PENDAHULUAN
Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu yang sangat vital di Indonesia,
sebagian besar pembangkit listrik di Indonesia menggunakan PLTU (Pembangkit
Listrik Tenaga Uap) dimana menggunakan air sebagai sumber energi yang dapat
menggerakkan turbin dan generator dengan berbagai proses sehingga dapat
menghasilkan energi listrik.
Seperti pada PLTU UJP Pangkalan Susu pada umumnya mengunakan air
yang didapatkan dari permukaan bumi untuk mengantisipasi kekurangan air yang
terdapat di dalam tanah,. PLTU UJP Pangkalan Susu berlokasi di tempat yang
memiliki kadar air yang mampu mencukupi kebutuhan pembangkit energi listrik itu
1
sendiri dengan menggunakan air laut. oleh karena itu sebelum air digunakan maka
dilakukan berbagai tahapan proses agar komponen-komponen yang terdapat pada
PLTU ini tetap terjaga dan juga dapat memiliki daya tahan yang efisien.
Untuk menjaga agar tetap memiliki daya tahan yang efisien terhadap PLTU
maka diperlukan cadangan sumber arus listrik yang cukup untuk menghindari apabila
terjadinya pemadaman atau blackout yaitu dengan menggunakan battery charger.
Battery Charger memiliki peran sangat penting terhadap PLTU tersendiri yaitu
sebagai suatu kelancaran sistem operasi pada pembangkit dan juga dalam melayani
kebutuhan listrik bagi para konsumen.
Maksud dan tujuan khusus penulisan laporan praktek kerja lapangan ini
adalah :
2
1.3 Rumusan Masalah
3
2. Berkesempatan untuk dapat belajar menerapkan pengetahuan yang
diperoleh dari kampus dalam berbagai kasus di perusahaan atau
dilembaga lain.
3. Mahasiswa dapat belajar untuk lebih professional dalam mengerjakan
setiap pekerjaan dengan keterampilan emosional secara luas dalam
dunia kerja yang dibutuhkan.
4. Mengetahui dengan lebih jelas mengenai realita dunia kerja secara
langsung.
5. Mampu beraktualitas dan berkreasi pada ilmu yang dimiliki serta
dalam hubungan berkomunikasi dalam lingkungan kerjanya.
6. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan danjuga kreaktifitas
diri dalam lingkungan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki.
7. Menjadi bahan persiapan menghadapi dunia kerja dan menyiapkan
langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dalam
lingkungan kerja dimasa mendatang.
8. Menambahkan wawasan dan pengetahuan kerja agar siap untuk terjun
langsung di dunia kerja.
4
1.6.3 Bagi Perusahaan
1. Dapat melaksanakan salah satu bentuk tanggung jawab social
perusahaan atau lembaga kerja masyarakat
2. Sebagai sarana untuk menjalin hubungan kerjasama yang baik
perusahaan dengan Politeknik Negeri Lhokseumawe, Khususnya
kepada Teknik Elektro dan sebagai wujud kepedulian perusahaan
terhadap masa depan generasi muda serta mewujudkan keterbukaan
perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai atau citra
publik di masyarakat.
3. Merupakan sarana penghubung antara instansi atau perusahaan dan
Lembaga Pendidikan Tinggi.
4. Sebagai sarana peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya
manusia, terutama calon tenaga kerja sehingga memudahkan dalam
proses pencarian tenaga kerja professional.
5
1.8 Sistematika Penulisan Laporan
Adapun sistematika penulisan yang berisi garis besar uraian tiap-tiap bab
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang penjelasan latar belakang, tujuan kerja praktek,
manfaat kerja praktek, tempat dan waktu pelaksanaan praktek, metode penulisan,
serta sistematika penulisan laporan.
Pada bab ini membahas tentang prinsip kerja dari sinkron generator,
konstruksi generator, persyaratan penyingkronan, serta spesifikasi generator yang
digunakan pada PLTU Pangkalan Susu. Pada bab ini juga membahas tentang sistem
pemeliharaan generator.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan juga saran yang baik kepada
perusahaan maupun kepada kampus dan juga pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
6
BAB II
7
2.2. Profil PT. Indonesia Power UJP Pangkalan Susu
Pada Gambar 2.1 diatas PLTU Pangkalan Susu dibangun di area seluas 105
Ha, berlokasi di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten
Langkat, Propinsi Sumatera Utara. Sekitar 120 Km dari Medan, PLTU Pangkalan
Susu satu dari Proyek Percepatan Diversifikasi Energi (PPDE) tahap 1 terutama
untuk wilayah Sumatera bagian utara, produksi energi listrik disalurkan melalui
transmisi 275 KV dari unit pembangkit ke gardu induk Binjai dan interkoneksi
dengan sistem 150 KV Sumatera bagian utara di gardu induk Binjai.
PLTU Pangkalan Susu dengan daya terpasang 2x200 MW. Untuk unit 1
diresmikan pada tanggal 15 februari 2015 dan unit 2 pada 15 desember 2014.
Peralatan utama PLTU Pangkalan Susu khususnya turbin dan generator dipasok oleh
pabrikan asal Tiongkok, Beijing Beizhong dengan kontraktor Guandong Power
Engineering Corporation (GPEC), Speksifikasi Boiler untuk suplai batubaranya 4200
kcal/kg, temperatur uap 540 C & tekanannya 13,43 MPa, Sedangkan turbin bekerja
pada temperatur uap 535 C dan tekanan 12,75 Mpa beroperasi pada netto 200 MW
seperti pada gambar 2.2 dibawah ini
8
Gambar 2.2 Informasi PLTU Pangkalan Susu
9
Lambang mempunyai arti penting karena lambang merupakan identitas bagi
setiap perusahaan. Makna bentuk dan warna logo PT. Indonesia Power merupakan
cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya secara keseluruhan. Nama
Indonesia Power merupakan nama yang kuat untuk melambangkan lingkup usaha
perusahaan sebagai Power Utility Company terbesar di Indonesia.
A. Bentuk
1. Karena nama yang kuat, tulisan Indonesia dan Power ditampilkan dengan
menggunakan jenis huruf yang tegas dan kuat. FUTURA BOOK/REGULER dan
FUTURA BOLD.
2. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan arti “TENAGA
LISTRIK” yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
3. Titik atau Bulatan merah (RedDot) diujung kilat petir merupakan simbol dari
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PLN PJB I. Titik ini
merupakan simbol yang digunakan sebagian besar materi komunikasi perusahaan
dengan simbol yang kecil ini, diharapkan identitas perusahaan dapat langsung
terwakili.
B. Warna
1. Merah
2. Biru
10
di aplikasikan pada kata Power, maka warna ini menunjukan produk tenaga
listrik yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki ciri-ciri :
Perteknologian tinggi
Efisien
Aman
Ramah lingkungan
11
BAGAN SUSUNAN JABATAN BAGIAN ADMINISISTRASI UNIT JASA
PEMBANGKITAN PLTU PANGKALAN SUSU
Manager
Administrasi
Supervisor Supervisor
Supervisor Supervisor Senior Supervisor
Senior Umum Senior
Senior SDM Perdagangan Gudang
Keuangan
Barang Dan Jasa
Ahli Muda Budaya dan Ahli Muda Sarana dan Ahli Muda Akutansi dan Ahli Muda Budaya
GOG Fasilitas Anggaran dan GOG
Ahli Muda Pengembangan Ahli Muda SCR dan Ahli Muda Keuangan Ahli Muda Pengembangan
dan Potensi Keamanan dan Pajak dan Kompetensi
Manager Pengolahan
Energi Primer
Ahli Muda Perencanaan dan Supervisor Operasi Penyaluran Ahli Muda Perencanaan dan
Pengendalian Inventory Energi Energi Primer dan Abu ( A-D ) Pengendalian Instalasi Energi
Primer dan Abu Primer dan Abu
Supervisor Pemeliharaan
Mekanik Instalasi Energi Primer
dan Abu
12
BAGAN SUSUNAN JABATAN BAGIAN ENJINIRING UNIT JASA PEMBANGKITAN
PLTU PANGKALAN SUSU
Manager Enjiniring
Supervisor Senior Condision Supervisor Senior Supervisor Senior Efisiensi Ahli Madya
Based Maintenance Reliability Kinerja dan Sistem Informasi Enjiniring Turbin dan Auxiliary
Ahli Muda Predictive Ahli Muda Ahli Muda
Maintenance Reliability Enjiniring Efisiensi Ahli Madya
Enjiniring Boiler dan Auxiliary
Ahli Muda
Sistem Manajemen Ahli Madya
Terintegrasi, Knowl, Edge Enjiniring Listrik
Management Dan Kinerja
Ahli Muda
Ahli Muda Enjiniring Kontrol dan Instrument
Sistem Informatika
Ahli Madya
Enjiniring Penyaluran Energi
Primer dan Abu
Ahli Madya
Enjiniring BOP
Ahli Madya
Manajemen Resiko
Ahli Muda
Pengendalian Kontrak
13
BAGAN SUSUNAN JABATAN BAGIAN OPERASI UNIT JASA PEMBANGKITAN
PLTU PANGKALAN SUSU
Manager
Operasi
Supervisor Operasi
Unit 2
(A-D)
Operator Senior
Control Room Unit 2
(A-D)
14
BAGAN SUSUNAN JABATAN BAGIAN PEMELIHARAAN UNIT JASA
PEMBANGKITAN PLTU PANGKALAN SUSU
Manager Pemeliharaan
Teknisi Senior Mesin BOP dan Teknisi Senior Listrik BOP Teknisi Senior Kontrol
Bengkel Instrumen BOP
Teknisi Mesin BOP dan Teknisi Listrik BOP Teknisi Kontrol dan Instrumen
Bengkel BOP
15
2.5. Struktur Grup Perusahaan
Berikut adalah struktur grup dari PT. Indonesia Power yang terdiri dari 5
Anak Perusahaan, 2 Perusahaan Patungan (Joint Venture Company), 1 Perusahaan
Asosiasi, 3 Cucu Perusahaan (Afiliasi dari Anak Perusahaan). Sebagaimana
ditunjukkan dalam struktur pada gambar 2.4 dibawah ini.
16
2.6 Visi Misi dan Misi dari PT. Indonesia Power
Yaitu menjadikan Perusahaan PT. Indonesia Power menjadi energi terpercaya
yang tumbuh berkelanjutan dan juga menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga
listrik dan jasa yang bersahabat dengan lingkungan. seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.5
17
Gambar 2.6 Pertumbuhan Kapasitas Pembangkit Perusahaan
18
2.9. Green Power Plant
Melalui Keputusan Direksi Nomor : 249.K/010/lP/2015 Tentang Pedoman
Penerapan Green Power Plant Di Lingkungan PT. Indonesia Power, seluruh unit
Pembangkit PT. Indonesia Power bersinergi untuk menerapkan Green Power Plant.
19
2.11. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu
PLTU adalah suatu pusat pembangkit listrik yang menggunakan turbin uap
sebagai penggerak mulanya atau dengan kata lain menggunakan energy uap untuk
memutar turbin. Salah satu PLTU yang ada di Sumatera Utara adalah PLTU
Pangkalan Susu (2 Unit) dengan kapasitas daya terpasang 2 x 220MW. PLTU
menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup
artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkuIasinya
secara singkat adalah sebagai berikut:
20
2.13. Siklus Rankine
Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup yang dapat digambarkan
dengan diagram T – s (Temperatur – entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus
rankine sesuai dengan prinsip kerja yang ada di PLTU Pangkalan Susu. Adapun
urutan langkahnya adalah sebagai berikut :
a-b = bfwp
b-c = economiser
c-d = steam drum
d-e = super heater
e-f = hp turbin
f-g = reheater
g-h = ip turbin
h-i = lp turbin
i-a = kondensor
i – a : Uap yang ada di kondensor didinginkan oleh pipa-pipa pendingin, hal ini
mengakibatkan terjadinya perubahan fase dari uap menjadi air.
a – b : Air dipompa oleh Boiler Feeder Pump menuju Boiler mengakibatkan
perubahan tekanan dan perubahan temperatur.
b – c : Sebelum air sampai ke Boiler, temperatur air dinaikkan hingga mencapai
titik didih dan terjadi peningkatan nilai tekanan. Pemanasan ini
berlangsung di economizer.
c – d : Pada proses ini terjadi perubahan fase (wujud) dari air ke uap bertekanan,
proses ini terjadi pada Steam Drum, namun pada Steam Drum uap yang
masih mangandung air dipisahkan oleh Sparator dimana uap kering akan
langsung menuju Super Heater dan air yang tersaring akan jatuh dan
dipanaskan ulang di Down Comer.
d – e : Uap dipanaskan kembali menjadi uap kering di Super Heater, hal ini
mengakibatkan temperatur dan tekanan akan meningkat
e – f : Uap kering akan berekspansi memutar High Pressure Turbin, terjadi
penurunan temparatur pada proses ini.
f – g : Uap kering dari High Pressure Turbin akan dipanaskan lagi di Re-Heater
untuk menaikkan temperatur dan tekanannya lagi, hal ini bertujuan untuk
21
memanfaatkan uap yang masih mengandung tekanan tinggi untuk memutar
Intermediate Pressure Turbin.
g – h : Pada tahap ini uap berekspansi meumutar Intermediate Turbin dan
selanjutnya disalurkan ke Low Pressure Turbin
h – i : Uap yang berasal dari Intermediate Pressure Turbin berekspansi dan
memutar Low Pressure Turbin, pada tahap ini temperatur dan tekanan
menurun drastis.
22
1. Ship Unloader
Ship Unloader yaitu alat yang berfungsi untuk memindahkan muatan batubara
dari kapal tongkang menuju ke coal yard. Jenis ship unloader yang digunakan pada
PLTU Pangkalan Susu yaitu jenis Chain Bucket Ship Unloader yang memiliki
kapasitas 600 ton per jam nya dan memiliki 2 unit dan letaknya di jetty (pelabuhan).
dapat dilihat seperti pada gambar 2.11.
23
Gambar 2.12 Stack and Reclaimer (STRE)
3. Crusher
Sebelum menuju ke coal banker, barubara melewati tahap penghancuran
(crusher) yaitu tempat penghancuran batubara yang berukuran besar menjadi
berukuran lebih kecil agar mudah disimpan di dalam coal bunker dan agar lebih
mudah dihaluskan pada tahap selanjutnya. dapat dilihat seperti pada gambar 2.13.
4. Coal Bunker
Coal bunker berfungsi sebagai tempat penyimpan batubara yang telah
dihancurkan pleh crusher dan akan menuju ke tahap selanjutnya yaitu tahap
penghalusan. Pada setiap pembangkit terdiri dari 5 unit coal banker yang masing-
masing bekapasitas 5000 ton. dapat dilihat seperti pada gambar 2.14.
24
Gambar 2.14 Coal Bunker
5. Coal Feeder
Coal feeder berfungsi mengatur jumlah batubara yang keluar dari coal bunker
yang akan menuju tahap penghalusan. Letaknya persis dibawah coal banker, jumlah
ada 5 unit PLTU Pangkalan Susu. Setiap 1 unit coal feeder melayani 1 coal bunker.
Capasitas untuk setiap unitnya yaitu 50 ton per jam. dapat dilihat seperti pada gambar
2.15.
6. Coal Mill
Coal mill berfungsi untuk menghaluskan batubara sebelum menuju ke ruang
pembakaran (burner). Hal ini dilakukan agar batubara memudahkan proses
pembakaran dan menghasilkan panas yang efektif. Pada coal mill batubara dihaluskan
sampai berukuran 200 mesh. dapat dilihat seperti pada gambar 2.16.
25
Gambar 2.16 Coal Mill
7. Store Tank
Store tank berfungsi menyimpan minyak HSD (High Speed Diesel). Dimana
HSD merupakan media penyalaan start awal pada proses firing. Dari storage tank,
minyak HSD dipompa ke ruang pembakaran (burner). Dengan menggunakan HSD,
memudahkan proses pembakaran batubara pada PLTU Pangkalan Susu. dapat dilihat
seperti pada gambar 2.17.
26
8. Dischange Pump
Dischage pump yaitu pompa yang berfungsi memompakan bahan bakar HSD
(High Speed Diesel) dari storage menuju ke ruang pembakaran (burner). Terdapat 2
unit yang digunakan di PLTU Pangkalan Susu. dapat dilihat seperti pada gambar
2.18.
27
Glend Steam Condensor, Low Pressure Heater (LPH 8, LPH 7, LPH 6 dan LPH 5).
Pada Glend Steam Condensor suhu mencapai 134 C, tekanan 21,1 bar lalu pada LPH
8 suhu mencapai 77 C, LPH 7 (81 C), LPH 6 (122 C), LPH 5 (146 C). Pada dearator
susu air mencapai 247 C, dari deaerator air akan turun ke Feed Water Tank dimana
suhu air mencapai 247 C, tekanan 145 bar dan dipompakan oleh Feed Water Pump
(FWP) masuk ke High Pressure Heater ( HPH 3, HPH 2 dan HPH 1). Pada HPH 3
suhu mencapai 184 C, HPH 2 (188 C) dan HPH 1 (249 C). Setelah itu air menuju
boiler dan kembali diproses menjadi uap. Demikian siklus air uap dalam sistem
PLTU yang disebut siklus tertutup. dapat dilihat seperti pada gambar 2.19.
Air yang digunakan untuk PLTU Pangkalan Susu adalah air laut. Air ini
dijernihkan dan diproses melalui Water Treatment Plant (WTP) atau Proses
pengolahan air, Kemudian baru bias digunakan untuk keperliuan keseluruhan unit
PLTU. Sedangkan untuk air pengisi dan penambah Boiler (ketel) setelah melalui
proses Demineralisasi, yaitu suatu proses dimana kandungan mineral dalam air
dihilangkan dan juga diberi muatan anion dan juga kation sehingga air ini tidak
menyebabkan korosi yang terjadi pada pipa maupun logam-logam yang dilaluinya.
28
1) Water Treatment Plant (WTP)
Adapun Unit yang dimaksud dalam proses pengolahan air di WTP yaitu :
1. Intake
Air yang digunakan dalam proses produksi di PT. Indonesia Power UJP Pangkalan
Susu yaitu air laut. Intake berfungsi untuk pengambilan air dari sumber air. Pada
intake ini dilengkapi dengan bar screen dan travel screen yang berfungsi sebagai
penyaring kotoran-kotoran yang terikut dengan air. Lalu pada intake juga
diinjeksikan klorin yang berfungsi untuk dapat melemahkan biota-biota yang
terikut dengan air.
2. Coalgulation
Air laut dari intake dialirkan ke WTP dengan menggunakan pipa, sebelum masuk
ke unit selanjutnya, air diinjeksikan koagulan NaOCl, FeCl3, dan aid. Proses
peninjeksian koagulan terjadi didalam pipa yang diatur menggunakan valve,
Terdapat 2 aliran pipa koagulasi, dimana 1 Run dan 1 Stand by. Kemudian air
dialirkan kedalam flocculation tank.
3. Flocculation Tank
Pada proses ini air yang sudah diinjeksikan koagulan NaOCl, koagulan feCl3, dan
koagulan aid akan dialirkan kedalam tangki flokulasi untuk proses pengadukan
lambat dan pengumpalan partikel-partikel yang bergabung di dalam air. Terdapat 2
unit flocculation tank, dimana 1 Run dan 1 Stand by.
4. Lamella Clarifier
Partikel-pertikel yang sudah membentuk flok-flokkan diendapkan didalam bak
lamella clarifier karena adanya gaya gravitasi. Didalam bak ini terjadi proses
sedimantasi. Air yang bersih akan mengalir kedalam clarified water tank,
Sedangkan flok yang mengendao akan menjadi lumpur dan dialirkan melalui pipa
under drain, terdapat 2 unit lamella clarifier, dimana 1 run dan 1 stand by.
29
diinjeksikan menggunakan bahan kimia HCI, Sodium, dan Anti Scalant yang
bertujuan untuk menjaga pH dan juga mencegah terbentuknya kerak atau karat.
30
2) Condensor and Hotwell
Air yang sudah melalui proses pengolahan (Kandungan mineralnya
dihilangkan) lalu dialirkan ke hotwell. Hotwell merupakan media penampung air
yang dimana kondensat yang berubah fasa dari uap ke air hasil kondensasi di
condenser. dapat dilihat seperti pada gambar 2.21.
31
dijaga tekanannya sehingga tidak menggangu proses yang terjadi. dapat dilihat seperti
pada gambar 2.22.
32
8) Low Pressure Heater 5 (LPH 5)
Low Pressure Heater 5 (LPH 5) berfungsi untuk memanaskan air setelah (LPH
6) melalui media pemanas ekstraksi turbin tilngkat keempat (E4). Hasil kondensasi
uap dialirkan kembali ke condenser melalui LPH 6, Lali LPH 7, kemudian LPH 8,
Temperatur air setelah (LPH5) 143,63 ⁰C. dapat dilihat seperti pada gambar 2.23.
9) Deaerator
Deaerator terletak pada bagian atas dari ruangan turbin, fungsi deaderator
adalah untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang tidak terkondensasi (Non
Condensible Gass). Deaerator menggunakan steam untuk menghilangkan senyawa
yang tidak terkondensasi. Di deaerator juga terjadi penambahan bahan kimia yaitu
Hidrazyne yang berfungsi untuk mengikat senyawa-senyawa yang tidak
terkondensasi tersebut. dapat dilihat seperti pada gambar 2.24.
33
10) Feed Water Tank
Feed Water Tank berfungsi untuk menampung air yang dapat terkondensasi
(hasil pengolahan dari deaerator). Letak Feed Water Tank yaitu di bawah Deaerator.
34
14) High Pressure Heater 1 (HPH 1)
Berfungsi untuk memanaskan kembali air setelah melewati High Pressure
Heater 2 melalui media pemanas berupa ekstraksi turbin tingkat ketuju (E7). Hasil
kondensasi uap ekstraksi kemudian dialirkan kembali ke kondensor melalui Drain
Tank untuk menormalkan temperaturnya. seperti pada gambar 2.26.
35
Gambar 2.27 Steam Drum
1) Boiler
Boiler atau ketal uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
merubah fasa air menjadi fasa uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan
memanaskan air yang berada dalam pipa-pipa dengan panas hasil pembakaran bahan
bakar. Pembakaran dilakukan secara kontiniu didalam ruang bakar dengan
mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar. Uap yang dihasilkan boiler adalah uap
superheat dengan tekanan dan temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap
tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran dan panas pembakaran
yang diberikan. Boiler yang kontruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air tersebut
water tube boiler (pipa air boiler). Boiler yang digunakan yaitu tipe balance draft.
Boiler di unit 1 dan unit 2 memiliki spesifikasi yang sama. Pada masing-masing
boiler ini terdapat 25 aliran butubara dan 8 oil gun. dapat dilihat seperti pada gambar
2.28 dibawah ini
36
Gambar 2.28 Boiler
2) Super Heater
Super heater adalah salah satu komponen pada boiler yang berfungsi unyuk
memanaskan lanjut uap hingga menghasilkan uap (steam) yang memenuhi
persyaratan untuk memutar turbin, yaitu uap yang dimiliki temperatur dan tekanan
yang tinggi. Super heater ini ada dua bagian, yaitu Primary Super heater dan
Secondary Super heater . Primary Super heater merupakan pamanas pertama yang
dilewati Secondary Super heater dan menjadi Super Heated Steam. SH Steam akan
dialirkan untuk memutar High Presure Turbin dan kemudian tekanan dan
temperaturnya akan turun.
3) HP (High Pressure)
Turbin High pressure turbin yaitu menampung uap kering yang berasal dari
super heater yang memiliki temperatur dan tekanan tinggi. Uap tersebut akan
memutar sudut-sudut turbin yang terkopel dengan generator untuk menghasilkan
listrik.
4) Reheater
Setelah tekanan dan temperatur steam turun maka steam tersebut akan
dikembalikan ke boiler untuk pemanasan ulang. Pemanasan ulang ini berlangsung di
bagian boiler yang disebut reheater yang merubahkan kumpulan pipa boiler yang di
beri panas dari gas pembakaran seperti super heater. Jadi reheater berfungsi untuk
menaikkan temperatur steam tanpa mempengaruhi tekanannya. Dibagian reheater,
37
steam akan dikembalikan untuk Intermediate Presure Turbine (IP Turbin) dan Low
Presure Turbine (LP Turbin)
5) IP (Intermedia Pressure)
Turbin IP (Intermediet Pressure) terbinnya itu wadah selanjutnya dari siklus
uap. Uap kering yang dipakai untuk memutar HP turbin dipanaskan lagi
menggunakan Reheater. Kemudian uap tersebut memutar sudut IP turbin yang
terkopel dengan generator, sehingga generator dapat menghasilkan listrik.
6) LP (Low Pressure)
Turbin Low presure turbin yaitu wadah yang menampung uap setelah proses
yang terjadi di IP turbin, uap tersebut bertemperatur rendah yaitu 43 C lalu memutar
sudut-sudut pada LP turbin sehingga turbin berputar dan menggerakkan generator
untuk menghasilkan listrik.
7) Condensor
Condensor adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengkondensasikan fasa uap
(uap bekas) dari turbin menjadi air untuk pengisi boiler, dimana uap bekas dari LP
turbin masuk kekondensor melalui pipa-pipa kondensor dengan media pendingin
berupa air laut yang dipompakan dengan CWP (Condensate Water Pump).
PAF (Primary Air Fan) yaitu kipas yang berfungsi mendorong batubara yang
telah dihaluskan oleh mill menuju ke pembakaran (burner). Terdapat 2 unit pada
setiap pembangkit. Udara yang dihasilkan bertemperatur panas (karena udara
melewati air preheater yang memanfaatkan gas buang dari proses burner) dan ada
yang dingin. Udara yang panas berfungsi untuk mengeringkan batubara didalam mill,
sedangkan yang dingin untuk menjaga temperature didalam mill. seperti pada gambar
2.29.
38
Gambar 2.29 Primary Air Fan
FDF (Force Draft Fan) yaitu sebuah kipas yang berfungsi memasok udara
keruang pembakaran (burner) untuk proses pembakaran. Udara luar dihisap menuju
ke burner, tetapi sebelumnya udara dipanaskan terlebih dahulu melalui air preheater,
hal ini bertujuan meningkatkan efektifitas udara untuk proses pembakaran. Terdapat 2
unit fan pada setiap pembangkit. dapat dilihat seperti pada gambar 2.30.
39
3) Air Preheater
Air preheater yaitu sebuah kipas yang berfungsi menghisap gas buang (Flue
gass) dari proses pembakaran (burner) dimana kipas ini menghisap temperature panas
flue gas untuk digunakan sebagai media pamanas udara dari FDF dan PAF yang akan
menuju ruang pemakaran (burner) seperti pada gambar 2.31.
40
5) IDF (Induced Draft Fan)
ID Fan yaitu sebuah kipas yang berfungsi menghisap atau memvakumkan udara
dan gas buang (flue gass) yang berasal dari proses pembakaran yang terjadi di ruang
burner. Gas tersebut melewati ESP terlebih dahulu agar partikel-partikel debu dapat
diminimalisir sehingga gas yang keluar dari cerobong tidak menyebabkan
pencemaran udara. seperti pada gambar 2.33.
6) Cerobong (Stack)
Cerobong pada PLTU berfungsi sebagai tempat pembuangan gas buang (Flue
gass) dari proses pembakaran yang terjadi di ruang burner. Gas buang dari burner
dihisap oleh kipas ID Fan (Induced Draft) menuju ke stack melalui pipa sebuah yang
dilapisi plat alumunium. seperti pada gambar 2.34.
41
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1.1 Baterai
Dalam pusat pembangkit listrik, baterai digunakan sebagai sumber arus searah.
Fungsi baterai tersebut antara lain sebagai berikut:
Baterai tersebut antara satu dengan yang lain saling berhubungan atau masih
dalam satu ikatan BUS. Jadi apabila salah satu ada yang tidak bekerja, maka yang
lain dapat menggantikannya.
42
Gambar 3.1 Baterai pada PLTU Pangkalan Susu
Pada dasarnya baterai mengandung sel listrik yang mampu atau menyimpan
energi. Baterai menjadi sebuah media yang dnilai banyak kalangan untuk mengubah
energi kimia yang terkandung dari bahan aktif secara langsung, kemudian menjadi
energi listrik melalui sebuah bentuk reaksi reduksi dan oksidasi elektrokimia. Listrik
dalam baterai tersebut kemudian muncul karena adanya perbedaan dari berbegai
bentuk potensial energi listrik dari kedua buah elektrodanya. Perbedaan pada
potensial inilah biasanya disebut dengan potensial sel. Prinsip kerja baterai dapat
dilihat seperti pada gambar 3.2.
43
(a) (b)
A. Proses Discharging
Proses ini disebut juga dengan proses pengosongan (discharge) yaitu pada sel
berlangsung menurut seperti skema pada Gambar (a). Bila sel dihubungkan
dengan beban maka, elektroda negatif menjadi anoda sedangkan elektroda
positif menjadi katoda. Kemudian elektron mengalir dari anoda melalui beban
ke katoda, kemudian ion-ion negatif mengalir ke anoda dan ion-ion positif
mengalir ke katoda.
B. Proses Charging
Pada proses pengisian (charge) seperti pada Gambar (b) yaitu bila sel
dihubungkan dengan power supply maka elektroda positif menjadi anoda dan
elektroda negatif menjadi katoda dan proses kimia yang terjadi adalah aliran
electron-elektron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui power supply
ke katoda. ion-ion negatif akan rnengalir dari katoda ke anoda. Sedangkan
Ion-ion positif mengalir dari anoda ke katoda. Jadi reaksi kimia pada saat
pengisian (charging) adalah kebalikan dari saat pengosongan (discharging).
44
3.1.3 Jenis Jenis Baterai
1. Starting Battery
Jika baterai aki sering terpakai sampai habis maka baterai aki jenis ini akan
cepat rusak. konstruksinya menggunakan banyak pelat tipis secara paralel agar
resistansinya rendah dengan permukaan yang lebih luas agar dapat melepas arus
listrik yang tinggi saat dibutuhkan. Baterai aki jenis ini banyak digunakan pada
kendaraan untuk menyalakan mesin.
Baterai aki jenis ini adalah kebalikan dari baterai jenis Starting Battery,
baterai Deep Cycle Battery dirancang untuk menghasilkan energi arus listrik yang
stabil (Tidak Sebesar Starting Battery) namun dalam waktu yang lama. Baterai aki
jenis ini tahan terhadap siklus pengisian - pengosongan aki yang berulang-ulang
(Deep Cycle) karenanya konstruksinya menggunakan pelat yang lebih tebal. Baterai
Aki Deep Cycle banyak digunakan pada peralatan yang menggunaan motor listrik
seperti kursi roda, forklift, mobil golf. Jenis ini juga banyak digunakan pada proyek
energi alternatif dan juga pada bidang industri untuk menyimpan arus listrik seperti
pada PLTU,PLTS,PLTA.
Terlepas dari dua jenis baterai aki di atas, maka baterai aki juga digolongkan sebagai:
45
1. Flooded Lead Acid Battery (FLA)
Jenis ini desebut juga Wet Cell atau Flooded Battery. Di pasaran, aki jenis ini
dikenal dengan aki basah. Maksudnya sel-sel di dalam aki harus terendam cairan
elektrolit dan jika level cairannya kurang harus ditambah. Ciri-cirinya adalah setiap
sel mempunyai katup untuk pengisian cairan elektrolitnya. Jenis baterai aki ini
termasuk paling banyak di sekitar kita.
Jenis ini sering juga disebut Sealed LeadAcid battery atau Sealed Secara
fisik baterai aki jenis ini terlindung dan tertutup rapat, yang nampak dari luar hanya
terminal (+) positif dan (-) negatif. Baterai ini didesain agar cairan elektrolit tidak
berkurang karena bocor atau penguapan. Baterai aki jenis ini memiliki katup ventilasi
yang hanya terbuka pada tekanan yang ekstrem untuk pembuangan gas hasil reaksi
kimianya. Tidak ada katup untuk isi ulang cairan elektrolitnya.
Baterai Aki VRLA terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan konstruksi internalnya, yaitu:
Gel Cells
Baterai aki jenis ini, cairan elektrolitnya dicampur dengan pasir silica
sehingga menjadi kental seperti jelly (agar-agar atau puding). Kemudian jelly ini
berfungsi seperti halnya cairan elektrolit. Baterai Aki jenis ini sebaiknya jangan
digunakan pada perangkat yang membutuhkan suplai arus listrik yang tinggi
(discharging) atau di cas dengan arus yang tinggi pula (charging). Kalau tidak
jellynya akan cepat robek sehingga baterai aki dapat rusak dan tidak dapat digunakan
lagi.
Baterai Aki jenis ini memiliki separator (pemisah) yang terdiri dari fiberglass
yang diletakkan di antara pelat-pelat selnya yang bertujuan untuk menyerap cairan
elektrolit agar tersimpan di pori-pori fiberglass. Fungsi fiberglass ini mirip seperti
handuk yang menyerap air ketika salah satu ujung handuknya dicelupkan ke dalam
ember yang berisi air.
Dapat disimpan untuk waktu yang lama tanpa harus dicas ulang karena self
discharge nya yang sangat rendah (1% - 3% per bulan).
46
Hampir semua baterai jenis AGM ini sistem pengecasannya sama seperti
pengecasan baterai aki pada umumnya. Tidak memerlukan syarat-syarat dan
alat pengecas (charger) yang khusus.
Bebas perawatan, anti penguapan, anti bocor dan tetap beroperasi walaupun
dalam cuaca sangat dingin, bahkan walaupun casing akinya retak atau pecah
akan tetap beroperasi dengan baik.
Karena resistansi internal nya sangat rendah, baterai aki tidak akan kepanasan
walau digunakan pada beban yang membutuhkan arus yang besar atau saat di
cas ulang dengan arus listrik yang tinggi.
47
3.1.4 Kapasitas Baterai
Kapasitas baterai merupakan kemampuan baterai menyimpan daya listrik atau
besarnya energi yang dapat disimpan dan dikeluarkan oleh baterai. Besarnya
kapasitas, tergantung dari banyaknya bahan aktif pada plat positif maupun plat
negatif yang bereaksi, dipengaruhi oleh jumlah plat tiap-tiap sel, ukuran, dan tebal
plat, kualitas elektrolit serta umur baterai. Kapasitas energi suatu baterai dinyatakan
dalam ampere jam (Ah), misalkan kapasitas baterai 100 Ah 12 volt artinya secara
ideal arus yang dapat dikeluarkan sebesar 5 ampere selama 20 jam pemakaian.
Besar kecilnya tegangan baterai ditentukan oleh besar / banyak sedikitnya sel
baterai yang ada di dalamnya. Sekalipun demikian, arus hanya akan mengalir bila ada
konduktor dan beban yang dihubungkan ke baterai. Kapasitas baterai juga
menunjukan kemampuan baterai untuk mengeluarkan arus (discharging) selama
waktu tertentu, dinyatakan dalam Ah (Ampere – hour). Berarti sebuah baterai dapat
memberikan arus yang kecil untuk waktu yang lama atau arus yang besar untuk
waktu yang pendek. Pada saat baterai diisi (charging), terjadilah penimbunan muatan
listrik. Jumlah maksimum muatan listrik yang dapat ditampung oleh baterai disebut
kapasitas baterai dan dinyatakan dalam ampere jam (Ampere - hour), muatan inilah
yang akan dikeluarkan untuk menyuplai beban ke pelanggan. Kapasitas baterai dapat
dinyatakan dengan persamaan dibawah ini :
48
3.2 Battery Charger ( Rectifier )
Battery Charger ini memiliki tiga metode charging yaitu Floating, Equalizing,
dan Boosting yang mana operasi Floating dan Equalizing ini dapat saling berganti
secara otomatis. Mode operasi yang normalnya aktif adalah floating. Mode operasi
equalizing akan aktif pada saat charger baterai tidak menerima input dari tegangan
AC selama lebih dari 5 menit. Mode equalizing ini akan dipertahankan sehingga level
tegangan baterai sudah dapat penuh kembali, dimana mode operasi floating akan
dipilih secara otomatis.
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) UJP Pangkalan Susu dengan
kapasitas daya 2 x 220 MW, Sumber DC digunakan menyuplai beban dan peralatan
penting seperti Lighting Emergency, Instrument dan Control Room CCR dan Motor
Motor DC. Sumber instalasi DC dipasok oleh recrifier maupun charger. Peralatan
sistem DC dari sumber 3 Phase yang dihubungkan ke dalam battery charger yang
mampu mengisi baterai dengan kapasitas tertentu sesuai dengan kebutuhan dan
tingkat kepentingannya. Kapasitas baterai biasanya disesuaikan dengan kebutuhan
yang ada pada unit pembangkit itu sendiri baik sebagai back up power ataupun start
up unit. dapat dilihat seperti pada gambar 3.3.
49
3.2.2 Prinsip Kerja Battery Charger
Cara kerja dari battery charger adalah dengan mengisi baterai dan mengubah
sumber arus AC dari main supply menjadi sumber arus DC. dengan menggunakan
rangkaian penyearah yang terdapat di dalam battery charger. Kemudian battery
charger akan mengisi daya pada baterai dan juga menyuplai beban DC menggunakan
sumber arus DC secara bersamaan. Jika tidak ada sumber arus AC yang mengalir
atau battery charger dalam kondisi off , maka beban akan disuplai oleh baterai. seperti
pada gambar 3.4.
50
3.2.4 Beban Sistem DC
Sistem suplai daya baterai DC pada unit pembangkit listrik tenaga uap
digunakan untuk menyuplai tenaga listrik ke beban dan juga peralatan-peralatan yang
menggunakan tegangan DC 220 V dan 110 V. dapat dilihat seperti pada gambar 3.5.
51
Gambar 3.5 DC Distribution Panel
UPS adalah singkatan dari Uninterruptible Power Supply yang berfungsi untuk
memberi daya sementara ketika daya utama dari jaringan padam,daya sementara ini
bersumber dari daya DC yang disimpan pada baterai charger. UPS pada umumnya di
hubungkan dengan beban‐beban kritikal load sehingga ketika suplai daya dari jaringa
n terganggu beban‐beban kritikal load ini tetap mendapat pasokan daya dari UPS.
52
Emergency Diesel Generator Start up dengan tegangan kerja 400V dan dayanya 300
KW. seperti pada gambar 3.6.
1. Floating Charge
Pengisian dengan cara floating charge, dimana baterai secara terusmenerus
tersambung dengan rangkaian luar (AC), alat pengisi baterai (battery charge)
dan beban. Alat pengisi baterai ini direncanakan untuk menjaga tegangan dari
baterai yang tersambung ke beban tetap konstan.
53
2. Boost Charge
Pada mode boosting, rectifier akan melakukan pengisian cepat dengan
memberikan tegangan lebih dari pada tegangan total baterai. Arus yang
diberikan ke baterai tidak boleh melebihi harga ampere jamnya.
3. Equalizing Charge
Tujuan dari equalizing charge adalah untuk mengembalikan tegangan baterai
yang “ out of balance “ menjadi balance (seimbang) lagi, dimana setiap sel
mempunyai harga yang mendekati sama, sehingga dapat menghindarkan
penggaraman belerang pada plat-plat aktifnya.
Pada setiap Pembangkit Tenaga Listrik terdapat baterai sebagai sumber daya
mandiri ataupun independen. Tak terkecuali pada pembangkit di PLTU Pangkalan
Susu. Pada PLTU Pangkalan Susu, Battery Room berlokasi pada lantai 1 di
Pertengahan Unit 1 dan Unit 2 pada PLTU Pangkalan Susu. Baterai tersebut
digunakan untuk mensuplai beban DC pada Unit 1 dan Unit 2. dapat dilihat seperti
pada gambar 3.7.
Tipe : Sonnenchein
A602/580
Tegangan sistem : 110 V
Jenis Baterai : Valve
Regulated
Lead-Acid
Jumlah Baterai : 53 Unit
54
Tegangan sistem yang dihasilkan dari kedua baterai tersebut sebesar 220
VDC, 220 VDC (UPS) dan 110 VDC. Tipe baterai yang digunakan di PLTU
Pangkalan Susu yaitu tipe Sonnenchein pabrikan asal jerman dengan ketahanan umur
masa pakai berkisaran yaitu 7 sampai 15 tahun. dapat dilihat seperti pada gambar 3.8.
Tipe : Sonnenchein
A602/1010
Tegangan sistem : 220 V
Jenis Baterai : Valve
Regulated
Lead-Acid
Jumlah Baterai : 106
55
3.2.9 Rangkaian Battery Charger
Pada rangkaian baterai di PLTU Pangkalan Susu ini ada 2 tipe baterai yang
dirangkai seri dengan jumlah baterai yang berbeda-beda. Baterai Sonnenchein tipe
A602/580 dengan tegangan system 110 VAC dirangkai seri sebanyak 53 buah untuk
masing-masing unit. Baterai Sonnenchein tipe A602/1010 dengan tegangan system
220 VDC dirangkai seri sebanyak 106 buah untuk masing-masing unit.
56
3.2.11 Maintenance Battery Charger
A. Monthly/Bulanan
Pemeriksaan yang harus dilakukan pada baterai setiap bulan adalah sebagai berikut :
B. Annually/Tahunan
Pemeriksaan yang harus dilakukan pada baterai setiap tahun adalah sebagai berikut :
1. Setiap tahun tutup sel harus dibersihkan dan jika perlu masing-masing kutub
juga harus dibersihkan (mungkin korosi) dan sedikit berminyak.
2. Memeriksa permulaan torsi di sekrup kutub.
3. Memeriksa baterai dengan rectifier kondisi aktif. Ukur dan catat tegangan
setiap sel. Dalam kasus sel basah, periksa juga berat jenis dan catat.
4. Melakukan uji pemakaian baterai nominal apakah sesuai dengan rekomendasi
pabrik. Hasil uji pemakaian seharusnya berisi semua tegangan sel, arus
pengosongan, tegangan baterai secara keseluruhan, suhu lingkungan dan
waktu pengosongan. Jika sel-sel basah digunakan juga akan mencakup berat
jenis serta suhu elektrolit sel.
Adapun alat ukur dan peralatan yang digunakan dalam pemeliharaan baterai di PLTU
Pangkalan Susu adalah sebagai berikut :
57
1. Multimeter
Multimeter adalah jenis alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan
listrik, arus listrik dan juga tahanan atau yang disebut dengan (resistansi).
dalam pemeliharaan baterai multimeter digunakan untuk mengukur tegangan
dari tiap-tiap baterai. dapat dilihat seperti pada gambar 3.10.
2. Hydrometer
Hydrometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur berat jenis ataupun
kepadatan relatif dari suatu cairan. dalam pemeliharaan baterai hydrometer
digunakan untuk mengukur berat jenis dan temperature dari tiap-tiap baterai.
dapat dilihat seperti pada gambar 3.11.
58
3.2.13 Detail Aktivitas Maintenance Baterai
Detail aktivitas pada saat pemeliharaan baterai dari awal sampai selesai dapat
ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut :
59
Kontaktor, Relay serta
komponen lainnya
60
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Baterai pada sebuah PLTU merupakan salah satu sistem penunjang yang
sangat penting untuk kelancaran jalanya sebuah PLTU, karena baterai ini
berperan sebagai cadangan sumber arus untuk beban DC yang akan
digunakan ketika sistem kelistrikan utama mengalami gangguan atau
masalah.
2. Baterai pada PLTU Pangkalan Susu ini memiliki 2 jenis baterai, yaitu
Baterai Sonnenchein tipe 7 OPzV 490 A602/580 dan Baterai
Sonnenchein tipe 8 OPzV 800 A602/1010. pada rangkaian baterai di
PLTU Pangkalan Susu ini ada 2 tipe baterai yang dirangkai secara seri
dengan jumlah baterai yang berbeda-beda. yaitu baterai sonnenchein tipe
7 OpzV A602/580 dengan tegangan system 110 VAC dirangkai seri
sebanyak 53 buah untuk masing-masing unit. dan juga baterai
sonnenchein tipe 8 OPzV 800 A602/1010 dengan tegangan system 220
VDC dirangkai seri sebanyak 106 buah untuk masing-masing unit.
3. Proses charging pada baterai terdapat 3 mode yaitu floating charge yaitu
jenis pengisian untuk menjaga baterai dalam keadaan full charge dan
baterai tidak mengeluarkan atau menerima arus listrik pada saat mencapai
tegangan floating dan baterai tetap tersambung ke charger dan beban.
boost charge adalah jenis charging dengan melakukan pengisian cepat
yang memberikan tegangan lebih dari pada tegangan total baterai. Arus
61
yang diberikan ke baterai tidak boleh melebihi harga ampere/jamnya. dan
equalizing charge adalah jenis pengisian baterai yang dimana
menyamakan ataupun meratakan tegangan karena terjadi perbedaan
diantara tegangan tiap sel.
4. Baterai dihubung secara seri agar dapat mencapai tegangan sesuai dengan
kebutuhan beban.
4.2 Saran
1. Begitu pentingnya peranan battery charger untuk PLTU yaitu sebagai sumber
cadangan arus DC untuk kelancaran baik itu untuk operasi pembangkit
maupun dalam melayani kebutuhan listrik bagi para konsumen.
2. Untuk mendapatkan data yang akurat diperlukan kerja sama dan komunikasi
yang baik antara mahasiswa praktek kerja lapangan dan pembimbing
lapangan sehingga tidak terjadi kekeliruan pada saat pengambilan data.
3. Untuk dapat mengetahui dan mengamati dengan cepat dan akurat proses yang
terjadi di lapangan, diperlukan akses data-data dan sumber informasi yang
mudah dan jelas, sehingga akan menghasilkan sistem operasi dan
pemeliharaan yang tepat.
62
DAFTAR PUSTAKA
https://otoclash.com/2016/08/keunggulan-baterai-vrla-dibandingkan-baterai-basah/
https://sanfordlegenda.blogspot.com/2013/09/Lead-Acid-Battery-Mengenal-jenis-jenis-
aki.html
https://akb-battery.ru/akb-sonnenschein-8-opzv-800-a602-800/
https://akb-battery.ru/akb-sonnenschein-7-opzv-490-a602-580/
http://zonaelektro.net/fungsi-dan-tipe-uninterruptible-power-supply-ups/
https://panduanteknisi.com/pengertian-fungsi-ups-dan-cara-kerjanya.html
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/penggunaan-baterai-aki-pada-pusat.html
http://www.sonnenschein.org/PDF%20files/A600technical.pdf
http://www2.exide.com/Media/files/Downloads/IndustEuro/Sonnenschein_A600_en.
pdfhttps://www.akumulator.si/images/products/OPERATING_INSTRUCTION_VRL
A.pdf
63