Anda di halaman 1dari 22

(Seminar Sistem Pengendalian Manajemen)

Southwest
Airlines
Lucky Satria Budiman, 120620220013
Fahreza Gadjali Rahim, 120620220018
Fadel Nidiatama Rachman, 120620220010
Latar Belakang
Pada akhir tahun 1966 Rollin King bekerja sama dengan Herb Kelleher mendirikan sebuah bisnis transportasi
udara yang menghubungkan wilayah segitiga emas di Amerika bagian Selatan, yaitu San Antonio, Dallas
dan Houston. Terciptanya bisnis tersebut karena dilatarbelakangi oleh kebutuhan para pebisnis dari
wilayah Texas yang mengeluhkan masalah ketidaktersediaan transportasi yang efektif dan efisien untuk
menghubungkan Texas dengan ketiga wilayah strategis tersebut. Rollin King sendiri merupakan pengusaha
transportasi udara yang hanya meyediakan transportasi untuk daerah-daerah yang berdekatan dengan
menggunakan pesawat-pesawat kecil, sedangkan Herb Kelleher adalah seorang profesional di bidang hukum
yang memiliki sebuah kantor konsultan hukum di Texas. Kedua kolega tersebut pada akhirnya sepakat
mendirikan bisnis transportasi komersil yang diberi nama Southwest Airlines.
Latar Belakang
Southwest Airlines merupakan sebuah maskapai penerbangan bertarif rendah Amerika dan seiring
perjalanan waktu, Southwest Airlines berhasil menjadi maskapai penerbangan yang sangat
populer, menjadi perusahaan penerbangan terbesar keempat di AS. Dimulai dengan hanya
mengoperasikan 3 pesawat, kini pesawat Southwest Airlines bertambah menjadi 417 pesawat yang 60
bandara tujuan. Utilisasi pesawat mencapai 12 jam per hari, melebihi angka rata-rata industri. Beberapa
penghargaan pernah diterima oleh Southwest Airlines diantaranya ialah pada tahun 2005, untuk tahunnya
yang kesembilan, Majalah Fortune mengakui Southwest Airlines sebagai perusahaan penerbangan yang
paling mengagumkan di dunia dan diantara semua industri, Southwest Airlines menduduki peringkat 5
dalam daftar 10 perusahaan yang paling mengagumkan. Pada tahun 2005 juga, The American
Customer Satisfaction Index (ASCI) mencatat Southwest Airlines sebagai industri terdepan dalam
kepuasan pelanggan.
Narasi Southwest

Sumber :
https://www.southwest.com/

• Southwest tidak menggunakan pendekatan "hub-and-spoke" yang digunakan oleh maskapai besar
lainnya, seperti United, American, dan Delta. Sebaliknya, pendekatannya adalah jarak pendek dan
menengah dan point-to-point (misalnya, Dallas ke Houston, Los Angeles ke Phoenix). Akibatnya, sekitar
80% penumpangnya terbang tanpa henti dan rata-rata panjang perjalanan penumpang secara
keseluruhan adalah 758 mil dan harga tiket pesawat rata-rata $91,15. Southwest tidak memiliki kursi
yang ditetapkan, membayar awaknya melalui perjalanan, dan menggunakan bandara yang tidak terlalu
padat (misalnya, Baltimore, bukan Washington's Dulles atau Reagan; Manchester, N.H., bukan Boston,
Mass.). Sekitar 60% persen dari pendapatan penumpang Southwest dihasilkan oleh pemesanan online
melalui southwest.com. PhoCusWright melaporkan bahwa southwest.com adalah situs web maskapai
penerbangan nomor satu berdasarkan pendapatan dan Nielsen/Net Rating mengidentifikasinya sebagai
situs maskapai penerbangan terbesar dalam hal pengunjung unik. Pada tahun 2005, Southwest terus
mendorong kehadiran online-nya dan meluncurkan beberapa layanan otomasi, termasuk Ding!, sebuah
aplikasi desktop yang memberikan penawaran eksklusif.
Narasi Southwest
• Southwest secara konsisten mencari cara untuk meningkatkan efisiensinya dan memberikan
penghematan biaya kepada penumpangnya. Pada tahun 2004, Southwest telah mengurangi jumlah
personel per pesawat menjadi 74 dari sebelumnya 85 pada tahun 2003. Ia melindungi sekitar 85% dari
kebutuhan bahan bakar dan minyaknya dan sebagai hasilnya menghemat sekitar $455 juta. Itu
memasuki bandara baru setelah proses ketekunan dan dengan rasa komitmen kepada orang-orang yang
dilayaninya (Dalam seluruh sejarahnya, Southwest hanya menarik diri dari lima bandara).

• Pilot Southwest adalah satu-satunya pilot maskapai penerbangan besar AS yang tidak tergabung dalam
serikat pekerja nasional. Aturan serikat pekerja nasional membatasi jumlah jam terbang yang bisa
dilakukan oleh pilot. Tapi pilot Southwest berserikat secara independen, memungkinkan mereka terbang
jauh lebih lama daripada pilot di maskapai lain. Pekerja lain di Southwest berserikat secara nasional (total
serikat pekerja berada di 81% pada tahun 2005), tetapi kontrak mereka cukup fleksibel untuk
memungkinkan mereka terjun dan membantu, terlepas dari tugas yang ada. Dari saat pesawat mendarat
hingga siap lepas landas membutuhkan waktu sekitar 20–25 menit di Southwest, dan membutuhkan
empat awak darat ditambah dua orang di gerbang. Sebagai perbandingan, waktu penyelesaian di United
Airlines mendekati 35 menit dan membutuhkan 12 awak darat ditambah tiga agen gerbang.
Narasi Southwest
• Budaya kerja keras, energi tinggi, kesenangan, otonomi lokal, dan kreativitas Southwest
diperkuat melalui pelatihan di University of People, dorongan kontes penerbangan, dan
pengakuan atas inisiatif pribadi. Berada dalam bisnis orang berarti pendekatan yang ketat
untuk mempekerjakan karyawan baru. Pada tahun 2004, Southwest meninjau 225.895
resume dan mempekerjakan 1.706 karyawan baru. Proses perekrutan perusahaan agak
unik: Rekan kerja menyaring kandidat dan melakukan wawancara; pilot menyewa pilot, dan
agen gerbang menyewa agen gerbang. Untuk lebih memahami apa yang dicari perusahaan
dalam kandidat, Southwest mewawancarai karyawan puncaknya di setiap fungsi pekerjaan
(mis. proses. Southwest dipekerjakan untuk sikap dan juga bakat. Tercatat CEO Kelleher,
"Kami ingin orang yang melakukan hal-hal dengan baik, dengan tawa dan rahmat."2

• Southwest memprakarsai rencana pembagian keuntungan pertama di industri penerbangan


AS pada tahun 1974 dan menawarkan pembagian keuntungan kepada karyawannya setiap
tahun sejak saat itu. Melalui rencana ini, karyawan memiliki sekitar 10 persen saham
perusahaan. Untuk tahun fiskal 2003, Southwest menawarkan karyawannya $126 juta
dalam pembagian keuntungan.
Rumusan Masalah

1. Keunggulan kompetitif dan strategi southwest ?

2. Peran sistem pengendalian Soutwest dalam menerpakan strategi perusahaan ?


Analisis Problem
Sistem Pengendalian
1. Seleksi Karyawan Baru

Proses penerimaan karyawan baru Southwest cukup unik; rekan menyaring kandidat dan melakukan interview
sesuai pekerjaan masing-masing; pilot meng-interview pilot, petugas landasan menerima petugas pintu
gerbang. Hal ini merupakan sistem kontrol pertama terhadap aset perusahaan yang paling utama dalam hal
pencapaian goal congruence: karyawan. Hal ini juga membuat sistem perekrutan karyawan baru berjalan
secara ketat. Sebagai bukti, pada tahun 2004, dari 225.895 calon karyawan, hanya 1.706 karyawan (0,76%)
yang diterima bekerja di Southwest Airlines.

Alternatif : Perusahaan dapat menggunakan jasa perusahaan outsourcing dalam proses perekrutan
karyawan baru. Adapun keunggulan dari alternatif jalan seleksi karyawan ini adalah :

1.Mengurangi beban rekrutmen dan membebaskan waktu dan sumber daya internal perusahaan.


2.Meningkatkan efisiensi dan kemampuan dengan SOP yang dimiliki oleh penyedia jasa outsourcing.
3.Mengurangi biaya rekrutmen karyawan.
Analisis Problem
Sistem Pengendalian

2. Sistem Kontrol dengan Melembagakan Kebijakan Budaya Kerja

Salah satu isi kontrak kerja dengan karyawan adalah mengijinkan karyawan membantu bagian lain (fleksibel)
pada saat sedang mengerjakan pekerjaannya. Hal ini guna mendorong tumbuhnya budaya inisiatif pribadi yang
bertujuan untuk mencapai kepentingan bersama. Dan apresiasi perusahaan terhadap inisiatif pribadi, kerja
keras, dan kekreatifitasan karyawan dengan rencana bagi hasil. Sistem kontrol ini cukup efektif untuk
membantu Southwest keunggulan kompetitif-nya.
Analisis Problem
Sistem Pengendalian
3. Sistem Kontrol Formal dengan Gaya Manajemen yang Walking Around

Aturan-aturan yang dibuat perusahaan tidak akan berjalan lancar tanpa kontrol langsung leader. Oleh karena
itu, para leader atau manager operasional, bahkan CEO perusahaan melakukan kontrol langsung dibanding
hanya diam di kantor menulis laporan. Hal ini juga dilakukan untuk menjaga komunikasi dengan para
karyawan, memberikan kontrol terhadap keadaan aktual di lapangan dan membantu memberikan solusi.
Alternatif : Perusahaan dapat melalukan kontrol menjadwalkan adanya kunjungan terhadap unit - unit
departemen supaya :
1. Memastikan kesadaran tim terhadap potensi bahaya, risiko, dan dampak yang mungkin hadir kapan saja.
2. Mempersiapkan tanggal-tanggal penting yang akan datang dan melaksanakan aspek-aspek program
musiman seperti yang direncanakan.
3. Merumuskan kebijakan personel untuk perusahaan.
4. Memastikan data karyawan yang akurat dibutuhkan oleh perusahaan
Sehingga unit-unit departemen dapat bekerja dengan disiplin dalam tugas dan target
Analisis Problem
Strategi Bisnis (Keunggulan Kompetitif)

1. Pemesanan Tiket melalui Online (Southwest.com)

Strategi bisnis ini dilakukan oleh Southwest Airlines untuk memudahkan customer dalam menjalankan proses
pemesanan tiket, dimana mereka tidak perlu memesan ke tempatnya secara langsung. Sebagai hasil, selain
60% pendapatan penumpang Southwest Airlines ini melalui jalur ini, strategi bisnis menjadikan perusahaan
dengan tingkat pendapatan pemesanan tertinggi kedua dibanding para kompetitornya, namun menjadikan
tingkat pertumbuhan penjualannya paling tinggi daripada yang lain (6,64%).
Analisis Problem
Strategi Bisnis

2. Low-Cost Efisiensi Bahan Bakar

Penerbangan biaya rendah memungkinkan para pelanggan yang tidak dapat terbang dengan First-Class untuk
dapat menikmati layanan premium (one class of seating). Oleh karena itu, unsur- unsur yang menjadi
pertimbangan adalah intensitas point-to-point konsumen, layanan yang terbatas dan penerbangan tanpa
pengembalian tiket. Persfektif pertumbuhan hanya mengikuti logika bisnis yaitu dengan pemanfaatan secara
maksimal armada pesawat yang didasarkan pada unsur-unsur efisiensi dalam pelayanan. Hal ini lah yang
menjadi kunci agar pesawat tetap terus terbang. Tingkat utilisasi dengan volume yang sangat tinggi sangat
penting untuk low-cost strategy. Dalam hal biaya operasi, salah satu ukuran kunci adalah penggunaan biaya
bahan. Dengan tingkat frekuensi penerbangan yang tinggi, naiknya harga bahan bakar bisa mengubah
keuntungan dan kerugian. Maskapai mencoba untuk mengelola biaya bahan bakar melalui praktek lindung
nilai. (Hasil : Efisiensi Biaya sekitar $455 Juta)
Analisis Problem
Strategi Bisnis

3. Manajemen SDM dengan Mendukung dan Mengapresiasi Budaya Kerja Keras, Energi Tinggi, Rasa
Senang, Otonomi Lokal dan Kreatifitas Karyawan.

Dukungan dilakukan melalui pelatihan karyawan di University of People, in-flight contest & dan pengakuan
inisiatif pribadi. Southwest memenuhi dinding Southwest dengan foto-foto karyawannya sebagai bentuk
apresiasi terhadap kinerja, inisiatif, dan attitude& serta mengijinkan sesama karyawan menikah. Gaji
karyawan Southwest merupakan salah satu yang paling tinggi dalam industri jasa penerbangan.
Analisis Problem
Strategi Bisnis

4. Differensiasi Bandara

Pemilihan lokasi bandara yang tingkar penerbangannya kurang padat (contoh : Bandara Baltimore)
membuat Southwest Airlines dengan cepat melakukan proses landing dan lepas landas, sehingga terjadi
time leadership pada perusahaan dan penumpang juga diuntungkan karena dengan traffic yang tidak terlalu
padat sehingga menimbulkan rasa nyaman dan kepuasan.
Analisis Problem
Strategi Bisnis

5. Otonomi Lokal

Dengan sistem kontrak yang fleksibel, Southwest mengijinkan karyawan untuk meninggalkan pekerjaan
mereka, apapun yang sedang mereka kerjakan, untuk membantu di tempat lain yang terlihat membutuhkan
bantuan. Dengan kebijakan ini, Southwest mendorong karyawan memiliki inisiatif yang tinggi untuk saling
membantu dan memiliki kepekaan tinggi dalam bekerjasama. Di Southwest, waktu sebuah pesawat
mendarat sampai siap untuk lepas landas membutuhkan waktu kurang lebih 20-25 menit, dan
memerlukan butuh 4 awak dan 2 awak di gerbang.. Sangat efisien dibandingkan competitor-nya (United
Airlines, memerlukan 35 menit & butuh 12 awak dan 3 awak di gerbang.)
Analisis Problem
Strategi Bisnis

6. Perekrutan Pilot Independen

Southwest merekrut pilot yang bukan merupakan anggota serikat nasional sehingga memungkinkan
mereka memiliki pilot yang lebih profesional dan memiliki jam terbang yang lebih tinggi, sehingga
memungkinkan jumlah penerbangan yang lebih banyak dan dapat memaksimalkan gaya penerbangan
perusahaan yang berfokus pada penerbangan jangka pendek dan point-to-point.
Analisis Problem
Strategi Bisnis

7. Pemberian Insentif

Perusahaan membuat kebijakan bagi hasil dengan cara pembagian saham perusahaan kepada karyawan
sehingga karyawan ikut merasa memiliki perusahaan. Dengan demikian mereka akan dengan sadar diri
bekerja secara efektif dan efisien untuk memajukan perusahaan.
Analisis Problem
Problem
1. Conflict of Interest
Dalam Southwest Airlines memberdayakan karyawannya, terdapat ketentuan bahwa sesama karyawan
Southwest Airlines diizinkan untuk menikah. Hal ini sangat rentan untuk memicu conflict of interest yang
mengganggu praktik sistem pengendalian pada perusahaan ini sendiri, yaitu mencapai goal congruence
yang telah ditetapkan perusahaan karena terdapat kepentigan-kepentingan individu tertentu yang
berpotensi besar mengganggu penentuan keputusan bisnis perusahaan di masa depan.

2. Terlalu Fleksibel
Praktik otonomi lokal pada Southwest Airlines memang menyebabkan karyawan berininsiatif membantu
satu sama lain. Ini merupakan praktik dari sistem control dengan melembagakan kebijakan budaya kerja.
Namun disisi lain, ini akan menyulitkan manajer dalam mengavaluasi dan menilai dengan tepat apakah
karyawan tersebut benar-benar berkinerja baik atau tidak
Analisis Problem
Problem
3. Eksploitasi Pilot
Dengan merekrut pilot-pilot yang bukan anggota perserikatan pekerja, maka pilot tersebut tidak terikat
dengan Batasan-batasan jam kerja tertentu yang telah ditentukan oleh anggota perserikatan pekerja,
sehingga tidak adanya kejelasan Batasan kerja pilot tersebut yang tentunya akan mengancam pilot dalam
menjaga kualitas kerjanya dimana hal tersebut sangat memengaruhi kenyamanan dan kepuasan
pelanggan

4. One Class of Seating


Strategi bisnis Southwest Airlines yang hanya menerapkan satu jenis kelas penerbangan saja
menyebabkan perusahaan akan kesulitan mendapatkan konsumen kelas atas yang potensi pendapatannya
lebih tinggi serta akan kesulitan dalam menyerap calon konsumen yang preferensinya beragam, sehingga
akan terdapat pada titik dimana perusahaan kesulitan meningkatkan profitabilitasnya, lalu mengancam
daya saing perusahaan.
Rekomendasi
1. Southwest Airlines dapat merotasi sesama karyawan yang sudah menikah ke divisi yang operasionalnya
tidak terlalu berhubungan satu sama lain, untuk meminimalisir potensi conflict of interest pada perusahaan
2. Southwest Airlines dapat membatasi fleksibilitas karyawan dalam membantu satu sama lain, seperti
karyawan dari divisi lain dapat membantu divisi yang membutuhkan pertolongan ketika sedang dalam
urgensi yang sangat mengancam keberlangsungan perusahaan saja.
3. Southwest Airlines dapat menambah kebijakan pembatasan jam terbang memiliki tujuan baik terhadap
kesehatan dan konsentrasi pilot pada saat penerbangan, agar tetap safety saat pilot melakukan
penerbangan dan dapat tetap berjalan dengan baik disetiap penerbangan Southwest Airlines.
4. Southwest Airlines dapat melakukan diverisifikasi dalam praktik bisnis jenis kelas penerbangannya dalam
rangka menyerap calon konsumen kelas atas dan yang punya preferensi beragam untuk menjaga daya
saing perusahaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai