BAB 1
PENDAHULUAN
Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi
dengan bidang studinya, selain itu juga untuk menyelesaikan program S1.
yang bermunculan dan saling bersaing untuk membuat suatu produk dengan
yang berkualitas baik dan memliliki nilai jual yang tinggi. Untuk
dan masyarakat.
dunia industri.
1 Metode observasi
produksi.
2 Metode literature
Metode literature merupakan metode dengan mengumpulkan data
dengan cara mengajukan tanya jawab yang berkaitan dengan obyek studi
Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini dibagi dalam lima bab
tujuan penulisan laporan KP, alasan pemilihan tempat kerja praktek, ruang
penulisan.
organisasi perusahaan.
gudang bahan baku, bahan baku pembuatan barecore, mesin dan peralatan
6
barecore.
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari laporan kerja praktek yang telah
praktek.
7
BAB II
efisien dan efektif akan menjadi modal dasar untuk menghantarkan menjadi
desa maju. Desa Karanglo terletak di sebalah barat Ibu Kota Kabupaten
Banyumas dengan jarak kurang lebih 17 km dan terdiri atas daerah dataran
rendah dan dataran tinggi terbentang dari arah barat ke timur denngan
arah utara dan selatan dengan panjang bentangan 2.75 km yang meliputi
luas 171.10 Ha. Batas Wilayah dengan desa sekitar adalah sebagai berikut:
Adapun luas Desa Karanglo adalah 171,1 hektar (Ha) atau 3.4375 Km 2
1. Jalan : 10.146 m2
2. Sawah : 1.030.000 m2
3. Ladang/Perkebunan : 65.000 m2
5. Pemukiman/Perumahan : 572.934 m2
7. Kuburan : 17.760 m2
8. Hutan/Tanah Negara :- m2
9. Lainnya :- m2
Cilongok.
dampak dari perkembangan tersebut terjadi pada industri kayu, yang mana
alas lantai rumah sebelum diberi keramik atau dapat diolah kembali menjadi
produk kayu lainnya seperti meja, kursi, tempat tidur, dll. Dalam proses
waktu pengerjaan.
2.1.3. Sejarah Berdirinya Perusahaan
CV. Karya Purbaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
olah kayu yang terletak di jalan Desa Banjarsari km 12,5 Desa Karanglo RT
Bapak Haryono dengan memproduksi balok pinus dan alba, namun Beliau
juga mengalami hal yang sama sehingga perusahaan di jual ke Bapak Tofan
pada tahun 2011 dengan produksi yang sama. Dengan adanya perkembangan
dari perusahaan dan ketersediaan bahan baku CV. Karya Purbaya beralih di
bidang barecore pada tanggal 10 Agustus 2014. Alasan CV. Karya Purbaya
papan kayu yang terdiri dari potongan kayu-kayu kecil, potongan kayu
kecil ini disebut dengan core yang kemudian direkatkan. Bahan baku
10
yang digunakan oleh CV. Karya Purbaya berasal dari daerah Cilongok
yang banyak disekitar pabrik. Produksi barecore yang dihasilkan CV. Karya
Purbaya sebanyak 800 lembar barecore per hari dengan bahan baku kayu
lokal.
Cilongok, Banyumas :
13
BAB III
LANDASAN TEORI
besar produk jadi, bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur
dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau hasil pengolahan sendiri
(Masiyal Kholmi, 2003). Bahan baku adalah bahan utama dari suatu produk
barang jadi. Bahan baku meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki
suatu himpunan suatu benda nyata atau abstrak (a set of thing) yang terdiri
yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang
barang.
antara tiap-tiap objek dan hubungan antara ciri tiap objek, dan yang secara
yang memiliki keterkaitan dan saling bekerja sama serta membentuk suatu
kesatuan untuk mencapai suatu tujuan dari sistem tersebut. maksud dari suatu
sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran dalam ruang lingkup
yang sempit.
1. Komponen
2. Batasan sistem.
suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. sedang lingkunagn
luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka
4. Penghubung Sistem
5. Masukan Sistem
komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
6. Keluaran Sistem
Keluaran (output) sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan
7. Pengolahan Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa
barang jadi.
8. Sasaran Sistem
dibutuhkan sistem dan keluaran apa yang akan dihasilkan sistem tersebut
tujuan.
atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu (Agus Ahyari, 2002). Sedangkan
penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi yang
Suatu proses produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang dapat
dilihat pada proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi. Sedangkan proses produksi yang bertujuan
untuk menambah nilai atau kegunaan suatu barang atau jasa dapat dilihat
pada proses produksi yang merubah barang setengah jadi menjadi barang
sangat banyak, tetapi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu:
1. Proses produksi terus menerus (Contiunuous process)
Adalah suatu proses produksi dimana terdapat pola urutan yang pasti dan
perusahaan yang bersangkutan sejak dari bahan baku sampai menjadi bahan
mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri proses produk. Baik itu proses produksi
cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai
dengan apa yang ditetapkan (T. Hani Handoko, 2001). Sedangkan yang
19
produksi, yaitu :
1. Pengendalian proses produksi
Agar proses produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar diperlukan
standart bahan baku yang baik, mengenai apa yang harus dipesan, berapa
karyawan perusahaan.
4. Pengendalian biaya produksi dan perbaikan
Para pengawas bagian produksi setiap saat harus melakukan pengawasan
keseimbangan antara pekerja, bahan baku dan biaya serta tindakan perbaikan.
5. Pengendalian kualitas
20
urutan kerja, penentuan waktu kerja, pemberian perintah kerja, dan tindak
adalah adanya optimalisasi produk sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya
yang paling rendah untuk pelaksanaan suatu proses produksi itu sendiri.
2. Penentuan urutan kerja
Suatu fungsi yang menetukan urutan suatu proses produksi yang akan
kegiatan kerja yang logis, sistematis, dan ekonomis melalui urutan mana
bahan baku yang dipersiapkan untuk diproses menjadi produk akhir atau
barang jadi.
3. Penentuan waktu kerja
Suatu fungsi yang mentukan waktu kerja kapan pekerjaan proses produksi
akan dilaksanakan. Penentuan waktu kerja yang tepat dan jelas akan dapat
perusahaan.
21
pengelolaan yang akan dilakukan sesuai dengan urutan pekerjaan yang telah
walaupun urutan kerja dan waktu kerja sudah disusun dengan baik, kemudian
proses produksi dapat berjalan dengan yang diharapkan. Bisa saja terjadi
tindak lanjut dalam proses produksi. Diharapkan dengan adanya tindak lanjut
memperhatikan semua yang ada dalam proses produksi, produk yang akan
BAB IV
PEMBAHASAN
mengajukan tanya jawab yang berkaitan dengan obyek studi secara langsung
adalah produk olahan kayu berupa lembaran yang terdiri dari susunan kayu-
Bahan baku adalah semua bahan yang membentuk bagian integral dari
bahan jadi atau sering juga disebut dengan bahan yang turut serta dalam
penentuan produk yang memiliki pengaruh yang paling besar dan dapat
menjadi barang jadi. Bahan baku meliputi semua barang dan bahan yang
23
dimiliki perusahaan dan digunakan untuk proses produksi. Bahan baku yang
digunakan oleh CV. Karya Purbaya adalah jenis albasia berupa potongan
kayu balken (Saw timber). Bahan baku ini mempunyai ketebalan 14 cm,
produk. Bahan penolong ini dibutuhkan jauh lebih kecil dibandingkan bahan
baku. Komponen bahan penolong tidak dapat dengan jelas dibedakan pada
produk akhi (Taufik, 2007). Bahan penolong yang digunakan CV. Karya
Purbaya adalah :
1. Amplas
Amplas digunakan untuk menghaluskan kayu dan produk jadi.
2. Lem kayu
Lem kayu digunakan untuk merekatkan dan menyambung potongan-
melainkan dapat menambah nilai produk, bahan tambahan dapat dilihat pada
hasil akhir produk (Taufik, 2007). Bahan tambahan yang digunakan CV.
tersusun rapi.
3. Dempul
24
rendeman 50%.
2. Jumping Cross Cut
Kapasitas satu mesin Jumping Cross Cut sebesar 7,4 m3/jam, dengan
sebelumnya yaitu Jumping Cross Cut yaitu kapasitas satu mesin sebesar
7,4 m3/jam
4. Multirip saw
Kapasitas mesn ini mencapai 14,48 m3/jam dengan penyusutan bahan
sebesar 5%.
5. Conveyor dan cross cut tekan
Kapasitas penyusutan kayu per jam dapat mencapai 138 lembar, proses
kayu untuk shift selanjutnya dengan penyusutan bahan sekitar 1%. Proses
susunan kayu termasuk sortir dan revisi barecore yang memiliki kapasitas
kembali ukuran barecore dengan kapasitas per jam mencapai 342 lembar
26
dengan penyusutan 13%. Sebelum masuk pada proses akhir yaitu packing
antara lain:
1. Pengambilan bahan baku dari gudang
2. Pemotongan balok kayu
3. Penyerutan dua sisi kayu balok
4. Pembelahan kayu balok
5. Penyusunan balok kayu
6. Pembuatan baljoin
7. Penyusunan kayu pada konveor
8. Pemotongan susunan kayu
9. Pengeleman
10. pengepressan susunan kayu
11. Tahap akhir
Pada awal proses stock kering (bahan kering) diambil dari gudang
kemudian dimasukan dalam mesin jumping cross cut untuk dipotong sesuai
kedalam mesin double planner untuk diserut kedua bagian sisinya agar
Pada tahap ketiga, kayu balok digergaji pada mesin multirip saw menjadi
tahap selanjutnya.
pasa mesin finjer guna membentuk jari-jri pada kedua ujung sebagai
pengunci.
28
cross cut tarik untuk dipotong berdasarkan ukuran yang telah ditetapkan.
29
didalam nampan atau loyang ini di letakan pada mesin pres untuk ditata
menjadi lembaran.
30
Pada proses kesembilan susunan kayu yang sudah sesuai dengan standar
dan sudah dilem dipress dan dilem agar menjadi suatu lembaran barecore.
sizing, setelah adanya revisi damn sortir atas lembaran barecore tersebut
(Intermitten process) dimana proses kerja per hari hanya 16 jam bukan 24
jam juga proses ini terdapat beberapa pola aturan pelaksanaan produksi
produk. Pola pelaksanaan produksi yang digunakan hari atau bulan sangat
mungkin berbeda dengan pola pelaksanaan proses produksi pada bulan yang
lalu atau bulan yang akan datang. Proses produksi terputus-putus memiliki
terutama dari: (a) Sistem penyusunan peralatan (lay out) nya yang
32
berbentuk process lay out, (b) Jenis / type mesin yang digunakan dalam
tenaga manusia.
purpose machines).
2. Oleh karena pekerjaan routing dan scheduling banyak sekali dan sukar
4. Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan bahan sangat tinggi, karena
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sebagai akhir dari pembahasan laporan ini, penulis mencoba menarik
(Intermitten process) karena satu hari kerja hanya 16 jam dan proses
tahap akhir.
2. Saran
Berdasarkan pengamatan,penulis mencoba memberikan saran-saran
setiap sistem harus singkron antara yang satu dengan yang lainnya.
b. Perlu adanya evaluasi disetiap bagian-bagian agar sistem operasi
yang baik.
35
DAFTAR PUSTAKA
Sidharta, Lani. 1995. Pengantar Sistem Bisnis. PT Elex Media Komputer. Jakarta.