METODOLOGI PENELITIAN
DESAIN EKSPERIMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena atas rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Desain Penelitian” dengan
tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Ayi Ahadiyat, S.E.,M.B.A.
selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah memberikan tugas
ini kepada kami. Tidak lupa kepada semua pihak yang bersangkutan, kami
ucapkan terima kasih karena telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen
mata kuliah untuk menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih
baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi semua pihak dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3.1 KESIMPULAN............................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab sebelumnya telah disinggung tentang desain eksperimen. Pada bab ini,
kelompok kami akan membahas secara rinci eksperimen laboratorium dan
eksperimen lapangan. Desain eksperimen dibuat untuk menguji kemungkinan
hubungan sebab-akibat antarvariabel, ini merupkan kebalikan daru studi korelasi
yang menguji hubungan antarvariabel tanpa perlu berusaha untuk menemukan
apakah satu variabel menyebabkan variabel lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
Kontrol
Manipulasi
- Memadankan kelompok
- Randomisasi
Validitass eksternal mengacu pada tingkat generalisasi dari hasil studi kausal
pada situasi, orang, atau peristiwa lain. Eksperimen laboratorium mempunyai
validitas eksternal yang lebih rendah.
Validitas Eksternal
Bahkan studi lab dengan desain terbaik pun dapat dipengaruhi oleh factor-faktor
yang dapat memengaruhi validitas internal dari eksperimen laboratorium.
Beberapa factor perancu mungkin tetap muncul yang dapat memberikan
penjelasan tandingan mengenai apa yang menyebabkanvariabel terikat.
Kemungkinan factor perancu ini merupakan ancaman untuk validitas internal.
Tujuh ancaman utama bagi validitas internal yaitu sebagai berikut:
1. Pengaruh sejarah
Peristiwa atau factor tertentu yang memiliki pengaruh pada hubungan variabel
bebas dan variabel terikat dapat muncul tanpa diduga selama eksperimen
berlangsung dan sejarah peristiwa tersebut akan memunculkan hubungan sebab
akibat antara kedua variabel sehingga memengaruhi validitas internal.
2. Pengaruh maturasi
3. Pengaruh pengujian
Ancaman lain bagi validitas internal dan eksternal dari temuan kita adalah
seleksi partisispan pertama kita akan memebahas bagaimana seleksi dapat
memengaruhi validitas eksternal dari temuan kita. Kemudian kita akan
membahas bagaimana seleksi dapat memengaruhi validitas internal.
Dalam situasi laboratorium jenis partisipan yang dipilih untuk eksperimen dapat
sangat berbeda dengan jenis karyawan yang direkrut oleh organisasi. Sebagai
contoh para mahasiswa di universitas dapat diberikan tugas yang dimanipulasi
untuk mempelajari pengaruh pada kinerja mereka. Temuan dari eksperimen
tersebut tidak dapat digeneralisasikan dengan dunia nyata pekerjaan dimana
karyawan dan sifat dari pekerjaan tersebut cukup beda. Sehingga seleksi subjek
menyebabkan ancaman bagi validitas eksternal
5. Pengaruh moralitas
Factor perancu lain pada hubungan sebeb akibat adalah moralitas (mortality)
atau pengurangan anggota dalam kelompok eksperimen kelompok control atau
keduanya saat eksperimen berlangsung. Jika komposisi kelompok berubah
sepanjang waktu di setiap kelompok perbandingan antara kelompok menjadi
sulit karena mereka yang keluar dari eksperimen dapat merancukan hasil. Dalam
hal ini kita tidak akan dapat mengatakan berapa banyak pengaruh yang diamati
muncul dari perlakuan tersebut dan beberapa banyak yang dapat dihubungkan
8
dengan anggota yang keluar karena mereka yang tetap dalam eksperimen dapat
bereaksi secara berbeda dari mereka yang keluar.
7. Pengaruh Instrumentasi
1. Pengaruh sejarah.
Tindakan dua anggota kelompok dalam partisipatif secara tidak terduga dengan
senang dating ke kelompok lain dan mengatakan bahwa suasana partisipatif
9
“sangat hebat dan kinerja melambung tinggi dalam kelompok ini” mungkin telah
menaikkan keyakinan seluruh anggota kelompok.
2. Pengaruh maturasi.
Terjadi ketika sebuah pengaruh mendekati pematangan atau perubahan alami
lainnya dalam subjek sebagai contoh lebih tua, lebih kuat, lebih bijak
3. Pengaruh pengujian.
Testing Effect memengaruhi validitas internal akibat prates dan pascates yang
dilakukan sebelumnya untuk menguji pengaruh sebuah perlakuan. Kepekaan
responden akan prates dan pascates dapat mengacaukan hubungan kausal antar
variabel.
4. Pengaruh bias seleksi.
Seleksi subyek yang tidak tepat atau tidak cocok untuk kelompok eksperimen
dan control dapat memengaruhi validitas internal.
5. Pengaruh mortalitas.
Pengurangan anggota dalam kelompok eksperimen, kontrol, atau keduanya, saat
eksperimen berlangsung dapat memengaruhi validitas internal.
6. Pengaruh regresi statistic.
Pengaruh ini muncul jika anggota yang terpilih untuk kelompok eksperimen
mempunyai skor awal yang ekstrem pada variabel terikat. Misalnya: Jika
seorang manajer akan menguji apakah dia dapat meningkatkan kepandaian
menjual bagian penjualan, maka si manajer sebaiknya tidak memilih mereka
dengan kemampuan yang sangat rendah atau sangat tinggi untuk eksperimen.
7. Pengaruh instrumentasi.
Muncul disebabkan perlakuan berbeda pada instrument pengukuran seharusnya
tidak ada bias instrumentasi.
Jika terdapat ancaman terhadap validitas internal, bahkan dalam eksperimen lab
yang dikontrol denganketat, menjadi sangat jelas mengapa peneliti tidak dapat
menarik kesimpulan tentang hubungan sebab akbiat dari studi kasus yang
menjelaskan peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu. Kecuali studi
10
eksperimen yang di desain dengan baik, yang secara acak menempatkan anggota
pada kelompok eksperimen dan Kontrol dan berhasil memanipulasi perlakuan,
menunjukkan kemungkinan hubungan kausal, adalah tidak mungkin untuk
mengatakan faktor mana yang menyebabkan faktor lain.
Untuk memperoleh keyakinan yang lebih tinggi dalam validitas internal pada
desain eksperimen, disarankan untuk membuat dua kelompok eksperimen dan
dua kelompok kontrol untuk eksperimen. Satu kelompok eksperimen dan satu
kelompok kontrol dapat diberikan prates dan pascates sedangkan yang lainnya
diberikan pascates. Desain yang dikenal dengan desain empat kelompok
Solomon mungkin merupakan desain yang paling komprehensif dan desain yang
paling sedikit memiliki masalah dengan validitas internal.
E = (O2-O1)
E = (O2-O4)
E = (O5-O6)
E = (O5-O3)
E = [(O2-O1)-(O4-O3)]
4. Studi Double-Blind
2.9 SIMULASI
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bab ini membahas desain eksperimen, dengan referensi khusus untuk
eksperimen laboratorium dan lapangan. Kita menelaah bagaimana variabel
pencemar dalam mendeteksi hubungan sebab-akibat dapat dikontrok melalui
proses pemadanan dan randomisasi. Persoalan validitas internal dan validias
eksternal, serta tujuh faktor yang dapat memengaruhi validitas internal juga
dijelaskan. Selain itu, beberapa jenis desain eksperimen yang dapat digunakan
untuk menguji hubungan sebab-akibat dan kegunaannya dalam konteks
validitas dan kepraktisan pun diuraikan. Kita juga menjelaskan isu etika yang
terlibat dalam melakukan penelitian eskperimen dan aplikasinya bagi manajer
dalam menggunakan desain eksperimen.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sekaran Uma, Bougie Roger. 2017.Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta:
Salemba Empat.