Anda di halaman 1dari 5

A.

LATAR BELAKANG
Wal-Mart adalah salah satu perusahaan retail terbesar di dunia. Wal-Mart
bergerak di industri perdagangan (merchandising), dan telah beroperasi selama 50
tahun. Fokus perusahaan ini yang membedakannya dengan perusahaan lainnya, yaitu
dengan menjual barang berkualitas dengan harga yang lebih murah. Sebagai retailer,
lokasi toko Wal-Mart mudah dijangkau oleh konsumen. Karena lokasi dan harganya
yang terjangkau, Wal-Mart dapat memperoleh pangsa pasar yang besar.
Model bisnis yang diterapkan oleh Wal-Mart mencakup pembelian persediaan
dari vendor, lalu didistribusikan melalui pusat distribusi ke seluruh tokonya. Setelah itu,
konsumen dapat secara langsung mendatangi toko terdekat untuk membeli produknya.
Jika persediaan mulai menipis, setiap toko dapat mengirimkan informasi elektronik
secara real-time sehingga mempercepat proses pengisian kembali persediaan.
Walaupun Wal-Mart merupakan konsumen utama produk manufaktur, namun
perusahaan memastikan untuk tidak terlalu bergantung pada satu vendor. Untuk
mengintegrasikan banyaknya informasi dari berbagai vendor tersebut, Wal-Mart
menggunakan teknologi yang canggih. Perusahaan memiliki jaringan komunikasi via
satelit pribadi untuk menyebarluaskan informasi di antara toko-tokonya, pusat distribusi
dan pemasoknya.
Setiap toko Wal-Mart dievaluasi berdasarkan kemampuannya dalam
menghasilkan keuntungan, dan data dari ribuan toko tersebut dikumpulkan dalam suatu
sistem berbasis real-time untuk mempermudah manajemennya. Sistem manajemen
Wal-Mart dinilai telah cukup baik dan sangat efisien, karena selain berfokus pada
pengendalian proses bisnis, perusahaan juga memperhatikan kepentingan karyawannya.
Karyawan mendapatkan insentif tambahan, bonus, promosi, kenaikan gaji berdasarkan
performa, dan penghargaan lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa strategi Wal-Mart? Apa dasar yang digunakan Wal-Mart untuk menciptakan
keunggulan bersaingnya?
2. Bagaimana sistem pengendalian Wal-Mart untuk membantu pelaksanaan strategi
perusahaan?

C. PEMBAHASAN
1. Strategi Wal-Mart
Perusahaan dapat mengembangkan strateginya dengan mencocokkan
kompetensi intinya dengan SWOT perusahaan di industri. Kompetensi inti Wal-Mart
terletak pada kemajuan teknologi, pemasaran, dan distribusi yang dimilikinya.
Kekuatan Wal-Mart terletak pada keefektifan dan keefisienan proses bisnis yang
dimilikinya, serta didukung dengan infrastruktur yang canggih. Wal-Mart memiliki
peluang untuk menjadi retailer terbesar dengan kompetensi inti tersebut.
Wal-Mart memiliki beberapa strategi agar dapat tetap mempertahankan harga
yang murah dengan kualitas yang baik, serta mempertahankan ketersediaan barang
sehingga kebutuhan konsumen tetap terpenuhi walaupun toko-toko Wal-Mart berada
di daerah-daerah yang jauh dari pusat kota.
Kebijakan Wal-Mart untuk tidak bergantung hanya pada satu vendor saja
ditunjukkan dengan ketentuan tidak ada vendor yang menyuplai produk lebih dari 4%
dari total volume penjualan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko terkait dengan
hubungan dengan masing-masing vendor. Karena bila terjadi sesuatu, tidak akan
berimbas terlalu banyak pada perusahaan jika dibandingkan dengan ketika bergantung
dengan satu atau dua vendor saja.
Perusahaan juga membujuk supplier lainnya untuk tersambung dan beradaptasi
dengan jaringan komunikasinya sehingga mereka memiliki informasi terkait
persediaan Wal-Mart dengan sistem berbasis real-time. Teknologi ini pun
memungkinkan perusahaan untuk cepat tanggap dalam menangani jumlah persediaan
selain dari pada keberadaan RFID yang dikembangkan oleh Wal-Mart untuk
meningkatkan pengawasan dan efisiensi manajemen atas persediaan.
Wal-Mart juga telah menerapkan “Saturation Strategy”. Walaupun setiap
tokonya berlokasi sangat jauh satu sama lain, namun akan selalu berada dalam
jangkauan perjalanan satu hari dari pusat distribusi. Setiap pusat distribusi beroperasi
selama 24 jam setiap hari dengan menggunakan conveyor belt dan teknik cross-
docking. Keefisienan ini menyebabkan persentase biaya distribusi atas penjualan Wal-
Mart hanya 1.3% dibandingkan dengan 3.5% milik kompetitor terdekatnya.
Strategi Wal-Mart lainnya adalah kepemilikannya atas 6,100 truk trailer dan
mempekerjakan 7,600 supir truk untuk investasinya dalam bidang transportasi. Ketika
kompetitornya outsource transportasi untuk pendistribusian produknya, Wal-Mart
memiliki perusahaan transportasinya sendiri untuk menunjang sistem jaringan satelit
komunikasinya. Maka pada saat truk datang untuk mengambil barang, barang telah
tersedia tanpa ada biaya penyimpanan sehingga Wal-Mart menghemat biaya
persediaannya.
Sebagai salah satu bentuk dalam manajemen sumber daya manusia, Wal-Mart
menawarkan tambahan penghasilan kepada para karyawannya dengan memberikan
sebesar persentase tertentu dari upah setiap karyawan yang berhak atas tambahan
penghasilan, yang dapat diambil oleh para karyawan ketika mereka meninggalkan
perusahaan baik berupa uang atau pun saham Wal-Mart. Maka tindakan yang diambil
oleh Wal-Mart juga untuk mengutamakan kesejahteraan karyawan.

2. Keunggulan kompetitif
Five forces model mempengaruhi keunggulan kompetitif yang perlu
ditonjolkan oleh Wal-Mart. Wal-Mart perlu menghadapi tantangan dari berbagai
pihak yang dapat memiliki kekuatan untuk mempengaruhi tindakannya.
Wal-Mart memiliki beberapa value yang memungkinkan memiliki
keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pesaing lainnya. Wal-Mart memiliki
keunggulan dalam strategi pemasaran dengan harga yang murah dan terjangkau
namun kualitasnya tetap bagus. Keunggulan kompetitif ini dicapai Wal-Mart atas
keberhasilannya melakukan cost minimization, yaitu dengan menerapkan strategi
saturation untuk mengurangi biaya distribusi dan sistem pengendalian people greeter
untuk mengurangi kerugian dari pencurian yang dilakukan customer.
Wal-Mart berusaha untuk membangun hubungan agar menjadi lebih dekat
dengan customer. Strategi itu diaplikasikan dengan membuka toko-toko di daerah
yang letaknya saling berjauhan agar dapat dijangkau oleh masyarakat di daerah
terpencil, berbeda dengan pesaingnya yang hanya membuka toko di kota besar
sebagai lokasi strategis. Keunggulan kompetitif cost leadership dan diferensiasi atas
lokasi ini memberikan nilai tambah bagi customer untuk lebih memilih Wal-Mart
ketimbang pesaingnya.
Proses distribusi yang dimiliki dan dijalankan oleh Wal-Mart sudah baik. Di
saat para pesaingnya menggunakan sistem outsourcing untuk distribusinya, Wal-Mart
menggunakan strategi saturasi yaitu menempatkan pusat distribusi dekat toko-
tokonya, dengan jarak yang bisa ditempuh dengan kendaraan darat dalam waktu
kurang dari sehari.
Tidak hanya distribusi yang baik, Wal-Mart juga memperhatikan pelayanan
terhadap pelanggan. Dengan harga yang lebih murah tidak menjadikan kualitas
pelayanan mereka menjadi menurun. Associates-nya (sebuah istilah untuk menyebut
para karyawannya) diwajibkan menyapa para customer dalam jarak 10 kaki, hal ini
juga menjadi salah satu cara Wal-Mart mempertahankan customernya dari para
pesaing.
Keunggulan kompetitif lainnya adalah Wal-Mart melakukan kerja sama
dengan banyak pemasok untuk mengurangi ketergantungan atas satu pemasok. Tidak
ada pemasok tunggal yang memasok ke Wal-Mart lebih besar dari 4% dari volume
penjualan secara keseluruhan. Tindakan ini dilakukan untuk mengatasi pengaruh dari
salah satu forces, yaitu supplier.
Wal-Mart menjamin tidak akan menjual groceries untuk menjaga toko lokal
yang berada di sekitar tokonya tetap beroperasi dan tidak mematikan perekonomian
lokal. Selain itu, Wal-Mart menjamin stok barang di toko selalu tersedia untuk
memenuhi kebutuhan customers.
Sistem yang terkomputerisasi dan menggunakan satelit membantu Wal-Mart
dalam mengontrol pergudangan dan persediaan mereka. Sehingga Wal-Mart akan
lebih cepat tanggap dalam memesan persediaan melalui internet kepada pemasok.
Maka, Wal-Mart tidak akan pernah kehabisan stock tetapi ada juga stock yang
menumpuk. Hal ini juga menjadi keunggulannya dibandingkan dengan pesaing
lainnya. Keunggulan kompetitif berupa kecanggihan teknologi yang digunakan oleh
Wal-Mart menjadikan calon pesaing baru sulit memasuki pasar yang sama.

3. Sistem Pengendalian Wal-Mart


Sistem pengendalian yang dimiliki Wal-Mart berguna untuk memastikan
strategi yang diterapkannya sesuai dengan rencana. Beberapa pengendalian yang
diterapkan oleh manajemen, yang pertama adalah adanya penyaluran informasi
melalui perangkat elektronik berbasis real-time.
Data dari tiap toko-toko seperti penjualan, beban, dan laba (rugi)
dikumpulkan, dianalisis, lalu dikirimkan secara elektronik yang berbasis real time,
dan data tersebut secara cepat mengungkapkan kinerja tiap toko di daerah yang
berbeda. Informasi ini membantu perusahaan untuk mengurangi kemungkinan stock-
outs dan memaksimalkan perputaran persediaan. Data ini juga digunakan untuk
memperbaiki toko-toko Wal-Mart yang sekiranya bermasalah.
Kedua, pengendalian dalam mengatasi pencurian dalam skala kecil. Biaya
pencurian dalam skala kecil merupakan salah satu biaya yang signifikan. Untuk
mengatasinya, Wal-Mart menerapkan kebijakan yaitu memberi insentif sebesar 50%
yang dihitung dari penghematan atas penurunan pencurian di beberapa toko. Dengan
ini, tiap toko akan berusaha mengatasi masalah pencurian karena nantinya akan
mendapatkan insentif dari manajemen.
Program “Best Yesterday” merupakan pengendalian yang ketiga. Program ini
merupakan kontrol bagi karyawan, dengan membandingkan kinerja penjualan harian
dengan penjualan tahun lalu. Hal ini bisa memotivasi karyawannya untuk lebih
bertanggung jawab dan kreatif. Jika hal ini berhasil diterapkan, maka selanjutnya
akan digunakan di toko lainnya.
Selanjutnya berupa “People Greeter” dan “10-Feet Attitude”. “People
Greeter” adalah program yang dijalankan oleh karyawan Wal-Mart dimana
pengunjung disapa oleh pegawai ketika memasuki toko. Salam ini tidak hanya
berupa pelayanan pribadi namun juga dapat mengurangi pencurian. Di satu sisi “10-
Feet Attitude” merupakan pendekatan pelayanan lainnya. Ketika pegawai toko
berjarak kira-kira 10 kaki dari pelanggan, pegawai tersebut diharapkan berkontak
mata, menyapa, dan menanyakan apakah pelanggan itu butuh bantuan.
Sebagai bentuk pengendalian, Wal-Mart memberikan kebijakan insentif bagi
para pegawai. Perusahaan ini menerapkan beberapa kebijakan dan program untuk
para pegawainya berupa: bonus, bagi hasil berupa saham, promosi, kenaikan gaji
berdasarkan kinerja dan bukan dari senioritas, serta kebijakan yang terbuka.

Anda mungkin juga menyukai