Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk adalah industri yang berjalan di bidang

pembuatan sepatu dimana ketika ada suatu proses produksi dalam suatu perusahaan

maka dibutuhkan gudang untuk menyimpan bahan-bahan guna kelancaran suatu

produksi pada perusahaan sebagaimana pengertian gudang sendiri, Menurut

Martono (2018:34) gudang adalah tempat penyimpanan sementara dan

pengambilan inventori untuk mendukung kegiatan operasi bagi proses operasi

berikutnya, atau ke lokasi distribusi, atau kepada konsumen akhir. Gudang bahan

baku adalah suatu pondasi untuk dilakukannya suatu produksi karena dengan

adanya gudang, bahan baku yang akan digunakan untuk produksi dapat tetap rapi,

tertata dan terjaga kualitasnya, Seperti menurut Bapak Nana bahwa gudang bahan

baku bukan hanya sebagai tempat untuk penyimpanan suatu material, tetapi juga

sebagai tempat menjaga kualitas material yang masuk kedalam produksi. PT.

Primarindo Asia Infrastructure, Tbk menerapkan inspection 100% untuk Quality

Control pada departemen gudang bahan baku. Hal ini ditujukan agar bahan baku

yang nantinya akan di produksi dapat memiliki kualitas yang baik.

Namun dalam suatu kegiatan adanya masalah atau hambatan sudah biasa

terjadi, begitupun dengan kegiatan gudang bahan baku di PT. Primarindo Asia

Infrastructure, Tbk, hambatan yang sering terjadi dalam kegiatan gudang bahan

baku yaitu terkait dengan sumber daya yang terbatas, mesin dan waktu contohnya

yaitu, Pada perusahaa ketika melakukan aktivitas put away dan picking hanya

1
menggunakan satu mesin yaitu hand pallet meskipun barang yang di taruh memiliki

jangkauan yang tinggi, hal ini dapat membuat kecelakaan yang fatal karena harus

menyimpan atau mengambil material ke tempat yang tinggi harus dengan manual,

karena hand pallet yang dimiliki perusahaan hanya membantu dalam kemudahan

memindahkan saja tidak dalam penyimpanan pada tempat yang tinggi. Seharusnya

ketika akan melakukan penyimpanan atau pengambilan material, menggunakan

mesin yang mendukung contohnya gunakan forklift untuk menyimpan barang yang

memiliki jangkauan tinggi, seperti menurut Akhmad (2013:148-149) ada Berbagai

macam peralatan atau mesin penanganan bahan material dan faktor-faktor yang

perlu dipertimbangkan dalam pemilihan diantara berbagai tipe peralatan atau mesin

tersebut.

Selain adanya hambatan atau perbedaan dengan teori berupa penggunaan

peralatan pada gudang PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk diatas departemen

gudang bahan baku juga menerapkan 100% inspection dalam kegiatannya di

gudang, hal ini memiliki ketidaksesuaian dengan teori yang lazimnya di gunakan

untuk kegiatan gudang, dimana biasanya pada kegiatan pergudangan hanya berupa

receiving, put away, storage, picking dan shipping. Namun pada perusahaan

menambahkan satu aktivitas lagi yaitu Quality control.

Melihat adanya masalah dan pentingnya gudang bahan baku dalam suatu

perusahaan khususnya PT. Primarindo Asia Infrastructure,Tbk maka dari itu dalam

praktik kerja lapangan ini penulis ingin lebih mendalami pengetahuan mengenai

pergudangan khususnya gudang bahan baku di PT. Primarindo Asia

Infrastructure,Tbk Maka dari itu dipilihlah judul mengenai “Tinjauan Prosedur

Kegiatan gudang bahan baku di PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk”

2
1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapangan memiliki maksud untuk mencari

data dan informasi yang relevan mengenai objek penelitian, sebagai bahan untuk

manyusun laporan praktik kerja lapangan guna memenuhi salah satu syarat untuk

mengikuti ujian akhir pada Program Studi Manajemen STIE EKUITAS.

1. Menerapkan dan mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh

mahasiswa dari perkuliahan baik secara pendidikan formal maupun ilmu

yang didapat secara informal.

2. Memahami konsep-konsep non-akademis dan non-teknis di dunia kerja

nyata, yang nanti nya akan dihadapi oleh mahasiswa.

3. Memberikan wawasan dan juga kesempatan bagi mahasiswa tentang dunia

kerja yang digunakan sebagai bekal sebelum memasuki lapangan pekerjaan.

4. Untuk memenuhi persyaratan akademis dalam menempuh program S1

Manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) EKUITAS Bandung.

Dan memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui Prosedur kegiatan gudang bahan baku di PT. Primarindo Asia

Infrastructure, Tbk.

2. Mengetahui hambatan atas prosedur kegiatan pergudangan di PT.

Primarindo Asia Infrastructure, Tbk.

3. Mengetahui solusi dari hambatan atas prosedur kegiatan pergudangan di PT.

Primarindo Asia Infrastructure, Tbk.

3
1.3 Kegunaan Praktik Kerja Lapangan

Dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan ini, terdapat beberapa manfaat yang

bisa diperoleh, diantaranya:

1. Kegunaan Teoritis

Laporan praktik kerja lapangan ini berkaitan dengan mata kuliah

Manajemen Operasional sesuai dengan konsentrasi yang diambil oleh

penulis, maka diharapkan dengan dibuatnya laporan ini dapat menambah

dan memperdalam pengetahuan mengenai teori yang penulis ambil.

2. Kegunaan Praktis

Laporan ini berfokus pada kegiatan pergudangan di PT. Primarindo Asia

Infrastructure, Tbk sehingga diharapkan laporan ini dapat sebagai bahan

pertimbangan bagi perusahaan untuk meninjau kembali kegiatan gudang

bahan baku yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan perusahaan

menjadi lebih efektif, efisien, dan dapat memberikan keuntungan bagi

perusahaan.

3. Manfaat Bagi Mahasiswa

a. Mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja

sebeneranya.

b. Mendapatkan ilmu yang berguna yang tidak didapatkan di dalam

perkuliahan.

c. Meningkatkan dan menerapkan disiplin ilmu yang telah dipelajari di

perkuliahan yang diaplikasikan pada perusahaan tempat berlangsungnya

praktik kerja lapangan.

4
4. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi

a. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal lebih

dalam mengenai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

b. Menjadi sarana evaluasi mahasiswa tentang hasil belajar mahasiswa di

perkuliahan.

1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan oleh penulis pada PT. Primarindo Asia

Infrastructure, Tbk yang berlokasi di Jalan Raya Ranca Bolang No.98 Gedebage,

Bandung, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan praktik kerja lapangan terhitung mulai

tanggal 2 Juli 2018 sampai dengan 3 Agustus 2018. Adapun hari kerja penulis

selama melaksanakan praktik kerja lapangan di PT. Primarindo Asia Infrastructure,

Tbk yaitu pada hari Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB

sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu libur.

Gambar 1.1 Lokasi PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk

Sumber: Google Maps

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen

Pengertian Manajemen menurut Irjayanti & Azis (2016:7) mendefinisikan

bahwa seni manajemen meliputi kemampuan untuk melihat totalitas dari bagian

yang terpisah–pisah serta kemampuan untuk menciptakan gambaran tentang suatu

visi, Sedangkan teori yang dikemukakan oleh Abdullah (2014:2) manajemen itu

adalah keseluruhan aktivitas yang berkenaan dengan melaksanakan pekerjaan

organisasi melalui fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan dengan

bantuan sumber daya organisasi (man, money, material, machine dan method)

secara efesien dan efektif.

Selain itu manajemen juga diartikan sebagai seni dalam proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian penggunaan sumber daya untuk

mencapai tujuan atau sasaran kinerja (Sumarsan 2013:2).

Berdasarkan pengertian manajemen dari berbagai ahli diatas tersebut dapat

disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu seni yang mampu mengatur proses

perencanaan (planning), kepemimpinan (leadership), pengorganisasian

(organizing) dan pengendalian (controling) dalam mencapai tujuan yang telah

ditentukan dengan pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya.

6
2.2 Manajemen Operasi

Dalam melaksanakan produksi suatu perusahaan, diperlukan suatu manajemen

yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya pengaturan dan

pengkoordinasian penggunaan sumber daya dari kegiatan produksi yang dikenal

sebagai manajemen operasional. Menurut Akhmad (2018:12) Manajemen Operasi

adalah serangkaian kegiatan dalam memproduksi barang dan jasa melalui proses

perubahan dari masukan menjadi keluaran. Sedangkan Stevenson dan Chuong

mendefinisikan (2014:6) bahwa manajemen operasi merupakan manajemen dari

bagian operasi yang bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa.

Pengertian yang lebih rincinya di kemukakan oleh Heizer & Render (2015:3)

Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam

bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan (input) menjadi hasil (output).

Aktivitas menciptakan barang dan jasa ada di semua organisasi.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulan bahwa Manajemen

Operasi merupakan serangkaian aktivitas yang akan menghasilkan nilai yang berupa

barang dan jasa dengan adanya perubahan dari input menjadi output dalam suatu

proses aktivitas.

Dikemukakan oleh Heizer & Render (2015:6) manajemen operasi atau sering

dinamakan dengan manajemen produksi memuat sepuluh keputusan. Di antara

kesepuluh komponen keputusan tersebut adalah:

1. Desain barang dan jasa

Menjelaskan apa yang diperlukan dari kegiatan operasi pada masing-masing

keputusan manajemen operasi. Misalkan, desain produk biasanya

menentukan batas bawah dari biaya dan batas atas dari kualitas.

7
2. Pengelolaan kualitas

Menentukan ekspektasi kualitas dari pelanggan dan membuat kebijakan

serta prosedur untuk mengidentifikasikan dan mencapai kualitas tersebut.

3. Desain proses dan kapasitas

Menentukan seberapa baik barang dan jasa dihasilkan dan menjalankan

manajemen terhadap teknologi, kualitas, SDM dan investasi modal yang

spesifik yang menentukan struktur biaya dasar perusahaan.

4. Pemilihan lokasi

Mentukan dimana lokasi perusahaan akan beroperasi dengan penilaian

terkait kedekatan dengan pelanggan dan pemasok sementara

mempertimbangkan mengenai biaya, dan aturan pemerintah.

5. Perancangan tata letak

Menentukan tata letak fasilItas kerja yang dapat menunjang dan

memperlancar proses kerja.

6. Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan

Menentukan bagaimana cara untuk merekrut, memotivasi dan

mempertahankan personel dengan bakat dan kemampuan yang dibutuhkan.

7. Manajemen rantai pasokan

Menentukan bagaimana mengintegrasikan rantai pasokan kedalam strategi

perusahaan termasuk keputusan-keputusan yang menentukan apa yang

dibeli, dari siapa dan dengan persyaratan apa.

8. Persediaan

Menetukan keputusan pemesanan dan penyediaan persediaan dengan

mempertimbangkan kapabilitas pemasok dan jadwal produksi.

8
9. Penjadwalan

Menentukan dan menerapkan jadwal jangka waktu menengah dan pendek

yang secara efektif dan efisien baik karyawan maupun fasilitas, sementara

memenuhi permintaan pelanggan.

10. Pemeliharaan

Menentukan siapa yang dapat bertanggung jawab dalam melakukan

pemiliharan agar kualitas tetap terjaga.

2.3 Gudang

Menurut Martono (2018:34) gudang adalah tempat penyimpanan sementara dan

pengambilan inventori untuk mendukung kegiatan operasi bagi proses operasi

berikutnya, atau ke lokasi distribusi, atau kepada konsumen akhir. Adapun

pengertian gudang yang dikemukakan situs Logistic Operational Guide

(dlca.logcluster.org, diakses 13 Oktober 2018) yaitu suatu ruangan yang

direncanakan untuk penyimpanan dan penanganan barang. Sedangkan menurut

Kusuma, dkk. (2017) gudang adalah tempat yang digunakan untuk mengatur

penyimpanan dan pengeluaran barang.

Berdasarkan beberapa pengertian gudang diatas penulis menyimpukan bahwa

gudang adalah sesuatu yang memang di rencanakan sebagai tempat untuk

menyimpanan material yang mendukung guna berjalanya suatu produksi pada suatu

perusahaan.

9
2.3.1 Fungsi Gudang

Tujuan adanya gudang yaitu sebagai tempat penyimpanan suatu barang. Dimana

fungsi dari pergudangan sendiri secara umum adalah untuk memaksimalkan

pelayanan terhadap konsumen maupun produksi sehingga dapat memperoleh

barang yang diinginkan secara cepat dan dalam kondisi yang baik. Sehingga,

Menurut Martono (2018:36) gudang memiliki fungsi sebagai berikut.

1. Memfasilitasi pergerakan inventori sejak kedatanganya (inbound) sampai

pengiriman dengan transportasi meninggalkan perusahaan atau departemen

(outbound) menuju lokasi berikutnya

2. Mengurangi biaya transportasi melalui proses break-bulk (memecah),

menggabung, dan cross-docking.

3. Memfasilitasi proses pengiriman barang yang andal dan efisien kepada

konsumen, dan menyediakan keamanan bagi penanganan inventori itu

sendiri.

Sedangkan fungsi gudang menurut situs Supply Chain Indonesia

(www.supplychainindonesia.com, Diunduh 12 Oktober 2018) gudang memiliki 5

fungsi yaitu :

1. Gudang sebagai Terminal Konsolidasi

Gudang sebagai terminal konsolidasi (consolidation) berfungsi sebagai

tempat untuk mengumpulkan barang yang berasal dari beberapa lokasi asal

(misalnya pabrik) untuk disalurkan ke lokasi tujuan (misalnya retailer).

2. Gudang sebagai Pusat Distribusi

Gudang sebagai pusat distribusi (distribution center) digunakan sebagai

tempat pengumpulan dan penyimpanan barang atau produk sementara

10
waktu dari suatu lokasi (misalnya pabrik), untuk selanjutnya dikirimkan ke

beberapa lokasi tujuan ketika dibutuhkan.

3. Gudang sebagai Tempat Break Bulk Operation

Gudang sebagai tempat break-bulk operation berfungsi sebagai tempat

untuk memecah barang atau produk yang dikirim dalam volume besar

menjadi beberapa bagian dengan masing-masing bervolume lebih kecil. Hal

ini dilakukan karena pengiriman dari tempat asal (misalnya pabrik) dalam

volume besar, misalnya untuk alasan efisiensi biaya pengiriman.

4. Gudang sebagai Tempat In-Transit Mixing

Gudang sebagai tempat in-transit mixing berfungsi sebagai tempat untuk

mencampur (mengkombinasikan) barang atau produk yang dikirim dari

beberapa tempat asal (misalnya pabrik) yang menghasilkan produk yang

berbeda-beda ke beberapa pelanggan dengan kebutuhan barang atau produk

dengan kombinasi yang berbeda-beda

5. Gudang sebagai Tempat Cross Dock Operation

Gudang dapat digunakan sebagai tempat untuk melakukan cross dock

operation, yaitu tempat untuk melakukan penerimaan barang dari lokasi

asal (misalnya pabrik) dan langsung dilakukan pengiriman barang tersebut

ke lokasi tujuan selanjutnya (misalnya retailer).

Kesimpulan yang penulis dapat dari paparan fungsi gudang menurut para ahli

yaitu gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan, berkumpulnya suatu barang

dan untuk memantau pergerakan barang yang akan di distribusikan.

11
2.3.2 Jenis Gudang

Jenis gudang menurut Martono (2018:40-41) terbagi menjadi tiga berdasarkan

perannya, yaitu :

1. Gudang Umum

Gudang tempat menyimpan barang pada periode yang panjang. Tujuanya

adalah untuk menjaga kondisi barang tetap baik sampai saat barang

digunakan. Relatif ada sedikit kegiatan penanganan dan perpindahan barang

di dalam gudang sebelum material dikirim oleh bagian transportasi.

2. Gudang Distribusi

Gudang yang menerima barang dalam jenis atau jumlah yang beragam (bisa

dari sumber yang beragam), kemudian menyimpan barang-barang tersebut,

dan menyortir barang sesuai permintaan konsumen yang beragam.

3. Bonded Warehouse

Gudang ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan inventori dimana

pembayaran pajaknya dilakukan ketika barang dikonsumsi (dikeluarkan

dari gudang) .

Sedangkan Menurut situs Supply Chain Indonesia (supplychainindonesia.com,

diunduh 12 Oktober 2018) berdasarkan kepemilikanya gudang di kelompokan

menjadi dua yaitu :

1. Gudang Pribadi

Jenis gudang ini dimiliki dan dioperasikan oleh pemasok dan reseller untuk

digunakan dalam kegiatan distribusi mereka sendiri. Sebagai contoh,

jaringan ritel besar menyediakan gudang untuk toko mereka atau grosir

12
mengoperasikan sebuah gudang di mana menerima dan mendistribusikan

produk.

2. Gudang Publik (Umum)

Gudang umum pada dasarnya adalah ruang yang dapat disewakan untuk

mengatasi kebutuhan distribusi dalam jangka pendek. Pengecer yang

memiliki gudang sendiri mereka sendiri terkadang mencari ruang

penyimpanan tambahan jika kapasitas gudang mereka tidak mencukupi atau

jika mereka melakukan pembelian produk dalam jumlah besar dengan

alasan tertentu.

Sedangkan menurut situs Logistic Operational Guide (dlca.logcluster.org,

diakses 13 Oktober 2018) jenis gudang terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Gudang Komersial: gedung sewaan digunakan untuk bisnis.

2. Gudang Pemerintah: seperti di pelabuhan atau pelabuhan. Ini biasa terjadi


dalam situasi darurat.

3. Gudang Transit: untuk penyimpanan sementara barang yang ditujukan


untuk lokasi yang berbeda dan membutuhkan penyimpanan untuk waktu

yang sangat singkat.

4. Gudang Berikat: untuk penyimpanan barang-barang yang belum dibayar


dan terutama barang-barang yang akan dikirim ke negara lain.

5. Gudang Penyimpanan Terbuka: tidak ideal untuk produk yang mudah rusak
tetapi dalam keadaan darurat, terkadang satu-satunya alternatif.

6. Gudang yang dimiliki dan dikelola oleh organisasi.

7. Gudang Pra-fabrikasi di mana tidak ada struktur permanen yang tersedia.


Ini adalah praktik umum dalam keadaan darurat.

13
2.3.3 Kegiatan Pergudangan

Gudang adalah tempat penyimpanan suatu barang atau material yang nantinya

akan diproduksi ataupun di distribusikan, Menurut Martono (2018:43-48) dalam

buku yang berjudul “Manajemen Logistik” menjelaskan bahwa adanya aktivitas-

aktivitas di dalam gudang yaitu :

1. Receiving (Penerimaan)

Kegiatanya terdiri atas penurunan barang dari kendaraan pengirim,

penerimaan barang, dan pembukaan bungkus material, pemeriksaan

kesesuaian material dengan daftar pengiriman barang (packing list),

pemeriksaan kualitas barang dan kesesuaian fisik barang yang diterima

dengan daftar penerimaan barang, penentuan kualitas barang (apakah di

terima, ditolak, atau diterima dengan syarat), dan penanganan barang untuk

disimpan di gudang.

Faktor penting yang dipertimbangkan dalam proses penerimaan barang :

 Inventori : dibutuhkan proses penerimaan yang berbeda untuk barang

yang berbeda, dalam hal jumlah, ukuran, bentuk, sifat fisik maupu

kimiawi, waktu, dan frekuensi.

 Peralatan dan fasilitas : sebagai alat bantu untuk mempermudah dan

mempercepat penerimaan barang.

 Manusia : dibutuhkan tenaga kerja yang berpengalaman dalam

penerimaan barang dan penggunaan alat bantu dan peralatan, misalnya

surat izin mengendarai forklift.

14
2. Put away

Ini adalah kegiatan pengiriman barang dari lokasi receiving ke lokasi

penempatan inventori. Kegiatan ini bisa dilakukan manual dengan tangan

manusia sendiri atau dengan bantuan alat, misalkan forklift. Pemilihan alat

yang digunakan berdasarkan ukuran dari inventori.

a) Direct put-away, yaitu barang yang diterima langsung dikirim ke lokasi

penyimpanan.

b) Directed put-away, sistem informasi akan memberi arahan lokasi

penyimpanan (lorong yang mana, rak nomer berapa) dan penyimpanan

dilakukan oleh operator.

3. Storage (Penyimpanan)

Tujuan dari penyimpanan inventori adalah untuk menjamin

a) Kecukupan kapasitas dan efesiensi pemakaian tempat penyimpanan;

b) Pasokan kebutuhan material untuk pemakai;

c) Kerapian dan perawatan tempat dan alat penyimpanan;

d) Keselamatan orang dan lingkungan di sekitar tempat penyimpanan

Storage bisa dibagi berdasarkan fungsi area di dalam gudang, misalnya

gudang bahan mentah, gudang barang jadi, gudang dengan perlakuan

khusus terhadap suhu, sifat atau area berdasarkan pemasok, dimensi atau

harga.

4. Picking (Pengambilan)

Kegiatan picking ini mencakup :

a) Penerimaan dan pemrosesan pemesanan;

b) Pencarian lokasi penempatan barang;

15
c) Pengambilan barang yang dipesan, pengecekan kondisi fisik dan

jumlah barang, sampai penyerahan barang kepada bagian pengiriman.

Dalam proses picking Perusahaan memiliki beberapa aturan dalam

pengambilan material yaitu aturan FIFO (First In First Out), order by order,

pencatatan status barang yang diambil, dan aturan lainya. Perlu diperhatikan

bahwa separuh kegiatan digudang adalah picking dan travelling. Karena

itu, kegiatan picking menjadi hal utama untuk diefisiensikan, berikut

beberapa hal yang dilakukan guna mengefisiensikan proses picking :

a) Memperbaiki tata lokasi tempat penyimpanan, misalnya dikelompokan

berdasarkan nama dan lokasi.

b) Memperbaiki prosedur pengambilan barang dan pembagian tugas

operator.

c) Menggunakan alat bantu yang lebih baik untuk penyimpanan dan

penanganan material .

d) Menggunakan teknologi informasi untuk mempercepat pencarian

barang dan administrasi.

5. Shipping (Pengepakan, Pengemasan)

Kegiatan ini mencakup pengepakan barang setelah diambil pada proses

picking, penyerahan barang kepada kendaraan pengangkut, konsolidasi

pengiriman dengan barang-barang lain yang akan dikirim ke tujuan.

Tujuan pengemasan :

a) Melindungi barang

b) Memudahkan proses penanganan

c) Menyesuaikan dengan alat penanganan berikutnya.

16
Setelah dikemas, barang dikirim oleh bagian transportasi. Kegiatan

pengeluaran dan pengiriman material meliputi:

a) Pemindahan barang dari tempat penyimpanan ke tempat pengemasan;

b) Pengecekan jumlah, tipe, dan kondisi barang;

c) Pemuatan barang;

d) Pengumpulan barang yang dibutuhkan sesuai permintaan.

Sedangkan menurut situs Microsoft (docs.microsoft.com, Diakses 13 Oktober

2018) Aktivitas dalam gudang menyangkut beberapa hal berupa :

1. Receiving

Melakukan penerimaan barang di gudang, dalam proses ini cukup mencatat

tanda terima pada dokumen bisnis terkait, seperti pesanan pembelian,

pesanan pengembalian penjualan, atau pesanan transfer. Setelah mencatat

pegawai juga harus mengambil dokumen terkait penerimaan dan kemudian

harus mengisi jumlah barang yang telah diterima dan membuat kwitansi.

2. Cross Dock

Aktivitas cross dock yaitu pengiriman atau pemindahan material yang

dilakukan oleh pemasok menggunakan truk kepada truk yang berada di

gudang yang siap untuk mengirimkan barangnya ke konsumen tujuan, tanpa

dilakukan penyimpanan material di dalam gudang terlebih dahulu.

3. Peletakan

Aktivitas selanjutnya pada gudang yaitu meletakan material setelah material

diterima. Peletakan dilakukan dengan cara yang berbeda tergantung pada

bagaimana fitur manajemen gudang yang digunakan.

17
4. Pemindahan

Aktivitas gudang Pemindahan material di dalam gudang dilakukan dengan

cara yang berbeda tergantung pada bagaimana fitur manajemen gudang

yang digunakan. Sementara di satu lokasi gudang, barang-barang mungkin

perlu dipindahkan untuk mendukung kegiatan gudang harian yang terlibat,

atau dalam menjaga barang-barang yang mengalir melalui gudang.

5. Pemilihan

aktivitas gudang dalam pemilihan material sebelum dikirim atau

dikonsumsi dilakukan dengan cara yang berbeda, tergantung pada

bagaimana fitur manajemen gudang dikonfigurasi. Salah satunya yaitu

menggunakan penanganan order by order dalam satu atau beberapa

aktivitas saja atau dengan menggunakan metode FIFO LIFO.

6. Pengiriman

Dalam kegiatan gudang ketika melakukan pengiriman barang ke tempat

tujuan baik konsumen atau proses produksi, pada proses ini cukup mencatat

pengiriman pada dokumen bisnis terkait, seperti pesanan penjualan, pesanan

layanan, pesanan pengembalian pembelian, atau pesanan keluar.

Singkatnya aktivitas gudang menurut situs Supply Chain Indonesia

(www.supplychainindonesia.com, Diunduh 12 Oktober 2018) mencakup

penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman barang atau bahan dari suatu tempat ke

tempat berikutnya.

18
Dari paparan beberapa ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa aktivitas atau

kegiatan di pergudangan meliputi penerimaan, penanganan, penyimpanan,

pengambilan dan pengiriman barang baik kepada konsumen maupun departemen

lain untuk diproduksi kembali.

2.3.4 Penanganan Material Gudang (Material Handling)

Setiap perusahaan akan terlibat dalam masalah penanganan bahan. Bahan-

bahan harus dipindahkan, diangkut ke gudang penyimpanan bahan baku. Dari

gudang bahan baku dipindahkan ke bagian produksi pertama yang selanjutnya

dipindahkan ke tempat-tempat penyimpanan sementara, dan ke gudang

penyimpanan barang jadi dan akhirnya dimasukan kedalam truk untuk dikirimkan

kepada pelanggan atau distributor. Selama dalam pabrik material sering sekali

diambil, dipindahkan dan diletakkan. Maka dari itu menurut Akhmad (2013:148-

149) ada berbagai macam peralatan atau mesin dalam penanganan bahan dan

faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan diantara berbagai tipe

peralatan atau mesin tersebut.

1. Conveyors

Kelompok pertama peralatan penanganan bahan adalah conveyor. Suatu

conveyor adalah peralatan yang dapat memindahkan material dengan arah

horisontal maupun vertikal antara dua tempat tetap. Tipe-tipe peralatan lain

yang dimasukan dalam kategori ini adalah eskalator dan elevator. Ciri

pertama conveyor adalah bahwa peralatan ini memberikan rute pemindahan

yang tetap. Ciri kedua bahwa conveyor memanfaatkan ruangan secara terus

menerus.

19
2. Fork Truck

Kategori kedua peralatan penanganan bahan meliputi truk- truk industri dan

peralatan sejenis lainnya seperti mobil. kendaraan ini beberapa di antaranya

digerakkan dengan tenaga tangan, minyak atau listrik dan mempunyai

kegiatan pengangkut bahan dengan arah horisontal. Berbeda dengan

konveyor, truk dan kendaraan sejenisnya merupakan variabel-part

eguipment, karena dapat bergerak dari suatu lokasi ke setiap lokasi lain

sepanjang permukaan jalan yang tersedia memungkinkan dan tidak

dirintangi.

3. Derek dan Kerekan

Jenis peralatan penanganan bahan ketiga terdiri dari berbagai jenis derek

dan kerekan. Peralatan ini bila dalam lokasi tertentu mampu memindahkan

bahan secara vertikal dalam ruangan yang panjang, lebar dan ketinggian

terbatas. Berbagai jenis peralatan ini dapat dipindahkan dari suatu lokasi ke

lokasi lain bila dinaikkan dalam truk atau kendaraan besar lainnya.

Selain ketiga alat diatas menurut situs Supply Chain Indonesia

(supplychainindonesia.com, diunduh 12 Oktober 2018) masih ada beberapa alat

lain guna memberi kemudahan dalam kegiatan gudang, seperti :

1. Lifting Scissors

Merupakan alat angkut yang difungsikan untuk menjangkau ketinggian

yang sulit dijangkau secara manual. Dioperasikan secara full electric

bersistem hydraulic dengan standard keamanan tinggi pada setiap rencana

kerjanya memungkinkan untuk operator dapat dengan mudah

20
menyelesaikan kegiatan operasional di atas ketinggian, seperti instalasi kaca

gedung, pembenahan atap, renovasi, dan lain lain.

2. Hand Pallet

Merupakan peralatan material handling yang berfungsi dalam pemindahan

barang-barang yang lebih mudah, efisien, dan hemat waktu. Hand pallet

berupa truk kecil dengan 4 roda kecil, 1 buah kemudi bagian belakang, dan

2 “garpu” yang digunakan untuk mengangkut barang. Dengan adanya roda

tersebut mengurangi beban ketika mendorong hand pallet

tersebut. Penggunaan hand pallet memang sangat penting pada aktivitas-

aktivitas yang memiliki hubungan erat dengan bahan yang memiliki bobot

cukup berat, terutama pada sistem pekerjaan industri. Sangat merepotkan

apabila seseorang harus mengangkut bahan baku yang beratnya hingga

mencapai puluhan bahkan ratusan kilogram.

3. Hand Stacker

Difungsikan dalam kegiatan operasional suatu perusahaan sebagai alat

untuk memindahkan dan pengangkatan beban, baik memindahkan dari truk

atau menata diatas rak-rak dengan ketinggian yang sulit dijangkau agar lebih

mudah, efisien dan hemat waktu dengan sistem kerja hidrolik. Hand Stacker

dapat berfungsi dengan baik apabila digunakan ditempat yang halus, hand

Stacker juga memiliki beberapa jenis roda yang disesuaikan dengan tempat

kegiatan pengangkutan.

4. Forklift

Forklift merupakan kendaraan yang difungsikan sebagai alat angkut dalam

pemindahan barang berkapasitas besar baik indoor maupun outdoor,

21
termasuk dalam kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan, pabrik,

gudang, ekspedisi, supermarket, dan lain lain. Dioperasikan secara elektrik

untuk dapat menaikturunkan beban serta bermanuver dengan jarak yang

cukup jauh. Kapasitas forklift secara umum berkisar antara 1 ton sampai 10

ton dengan daya angkat masing-masing unitnya mampu menjangkau hingga

ketinggian 3 meter hingga 6 meter.

Melihat dari penanganan material menurut para peneliti maka penulis

menyimpulkan bahwa ada berbagai faktor perlu dipertimbangkan dalam pemilihan

tipe penanganan bahan yang akan digunakan dan setiap tipe yang diperlukan.

2.4 Prosedur

2.4.1 Pengertian Prosedur

Menurut Ardiyose (2013:734) menyatakan bahwa prosedur adalah suatu bagian

system yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang

dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu

kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara

beragam. Sedangkan menurut Mulyadi (2013:5) prosedur adalah suatu urutan

kegiatan klerikal, yaitu tulis menulis, menggandakan, menghitung,

membandingkan antara sumber data dengan data pendukung kedua belah pihak

yang terlibat, yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau

lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam yang meliputi:

transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Adapun menurut Tambunan (2013:84) mendefinisikan prosedur sebagai

pedoman yang berisi prosedur operasional yang ada didalam suatu organisasi yang

22
digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta

penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang didalam

organisasi yang merupakan anggota organisasi berjalan efektif dan efisien,

konsisten, standar dan sistematis.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas mengenai prosedur, maka

penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa prosedur adalah suatu urutan atau

langkah-langkah dalam memproses data atau urutan kegiatan yang melibatkan

beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin

penanganan secara seragam terhadap suatu transaksi perusahaan yang terjadi

berulang-ulang.

2.4.2 Karakteristik Prosedur

Menurut Mulyadi (2013:6) dibawah ini merupakan beberapa karakteristik

prosedur, diantaranya:

1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi. Dengan adanya

prosedur, suatu organisasi dapat mencapai tujuannya karena melibatkan

beberapa orang dalam melakukan kegiatan operasional organisasinya dan

menggunakan suatu penanganan segala kegiatan yang dilakukan oleh

organisasi. Hal ini akan mempengaruhi kinerja organisasi dalam mencapai

tujuan organisasi. Semakin baik prosedur itu dijalankan, semakin

menunjang pula prosedur itu dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut.

2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan-pengawasan yang baik

dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin Pengawasan atas

kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik karena kegiatan tersebut

23
berjalan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Selain itu, biaya

yang digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut dapat diatur seminimal

mungkin karena kegiatan yang dilakukan sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan.

3. Prosedur menunjukkan urutan-urutan yang logis dan sederhana Dalam suatu

prosedur yang dilaksanakan oleh suatu organisasi dalam menjalankan segala

kegiatannya, biasanya prosedur tersebut menunjukkan rangkaian kegiatan

yang harus dilaksanakan dan rangkaian tindakan tersebut dilakukan secara

seragam. Maksudnya, adalah prosedur terdiri dari daftar urutan yang tertata

tahap demi tahap dan mudah dimengerti untuk penggunaan prosedur

tersebut

4. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab.

Penetapan keputusan yang dibuat oleh pimpinan organisasi merupakan

keputusan yang harus dilaksanakan oleh para bawahannya untuk

menjalankan prosedur kegiatan yang sudah ada. Selain itu, keputusan atas

orang-orang yang terlibat dalam menjalankan prosedur tersebut,

memberikan suatu tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh para

pelaksana tersebut sesuai dengan tugasnya masing-masing. Maksudnya

adalah dalam prosedur sudah dapat pembagian tanggungjawab dari fungsi-

fungsi terkait dengan peneteapan keputusan.

5. Prosedur menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan apabila

prosedur yang sudah ditetapkan oleh suatu organisasi dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku maka hambatan yang akan dihadapi oleh

pelaksana kecil kemungkinan akan terjadi. Hal ini menyebabkan ketepatan

24
waktu dalam pelaksanaan kegiatan sehingga tujuan organisasi yang ingin

dicapai oleh organisasi dapat terlaksana dengan cepat. Maksudnya adalah

dengan penggunaan prosedur semua kegiatan yang termasuk kedalam

bagian prosedur dalam pencapaian tujuan organisasi lebih efektif dan efisien

dan meminimalisir hambatan-hambatan yang dapat memperlambat

pencapaian tujuan organisasi.

25
BAB III

GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Profil Perusahaan

PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk dididrikan pada tanggal 1 Juli 1988

dengan nama PT. Bintang Kharisma dengan, Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) dan bergerak dalam bidang industri alas kaki khususnya sepatu-sepatu

jenis sport dan casual ke pasar lokal, PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk

merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi sepatu olahraga dan

pabriknya berpusat di Bandung dan Kantor pusatnya berada pada Gedung Dana

Pensiun Bank Mandiri Lt. 3A yang beralamat di jalan Tanjungkarang No. 3-4A,

Jakarta Pusat. Pada tahun 1997 perusahaan mengganti nama menjadi PT.

Primarindo Asia Infrastructure, Tbk sebelum direncanakan diverifikasi dapat

direalisasikan, kondisi ekonomi di Indonesia mulai meburuk sehingga perusahaan

memutuskan untuk menunda rencana tersebut.

Pada tahu 2001, perusahaan memproduksi hanya satu branded buyer yaitu

merek REEBOK. Pada bulan April 2002, perusahaan menerima pemberitahuan

dari REEBOK bahwa pesanan sepatu hanya sampai bulan Juli 2002, sehingga bulan

selanjutnya perusahaan tidak lagi memproduksi sepatu merek REEBOK.

Selama ini produksi PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk didasarkan atas

pesanan dari pelanggan yang berasal dari luar negeri. Dengan demikian hampir

seluruh sepatu olahraga hasil perusahaan adalah untuk ekspor dan harus memenuhi

standar mutu yang telah ditetapkan oleh pembeli dengan desain yang dibuat

perusahaan atau pelanggan yang merupakan pemegang merek terkemuka.

26
PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk telah dipercaya memproduksi merek

terkenal seperti Oskhos B’Gosh, Cheasepekas, Body Glove, US Atheletic, PUMA

dan AVIA. Pada tahun 1996 dari dua buyer besar, yaitu REEBOK dan FILA. Pada

tahun 2000 dalam pengembangan pasar domestik perusahaan telah memproduksi

sepatu merek TOMKINS.

Sampai sekarang PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk masih berjalan dan

memproduksi alas kaki dengan merek lokal atau merek sendiri yaitu “TOMKINS”,

nama TOMKINS sendiri adalah singkatan daripada “Tetap Optimis Menghadapi

Krisis Industri Nasional Sepatu” yang berati adalah doa dan menjadi dorongan

motivasi untuk perusahaan agar sepatu TOMKINS dapat bersaing dengan sepatu

merek lokal lainya, yang menjadi alasan merek TOMKINS ini keluar karena pada

saat itu perusahaan sedang mengalami krisis karena buyer yang mempercayakan

produknya kepada PT. Primarindo Asia Infrastructure pergi meninggalkan

perusahaan.

Adapun jam kerja pada PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk yaitu untuk

bagian manajemen perusahaan yaitu pukul 07.30 WIB sampai 16.30 WIB dengan

jam istirahat 12.00 WIB sampai 13.00 WIB untuk hari senin sampai kamis,

sedangkan untuk hari jumat yaitu pukul 07.30 WIB sampai 17.00 WIB dengan jam

istirahat pukul 11.30 WIB sampai 13.00 WIB, untuk bagian pabrikasi adanya jam

tambahan khusus yaitu hari sabtu mulai pukul 07.30 WIB sampai 16.30 WIB.

Dengan jumlah karyawan 812 orang yang terdiri dari 638 tenaga kerja tetap dan

174 tenaga kerja kontrak.

27
3.2 Logo Perusahaan

Gambar 3.1 Logo PT.Primarindo Asia Infrastructure, Tbk


Sumber: https://www.primarindo.co.id/index.html

3.3 Visi dan Misi

Visi merupakan tujuan masa depan sebuah instansi, organisasi, atau perusahaan.

Visi juga adalah pikiran-pikiran yang ada di dalam benak para pendiri. Pikiran-

pikiran tersebut adalah gambaran tentang masa depan yang ingin dicapai. Adapun

visi PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk yaitu “Menjadi pemimpin dalam

industri sepatu di Indonesia”.

Misi merupakan tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mencapai visi

tersebut. Adapun misi PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk yaitu :

1. Mempunyai proses produksi yang paling efisien.

2. Menghasilkan produk berkualitas tinggi untuk memenuhi kepuasan

pelanggan.

3. Menjadi mitra usaha terpercaya dalam menghadapi tantangan saat ini dan

dimasa depan.

4. Mempunyai sepatu merek sendiri yang menjadi merek nomor satu di pasar

dalam negeri.

28
3.4 Departemen Gudang bahan baku

Departemen gudang bahan baku atau gudang bahan mentah adalah tempat

penyimpanan bahan baku atau bahan mentah yang akan dipergunakan untuk proses

produksi dalam pabrik oleh perusahaan. Banyaknya jumlah gudang bahan baku

dalam masing-masing pabrik akan dipengaruhi oleh dua hal, yang pertama adalah

banyaknya jenis bahan baku yang gunakan oleh perusahaan untuk keperluan proses

produksinya, yang kedua adalah apakah masing-masing bahan baku dapat disimpan

secara bersama-sama didalam gudang atau tidak, Pada PT. Primarindo Asia

Infrastructure, Tbk gudang bahan baku terbagi menjadi tiga, yaitu :

a) Gudang bahan baku

Gudang bahan baku yaitu gudang yang menerima dan menyimpan material

dari pemasok berupa material inti seperti material untuk upper (mesh, kulit,

sintetik) bottom (selain rubber), aksesoris kecil, busa, dan lainya

b) Gudang bahan baku EVA

Gudang EVA hanya dikhususkan untuk menyimpan satu material yaitu

material yang berbahan dasar EVA.

c) Gudang bahan baku chemical

Gudang chemical yaitu gudang yang menyatu dengan departemen rubber

dimana gudang ini hanya menyimpan material -material yang berhubungan

dengan chemical (Lem) dan material yang berhubungan dengan proses

produksi di bagian rubber yaitu karet, karet yang di pakai TOMKINS disini

yaitu berupa bahan setengah jadi.

Banyak sedikitnya jumlah bahan baku yang akan disimpan di dalam gudang

perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat penggunaan bahan baku

29
untuk proses produksi, jumlah persediaan (safety stock) yang dipergunakan

perusahaan, besarnya jumlah pembelian yang paling ekonomis, dana yang

disediakan oleh perusahaan untuk investasi di dalam bahan baku, serta

kebijaksanaan persediaan bahan yang dipergunakan di dalam perusahaan.

DIREKSI

SEKERTARIS

Divisi SDM dan


Divisi Produksi Divisi Ekpor Impor Divisi Keuangann Departemen PPIC Divisi Purchasing
Umum

Kepala Departemen
Gudang Bahan
Baku

Kepala Seksi Kepala Seksi


STAF Penerimaan STAF Aksesoris
Material Quality Control

STAF Quality
STAF Material 1
STAF Pengeluaran Control

STAF Material 2

Gambar 3.2 Struktur organisasi PT. Primarindo Asia Infrastructure

Sumber : Dokumen PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk.

Berikut ini adalah tanggung jawab dari beberapa jabatan yang terdapat pada

struktur organisasi gudang bahan baku di PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk:

1. Direksi

a. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan

risalah rapat direksi.

b. Membuat laporan tahunan dan dokumen keuangan Perusahaan.

c. Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan Perusahaan.

30
2. Sekretaris

Tugas sekertaris yaitu menerima order, intruksi dari Direksi untuk

diberitahukan ke semua divisi.

3. Divisi Produksi

a. Mengawasi pelaksanaan proses produksi, dari awal bahan baku sampai

bahan jadi.

b. Menjaga dan mengawasi kalancaran dan keseimbangan proses

produksi.

c. Menjaga dan mengawasi agar mutu bahan baku dalam proses dan mutu

barang jadi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

4. Kepala Departemen Gudang bahan baku

Mengkoordinasikan, mengolah dan memeriksa himpunan informasi di

departemen gudang bahan baku dan laporan yang akan diajukan kepada

atasan.

5. Staf Penerimaan

Melakukan penerimaan atas material aksesoris, labeling dan packing dari

pemasok.

6. Staf Pengeluaran

Melakukan pengeluaran proses bahan baku, packing assembly, inner box

dan karton EVA.

7. Staf Aksesoris

Pengeluaran aksesoris berupa alat tulis kantor, spare part alat bantu,

Labeling Assembly.

31
8. Kepala Seksi Material

Bertanggung jawab dalam proses material bahan baku kulit, synthetic,

textile, reinforce, EVA dan laminating.

9. Staf Material 1

Bagian penerimaan dan pengelolaan bahan baku chemical adhesive.

10. Staf Material 2

Bertanggung jawab dalam bagian pengeluaran data material bahan baku

chemical adhesive, proses laminating dan HRD.

11. Kepala Seksi Quality Control

Bertanggung jawab atas berjalanya seluruh kegiatan yang berkaitan dengan

Quality Control di gudang bahan baku.

12. Staf Quality Control

Membantu Kepala seksi Quality Control dalam melakukan kegiatanya.

32
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

4.1 Hasil Praktik Kerja Lapangan

4.1.1 Prosedur Kegiatan Pergudangan PT. Primarindo Asia Infrastructure,

Tbk

Berdasarkan kegiatan praktik kerja lapangan yang dilakukan penulis di

departemen gudang bahan baku PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk mengenai

kegiatan pergudangan terdapat beberapa aktivitas didalamnya, diantaranya sebagai

berikut :

1. Receiving

Aktivitas pertama pada gudang bahan baku di PT. Primarindo Asia

Infrastructure, Tbk yaitu penerimaan material dari pemasok ke departemen

gudang bahan baku dengan menunjukan surat jalan yang telah di buat ke

bagian pengecekan surat jalan (bagian penerimaan barang). Hal ini guna

melihat keselarasan antara surat jalan dengan barang yang di pesan dan yang

di bawa oleh truk tersebut. Bila adanya kekeliruan atas barang yang dibawa

seperti warna ataupun jumlah maka barang tersebut tidak di terima terlebih

dahulu, karena bagian penerimaan barang akan langsung

menginformasikanya ke bagian departemen purchasing.

Ada 2 opsi ketika adanya kekeliruan barang yaitu :

1. Mengubah daftar pemesanan material dan disimpan di inventori untuk

produksi yang akan datang.

2. Material yang tidak sesuai akan di kembalikan lagi kepada pemasok.

33
Bila surat jalan tersebut telah selaras dengan apa yang di pesan oleh

perusahaan maka bagian penerimaan akan membuat surat BTB (Bukti

Terima Barang).

2. Put away

Setelah melakukan pengecekan surat jalan dan dan pembuatan BTB (Bukti

Terima Barang), lalu barang di turunkan oleh 3 sampai 4 orang yang berada

di departemen gudang bahan baku. Tempat penurunan barang sementara

tebagi menjadi dua yaitu untuk barang yang akan dilakukan pengecekan di

Quality control seperti material bahan baku kulit, upper, Eva dan outsole dan

barang yang tidak melewati Quality control seperti tissue dan inner box.

3. QC (Quality control)

Aktivitas yang ketiga yaitu Quality control, PT. Primarindo Asia

Infrastructure melakukan Quality control di seluruh departemen termasuk

gudang bahan baku, hal ini guna menjaga kualitas sepatu TOMKINS agar

tetap dapat memberikan yang terbaik bagi para konsumen, terdapat dua

proses Quality control pada PT. Primarindo Asia Infrastructure, yaitu sebagai

berikut :

1. QC Fisik

Untuk pengecekan langsung di lakukan di gudang dengan menggunakan

100% inspection yang artinya dilakukan pengecekan secara menyeluruh

tanpa menggunakan sampel, pengecekan fisik ini di lakukan oleh 4

sampai 5 orang, pada bagian pengecekan fisik material di kelompokan

menjadi beberapa kelompok (jikalau adanya perbedaan antara material

yang sama).

34
2. QC Laboratoruim

Sedangkan untuk pengecekan laboratorium, pengecekan dilakukan

dengan mengambil potongan dari tiap-tiap material yang datang atau

dengan kata lain menggunakan metode sampel yang nantinya akan

dibawa ke laboratorium khusus untuk dilakukan pengecekan berupa :

a) Elongation (standar material )

b) Flexibility (kelenturan bahan)

c) Water absortion (daerah resap air terhadap daerah tersebut)

d) Yellowing (ketahanan terhadap cahaya matahari)

e) Color fotness (kelenturan)

f) Bonding test : kekuatan lem upper ke out sole,terdiri dari upper ke

outsole (minimal 3,5 kg) dan upper ke midsole (minimal 2,5 kg)

g) Untuk menegetes kekuatan atau kerekatan lem ini setiap harinya

perusahaan selalu menyobek 2 sepatu yaitu pada jam 10 pagi dan

jam 3 sore.

Material yang telah dilakukan pengecekan berupa fisik dan laboratorium

akan diberi label warna hijau yang bertuliskan “pass” untuk barang yang

lolos pengecekan dan untuk label warna merah yang bertuliskan “reject”

untuk material yang tidak lolos pengecekan baik fisik maupun

laboratorium, seperti pada gambar berikut :

35
Gambar 4.1 Detail Pemakaian Color

Sumber : Dokumen PT. Primarindo Asia Infrastructure

4. Storage

Aktivitas keempat setelah dilakukanya Quality control baik fisik maupun

laboratorium dan telah di nyatakan lolos maka material akan dikirim atau

simpan di dalam inventori. Pada kegiatan storage para pegawai menggunakan

mesin atau peralatan pembantu yaitu berupa satu buah hand pallet.

Sementara untuk material yang tidak lolos Quality control baik fisik ataupun

laboratorium akan disimpan terpisah dan nantinya akan di kembalikan kepada

pemasok melalui departemen purchasing untuk ditindak lebih lanjut.

5. Picking dan Shipping

Aktivitas terakhir di dalam gudang bahan baku yaitu pengambilan dan

pengiriman ke departemen lain, pada gudang bahan baku perusahaan dalam

pengambilan material tidak berdasarkan FIFO LIFO tapi menggunakan order

by order, sedangkan pada gudang chemical menggunkan sistem FIFO LIFO

karena material di dalamnya mempunyai batas expired, yang kemudian

barang tersebut akan di kirimkan kepada departemen lain atas permintaan dari

tiap-tiap kebutuhan yang berada di departemenya melalui tiap kepala divisi

(sesuai permintaan). Adapun departemen lainya seperti : Cutting, Assembly,

Sewing, Laminating, Rubber dan Sablon, barang akan dikirim sesuai apa yang

di butuhkan oleh departemen tersebut yang di ajukan dalam surat pengeluaran

36
yang berada di gudang bahan baku atau saling memberikan informasi kepada

gudang bahan baku tentang material apa saja yang dibutuhkan.

RECEIVING

PUT AWAY

QC INFORMASI KE MATERIAL KEMBALI


Fisik PUCHASING KE SUPPLIER

QC
Laborat
orium

STORAGE

PICKING & SHIPPING

Gambar 4.2 Flow Chart Gudang Bahan Baku

Sumber : Data Diolah (2018)

37
4.1.2 Hambatan dan Solusi Prosedur Kegiatan Pergudangan PT. Primarindo

Asia Infrastructure, Tbk

Hambatan yang terjadi pada aktivitas gudang bahan baku saat penulis

melakukan praktik kerja lapangan yaitu hambatan karena keterbatasan mesin

penanganan material yang membuat aktivitas pergudangan menjadi terhambat, dan

dari segi sumber daya manusia yang kurang dalam melakukan pengecekan material

(Quality control).

a. Keterbatasan mesin atau peralatan

Keterbatasan yang dimaksud disini hanya terdapat satu buah alat yang dapat

digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas pergudangan yaitu

hand pallet. Dimana hand pallet berfungsi untuk membantu mempermudah

pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainya, dalam hal ini hand

pallet tidak bisa membantu dalam penyimpanan material dalam jangkauan

yang tinggi sedangkan pada perusahaan tetap memaksakan sehingga

menggunakan manual dengan tangan. Hal ini dapat menyebabkan

kecelakaan yang fatal. Selain itu dengan hanya adanya satu hand pallet ini

membuat pergerakan aktivitas pergudangan baik dalam segi pemindahan,

pengambilan maupun penyimpanan terhambat karena harus menunggu alat

tersebut secara bergantian.

b. Sumber daya manusia yang kurang

Dalam melakukan pengecekan material sangat dibutuhkan sumber daya

yang seimbang dalam penangananya sehingga dapat tercapainya

keefektifan dalam melakukan pekejaan, namun pada perusahaan ketika

penulis melakukan praktik kerja lapangan, sumber daya manusia yang

38
melakukan aktivitas pengecekan dengan material yang harus di cek sangat

tidak seimbang, hal ini merupakan hambatan yang serius karena dengan

ketidak seimbangan antara jumlah pekerja dengan jumlah material yang

harus di cek dapat menyebabkan keterlambatan pengerjaan sehingga

melewati batas yang telah ditentukan.

Solusi yang penulis dapatkan saat melakukan praktik kerja lapangan terkait

hambatan keterbatasan mesin dan kurangnya sumber daya manusia, yaitu :

a. Penggunaan forklift (khususnya dalam gudang bahan baku) dalam

melakukan pemindahan, penyimpanan dan pengambilan barang yang

memiliki jangkauan tinggi hal ini guna meminimalisir terjadinya potensi

kecelakaan pada saat bekerja serta agar dapat mempercepat aktivitas yang

berjalan pada gudang tersebut.

b. Melakukan identifikasi, evaluasi, dan juga perencanaan ulang terhadap

kebutuhan SDM yang akan menempati jabatan tertentu dalam perusahaan

sesuai dengan standar kebutuhan khususnya pada aktivitas Quality control

di departemen gudang bahan baku.

4.2 Pembahasan Praktik Kerja Lapangan

4.2.1 Pembahasan Penerapan Teori Dibandingkan dengan Pelaksanaan

Pada teori aktivitas pergudangan yang dikemukakan oleh menurut Martono

(2018:43-48) mengatakan bahwa dalam aktivitas pergudangan yaitu meliputi

penerimaan barang, penanganan, penyimpanan barang, pengambilan dan

pengiriman barang ke tempat tujuan berupa konsumen maupun departemen lainya

untuk di produksi. Akan tetapi pada kenyataanya saat penulis melakukan praktik

39
kerja lapangan pada PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk, akivitas dalam

pergudangan tidak hanya meliputi tentang penerimaan, penanganan material,

penyimpanan, pertukaran informasi, pengambilan maupun pengiriman barang saja,

namun pada PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk gudang menambahkan

aktivitas lainya yaitu melakukan Quality control atau pengecekan fisik dan

labratorium agar material yang akan dikirim kepada tujuan baik konsumen maupun

proses produksi dapat terjaga kualitasnya. Seperti yang di katakan oleh Bapak Nana

selaku Kepala bagian gudang bahan baku yaitu :

“Gudang bahan baku bukan hanya tempat untuk menyimpan barang saja namun
juga bisa digunakan sebagai tempat untuk melakukan pengecekan material
agar material yang akan di produksi dapat lebih terjamin kualitasnya”.

Kesimpulan yang penulis dapat yaitu bahwa gudang bahan baku di PT.

Primarindo Asia Infrasructure, Tbk sudah sesuai teori aktivitas gudang bahan baku

bahkan dapat dikatakan lebih baik daripada teori karena dalam pelaksanaan

aktivitasnya, gudang bahan baku pada PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk

menambahkan Quality control untuk memastikan material yang akan di produksi

memiliki kualitas yang baik.

4.2.2 Pembahasan Hambatan dan Solusi, Dikaitkan dengan Teori dan

Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan hambatan yang di temukan yaitu

keterbatasan mesin dan kurangnya sumber daya manusia dalam melakukan

aktivitas pengecekan material .

a. Hambatan yang terjadi pada saat penulis melakukan praktik kerja lapangan

di PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk yaitu keterbatasan ketersediaan

mesin atau peralatan yang menunjang kemudahan kegiatan pergudangan

40
dalam hal put away dan pemindahan material ke dalam inventori, dimana

dalam kegiatanya hanya memakai peralatan hand pallet baik untuk

memindahkan material ke inventori yang memiliki jangkauan rendah

ataupun tinggi, seharunya menurut teori yang di kemukakan oleh Akhmad

(2013:148-149) penggunaan berbagai macam peralatan atau mesin dalam

penanganan bahan material untuk membantu memudahkan dalam aktivitas,

memiliki hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan diantara

berbagai tipe peralatan atau mesin tersebut. Seperti ketika akan menyimpan

ataupun mengambil material yang memiliki jangkauan tinggi harus

menggunakan forklift karena dari hasil pertimbangan beberapa faktor

memang forklift cocok untuk melakukan kegiatan tersebut.

b. Kurangnya jumlah SDM yang melakukan pengecekan pada departemen

Quality control, dimana hal ini menyebabkan tingkat kecepatan dalam

penyelesaian tugas atau pekerjaan semakin lama. Adanya

ketidakseimbangan antara jumlah SDM yang dimiliki oleh perusahaan

dengan tugas atau pekerjaan yang di bebankan. Beban kerja yang berlebih

(overload) dengan tidak ada kesesuaian jumlah SDM dapat mengakibatkan

terjadinya inefesiensi kerja dan menyebabkan SDM mengalami kelelahan

fisik serta psikologis sehingga produktivitas menurun. Sedangkan beban

pekerjaan yang terlalu rendah (underload) membuat perusahaan harus

mengalokasikan biaya berlebih untuk gaji SDM dengan tingkat

produktivitas yang sama. Hal ini menyebabkan terjadinya inefesiensi biaya

(Ajitia, 2017).

41
Adapun solusi untuk hambatan-hambatan diatas dan padukan dengan teori yang

ada yaitu sebagai berikut :

a. Dari teori yang di kemukakan dalam situs Supply Chain Indonesia

(supplychainindonesia.com, diunduh 12 Oktober 2018) dapat dilihat bahwa

dalam melakukan penanganan material dibutuhkan pemilihan jenis, metode,

teknologi yang sesuai dengan kebutuhan operasional, dan jenis material

secara tepat. Hal ini guna meningkatkan kinerja logistik perusahaan, maka

dari itu untuk perusahaan diharap dapat menyediakan alat bantu forklift

untuk dapat memperlancar kegiatan penyimpanan material yang melmiliki

jangkauan yang tinggi.

b. Solusi yang di sarankan oleh penulis kepada perusahaan khususnya kepala

bagian atau supervisor yaitu melakukan perencanaan ulang tenaga kerja

(manpower planning) sebagai perencanaan sumber daya manusia sehingga

dapat menempatkan sejumlah orang yang tepat, di tempat yang tepat, waktu

yang tepat, melakukan hal yang benar untuk pencapaian tujuan organisasi

seperti menurut Ajitia (2017) disebutkan bahwa ketidakseimbangan beban

antar setiap unit kerja akan mengakibatkan penurunan produktivitas kerja

diakibatkan rasa cemburu antar SDM atas beban kerja yang diterima,

sehingga perusahaan harus membuat perencanaan ulang terhadap

manpower planning agar pembagian antara beban kerja dan SDM dapat

seimbang.

42
4.3 Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Penulis melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan selama 25 Hari Kerja

yang dimulai pada tanggal 02 Juli - 03 Agustus 2018 di PT. Primarindo Asia

Infrastructure, Tbk Bandung, yang bertempat di Jl. Raya Ranca Bolang No. 98

Gedebage Bandung, Jawa Barat. Kegiatan dimulai dari pukul 08.00 hingga 16.00

dengan hari kerja Senin sampai Jumat. Dalam pelaksanaanya, penulis ditempatkan

di bagian departemen gudang bahan baku. Ada beberapa kegiatan dalam

departemen gudang bahan baku, yaitu :

1. Receiving

2. Put away

3. Quality control

4. Storage

5. Picking dan Shipping

Masing-masing bagian memiliki tugas yang berbeda namun saling berhubungan

untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu untuk dikirimkan kepada bagian produksi

dengan material yang kualitasnya baik. Penulis membantu untuk melaksanakan

tugasnya sehari-hari selama praktik kerja lapangan ini. Penulis diajarkan dari mulai

kegiatan pertama yaitu saat penerimaan material sampai dengan pengambilan dan

pengiriman material ke departemen lainya.

43
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Aktivitas yang terdapat pada departemen gudang bahan baku PT. Primarindo

Asia Infrastructure, Tbk yaitu meliputi kegiatan penerimaan (receiving) yang di

lanjutkan dengan pengambilan (put away) dengan dua opsi yaitu bahan yang di

lakukan pengecekan (Quality control) terlebih dahulu dan bahan yang langsung di

simpan pada inventori (storage). Setelah itu bahan yang telah dilakukan

pengecekan di simpan di inventori (storage), ketika adanya permintaan bahan dari

departemen lain maka gudang bahan baku melakukan aktivitas berupa picking dan

shipping.

Hambatan yang ada pada aktivitas gudang bahan baku pada saat penulis

melakukan praktik kerja lapangan yaitu keterbatasan mesin serta kurangnya sumber

daya manusia pada kegiatan Quality control

Solusi yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan yaitu melakukan Manpower

planning (MPP) dengan meninjau atau mengidentifikasi ulang perencanaan sumber

daya manusia pada departemen gudang khususnya pada bagian Quality control agar

dapat menyeimbangkan antara jumlah SDM dan beban pada setiap pekerjaan. Serta

solusi untuk keterbatasan mesin yaitu menggunakan mesin forklift untuk

penanganan bahan dengan jangkauan yang tinggi. Karena dengan menggunakan

mesin forklift kegiatan gudang akan lebih efektif dan dapat mengurangi potensi

terjadinya kecelakaan kerja.

44
5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis mengajukan saran

sebagai masukan yang dapat menjadi pertimbangan perusahaan untuk mengatasi

permasalahan perusahaan tersebut:

1. Untuk dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi aktivitas di

pergudangan khususnya gudang bahan baku PT. Primarindo Asia

Infrastructure,Tbk, perusahaan sebaiknya menyediakan atau memperbaiki

mesin forklift untuk menunjang aktivitas sehingga dalam menjalankan

pekerjaanya bisa lebih cepat dan aman.

2. Sebaiknya komunikasi yang dilakukan antara Human Resources

Department (HRD) pada PT. Primarindo Asia Infrastructure,Tbk dengan

departemen yang lainya khususnya gudang bahan baku lebih di tingkatkan

kembali guna dapat menyusun rencana kebutuhan tenaga kerja tahunan

(kebutuhan SDM selama setahun yang akan datang) dengan tepat. Sehingga

pada aktivitasnya khususnya dalam gudang tidak lagi terjadi kekurangan

SDM yang dapat menghambat proses produksi.

45

Anda mungkin juga menyukai