Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM TERPADU

PT. SOCFIN INDONESIA (SOCFINDO) TANAH GAMBUS


SUMATERA UTARA

DISUSUN OLEH :
ARYA ALPIKI 220102006
GITA ROHANI BR PARDEDE 220102031
ANANDA BRAGA RAIHAN 220102037
FITRI ANNISA ALFI SIREGAR 220102058
YUDI ROMAITO RAMBE 220102078
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN
INSTITUT TEKNLOGI SAWIT INDONESIA
MEDAN
2023 /
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya atas kesehatan, pengetahuan, kekuatan dan kesempatan kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan Praktikum Terpadu dan laporan Praktikum Terpadu yang dilaksanakan di PT.
SOCFINDO TANAH GAMBUS Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Kabupaten Batu Bara. Adapun
tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai laporan pemaparan yg telah kami praktikum kan
selama 5 hari.Dalam melaksanakan Praktikum Terpadu ini, penulis telah banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari banyak pihak,baik secara material,spiritual,informasi maupun dari
segi administrasi baik secara langsung maupun tidak langsung.

TANAH GAMBUS, 27 November 2023

(PENULIS)

ii
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Tujuan praktikum terpadu.................................................................................................4
1.3 Manfaat praktikum terpadu...............................................................................................4
1.4 Ruang Lingkup Praktikum................................................................................................5
1.5 Metodologi Praktikum......................................................................................................5
1.6 Sistematika Penulisan........................................................................................................6
BAB II..............................................................................................................................................7
LOKASI KERJA PRAKTIKUM....................................................................................................7
BAB III............................................................................................................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................................8
2.1 Perpindahan Panas............................................................................................................8
2.2 Instrumentasi Laboratorium..............................................................................................8
2.3 Elemen Mesin..................................................................................................................10
2.4 Kepemimpinan................................................................................................................11
2.6 Operasi Unit....................................................................................................................21
BAB IV..........................................................................................................................................24
KESIMPULAN..............................................................................................................................24

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemimpin perusahaan perkebunan yang berkompeten, berkarakter sangat dibutuhkan
dalam pengembangan agribisnis perkebunan di Indonesia. Institusi pendidikan
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan prosesnya melalui penerapan metode
pendidikan dan kurikulum yang aplikatif yang tidak saja berorientasi kepada teori dan
konsep, tetapi harus menjadikan pengetahuan dan keterampilan tersebut dimanfaatkan
secara nyata.
Institut Teknologi Sawit Indonesia Medan adalah pendidikan tinggi profesional
Diploma IV/ Sarjana Terapan yang didirikan bertujuan untuk menghasilkan pemimpin
perkebunan yang mampu membangun industri perkebunan Indonesia.
1.2 Tujuan praktikum terpadu

1. Terselenggara Tri Dharma Perguruan Tinggi berbasis industri komoditi perkebunan


(commodity based/industrial based)
2. Terselenggaranya pendidikan tinggi yang unggul dengan tata kelola yang baik
sehingga menghasilkan lulusan yang dipercaya kualitasnya dan diterima oleh dunia
kerja (dunia industri)
3. Tersedianya SDM sebagai penyelenggara pendidikan yang profesional,mastery pada
bidang yang spesifik dan bersertifikat.
4. Tersusunnya sistem manajemen (administrasi akademik,keuangan,SDM dan aset)
terintegrasi serta birokrasi yang efektif, tertib,efisien,transparan dan akuntabel.
5. Terselenggaranya program studi (prodi) minimal 4 (empat) prodi S1, 2 (dua) prodi
D4 dan 1 (satu) program megister sesuai kebutuhan industry.
6. Terjalinya lingkage (kerjasama) dengan pemerintah, institusi pendidikan lain,
institusi penelitian serta pengguna alumni (perusahaan) dan stakeholder lainnya.
1.3 Manfaat praktikum terpadu

Adapun manfaat praktikum terpadu adalah :


1. Bagi Mahasiswa
a. Agar dapat membandingkan teori teori yang diperoleh pada perkuliahan
dengan praktek di lapangan.
b. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dalam melakukan
pekerjaan dan pengaturan dilapangan.
2. Bagi Fakultas
a. Mempererat kerja sama antara Institut Teknologi Sawit Indonesia dengan
instansi perusahaan yang ada.
b. Memperluas pengenalan alat alat yang berhubungan dengan fakultas
teknologi pengolahan hasil perkebunan.

4
1.4 Ruang Lingkup Praktikum
Praktikum terpadu di pabrik kelapa sawit, materi praktikum terpadu meliputi :
1. Alat dan Angkut Bahan
Peserta diharapkan mampu memahami alat dan angkut bahan dipabrik kelapa
sawit khususnya di tempat praktikum terpadu.
2. Operasi Unit
Peseta diharapkan mampu memahami pengoperasian setiap alat yang ada di
pabrik kelapa sawit sesuai dengan SOP dan Norma.
3. Perpindahan Panas
Peserta mampu memahami dan menjelaskan prinsip konversi energi dan
perpindahan panas di pabrik kelapa sawit
4. Instrumentasi Laboratorium
Peserta diharapkan mampu menjelaskan dan membuat analisa mutu dengan
menggunakan instrumentasi laboratorium di pabrik kelapa sawit.
5. Elemen Mesin
Peserta diharapkan mampu mengenali elemen elemen mesin yang ada di pabrik
kelapa sawit.
6. Kepemimpinan
Peserta diharapkan mampu memahami modal kepemimpinan di pabrik kelapa
sawit serta mampu memotivasi karyawan.

1.5 Metodologi Praktikum


Didalam menyelesaikan tugas praktikum terpadu,prosedur yang digunakan sebagai
berikut :
1. Peninjauan Lapangan (observasi)
Pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat secara langsung metode
serta bahan yang digunakan dalam proses pengolahan di pabrik kelapa sawit
2. Pengumpulan Data (wawancara)
Data yang dikumpulkan melalui wawancara oleh asisten dan operator pabrik
untuk membantu menyelesaikan laporan praktikum.
3. Analisa dan Evaluasi Data
Data yang telah diperoleh melalui wawancara di analisis dengan menggunakan
metode yang sudah ditentukan .
4. Penulisan Laporan Praktikum
Data yang telah di kumpulkan dan di analisis diketik rapih sesuai dengan
sistematika penulisan.

5
1.6 Sistematika Penulisan

1. Bagian Persiapan
Berisi halaman judul,halaman laporan praktikum,halaman pengesahan,halaman
kata pengantar,halaman daftar isi,halaman daftar tabel,dan halaman daftar gambar

2. Bagian Laporan
Praktikum BAB I.
Pendahuluan
Berisikan hal hal umum yang berkaitan dengan latar belakang tema dan lokasi
kerja praktek yang dipilih,dasar pelaksana kerja praktek,ruang lingkup kerja
praktek,metode kerja praktek,tujuan kerja praktek,kegunaan kerja praktek.

BAB II. Gambaran umum lokasi kerja pabrik


Berisi tentang perusahaan atau instansi lokasi kerja pabrik,prosedur
perusahaan,letak geografis,tinjauan manajemen.

BAB III. Hasil dan pembahasan


Berisi hasil dari kerja praktek dan analisa dari hasil tersebut.

BAB IV. Kesimpulan dan


Saran Berisi kesimpulan dan
saran.

3. Daftar Pustaka
Berisi refrensi atau bacaan yang digunakan dengan penulisan sesuia kaidah
penulisan pustaka.

4. Lampiran
Berisi data data atau informasi yang mendukung pembahasan namun dianggap
perlu ditampilkan secara khusus.

6
BAB II

LOKASI KERJA PRAKTIKUM

Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pada awal lahirnya PT. SOCFIN INDONESIA
bernama PT. SOCFINMEDAN SA (Societe Financiere des Caoutchoucs Medan Societe
Anonyme) yang didirikan pada tahun 1930 berdasarkan akte notads William Leo No.45 tanggal
07 Desember 1930 yang berkedudukan di Medan dan mengelola perkebunan di daerah Sumatera
Timur, Aceh Barat, Aceh Selatan dan AcehTimur.
Perkernbangan selanjutnya berdasarkan penetapan Presiden No.6 tahun1965, Keputusan
Kabinet Dwikora No.ND/58/1965, No.SK.lOO/ Men. Perk/1965 menyatakan bahwa perusahaan
perkebunan yang dikelola oleh PT.SOCFIN diletakkan di bawah pengawasan Pemerintah,
kermudian pada tahun 1966 diadakan serah terima hak milik perusahaan kepada Pemerintah
Indonesia atas dasar penjualan perkebunan dan harta Socfin SA. Pada tahun 1968 tepatnya
tanggal 29 April 1968 dicapai kesepakatan antara Pemerintah RI dengan pemilik saham SOCFIN
SA diperkuat denganSurat Keputusan Presiden RI No.B.68/PRES/6/1968 tanggal 13 Juni 1968
dan surat keputusan Menteri Pertanian No. 94/Kpts/Op/6/1968 tanggal 17 Juni 1968 yang
berisikan patungan antara Permerintah RI dengan pengusaha Belgia dengan Komposisi
perrmodalan 40% Pemerintah Republik Indonesia dan 60%Pengusaha Belgia.
Pengusaha Belgia kermudian rmemberi nama PT. SOCFIN INDONESIA(SOCFINDO)
yang didirikan melalui Akte Notaris Chairil Bahri di Jakarta pada tanggal 2I Juni I968 No.23 dan
Akte Perubahan No.64 tanggal 12 Mei 1968. Disahkan oleh Menteri Kehakiman pada tanggal 3
September l 969 dan diumumkan dalam tambahan berita negara Rl No.68/69 tanggal 31 Oktober
1969. PT. SOCFINDO, yang diterbitkan oleh Notaris Ny.R.Arie Soetarjo SH Pemerintah RI
telah melepas 30% sahamnya kepada SOCFIN SA, sehingga saham pemerintah RI saat ini hanya
10% saja. PT. SOCFIN INDONESIA berdasarkan akte pendiriannya berkedudukan di Medan, JI.
K.L. Yos Sudarso No. l06 Po.Box.1254 Medan-2001, bergerak dalam bidang perkebunan kelapa
sawit dan karet.
PT. SOCFINDO Pabrik Tanah Gambus didirikan pada tahun 1982 dan diresmikan oleh
Menteri Pertanian Republik Indonesia, Prof. Sudarsono Hadisaputro, pada tanggal l3 September
l982. Tanah yang digunakan oleh PT. SOCFINDO ini adalah tanah milik. PT. SOCFINDO
sendiri sehingga tidak perlu membayar biaya pembebasan tanah untuk lokasi pabrik maupun
perumahan karyawan.

7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

• Perpindahan Panas

• Efesiensi Stelirizer
Jawab :

Sterilizer menggunakan uap sebagai media pemanas yang berasal dari sisa pembuangan turbin uap dengan
suhu antara 1000C-1400C. Semakin tinggi suhu sterilizer, semakin cepat proses perebusan dan semakin
banyak minyak yang dihasilkan. Namun, suhu yang terlalu tinggi juga dapat mempengaruhi kualitas minyak
yang dihasilkan. Selain suhu, faktor-faktor lain yang mempengaruhi efisiensi sterilizer adalah laju aliran uap
masuk, suhu laju aliran uap keluar, dan laju aliran air kondensat. Efisiensi sterilizer akan lebih baik jika laju
aliran uap masuk lebih kecil dari laju aliran air kondensat. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan,
efisiensi sterilizer berkisar antara 76,8% .

• Perhitungan Neraca Energi

Tabel LB 1 Kapasita panas zat cair untuk ikatan (J/mol.K)

Ikatan Cp

−𝐶𝐻3 36,82
−𝐶𝐻2 − 30,38
= 𝐶𝐻 − 21,34
−𝐶𝑂2 − 60,67
−𝐶𝐻 20,92
−𝐶𝑂𝑂𝐻 79,91

8
Tabel LB.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit
ASAM JUMLAH % % MINYAK
LEMAK ATOM C MINYAK SAWIT INTI SAWIT
• Asam Lemak Jenuh
 Oktanoat 8 - 4
 Dekanoat 10 - 5
 Laurat 12 1 46
 Miristat 14 2 15
 Palmitat 16 4 7
 Stearat 18 28 3
• Asam Lemak Tak Jenuh
 Oleat
18 50 15
 Linoleat
18 14 5
 Linolenat
18 1 5

Sehingga diperoleh Cp untuk masing-masing senyawa:


 Cp Oktanoat (C8H16O2) = 1 (-CH3) + 6 (-CH2-) + 1 (-COOH)
= 1(36,82) + 6 (30,38) + 1 (79,91)
= 36,82 + 182,28 + 79,91
= 299,01 J/mol K = 2,076 kJ/kg K

 Cp Dektanoat (C10H20O2) = 1 (-CH3) + 8 (-CH2-) + 1 (-COOH)


= 1(36,82) + 8 (30,38) + 1 (79,91)
= 36,82 + 243,04 + 79,91
= 359,77 J/mol K
= 2,091 kJ/kg K

 Cp Laurat (C12H24O2) = 1 (-CH3) + 6 (-CH2-) + 1 (-COOH)


= 1(36,82) + 24 (30,38) + 1 (79,91)
= 36,82 + 303,8 + 79,91
= 420,53 J/mol K
= 2,102 kJ/kg K

 Cp Miristat (C14H28O2) = 1 (-CH3) + 12 (-CH2-) + 1 (-COOH)


= 1(36,82) + 12 (30,38) + 1 (79,91)
= 36,82 + 364,56 + 79,91
= 481,29 J/mol K
= 2,110 kJ/kg K

9
 Cp Palmitat (C16H32O2) = 1 (-CH3) + 14 (-CH2-) + 1 (-COOH)
= 1(36,82) + 14 (30,38) + 1 (79,91)
= 36,82 + 425,32 + 79,91
= 542,05 J/mol K
= 2,117 kJ/kg K

 Cp Stearat (C18H36O2) = 1 (-CH3) + 16 (-CH2-) + 1 (-COOH)


= 1(36,82) + 16 (30,38) + 1 (79,91)
= 36,82 + 486,08 + 79,91
= 602,81 J/mol K
= 2,122 kJ/kg K

 Cp Oleat (C18H34O2) = 1 (-CH3) + 14 (-CH2-) + 2(=CH-) + 1 (-COOH)


= 1(36,82) + 14 (30,38) + 2 (21,34) + 1 (79,91)
= 36,82 + 425,32 + 42,68 + 79,91
= 584,73 J/mol K
= 2,073 kJ/kg K

 Cp Linoleat (C18H34O2) = 1 (-CH3) + 12 (-CH2-) + 4(=CH-) +1 (-COOH)


= 1(36,82) + 12 (30,38) + 4 (21,34) + 1 (79,91)
= 36,82 + 364,56 + 85,36 + 79,91
= 566,65 J/mol K
= 2,023 kJ/kg K

 Cp Linolenat (C18H34O2) = 1 (-CH3) + 10 (-CH2-) + 6(=CH-)1 (-COOH)


= 1(36,82) + 10 (30,38) + 6 (21,34) + 1 (79,91)
= 36,82 + 303,8 + 128,04 + 79,91
= 548,57 J/mol K
= 2,770 kJ/kg K

Berat molekul :
 Oktanoat : 𝐶8𝐻16𝑂2 = 144
 Dekanoat : 𝐶10𝐻20𝑂2 = 175
 Laurat : 𝐶12𝐻24𝑂2 = 200
 Miristat : 𝐶14𝐻28𝑂2 = 228
 Palmitat : 𝐶16𝐻32𝑂2 = 256
 Stearat : 𝐶18𝐻36𝑂2 = 284
 Oleat : 𝐶18𝐻34𝑂2 = 282
 Linoleat : 𝐶18𝐻34𝑂2 = 282
 Linolenat : 𝐶18𝐻34𝑂2 = 282
10
Massa minyak : 56,942 kg
• Asam Lemak Jenuh
Oktanoa = -
Dekanoat = -
Laurat = (1/100) x 56,942 kg = 0,569 kg
Miristat = (2/100) x 56,942 kg = 1,139 kg
Palmitat = (4/100) x 56,942 kg = 2,278 kg
Stearat = (28/100) x 56,942 kg = 15,945
kg
• Asam Lemak Tak Jenuh
Oleat = (50/100) x 56,942 kg = 28,473 kg
Linoleat = (14/100) x 56,942 kg = 7,972 kg
Linolenat = (1/100) x 56,942 kg = 0,569 k

Fraksi mol untuk masing-masing komponen minyak :

• Mol laurat = 0,569 𝑘𝑔/200𝑘𝑔∕𝑚𝑜𝑙 = 2,845.10−2 mol

• Mol miristat = 1,139 𝑘𝑔/228𝑘𝑔∕𝑚𝑜𝑙 = 4,996.10−3 mol

• Mol palmitat = 2,278 𝑘𝑔/256𝑘𝑔∕𝑚𝑜𝑙 = 8,898.10−3 mol

• Mol stearat = 15,945 𝑘𝑔/284𝑘𝑔∕𝑚𝑜𝑙 = 5,614.10−3 mol

• Mol oleat = 28,473 𝑘𝑔/282𝑘𝑔∕𝑚𝑜𝑙 = 10,096.10−3 mol

• Mol linoleat = 7,972 𝑘𝑔/282𝑘𝑔∕𝑚𝑜𝑙 = 2,82.10−3 mol

• Mol linolenat = 0,569 𝑘𝑔/282𝑘𝑔∕𝑚𝑜𝑙 = 2,017.10−3 mol

Mol total = 37,286.10−3 mol


Fraksi mol laurat = 2,845.10−3𝑚𝑜𝑙 /37,286.10−3𝑚𝑜𝑙 =
Fraksi mol miristat = 4,996.10−3/37,286.10−3𝑚𝑜𝑙 =
Fraksi mol palmitat = 8,898.10−3/37,286.10−3mol =
Fraksi mol stearat = 5,614.10−3/37,286.10−3mol =
Fraksi mol oleat = 10,096.10−3/37,286.10−3mol =
Fraksi mol linoleat = 2,82.10−3/37,286.10−3mol =

11
 Cp Minyak sawit = Y Laurat x Cp Laurat + Y Miristat x Cp Miristat + Y Palmitat x
Cp Palmitat + Y Stearat x Cp Stearat + Y Oleat x Cp Oleat + Y
Linoleat x Cp Linoleat + Y Linoleat x Cp Linolenat
= (0,077 x 2,102 kJ/kg.K) + (0,135 x 2,110 kJ/kg.K)
+ (0,238 x 2,117 kJ/kg.K) + (0,150 x 2,122 kJ/kg.K)
+ (0,271 x 2,073 kJ/kg.K) + (0,075 x 2,023 kJ/kg.K)
+ (0,054 x 2,770 kJ/kg.K)
= (0,162 + 0,285 + 0,504 + 0,318 + 0,562 + 0,152 + 0,149) kJ/kg
K
= 2,132 kJ/kg.K

Massa inti sawit= 1.925,667 kg


• Minyak = 50,6 % x 1.925,667 kg = 974,387 kg
 Oktanoat = 4/100 x 974,387 kg = 38,975 kg
 Dekanoat = 5/100 x 974,387 kg = 48,719 kg
 Laurat = 46/100 x 974,387 kg = 48,218 kg
 Miristat = 15/100 x 974,387 kg = 146,158 kg
 Palmitat = 7/100 x 974,387 kg = 68,207 kg
 Stearat = 3/100 x 974,387 kg = 29,231 kg
 Oleat = 15/100 x 974,387 kg = 146,158 kg
 Linoleat = 5/100 x 974,387 kg = 48,719 kg

Massa minyak = 974,387 kg


Mol untuk masing-masing komponen minyak pada inti sawit :
•Oktanoat = 38,975kg/144kg/mol = 0,270 mol
•Dekanoat = 48,719kg/175kg/mol = 0,278 mol
•Laurat = 48,218kg/200kg/mol = 0,241 mol
•Miristat = 146,158kg/228kg/mol = 0,641 mol
•Palmitat = 68,207kg/256kg/mol = 0,266 mol
•Stearat = 29,231kg/284kg/mol = 0,102 mol
•Oleat = 146,158kg/282kg/mol = 0,518 mol
•Linoleat = 48,719kg/282kg/mol = 0,172 mol
Mol total = 2,488 mol
Fraksi mol
• Oktanoat = 0,270 mol/2,488 mol = 0,109
• Dekanoat = 0,278 mol/2,488 mol = 0,112
• Laurat = 0,241 mol/2,488 mol = 0,096
• Miristat = 0,641 mol/2,488 mol = 0,258
• Palmitat = 0,266 mol/2,488 mol = 0,107
• Stereat = 0,102 mol/2,488 mol = 0,041
• Oleat = 0,518 mol/2,488 mol = 0,208
• Linoleat = 0,172 mol/2,488 mol = 0,069

12
 Cp Minyak inti sawit = Y Oktanoat x Cp Oktanoat + Y Dekanoat x Cp Dekanoat
+ Y Laurat x Cp Laurat + Y Miristat x Cp Miristat
+ Y Palmitat x Cp Palmitat + Y Stearat x Cp Stearat
+ Y Oleat x Cp Oleat + Y Linoleat x Cp Linoleat
+ Y Linolenat x Cp Linolenat.
= (0,109 x 2,076) + (0,112 x 2,091) + (0,096 x 2,102)
+ (0,258 x 2,110) + (0,107 x 2,117) + (0,041 x 2,112)
+ (0,208 x 2,073) + (0,069 x 2,023)
= 0,226 + 0,234 + 0,202 + 0,544 + 0,227 + 0,086 + 0,431 + 0,139
= 2,089 kJ/kg.K

 Cp Kernel = Cp Minyak inti sawit + Cp abu


= 2,089 + 0,882
= 2,971 kJ/kg.K

 Cp Air = 4,1774 kJ/kg K

 Cp Kelapa Sawit = Cp Minyak Sawit + Cp Minyak inti Sawit + Cp Cangkang + Cp Serat


= 2,132 + 2,089 + 11,6084 + 1,284
= 17,1134 kJ/kg K
 Cp Biji = Cp Kernel + Cp Cangkang
= 2,971 + 11,6084
= 14,5794 kJ/kg K

Panas Masuk :
Alur 1 :
Q = m x Cp x ∆T = 25.000 kg x 47,6734 kJ/kg K x 5 K
= 5.959.175 kJ
Alur 2 :
Q = m x Cp x ∆T = 8.178 kg x 2,176 kJ/kg K x 105 K
= 1.868.509,44 kJ
Total panas masuk = 7.827.684 kJ

Panas Keluar :

Alur 3 :
Massa minyak : 56,942 kg
13
• Asam Lemak Jenuh
Oktanoa = -
Dekanoat = -
Laurat = (1/100) x 56,942 kg = 0,569 kg
Miristat = (2/100) x 56,942 kg = 1,139 kg
Palmitat = (4/100) x 56,942 kg = 2,278 kg
Stearat = (28/100) x 56,942 kg = 15,945 kg
• Asam Lemak Tak Jenuh
Oleat = (50/100) x 56,942 kg = 28,473 kg
Linoleat = (14/100) x 56,942 kg = 7,972 kg
Linolenat= (1/100) x 56,942 kg = 0,569 k

Fraksi mol untuk masing-masing komponen minyak :

• Mol laurat = 0,569 𝑘𝑔/200𝑘𝑔∕𝑚𝑜𝑙 = 2,845.10−2 mol

• Mol miristat = 1,139 𝑘𝑔/228𝑘𝑔∕𝑚𝑜𝑙 = 4,996.10−3 mol

• Mol palmitat = 2,278 𝑘𝑔/256𝑘𝑔∕𝑚𝑜𝑙 = 8,898.10−3 mol

• Mol stearat = 15,945 𝑘𝑔/284𝑘𝑔∕𝑚𝑜𝑙 = 5,614.10−3 mol

• Mol oleat = 28,473 𝑘𝑔/282𝑘𝑔∕𝑚𝑜𝑙 = 10,096.10−3 mol

• Mol linoleat = 7,972 𝑘𝑔/282𝑘𝑔∕𝑚𝑜𝑙 = 2,82.10−3 mol

• Mol linolenat = 0,569 𝑘𝑔/282𝑘𝑔∕𝑚𝑜𝑙 = 2,017.10−3 mol

 Cp Minyak inti sawit = Y Oktanoat x Cp Oktanoat + Y Dekanoat x Cp Dekanoat


+ Y Laurat x Cp Laurat + Y Miristat x Cp Miristat
+ Y Palmitat x Cp Palmitat + Y Stearat x Cp Stearat
+ Y Oleat x Cp Oleat + Y Linoleat x Cp Linoleat
+ Y Linolenat x Cp Linolenat.
= (0,109 x 2,076) + (0,112 x 2,091) + (0,096 x 2,102)
+ (0,258 x 2,110) + (0,107 x 2,117) + (0,041 x 2,112)
+ (0,208 x 2,073) + (0,069 x 2,023)
= 0,226 + 0,234 + 0,202 + 0,544 + 0,227 + 0,086 + 0,431 + 0,139

14
= 2,089 kJ/kg.K

Q minyak = 56,942 kg x 2,132 kJ/kg.K x 65


= 7.891,022 kJ

Q Air = 10.058,975 kg x 4,2164 kJ/kg.K x 65 K


= 2.756.823,042 kJ

Q Kotoran = 237,084 kg x 0,882 kJ/kg.K x 65 K


= 13.592,026 kJ

Alur 4 :
Q Ex.Steam = 1.425 kg x 4,1453 kJ/kg K x 85 K
= 502.099,463 kJ

Alur 5 :
Q = m x Cp x ∆T
Q TBS = 25.943,28 kg x 47,6734 kJ/kg K x 75 K
= 92.760.327,36 kJ
Q Air = 456,72 kg x 4,2164 kJ/kg K x 75 K
= 144.428,566 kJ
Total panas keluar = 124.802.709,1 kJ

• Kebutuhan Steam Jawab


Panas Masuk + Panas dibutuhkan = Panas Keluar
Panas dibutuhkan = Panas keluar – Panas Masuk
= 124.802.709 – 7.827.684
= 116.975.025 kJ

Entalpi steam pada 270,13 kPa, T ; 130o Maka Steam yang dibutuhkan : C
= 2.173,6 kJ/kg K
Maka steam yang dibutuhkan
𝑑𝑄 116.975.025 𝑘𝐽
𝑚= 𝜆 = = 53.816,26 𝑘𝑔
2.173,6 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔. 𝐾

15
• Instrumentasi Laboratorium

1. Dokumentasi Spektrofotometer UV-VIS

16
2. Spesifikasi Spektrofotometer UV-VIS
Jawab : spesifikasi pada spektrofotometer UV-VIS
Sistem optik : Single Beam, kisi 1200 lines/mm
Panjang gelombang : 190-1100 nm
Bandwidth : 2 nm
Akurasi panjang gelombang : ± 0.5 nm
Pengulangan panjang gelombang : 0.3 nm
Pengaturan panjang gelombang : Otomatis
Rentang fotometrik : -0.3-3A,0-200%T,0-9999C
Akurasi fotometrik : ± 0,5%T
Pengulangan fotometrik : 0,3%T
Stabilitas : ±0,002A/h @ 500 nm
Cahaya melenceng : 0,1%T ma
Port output data : USB
Port Printer : Port paralel
Layar Display : 128 x 64 Dots LCD
Lampu : Lampu D2 & W
Detektor : Silicon Photodiode
Kebutuhan Daya : AC 220V/50Hz or 110V/60Hz
Dimensi : 460 x 360 x225 mm
Perkiraan Berat : 18kg

3. Cara kerja Spektrofotometer UV-VIS


1. Sumber Cahaya : Sinar cahaya dari sumber dikirim ke monokromator
2. Monokromator : Cahaya yang berasal dari sumber dipisahkan menjadi
panjang gelombang yang berbeda menggunakan prisma atau kisi difraksi.
3. Sampel : Cahaya yang telah dipisahkan kemudian mengenai sampel
yang dianalisis
4. Penyerapan Cahaya : Cahaya yang melewati sampel akan mengalami serapan
oleh komponen-komponen dalam sampel,tergantung pada panjang gelombang
5. Detektor : mengonversi cahaya yang diterima menjadi sinyal listrik
6. Perekaman dan Analisis Data : Data yang diperoleh dari detektor direkam dan
diolah oleh perangkat lunak khusus. Data tersebut kemudian dibandingkan
dengan standar untuk menghitung konsentrasi dari zat yang dianalisis.

17
4. Interpretasi output spektrofotometer
Jawab : Output dari spektrofotometer adalah grafik atau data numerik yang menunjukan
intensitas cahaya pada panjang gelombang

• Elemen Mesin
1. Menentukan diameter poros bulat?
Jawab : Diameter poros bulat sebesar 16 cm di scrapper conveyor brondolan

2. Tentukan daya motor scrapper conveyor?


Jawab : Daya motor yang digunakan untuk menggerakkan scrapper conveyor sebesar 15
kw atau 380 volt.

3. Tentukan jenis bahan poros?


Jawab : Bahan yang digunakan pada poros adalah besi padu

4. Tentukan data-data lain yang memiliki kaitan dalam perencanaan poros?


Jawab : Untuk merencanakan sebuah poros ada beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan yaitu kekuatan poros, kekakuan poros, putaran kritis, korosi dan bahan poros.

1. Kekuatan poros
Poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir
dan lentur walaupun ada juga poros yang mengalami beban aksial berupa beban tarik
atau tekan seperti poros turbin atau baling baling kapal. Bentuk poros juga ikut
berpengaruh karena dapat menimbulkan terjadinya konsentrasi tegangan.

2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup akan tetapi jika poros ini
mengalami lenturan akibat beban lentur yang dialaminya atau mengalami defleksi
puntir yang terlalu besar akibat beban puntir makan akan terjadi getaran atau keras.

3. Putaran kritis
Putaran kritis adalah besarnya putaran tertentu yang dapat mengakibatkan terjadi
getaran yang luar biasa besarnya. Putaran kritis dapat terjadi pada turbin, motor torak
dan motor listrik.

4. Korosi
Bahan-bahan untuk membuat poros selain kuat dan kaku juga harus tahan terhadap
korosi terutama untuk poros pada mesin yang mengalami kontak dengan fluida yang
korosif.

18
5. Bahan poros
Poros untuk mesin umumnya dibuat dari baja karbon konstruksi mesin (S-C), baja
tempa (S-F), baja chrome nikel dan ada juga yang mendapatkan perlakuan panas
untuk memperbaiki sifat-sifatnya.

5. Gambar Tenik Scrapper Conveyor

• Kepemimpinan
1. Tipe-tipe kepemimpinan
- Tipe Kepemimpinan Demokratis, merupakan tipe kepemimpinan yang sangat disukai
banyak orang karena pemimpin sangat menghargai pendapat bawahannya dan juga
tidak otoriter. Tipe ini betul betul bisa memberikan arahan kerja yang profesional
kepada bawahannya agar tidak mudah burnout.
- Tipe Kepemimpinan Otoriter, merupakan tipe kepemimpinan yang bisa memastikan
pekerjaan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien tanpa banyak alasan, karena
pemimpin memiliki matriks time balance dan tahu cara meningkatkan produktivitas
kerja.
- Tipe Kepemimpinan Militeristik, tipe kepemimpinan ini sangat mementingkan
kedisiplinan yang tinggi.
- Tipe Kepemimpinan Karismatik, tipe kepemimpin ini akan menonjolkan gaya
kepemimpinan yang berkarisma untuk menarik dan menginspirasi serta banyak
berkomunikasi dengan bawahannya sehingga bawahan akan dengan senang hati
melakukan apapun yang dibutuhkan pemimpinnya.
- Tipe Kepemimpinan Paternalistik, tipe ini memiliki sifat perfeksionis yang tinggi,
dimana pemimpin selalu memperlakukan bawahannya seperti pemula yang
segalanya harus di ajarkan, dipandu, dan dikontrol sesuai keingannya.

19
2. Cara-cara memotivasi karyawan
- Reward (penghargaan)
1. Motivasi karyawan melalui pengakuan merupakan 'hadiah emosional' untuk kerja
mereka, seperti mengakui keunggulan karyawan di tempat kerja, memberikan
penghargaan atas keberhasilannya mencapai target penjualan atau bahkan
penghargaan untuk kehadiran dan kedisiplinannya.
2. Motivasi karyawan melalui isnpirasi
Motivasi kerja karyawan melalui inspirasi ini meliputi misi perusahaan, serta
maksud dan tujuannya. Dengan memiliki misi yang jelas, orang yang bergabung
dalam sebuah perusahaan/ organisasi akan tahu kemana arah organisasi.
3. Motivasi karyawan melalui kompensasi
Motivasi karyawan melalui kompensasi, bisa dalam bentuk kenaikan gaji,
pemberian bonus kinerja, komisi, bagi hasil, dan pembagian hadiah lain seperti,
mobil, motor, liburan, atau barang-barang lainnya yang dapat digunakan sebagai
hadiah.

3. Gambar struktur organisasi PKS

20
4. Tugas pokok dan fungsi organisasi PKS

1. Pengurus/ Manager
a. Mereview dan memastikan penyusunan anggaran tahunan telah sesuai dengan
instruksi atasan.
b. Memutuskan rencana kerja tahunan kebun berdasarkan anggaran tahunan.
c. Bertanggung jawab atas kelancaran seluruh kegiatan teknis pada setiap divisi dan
aspek di kebun sesuai rencana dan instruksi kerja serta mengambil keputusan untuk
tujuan kemajuan kuantitas dan kualitas produksi, efisiensi dan efektifitas pekerjaan di
lapangan.
d. Bertanggung jawab dalam kebenaran data dan kelengkapan administrasi di kebun
serta terlaksana sesuai ketentuan, segera menelusuri/verifikasi jika ditemukan
kejanggalan.
e. Mermastikan kelengkapan persyaratan dan perizinan perusahaan terkait kegiatan di
kebun.

2. Tekniker 1
a. Merekapitulasi, mereview dan melengkapi anggaran/budget dan pekerjaan Capital
expenditure dalam lingkup pabrik.
b. Membuat rencana kerja per triwulan dan mereview rencana kerja harian tekniker 2.
c. Memonitor, memastikan dan mengevaluasi seluruh kegiatan dan aspek di pabrik
termasuk:
- Biaya
- Kedisiplinan
- Mutu bahan baku
- Proses pengolahan MKS/IKS
- Penggunaan dan perawatan alat kerja, alat berat dan mesin-mesin di pabrik.
- Pelaksanaan, kemajuan dan hasil kerja (kualitas dan kuantitas)
- Transportasi dan perawatannya
- Pengiriman produksi (pengapalan MKS, transport IKS dan MKS)
- Dan kegiatan/aspek lainnya berjalan dengan baik sesuai dengan rencana dan IK/PSM

3. Tekniker II
a. Menyusun anggaran/budget dan pekerjaan capital expenditure dalam lingkup pabrik
sesuai instruksi budget.
b. Membuat rencana kerja harian, mingguan, bulanan dan triwulan.
c. Melakukan investigasi kecelakaan kerja.
d. Membuat pesanan barang dan alat-alat kebutuhan pabrik.
e. Memeriksa stok barang-barang terkait pabrik di gudang material seminggu

4. Kepala Tata Usaha (KTU)


21
a. Melaksanakan pekerjaan yang diinstruksikan oleh pengurus kebun
b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan laporan keuangan kebun terdiri dari
Neraca, tata buku, perkiraan transitoris, Capital expenditure, Cost Analysis, Cost
center.
c. Membuat laporan permintaan uang bulanan
d. Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran uang (cash flow) kebun

5. Kepala Laboratorium
a. Memonitor proses pengambilan sample yang telah dilakukan sesuai dengan IK.
b. Memastikan metode analisa produksi telah dipahami dan mampu dilaksanakan oleh
Analis Laboratorium.
c. Memeriksa, memonitor, mengevaluasi kualitas bahan baku yang diterima dan diolah.
d. Mengarahkan, mengontrol dan memonitor aktivitas pemeriksaan/analisa kualitas
produksi sesuai dengan IK.
e. Memastikan analisa kualitas air dan limbah seluruh kebun telah dilakukan sesuai IK.

6. Analis Laboratorium
a. Mengambil sampel sesuai IK/ Prosedur.
b. Melakukan aktivitas pengukuran/ analisa mutu dan kerugian sesuai dengan lK dan
melaporkan hasilnya ke atasan, seperti analisa:
- Losses minyak kelapa sawit
- Losses kernel
- Free Fatty Acid
- Kadar air
- Kadar kotoran
- Analisa potensi minyak
- Kualitas air dan limbah seluruh kebun
- Pengukuran/ analisa lainnya sesuai instruksi
c. Mencatat hasil analisa dan melaporkan ke Kepala Laboratorium.

7. Mandor Pengolahan IKS


a. Mengatur tenaga kerja dan bahan baku serta alat bantu untuk proses pengolahan IKS
dalam keadaan cukup dan baik.
b. Mengawasi dan mengontrol jalannya proses pengolahan di setiap stasiun di pabrik
berjalan dengan lancar sesuai IK.
c. Melakukan tindakan yang diperlukan bila terjadi ketidaksesuaian dalam proses
pengolahan dan melaporkan kepada tekniker jaga atas tindakan tersebut.
d. Mengawasi pernbersihan alat-alat, mesin dan lingkungan kerja.
e. Mengabsen kehadiran pekerja IKS dan rnerekapitulasi lembur harian pekerja IKS.

8. Mandor Pengolahan MKS


22
a. Mengatur tenaga kerja dan bahan baku serta alat bantu untuk proses pengolahan TBS
dalam keadaan cukup dan baik
b. Mengawasi dan mengontrol jalannya proses pengolahan di setiap stasiun di pabrik
berjalan dengan lancar sesuai IK.
c. Melakukan tindakan yang diperlukan bila terjadi ketidaksesuaian dalam proses
pengolahan dan melaporkan kepada tekniker jaga atas tindakan tersebut.
d. Mengawasi pembersihan alat-alat, mesin dan lingkungan kerja.
e. Mengabsen kehadiran pekerja MKS dan merekapitulasi lembur harian pekerja MKS.
f. Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dan kepatuhan Sustainability yang berlaku
dilingkup kerjanya.

9. Krani Pabrik
a. Menginput dan memproses hasil sounding produksi MKS dan IKS setiap hari di sistem
Harvest.
b. Membuat berita acara pemeriksaan persediaan MKS dan IKS akhir bulan.
c. Membuat laporan produksi bulanan dan tahunan kemudian meneruskan ke bagian
terkait.
d. Memonitor biaya pengolahan dan melaporkan jika ada kejanggalan.
e. Mengetik dan menyimpan surat-surat pabrik.
f. Membantu Tekniker membuat budget.

10. Krani Ekspedisi


a. Mengukur volume CPO dan IKS (sounding).
b. Menangani adminstrasi pengangkutan/ pengiriman produksi.
c. Bersama-sama dengan Tekniker saat pemuatan produksi berdasarkan informasi Atasan.
d. Ikut menyaksikan penimbangan tara dan bruto truk pengangkutan.
e. Memastikan kualitas produksi sesuai standar sebelum dikirim dan segera melaporkan
jika kualitas produksi tidak sesuai spesifikasi.

5. Peraturan karyawan PKS


1. Jam Kerja
- Menentukan jam kerja resmi dan waktu istirahat.
- Aturan lembur dan pembayaran lembur.
2. Kesehatan dan keselamatan
- Prosedur keselamatan di tempat kerja.
- Penggunaan alat pelindung diri (APD)
- Kebijakan terkait kecelakaan dan prosedur pertolongan pertama

3. Tata tertib dan etika


- Etika berpakaian dan penampilan.
- Larangan penggunaan narkoba dan alkohol ditempat kerja.

23
4. Pencatatan kehadiran dan keterlambatan
- Prosedur untuk pencatatan kehadiran dan keterlambatan.
5. Pengembangan karyawan
- Program pelatihan dan pengembangan karyawan.
- Kriteria promosi dan kenaikan gaji.
6. Hak dan kewajiban karyawan
- Hak dan kewajiban karyawan selama bekerja di perusahaan.
- Hak untuk bergabung dengan serikat pekerja.

6. Contoh kasus SDM di PKS yang pernah terjadi dan solusinya


1. Contoh kasus SDM di PKS yang pernah terjadi dan bagaimana solusinya?
 Pencurian peralatan bengkel yang ada di PKS.

Pengumpulan Bukti:
Sebelum mengambil tindakan apapun, pastikan ada bukti yang memadai untuk
mendukung tuduhan pencurian. Ini bisa melibatkan rekaman CCTV, laporan saksi
mata, atau bukti fisik lainnya.

Konfirmasi Bukti:
Pastikan bahwa bukti-bukti yang dikumpulkan dapat diandalkan dan sesuai
dengan kebijakan perusahaan. Jika perlu, konsultasikan dengan departemen
keamanan atau penasihat hukum internal.

Pelibatan Pihak Terkait:


Segera informasikan kepada pihak manajemen senior, departemen keamanan, atau
pihak yang berwenang di perusahaan. Dibutuhkan koordinasi yang baik dalam
menangani kasus ini.

Penangguhan Tugas:
Jika bukti cukup kuat, pertimbangkan untuk menangguhkan karyawan tersebut
sementara waktu selama penyelidikan berlangsung. Hal ini untuk mencegah risiko
lebih lanjut dan menjaga keamanan bengkel.

Penyelidikan Internal:
Lakukan penyelidikan internal dengan hati-hati dan profesional. Pastikan untuk
mengikuti prosedur yang ditetapkan dan menghormati hak-hak karyawan selama
proses penyelidikan.

Pemanggilan Karyawan:

24
Panggil karyawan tersebut untuk memberikan kesempatan membela diri dan
menjelaskan situasi. Pastikan pertemuan tersebut dilakukan dengan kehadiran
saksi atau petugas keamanan jika diperlukan.

Pelibatan Penasihat Hukum:


Konsultasikan dengan penasihat hukum internal atau eksternal untuk memastikan
bahwa seluruh proses mengikuti hukum dan regulasi yang berlaku.

Tindakan Disiplin atau Hukuman:


Jika setelah penyelidikan ditemukan bahwa karyawan bersangkutan bersalah,
pertimbangkan tindakan disiplin yang sesuai, seperti peringatan, penurunan
pangkat, atau pemecatan. Pastikan keputusan ini sesuai dengan kebijakan
perusahaan dan hukum tenaga kerja yang berlaku.

Koordinasi dengan Pihak Hukum Eksternal:


Jika diperlukan, koordinasikan dengan pihak hukum eksternal atau penegak
hukum untuk menangani kasus ini di tingkat hukum.

Evaluasi dan Pencegahan:


Setelah penanganan kasus, lakukan evaluasi terhadap proses dan pertimbangkan
langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang.

 Mangkir kerja atau tidak hadir bekerja.


Kebijakan Kehadiran:
Pastikan perusahaan memiliki kebijakan kehadiran yang jelas. Kebijakan ini
sebaiknya mencakup aturan terkait pemberitahuan absen, frekuensi
ketidakhadiran, dan konsekuensi yang mungkin timbul.

Pemberitahuan Absen:
Minta karyawan memberi tahu secara segera jika tidak dapat hadir. Aturan
pemberitahuan absen biasanya diatur dalam kebijakan perusahaan.
Komunikasi dengan Atasan Langsung:
Karyawan seharusnya memberi tahu atasan langsung atau departemen
kepegawaian jika tidak dapat bekerja. Ini memungkinkan perusahaan untuk
mengambil langkah- langkah yang diperlukan.

Alasan Kehadiran:
Saat karyawan kembali bekerja, atasan atau departemen kepegawaian dapat
meminta klarifikasi tentang alasan ketidakhadiran. Hal ini membantu dalam
pemahaman dan manajemen keadaan tersebut.

Dokumentasi:

25
Dokumentasikan setiap kasus ketidakhadiran, termasuk pemberitahuan absen dan
alasan kehadiran. Dokumentasi ini dapat digunakan sebagai referensi di masa
mendatang.

Wawancara atau Pertemuan:


Jika ketidakhadiran menjadi masalah berulang, atasan atau manajemen sumber
daya manusia dapat melakukan wawancara atau pertemuan dengan karyawan
untuk memahami lebih lanjut penyebabnya dan mencari solusi bersama.

Pengingat Aturan Kehadiran:


Jika terjadi pola ketidakhadiran yang tidak terkendali, berikan pengingat kepada
karyawan tentang aturan kehadiran yang berlaku.

Pemberian Sanksi atau Konsekuensi:


Jika ketidakhadiran terus berlanjut, pemberian sanksi atau konsekuensi sesuai
dengan kebijakan perusahaan mungkin diperlukan. Ini bisa termasuk peringatan
tertulis, pemotongan gaji, atau tindakan disiplin lainnya.

Bantuan atau Dukungan:


Jika alasan ketidakhadiran terkait dengan masalah pribadi atau kesehatan mental,
pertimbangkan untuk menawarkan bantuan atau dukungan, seperti cuti atau
program kesejahteraan karyawan.

Evaluasi Kebijakan dan Kesejahteraan Karyawan:


Secara periodik, evaluasi kebijakan kehadiran dan program kesejahteraan
karyawan untuk memastikan bahwa mereka memenuhi kebutuhan karyawan dan
meminimalkan ketidakhadiran yang tidak terencana.

• Alat Angkut Bahan


1. Menentukan topik
Jawab : Sistem pengoperasian bucket conveyor dan screw conveyor pada tiap-
tiap alat yang berbeda.

2. Mencari literatur yang berkaitan dengan topik masing masing 4 jurnal nasional
atau internasional
Jawab :
[1] B. Akarosandi, “PROTOTYPE BUCKET CONVEYOR PEMINDAH SAMPAH KE LUBANG
PEMBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ARDUINO MEGA TUGAS AKHIR.”

[2] “JURNAL TURNITIN”.

[3] “1773-313-4248-1-10-20220906 (1)”.

26
[4] “846-313-1965-2-10-20210118”.

3. Membuat ringkasan berdasarkan jurnal tersebut


Jawab :
Sistem pengelolaan sampah diperkotaan masih menjadi masalah besar, terutama
sempitnya lahan. Penangannya harus dilaksanakan secara tepat dan sistemastis.
Kegiatanpengelolaan persampahan akan melibatkan penggunaan dan pemanfaatan
berbagai prasarana dan sarana persampahan yang meliputi pewadahan,
pengumpulan,pemindahan, pengangkutan, pengolahan maupun pembuangan akhir
Pengolahan sampahdengan cara pembakaran merupakan salah satu alternatif
pemilihan metode pengelolaansampah padat rumah tangga. Seperti warga desa Rawa
lele kecamatan Dawuan Subangyang membuang sampah ke dalam alat pembakaran
sampah. Petugas pembuang sampahterlihat nampak kesulitan saat membuang sampah
dikarenakan tingginya drumpembakaran sampah yang mecapai 2,5 meter dan suhu
tungku yang mencapai 700oC.
Penelitian ini fokus pada pembuatan prototype bucket conveyor untuk mengangkut
sampah.. Bucket conveyor ini dikontrol secara otomatis oleh mikrokontroller arduino
mega yang dilengkapi dengan sensor infrared untuk mendeteksi keberadaan
sampah.Metodologi yang digunakan adalah pembuatan miniature rancang bangun
bucketconveyor dengan motor DC sebagai penggerak. Hasil riset menunjukkan
didapatkansensor akan berkondisi low saat mendeteksi sampah dan akan berkondisi
high jika tidak
mendeteksi sampah, lalu beban motor DC untuk menggerakkan bucket conveyor akan
semakin besar jika beban berat juga semakin besar.
Mesin pengemasan gabah ini adalah alat untuk memindahkan gabah yang telah
dijemur di bawah sinar matahari agar kadar air dalam gabah berkurang, sehingga
gabah tidak mudah berjamur. Gabah yang sudah dijemur akan dimasukkan kedalam
karung, biasanya petani memasukkan gabah kedalam karung dengan cara di scoup
sehingga membutuhkan tenaga yang banyak, namun dengan menggunakan mesin ini
gabah akan lebih mudah dipindahkan ke dalam karung dengan membutuhkan sedikit
tenaga. Mesin ini digerakkan ke arah gabah yang dijemur dan kemudian gabah di
angkat dengan bucket conveyor, lalu diarahkan kedalam karung yang berada dibagian
belakang mesin yang sudah disediakan. Mesin ini digerakkan oleh motor bensin dan
untuk menggerakkan mesin ini menggunakan tenaga manusia sebagai operatornya
dengan cara didorong, Pada umumnya bucket conveyor dirancang memiliki sudut
kemiringan. Bucket conveyor merupakan belt conveyor yang dipasangkan dengan
bucket yang bergerak karna adanya putaran pada poros penggerak. Untuk memiliki
kinerja mesin yang baik, dalam penulisan ini akan memvariasikan sudut conveyor
belt dengan kemiringan 30°, 40°, 50° dan variasi kecepatan putaran poros 50 rpm,
100 rpm, dan 150 rpm. Dari hasil pengujian menunjukkan kapasitas yang paling
optimal ada pada variabel kemiringan 30° dan kecepatan putaran 150 rpm dengan
kapasitas yang didapat 1236 kg/jam.

27
Seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi yang dicapai manusia ini
khususnya dalam bidang teknologi, maka perlu membutuhkan suatu
peningkatandibidang sarana dan prasarana penunjang dalam meningkatkan produksi
denganperalatan tepat guna dan efisien. Salah satu contoh penggunaan pesawat
angkat ini dapatdilihat pada pabrik pengolahan minyak kelapa sawit. Penggunaan alat
pemindah/pengangkat bahan pada pabrik kelapa sawit merupakan bagian yang sangat
berperanpenting pada keberlangsungan pengolahan TBS hingga minyak. Dimana
penggunaandisesuaikan dengan kapasitas dan kecepatan daya hantarnya. Pada pabrik
pengolahankelapa sawit ini tentunya memerlukan pesawat angkat. Salah satu pesawat
angkat yangdigunakan adalah “Nut Elevator”. Nut Elevator mempunyai peranan yang
pentingdalam memenuhi kebutuhan industri-industri, baik dalam industri kecil
maupun industribesar. Salah kegunaan Nut Elevator yang mempunyai peranan
penting di PTPERKEBUNAN NUSANTARA IV PASIR MANDOGE adalah sebagai
alat produksi
media pengangkut untuk biji Tandan Buah Segar (TBS) dengan kapasitas 35
TonTBS/jam.Perancangan ini meliputi penentuan kapasitas angkut selama satu
putaran 600kg/putaran, dengan daya 5,50 Kw, jenis dan ukuran-ukuran utama Nut
Elevator. Dariperancangan NutElevator ini didapat jenis timba yang digunakan adalah
deep bucket,panjang nut 12 m, jarak timba 100 cm, sedangkan sebagai penggeraknya
digunakanmotor penggerak listrik dengan putaran 1420 rpm.
Salah satu alat yang digunakan pada system pengepressan adalah screw press,
yang mana alat ini berguna memisahkan minyak dari daging buah. Pada proses ini
buah masuk dan digilingoleh poros berulir ataupun worm screw press yang membawa
dan menekan massa buah yang masuk kedalam press cage. Disisi lain terdapat system
hidrolik berupa batang berbentuk konus pada bagian ujungnya yang berfungsi untuk
mempersempit keluar masuknya massa buah. Hal ini mengakibatkan buah terdesak
dan tertekan sehingga minyak keluar dari daging buah. Dikarenakan banyaknya
kerugian minyak kelapa sawit yang terjadi pada proses pengepressan, oleh karena itu
dapat menurunkan hasil produksi Crude Palm Oil (CPO) yang dihasilkan. Dari
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tekanan hidrolik pada unit screw press
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan agar kerugian minyak kelapa
sawit dapat ditekan sekecil mungkin dimana tekanan hidrolik yang diatur adalah
sebesar 50 – 60 Bar. Sedangkan untuk perawatan peralatan perlu diketahui besar
tekanan yang terjadi didalam press cage, yang diakibatkan oleh gaya bubur buah dan
gaya yang terjadi pada worm screw press sehingga diperoleh perbandingan antara
tekanan hidrolik dengan tekanan yang terjadi di screw press.

4. Merumuskan permasalahan
Jawab :1. Perhitungan gaya pada screw press

28
2. Bagaimana prinsip kerja Nut Elevator?
3. Bagaimana mengimplementasikan sensor infrared dan pada bucket conveyor?
4. Cara menghitung kemiringan bucket conveyor?

• Operasi Unit
• Mekanisme kerja proses perebusan
Jawab :

Mekanisme pada perebusan menggunakan Triple Peak. Peak 1( 2,2 )Bar steam di
keluarkan selama 3 menit, Peak 2 (2,3 Bar) dengan waktu 8 menit,setelah itu
steam dikeluarkan selama 3 menit dan masuk ke Peak 3 (2,5 Bar ) selama 10
menit, setelah itu ditahan selama 45 menit , dan setelah 45 menit steam
dikeluarkan selama 5 menit.
• Faktor faktor yang mempengaruhi proses perebusan
Jawab : faktor yang mempengaruhi proses perebusan antara lain adalah tekanan
steam dan waku perebusan
• Tentukan jumlah TBS yang direbus
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑜𝑟𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑜𝑟𝑖 𝑟𝑒𝑏𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑏𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑥 60
Jawab : 80 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡+5 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2400 𝑥 6 𝑥 3 𝑥 60
= 85
=30,49 ton/jam
• Tentukan jumlah tandan buah rebus yang keluar
Jawab : TBS hasil rebusan = 2400 𝑘𝑔 (6)
15 𝑘𝑔
= 160 x 6
= 960 tandan
• Alat dan mesin proses perebusan di pabrik kelapa sawit
Jawab :1. Sterilizer
 Lori
 Jonder Lori

29
• Diagram alir proses pengolahan
Jawab :

30
Laporan Praktikum Terpadu Operasi Unit
Proses Sedimentasi Dan Penentuan Neraca Massa Di Proses Pemisahan Minyak Kasar
( Continous Setlink Tank/Vertical Clarifier Tank )

1. Alat dan mesin di pabrik yang bekerja berdasarkan prinsip


sedimentasi! Jawab :1. Continous Setlink Tank
1. Clarifier Tank
2. Sludge Tank
3. Decantasi Tank
4. Oil Tank

2. Mekanisme kerja proses sedimentasi dengan


CST/VCT Jawab : Mekanisme kerja CST
- Campuran minyak dan padatan diinjeksikan ke dalam tangki
secara horizontal.
- Berikan waktu tinggal yang panjang, partikel-partikel padatan
akan mengendap ke dasar tangki karena gaya gravitasi.
- Minyak yang lebih ringan akan bergerak ke bagian atas tangki.
- Secara periodik, lapisan padatan di dasar tangki dihapus, dan minyak
yang bersih dapat dipisahkan dari atas tangki.

3. Faktor faktor yang mempengaruhi proses pengendapan di


CST! Jawab : - Temperatur
- Pengadukan

5. Tentukan jumlah input (dari crude oil tank & sludge separator) dan tentukan
% kandungan minyak, air, dan padatan non minyaknya
Jawab : input COT 59.992 kg,

6. Data data CST ( neraca massa,dll)


- 40% kandungan minyak
- 60% kandungan sludge

31
BAB IV

KESIMPULAN

Pemimpin perusahaan perkebunan yang berkompeten, berkarakter sangat dibutuhkan


dalam pengembangan agribisnis perkebunan di Indonesia. Praktikum terpadu di pabrik kelapa
sawit. Materi praktikum terpadu meliputi :. BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV. Kesimpulan dan
Saran. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pada awal lahirnya PT. Perk/1965 menyatakan
bahwa perusahaan perkebunan yang dikelola oleh PT.SOCFIN diletakkan di bawah pengawasan
Pemerintah, kernudian pada tahun 1966 diadakan serah terima hak milik perusahaan kepada
Pemerintah Indonesia atas dasar penjualan perkebunan dan harta Socfin SA. 94/Kpts/Op/6/1968
tanggal 17 Juni 1968 yang berisikan patungan antara Pernerintah RI dengan pengusaha Belgia
dengan Komposisi perrnodalan 40% Pemerintah Republik Indonesia dan 60% Pengusaha Belgia.
SOCFIN INDONESIA(SOCFINDO) yang didirikan melalui Akte Notaris Chairil Bahri di
Jakarta pada tanggal 2 I Juni I 968 No.23 dan Akte Perubahan No.64 tanggal 12 Mei 1968. PT.
Tanah yang digunakan oleh PT.
Namun, suhu yang terlalu tinggi juga dapat mempengaruhi kualitas minyak yang
dihasilkan. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, efisiensi sterilizer berkisar antara
76,8%
. Poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antaran puntir dan
lentur walaupun ada juga poros yang mengalami beban aksial berupa beban tarik atau tekan
seperti poros turbin atau baling baling kapan. Putaran kritis adalah besarnya putaran tertentu
yang dapat mengakibatkan terjadi getaran yang luar biasa besarnya. -Tipe Kepemimpinan
Demokratis,merupakan tipe kepemimpinan yang sangat disukai banyak orang karena pemimpin
sangat menghargai pendapat bawahannya dan juga tidak otoriter. Tipe ini betul betul bisa
memberikan arahan kerja yang propesional kepada bawahannya agar tidak mudah burnout.
1. Motivasi karyawan melalui pengakuan Pengakuan merupakan 'hadiah emosional' untuk
kerja mereka, seperti mengakui keunggulan karyawan di tempat kerja, memberikan penghargaan
atas keberhasilannya mencapai target penjualan atau bahkan penghargaan untuk kehadiran dan
kedisiplinannya.
2. Motivasi kerja karyawan melalui inspirasi ini meliputi misi perusahaan, serta maksud
dan tujuannya. Dengan memiliki misi yang jelas, orang yang bergabung dalam sebuah
perusahaan/ organisasi akan tahu kemana arah organisasi. Melaksanakan pekerjaan yang
diinstruksikan oleh pengurus kebun. Mandor Pengolahan IKS . Mandor Pengolahan PKS.
Menerapkan Sistem Manajernen Socfindo dan kepatuhan Sustainability yang berlaku dilingkup
kerjanya. Krani Pabrik. Mengetik dan menyimpan surat-surat pabrik. Membantu Tekniker
membuat budget. Krani Ekspedisi.
Kegiatan pengelolaan persampahan akan melibatkan penggunaan dan pemanfaatan
berbagai prasarana dan sarana persampahan yang meliputi pewadahan, pengumpulan,
pemindahan, pengangkutan, pengolahan maupun pembuangan akhir Pengolahan sampah dengan
cara pembakaran merupakan salah satu alternatif pemilihan metode pengelolaan sampah padat
rumah tangga. Seperti warga desa Rawa lele kecamatan Dawuan Subang yang membuang
sampah ke dalam alat pembakaran sampah. Bucket conveyor ini dikontrol secara otomatis oleh
mikrokontroller arduino. mega yang dilengkapi dengan sensor infrared untuk mendeteksi
32
keberadaan sampah. Mesin pengemasan gabah ini adalah alat untuk memindahkan gabah yang
telah dijemur di bawah sinar matahari agar kadar air dalam gabah berkurang, sehingga gabah
tidak mudah berjamur. Bucket conveyor merupakan belt conveyor yang dipasangkan dengan
bucket yang bergerak karna adanya putaran pada poros penggerak.
Penggunaan alat pemindah/ pengangkat bahan pada pabrik kelapa sawit merupakan
bagian yang sangat berperan penting pada keberlangsungan pengolahan TBS hingga minyak.
Salah satu pesawat angkat yang digunakan adalah “Nut Elevator”. media pengangkut untuk biji
Tandan Buah Segar (TBS) dengan kapasitas 35 TonTBS/jam.Perancangan ini meliputi penentuan
kapasitas angkut selama satu putaran 600kg/putaran, dengan daya 5,50 Kw, jenis dan ukuran-
ukuran utama Nut Elevator. Dari perancangan NutElevator ini didapat jenis timba yang
digunakan adalah deep bucket, panjang nut 12 m, jarak timba 100 cm, sedangkan sebagai
penggeraknya digunakan motor penggerak listrik dengan putaran 1420 rpm. Salah satu alat yang
digunakan pada system pengepressan adalah screw press, yang mana alat ini berguna
memisahkan minyak dari daging buah. Mekanisme pada perebusan menggunakan Triple Peak.

33

Anda mungkin juga menyukai