Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BAB 10

METODOLOGI PENELITIAN
DESAIN EKSPERIMEN

Dosen Mata Kuliah :

Dr. Ayi Ahadiyat, S.E.,M.B.A.

Disusun oleh Kelompok 10:

1. Ahmad Efendi Roni 1711011083


2. Trivinda 1711011089
3. Adani Fiky Kurniawan 1711011093
4. Karina 171101111

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena atas rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Desain Penelitian” dengan
tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Ayi Ahadiyat, S.E.,M.B.A.
selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah memberikan tugas
ini kepada kami. Tidak lupa kepada semua pihak yang bersangkutan, kami
ucapkan terima kasih karena telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen
mata kuliah untuk menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih
baik di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi semua pihak dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Bandar Lampung, 05 April 2019

Kelompok 10
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.3 Tujuan Pembelajaran .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN MATERI

2.1 Eksperimen Laboratorium ........................................................................... 3

2.2 Ekserimen Lapangan .................................................................................... 6

2.3 Titik Tengah Antara Validitas Internal dan Eksternal .................................. 6

2.4 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Validitas Internal ................................. 7

2.5 Mengidentifikasi Ancaman Terhadap Validitas Internal .............................. 7

2.6 Validitas Internal Dalam Studi Kasus ...........................................................

2.7 Tinjauan Faktor-faktor Yang Memengaruhi Validitas Internal dan Validitas


Eksternal ......................................................................................................

2.8 Jenis Desain Eksperimen dan Validitas ........................................................

2.9 Simulasi ........................................................................................................

2.10 Isu Etika dalam Penelitian Desain Eksperimen ..........................................

2.11 Implikasi Manajerial ...................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN............................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada bab sebelumnya telah disinggung tentang desain eksperimen. Pada bab ini,
kelompok kami akan membahas secara rinci eksperimen laboratorium dan
eksperimen lapangan. Desain eksperimen dibuat untuk menguji kemungkinan
hubungan sebab-akibat antarvariabel, ini merupkan kebalikan daru studi korelasi
yang menguji hubungan antarvariabel tanpa perlu berusaha untuk menemukan
apakah satu variabel menyebabkan variabel lainnya.

Ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan untuk menemukan bahwa


perubahan pada variabel terikat menyebabkan perubahan pada variabel bebas : (1)
variabel terikat dan variabel bebas harus saling berhubungan; (2) variabel bebas
harus mendahului variabel terikat; (3) tidak ada faktor lain yang dapat
menyebabkan perubahan dalam variabel terikat; (4) diperlukan penjelasan logis
mengapa variabel terikat memengaruhi variabel bebas. Desain eksperimen terdiri
dari dua kategori : eksperimen yang dilakukan dalam lingkungan buatan atau
diatur, disebut eksperimen laboratorium (lab experiments), dan eksperimen yang
dilakukan dalam lingkungan alami dimana kegiatan sehari-hari berlangsung
seperti biasanya, dikenal dengan eksperimen lapangan (field experiments).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah perbedaan antara analisis kausal dengan korelasional?
2. Apakah perbedaan antara eksperimen laboratorium dengan ekserimen
lapangan?
3. Apakah yang dimaksud dengan variabel pengganggu (nuisance variable),
manipulasi, kelompok control dan kelompok eksperimen, pengaruh
perlakuan dan randomisasi?
4. Apakah yang dimaksud dengan validitas internal dan validitas eksternal
dalam desain eksperimen?
2

5. Apa sajakah tujuh kemungkinan ancaman terhadap validitas internal dalam


desain eksperimen?
6. Jelaskan jenis desain eksperimen dan validitas?
7. Apakah yang dimaksud dengan desain empat-kelompok Solomon dan
bagaimana implikasinya untuk validitas internal dan validitas eksternal?

1.3 Tujuan Pembelajaran


1. Mampu membedakan antara analisis kausal dan korelasional
2. Mampu menjelaskan perbedaan antara eksperimen laboratorium dan
eksperimen lapangan
3. Mampu menjelaskan istilah : variabel pengganggu (nuisance variable),
manipulasi, kelompok control dan kelompok eksperimen, pengaruh perlakuan
dan randomisasi.
4. Membahas validitas internal dan validitas eksternal dalam desain eksperimen.
5. Membahas tujuh kemungkinan ancaman terhadap validitas internal dalam
desain eksperimen.
6. Mampu menjelaskan jenis desain eksperimen yang berbeda.
7. Membahas desain empat-kelompok Solomon dan implikasinya untuk
validitas internal dan validitas eksternal.
3

BAB II

PEMBAHASAN MATERI

2.1 EKSPERIMEN LABORATORIUM

Eksperimen laboratorium (lab experiments) adalah eksperimen yang dilakukan


dalam lingkungan buatan atau diatur. Dalam eksperimen laboratorium untuk
menemukan hubungan sebab-akibat dalam situasi buatan diperlukankan control
dan manipulasi.

Kontrol

Ketika merumuskan hubungan sebab akibat antara dua variabel, misalnya


variabel X dan Y, memungkinkan bahwa beberapa faktor lain, katakanlah
variabel A juga memengaruhi variabel Y. Dalam kasus tersebut, artinya bisa saja
bukan hanya variabel X yang memengaruhi variabel Y.

Manipulasi

Manipulasi secara sederhana berarti bahwa peneliti membuat tingkat variabel


bebas yang berbeda untuk menilai dampaknya pada variabel terikat. Manipulasi
variabel bebas juga disebut dengan perlakuan (treatment), dan hasil perlakuan
tersebut disebut dengan pengaruh perlakuan (treatmen effect).

Mengontrol Variabel “Pengganggu” atau Eksogen yang Mencemari

- Memadankan kelompok

Satu cara untuk mengontrol variabel “pengganggu” (nuisance) atau yang


mencemari adalah dengan memadankan (match) berbagai kelompok dengan
memilih karakteristik yang membuat rancu dan dengan sengaja menyebarkan ke
semua kelompok.

- Randomisasi

Randomisasi (randomization) proses dimana individu dipilih (yaitu setiap orang


mempunyai peluang yang sama dan diketahui untuk dipilih) dan menempatkan
4

mereka dalam kelompok manapun (setiap individu dapat ditempatkan kedalam


kelompok manapun), keduanya adalah acak. Dengan menempatkan anggota ke
dalam kelompok secara acak, peneliti perlu mendistribusikan variabel perancu
diantara kelompok secara sama.

Manfaat randomisasi. Perbedaan antara pemadanan dan randomisasi yaitu


dalam pemadanan individu secara sengaja dan sadar disesuaikan untuk
mengontol perbedaan antaranggota kelompok, sedangkan dalam randomisasi,
peneliti berharap bahwa proses randomisasi akan mendistribusikan
ketidaksamaan antar kelompok berdasarkan hokum distribusi normal. Dengan
demikian, peneliti tidak perlu secara khusus mengkhawatirkan faktor perancu
apapun yang diketahui atau yang tidak diketahui.

Singkatnya, dibandingkan dengan randomisasi, pemadanan mungkin kurang


efektif, karena peneliti mungkin tidak mengetahui semua faktor yang dapat
mencemari hubungan sebab akibat dalam situasi yang dihadapi, sehingga gagal
memadankan beberapa faktor penting diantara seluruh kelompok ketika
mengadakan eksperimen. Namun, randomisasi akan menyelesaikan masalah ini
karena semua faktor pencemar akan disebarkan ke semua kelompok. Selain itu,
bahkan jika peneliti mengetahui variabel perancu, peneliti mungkin tidak
mampu menemukan kecocokan/ padanan untuk semua variabel tersebut. dengan
demikian, desain eksperimen laboratorium melibatkan control terhadap variabel
pencemar melalui proses pemadanan atau randomisasi, dan manipulasi
perlakuan.

Validitas Internal dari Eksperimen Laboratorium

Validitas internal (internal validity) mengacu pada keyakinan terhadap


hubungan sebab akibat. Dengan kata lain, hal tersebut mewakili pertanyaan,
“sejauh mana desain penelitian memungkinkan peneliti untuk mengatakan
bahwa variabel bebas A menyebabkan perubahan pada variabel terikat B?”
Dalam eksperimen laboratorium dimana hubungan sebab akibat dibuktikan,
validitas internal dapat dikatakan tinggi.
5

Validitas Eksternal atau Generalisasi Eksperimen Laboratorium

Validitass eksternal mengacu pada tingkat generalisasi dari hasil studi kausal
pada situasi, orang, atau peristiwa lain. Eksperimen laboratorium mempunyai
validitas eksternal yang lebih rendah.

2.2 EKSPERIMEN LAPANGAN

Eksperimen lapangan (field experiments) adalah eksperimen yang dilakukan


dalam lingkungan alami di mana pekerjaan dilakukan seperti biasa, namun
perlakuan tertentu diberikan kepada satu kelompok atau lebih. Sehingga, dalam
eksperimen lapangan, meskipun tidak mungkin untuk mengontrol semua
variabel pengganggu karena anggota tidak dapat ditempatkan dalam kelompok
secara acak, atau disepadankan, perlakuan dapat tetap dimanipulasi. Kelompok
control juga dapat dibuat dalam eksperimen lapangan.

Validitas Eksternal

Eksperimen lapangan mempunyai validitas eksternal yang lebih tinggi (yaitu,


hasilnya lebih dapat digeneralisasi pada situasi organisasi yang hamper sama),
namun memiliki validitas internal yang lebih rendah (yaitu, peneliti tidak dapat
yakin terait sejauh mana variabel X sendiri menyebabkan variabel Y).

2.3 TITIK TENGAN ANTARA VALIDITAS INTERNAL DAN


EKSTERNAL

Untuk memastikan jenis validitas (internal atau eksternal) peneliti biasanya


pertama-tama mencoba menguji hubungan kausal dalam situasi lab atau buatan
yang dikontrol secara ketat, dan setelah hubungan dibuktikan, peneliti mencoba
menguji hubungan kasual dalam eksperimen lapangan. Masalah validitas
eksternal biasanya membatasi penggunaan eksperimen laboratorium dalam
bidang manajemen. Eksperimen lapangan pun jarang dilakukan karena
munculnya konsekuensi yang tidak diharapkan.
6

2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI VALIDITAS


INTERNAL

Bahkan studi lab dengan desain terbaik pun dapat dipengaruhi oleh factor-faktor
yang dapat memengaruhi validitas internal dari eksperimen laboratorium.
Beberapa factor perancu mungkin tetap muncul yang dapat memberikan
penjelasan tandingan mengenai apa yang menyebabkanvariabel terikat.
Kemungkinan factor perancu ini merupakan ancaman untuk validitas internal.
Tujuh ancaman utama bagi validitas internal yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh sejarah

Peristiwa atau factor tertentu yang memiliki pengaruh pada hubungan variabel
bebas dan variabel terikat dapat muncul tanpa diduga selama eksperimen
berlangsung dan sejarah peristiwa tersebut akan memunculkan hubungan sebab
akibat antara kedua variabel sehingga memengaruhi validitas internal.

2. Pengaruh maturasi

Kesimpulan sebab-akibat juga dapat dicemari oleh pengaruh berjalannya waktu


variabel lain yang tidak dapat dikontrol. Pengaruh pencemaran semacam ini
disebut pengaruh maturasi (maturation effect) pengaruh maturasi merupakan
sebuah fungsi dari proses baik biologis dan psikologis yang terjadi pada
responden sebagai hasil dari berjalannya waktu

3. Pengaruh pengujian

Sering kali menguji pengaruh sebuah perlakauan subjek diberikan prates.


Pertama-tama ukuran variabel terikat diambil (prates) kemudian perlakuan
diberikan dan setelah itu ukuran kedua dari variabel terikat diambil (pascates)
perbedaan diantara skor prates dan pasca tes kemudian dihubungkan dengan
perlakuan. Akan tetapi pengalaman responden akan prates dan pasca tes
kemudian dihubungkan dengan perlakuan. Akan tetapi pengalaman responden
akan prates dapat memengaruhi baik validitas internal dan eksternal dari temuan
tersebut. Proses yang disebutkan sebelumnya dapat menyebabkan dua jenis
pengaruh pengujian
7

- Pengaruh pengujian utama terjadi ketika observasi sebelumnya (prates)


memengaruhi observasi selanjutnya (pascates). Pengaruh pengujian utama
terjadi karena partisipan ingin menjadi konsisten.
- Pengaruh pengujian interaktif terjadi ketika prates memengaruhi reaksi
participant terhadap perlakuan variabel bebas.

Secara ringkas pengaruh pengujian dapat memengaruhi baik validitas internal


dan eksternal dari temuan kita. Pengaruh pengujian utama mengancam validitas
internal sedangkan pengaruh pengujian interaktif mengancam validitas eksternal.

4. Pengaruh bias seleksi

Ancaman lain bagi validitas internal dan eksternal dari temuan kita adalah
seleksi partisispan pertama kita akan memebahas bagaimana seleksi dapat
memengaruhi validitas eksternal dari temuan kita. Kemudian kita akan
membahas bagaimana seleksi dapat memengaruhi validitas internal.

Dalam situasi laboratorium jenis partisipan yang dipilih untuk eksperimen dapat
sangat berbeda dengan jenis karyawan yang direkrut oleh organisasi. Sebagai
contoh para mahasiswa di universitas dapat diberikan tugas yang dimanipulasi
untuk mempelajari pengaruh pada kinerja mereka. Temuan dari eksperimen
tersebut tidak dapat digeneralisasikan dengan dunia nyata pekerjaan dimana
karyawan dan sifat dari pekerjaan tersebut cukup beda. Sehingga seleksi subjek
menyebabkan ancaman bagi validitas eksternal

5. Pengaruh moralitas

Factor perancu lain pada hubungan sebeb akibat adalah moralitas (mortality)
atau pengurangan anggota dalam kelompok eksperimen kelompok control atau
keduanya saat eksperimen berlangsung. Jika komposisi kelompok berubah
sepanjang waktu di setiap kelompok perbandingan antara kelompok menjadi
sulit karena mereka yang keluar dari eksperimen dapat merancukan hasil. Dalam
hal ini kita tidak akan dapat mengatakan berapa banyak pengaruh yang diamati
muncul dari perlakuan tersebut dan beberapa banyak yang dapat dihubungkan
8

dengan anggota yang keluar karena mereka yang tetap dalam eksperimen dapat
bereaksi secara berbeda dari mereka yang keluar.

6. Pengaruh Regresi Statistik

Pengaruh regresi statistik (statistical regression) muncul jika anggota yang


terpilih untuk kelompok eksperimen mempunyai skor awal yang ekstrem pada
variable terikat. Kita mengetahui dari hokum probabilitas bahwa mereka dengan
skor yang sangat rendah pada variable mempunyai probabilitas lebih besar untuk
menunjukkan peningkatan dan mencapai skor yang mendekati rata rata pada
pasca tes setelah diberikan perlakuan tersebut. Fenomena skor rendah yang
cenderung mencapai skor yang mendekati mean (rata rata hitung) dikenal
sebagai “regresi menuju mean” (regresi statistic). Demikian pula mereka dengan
kemampuan sangat tinggi juga akan menunjukkan kecenderungan lebih besar
untuk mundur kearah mean mereka akan mencapai skor lebih rendah pada pasca
tes dibanding prates. Dengan kemudian mereka berada di salah satu ujung
kontinum yang berkaitan dengan sebuah variable tidak akan “benar benar”
mencerminkan hubungan sebab akibat. Fenomena regresi statistic tersebut juga
merupakan ancaman lain bagi validitas internal.

7. Pengaruh Instrumentasi

Pengaruh Instrumentasi (instrumentation effect) adalah ancaman lain bagi


validitas internal hal tersebut dapat muncul karena perubahan dalam
instumentasi pengukuran antara prates dan pascates dan bukan karena perbedaan
dampak perlakuan pada akhirnya (Cook &Campbell.1979)

2.5 MENGIDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP VALIDITAS


INTERNAL

1. Pengaruh sejarah.

Tindakan dua anggota kelompok dalam partisipatif secara tidak terduga dengan
senang dating ke kelompok lain dan mengatakan bahwa suasana partisipatif
9

“sangat hebat dan kinerja melambung tinggi dalam kelompok ini” mungkin telah
menaikkan keyakinan seluruh anggota kelompok.

2. Pengaruh maturasi.
Terjadi ketika sebuah pengaruh mendekati pematangan atau perubahan alami
lainnya dalam subjek sebagai contoh lebih tua, lebih kuat, lebih bijak
3. Pengaruh pengujian.
Testing Effect memengaruhi validitas internal akibat prates dan pascates yang
dilakukan sebelumnya untuk menguji pengaruh sebuah perlakuan. Kepekaan
responden akan prates dan pascates dapat mengacaukan hubungan kausal antar
variabel.
4. Pengaruh bias seleksi.
Seleksi subyek yang tidak tepat atau tidak cocok untuk kelompok eksperimen
dan control dapat memengaruhi validitas internal.
5. Pengaruh mortalitas.
Pengurangan anggota dalam kelompok eksperimen, kontrol, atau keduanya, saat
eksperimen berlangsung dapat memengaruhi validitas internal.
6. Pengaruh regresi statistic.
Pengaruh ini muncul jika anggota yang terpilih untuk kelompok eksperimen
mempunyai skor awal yang ekstrem pada variabel terikat. Misalnya: Jika
seorang manajer akan menguji apakah dia dapat meningkatkan kepandaian
menjual bagian penjualan, maka si manajer sebaiknya tidak memilih mereka
dengan kemampuan yang sangat rendah atau sangat tinggi untuk eksperimen.
7. Pengaruh instrumentasi.
Muncul disebabkan perlakuan berbeda pada instrument pengukuran seharusnya
tidak ada bias instrumentasi.

2.6 VALIDITAS INTERNAL DALAM STUDI KASUS

Jika terdapat ancaman terhadap validitas internal, bahkan dalam eksperimen lab
yang dikontrol denganketat, menjadi sangat jelas mengapa peneliti tidak dapat
menarik kesimpulan tentang hubungan sebab akbiat dari studi kasus yang
menjelaskan peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu. Kecuali studi
10

eksperimen yang di desain dengan baik, yang secara acak menempatkan anggota
pada kelompok eksperimen dan Kontrol dan berhasil memanipulasi perlakuan,
menunjukkan kemungkinan hubungan kausal, adalah tidak mungkin untuk
mengatakan faktor mana yang menyebabkan faktor lain.

2.7 TINJAUAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI


VALIDITAS INTERNAL DAN VALIDITAS EKSTERNAL

Faktor tersebut adalah pengaruh sejarah, maturasi, pengujian, instrumentasi,


seleksi, regresi statistik, dan mortalitas. Tetapi ada kemungkinan untuk
mengurangi bias tersebut dengan meningkatkan kecanggihan desain eksperimen.
Meskipun sejumlah desain yang lebih canggih akan meningkatkan validitas
internal dari eksperimen, hal tersebut juga mahal dan memakan waktu.
Ancaman terhadap validitas eksternal bisa diatasi dengan menciptakan kondisi
eksperimen sekedar mungkin dengan situasi dimana hasil eksperimen sakan di
generalisasikan.

2.8 JENIS DESAIN EKSPERIMEN DAN VALIDITAS

Semakin singkat rentang waktu eksperimen, semakin kecil kemungkinan


dipengaruhi pengaruh sejarah, maturasi, dan mortalitas. Eksperimen yang
berlangsung satu atau dua jam, biasanya tidak menemui kendala dalam hal
tersebut.

1. Desain Eksperimen Kuasi

Sejumlah studi memberikan perlakuan kepada sebuah kelompok eksperimen dan


mengukur pengaruhnya. Desain tersebut adalah yang terlemah dari semua
desain, dan hal tersebut tidak mengukur hubungan sebab-akibat yang
sebenarnya. Karena tidak ada perbandingan antar kelompok, ataupun catatan
mengenai status variabel terikat sebelum perlakuan eksperimen dan bagaimana
hal tersebut berubah setelah perlakuan. Dalam ketiadaan control seperti itu, studi
tidak memiliki nilai ilmiah dalam menentukan hubungan sebab-akibat. Desain
11

ini disebut quasi-experimental design. Berikut adalah tiga desain eksperimen


kuasi:

- Desain Kelompok Eksperimen Prates Dan Pascates. Pada suatu kelompok


eksperimen (tanpa kelompok kontrol), kita bisa melakukan prates ,memberikan
perlakuan, dan kemudian mengadakan pasca tes untuk mengukur pengaruh
perlakuan. Tetapi, pengaruh pengujian dan instrumentasi dapat mencemari
validitas internal. Jika dilakuakan selama satu periode waktu, pengaruh sejarah
dan maturasi juga mungkin mengacaukan hasil.

- Pascates Hanya Dengan Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.


Sejumlah desain eksperimen direncanakan dengan kelompok eksperimen dan
control, yang pertama diberi perlakuan, dan yang terakhir tidak. Pengaruh
perlakuan dipelajari dengan menilai perbedaan hasil. Perhatian harus diberikan
untuk memastikan kelompok mengalami pemadanan untuk semua
kemungkinan faktor pengganggu yang mencemari. Sebaliknya, pengaruh
perlakuan yang sebenarnya tidak dapat ditentukan hanya dengan melihat
perbedaan skor pasca tes kedua kelompok. Randomisasi akan mengatasi
masalah tersebut. Ada ancaman terhadap validitas dalam desain ini, jika kedua
kelompok tidak cocok atau tidak ditempatkan secaraa cak, bias seleksi dapat
mencemari hasil. Mortalitas juga bisa mengacaukan hasil, dan dengan
demikian merupakan ancaman terhadap validitas internal.
- Desain Rangkaian Waktu. Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk
penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan,
kelompok diberi pratest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui
kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila
hasil pratest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti
kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten.
Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru
diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu
kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
12

2. Desain Eksperimen Murni

Desain eksperimen, yang meliputi perlakuan, kelompok control, dan mereka


informasi sebelum dan sesudah kelompok eksperimen diberi perlakuan, disebut
sebagai desain eksperimen ex post facto.

- Desain Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol Prates Dan


Pascates. Kedua kelompok eksperimen dan kontrol sama-sama mengalami pra
dan pascates. Perbedaan antara keduanya adalah yang satu diberi perlakuan dan
yang satu tidak. Mengukur perbedaan antara skor pra dan pasca tes kedua
kelompok akan menunjukkan pengaruh netto dari perlakuan. Berdasakan fakta
bahwa apapun yang terjadi dengan kelompok eksperimen (misalnya, maturasi,
sejarah, pengujian, dan instrumentasi) juga terjadi pada kelompok kontrol, dan
dalam mengukur pengaruh netto kita telah mengontrol faktor yang mencemari.
Melalui proses randomisasi, kita pun mengontrol pengaruh bias seleksi dan
regresi statistik. Namun mortalitas bisa menjadi masalah dalam desain ini.

3. Desain Empat Kelompok Solomon

Untuk memperoleh keyakinan yang lebih tinggi dalam validitas internal pada
desain eksperimen, disarankan untuk membuat dua kelompok eksperimen dan
dua kelompok kontrol untuk eksperimen. Satu kelompok eksperimen dan satu
kelompok kontrol dapat diberikan prates dan pascates sedangkan yang lainnya
diberikan pascates. Desain yang dikenal dengan desain empat kelompok
Solomon mungkin merupakan desain yang paling komprehensif dan desain yang
paling sedikit memiliki masalah dengan validitas internal.

- Desain Empat Kelompok Solomon dan Ancaman Terhadap Validitas.


Desain empat kelompok Solomon, juga disebut dengan desain enam-stud
empat-kelompok, merupakan desain eksprimen yang sangat rumit. Desain ini
mengontrol semua ancaman untuk validitas internal, selain pengaruh mortalitas
dan pengaruh pengujian interaktif.

Pengaruh perlakuan (E) dapat dinilai dengan:


13

E = (O2-O1)

E = (O2-O4)

E = (O5-O6)

E = (O5-O3)

E = [(O2-O1)-(O4-O3)]

Jika semua E hampir sama, hubungan sebab-akibat adalah sangat valid.

No. Jenis desain eksperimen Ancaman utama bagi validitas


1. Prates dan pascates dengan Sejarah, maturasi, pengujian
stau kelompok eksperimen utama, pengujian interaktif,
saja. mortalitas.
2. Prates dan pascates dengan Pengujian interaktif, mortalitas
satu kelompok eksperimen
dan satu kelompok kontrol.
3. Hanya pascates dengan satu Mortalitas
kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
4. Desain empat kelompok- Mortalitas
Solomon

4. Studi Double-Blind

Ketika perhatian dan ketelitian ekstrem diperlukan dalam desain eksperimen,


seperti dalam kasus penemuan obat baru yang memiliki dampak pada kehidupan
manusia, blind study dilakukan untuk menghindari bias yang mungkin muncul.
Jika peneliti dan subjek tidak mengetahui yang sebenarnya, maka disebut dengan
studi double-blind.
14

5. Desain Ex Post Facto

Hubungan sebab-akibat terkadang dibuktikan melalui apa yang disebut desain


eksperimen ex post facto. Disini, tidak ada manipulasi variabel bebas dalam
situasi lab atau lapangan, namun sujek yang telah diberikan stimulus dan mereka
yang tidak diberikan stimulus, dipelajari.

2.9 SIMULASI

Alternatif eksperimentasi laboratorium dan lapangan yang saat ini digunakan


dalam penelitian bisnis adalah simulasi. Simulasi yang menggunakan teknik
membangun model untuk menentukan pengaruh perubahan, dan simulasi
berbasis komputer semakin populer dalam penelitian bisnis. Simulasi dapat
dianggap sebagai eksperimen yang dilakukan dalam situasi yang diciptakan
secara khusus yang sangat mewakili lingkungan alami di mana kegiatan
biasanya dilakukan.

2.10 ISU ETIKA DALAM PENELITIAN DESAIN EKSPERIMEN

Praktik berikut yang dianggap tidak etis:

- Mendesak orang untuk berpartisipasi dalam eksperimen dengan paksaan, atau


menggunakan tekanan sosial.
- Memberikan tugas kasar dan mengajukan pertanyaan yang merendahkan dan
mengurangi harga diri partisipan.
- Menipu subjek dengan secara sengaja menyesatkan mereka terkait dengan
tujuan penelitian yang sebenarnya.
- Menyebabkan stres fisik atau mental bagi peserta.
- Tidak memperbolehkan subjek untuk mengundurkan diri dari penelitian
meskipun mereka inginkan.
- Menggunakan hasil penelitian untuk merugikan partisipan, atau untuk tujuan
yang tidak mereka inginkan.
15

- Tidak menjelaskan prosedur yang berlaku dalam eksperimen.


- Menempatkan responden dalam situasi yang berbahaya dan tidak aman.
- Tidak melakukan tanya-jawab dengan partisipan secara menyeluruh dan akurat
setelah eksperimen berakhir.
- Tidak menjaga privasi dan rahasia informasi yang diberikan oleh partisipan.
- Tidak memberikan insentif untuk kelompok kontrol.

2.11 IMPLIKASI MANAJERIAL

Sebelum menggunakan desain eksperimen dalam studi penelitian, menjadi hal


penting untuk mempertimbangkan apakah hal tersebut perlu, dan jika demikian,
seberapa tingkat kerumitannya. Hal tersebut menjadi desain eksperimen
membutuhkan upaya khusus dan tingkat intervensi yang berubah-ubah dengan
arus kegiatan yang biasa.
16

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bab ini membahas desain eksperimen, dengan referensi khusus untuk
eksperimen laboratorium dan lapangan. Kita menelaah bagaimana variabel
pencemar dalam mendeteksi hubungan sebab-akibat dapat dikontrok melalui
proses pemadanan dan randomisasi. Persoalan validitas internal dan validias
eksternal, serta tujuh faktor yang dapat memengaruhi validitas internal juga
dijelaskan. Selain itu, beberapa jenis desain eksperimen yang dapat digunakan
untuk menguji hubungan sebab-akibat dan kegunaannya dalam konteks
validitas dan kepraktisan pun diuraikan. Kita juga menjelaskan isu etika yang
terlibat dalam melakukan penelitian eskperimen dan aplikasinya bagi manajer
dalam menggunakan desain eksperimen.

3.2 Saran

Demikianlah makalah tentang “Desain Eksperimen” yang dapat kelompok kami


sampaikan. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak kesalahan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan
makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi
semua pihak dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.
17

DAFTAR PUSTAKA
Sekaran Uma, Bougie Roger. 2017.Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta:
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai