AR1
Studi Kasus: Singapore Airlines
Dosen
Pengampu:
Setiyono, Dr., M.B.A., Ak., CA(1);
Ahmad Zaki, S.E., M.Acc. (2)
Disusun oleh:
Kelompok 9
Prudence Aprile Saphira (20/458373/EK/22963)
Dewa Maheswara Anindya (20/461120/EK/23076)
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN
BISNIS UNIVERSITAS GADJAH
MADA
2023
I. Overview Case
Sambil mengumpulkan penghargaan untuk layanan pelanggan terbaik di industri, SIA juga
secara konsisten membukukan pengembalian positif dan dianggap memiliki beberapa margin
terbesar di industri. Maskapai ini berhasil menjadi yang terbaik di kelasnya persyaratan layanan
tanpa mengurangi keuntungan. Dalam prosesnya mengubah kemampuan ini menjadi sumber
keunggulan kompetitif, melalui fokus pada apa yang disebut layanan hemat biaya keunggulan.
Strategi tersebut tidak berpura-pura menempatkan SIA di a posisi untuk bersaing pada biaya
sendiri dengan operator berbiaya rendah tetapi untuk menjadi pemimpin biaya dalam kelompok
rekan dari operator layanan lengkap sementara memberikan kinerja yang unggul di seluruh
papan (lihat Exhibit 1). Ini juga memungkinkan SIA untuk menjaga kebijakan harga yang
menghindari perang harga dengan pesaing utamanya.
Contoh berlawanan dari mentalitas ini adalah pendekatan SIA terhadap armada pengelolaan.
Meskipun fokus agresif pada biaya, SIA mempertahankan sangat muda armada dan terus
berusaha untuk memiliki pesawat jet paling mewah di dunia. Faktanya, usia rata-rata 101
pesawat per 31 Maret 2013 adalah 6 tahun 8 bulan, salah satu armada termuda di dunia dan
sekitar setengah usia pesawat banyak operator besar lainnya seperti United atau Lufthansa.
Maskapai ini juga memiliki lebih banyak strategi depresiasi agresif. Armada yang lebih baru
tidak hanya menurunkan perawatan biaya, yang menghasilkan lebih sedikit kegagalan mekanis
dan lebih sedikit pembatalan dan penundaan sehingga meningkatkan tingkat pemanfaatan
pesawat, tetapi juga meningkatkan bahan bakar secara keseluruhan efisiensi. Selanjutnya,
pesawat yang lebih baru memberikan efek halo, dimana wisatawan merasa lebih aman terbang
dengan SIA, sekaligus memberikan pelanggan yang unggul pengalaman layanan.
Sosial:
Perubahan faktor sosial seperti preferensi pelanggan, demografi, dan norma budaya dapat
mempengaruhi permintaan perjalanan udara dan jenis layanan yang diharapkan penumpang.
Misalnya, jika ada pergeseran preferensi konsumen terhadap opsi perjalanan yang berkelanjutan
dan ramah lingkungan, SIA mungkin perlu menyesuaikan praktik lingkungannya dan
menawarkan layanan yang lebih berkelanjutan agar tetap kompetitif.
Teknologi:
Kemajuan teknologi dapat berdampak signifikan terhadap industri penerbangan. Untuk SIA,
teknologi baru dalam desain pesawat, efisiensi bahan bakar, sistem hiburan dalam penerbangan,
dan konektivitas digital dapat membentuk ekspektasi pelanggan dan efisiensi operasional. SIA
perlu mengikuti perkembangan teknologi dan mengintegrasikannya ke dalam layanan dan
operasinya untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.
Ekonomi:
Faktor ekonomi memainkan peran penting dalam industri penerbangan. Perubahan kondisi
ekonomi, seperti fluktuasi PDB, nilai tukar, harga bahan bakar, dan tingkat pendapatan yang
dapat dibelanjakan, dapat memengaruhi permintaan konsumen akan perjalanan udara. SIA perlu
memantau tren ekonomi dan menyesuaikan strategi penetapan harga, struktur biaya, dan
layanannya agar tetap layak secara finansial dan menarik pelanggan dalam berbagai skenario
ekonomi.
Lingkungan:
Faktor lingkungan, termasuk peraturan, inisiatif keberlanjutan, dan masalah perubahan iklim,
dapat berdampak signifikan terhadap industri penerbangan. Pemerintah dan organisasi
internasional semakin memberlakukan peraturan lingkungan yang lebih ketat tentang emisi dan
jejak karbon. SIA perlu menyesuaikan operasinya, berinvestasi dalam teknologi yang lebih
ramah lingkungan, dan menerapkan praktik berkelanjutan untuk mematuhi peraturan dan
mengatasi masalah lingkungan yang berkembang.
Politik:
Faktor politik, seperti kebijakan pemerintah, peraturan, dan hubungan internasional, dapat
mempengaruhi industri penerbangan. Perubahan peraturan penerbangan, perjanjian bilateral, dan
situasi geopolitik dapat memengaruhi rute, akses pasar, dan persaingan. SIA perlu melakukan
eksplorasi terhadap bidang politik, berkolaborasi dengan pemerintah, dan tetap mendapat
informasi tentang perubahan kebijakan untuk mengurangi risiko dan menangkap peluang di
pasar yang berbeda. Secara keseluruhan, perubahan dalam lingkungan STEEP dapat
memengaruhi kekuatan dalam industri penerbangan, termasuk permintaan pasar, persaingan,
efisiensi operasional, dan ekspektasi pelanggan. SIA harus terus memantau dan beradaptasi
dengan perubahan ini agar tetap kompetitif dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin
dalam kemewahan dan layanan pelanggan.
3. What key strategic choices should be made for SIA to be (more) successful?
● Peningkatan Gaji Cabin Crew
Tingkat gaji pokok yang diberikan oleh Singapore Airlines kepada crewnya masih
tergolong sangat rendah dibandingkan dengan beban pekerjaan yang ditanggung dimana
mereka harus memberikan pelayanan terbaik kepada passengernya untuk
mempertahankan brand image SIA yang unggul dan terdepan dalam pelayanannya.
● Melakukan hedging untuk pembelian bahan bakar pesawat (avtur)
Volatilitas harga avtur dapat menyebabkan fluktuasi pada harga tiket pesawat
yang dikenakan pelanggan, sehingga langkah ini dapat membantu meningkatkan
profitabilitas dari SIA.
Anthony, R., Govindarajan, V. (2007). Management Control Systems (12th ed.). New Delhi: Tata
McGraw-Hill.