanan header tidak
melebihi tekanan boiler. Tekanan di header didasarkan pada
jumlah uap yang terkandung, dan suhunya. Rata-rata tertimbang
dari semua suhu steam ini digunakan untuk menentukan suhu
header akhir. Baik tekanan dan suhu berubah secara dinamis
dalam sistem real time.

Gambar 3.6 Steam Header


3.3.2.4 ID Fan (Induced Draft Fan)
Fan ini dipasang dibagian belakang boiler yang gunanya untuk
mengisap gas panas dari dalam ruang pembakaran (furnace)
kemudian menekannya keluar ke cerobong. Pada coal fired
boiler dimana dipasang grit arrester dan juga wet scrubber yang
tentunya akan menambah resistansi/ hambatan aliran gas panas
selalu dipasang ID fan untuk membantu kelancaran aliran gas.
ID Fan ini juga digerakan oleh motor yang dikontrol oleh
inverter. Jadi besar kecilnya jumlah gas yang diisap ditentukan
oleh jumlah putaran motor. ID fan ini juga dapat bekerja secara
otomatis dan manual. Pada keadaan otomatis, apabila tekanan
uap belum mencapai Setting Point maka putaran motor akan
tetap pada putaran tertinggi. Dan apabila tekanan uap sudah

25
Politeknik Negeri Sriwijaya

mencapai/ mendekati setting point maka sedikit demi sedikit


putaran motor ID fan ini akan berkurang sampai dicapai putaran
yang seimbang dengan pemakaian uap atau perubahan tekanan.
Sebaliknya apabila tekanan uap terus naik sampai melebihi
setting point maka putaran motor akan turun ke putaran terendah.
Jadi ID fan dikontrol oleh tekanan uap di boiler, dan hanya
dicegah agar tidak terjadi Pressurized Furnace dengan menahan
sementara pada proses speed up apabila jarum hitam (actual
draft) melampaui limit high pada Photohelic.

Gambar 3.7 ID Fan


3.3.2.5 FD Fan (Forced Draft Fan)
Sebuah fan yang menghasilkan udara pembakaran dipasang
disisi bawah stoker. Fan ini digerakan dengan variable speed
motor yang dilengkapi dengan inverter, yang bisa kita atur/
tentukan batas tertinggi dan terendah nya biasanya dalam satuan
Hz Pengaturan putaran atau speed motor FD Fan ini bisa diatur
secara manual maupun otomatis disesuaikan dengan kebutuhan.
Pada keadaan otomatis , apabila terjadi perubahan tekanan gas
(furnace draft) di lorong api maka photohelic akan mengaktifkan
relay increase atau decrease yang akan diteruskan ke PLC dan
dari sini dilanjutkan ke inverter FD untuk menambah atau
menurunkan putarannya agar selalu dalam setting point

26
Politeknik Negeri Sriwijaya

(biasanya – 1). Sedangkan pada kerja manual putaran motor bisa


kita ubah sesuai keinginan dengan menekan icon up atau down
pada touch screen. Paling tidak setahun sekali FD fan harus
dibersihkan dari kotoran / debu yang melekat agar tetap
ballance. Sehingga bearing motor bisa tahan lebih lama. FD Fan
tidak dapat dioperasikan bila ID fan dalam keadaan stop.

Gambar 3.8 FD Fan


3.3.2.6 Grit Arrester
Grit Arrester adalah sebuah peti besi yang terbuat dari plat mild
steel yang berisi sejumlah cyclone. Alat ini berfungsi sebagai
alat penangkap partikel-partikel kecil/ debu yang keluar pipa-
pipa api boiler dan mengalir bersama gas panas. Biasa juga
disebut dengan multi cyclone. Gas yang kotor mengalir melalui
cyclone dan bergerak secara sentrifugal sehingga partikel/ debu
yang berat akan berada pada sisi terluar dan turun kebagian
kerucut kemudian keluar dibagian bawah grit arrester.
Selanjutnya partikel/ debu ini keluar melalui ash rotary valve ke
drum tempat penampungan. Kondisi ash rotary valve agar grit
arrester ini bisa bekerja baik..

27
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.9 Grit Arrester


3.3.2.7 Wet Scrubber
Wet Scrubber adalah salah satu peralatan pokok yang
mengontrol emisi gas, terutama gas asam. Wet scrubber adalah
istilah yang digunakan untuk menggambarkan variasi alat yang
menggunakan liquid untuk membuang polutan. Pada wet
scrubber, arus gas kotor dibawa menuju kontak dengan liquid
pencuci dengan cara menyemprotkan, mengalirkannya atau
dengan metode kontak lainnya. Tentu saja desain dari alat
kontrol polusi udara tergantung pada kondisi proses industri dan
sifat alami polutan udara yang bersangkutan. Karakteristik
exhaust gas dan sifat debu, jika terdapat partikel, adalah hal yang
sangat penting. Scrubber dapat didesain untuk mengumpulkan
polutan partikel dan /atau gas. Wet scrubber membuang partikel
dengan cara menangkapnya dalam tetesan atau butiran liquid.
Sedangkan untuk polutan gas proses wet scrubber adalah dengan
melarutkan atau menyerap polutan ke dalam liquid. Adapun
butiran liquid yang masih terdapat dalam arus gas pasca
pencucian selanjutnya harus dipisahkan dari gas bersih dengan
alat lain yang disebut mist eliminator atau entrainment
separator. Terdapat banyak konfigurasi srubber dan sistem

28
Politeknik Negeri Sriwijaya

scrubber, semuanya didesain untuk menyediakan kontak yang


baik antara liquid dan gas kotor.

Gambar 3.10 Wet Scrubber


3.3.2.8 Chimney
Chimney atau cerobong udara adalah peralatan yang berfungsi
sebagai media transfer gas menuju ke udara atmosfer. Pada
dasarnya chimney juga berfungsi sebagai induced draft yaitu
dengan menggunakan perbedaan tekanan udara antara sisi yang
berada di permukaan tanah dengan udara di sisi yang berada
lebih tinggi di ujung cerobong asap sehingga udara akan secara
natural mengalir dari tekanan yang tinggi ke daerah yang
bertekanan lebih rendah.

Gambar 3.11 Chimney

29
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.3.2.9 Blowdown
Pengertian Blow Down adalah pembuangan sejumlah kecil
boiler pipa beserta air dengan maksud untuk menjaga tingkat
maximum dari titik jenuh air yang terlarut dan terendap pada
tingkat yang diizinkan. Pada teknologi boiler siklus konsentrasi
berhubungan dengan penambahan make up water ataupun feed
water yang dikonsentrasikan dalam boiler.

Gambar 3.12 Blowdown


3.3.3 Safety Device Pada Boiler
Suatu boiler memerlukan pengaman untuk menjaga keandalan operasi
dalam masa periode panjang. Pengaman boiler dimaksudkan untuk
menjaga dan menghindari gangguan yang lebih serius pada boiler dan
alat bantunya, yang mengakibatkan menurunnya kemampuan boiler,
ataupun kerusakan pada peralatan. Sistem pengaman boiler ini secara
umum akan menggambarkan keamanan boiler dari korosi, overheating
dan thermal stress yang ditimbulkan pada saat proses startup, normal
operasi dan shutdown.
Perangkat safety device pada boiler diantaranya :

30
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.3.3.1 Safety Valve


Safety valve akan melindungi alat dan perangkat dari bahaya
yang diakibatkan oleh temperatur dan gaya karena tekanan uap
berlebih dalam sistem. Jadi, safety valve akan membuka dan
membuang steam yang berlebih apabila tekanan dan temperatur
di dalam sistem uap melampaui batas set poin secara mekanikal.
Selain itu safety valve juga berfungsi membuang uap yang telah
menjadi kondensat agar tidak masuk ke turbin dan menyebabkan
korosi pada turbin.

Gambar 3.13 Safety Valve


3.3.3.2 Pressure Switch
Pressure Switch adalah komponen yang banyak dibutuhkan pada
berbagai aplikasi peralatan, antara lain adalah pada instalasi air
bersih, instalasi pompa, kompresor angin, instalasi pneumatik.
Pressure Switch pada dasarnya berfungsi untuk mempertahankan
sebuah tekanan pada peralatan aplikasinya, hal ini berhubungan
dengan sumber tekanan dan tekanan buang. Pressure Switch pada
boiler berfungsi untuk mendeteksi nilai/ jumlah tekanan dari hasil
tekanan yang dihasilkan boiler secara sistem elektrifikasi.

31
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.14 Pressure Switch


3.3.3.3 Photohelic
Photohelic adalah instrument yang dapat mengukur dalam lorong
api (furnace). Alat ini dihubungkan dengan selang sensor yang
dihubungkan kedalam lorong api melalui sebuah lubang kecil yang
ditempatkan diatas ignition arch untuk mendeteksi besarnya api
dalam lorong api. Perubahan api yang disalurkan oleh selang akan
diterima membran halus yang dipasangi tuas magnet dan spring
halus sedemikian rupa sehingga dapat merubah gerak membran
yang maju mundur menjadi gerak putar yang ditunjukan oleh
jarum hitam (black pointer) pada skala dibagian depan instrument.
Dua buah limit switch dipasang sebagai pembatas agar besarnya
bisa ditentukan dan dijaga tetap. Besarnya batas minimum dan
maksimum ditentukan oleh jarum merah (red pointer) yang
dihubungkan pada 2 buah contact relay yang dipasang untuk
memberi input kepada PLC dan instruksi kepada inverter FD Fan
sehubungan dengan perubahan speed dari FD Fan motor.

32
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.15 Photohelic


3.4 Perangkat Feed Water Pump
Feed water pump adalah suatu sistem untuk mengatur/ menjaga level air di
dalam steam drum agar tetap berada pada posisi yang aman/ normal. Feed Water
Control juga terdiri dari beberapa perangkat agar sistem kontrol dapat berjalan
dengan baik yaitu :
3.4.1 Daerator
Daerator berfungsi untuk menyerap atau menghilangkan gas – gas yang
terkandung pada air pengisi Boiler, terutama gas O2, karena gas ini akan
menimbulkan korosi. Gas – gas lain yang cukup berbahaya adalah
karbondioksida (CO2). Gas O2 dan CO2 akan bereaksi dengan material
Boiler dan menimbulkan korosi yang sangat merugikan. Deaerator
adalah suatu komponen dalam sistem tenaga uap yang berfungsi untuk
menghilangkan oksigen atau gas-gas terlarut lainnya pada feed water
sebelum masuk kedalam Boiler. Berfungsi juga sebagai tempat
penyimpanan air yang menyuplai air ke dalam boiler. Oksigen dan gas-
gas terlarut lain dalam feed water perlu dihilangkan karena dapat
menyebabkan korosi pada pipa logam dan peralatan logam lainnya
dengan membentuk senyawa oksida (karat). Air apabila bereaksi dengan
karbon dioksida terlarut juga akan membentuk senyawa asam karbonat
yang dapat menyebabkan korosi lebih lanjut. Fungsi deaerator disini

33
Politeknik Negeri Sriwijaya

adalah untuk mengurangi kadar oksigen, biasanya kadar oksigen


dikurangi sampai memiliki kadar lebih kecil.

Gambar 3.16 Daerator


(Sumber: Dok. Pribadi, POLSRI 2019)
3.4.2 Water Level
Sistem pengisian air pada boiler dikenal sebagai continuous feeding
yang artinya secara pengisian terus menerus. Dengan system ini
diharapkan permukaan air dalam boiler bisa dijaga tetap atau mendekati
konstan, karena setiap perubahan level air dalam boiler langsung
mendapat respons PLC untuk merubah pembukaan control valve.
Dengan demikian diharapkan tidak terjadi tegangan bahan yang
ditimbulkan karena perbedaan temperature yang terlalu jauh dan
tekanan uap juga bisa dijaga konstan.
Pengisian ini diatur oleh sebuah modulating valve atau regulator yang
begerak membuka dan menutup sesuai dengan kebutuhan tambahan air
didalam boiler. Control valve ini digerakan oleh sebuah motor listrik
yang dilengkapi 2 buah limit switch dan sebuah potensio meter sebagai
positioner. Apabila permukaan air dalam boiler turun sampai dibawah
NW (normal water) valve akan membuka, sebaliknya apabila
permukaan air naik maka valve ini akan menutup. Sensor untuk level air

34
Politeknik Negeri Sriwijaya

didalam boiler adalah Gestra NRG 26-1 dengan output 4 – 20 mA yang


dipasang diatas boiler.

Gambar 3.17 Water Level Control


3.4.3 Thermometer
Pada pengoperasian boiler, sangat penting bagi operator untuk
mengontrol temperatur metal pipa boiler di setiap bagian. Bagian-
bagian tersebut termasuk pipa dinding furnace yang didinginkan oleh
air dan uap air pada temperatur saturasi, pipa economizer yang di
dinginkan oleh air pada temperatur di bawah titik saturasi, serta pipa-
pipa super heater dan reheater yang didinginkan oleh uap air pada
temperatur di atas titik saturasinya. Pengukuran temperatur tersebut
berfungsi untuk menjaga agar pipa-pipa boiler tetap bekerja pada
temperatur amannya, mengetahui keseragaman temperatur pipa-pipa
yang tersusun secara paralel, atau untuk mengetahui kenaikan
temperatur fluida antara sisi inlet dengan sisi outlet pipa.

35
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.18 Thermometer.


3.4.4 Pompa Air
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk
memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui
suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan
yang dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus. Pompa
beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara
bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan
kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu
sumber tenaga menjadi tenaga kinetis, dimana tenaga ini berguna
untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang
pengaliran. Feed Pump merupakan salah satu aplikasi penggunaan
pompa sentrifugal berukuran besar pada industri pembangkit listrik
tenaga uap. Pompa ini berfungsi untuk mengontrol air pada jumlah
tertentu yang berasal dari tanki air (feed water tank) menuju boiler
dengan spesifikasi tekanan tertentu. Air tersebut sebelum masuk ke
boiler biasanya mengalami pemanasan awal (pre-heating). Sehingga
air yang dipompa oleh feed pump juga memiliki temperatur tertentu
yang cukup panas.

36
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.19 Pompa Air


3.4.5 PLC
Terdiri dari satu CPU sebagai base unit yang dirangkai dengan
beberapa expansion module dan terminal cable input dan output.
Bekerja mengontrol kebutuhan fungsi automatic dan manual yang
menggantikan fungsi relay, timer, penghitung dan konfigurasi.
Memonitor/ membaca, menerima medan input dari sensor dan
mengolah memproses input tersebut sesuai dengan program/ logic yang
kita inginkan. Dasar logic mengeluarkan output mematikan atau
menyalakan penggerak dan juga mengirim sinyal sebagai hasil medan
output ke touch screen. PLC yang dipakai adalah Siemens. Mengisi
logic dilakukan dengan sebuah PC/ laptop melalui kabel data yang
sesuai. Proses pengisian/ perubahan logic hanya dilakukan oleh petugas
yang berkompeten. Sebelum melakukan perubahan logic sebaiknya
program yang lama di save dan diberi nama terlebih dahulu.

37
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.20 PLC


3.4.6 HMI
Sebuah Screen/ layar yang membantu untuk memonitor, mengontrol
bekerjanya sistem pada boiler. Dengan layar ini bisa mengetahui apa-
apa saja yang sedang beroperasi dan yang perlu ditampilkan dan
bagaimana kita mengendalikannya, baik secara otomatis atau manual.
Lapisan anti scratch sebaiknya dipasang pada layar ini.

Gambar 3.21 HMI


3.4.7 Inverter
Sebuah alat yang dipasang untuk mengatur putaran motor listrik
berdasarkan perubahan frekuensi. Inverter ini juga memproses input
yang diperoleh baik langsung dari sensor yang mengeluarkan output 4-
20 mA, 0 – 10 Volt dan sinyal open close atau output dari PLC sesuai
dengan konfigurasi dari inverter itu sendiri. Sebaiknya tidak merubah

38
Politeknik Negeri Sriwijaya

configurasi Inverter bila tidak perlu. Yang biasa dilakukan dilapangan


hanyalah merubah batasan percepatan (acceleration & deceleration)
dan kecepatan minimum dan maksimum. Sebaiknya dicatat/ disimpan
nilai setting sebagai pedoman untuk pengecekan bila terjadi kelainan.

Gambar 3.22 Inverter

39
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Diagram Blok

Input Output
(Air) Set Poin (Pompa Air)
P LC INVERTER

Sensor
Water Level

Gambar 4.1 Blok Diagram Feed Water Pump

Blok diagram diatas merupakan gambaran singkat mengenai keseluruhan dari


diagram sistem kerja feed water pump. PLC yang digunakan yaitu Siemens
SIMATIC S7-300 yang memiliki cukup port input/ output untuk mengendalikan
perangkat sistem feed water pump. Inverter yang digunakan yaitu Danfoss FC51-
2HP yang memiliki tampilan LCD agar lebih mudah memonitor frekuensi
kecepatan pengisian dari feed water pump secara aktual. Lalu pada sensor water
level menggunakan Gestra NRG26-1 untuk membaca level pengisian air feed
water pump. Sistem kerja blok diagram diatas yaitu pengisian feed water pump
dengan membaca sensor water level dengan set point yang telah diatur
menggunakan PLC. Komponen-komponen diatas berperan penting dalam
menjaga kualitas panas temperatur air pada boiler agar mendapatkan steam yang
maksimal. Inverter juga berperan penting dalam mengatur kecepatan variabel
speed pompa air yang telah diatur melalui set point untuk menentukan maksimal
dan minimal.

40
Politeknik Negeri Sriwijaya

4.2 Flowchart
x Set Point Minimal Level

MULAI

Mengatur Set point


Minimal Air Pada PLC

Sensor Water
Level

Jika Tidak
<50%

Ya

Inverter Meningkatkan Inverter Stabil Dengan


Frekuensi dari 35Hz - 50Hz Frekuensi 35Hz

Putaran Water Pump akan Putaran Water Pump akan


bergerak cepat bergerak stabil

SELESAI
Gambar 4.2 Flowchart Minimal

41
Politeknik Negeri Sriwijaya

x Set Point Maksimal Level

MULAI

Mengatur Set point


Maksimal Air Pada PLC

Sensor Water
Level

Jika Tidak
>85%

Ya

Inverter menjadi mode Inverter Stabil Dengan


standby Frekuensi 35Hz

Water Pump Water Pump akan bergerak


akan dimatikan stabil

SELESAI

Gambar 4.3 Flowchart Maksimal

42
Politeknik Negeri Sriwijaya

4.3 Cara Kerja Flowchart


Dari flowchart pada gambar diatas, cara kerja sistem kontrol water level adalah
sebagai berikut :
1. Saat operator boiler mulai mengaktifkan boiler pada jam kerja, maka salah
satu sistem yang harus diperhatikan yaitu sistem water level pada boiler.
Operator harus mengatur set point minimal dan maximal pada HMI untuk
di kontrol oleh PLC agar tetap menjaga temperatur panas air pada boiler.
2. Sensor water level akan membaca data analog yang nantinya akan
mengetahui kondisi aktual dari keadaan air di boiler.
3. Jika batas minimal air kurang dari 50%, maka inverter akan meningkatkan
frekuensi sampai dengan 50Hz lalu putaran motor pada pompa air akan
bergerak cepat agar air di dalam boiler tidak mengalami kekeringan. Selain
itu, jika batas minimal air tidak kurang dari 50% maka inverter akan
bergerak stabil dengan frekuensi 35Hz dan putaran motor pada pompa air
akan bergerak stabil.
4. Jika batas maximal air melebihi dari 85%, maka inverter akan langsung di
cut-off menjadi mode standby dan membuat putaran motor langsung mati.
Selain itu, jika batas maximal air tidak melebihi dari 85% maka inverter
akan bergerak stabil dengan frekuensi 35Hz dan putaran motor pada
pompa air akan bergerak stabil.

4.4 Fungsi Sistem Kontrol Feed Water Pump


Fungsi Feed Water Pump adalah sebagai berikut :
1. Menjaga temperature panas air pada boiler agar tetap panas supaya
mendapatkan hasil pembakaran yang maksimal
2. Sebagai pengaman pada perangkat boiler agar tidak mengalami
overheating maupun dryness
3. Sebagai media untuk menghasilkan steam dari pembakaran boiler fire
tube.

43
Politeknik Negeri Sriwijaya

4.5 Konfigurasi Set Point Feed Water Pump


1. Pada tampilan awal HMI Boiler, pilih settingan pumps

Gambar 4.4 Tampilan HMI

2. Pada tampilan pumps, pilih water start – stop level untuk mengatur batas
minimal dan maximal. Lalu pada water level alarm juga diatur sebagai
indikator.

Gambar 4.5 Tampilan konfigurasi pump

44
Politeknik Negeri Sriwijaya

3 Lalu selanjutnya, pada tampilan boiler water level pada HMI akan ada
warna kuning dan warna merah sebagai alarm batas minimal dan
maksimal dari feed water pump.

Gambar 4.6 Persentase Air Boiler


4.6 Data Log. Pengisian Feed Water Pump
Boiler pada shift pertama beroperasi dari pukul 5 pagi – 2 siang. Terdapat titik
kritis diantara selang waktu pukul 9 pagi – 12 siang. Dengan waktu puncak
tersebut, boiler memiliki titik kritis dimana instrument yang ada pada boiler akan
bekerja secara maksimal menyesuaikan dari permintaan pihak produksi.
Tabel 1.1 Data log. aktivitas feed water pump dari pukul 5 pagi – 2 siang.
WAKTU DATA
05.00 - 06.00 60% - 40%
06.00 – 07.00 40% - 60%
07.00 – 08.00 60% - 55%
08.00 – 09.00 55% - 60%
09.00 – 10.00 60% - 80%
10.00 – 11.00 80% - 70%
11.00 – 12.00 70% - 80%
12.00 – 13.00 80% - 55%
13.00 – 14.00 55% - 65%

45
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan uraian kerja praktek, dapat disimpulkan
beberapa hal yaitu :
1. Boiler mencapai titik kritis pada pukul 9 pagi – 1 siang dikarenakan
tingkat kebutuhan steam pada produksi di waktu tersebut meningkat 2
kali lipat. Pada titik kritis suplai dari feed water pump dapat mencapai
60%-80%. Apabila feed water pump tidak mengalami titik kritis maka
suplai dari feed water pump akan stabil pada 50%-70%.
2. Batas maksimal pengisian feed water pump yaitu 85% dan batas minimal
pengisian feed water pump adalah 50%. Apabila suplai feed water pump
berbanding terbalik dari temperature pemanasan boiler maka akan terjadi
overheat/ dryness yang mengakibatkan boiler terbakar maupun meledak.
3. Frekuensi inverter stabil pada 35Hz apabila berada di dalam batas
maksimal/ minimal maka kecepatan pompa juga akan stabil. Namun,
diluar dari batas maksimal/ minimal dari set point maka frekuensi
inverter akan meningkat dari 35Hz sampai 50Hz yang membuat
kecepatan pompa pengisian menjadi semakin cepat agar.
5.2 Saran
1. Pada daerator tidak diketahui seberapa banyak volume kapasitas debit air
yang masih tersimpan. Sebaiknya dibuat sistem monitoring di HMI untuk
memantau kondisi aktual air yang ada di dalam daerator.

46
DAFTAR PUSTAKA

Adit. 2015. “Sejarah PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.” Palembang. PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Hafiz, Muhammad. 2018. “Penyederhanaan Sistem Kendali Starting Pada


Conveyor Excavating Dari Rangkaian Konvensional Ke PLC Schneider
M340”. Palembang. Politeknik Negeri Sriwijaya.

Mulyono, Udi. 2013. “Pengenalan sistem fire tube – chain grate boiler
ALSTOM”. Bandung. PT. Alstom Indonesia.

Saparja, Panca. 2016. “Manual book operation fire tube boiler.” Palembang.
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Sembiring, Venti. 2014.“Sistem kendali led melalui Bluetooth sebagai media


untuk membantu mengetahui keberadaan dosen dalam ruangan dosen”.
Palembang. Politeknik Negeri Sriwijaya.

47
LAMPIRAN
Lampiran 1
1. Data log. Pengisian Feed Water Pump (water level trend)
2. Sketsa perangkat Boiler

3. Sketsa feed water pump pada Boiler


Lampiran 2
1. Proses pembuatan panel pada project modifikasi autostop carton
sealer

2. Mengupload program autostop carton sealer


3. Proses perbaikan autostart genset pada panel LVMDP.

4. Foto bersama karyawan di departemen teknik.


5. Foto bersama karyawan di departemen teknik
Lampiran 3
1. Surat balasan dari perusahaan
2. Daily report kegiatan selama melaksanakan kerja praktek.
3. Penilaian dari pembimbing perusahaan

Anda mungkin juga menyukai