Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam rangka pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia), Politeknik
Negeri Lhokseumawe sebagai lembaga pendidikan tinggi negeri, berupaya
mengembangkan SDM menjadi tenaga terampil dan siap pakai yang nantinya dapat
mendukung efektifitas dan efisiensi kerja. Dengan dasar inilah maka Politeknik
Negeri Lhokseumawe berusaha untuk membimbing mahasiswa/i agar menjadi tenaga
profesional yang terampil dan siap pakai untuk terjun ke dunia kerja yang sesuai
dengan bidangnya masing-masing.

Untuk mempraktikkan dan membandingkan ilmu yang telah diperoleh


dengan pekerjaan yang sebenarnya sebelum melaksanakan studi, mahasiswa
diwajibkan untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan. Praktik Kerja Lapangan
adalah melatih mahasiswa/i pada dunia kerja yang sesungguhnya, yang bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan dan juga keahlian serta untuk mendapatkan
kesempatan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah
dipelajari.

Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu yang sangat vital di Indonesia,
sebagian besar pembangkit listrik di Indonesia menggunakan PLTU (Pembangkit
Listrik Tenaga Uap) dimana menggunakan air sebagai sumber energi yang dapat
menggerakkan turbin dan generator dengan berbagai proses sehingga dapat
menghasilkan energi listrik.

Seperti pada PLTU UJP Pangkalan Susu pada umumnya mengunakan air
yang didapatkan dari permukaan bumi untuk mengantisipasi kekurangan air yang
terdapat di dalam tanah,. PLTU UJP Pangkalan Susu berlokasi di tempat yang
memiliki kadar air yang mampu mencukupi kebutuhan pembangkit energi listrik itu

1
sendiri dengan menggunakan air laut. oleh karena itu sebelum air digunakan maka
dilakukan berbagai tahapan proses agar komponen-komponen yang terdapat pada
PLTU ini tetap terjaga dan juga dapat memiliki daya tahan yang efisien.

Untuk menjaga agar tetap memiliki daya tahan yang efisien terhadap PLTU
maka diperlukan cadangan sumber arus listrik yang cukup untuk menghindari apabila
terjadinya pemadaman atau blackout yaitu dengan menggunakan battery charger.
Battery Charger memiliki peran sangat penting terhadap PLTU tersendiri yaitu
sebagai suatu kelancaran sistem operasi pada pembangkit dan juga dalam melayani
kebutuhan listrik bagi para konsumen.

Berdasarkan penjelasan dan pembahasan tersebut maka penulis tertarik untuk


mengambil “Sistem Pengoperasian dan Maintenance Battery Charger pada
PT.Indonesia Power UJP PLTU Pangkalan Susu 2 x 220 MW.” Sebagai judul
laporan praktek kerja lapangan (PKL).

1.2 Tujuan Penulisan


Penulisan laporan praktek kerja lapangan ini adalah Untuk memenuhi salah
satu syarat kelulusan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan di Program Studi
Teknologi Listrik, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Maksud dan tujuan khusus penulisan laporan praktek kerja lapangan ini
adalah :

1. Memperluas wawasan Mahasiswa untuk mengenal hal-hal praktis yang


diterapkan pada dunia industri.
2. Untuk dapat memberikan pandangan umum dan khusus bagi Mahasiswa
tentang pekerjaan di lapangan beserta penerapan ilmu yang telah diperoleh di
bangku perkuliahan.
3. Mengetahui sistem proses pengoperasian terhadap battery charger.
4. Mengetahui sistem proses pemeliharaan terhadap battery charger.

2
1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem pengoperasian pada battery charger


2. Bagaimana sistem proses pemeliharaan battery charger pada PLTU

1.4 Batasan Masalah


Pada Industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang terdapat di PT. Indonesia
Power Unit Jasa Pembangkitan, Pangkalan Susu terdapat objek kerja yang sangat
banyak, oleh karena itu penulis hanya membahas isi laporan ini pada Sistem
pengoperasian dan pemeliharaan pada battery charger di PLTU nya saja. Sehingga
tidak ada pembahasan yang berada diluar konteks dan juga agar penyusunan laporan
ini menjadi sistematis dan mudah untuk dimengerti.

1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan


Tempat pelaksanaan kerja praktik yaitu di PT. Indonesia Power UJP
Pangkalan Susu yang berlokasi di Dusun 6, Desa Tanjung Pasir Kecamatan
Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Pada kesempatan ini
jadwal PKL dilaksanakan pada 01 Juli 2019 sampai dengan 31 juli 2019. Pelaksanaan
kerja praktek berlangsung selama satu bulan dan selama pelaksanaan PKL mahasiswa
diwajibkan untuk hadir di lokasi pada pukul 07.30 WIB hingga pukul 16.30 WIB hari
Senin hingga Jum’at setiap minggunya.

1.6 Manfaat Kerja Praktik Lapangan


1.6.1 Bagi Mahasiswa :
1. Dapat memperoleh tambahan wawasan, pengetahuan dan keterampilan
yang relevan untuk meningkatkan kompetensi, kecerdasan intelektual
dan emosi.

3
2. Berkesempatan untuk dapat belajar menerapkan pengetahuan yang
diperoleh dari kampus dalam berbagai kasus di perusahaan atau
dilembaga lain.
3. Mahasiswa dapat belajar untuk lebih professional dalam mengerjakan
setiap pekerjaan dengan keterampilan emosional secara luas dalam
dunia kerja yang dibutuhkan.
4. Mengetahui dengan lebih jelas mengenai realita dunia kerja secara
langsung.
5. Mampu beraktualitas dan berkreasi pada ilmu yang dimiliki serta
dalam hubungan berkomunikasi dalam lingkungan kerjanya.
6. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan danjuga kreaktifitas
diri dalam lingkungan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki.
7. Menjadi bahan persiapan menghadapi dunia kerja dan menyiapkan
langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dalam
lingkungan kerja dimasa mendatang.
8. Menambahkan wawasan dan pengetahuan kerja agar siap untuk terjun
langsung di dunia kerja.

1.6.2 Bagi Kampus


1. Sebagai sarana untuk memperluas jaringan kerjasama dengan
perusahaan dan lembaga lain yang terkait.
2. Sebagai sarana dalam penerapan teori-teori yang telah dipelajari
selama mengikuti perkuliahan ke dunia kerja yang sesungguhnya.
3. Untuk menambahkan wawasan praktis pada perusahaan sehingga
mahasiswa mendapatkan gambaran realita kerja yang sesungguhnya
4. Untuk memperkenalkan instansi pendidikan jurusan Jurusan Teknik
Elektro, Prodi Teknologi Listrik, Politeknik Negeri Lhokseumawe.

4
1.6.3 Bagi Perusahaan
1. Dapat melaksanakan salah satu bentuk tanggung jawab social
perusahaan atau lembaga kerja masyarakat
2. Sebagai sarana untuk menjalin hubungan kerjasama yang baik
perusahaan dengan Politeknik Negeri Lhokseumawe, Khususnya
kepada Teknik Elektro dan sebagai wujud kepedulian perusahaan
terhadap masa depan generasi muda serta mewujudkan keterbukaan
perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai atau citra
publik di masyarakat.
3. Merupakan sarana penghubung antara instansi atau perusahaan dan
Lembaga Pendidikan Tinggi.
4. Sebagai sarana peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya
manusia, terutama calon tenaga kerja sehingga memudahkan dalam
proses pencarian tenaga kerja professional.

1.7 Metode Penulisan Laporan


Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini, metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah sebagai berikut :
 Metode Interview
Yaitu penyusun melakukan tanya jawab secara langsung mengenai suatu
masalah yang dihadapi kepada pembimbing di lapangan.
 Metode Observasi
Yaitu terjun langsung ke lapangan untuk mengamati dan mencatat apa saja
yang dianggap penting guna untuk melengkapi data – data.
 Metode Studi Literatur
Yaitu data yang dikumpulkan dari buku pustaka yang berada di perpustakaan
PT. Indonesia Power UJP Pangkalan Susu.

5
1.8 Sistematika Penulisan Laporan

Adapun sistematika penulisan yang berisi garis besar uraian tiap-tiap bab
adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang penjelasan latar belakang, tujuan kerja praktek,
manfaat kerja praktek, tempat dan waktu pelaksanaan praktek, metode penulisan,
serta sistematika penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini menceritakan sedikit tentang profil berdirinya Pembangkit


Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu secara umum, lokasi perusahaan dan
struktur organisasi perusahaan.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

Pada bab ini membahas tentang prinsip kerja dari sinkron generator,
konstruksi generator, persyaratan penyingkronan, serta spesifikasi generator yang
digunakan pada PLTU Pangkalan Susu. Pada bab ini juga membahas tentang sistem
pemeliharaan generator.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan juga saran yang baik kepada
perusahaan maupun kepada kampus dan juga pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

6
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Profil PT. Indonesia Power


PT. INDONESIA POWER adalah salah satu anak perusahaan milik PT. PLN
(Persero) yang didirikan pada tanggal 03 Oktober 1995 dengan nama PT. PLN
Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali I (PT. PLN PJB I) dan pada tanggal 03
Oktober 2000 PT. PLN PJB I resmi berganti nama menjadi PT. INDONESIA
POWER.

PT. INDONESIA POWER merupakan pembangkit energi listrik terbesar di


Indonesia dengan delapan unit bisnis pembangkitan utama di beberapa lokasi di
Pulau Jawa dan Bali serta satu unit bisnis yang bergerak di bidang pemeliharaan yang
disebut dengan Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan (UBJP). PT. INDONESIA POWER
membentuk anak perusahaan PT. COGINDO DAYA BERSAMA yang bergerak
dalam bidang jasa pelayanan dan manajemen energi dengan penerapan konsep
cogeneration dan distibuted generation, juga memiliki saham sebanyak 60%.

PT. ARTA DAYA COALINDO yang bergerak di bidang usaha perdagangan


batu bara. Aktifitas kedua anak perusahaan ini diharapkan dapat lebih menunjang
peningkatan pendapatan perusahaan di masa mendatang.

7
2.2. Profil PT. Indonesia Power UJP Pangkalan Susu

Gambar 2.1 PLTU Pangkalan Susu, Sumatera Utara

Pada Gambar 2.1 diatas PLTU Pangkalan Susu dibangun di area seluas 105
Ha, berlokasi di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten
Langkat, Propinsi Sumatera Utara. Sekitar 120 Km dari Medan, PLTU Pangkalan
Susu satu dari Proyek Percepatan Diversifikasi Energi (PPDE) tahap 1 terutama
untuk wilayah Sumatera bagian utara, produksi energi listrik disalurkan melalui
transmisi 275 KV dari unit pembangkit ke gardu induk Binjai dan interkoneksi
dengan sistem 150 KV Sumatera bagian utara di gardu induk Binjai.

PLTU Pangkalan Susu dengan daya terpasang 2x200 MW. Untuk unit 1
diresmikan pada tanggal 15 februari 2015 dan unit 2 pada 15 desember 2014.
Peralatan utama PLTU Pangkalan Susu khususnya turbin dan generator dipasok oleh
pabrikan asal Tiongkok, Beijing Beizhong dengan kontraktor Guandong Power
Engineering Corporation (GPEC), Speksifikasi Boiler untuk suplai batubaranya 4200
kcal/kg, temperatur uap 540 C & tekanannya 13,43 MPa, Sedangkan turbin bekerja
pada temperatur uap 535 C dan tekanan 12,75 Mpa beroperasi pada netto 200 MW
seperti pada gambar 2.2 dibawah ini

8
Gambar 2.2 Informasi PLTU Pangkalan Susu

2.3. Logo PT. Indonesia Power


Logo merupakan bagian dari identitas perusahaan, sedangkan yang dimaksud
dengan identitas perusahaan adalah suatu cara yang memungkinkan perusahaan untuk
dapat dikenal dan dibedakan dari perusahaan lain.

PT. INDONESIA POWER memiliki logo yang dijadikan sebagai identitas


perusahaan dengan tujuan agar konsumen atau publik pada umumnya mudah
mengenal dan mengingat perusahaan. Adapun logo yang dimiliki PT. INDONESIA
POWER adalah bertuliskan Indonesia dan Power. Selanjutnya bentuk logo dapat
dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Logo PT. Indonesia Power

9
Lambang mempunyai arti penting karena lambang merupakan identitas bagi
setiap perusahaan. Makna bentuk dan warna logo PT. Indonesia Power merupakan
cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya secara keseluruhan. Nama
Indonesia Power merupakan nama yang kuat untuk melambangkan lingkup usaha
perusahaan sebagai Power Utility Company terbesar di Indonesia.

A. Bentuk

1. Karena nama yang kuat, tulisan Indonesia dan Power ditampilkan dengan
menggunakan jenis huruf yang tegas dan kuat. FUTURA BOOK/REGULER dan
FUTURA BOLD.

2. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan arti “TENAGA
LISTRIK” yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.

3. Titik atau Bulatan merah (RedDot) diujung kilat petir merupakan simbol dari
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PLN PJB I. Titik ini
merupakan simbol yang digunakan sebagian besar materi komunikasi perusahaan
dengan simbol yang kecil ini, diharapkan identitas perusahaan dapat langsung
terwakili.

B. Warna

1. Merah

Di aplikasikan pada kata Indonesia, menunjukan identitas yang kuat dan


kokoh sebagai pemilik seluruh sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik
guna dimanfaatkan di Indonesia, dan juga di luar negeri.

2. Biru

Di aplikasikan pada kata Power, pada dasarnya warna biru tersebut


menggambarkan dan juga memiliki arti sifat pintar maupun bijaksana, dengan

10
di aplikasikan pada kata Power, maka warna ini menunjukan produk tenaga
listrik yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki ciri-ciri :
 Perteknologian tinggi
 Efisien
 Aman
 Ramah lingkungan

2.4. Struktur Organisasi PT. Indonesia Power Pangkalan Susu


Struktur Organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan,
semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks organisasinya. Secara umum
dapat dikatakan, struktur organisasi merupakan suatu gambaran secara skematis yang
menjelaskan tentang hubungan kerja, pembagian kerja, serta tanggung jawab dan juga
wewenang dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang telah di tetapkan semula.

PT. Indonesia Power Unit Jasa Pembangkitan Pangkalan Susu, secara


struktual puncak pimpinannya dipegang oleh seorang General Manager yang dibantu
oleh Manager Operasi, Manager Pemeliharaan, Manager Enjiniring, Manager
Administrasi dan juga Ahli Tata Kelola Pembangkitan sebagaimana ditunjukkan
dalam struktur organisasi dibawah ini.

11
BAGAN SUSUNAN JABATAN BAGIAN ADMINISISTRASI UNIT JASA
PEMBANGKITAN PLTU PANGKALAN SUSU

Manager
Administrasi

Supervisor Supervisor
Supervisor Supervisor Senior Supervisor
Senior Umum Senior
Senior SDM Perdagangan Gudang
Keuangan
Barang Dan Jasa

Ahli Muda Budaya dan Ahli Muda Sarana dan Ahli Muda Akutansi dan Ahli Muda Budaya
GOG Fasilitas Anggaran dan GOG

Ahli Muda Pengembangan Ahli Muda SCR dan Ahli Muda Keuangan Ahli Muda Pengembangan
dan Potensi Keamanan dan Pajak dan Kompetensi

BAGAN SUSUNAN JABATAN BAGIAN PENGOLAHAN ENERGI PRIMER UNIT


JASA PEMBANGKITAN PLTU PANGKALAN SUSU

Manager Pengolahan
Energi Primer

Senior Supervisor Perencanaan Senior Supervisor Perencanaan Senior Supervisor Perencanaan


Inventory Energi Primer dan Inventory Energi Primer dan Inventory Energi Primer dan
Abu Abu Abu

Ahli Muda Perencanaan dan Supervisor Operasi Penyaluran Ahli Muda Perencanaan dan
Pengendalian Inventory Energi Energi Primer dan Abu ( A-D ) Pengendalian Instalasi Energi
Primer dan Abu Primer dan Abu

Supervisor Pemeliharaan
Mekanik Instalasi Energi Primer
dan Abu

Supervisor Pemeliharaan Listrik


Kontroldan Instrumen Instalasi
Energi Primer dan Abu

12
BAGAN SUSUNAN JABATAN BAGIAN ENJINIRING UNIT JASA PEMBANGKITAN
PLTU PANGKALAN SUSU

Manager Enjiniring

Supervisor Senior Condision Supervisor Senior Supervisor Senior Efisiensi Ahli Madya
Based Maintenance Reliability Kinerja dan Sistem Informasi Enjiniring Turbin dan Auxiliary
Ahli Muda Predictive Ahli Muda Ahli Muda
Maintenance Reliability Enjiniring Efisiensi Ahli Madya
Enjiniring Boiler dan Auxiliary
Ahli Muda
Sistem Manajemen Ahli Madya
Terintegrasi, Knowl, Edge Enjiniring Listrik
Management Dan Kinerja
Ahli Muda
Ahli Muda Enjiniring Kontrol dan Instrument
Sistem Informatika
Ahli Madya
Enjiniring Penyaluran Energi
Primer dan Abu

Ahli Madya
Enjiniring BOP

Ahli Madya
Manajemen Resiko

Ahli Muda
Pengendalian Kontrak

13
BAGAN SUSUNAN JABATAN BAGIAN OPERASI UNIT JASA PEMBANGKITAN
PLTU PANGKALAN SUSU

Manager
Operasi

Supervisor Senior Supervisor Senior Supervisor Supervisor Senior


Perencanaan dan Operasi Unit 1 Senior Kimia K3 dan Lingkungan
Pengendalian Operasi dan (A-D) dan BOP
Niaga

Ahli Muda Perencanaan dan


Evaluasi Operasi Supervisor Operasi Ahli Muda Kimia Ahli Muda
Unit 1 Lingkungan
(A-D)
Supervisor BOP
(A-D) Supervisor K3
Operator Senior
Control Room Unit 1
(A-D)

Supervisor Operasi
Unit 2
(A-D)

Operator Senior
Control Room Unit 2
(A-D)

14
BAGAN SUSUNAN JABATAN BAGIAN PEMELIHARAAN UNIT JASA
PEMBANGKITAN PLTU PANGKALAN SUSU

Manager Pemeliharaan

Supervisor Senior Perencanaan Supervisor Senior Supervisor Senior Supervisor Senior


dan Pengendalian Pemeliharaan Mesin Pemeliharaan Listrik Pemeliharaan Kontrol dan
Pemeliharaan dan Inventory Instrumen

Ahli Muda Perencanaan dan Supervisor Supervisor Supervisor


Evaluasi Pemeliharaan Pemeliharaan Mesin Pemeliharaan Listrik Pemeliharaan Kontrol dan
Instrument
Ahli Muda Inventory Teknisi Senior Mesin Teknisi Senior Listrik
Teknisi Senior Kontrol dan
Ahdli Muda Perencanaan Teknisi Mesin Teknisi Listrik Instrumen
Outage

Supervisor Supervisor Supervisor


Pemeliharaan Mesin BOP dan Pemeliharaan Listrik BOP Pemeliharaan Kontrol dan
Bengkel Instrumen BOP

Teknisi Senior Mesin BOP dan Teknisi Senior Listrik BOP Teknisi Senior Kontrol
Bengkel Instrumen BOP

Teknisi Mesin BOP dan Teknisi Listrik BOP Teknisi Kontrol dan Instrumen
Bengkel BOP

15
2.5. Struktur Grup Perusahaan
Berikut adalah struktur grup dari PT. Indonesia Power yang terdiri dari 5
Anak Perusahaan, 2 Perusahaan Patungan (Joint Venture Company), 1 Perusahaan
Asosiasi, 3 Cucu Perusahaan (Afiliasi dari Anak Perusahaan). Sebagaimana
ditunjukkan dalam struktur pada gambar 2.4 dibawah ini.

Gambar 2.4 Struktur Grup Perusahaan

16
2.6 Visi Misi dan Misi dari PT. Indonesia Power
Yaitu menjadikan Perusahaan PT. Indonesia Power menjadi energi terpercaya
yang tumbuh berkelanjutan dan juga menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga
listrik dan jasa yang bersahabat dengan lingkungan. seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.5

Gambar 2.5 Visi Misi, Kompetensi Inti & Budaya Perusahaan

2.7. Pertumbuhan Kapasitas Perusahaan


Indikator pertumbuhan perusahaan pembangkitan tenaga listrik dapat diukur
dari pertumbuhan laba bersih, peningkatan kapasitas pembangkit yang dikelola dan
peningkatan bisnis jasa Operation & Maintenance (O&M) dan pertumbuhan
penjualan pembangkit.

Arah pertumbuhan perusahaan didukung melalui Positioning fungsi dari Anak


Perusahaan PT. Putera Indo Tenaga sebagai Enabler pertumbuhan Perusahaan dalam
pembangunan pembangkit baru yang diarahkan untuk menjadi EPCM (Engineering
Procurement Construction Management) dan juga Anak Perusahaan PT. Cogindo
DayaBersama sebagai Enabler dalam pertumbuhan Bisnis Jasa O&M. seperti pada
gambar 2.6

17
Gambar 2.6 Pertumbuhan Kapasitas Pembangkit Perusahaan

2.8. Strategi Perusahaan


Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam RJP 2016-2020,
Indonesia Power telah menetapkan strategi Perusahaan dalam pengelolaan
Lingkungan berdasarkan analisis SWOT yaitu meningkatkan ketersediaan, keandalan
dan efisiensi thermal pembangkit yang dikelola dan ramah lingkungan (Green Power
Plant). seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Strategi Perusahaan

18
2.9. Green Power Plant
Melalui Keputusan Direksi Nomor : 249.K/010/lP/2015 Tentang Pedoman
Penerapan Green Power Plant Di Lingkungan PT. Indonesia Power, seluruh unit
Pembangkit PT. Indonesia Power bersinergi untuk menerapkan Green Power Plant.

Green Power Plant adalah Perusahaan Pembangkit Tenaga Listrik yang


beroperasi secara handal, aman dan ramah lingkungan yang berhasil meningkatkan
benefit baik terhadap ekonomi, sosial, maupun lingkungan guna untuk mendukung
keterlanjutan usaha secara jangka panjang.

2.10. Lokasi Perusahaan


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumatera Utara 2 Pangkalan Susu,
berada di desa Tanjung Pasir Kec Pangkalan Susu, Kab Langkat, Provinsi Sumatera
Utara. PLTU Pangkalan Susu dengan daya terpasang 2 x 200 MW. PLTU Pangkalan
Susu dibangun diatas area seluas 105 Ha, berlokasi di Desa Tanjung Pasir,Kecamatan
Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. seperti pada gambar 2.8.

Gambar. 2.8 Layout PLTU Pangkalan Susu, Sumatera Utara

19
2.11. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu

PLTU Pangkalan Susu dirancang menggunakan bahan bakar utama batubara


berkalori rendah dengan bantuan High Speed Diesel (HSD) sebagai bahan bakar start
up bersamaan dengan udara panas bertekanan. Panas hasil pembakaran batubara
dalam boiler digunakan untuk memanaskan air sampai mendidih dan mengahasilkan
uap (Steam). Uap (Steam) yang dihasilkan tersebut digunakan untuk memutar turbin
uap. Turbin yang berputar telah dikopel dengan generator untuk menghasilkan tenaga
listrik.

2.12. Prinsip Kerja PLTU

PLTU adalah suatu pusat pembangkit listrik yang menggunakan turbin uap
sebagai penggerak mulanya atau dengan kata lain menggunakan energy uap untuk
memutar turbin. Salah satu PLTU yang ada di Sumatera Utara adalah PLTU
Pangkalan Susu (2 Unit) dengan kapasitas daya terpasang 2 x 220MW. PLTU
menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup
artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkuIasinya
secara singkat adalah sebagai berikut:

1) Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh permukaan


pemindah panas. Di dalam boiler, air ini mendapatkan panas dengan menyerap
gas panas hasil pembakaran bahan bakar batubara, HSD serta udara sehingga
berubah menjadi uap untuk mernutar turbin.
2) Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperature tertentu
diarahkan untuk memutar turbin HP (High Pressure), IP Ontermediate Pressure)
dan LP (Low Pressure) sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
3) Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan
energy listrik sebagai hasil dari perputaran medan megnet dalam kumparan.
Uap bekas keluaran turbin masuk kedalam kondensor untuk didinginkan
dengan air pendingin yang berasal dari air laut dengan suhu 31 oC. Air
kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisian
boiler. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.
Secara garis besar prinsip kerja dari PLTU dapat dilihat pada Gambar 2.17 di
bawah ini, gambar ini menunjukkan diagram air dan uap pada PLTU dengan
komponen utama dan siklus kerja sistem-sistemnya.

20
2.13. Siklus Rankine
Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup yang dapat digambarkan
dengan diagram T – s (Temperatur – entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus
rankine sesuai dengan prinsip kerja yang ada di PLTU Pangkalan Susu. Adapun
urutan langkahnya adalah sebagai berikut :

a-b = bfwp
b-c = economiser
c-d = steam drum
d-e = super heater
e-f = hp turbin
f-g = reheater
g-h = ip turbin
h-i = lp turbin
i-a = kondensor

Gambar 2.9 Diagram T-s siklus kerja PLTU

Dari gambar 2.9 diatas dapat diartikan sebagai berikut :

i – a : Uap yang ada di kondensor didinginkan oleh pipa-pipa pendingin, hal ini
mengakibatkan terjadinya perubahan fase dari uap menjadi air.
a – b : Air dipompa oleh Boiler Feeder Pump menuju Boiler mengakibatkan
perubahan tekanan dan perubahan temperatur.
b – c : Sebelum air sampai ke Boiler, temperatur air dinaikkan hingga mencapai
titik didih dan terjadi peningkatan nilai tekanan. Pemanasan ini
berlangsung di economizer.
c – d : Pada proses ini terjadi perubahan fase (wujud) dari air ke uap bertekanan,
proses ini terjadi pada Steam Drum, namun pada Steam Drum uap yang
masih mangandung air dipisahkan oleh Sparator dimana uap kering akan
langsung menuju Super Heater dan air yang tersaring akan jatuh dan
dipanaskan ulang di Down Comer.
d – e : Uap dipanaskan kembali menjadi uap kering di Super Heater, hal ini
mengakibatkan temperatur dan tekanan akan meningkat
e – f : Uap kering akan berekspansi memutar High Pressure Turbin, terjadi
penurunan temparatur pada proses ini.
f – g : Uap kering dari High Pressure Turbin akan dipanaskan lagi di Re-Heater
untuk menaikkan temperatur dan tekanannya lagi, hal ini bertujuan untuk

21
memanfaatkan uap yang masih mengandung tekanan tinggi untuk memutar
Intermediate Pressure Turbin.
g – h : Pada tahap ini uap berekspansi meumutar Intermediate Turbin dan
selanjutnya disalurkan ke Low Pressure Turbin
h – i : Uap yang berasal dari Intermediate Pressure Turbin berekspansi dan
memutar Low Pressure Turbin, pada tahap ini temperatur dan tekanan
menurun drastis.

2.14. Siklus Bahan Bakar


Batubara sebagai sumber energy panas sering kali digunakan sebagai bahan
bakar pembangkit listrik tenaga uap. PLTU digolongkan sebagai pembangkit listrik
tenaga uap yang mengubah energy kimia dalam bahan bakar menjadi energy listrik.
Bahan kabar pada PLTU dapat berubah bahan bakar padat (batubara), cair (BBM)
serta gas untuk mengoperasi awal. Oleh karena itu batubara kemudian diatur jumlah
aliran untuk memaksimalkan permukaan kontak pembakaran ke partikel partikel
batubara. Sehingga serbuk hasil keluaran dihembuskan menuju furnace melalui coal
bunner sehingga terjadi proses pembakaran. dapat dilihat seperti pada gambar 2.10.

Gambar 2.10 Siklus Bahan Bakar

22
1. Ship Unloader
Ship Unloader yaitu alat yang berfungsi untuk memindahkan muatan batubara
dari kapal tongkang menuju ke coal yard. Jenis ship unloader yang digunakan pada
PLTU Pangkalan Susu yaitu jenis Chain Bucket Ship Unloader yang memiliki
kapasitas 600 ton per jam nya dan memiliki 2 unit dan letaknya di jetty (pelabuhan).
dapat dilihat seperti pada gambar 2.11.

Gambar 2.11 Chain Bucket Ship Unloader

2. Stack and Reclainer (STRE)


Dari Ship Unloader, selanjutnya barubara menuju ke STRE. STRE berfungsi
sebagai alat pemindah dari Ship Unloader menuju ke Coal Yard (sracker) dan
mengambil kembali (reclaimer) atau memindahkan kembali dari coal yard munuju ke
coal bunker. STRE bisa juga disebut penghubung laju batubara dari Ship Unloader
menuju coal yard tempat penyimpanan sementara atau langsung menuju ke coal
banker, tergantung kebutuhan. Pada PLTU Pangkalan Susu STRE terjadi dari Tower
Transfer 1 (TF1) dan Tower Transfer 2 (TF2). seperti pada gambar 2.12.

23
Gambar 2.12 Stack and Reclaimer (STRE)

3. Crusher
Sebelum menuju ke coal banker, barubara melewati tahap penghancuran
(crusher) yaitu tempat penghancuran batubara yang berukuran besar menjadi
berukuran lebih kecil agar mudah disimpan di dalam coal bunker dan agar lebih
mudah dihaluskan pada tahap selanjutnya. dapat dilihat seperti pada gambar 2.13.

Gambar 2.13 Mesin penghancur batubara (Crusher)

4. Coal Bunker
Coal bunker berfungsi sebagai tempat penyimpan batubara yang telah
dihancurkan pleh crusher dan akan menuju ke tahap selanjutnya yaitu tahap
penghalusan. Pada setiap pembangkit terdiri dari 5 unit coal banker yang masing-
masing bekapasitas 5000 ton. dapat dilihat seperti pada gambar 2.14.

24
Gambar 2.14 Coal Bunker

5. Coal Feeder
Coal feeder berfungsi mengatur jumlah batubara yang keluar dari coal bunker
yang akan menuju tahap penghalusan. Letaknya persis dibawah coal banker, jumlah
ada 5 unit PLTU Pangkalan Susu. Setiap 1 unit coal feeder melayani 1 coal bunker.
Capasitas untuk setiap unitnya yaitu 50 ton per jam. dapat dilihat seperti pada gambar
2.15.

Gambar 2.15 Coal Feeder

6. Coal Mill
Coal mill berfungsi untuk menghaluskan batubara sebelum menuju ke ruang
pembakaran (burner). Hal ini dilakukan agar batubara memudahkan proses
pembakaran dan menghasilkan panas yang efektif. Pada coal mill batubara dihaluskan
sampai berukuran 200 mesh. dapat dilihat seperti pada gambar 2.16.

25
Gambar 2.16 Coal Mill

7. Store Tank
Store tank berfungsi menyimpan minyak HSD (High Speed Diesel). Dimana
HSD merupakan media penyalaan start awal pada proses firing. Dari storage tank,
minyak HSD dipompa ke ruang pembakaran (burner). Dengan menggunakan HSD,
memudahkan proses pembakaran batubara pada PLTU Pangkalan Susu. dapat dilihat
seperti pada gambar 2.17.

Gambar 2.17 Storage tank penyimpanan bahan bakar HSD

26
8. Dischange Pump
Dischage pump yaitu pompa yang berfungsi memompakan bahan bakar HSD
(High Speed Diesel) dari storage menuju ke ruang pembakaran (burner). Terdapat 2
unit yang digunakan di PLTU Pangkalan Susu. dapat dilihat seperti pada gambar
2.18.

Gambar 2.18 Dischage Pump

2.15 Siklus Air dan Uap


Air yang digunakan untuk boiler adalah air demin yang telah melalui proses
treatment. Dari demin tank, air dipompakan menuju ke boiler, pada boiler air
dipanaskan menjadi uap, uap yang berbentuk masuk berupa uap basah berada pada
Sream Drum, dengan temperatur 312, 94 C. Dari Steam Drum, uap dipanaskan lebih
lanjut di Primary Super Heater (PSH) dengan memanfaatkan panas dari Flue Gass
(Gas Buang), temperature susu uap berkisar 460,1 C kemudian dipanaskan kembali di
Secondary Super Heater (SSH) untuk menjadi uap kering (Super Heat) dengan
memanfaatkan Flue Gass juga, uap sudah menjadi Super Heat bersuhu berkisar 531 C
dengan tekanan 127 bar disalurkan ke turbin untuk memutar sudut-sudut turbin. Pada
rotor turbin dihubungkan dengan rotor generator yang akan membangkitkan energy
listrik.

Uap yang keluar turbin temperaturnya sudah turun kemudian masuk ke


kondensor melalui celah-celah tube (pipa) dan didinginkan dangan air pendingin (Air
Laut) bertemperatur 32 C hingga berubah bentuk dari uap menjadi air dan masuk ke
Hotwell dengan suhu bertemperatur 38,33 C lalu dipompakan ke Deaerator melewati

27
Glend Steam Condensor, Low Pressure Heater (LPH 8, LPH 7, LPH 6 dan LPH 5).
Pada Glend Steam Condensor suhu mencapai 134 C, tekanan 21,1 bar lalu pada LPH
8 suhu mencapai 77 C, LPH 7 (81 C), LPH 6 (122 C), LPH 5 (146 C). Pada dearator
susu air mencapai 247 C, dari deaerator air akan turun ke Feed Water Tank dimana
suhu air mencapai 247 C, tekanan 145 bar dan dipompakan oleh Feed Water Pump
(FWP) masuk ke High Pressure Heater ( HPH 3, HPH 2 dan HPH 1). Pada HPH 3
suhu mencapai 184 C, HPH 2 (188 C) dan HPH 1 (249 C). Setelah itu air menuju
boiler dan kembali diproses menjadi uap. Demikian siklus air uap dalam sistem
PLTU yang disebut siklus tertutup. dapat dilihat seperti pada gambar 2.19.

Gambar 2.19 Siklus air dan uap pada Unit 1 dan 2

2.16. Siklus Air

Air yang digunakan untuk PLTU Pangkalan Susu adalah air laut. Air ini
dijernihkan dan diproses melalui Water Treatment Plant (WTP) atau Proses
pengolahan air, Kemudian baru bias digunakan untuk keperliuan keseluruhan unit
PLTU. Sedangkan untuk air pengisi dan penambah Boiler (ketel) setelah melalui
proses Demineralisasi, yaitu suatu proses dimana kandungan mineral dalam air
dihilangkan dan juga diberi muatan anion dan juga kation sehingga air ini tidak
menyebabkan korosi yang terjadi pada pipa maupun logam-logam yang dilaluinya.

28
1) Water Treatment Plant (WTP)
Adapun Unit yang dimaksud dalam proses pengolahan air di WTP yaitu :

1. Intake
Air yang digunakan dalam proses produksi di PT. Indonesia Power UJP Pangkalan
Susu yaitu air laut. Intake berfungsi untuk pengambilan air dari sumber air. Pada
intake ini dilengkapi dengan bar screen dan travel screen yang berfungsi sebagai
penyaring kotoran-kotoran yang terikut dengan air. Lalu pada intake juga
diinjeksikan klorin yang berfungsi untuk dapat melemahkan biota-biota yang
terikut dengan air.

2. Coalgulation
Air laut dari intake dialirkan ke WTP dengan menggunakan pipa, sebelum masuk
ke unit selanjutnya, air diinjeksikan koagulan NaOCl, FeCl3, dan aid. Proses
peninjeksian koagulan terjadi didalam pipa yang diatur menggunakan valve,
Terdapat 2 aliran pipa koagulasi, dimana 1 Run dan 1 Stand by. Kemudian air
dialirkan kedalam flocculation tank.

3. Flocculation Tank
Pada proses ini air yang sudah diinjeksikan koagulan NaOCl, koagulan feCl3, dan
koagulan aid akan dialirkan kedalam tangki flokulasi untuk proses pengadukan
lambat dan pengumpalan partikel-partikel yang bergabung di dalam air. Terdapat 2
unit flocculation tank, dimana 1 Run dan 1 Stand by.

4. Lamella Clarifier
Partikel-pertikel yang sudah membentuk flok-flokkan diendapkan didalam bak
lamella clarifier karena adanya gaya gravitasi. Didalam bak ini terjadi proses
sedimantasi. Air yang bersih akan mengalir kedalam clarified water tank,
Sedangkan flok yang mengendao akan menjadi lumpur dan dialirkan melalui pipa
under drain, terdapat 2 unit lamella clarifier, dimana 1 run dan 1 stand by.

5. Multi Media Filtration (MMF)


Air dari clarified water tank akan dialirkan kedalam tangki MMF dengan bantuan
pompa, pada MMF air akan disaring dengan media penyaring pasirsilika, kerikil,
dan juga karbonaktif. Terdapat 4 tangki MMF dimana 2 Run dan 2 Stan by. Air
yang sudah melalui proses filtrasi akan dialirkan ke RO 1. Sebelum di RO 1, air

29
diinjeksikan menggunakan bahan kimia HCI, Sodium, dan Anti Scalant yang
bertujuan untuk menjaga pH dan juga mencegah terbentuknya kerak atau karat.

6. Sea Water Reverse Osmosis (SWRO)


Setelah ditambahkan bahan-bahan kimia, air dialirkan ke proses selanjutnya yaitu
SWRO. Dimana air yang masih mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi
dilewatkan melalui membrane semi permiablemen jadi air yang memiliki
konsentrasi lebih rendah. Pada proses ini juga konduksitivitas air diturunkan. Air
yang memiliki konsentrasi lebih rendah tersebut akan dialirkan kedalam tangki 1st
RO dan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dan akan dialirkan ke dalam .

7. Fresh Water Reverse Osmosis (FWRO)


Proses ini merupakan kelanjutan dari proses SWRO, dimana proses ini merupakan
proses reverse osmosis kedua. Tujuannya untuk menurunkan konduktivitas air
hingga efisiensi 90%. Selanjutnya air dialirkan kedalam tangki-2ndRO.

8. Tangki Kation, Anion, dan Mixed Bed


Setelah konduktivitas air sudah <0,2 maka air dialirkan kedalam tangki kation,
anion dan mixed bed untuk menghilangkan ion-ion yang masih terkandung dalam
air. Susunan tangki tersebut yaitu : Kation-Anion-Mixed Bed-Mixed Bed.

9. Demineralization Water Tank


Air yang sudah dihilangkan kandungan mineral, ion dan diturunkan
konduktivitasnya dialirkan kedalam tangki DM Water Tank untuk digunakan
sebagai penghasil uap diturbin melalui proses pemanasan di boiler. dapat dilihat
seperti pada gambar 2.20.

Gambar 2.20 Water Treatment Plant (WTP)

30
2) Condensor and Hotwell
Air yang sudah melalui proses pengolahan (Kandungan mineralnya
dihilangkan) lalu dialirkan ke hotwell. Hotwell merupakan media penampung air
yang dimana kondensat yang berubah fasa dari uap ke air hasil kondensasi di
condenser. dapat dilihat seperti pada gambar 2.21.

Gambar 2.21 Condensor

3) Condensat Extraction Pump (CEP)


Condensat Pump berfungsi sebagai memompakan air dari Hotwell Condensor
ke Feed Water Tank (FWT) melalui beberapa proses pemanasan sebelum LPH8,
LPH7, LPH6, dan LPH5. Pressure Condensate Pump 21,1 Bar.

4) Gland Sealing Steam


Gland Sealing Steam berfungsi sebagai perapat poros disisi LP dan HP pada
turbin. Disisi LP Gland Sealing Steam berfungsi untuk mencegah udara luar agar
tidak masuk kedalam turbin. Sedangkan disisi HP Gland Sealing Steam berfungsi
untuk mencegah uap keluar dari turbin. Setelah dipergunakan Gland Sealing Steam
kemudian didiginkan didalam Gland Steam Condensor (GSC) dan kondensatnya
beruoa air yang dialirkan kembali kedalam condenser, melalui media pendingin
berupa air yang dipompakan oleh Condensate Pump, Gland Sealing Steam perlu

31
dijaga tekanannya sehingga tidak menggangu proses yang terjadi. dapat dilihat seperti
pada gambar 2.22.

Gambar 2.22 Gland Steam Condensor

5) Low Pressure Heater 8 (LPH 8)


Low Pressure Heater 8 berfungsi untuk memanaskan air setelah melalui Gland
Sealing Steam Condensor (GSC), melalui media pemanas dari ekstraksi yap turbin
tingkat pertama (E1) kemudian hasil kondensasi uap dialirkan kembali ke Condensor.
Temperature air setelah (LPH8) 77,1 ⁰C.

6) Low Pressure Heater 7 (LPH 7)


Low Pressure Heater 7 (LPH 7) berfungsi untuk memanaskan air setelah LPH 8
melalui media pemanas ekstraksi turbin tingkay kedua (E2). Hasil kondensasi uap
dialirkan kembali ke condenser melalui LPH 8. Temperatur air setelah (LPH 7) 79,15
⁰C.

7) Low Pressure Heater 6 (LPH 6)


Low Pressure Heater 6 berfungsi sebagai untuk memanaskan air setelah (LPH
7) melalui media pemanas estraksi turbin tingkat ketiga (E3). Hasil kondensasi uap
dialirkan kembali ke condensator melalui LPH 7 lalu LPH 8 temperatur air setelah
(LPH 6) 122.3 ⁰C.

32
8) Low Pressure Heater 5 (LPH 5)
Low Pressure Heater 5 (LPH 5) berfungsi untuk memanaskan air setelah (LPH
6) melalui media pemanas ekstraksi turbin tilngkat keempat (E4). Hasil kondensasi
uap dialirkan kembali ke condenser melalui LPH 6, Lali LPH 7, kemudian LPH 8,
Temperatur air setelah (LPH5) 143,63 ⁰C. dapat dilihat seperti pada gambar 2.23.

Gambar 2.23 Low Pressure Heater

9) Deaerator
Deaerator terletak pada bagian atas dari ruangan turbin, fungsi deaderator
adalah untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang tidak terkondensasi (Non
Condensible Gass). Deaerator menggunakan steam untuk menghilangkan senyawa
yang tidak terkondensasi. Di deaerator juga terjadi penambahan bahan kimia yaitu
Hidrazyne yang berfungsi untuk mengikat senyawa-senyawa yang tidak
terkondensasi tersebut. dapat dilihat seperti pada gambar 2.24.

Gambar 2.24 Dearator Storage Tank

33
10) Feed Water Tank
Feed Water Tank berfungsi untuk menampung air yang dapat terkondensasi
(hasil pengolahan dari deaerator). Letak Feed Water Tank yaitu di bawah Deaerator.

11) Feed Water Pump


Feed Water Pump berfungsi untuk memompakan air dari Feed Water Tank ke
Steam Drum melalui beberapa proses pemanasan sebelumnya HPH 3, HPH 2, HPH 1
dan Economizer, Feed Water Pump : 90 Bar, seperti pada gambar 2.25.

Gambar 2.25 Feed Water Pump (FWP)

12) High Pressure Heater 3 (HPH 3)


Berfungsi untuk memanaskan air dari Feed Water Pump (FWT) melalui media
pamanas berupa ekstraksi turbin tingkat kelima (E5). Hasil kondensasi uap ekstraksi
dialirkan kedondensor melalui Drain Tank.

13) High Pressure Heater 2 (HPH 2)


Berfungsi untuk memanaskan kembali air setelah melewati High Pressure
Heater 3 melalui media pamanas berupa ekstraksi turbin tingkat keenam (E6). Hasil
kondensasi uap ekstraksi kemudian dialirkan kembali ke kondensor melalui Drain
Tank untuk dinormalkan temperaturnya.

34
14) High Pressure Heater 1 (HPH 1)
Berfungsi untuk memanaskan kembali air setelah melewati High Pressure
Heater 2 melalui media pemanas berupa ekstraksi turbin tingkat ketuju (E7). Hasil
kondensasi uap ekstraksi kemudian dialirkan kembali ke kondensor melalui Drain
Tank untuk menormalkan temperaturnya. seperti pada gambar 2.26.

Gambar 2.26 High Pressure Heater

15) Steam Drum


Berfungsi sebagai pemisah uap dan air pada boiler, uap yang dihasilkan akan
menuju ke turbin, sebelum ke turbin uap yang dihasilkan masik berupa uap basah
dimana uap ini belum efektif untuk memutar turbin kerena masih bisa mengandung
air heater dengan suhu 531 C untuk mendapatkan uap kering, lalu menuju ke turbin
uap. Tekanan pada steam drum mencapai 127 bar. dapat dilihat seperti pada gambar
2.27 dibawah ini

35
Gambar 2.27 Steam Drum

2.17 Siklus Uap


Untuk memproduksi uap, air yang digunakan adalah air demin (air yang sudah
dihilangkan kandungan mineralnya) yang kemudian dipompakan kedalam pipa-pipa
kecil (wall tube) di dinding boiler. Pada boiler air akan dipanaskan hingga berubah
fase air menjadi uap. Panas yang digunakan di dalam boiler adalah panas yang
berasal dari api hasil pembakaran bahan bakar batubara dan HSD (High Speed
Diesel) yang dicmapur dengan udara pembakaran yang berasal dari FD Fan.

1) Boiler
Boiler atau ketal uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
merubah fasa air menjadi fasa uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan
memanaskan air yang berada dalam pipa-pipa dengan panas hasil pembakaran bahan
bakar. Pembakaran dilakukan secara kontiniu didalam ruang bakar dengan
mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar. Uap yang dihasilkan boiler adalah uap
superheat dengan tekanan dan temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap
tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran dan panas pembakaran
yang diberikan. Boiler yang kontruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air tersebut
water tube boiler (pipa air boiler). Boiler yang digunakan yaitu tipe balance draft.
Boiler di unit 1 dan unit 2 memiliki spesifikasi yang sama. Pada masing-masing
boiler ini terdapat 25 aliran butubara dan 8 oil gun. dapat dilihat seperti pada gambar
2.28 dibawah ini

36
Gambar 2.28 Boiler

2) Super Heater
Super heater adalah salah satu komponen pada boiler yang berfungsi unyuk
memanaskan lanjut uap hingga menghasilkan uap (steam) yang memenuhi
persyaratan untuk memutar turbin, yaitu uap yang dimiliki temperatur dan tekanan
yang tinggi. Super heater ini ada dua bagian, yaitu Primary Super heater dan
Secondary Super heater . Primary Super heater merupakan pamanas pertama yang
dilewati Secondary Super heater dan menjadi Super Heated Steam. SH Steam akan
dialirkan untuk memutar High Presure Turbin dan kemudian tekanan dan
temperaturnya akan turun.

3) HP (High Pressure)
Turbin High pressure turbin yaitu menampung uap kering yang berasal dari
super heater yang memiliki temperatur dan tekanan tinggi. Uap tersebut akan
memutar sudut-sudut turbin yang terkopel dengan generator untuk menghasilkan
listrik.

4) Reheater
Setelah tekanan dan temperatur steam turun maka steam tersebut akan
dikembalikan ke boiler untuk pemanasan ulang. Pemanasan ulang ini berlangsung di
bagian boiler yang disebut reheater yang merubahkan kumpulan pipa boiler yang di
beri panas dari gas pembakaran seperti super heater. Jadi reheater berfungsi untuk
menaikkan temperatur steam tanpa mempengaruhi tekanannya. Dibagian reheater,

37
steam akan dikembalikan untuk Intermediate Presure Turbine (IP Turbin) dan Low
Presure Turbine (LP Turbin)

5) IP (Intermedia Pressure)
Turbin IP (Intermediet Pressure) terbinnya itu wadah selanjutnya dari siklus
uap. Uap kering yang dipakai untuk memutar HP turbin dipanaskan lagi
menggunakan Reheater. Kemudian uap tersebut memutar sudut IP turbin yang
terkopel dengan generator, sehingga generator dapat menghasilkan listrik.

6) LP (Low Pressure)
Turbin Low presure turbin yaitu wadah yang menampung uap setelah proses
yang terjadi di IP turbin, uap tersebut bertemperatur rendah yaitu 43 C lalu memutar
sudut-sudut pada LP turbin sehingga turbin berputar dan menggerakkan generator
untuk menghasilkan listrik.

7) Condensor
Condensor adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengkondensasikan fasa uap
(uap bekas) dari turbin menjadi air untuk pengisi boiler, dimana uap bekas dari LP
turbin masuk kekondensor melalui pipa-pipa kondensor dengan media pendingin
berupa air laut yang dipompakan dengan CWP (Condensate Water Pump).

2.18 Siklus Udara dan Flue Gas

1) PAF (Primary Air Fan)

PAF (Primary Air Fan) yaitu kipas yang berfungsi mendorong batubara yang
telah dihaluskan oleh mill menuju ke pembakaran (burner). Terdapat 2 unit pada
setiap pembangkit. Udara yang dihasilkan bertemperatur panas (karena udara
melewati air preheater yang memanfaatkan gas buang dari proses burner) dan ada
yang dingin. Udara yang panas berfungsi untuk mengeringkan batubara didalam mill,
sedangkan yang dingin untuk menjaga temperature didalam mill. seperti pada gambar
2.29.

38
Gambar 2.29 Primary Air Fan

2) FDF (Force Draft Fan)

FDF (Force Draft Fan) yaitu sebuah kipas yang berfungsi memasok udara
keruang pembakaran (burner) untuk proses pembakaran. Udara luar dihisap menuju
ke burner, tetapi sebelumnya udara dipanaskan terlebih dahulu melalui air preheater,
hal ini bertujuan meningkatkan efektifitas udara untuk proses pembakaran. Terdapat 2
unit fan pada setiap pembangkit. dapat dilihat seperti pada gambar 2.30.

Gambar 2.30 Force Draft Fan

39
3) Air Preheater

Air preheater yaitu sebuah kipas yang berfungsi menghisap gas buang (Flue
gass) dari proses pembakaran (burner) dimana kipas ini menghisap temperature panas
flue gas untuk digunakan sebagai media pamanas udara dari FDF dan PAF yang akan
menuju ruang pemakaran (burner) seperti pada gambar 2.31.

Gambar 2.31 Air Preheater

4) Elecrostatic Precipicator (ESP)

Elecrostatis Precipicator (ESP) adalah salah satu alternative penangkap dabu


dengan effisiensi tinggi. Proses pembakaran pada ruang burner menghasilkan
partikel-partikel debu (fly ash) yang akan keluar menuju cerobong. Dengan
menggunakan electro static precipitator (ESP) ini, jumlah limbah debu yang keluar
dari cerobong dapat diminimalisir sehingga tidak menyebabkan pencemaran udara
seperti pada gambar 2.32.

Gambar 2.32 Elecrostatic Precipicator

40
5) IDF (Induced Draft Fan)

ID Fan yaitu sebuah kipas yang berfungsi menghisap atau memvakumkan udara
dan gas buang (flue gass) yang berasal dari proses pembakaran yang terjadi di ruang
burner. Gas tersebut melewati ESP terlebih dahulu agar partikel-partikel debu dapat
diminimalisir sehingga gas yang keluar dari cerobong tidak menyebabkan
pencemaran udara. seperti pada gambar 2.33.

Gambar 2.33 Induced Draft Fan

6) Cerobong (Stack)

Cerobong pada PLTU berfungsi sebagai tempat pembuangan gas buang (Flue
gass) dari proses pembakaran yang terjadi di ruang burner. Gas buang dari burner
dihisap oleh kipas ID Fan (Induced Draft) menuju ke stack melalui pipa sebuah yang
dilapisi plat alumunium. seperti pada gambar 2.34.

Gambar 2.34 Cerobong

41
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Dasar Teori

3.1.1 Baterai

Baterai atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya


berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat berbalikan) dengan
efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversible
adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga
listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia,
pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu
dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel.

Dalam pusat pembangkit listrik, baterai digunakan sebagai sumber arus searah.
Fungsi baterai tersebut antara lain sebagai berikut:

 Menjalankan motor pengisi (penegang) pegas PMT/CB.


 Mengetripkan PMT apabila terjadi gangguan.
 Melayani peralatan instrument dan control DCS.
 Melayani keperluan alat-alat telekomunikasi.
 Melayani tanda-tanda isyarat (signal dan alarm).
 Melayani keperluan instalasi penerangan darurat.
 Melayani motor-motor DC

Baterai tersebut antara satu dengan yang lain saling berhubungan atau masih
dalam satu ikatan BUS. Jadi apabila salah satu ada yang tidak bekerja, maka yang
lain dapat menggantikannya.

Pada PLTU UJP Pangkalan Susu menggunakan GNB Sonnenschein Valve


Regulated LeadAcid (VRLA) atau sering juga disebut dengan Sealed LeadAcid
(SLA) Storage Battery. Jenis sel baterai ini disebut juga Storage Battery, adalah
suatu baterai yang dapat digunakan berulang kali pada keadaan sumber listrik arus
bolak balik (AC) terganggu. Tiap sel baterai ini terdiri dari dua macam elektroda
yang berlainan, yaitu elektroda positif dan elektroda negatif yang dicelupkan dalam
suatu larutan kimia. dapat dilihat seperti pada gambar 3.1.

42
Gambar 3.1 Baterai pada PLTU Pangkalan Susu

3.1.2 Prinsip Kerja Baterai

Pada dasarnya baterai mengandung sel listrik yang mampu atau menyimpan
energi. Baterai menjadi sebuah media yang dnilai banyak kalangan untuk mengubah
energi kimia yang terkandung dari bahan aktif secara langsung, kemudian menjadi
energi listrik melalui sebuah bentuk reaksi reduksi dan oksidasi elektrokimia. Listrik
dalam baterai tersebut kemudian muncul karena adanya perbedaan dari berbegai
bentuk potensial energi listrik dari kedua buah elektrodanya. Perbedaan pada
potensial inilah biasanya disebut dengan potensial sel. Prinsip kerja baterai dapat
dilihat seperti pada gambar 3.2.

43
(a) (b)

Gambar 3.2 (a) Proses Discharging (b) Proses Charging

A. Proses Discharging

Proses ini disebut juga dengan proses pengosongan (discharge) yaitu pada sel
berlangsung menurut seperti skema pada Gambar (a). Bila sel dihubungkan
dengan beban maka, elektroda negatif menjadi anoda sedangkan elektroda
positif menjadi katoda. Kemudian elektron mengalir dari anoda melalui beban
ke katoda, kemudian ion-ion negatif mengalir ke anoda dan ion-ion positif
mengalir ke katoda.

B. Proses Charging

Pada proses pengisian (charge) seperti pada Gambar (b) yaitu bila sel
dihubungkan dengan power supply maka elektroda positif menjadi anoda dan
elektroda negatif menjadi katoda dan proses kimia yang terjadi adalah aliran
electron-elektron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui power supply
ke katoda. ion-ion negatif akan rnengalir dari katoda ke anoda. Sedangkan
Ion-ion positif mengalir dari anoda ke katoda. Jadi reaksi kimia pada saat
pengisian (charging) adalah kebalikan dari saat pengosongan (discharging).

44
3.1.3 Jenis Jenis Baterai

A. Baterai Asam Timbal atau (LeadAcid Storage Acid)


yaitu Baterai asam yang bahan elektrolitnya adalah larutan asam belerang
(sulfuric acid = H2SO4). Didalam baterai asam, elektroda-elektroda nya terdiri dari
plat-plat timah peroksida PbO2 (Lead Peroxide) sebagai anoda (kutub positif) dan
timah murni Pb (Lead Sponge) sebagai katoda (kutub negatif) . Secara umum ada dua
jenis Baterai (Lead Acid Battery) yaitu:

1. Starting Battery

Merupakan jenis baterai aki yang dirancang mampu menghasilkan energi


(arus listrik) yang tinggi dalam waktu singkat sehingga dapat menyalakan mesin
seperti mesin kendaraan. Dengan kata lain untuk menghidupkan mesin dibutuhkan
arus listrik yang tinggi. Setelah mesin hidup aki istirahat sambil dicas kembali oleh
dinamo (alternator). Jadi aki akan selalu penuh terisi arus listrik tidak pernah sampai
habis.

Jika baterai aki sering terpakai sampai habis maka baterai aki jenis ini akan
cepat rusak. konstruksinya menggunakan banyak pelat tipis secara paralel agar
resistansinya rendah dengan permukaan yang lebih luas agar dapat melepas arus
listrik yang tinggi saat dibutuhkan. Baterai aki jenis ini banyak digunakan pada
kendaraan untuk menyalakan mesin.

2. Deep Cycle Battery

Baterai aki jenis ini adalah kebalikan dari baterai jenis Starting Battery,
baterai Deep Cycle Battery dirancang untuk menghasilkan energi arus listrik yang
stabil (Tidak Sebesar Starting Battery) namun dalam waktu yang lama. Baterai aki
jenis ini tahan terhadap siklus pengisian - pengosongan aki yang berulang-ulang
(Deep Cycle) karenanya konstruksinya menggunakan pelat yang lebih tebal. Baterai
Aki Deep Cycle banyak digunakan pada peralatan yang menggunaan motor listrik
seperti kursi roda, forklift, mobil golf. Jenis ini juga banyak digunakan pada proyek
energi alternatif dan juga pada bidang industri untuk menyimpan arus listrik seperti
pada PLTU,PLTS,PLTA.

Terlepas dari dua jenis baterai aki di atas, maka baterai aki juga digolongkan sebagai:

45
1. Flooded Lead Acid Battery (FLA)

Jenis ini desebut juga Wet Cell atau Flooded Battery. Di pasaran, aki jenis ini
dikenal dengan aki basah. Maksudnya sel-sel di dalam aki harus terendam cairan
elektrolit dan jika level cairannya kurang harus ditambah. Ciri-cirinya adalah setiap
sel mempunyai katup untuk pengisian cairan elektrolitnya. Jenis baterai aki ini
termasuk paling banyak di sekitar kita.

2. Valve Regulated Lead Acid Battery (VLRA)

Jenis ini sering juga disebut Sealed LeadAcid battery atau Sealed Secara
fisik baterai aki jenis ini terlindung dan tertutup rapat, yang nampak dari luar hanya
terminal (+) positif dan (-) negatif. Baterai ini didesain agar cairan elektrolit tidak
berkurang karena bocor atau penguapan. Baterai aki jenis ini memiliki katup ventilasi
yang hanya terbuka pada tekanan yang ekstrem untuk pembuangan gas hasil reaksi
kimianya. Tidak ada katup untuk isi ulang cairan elektrolitnya.

Baterai Aki VRLA terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan konstruksi internalnya, yaitu:

 Gel Cells

Baterai aki jenis ini, cairan elektrolitnya dicampur dengan pasir silica
sehingga menjadi kental seperti jelly (agar-agar atau puding). Kemudian jelly ini
berfungsi seperti halnya cairan elektrolit. Baterai Aki jenis ini sebaiknya jangan
digunakan pada perangkat yang membutuhkan suplai arus listrik yang tinggi
(discharging) atau di cas dengan arus yang tinggi pula (charging). Kalau tidak
jellynya akan cepat robek sehingga baterai aki dapat rusak dan tidak dapat digunakan
lagi.

 Absorbent Glass Mat Battery (AGM)

Baterai Aki jenis ini memiliki separator (pemisah) yang terdiri dari fiberglass
yang diletakkan di antara pelat-pelat selnya yang bertujuan untuk menyerap cairan
elektrolit agar tersimpan di pori-pori fiberglass. Fungsi fiberglass ini mirip seperti
handuk yang menyerap air ketika salah satu ujung handuknya dicelupkan ke dalam
ember yang berisi air.

Diantara kelebihan Battery Absorbent Glass Mat Battery (AGM) adalah:

 Dapat disimpan untuk waktu yang lama tanpa harus dicas ulang karena self
discharge nya yang sangat rendah (1% - 3% per bulan).

46
 Hampir semua baterai jenis AGM ini sistem pengecasannya sama seperti
pengecasan baterai aki pada umumnya. Tidak memerlukan syarat-syarat dan
alat pengecas (charger) yang khusus.

 Bebas perawatan, anti penguapan, anti bocor dan tetap beroperasi walaupun
dalam cuaca sangat dingin, bahkan walaupun casing akinya retak atau pecah
akan tetap beroperasi dengan baik.

 Karena resistansi internal nya sangat rendah, baterai aki tidak akan kepanasan
walau digunakan pada beban yang membutuhkan arus yang besar atau saat di
cas ulang dengan arus listrik yang tinggi.

Kekurangan Battery Absorbent Glass Mat Battery (AGM) adalah:

 Sedangkan kekurangannya, sejauh ini adalah harganya yang masih mahal.

B. Baterai Basa / Alkali (Alkaline Storage Battery)


Baterai alkali bahan elektrolitnya adalah larutan alkali (Potassium Hydroxide)
yang terdiri dari:

 Nickel iron alkaline battery Ni-Fe Battery


 Nickel cadmium alkaline battery Ni Cd Battery
Pada umumnya yang paling banyak digunakan adalah baterai alkali
admium ( NiCd ) Ciri- ciri umum ( tergantung pabrik pembuat ) adalah
sebagai berikut:
a) Tegangan nominal per sel adalah 1,2 volt
b) Nilai jenis berat elektroit tidak sebanding dengan kapasitas
baterai.
c) Umur baterai tergantung pada penggunaan dan perawatan,
biasanya dapat mencapai 15 - 20 tahun
d) Tegangan pengisian per sel harus sesuai dengan petunjuk
operasi dan pemeliharahan dari pabrik pembuat. Sebagai
contoh adalah:
- Pengisian Awal (Initial Charge) : 1,6 - 1,9 Volt
- Pengisian Floating : 1,40 - 1,42 Volt
- Pengisian Equalizing : 1,45 Volt
e) Tegangan pengosongan (discharge) = 1 volt

47
3.1.4 Kapasitas Baterai
Kapasitas baterai merupakan kemampuan baterai menyimpan daya listrik atau
besarnya energi yang dapat disimpan dan dikeluarkan oleh baterai. Besarnya
kapasitas, tergantung dari banyaknya bahan aktif pada plat positif maupun plat
negatif yang bereaksi, dipengaruhi oleh jumlah plat tiap-tiap sel, ukuran, dan tebal
plat, kualitas elektrolit serta umur baterai. Kapasitas energi suatu baterai dinyatakan
dalam ampere jam (Ah), misalkan kapasitas baterai 100 Ah 12 volt artinya secara
ideal arus yang dapat dikeluarkan sebesar 5 ampere selama 20 jam pemakaian.

Besar kecilnya tegangan baterai ditentukan oleh besar / banyak sedikitnya sel
baterai yang ada di dalamnya. Sekalipun demikian, arus hanya akan mengalir bila ada
konduktor dan beban yang dihubungkan ke baterai. Kapasitas baterai juga
menunjukan kemampuan baterai untuk mengeluarkan arus (discharging) selama
waktu tertentu, dinyatakan dalam Ah (Ampere – hour). Berarti sebuah baterai dapat
memberikan arus yang kecil untuk waktu yang lama atau arus yang besar untuk
waktu yang pendek. Pada saat baterai diisi (charging), terjadilah penimbunan muatan
listrik. Jumlah maksimum muatan listrik yang dapat ditampung oleh baterai disebut
kapasitas baterai dan dinyatakan dalam ampere jam (Ampere - hour), muatan inilah
yang akan dikeluarkan untuk menyuplai beban ke pelanggan. Kapasitas baterai dapat
dinyatakan dengan persamaan dibawah ini :

Ah = Kuat Arus (ampere) x waktu (hours)

Dimana : Ah = kapasitas baterai aki


I = kuat arus (ampere)
t = waktu (jam/sekon)

48
3.2 Battery Charger ( Rectifier )

3.2.1 Pengertian Battery Charger

Battery Charger (Rectifier) merupakan baterai yang mengubah tegangan dari


main supply AC menjadi DC dengan menggunakan rangkaian penyearah. Battery
Charger ini dilengkapi dengan pengaman hubung singkat yaitu (Short Circuit)
berupa sekering atau fuse.

Battery Charger ini memiliki tiga metode charging yaitu Floating, Equalizing,
dan Boosting yang mana operasi Floating dan Equalizing ini dapat saling berganti
secara otomatis. Mode operasi yang normalnya aktif adalah floating. Mode operasi
equalizing akan aktif pada saat charger baterai tidak menerima input dari tegangan
AC selama lebih dari 5 menit. Mode equalizing ini akan dipertahankan sehingga level
tegangan baterai sudah dapat penuh kembali, dimana mode operasi floating akan
dipilih secara otomatis.

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) UJP Pangkalan Susu dengan
kapasitas daya 2 x 220 MW, Sumber DC digunakan menyuplai beban dan peralatan
penting seperti Lighting Emergency, Instrument dan Control Room CCR dan Motor
Motor DC. Sumber instalasi DC dipasok oleh recrifier maupun charger. Peralatan
sistem DC dari sumber 3 Phase yang dihubungkan ke dalam battery charger yang
mampu mengisi baterai dengan kapasitas tertentu sesuai dengan kebutuhan dan
tingkat kepentingannya. Kapasitas baterai biasanya disesuaikan dengan kebutuhan
yang ada pada unit pembangkit itu sendiri baik sebagai back up power ataupun start
up unit. dapat dilihat seperti pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Battery Charger

49
3.2.2 Prinsip Kerja Battery Charger

Sumber tegangan dari Emergency Bus Section A menyuplai tegangan 3 phase


380 V AC kedalam battery charger. Kemudian battery charger menyearahkan
tegangan AC menjadi tengangan DC. Sehingga baterai di paralelkan menggunakan
battery charger, disinilah battery charger digunakan untuk mengisi baterai dan juga
dapat menyuplai tegangan ke beban.

Cara kerja dari battery charger adalah dengan mengisi baterai dan mengubah
sumber arus AC dari main supply menjadi sumber arus DC. dengan menggunakan
rangkaian penyearah yang terdapat di dalam battery charger. Kemudian battery
charger akan mengisi daya pada baterai dan juga menyuplai beban DC menggunakan
sumber arus DC secara bersamaan. Jika tidak ada sumber arus AC yang mengalir
atau battery charger dalam kondisi off , maka beban akan disuplai oleh baterai. seperti
pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Prinsip Kerja Battery Charger

3.2.3 Fungsi Battery Charger


Adapun fungsi dari pengunaan battery charger ini adalah :

 Sebagai cadangan daya listrik ketika terjadinya Blackout.


 Menyuplai tegangan DC ke beban agar tetap beroperasi.
 Apabila unit mengalami pemadaman beban masih tetap dapat beroperasi
 Sebagai peralatan penting yang tidak boleh padam DCS Control Room dan
Instrument

50
3.2.4 Beban Sistem DC

Sistem suplai daya baterai DC pada unit pembangkit listrik tenaga uap
digunakan untuk menyuplai tenaga listrik ke beban dan juga peralatan-peralatan yang
menggunakan tegangan DC 220 V dan 110 V. dapat dilihat seperti pada gambar 3.5.

Adapun sistem penyuplaian sebagai berikut :

1. Sistem DC Tegangan 220 V DC :


 DC Oil Pump For Generator On Air side
 DC Oil Pump For Generator Hydric
 DC Oil Pump For Lube
 DC power for emergency lighting in Diesel Generator Room (DSG)
 DC 1 & 2 Power for Digital Electronic Hydraulic (DEH) in I & C equipment
Room
 DC 1 & 2 Power for I & C Electronic equipment room
 Emergeny Lighting Box

2. Sistem DC Tegangan 220 V DC (UPS) :


 DC 1 Power for constant lighting in Control Center Room (CCR)
 Boiler DCS Power Cabinet
 I & C Main Power Supply Cabinet
 Common DCS Power Cabinet
 BOP Control System Cabinet
 Turbine Digital Electronic Hydraulic (DEH) Cabinet
 Tranduser Panel
 Comunication Panel
 Protection Panel

3. Sistem DC Tegangan 110 V DC


 PC Powersupply
 I & C Maintenance Room
 Fault Recorder
 Syncronzation Panel
 Excitation System
 Power Supply For B of Speed Change Over Panel

51
Gambar 3.5 DC Distribution Panel

3.2.5 Uninterruptible Power Supply ( UPS )

UPS adalah singkatan dari Uninterruptible Power Supply yang berfungsi untuk
memberi daya sementara ketika daya utama dari jaringan padam,daya sementara ini
bersumber dari daya DC yang disimpan pada baterai charger. UPS pada umumnya di
hubungkan dengan beban‐beban kritikal load sehingga ketika suplai daya dari jaringa
n terganggu beban‐beban kritikal load ini tetap mendapat pasokan daya dari UPS.

Dengan adanya back up sistem, walaupun secara kualitas sistem kelistrikan


tidak tersupply secara keseluruhan namun pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
ada beberapa peralatan yang harus selalu tersupply oleh tegangan setiap saat,
sehingga diprioritaskan pada peralatan itu tersebut. Jika pada PT.Indonesia Power
UJP Pangkalan Susu, Maka cadangan paling utama adalah dengan menggunakan
baterai dengan arus DC dengan Emergency Diesel Generator (EDG) dan pada saat

52
Emergency Diesel Generator Start up dengan tegangan kerja 400V dan dayanya 300
KW. seperti pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Panel Uninterruptible Power Supply

3.2.6 Metode Pengisian Battery Charger

Pada pengisian battery terdapat 3 metode charging pada pusat-pusat


pembangkit tenaga listrik yang digunakan pada baterai. Metode tersebut yaitu :

1. Floating Charge
Pengisian dengan cara floating charge, dimana baterai secara terusmenerus
tersambung dengan rangkaian luar (AC), alat pengisi baterai (battery charge)
dan beban. Alat pengisi baterai ini direncanakan untuk menjaga tegangan dari
baterai yang tersambung ke beban tetap konstan.

53
2. Boost Charge
Pada mode boosting, rectifier akan melakukan pengisian cepat dengan
memberikan tegangan lebih dari pada tegangan total baterai. Arus yang
diberikan ke baterai tidak boleh melebihi harga ampere jamnya.

3. Equalizing Charge
Tujuan dari equalizing charge adalah untuk mengembalikan tegangan baterai
yang “ out of balance “ menjadi balance (seimbang) lagi, dimana setiap sel
mempunyai harga yang mendekati sama, sehingga dapat menghindarkan
penggaraman belerang pada plat-plat aktifnya.

3.2.7 Jenis Battery Charger

Pada setiap Pembangkit Tenaga Listrik terdapat baterai sebagai sumber daya
mandiri ataupun independen. Tak terkecuali pada pembangkit di PLTU Pangkalan
Susu. Pada PLTU Pangkalan Susu, Battery Room berlokasi pada lantai 1 di
Pertengahan Unit 1 dan Unit 2 pada PLTU Pangkalan Susu. Baterai tersebut
digunakan untuk mensuplai beban DC pada Unit 1 dan Unit 2. dapat dilihat seperti
pada gambar 3.7.

 Tipe : Sonnenchein
A602/580
 Tegangan sistem : 110 V
 Jenis Baterai : Valve
Regulated
Lead-Acid
 Jumlah Baterai : 53 Unit

Gambar 3.7 Baterai Sonnenchein tipe 7 OPzV 490 A602/580

54
Tegangan sistem yang dihasilkan dari kedua baterai tersebut sebesar 220
VDC, 220 VDC (UPS) dan 110 VDC. Tipe baterai yang digunakan di PLTU
Pangkalan Susu yaitu tipe Sonnenchein pabrikan asal jerman dengan ketahanan umur
masa pakai berkisaran yaitu 7 sampai 15 tahun. dapat dilihat seperti pada gambar 3.8.

 Tipe : Sonnenchein
A602/1010
 Tegangan sistem : 220 V
 Jenis Baterai : Valve
Regulated
Lead-Acid
 Jumlah Baterai : 106

Gambar 3.8 Baterai Sonnenchein tipe 8 OPzV 800 A602/1010

3.2.8 Spesifikasi Battery Charger

1. Baterai Sonnenchein tipe 7 OPzV 490 A602/580


 Tegangan sel dari baterai = 2V
 Kapasitas baterai = 582 Ah
 Tegangan floating = 2.27 V/cell at 20 ⁰C
 Berat jenis baterai = 39 kg
 Usia ketahanan baterai = 15 tahun
 Made in German

2. Baterai Baterai Sonnenchein tipe 8 OPzV 800 A602/1010


 Tegangan sel dari baterai = 2V
 Kapasitas baterai 998 Ah
 Tegangan floating = 2.27 V/cell at 20 ⁰C
 Berat jenis baterai = 66 kg
 Usia ketahanan baterai = 15 tahun
 Made in Germany

55
3.2.9 Rangkaian Battery Charger

Pada rangkaian baterai di PLTU Pangkalan Susu ini ada 2 tipe baterai yang
dirangkai seri dengan jumlah baterai yang berbeda-beda. Baterai Sonnenchein tipe
A602/580 dengan tegangan system 110 VAC dirangkai seri sebanyak 53 buah untuk
masing-masing unit. Baterai Sonnenchein tipe A602/1010 dengan tegangan system
220 VDC dirangkai seri sebanyak 106 buah untuk masing-masing unit.

3.2.10 Hubungan Antar Battery Charger

Koneksi baterai dengan hubungan seri ini dimaksudkan untuk dapat


menaikkan tegangan baterai sesuai dengan tegangan kerja yang dibutuhkan atau
sesuai tegangan peralatan yang ada. Sebagai contoh jika kebutuhan tegangan baterai
pada suatu unit pembangkit adalah 220 Volt, maka akan dibutuhkan baterai dengan
kapasitas 2 Volt sebanyak 106 sel baterai dengan dihubungkan secara seri. dapat
dilihat seperti pada gambar 3.9.

Gambar 3.9 Baterai dihubungkan secara seri

56
3.2.11 Maintenance Battery Charger

Dalam pemeliharaan dan perawatan baterai harus dilakukan secara periodik


untuk memonitoring dan mengetahui keadaan baterai. Pada saat melakukan inspeksi
baterai harus dilakukan pada saat kondisi beban “float” normal. Pemeliharaan baterai
di PLTU Pangkalan Susu ini biasanya dilakukan secara periodik yaitu bulanan dan
tahunan.

A. Monthly/Bulanan

Pemeriksaan yang harus dilakukan pada baterai setiap bulan adalah sebagai berikut :

1. Memeriksa tegangan baterai.


2. Memeriksa berat jenis elektrolit dari tiap sel baterai.
3. Memeriksa temperatur dari tiap baterai.
4. Memeriksa pendingin ruangan baterai.
5. Memeriksa semua sel dan bagian baterai apakah dalam keadaan bersih dan
kering.
6. Membersihkan klem-klem baterai dari debu, kotoran atau benda asing.

B. Annually/Tahunan

Pemeriksaan yang harus dilakukan pada baterai setiap tahun adalah sebagai berikut :

1. Setiap tahun tutup sel harus dibersihkan dan jika perlu masing-masing kutub
juga harus dibersihkan (mungkin korosi) dan sedikit berminyak.
2. Memeriksa permulaan torsi di sekrup kutub.
3. Memeriksa baterai dengan rectifier kondisi aktif. Ukur dan catat tegangan
setiap sel. Dalam kasus sel basah, periksa juga berat jenis dan catat.
4. Melakukan uji pemakaian baterai nominal apakah sesuai dengan rekomendasi
pabrik. Hasil uji pemakaian seharusnya berisi semua tegangan sel, arus
pengosongan, tegangan baterai secara keseluruhan, suhu lingkungan dan
waktu pengosongan. Jika sel-sel basah digunakan juga akan mencakup berat
jenis serta suhu elektrolit sel.

3.2.12 Alat Ukur dan Peralatan yang diperlukan

Adapun alat ukur dan peralatan yang digunakan dalam pemeliharaan baterai di PLTU
Pangkalan Susu adalah sebagai berikut :

57
1. Multimeter
Multimeter adalah jenis alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan
listrik, arus listrik dan juga tahanan atau yang disebut dengan (resistansi).
dalam pemeliharaan baterai multimeter digunakan untuk mengukur tegangan
dari tiap-tiap baterai. dapat dilihat seperti pada gambar 3.10.

Gambar 3.10 Multimeter Digital

2. Hydrometer
Hydrometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur berat jenis ataupun
kepadatan relatif dari suatu cairan. dalam pemeliharaan baterai hydrometer
digunakan untuk mengukur berat jenis dan temperature dari tiap-tiap baterai.
dapat dilihat seperti pada gambar 3.11.

Gambar 3.11 Hydrometer

58
3.2.13 Detail Aktivitas Maintenance Baterai

Detail aktivitas pada saat pemeliharaan baterai dari awal sampai selesai dapat
ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut :

No Detail Aktifitas Pekerjaan Peralatan Yang


digunakan

1. Buat ijin kerja (Working Permit) ke


CCR dan K3.

2. Pastikan Exhoust Fan Running

3. Periksa level air baterai jika perlu Hand Pump


lakukan penambahan.

4. Periksa tegangan pada tiap baterai Multi Meter Digital

5. Ukur BJ Bateray pada tiap bateray Hydrometer


dengan alat hydrotester

6. Lakukan pembersihan pada baterai


dari tumpahan cairan penambah
baterai.

7. Membersihkan semua ruangan


baterai yang dapat terjangkau
Vacuum Cleaner
8. Pemeriksaan Panel Baterai charge
antara lain :
- Check kebersihan
panel, gunakan vacuum
cleaner.
- Check terminasi
(kekencangan baut).
- Check Exh Fan (jika perlu
diganti baru). Multi Meter Digital
- Check Fuse dan lampu
indikator (jika rusak diganti
yang baru).
- Check dan bersihkan debu Multi Meter Digital
pada card modul baterai.
- Check semua NFB ,

59
Kontaktor, Relay serta
komponen lainnya

9. Bila telah selesai laporkan hasil


pekerjaan kepada pihak operator.

Tabel 3.1 Aktifitas Pemeliharaan Baterai

60
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dan mempelajari sistem kerja


di PT. Indonesia Power UJP Pangkalan Susu, khususnya mengenai “Sistem
Pengoperasian dan Maintenaince Battery Charger” maka dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut :

1. Baterai pada sebuah PLTU merupakan salah satu sistem penunjang yang
sangat penting untuk kelancaran jalanya sebuah PLTU, karena baterai ini
berperan sebagai cadangan sumber arus untuk beban DC yang akan
digunakan ketika sistem kelistrikan utama mengalami gangguan atau
masalah.
2. Baterai pada PLTU Pangkalan Susu ini memiliki 2 jenis baterai, yaitu
Baterai Sonnenchein tipe 7 OPzV 490 A602/580 dan Baterai
Sonnenchein tipe 8 OPzV 800 A602/1010. pada rangkaian baterai di
PLTU Pangkalan Susu ini ada 2 tipe baterai yang dirangkai secara seri
dengan jumlah baterai yang berbeda-beda. yaitu baterai sonnenchein tipe
7 OpzV A602/580 dengan tegangan system 110 VAC dirangkai seri
sebanyak 53 buah untuk masing-masing unit. dan juga baterai
sonnenchein tipe 8 OPzV 800 A602/1010 dengan tegangan system 220
VDC dirangkai seri sebanyak 106 buah untuk masing-masing unit.
3. Proses charging pada baterai terdapat 3 mode yaitu floating charge yaitu
jenis pengisian untuk menjaga baterai dalam keadaan full charge dan
baterai tidak mengeluarkan atau menerima arus listrik pada saat mencapai
tegangan floating dan baterai tetap tersambung ke charger dan beban.
boost charge adalah jenis charging dengan melakukan pengisian cepat
yang memberikan tegangan lebih dari pada tegangan total baterai. Arus

61
yang diberikan ke baterai tidak boleh melebihi harga ampere/jamnya. dan
equalizing charge adalah jenis pengisian baterai yang dimana
menyamakan ataupun meratakan tegangan karena terjadi perbedaan
diantara tegangan tiap sel.
4. Baterai dihubung secara seri agar dapat mencapai tegangan sesuai dengan
kebutuhan beban.

4.2 Saran

Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan dan melihat sistem kerja di


PT. Indonesia Power UJP Pangkalan Susu, maka penulis dapat menyarankan bahwa :

1. Begitu pentingnya peranan battery charger untuk PLTU yaitu sebagai sumber
cadangan arus DC untuk kelancaran baik itu untuk operasi pembangkit
maupun dalam melayani kebutuhan listrik bagi para konsumen.
2. Untuk mendapatkan data yang akurat diperlukan kerja sama dan komunikasi
yang baik antara mahasiswa praktek kerja lapangan dan pembimbing
lapangan sehingga tidak terjadi kekeliruan pada saat pengambilan data.
3. Untuk dapat mengetahui dan mengamati dengan cepat dan akurat proses yang
terjadi di lapangan, diperlukan akses data-data dan sumber informasi yang
mudah dan jelas, sehingga akan menghasilkan sistem operasi dan
pemeliharaan yang tepat.

62
DAFTAR PUSTAKA

https://otoclash.com/2016/08/keunggulan-baterai-vrla-dibandingkan-baterai-basah/

https://sanfordlegenda.blogspot.com/2013/09/Lead-Acid-Battery-Mengenal-jenis-jenis-
aki.html

https://akb-battery.ru/akb-sonnenschein-8-opzv-800-a602-800/

https://akb-battery.ru/akb-sonnenschein-7-opzv-490-a602-580/

http://zonaelektro.net/fungsi-dan-tipe-uninterruptible-power-supply-ups/

https://panduanteknisi.com/pengertian-fungsi-ups-dan-cara-kerjanya.html

http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/penggunaan-baterai-aki-pada-pusat.html

http://www.sonnenschein.org/PDF%20files/A600technical.pdf

http://www2.exide.com/Media/files/Downloads/IndustEuro/Sonnenschein_A600_en.
pdfhttps://www.akumulator.si/images/products/OPERATING_INSTRUCTION_VRL
A.pdf

63

Anda mungkin juga menyukai