Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

Administrasi dan Tata Kelola Bengkel & Laboratorium

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Manajemen Bengkel

Dosen Pengampu : Faris Humami, M.Eng.

Disusun oleh :

ARIELLA ALYA IVANKA (20022063)

YOSEP ANDREAN MULYANTO (20022089)

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI REKAYASA OTOMOTIF

POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN

TEGAL

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyusun laporan yang berjudul “Administrasi dan Tata Kelola Bengkel
& Laboratorium” ini dengan baik. Laporan ini penulis susun agar taruna -
taruni Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan dapat memahami dan
mengerti tentang apa itu Administrasi dan Tata kelola pada Bengkel &
Laboratorium?

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Faris


Humami, M.Eng. selaku dosen Mata Kuliah Manajemen Bengkel yang
telah membantu penulis dalam mengerjakan laporan penelitian ini. . Oleh
karena itu kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya
yang telah diberikan.

Tegal, 13 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2

1.3 Tujuan...........................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Sistem administrasi bengkel dan laboratorium.......................................3

2.1.1 Cara Mengelola Administrasi Bengkel dan Laboratorium..............4

2.1.2 Perangkat Pengadministrasian Alat dan  Bahan...............................5

2.1.3 Tahapan Pengadministrasian Bengkel...............................................8

2.2 Tata Kelola Bengkel dan Laboratorium..................................................10

2.2.1 Tiga aspek pengelolaan bengkel dan laboratorium.........................13

2.2.2 Faktor penghambat pengelolaan.......................................................16

2.3 Fungsi-fungsi Manajemen Penyelenggaraan Laboratorium Pekerjaan

Pengelolaan Laboratorium ….…...…………………………...………... 16

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................18

3.1 Kesimpulan.................................................................................................18

3.2 Saran ..........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ..………………………………………………………... 19

LAMPIRAN …...………………………………………………………………. 20

ii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bengkel merupakan tempat dimana mekanik melakukan perawatan dan
perbaikan kendaraan. Sedangkan laboratorium merupakan tempat untuk
melakukan penelitian atau melatih seseorang untuk melakukan eksperimen.
Kegiatan di bengkel dan laboratorium harus memenuhi syarat administrasi
yang ada agar kegiatan dapat tertata dengan baik. Administrasi juga memiliki
pengaruh penting pada implementasi di bengkel dan laboratorium.
Menempatkan hal-hal yang benar pada tempatnya dapat memudahkan kita
untuk bekerja secara efisien dan efektif. Perkembangan teknologi mendorong
kita untuk bergerak maju dalam waktu. Banyak bengkel yang masih
menggunakan sistem manual dalam pelaksanaannya. Sistem manual dapat
mencegah penggunaan tempat kerja. Hal ini berdampak besar pada
manajemen bengkel dan laboratorium serta mempersulit pengoperasian.
Salah satu tujuan manajemen bengkel adalah mengelola inventaris dan stok
suku cadang yang diperlukan untuk melakukan perbaikan kendaraan, yang
meliputi pelacakan inventaris, pemesanan suku cadang yang dibutuhkan, dan
akuntansi yang benar untuk semua suku cadang yang digunakan. Pengelolaan
dan administrasi bengkel sangat penting agar bengkel dapat berjalan dengan
lancar dan efisien. Dengan mengelola inventaris dan penyimpanan cadangan,
manajemen sumber daya manusia, dan hubungan operator bengkel, pengguna
bengkel dapat memastikan keberhasilan dan fungsionalitas operasi mereka. 
2

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yg dimaksud dengan administrasi bengkel dan laboratorium?


2. Apa yg dimaksud dengan tata kelola bengkel dan laboratorium
3. Bagaimana pelaksanaan administrasi dan tata kelola pada bengkel dan
laboratorium

1.3 Tujuan

1. Memahami administrasi pada bengkel dan laboratorium

2. Memahami pengelolaan pada bengkel dan laboratorium

3. Mengerti tujuan dalam pelaksanaan administrasi tata Kelola bengkel dan


laboratorium
3

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sistem administrasi bengkel dan laboratorium


1. Manajemen dalam arti sempit adalah pengumpulan dan penyimpanan data
dan informasi secara sistematis, yang tujuannya adalah untuk
menghasilkan informasi dan memungkinkan pengambilannya secara
keseluruhan dan dalam hubungannya satu sama lain. Manajemen dalam
arti sempit ini sebenarnya berarti manajemen.
2. Manajemen dalam arti luas adalah kerja sama yang berorientasi pada
sumber daya dari sekelompok orang untuk mencapai tujuan secara efektif
dan efisien. Pengertian manajemen dalam arti yang lebih luas dengan
demikian mencakup unsur-unsur sekelompok orang, kerja sama,
pembagian kerja yang terstruktur, keseragaman pelaksanaan proses,
tujuan yang dicapai dan penggunaan berbagai sumber. Manajemen pada
hakekatnya mencakup semua kegiatan mulai dari pendirian sampai
dengan kepemimpinan suatu kelompok yang tugasnya berbeda-beda
untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen bengkel mengacu pada
seluruh manajemen alat dan bahan praktis yang digunakan di bengkel,
mulai dari konsep hingga penjualan hingga aktivitas yang dapat ditagih
secara administratif. Sedangkan manajemen laboratorium adalah proses
umum penyelenggaraan kelembagaan kegiatan laboratorium berupa
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, meliputi
perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, kepemimpinan dan
pengawasan, untuk mencapai tujuan pengelolaan laboratorium secara
terencana dan berkelanjutan. cara sistematis.
4

2.1.1 Cara Mengelola Administrasi Bengkel dan Laboratorium

1. Pengelola bengkel dan laboratorium IPA harus merencanakan


kebutuhan alat dan bahan
Kebutuhan dalam jangka panjang maupun jangka pendek yang akan
digunakan harus terpenuhi untuk penelitian atau praktik.Perencanaan
kebutuhan alat dan bahan harus didasarkan pada beberapa hal pokok
berikut ini:
a) Daya tampung bengkel dan laboratorium harus disesuaikan
dengan peserta. Jika daya tampung bengkel dan laboraorium
mencapai 50 peserta, berarti jumlah tersebut bisa
dikelompokkan menjadi lima kelompok, dimana per kelompok
diisi oleh 10 peserta. Dengan demikian, perencanaan alat dan
bahan didasarkan pada 5 kelompok.
b) Perencanaan tersebut didasarkan pada jumlah janis alat dan
bahan yang diperlukan.
c) Perencanaan pengadaan alat dan bahan juga harus didasarkan
pada dana yang dimiliki. Jangan sampai pengelola bengkel dan
laboratorium merencanakan pengadaan alat dan bahan seharga
Rp. 30.000.000,00 sementara dana yang dimiliki hanya Rp.
20.000.000,00.
d) Perencanaan pengadaan alat dan bahan juga perlu didasarkan
pada kondisi fisik ruangan. Jika kondisi ruangan masih
memprihatinkan, misalnya ukuran yang sempit, maka jangan
merencanakan pembelian alat yang berukuran besar.
e) Perencanaan pengadaan alat dan bahan juga harus didasarkan
pada jadwal penggunaan bengkel dan laboratorium. Jika
penggunaan laboratorium hanya satu bulan sekali, maka jangan
merencanakan pengadaan alat yang harus digunakan seminggu
sekali.
5

2. Para pengelola bengkel dan laboratorium harus kreatif mencari


cara untuk mendapat alat dan bahan.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan alat dan bahan sesuai dengan
rencana:
a. Beli sendiri dengan uang yang tersedia.
b. Mencari, menerima bantuan atau sumbangan dari pihak lain,
artinya pembelian peralatan tidak harus dibeli sendiri, tetapi
dapat juga diperoleh dengan bantuan pihak lain, seperti
pemerintah, instansi lain yang terkait, sponsor. dan pihak
lain.
c. Membuat alat sendiri. Ada beberapa alat yang bisa Anda
jalankan sendiri. Contohnya meja, lemari, kursi dll.
d. Sewa atau pinjaman dari pihak ketiga jika laboratorium IPA
tidak memiliki dana yang cukup untuk membeli alat tersebut.
Dalam hal ini, pengelola laboratorium IPA seringkali perlu
berkolaborasi untuk memudahkan pencarian mitra dan
implementasi alat dan bahan.

2.1.2 Perangkat Pengadministrasian Alat dan  Bahan


Biasanya, manajemen laboratorium terdiri dari beberapa bagian
yang harus diselesaikan oleh pengelola laboratorium sains. Berikut ini
adalah bentuk saat ini dari komponen-komponen ini:

1. Buku investasi dan kartu investasi


Informasi :
Nomor :
Nomor seri alat dan bahan yang diinventarisasi
Nama alat/bahan :
Nama dagang atau nama resmi alat dan bahan yang dibeli. Syarat
pengisian nama alat dan bahan harus konsisten.
Kode :
6

Kode alat dan bahan yang kita beli. Untuk kodenya bisa mengikuti kode
perusahaan tempat alat dan bahan dibeli atau membuat kode sendiri.

Produsen : nama perusahaan yang membuat alat dan bahan, bukan


dengan nama toko.

a) Kondisi : jumlah barang yang dalam keadaan baik, rusak atau


hilang.
b) Keterangan : informasi tambahan, misalnya kenapa alat tersebut
hilang, dll.
1. Kartu stok
Keterangan:
a) Spesifikasi : Ciri khas utama dari alat atau bahan yang kita
masukkan ke dalam kartu stok.
b) Tanggal : Tanggal pengecekan barang tersebut
c) Keadaan Masuk : Jumlah barang yang masuk atau dibeli untuk
laboratorium
d) Keadaan Keluar : Jumlah barang yang dipakai di dalam
laboratorium
e) Keadaan Persediaan : Jumlah alat/bahan yang disimpan di gudang
atau yang tidak dipakai (hanya sebagai cadangan)
2. Kartu peminjaman alat dan bahan
Keterangan:
a) Praktikum Ke : diisi dengan no. urut praktikum yang dilakukan
dalam satu semester (diisi siswa)
b) Judul Praktikum : diisi dengan judul praktikum yang dilakukan
sesuai LKS (diisi siswa)
c) Kelompok: diisi dengan nama kelompok (diisi siswa)
d) Nama Anggota: diisi dengan nama anggota kelompok (diisi
siswa)
e) Kode : opsional dan diisi oleh laboran
f) Ditandatangai oleh ketua kelompok dan laboran
7

3. Buku catatan harian


Keterangan:
a. No. : diisi dengan no. urut praktikum yang dilakukan dalam satu
semester
b. Hari/Tanggal : diisi dengan hari/tanggal dilaksanakannya
praktikum
c. Judul Praktikum : diisi dengan judul praktikum yang dilakukan
d. Kelas : diisi dengan nama kelas yang melakukan praktikum
e. Jam : diisi dengan jam pelaksanaan praktikum
f. Paraf : diisi dengan paraf laboran
g. Keterangan : diisi dengan keterangan tambahan yang bisa
dicantumkan
4. Kartu resparasi
Keterangan :
a) No. Kartu : diisi dengan no. surat kartu reparasi. Contoh:
001/Lab. Fisika/SMA Rofa Yulia Azhar/IV/2014
b) Jenis Kerusakan : diisi dengan jenis kerusakan yang diperbaiki
c) Komponen : diisi jika memang terdapat penggantian komponen
d) Harga : diisi dengan biaya reparasi dan biaya komponen yang
diganti
e) Keterangan : diisi dengan keterangan tambahan yang bisa
dicantumkan
f) Dilampirkan pula kuitansi perbaikan dan pergantian komponen
g) Ditanda tangani oleh teknisi (atau laboran) dan koordinator lab.
IPA
5. Laporan bulanan
Keterangan:
a) No : diisi dengan no. urut dilaksanakannya praktikum
b) Judul Praktikum : diisi dengan judul praktikum
c) Kelas : diisi dengan kelas yang melaksanakan praktikum
8

d) Demonstrasi atau Praktikum : diisi dengan tanda ceklis


demonstrasi atau praktikum
e) Nama Guru : diisi dengan nama guru mata pelajaran yang
membimbing praktikum
f) Ditandatangani oleh laboran, ketua lab dan kepala sekolah
a) Dilaporkan setiap akhir bulan
6. Daftar alat dan bahan
Keterangan:
a) No : diisi dengan no. urut dilaksanakannya praktikum
b) Judul Praktikum : diisi dengan judul praktikum
c) Nama Alat dan Bahan : diisi dengan nama alat dan bahan untuk
melakukan praktikum
d) Jumlah: diisi dengan jumlah minimal alat dan bahan untuk
jumlah kelompok ideal dalam jangka waktu satu tahun.
Misalnya jumlah kelompok ideal untuk satu kelas adalah 6
kelompok.
e) Keterangan : diisi dengan tambahan informasi yang diperlukan
f) Ditandatangani oleh laboran, ketua lab dan kepala sekolah
g) Dilaporkan setiap awal semester

2.1.3 Tahapan Pengadministrasian Bengkel

1. Perencanaan
Perencanaan ruang kerja merupakan prasyarat penting untuk kerja
praktek di tempat kerja. Perencanaan yang jelas bertujuan untuk
menghindari kesalahan dalam pendataan komoditas, pendataan di
tempat kerja harus dilakukan dalam perencanaan. Selain
perencanaan instalasi, perencanaan instalasi berfungsi untuk
mendukung kemajuan pekerjaan dan berfungsi untuk memperlancar
kerja praktek di bengkel. Setelah analisis kebutuhan, tentukan skala
prioritas. Dengan mengutamakan skala prioritas, maka
kesinambungan latihan tidak boleh mengakibatkan latihan dibatalkan
di tengah jalan karena kekurangan bahan dan peralatan. Desain yang
9

efektif harus memenuhi unsur-unsur berikut :

Apa yang dilakukan dalam desain bengkel mesin ini


tergantung pada fasilitas dan peralatan apa yang dibutuhkan dalam
operasi praktis. Elemen ini merupakan hal terpenting yang harus ada
dalam desain. Seperti yang dilakukan, perancangan peralatan tempat
kerja dilakukan dalam beberapa tahap, pertama kita
mempertimbangkan sejauh mana kebutuhan, tahap kedua kita
menambahkan alat pendukung yang akan digunakan, menyesuaikan
rencana kerja dan anggaran. Namun kelemahan mandor adalah tidak
adanya informasi penunjang dari daftar alat dan perlengkapan, serta
keterbatasan saat melakukan servis mesin menggunakan kartu mesin
yang intensitas penulisannya kurang akurat, sehingga perawatan alat,
tidak ditampilkan berdasarkan jam mesin/alat yang
digunakan. Membuat struktur organisani.

Tujuan penyusunan struktur organisasi ini agar dapat


melaksanakan fungsi dan tugas pokok organisasi secara efisien.
Karena dengan adanya gambaran struktur yang sangat jelas akan
meminimalkan perbedaan pendapat/perpecahan antar anggota dalam
suatu organisasi, juga memudahkan pembagian tanggung jawab.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan pengelolaan peralatan yang ada pada bengkel Teknik
Pemesinan bisa berupa penyiapan bahan dan peminjaman alat yang
ada. Penjadwalan penggunaan ruangan bengkel praktik sangatlah
penting agar kegiatan praktik yang ada di bengkel dapat berjalan
dengan baik. Kepala bengkel bertanggung jawab atas apa yang
terlaksana di area bengkel dibantu oleh toolman.
Penyimpanan peralatan memiliki kebijakan, kebijakan mengenai
penyimpanan peralatan yang ada dibengkel Teknik Pemesinan
dengan disediakan rak almari bersekat lalu dimasukan sesuai dengan
nama peralatan. Toolman dan kepala bengkel bertanggung jawab
10

atas peralatan yang ada di area Teknik Pemesinan mulai dari


peralatan tangan sampai mesin yang dipakai praktik.

Peminjaman alat atau pemakaian memiliki prosedur yang harus


digunakan, prosedur yang digunakan yakni dengan menggunakan
kartu bon barang yang sudag disediakan, dengan adanya kartu bon
barang, pemakaian alat, kondisi, jumlah, keluar dan
dikembalikannya peralatan dapat terkontrol. Pengontrolan peralatan
area bengkel Teknik Pemesinan dilakukan dengan pengecekan
jumlah peralatan sebelum dan selesai praktik, seorang toolman dan
guru dalam proses ini berperan penting.
3. Pengawasan
Pengawasan pelaksanaan di bengkel Teknik Pemesinan yaitu
dengan memastikan peralatan digunakan sesuai fungsinya dan
prosedurnya. Pengawasan berupa penggunaan setiap peralatan,
keselamatan dalam menggunakan mesin, setelah itu dapat dilakukan
evaluasi. Apabila pengawasan tidak dilakukan dengan baik oleh
pihak pengelola bengkel, maka saat mesin yang digunakan untuk
praktik dianggap menjadi biasa yang bisa menyebabkan kecelakaan
kerja.

2.2 Tata Kelola Bengkel dan Laboratorium

Pengelolaan berasal dari kata kelola. Menurut W.J.S. Poerwadarminta


(1976:469) ”Kelola, mengelola (kan): mengurus (perusahaan, pemerintahan);
melakukan (pekerjaan dsb); menyelenggarakan (perayaan dsb). ”Lebih lanjut
lagi, W.J.S. Poerwadarminta (1976:469) mengartikan pengelolaan sebagai
penyelenggaraan. Sedangkan Arikunto (1989) mengemukakan bahwa:
”Pengelolaan sama pengertiannya dengan manajemen yaitu pengurusan”.
Pendapat ini diperkuat oleh Pidarta (1988) bahwa manajemen mengandung
pengertian: mengelola.
11

Berdasarkan dua pendapat tersebut, dapat diartikan bahwa pengelolaan


sama artinya dengan manajemen. Jadi pengelolaan dapat diartikan sebagai
cara untuk mengurus atau melaksanakan sesuatu. Fasilitas kerja harus
dikelola, agar kondisinya selalu siap saat akan digunakan. Hal ini ditegaskan
oleh Risnanto Roesman (1988: 55) ”Pengelolaan bengkel umumnya dan
pengelolaan pengajaran praktik khususnya, untuk mengatur bengkel menjadi
kondusif bagi siswa untuk belajar dan melakukan praktik”.

Pengelolaan fasilitas praktik atau pengelola bengkel memiliki kegiatan-


kegiatan yang harus dilakukan, antara lain adalah :

1. Menyediakan bahan atau alat praktik, yang akan digunakan oleh peserta
didik yang akan melakukan praktik,
2. Menginventarisasi keberadaan bahan praktik, alat dan mesin, meliputi:
a) Kartu stok, warna kartu dibedakan untuk masing-masing jenis
peralatan sesuai dengan pengelompokannya.
b) Buku inventaris, memuat nomor sandi, nama alat, ukuran,
merek/tipe, produsen, asal tahun, jumlah dan, kondisi.
c) Daftar peralatan, memuat kode, nama alat, dan jumlah alat.
d) Label, memuat kode alat, nama alat, jumlah dan kondisi alat. Label
dipasang di tempat penyimpanan alat,
e) Format permintaan alat
3. Mengadakan perawatan dan perbaikan terhadap peralatan dan mesin
praktik.

Pengelolaan fasilitas bengkel bukan hanya menjadi taggung jawab dari


pengelola saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab dari pengguna itu
sendiri, karena pengguna yang paling sering interaksi dengan menggunakan
peralatan dan fasilitas di bengkel itu sendiri.
1. Peran pengguna dalam pengelolaan fasilitas bengkel dapat diwujudkan
dengan cara :
a) Peminjaman peralatan dengan bukti peminjaman,
b) Pemeliharaan peralatan dan mesin dengan membuat laporan kepada
teknisi,
12

c) Perbaikan dan perawatan peralatan dan mesin praktik,


d) Penyimpanan fasilitas praktik sesui dengan tempat dan fungsinya.

2. Sebagai penyelenggara kegiatan praktik di bengkel mempunyai tugas :


a) Melayani keperluan kegiatan praktik instruktur/guru praktik dan
siswa
b) Mengatur keluar/masuk peralatan praktikum
c) Mengatur keluarnya bahan praktik keperluan siswa
d) Memeriksa kondisi alat/mesin yang ada di bengkel
3. Sebagai administrator praktik di bengkel, mempunyai tugas :
a) Membuat laporan penggunaan bahan praktik
b) Membuat laporan penerimaan bahan praktik
c) Membuat laporan penggunaan mesin/alat praktik
d) Membuat laporan kerusakan/perbaikan mesin alat praktik
e) Membuat jadwal kegiatan pembelajaran yang ada di bengkel
f) Membuat jadwal perawatan dan jadwal validasi alat praktik.
4. Sebagai tenaga Maintenance di bengkel, mempunyai tugas :
a) Melakukan inspeksi kondisi mesin/alat yang ada di bengkel
b) Melakukan perawatan preventive terhadap alat/mesin yang ada di
bengkel
c) Mengatur penempatan peralatan-peralatan bantu praktik sesuai
dengan fungsinya
d) Mengatur tata letak mesin
e) Memeriksa/mengganti oli mesin secara periodik
f) Melakukan perbaikan-perbaikan (dari menengah sampai dengan
overhoul) alat/mesin
g) Memeriksa sistim kelistrikan kerja mesin secara berkala.
5. Peran pengelola bengkel agar bengkel praktik di bengkel berjalan
kondusif dan aman, mekiputi :
a) Penataan ruangan
b) Pembuatan dan penempelan tata tertib bengkel
c) Pengaturan almari tempat alat dan bahan praktik
13

d) Penataan ruang instruktur, teknisi, ruang praktikum, preparasi ruang


bahan dan alat
e) Pengaturan pintu pintas/darurat keluar untuk keamanan.

2.2.1 Tiga aspek pengelolaan bengkel dan laboratorium

1. Pengadaan alat dan bahan


Pengadaan alat dan bahan dimulai dari proses perencanaan dimana
dalam proses perencanaan diawali pembuatan analisis kebutuhan alat
dan bahan praktik yang diajukan oleh pengurus bengkel dengan
melihat kebutuhan alat dan bahan akan akan digunakan. Sesuai
dengan Permendiknas no.17 tahun 2007 tentang standar pengelolaan
pendidikan bidang sarana dan prasana : Program pengelolaan sarana
dan prasarana mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana dalam
hal :
a) Merencanakan, memenuhi dan mendaya gunakan sarana dan
prasarana pendidikan;
b) Mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan
prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan;
c) Melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di
sekolah/ madrasah;
d) Menyusun skala prioritas pengembangan fasi-litas pendidikan
sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing
tingkat;
e) Pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan
memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan.

Penelitian Purwanto dan Sukardi (2015), yang menyatakan bahwa


perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
mempunyai kualitas baik akan berdampak baik pada pengelolaan
bengkel. Beberapa kesejajaran dan saling mendukung ditemukan
pada hasil penelitian sebelumnya, antara lain analisis kebutuhan alat
sebelum pembelian alat dan bahan, pemilihan kebutuhan alat,
14

distribusi alat atau distribusi pada masing-masing keterampilan. Oleh


karena itu, perolehan alat dan bahan praktikum di tempat kerja untuk
pelaksanaan praktikum, meskipun secara bertahap, sesuai dengan
analisis kebutuhan dan penyediaan alat oleh pengguna, serta sesuai
pertimbangan skala kepentingan kebutuhan alat dan bahan.
2. Penggunaan alat dan bahan
Perencanaan ruang kerja merupakan prasyarat penting untuk kerja
praktek di tempat kerja. Perencanaan yang jelas bertujuan untuk
menghindari kesalahan dalam pendataan komoditas, pendataan di
tempat kerja harus dilakukan dalam perencanaan. Selain
perencanaan instalasi, perencanaan instalasi berfungsi untuk
mendukung kemajuan pekerjaan dan berfungsi untuk memperlancar
kerja praktek di bengkel. Setelah analisis kebutuhan, tentukan skala
prioritas.
Dengan mengutamakan skala prioritas, maka kesinambungan
latihan tidak boleh mengakibatkan latihan dibatalkan di tengah jalan
karena kekurangan bahan dan peralatan. Desain yang efektif harus
memenuhi unsur-unsur berikut :
Apa yang dilakukan dalam desain bengkel mesin ini tergantung
pada fasilitas dan peralatan apa yang dibutuhkan dalam operasi
praktis. Elemen ini merupakan hal terpenting yang harus ada dalam
desain.
Seperti yang dilakukan, perancangan peralatan tempat kerja
dilakukan dalam beberapa tahap, pertama kita mempertimbangkan
sejauh mana kebutuhan, tahap kedua kita menambahkan alat
pendukung yang akan digunakan, menyesuaikan rencana kerja dan
anggaran. Namun kelemahan mandor adalah tidak adanya informasi
penunjang dari daftar alat dan perlengkapan, serta keterbatasan saat
melakukan servis mesin menggunakan kartu mesin yang intensitas
penulisannya kurang akurat, sehingga perawatan alat . tidak
ditampilkan berdasarkan jam mesin/alat yang digunakan.

Pemeliharaan alat dan bahan


15

Prosedur perawatan alat dilakukan secara berkala, setiap alat


dilengkapi dengan kartu perawatan alat, setiap alat yang digunakan
dan digunakan setelah digunakan dicatat dalam kartu perawatan alat.
Jika alat rusak maka akan dicatat pada kartu pemeliharaan alat,
namun jika alat rusak dan bengkel tidak dapat memperbaikinya maka
akan diserahkan kepada pengelola kawasan prasarana untuk bengkel
eksternal. Pedoman pemeliharaan alat mengasumsikan bahwa alat
digunakan sesuai prosedur sehingga tahan lama. Bahkan jika
pengguna merusak alat sampai mati, itu adalah tanggung jawab
mereka untuk menggantinya untuk mencegah orang lain
menggunakan alat secara sembarangan. 
Pemeliharaan dilakukan secara berkala dengan bantuan alat atau
trainer yang memiliki kartu pemeliharaan, sehingga peralatan yang
digunakan baik yang terisi maupun yang tidak terisi diperiksa
kondisi alatnya serta sebelum dan sesudah kartu pemeliharaan
setelah latihan. Untuk mencapai efisiensi pengelolaan tempat kerja,
sangat penting untuk melakukan kontrol peralatan olahraga yang
menjadi tanggung jawab guru dan bengkel, dengan memeriksa dan
merawat barang, kondisi dan kelengkapan barang.
Pengelolaan laboratorium biasanya dilakukan melalui beberapa
proses, mulai dari akuisisi, pengoperasian dan pemeliharaan, hingga
pemusnahan peralatan/material yang rusak. Dengan pemeliharaan
yang baik, sarana prasarana dapat lebih lama digunakan, dan
pengelolaan sarana dan prasarana bertujuan untuk menciptakan
kondisi yang kondusif, nyaman, dan aman. Proses manajemen
infrastruktur terdiri dari perencanaan, akuisisi, penyimpanan,
persediaan, pemeliharaan, pembuangan dan kontrol. 
Temuan penelitian terdahulu adanya pernyataan yang saling
mendukung dan menguatkan dalam hal pemeliharaan alat
diantaranya adanya kartu kontrol alat, adanya tempat penyimpanan
alat yang sesuai dengan spesifikasinya, perawatan yang rutin dan
berkala sehingga pemeliharaan alat dan bahan di bengkel perlu di
16

laksanakan supaya alat yang digunakan dapat berlangsung lama dan


tidak mudah rusak.

2.2.2 Faktor penghambat pengelolaan


Faktor yang memberatkan pengelolaan bengkel biasanya
keterampilan pembuat perkakas di bengkel dan kurangnya tenaga kerja,
sehingga aktivitas pengelola bengkel di bengkel terbatas, tidak ada
dukungan informasi dari daftar yang diberikan. Alat dan perlengkapan
bengkel, tidak ada informasi pendukung yang meliputi jumlah alat yang
tersedia dan intensitas penggunaan mesin yang tidak dicatat dengan teliti,
penyimpanan alat dan aspek proses perawatan. Dilihat dari proses
perawatan alat, penyebab kerusakan alat adalah kurangnya dana untuk
perawatan alat, kurangnya dana untuk pekerjaan perbaikan alat dan
kurangnya suku cadang jika diperlukan, saat alat rusak, waktu
penggantian suku cadang. Ganti part yang tidak sesuai dengan faktor
pengoperasian dengan part yang tidak memenuhi rekomendasi pabrikan. 

2.3 Fungsi-fungsi Manajemen Penyelenggaraan Laboratorium Pekerjaan


Pengelolaan Laboratorium.

a. Pengelolaan pembelajaran, terdiri dari :


1) Perencanaan prog. pembelajaran praktikum
2) Perencanaan penyusunan jadwal penggunaan lab/bengkel
3) Pengadaan bahan isntstruksional dan pendukungnya
4) Perencanaan penganggaran untuk program pendidikan di lab

b. Pengelolaan tata laksana laboratorium, meliputi :


1) Perencanaan pengembangan dan peremajaan fasilitas lab
2) Pengembangan sistem keamanan penggunaan lab
3) Administrasi perawatan dan pemeliharaan terhadap bahan dan peralatan
praktikum
4) Organisasi personalia pengelolaan lab
17

5) Perencanaan pemanfaatan bersama penggunaan lab


6) Perencanaan lab untuk penggunaan khusus, seperti pelatihan,
pengabdian dan jasa pekerjaan
7) Perencanaan unit cost per siswa.

c. Perencanaan program pembelajaran praktikum Ada dua kegiatan utama


dalam perencanaan program pembelajaran di laboratorium, yaitu:
1) Inventarisasi kegiatan praktikum Ada tiga kegiatan yang dilakukan di
Lab, yakni kegiatan utama dan kegiatan pendukung dan kegiatan
tambahan. Kegiatan utama adalah kegiatan praktik yang terkait dengan
kegiatan belajar mengajar yang ada dalam kurikulum. Kegiatan
pendukung yaitu kegiatan praktik untuk penelitian atau pengabdian oleh
guru. Kegiatan tambahan digunakan untuk pelayanan jasa.
2) Pembobotan kegiatan sesuai dengan jumlah alat , siswa, bahan dan
ruang yang tersedia. Bobot kegiatan praktik ditentukan terutama oleh
besarnya jam dari mata pelajaran praktik terkait. Keterbatasan alat
praktik dan ruang diatasi 56 dengan cara memecah kelas menjadi 2, 3
atau 4 kelompok kecil atau penambahan jam lewat jam kerja. Prosedur
pembototan dan penjadwalan kegiatan praktikum :
a) Menghitung kapasitas peralatan dan ruang yang tersedia
b) Memasangkan dua atau tiga mata pelajaran praktik yang berbobot
medekati sama dalam satu semester
c) Memecah kelompok kelas menjadi kelompok kecil praktik yang
seimbang
d) Mengalokasikan waktu praktik sesuai jam kurikuler
e) Memutar kelompok praktik mata pelajaran pasangan pada blok
tengah semester.
18

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bengkel adalah suatu tempat untuk melakukan perawatan dan
perbaikan pada kendaraan oleh seorang mekanik. Sedangkan laboratorium
adalah tempat untuk melakukan penelitian ataupun pelatihan bagi
seseorang yang sedang melakukan uji coba. Pelaksanaan kegiatan pada
bengkel dan laboratorium harus memenuhi memenuhi administrasi yang
ada sehingga kegiatan dapat tertata dengan rapi. Tata kelola juga sangat
berpengaruh pada pelaksanaan di bengkel dan laboratoruim. Peletakan
barang-barang yang tepat, dapat memudahkan kita untuk bekerja dengan
efeksif dan efisien.

3.2 SARAN

Menurut saya, system administrasi dan tata Kelola bengkel sangat


penting untuk manajemen bengkel dan agar lebih terencana dan terstruktur
dengan baik.
19

DAFTAR PUSTAKA

Richard Decaprio, Tips Mengelola Laboratorium Sekolah, (Jogjakarta: Diva


Press, 2013), hlm. 146-150

Suyanta, Manajemen Operasional Laboratorium, (Yogyakarta: UNY,


2010), hlm. 4-5

Mohammad Fatkhur Rokhman. (2012). Pengaruh Kelayakan Bengkel Dan


Prestasi Mata Pelajaran Intalasi Terhadap Kesiapan Kerja Sebagai
Instalatir Listrik Siswa SMK Negeri 3 Yogyakarta. Skripsi

Health and Safety Executive. (2009). The Health and Safety (Safety Signs and
Signals) Regulation 1996.United Kingdom.

http://sulistyok.blogspot.com/2010/12/pengelolaan-dan-penataan-
laboratorium.html

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131872515/pendidikan/
Bab+II+Keg+Pembelajaran++3.pdf
20

LAMPIRAN

Contoh laboratorium bengkel


21
22

Anda mungkin juga menyukai