Disusun oleh:
Rizki (36)
Selviana (37)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa strategi Southwest Airlines? Apa dasar yang digunakan Southwest Airlines untuk
menciptakan competitive advantage?
2. Bagaimana sistem pengendalian Southwest Airlines untuk membantu pelaksanaan
strategi perusahaan?
C. PEMBAHASAN
1) Strategi Southwest Airlines
Menurut Chapter 13 Performance Measurement and Control Systems for
Implementing Strategy oleh Robert Simmons, strategi sendiri dibagi menjadi intended
strategies, emergent strategies, dan realized strategies. Pada kasus ini, realized
strategies Southwest Airline Corporation ialah cost leadership dimana maskapai ini
memberikan jasa penerbangan dengan tarif yang murah namun tetap mempertahankan
pelayanan yang baik kepada konsumennya.
Jika dirincikan, terdapat dua tingkatan strategi yaitu Corporate Level Strategy
dan Business Unit Level. Dimana Corporate level strategy menekankan pada kemana
dan di mana sebaiknya perusahaan bersaing, sedangkan Business Unit Level lebih
menekankan bagaimana bersaing dalam industri. Berdasarkan Corporate Level
Strategy, strategi Southwest Airlines adalah Single Industry karena hanya memiliki
satu unit bisnis yaitu penerbangan. Sedangkan pada Business Unit Level, strategi
perusahaan ditentukan berdasarkan dua hal, yakni Business Unit Mission dan
Business Unit Competititve Advantage-nya. Pada Business Unit Mission, perusahaan
membuat misi perusahaan terlebih dahulu, yakni alasan mengapa perusahaan ada.
Pada kasus ini misi Southwest Airlines adalah dedikasi terhadap Layanan Pelanggan
berkualitas dengan harga tiket pesawat terjangkau bagi banyak orang, yang diberikan
dengan rasa kehangatan, keramahan, kebanggaan individu, dan Semangat Perusahaan.
Setelah menetapkan misi, perusahaan mampu menentukan posisi perusahaan
(business strategy) yang mana diperlukan analisa SWOT, yakni sebagai berikut:
1) Strengths
Merupakan kekuatan yang dimiliki oleh Southwest Airlines, berupa point-
to-point dibandingkan dengan kompetitornya yang menggunakan
pendekatan hub-and-spoke. Dengan pendekatan ini, pesawat tidak perlu
melakukan transit di bandara tertentu dan dapat langsung berangkat
menuju bandara tujuannya, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya
perjalanan. Selain itu pemesanan tiket pesawat juga dapat dilakukan secara
offline maupun online sehingga memudahkan masyarakat (terbukti dengan
sekitar 60% melakukan pemesanan tiket secara online). Serta, Southwest
juga memiliki aplikasi yang secara otomatis dapat memunculkan adanya
promo-promo eksklusif, yang dapat menambah kepuasan penumpang.
Southwest Airlines juga memiliki pegawai yang bekerja keras, bersikap
ramah, kreatif dan menyenangkan dikarenakan perusahaan memberikan
pelatihan pegawai di pusat pelatihan (University of People).
2) Weaknesses
Kelemahan yang dimiliki oleh Southwest Airlines adalah mereka tidak
mengatur tempat duduk penumpang (have no assigned seats). Akibatnya,
penumpang dapat memilih sendiri tempat duduk yang mereka inginkan
karena tidak ada sistem yang mengatur. Hal ini bisa mengakibatkan
adanya sedikit permasalahan saat memasuki pesawat, seperti berebut
tempat duduk sehingga dapat memperlambat keberangkatan.
Pada aspek Competitive Advantage-nya. Terdapat dua pendekatan analitis
terkait dengan Business Unit Competitive Advantage yaitu Industry Analysis dan
Value Chain Analysis, yang berguna untuk mengembangkan keunggulan bersaing
yang superior dan berkelanjutan. Five-force analysis merupakan titik awal untuk
mengembangkan competitive advantage karena dengan analisis ini akan membantu
mengidentifikasi opportunities dan threats dalam lingkungan eksternal. Berikut
merupakan aspek-aspek competitive advantage Southwest:
1) The intensity of rivalry among existing competitors – Tinggi
Persaingan pada industri penerbangan di Amerika dapat terbilang
tinggi. Di Amerika sendiri terdapat beberapa perusahaan besar dalam industry
penerbangan, seperti Delta, American Airlines, JetBlue, Skywest, dan Alaska
yang sudah terkenal dan memiliki pangsa pasar yang besar di Amerika.
2) The bargaining power of customers - Rendah
Kekuatan dari konsumen dapat terbilang rendah, karena beberapa
konsumen pasti memiliki kebutuhan transportasi untuk menjangkau wilayah
yang jaraknya cukup jauh, sehingga berapapun harga yang ditawarkan oleh
pihak penerbangan, konsumen akan tetap bersedia untuk membayarnya.
3) The bargaining power of suppliers - Tinggi
Supplier dari industry penerbangan adalah bahan bakar pesawat serta
perusahaan pembuat pesawat (seperti Boeing, Airbus, Embraer, dan
Bombardier). Kedua hal itu merupakan supplier yang memiliki bargaining
power yang dapat dibilang tinggi, dikarenakan tidak banyak supplier yang
masuk dalam industry penerbangan dan produk yang ditawarkan oleh supplier
merupakan kebutuhan utama/penting bagi industry penerbangan. Boeing dan
Airbus merupakan perusahaan yang bersaing ketat dikarenakan jenis pesawat
inilah yang sering digunakan oleh armada penerbangan. Bahkan Southwest
sendiri menggunakan Boeing 737 untuk semua armadanya, karena irit bahan
bakar.
4) Threat of subtitutes – Menengah tinggi
Ancaman dari produk subtitusi dalam industry penerbangan ini
terbilang cukup tinggi karena terdapat beberapa alternative transportasi lain
yang dapat digunakan oleh konsumen, seperti jalur darat (kereta api, bus,
mobil) dan jalur laut (kapal). Karena untuk wilayah yang jarak tempuhnya
tidak terlalu jauh kereta dan bus juga bisa sebagai pengganti pesawat, terlebih
lagi biayanya lebih murah daripada pesawat. Namun, untuk perjalan yang
terbilang jauh seperti beda negara, maka susah sekali untuk menemukan
produk pengganti transportasi udara (pesawat).
5) The treat of new entrants - Rendah
Ancaman dari pendatang baru pada industry penerbangan terbilang
cukup rendah karena membutuhkan modal yang sangat besar (membeli
pesawat) serta terdapat regulasi dan peraturan-peraturan pemerintah yang
sangat ketat untuk membuka perusahaan penerbangan. Untuk membuka
perusahaan baru juga pasti membutuhkan tenaga kerja yang ahli dalam bidang
penerbangan. Perusahaan baru dapat mengambil tenaga kerja ahli dari
perusahaan yang sudah besar, tetapi pastinya dengan biaya yang mahal. Salah
satu hal penting untuk dapat bersaing di industri penerbangan adalah
kepercayaan dari konsumen, maka perusahaan baru harus membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk mendapatkan kepercayaan konsumen. Karena
dengan adanya jam terbang yang cukup banyak dan aman, maka konsumen
baru dapat percaya atau nyaman dalam bertransportasi.
Diagnostik control system adalah suatu alat yang dipakai oleh manajemen
untuk mengubah strategi yang dimaksudkan menjadi strategi yang terealisasikan.
Sistem ini mengacu sebagai strategi sebagai rencana dan memungkinkan manager
untuk mengukur hasil dan membandingkan hasil dengan rencana yang telah
ditetapkan dan tujuan kinerja. Southwest adalah perusahaan yang memiliki strategi
cost leadership, untuk itu perusahaan mengefisiensikan waktu saat sebuah pesawat
mendarat hingga siap lepas landas. Sehingga hanya membutuhkan waktu sekitar 20-
25 menit di Southwest, dan membutuhkan awak darat yang terdiri dari empat
ditambah dua orang di pintu gerbang dimana dibandingkan dengan waktu
penyelesaian di United Airlines mendekati 35 menit dan membutuhkan awak darat
yang terdiri dari 12 awak ditambah tiga agen gerbang. Maka Southwest memiliki
waktu yang lebih cepat dan pegawai yang lebih sedikit untuk turnaround time
dibanding United Airlines. Perusahaan Southwest menggunakan pengukuran
turnaround time ini sebagai tolak ukur kinerja dan pengendalian terhadap strategi
yang telah dijalankan yaitu low cost.
- Boundary system
Adanya proses perekrutan yang unik yang melibatkan rekan kerja untuk
menyaring para kandidat dan melakukan wawancara. Southwest memberi wewenang
kepada para karyawan untuk melakukan seleksi dan interview oleh mereka yang ahli
dalam bidangnya seperti pilot yang merekrut calon pilot baru. Sebelum melakukan
perekrutan juga, manajemen akan mewawancarai pilot-pilot dan karyawan yang
berdedikasi tinggi sebagai standar perusahaan dalam memilih karyawan baru.