Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada hakekatnya merupakan
wujud nyata dari pada rangkaian teori yang diperoleh mahasiswa dalam bangku
pendidikan pada perguruan tinggi, khususnya FKIP – PENDIDIKAN TEKNIK
MESIN.
Di samping itu pula sangat penting dan berguna bagi mahasiswa atau
memberikan suatu pengalaman yang bermanfaat yang tidak pernah didapatkan di
perguruan tinggi khususnya FKIP PENDIDIKAN TEKNIK MESIN, agar
mahasiswa sekurang-kurangnya mempunyai pengalaman dan bekal bagi
kelangsungan hidupnya.
Pelaksanaan praktek kerja lapangan ( PKL ) merupakan faktor pendorong
bagi mahasiswa agar lebih matang dalam membentuk jiwa dan mental yang di
harapkan berguna bagi diri mereka sendiri. Hal itu perlu di sadari karena
bagaimanapun mahasiswa mempunyai cita-cita yang dicapainya.
Tujuan pendidikan pada perguruan tinggi khususnya FKIP PENDIDIKAN
TEKNIK MESIN Undana Kupang adalah menghasilkan manusia pembangunan
yang mampu berperan sebagai tenaga terampil yang layak bekerja dalam berbagai
faktor pembangunan.
Dalam melaksanakan praktek kerja lapangan maka penulis dapat
mengangkat suatu permasalahan tentang “Sistem Suspensi Pada Mobil Dan
Perbaikan ”

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi kewajiban atau sebagai salah satu persyaratan sebagai


mahasiswa dilembaga PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FKIP
UNDANA .
2. Untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Praktek Industri.

1
3. Dapat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu pendidikan yang
diperoleh dibangku kuliah dengan Praktek Kerja Lapangan sebagai
dunia kerja yang nyata.
4. Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap professional yang
diperlukan mahasiswa untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai
dengan bidang keahliannya.
5. Meningkatkan pengalaman dan untuk melatih mahasiswa agar lebih
terampil dalam mengatasi berbagai masalah yang akan dihadapi
dilapangan.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapanagn merupakan kegiatan yang bersifat Akademik maka


manfaat yang dicapai adalah :

1. Mahasiswa
a. Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh kedalam kenyataan yang
sebenarnya
b. Menambah wawasan tentang dunia kerja industry
c. Melatih ketrampilan dan meningkatkan wawasan tentang dunia
pemesinan
2. Jurusan / Program Studi
a. Menyiapkan dan menciptakan calon guru yang handal dan
berkualitas
b. Menjadikan jurusan / program studi sebagai salah satu lembaga
pendidikan yang berkualitas
3. Industri Perbengkelan (Win‘s Worshop Repair Body dan
Maintenance. ) Sebagai wadah pembinaan ketrampilan terhadap
generasi muda.

2
1.4 Metode Penulisan

Dalam metode penulisan laporan ini penulis menggunakan metode


deskriptif dimana penulisan laporan ini sesuai dengan kegiatan yang
dialami/dihadapi dilapangan, penulis melukiskan /menggambarkan apa yang telah
dilakukan oleh penulis sendiri.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam metode penulisan laporan ini diperlukan berbagai data yang


diperoleh dengan beberapa metode antara lain :

1. Studi pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari berbagai literature
yang berkaitan dengan masah yang dibahas

2. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung
dengan para teknisi dilapangan agar memperoleh data yang lebih
akurat.

3. Observasi
Metode ini dipakai dengan cara pengamatan secara langsung dan
mencatat secara sistematis obyek pengamatan sebagai data pendukung
tentang permasalahan yang diangkat

1.6 Waktu Dan Tempat

1. Kerja praktek dilaksanakan selama 2 bulan terhitung dari tanggal


6 September sampai dengan 6 November2021
2. Tempat berlangsungnya Kerja Praktek di Win’s Worshop Repair
Body dan Maintenance-Kupang

3
1.7 Batasan Penulisan
Agar tidak terlampau luas dalam penulisan laporan ini maka penulis
membatasi masalah yang dibahas yaitu tentang “Sistem Suspensi Pada Mobel
Dan Perbaikan ”

4
BAB II

TINJAUAN USAHA BENGKEL

2.2 Sejarah Perusahan


Profile Perusahan
Mengenai sejarah perusahan Bengkel Pelangi Kasih Kupang yang
dimana merupakan suatu bentuk perusahan yang bergerak dalam bidang
penjualan kendaraan roda empat merek Toyota serta spare parts dan juga
menyediakan fasilitas untuk dapat juga melakukan perawatan dan perbaikan
serta pengaecetan kendaraan bermerek Toyota.
CV. Auto Nusa Abadi Kupang didirikan pada bulan juli tahun 1994
yang berlokasi di jalan sumba no : 5 kupang. Dalam perkembangannya
perusahan ini berpindah ke jalan timur raya no :78 Kupang pada tahun 1997,
dan secara resmi didirikan berdasarkan akta notaris tanggal 30 juli 1997 no
82 dan diresmikan oleh bapak Gubernur Hermanus Musakabe.

2.2 Jenis Usaha

Win‘s Worshop Repair Body dan Maintenance Kupang bergerak di


bidang pen penjualan kendaraan roda empat merek Toyota serta spare parts
dan juga menyediakan fasilitas untuk dapat juga melakukan perawatan dan
perbaikan serta pengaecetan berbagai kendaraan. Di bagian bengkel Pekerja
yang sering dilakukan antara lain :
1. Tune up
2. Service
3. Cat body
4. Dll

2.3 Tujuan Perusahaan


Win‘s Worshop Repair Body dan Maintenance.mempunyai tujuan
jangka panjang dan jangka pendek yaitu ikut berpartisipasi dalam

5
membangun jaringan dalam bidang penjualan kendaraan bermotor serta
meningkatkan fasilitas perawatan dan perbaikan kendaraan terlebih
khususnya kendaraan yang bermerek toyota.
Ada beberapa juga tujuan yang ingin di capai Win‘s Worshop Repair
Body dan Maintenance Kupang
1. Memenuhi kebutuhan masyarakat kota kupang dan sekitarnya dalam
penyediaan kendaraan baru bermerek Toyota
2. Mendapatkan laba serta keuntungan sebagai imbalan hidup perusahaan.
3. Menciptakan pertumbuhan perusahaan untuk menjamin kesinambungan
hidup perusahaan.
4. Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia umumnya dan
masyarakat NTT khususnya.

2.4 Lokasi Bengkel

Letak geografis Bengkel Pelangi Kasih Kupang sebagai berikut :

1. Letak : Jln. Timor Raya Km 14


2. Desa : Mata Air
3. Kecamatan : Kupang Tengah
4. Kota : Kupang
5. Propinsi : Nusa Tenggara Timur

Gambar 2.1. Denah Bengkel

6
7
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK INDUSTRI

3.1 Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan


1. Waktu dan Jadwal Kegiatan
a. Waktu pelaksanaan kegiatan di Bengkel Pelangi Kasih Kupang adalah:
a) Hari Senin s/d Sabtu : Pukul 08.00 - 15.00 WITA
b) Hari Minggu dan hari besar : Libur
b. Jadwal kegiatan di Bengkel Pelangi Kasih Kupang
Praktek industri dilaksanakan di Bengkel Pelangi Kasih Kupang selama
dua bulan terhitung sejak tanggal 6 September – 6 November 2021 (Jurnal
Kegiatan Terlampir)

2. Keterlibatan Mahasiswa
Mahasiswa dilibatkan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
setiap pekerjaan servis ringan mahasiswa dilibatkan secara langsung dibantu
dengan satu orang mekanik. Untuk pekerjaan overhaul (turun mesin)
mahasiswa tidak dilibatkan. Karena mahasiswa dianggap belum mampu
dengan pekerjaan tersebut. Selain itu pada pekerjaan ini (overhoul) hanya
mekanik tertentu yang telah ditunjuk oleh pimpinan bengkel.

3.2 Faktor Pendukung dan Penghambat

1. Faktor-Faktor Pendukung

Saat pelaksanaan kegiatan Praktek Industrimbanyak mendapatkan


dukungan, baik dari pimpinan bengkel maupun para karyawannya. Sikap
ramah dan keterbukaan dari pimpinan dan karyawan sangat membantu
kami dalam proses pengenalan lingkungan dan segala pekerjaan servis
di bengkel.

2. Faktor-Faktor Penghambat
Selama satu bulan melaksanakan Praktek Industri, ada beberapa
hambatan yang dialami. Salah satunya ketidakmampuan penulis untuk

8
berkomunikasi dengan baik kepada pelanggan dan pengenalan serta
penguasaan terhadap peralatan bengkel.

3.3 Inovasi dan Solusi Terhadap Masalah

Hendaknya mahasiswa yang melakukan kegiatan Praktek Industri


harus lebih aktif bertanya kepada pembimbing baik tentang pekerjaan
servis, sistem kerja bengkel, bentuk pelayanan terhadap konsumen atau
tentang berbagai permasalah yang sering terjadi dalam setiap mobil.
Membangun komunikasi yang baik antara mahasiswa dengan pimpinan
dan karyawan bengkel. Apabila terjadi sepi order, akan lebih baik jika
mahasiswa bertukar informasi tentang perkembangan dunia otomotif
saat ini. Mahasiswa harus mampu membiasakan diri bertanggung jawab
atas semua pekerjaannya

9
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Kopling

Kopling (clutch) terletak di antara mesin dan transmisi. Kopling berfungsi


untuk menghubungkan dan memutuskan putaran mesin ke transmisi.

Gambar 1. Konstuksi letak unit kopling (clutch) pada kendaraan

Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syarat-syarat


minimal sebagai berikut :
a) Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi
dengan lembut.
Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusan dan
penghubungan tenaga mesin berlangsung dengan lembut. Lembut berarti
terjadinya proses pemutusan dan penghubungan adalah secara bertahap.

b) Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip


Jika kopling sudah menghubung penuh maka antara fly wheel dan plat
koping tidak boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin
terpindahkan 100%.

c) Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat. Pada saat
kita operasinalkan, kopling harus dapat memutuskan daya dan putaran
dengan sempurna, yaitu daya dan putaran harus betul-betul tidak

10
diteruskan, sedangkan pada saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling
harus menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam
memutus dan menghubungkan daya dan putaran tersebut harus cepat atau
tidak banyak membutuhkan waktu.
4.2 Jenis-Jenis Kopling
a) Kopling Gesek
Dinamakan kopling gesek karena untuk melakukan pemindahan
daya adalah dengan memanfaatkan gaya gesek yang terjadi pada bidang
gesek. Ditinjau dari bentuk bidang geseknya kopling dibedakan menjadi 2
yaitu :

 Kopling piringan (disc clutch)

Kopling piringan adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk


piringan atau disc.

 Kopling konis (cone clutch)

Kopling konis adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk


konis.

Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling


dibedakan menjadi 2 yaitu :

 Kopling plat tunggal

Kopling plat tunggal adalah unit kopling dengan jumlah piringan


koplingnya hanya satu.

Gambar 1. Konstruksi unit kopling plat tungga

11
 Kopling plat ganda/ banyak

Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari
satu.

Gambar 2. Konstruksi unit kopling plat ganda

Gambar 3. Konstruksi unit kopling plat banyak

Gambar 4. Plat kopling pada unit kopling plat banyak

12
Gesekan antar bidang/ permukaan komponen tentu akan menimbulkan
panas, sehingga memerlukan media pendinginan. Ditinjau dari lingkungan/media
kerja, kopling dibedakan menjadi :

 Kopling basah

Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau
disc) terendam cairan/ minyak. Aplikasi kopling basah umumnya pada jenis atau
tipe plat banyak, dimana kenyamanan berkendara yang diutamakan dengan proses
kerja kopling tahapannya panjang, sehingga banyak terjadi gesekan/slip pada
bidang gesek kopling dan perlu pendinginan.

 Kopling kering

Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau
disc) tidak terendam cairan/ minyak (dan bahkan tidak boleh ada cairan/ minyak).
Untuk mendapatkan penekanan yang kuat saat bergesekan, sehingga saat
meneruskan daya dan putaran tidak terjadi slip maka dipasangkan pegas penekan.
Ditinjau dari pegas penekannya, kopling dibedakan menjadi :

 Kopling pegas spiral

Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk spiral. Dalam


pemakaiannya dikendaraan kopling dengan pegas coil memiliki kelebihan :
penekanannya kuat dan kerjanya cepat/ spontan. Sedangkan kekurangannya :
penekanan kopling berat, tekanan pada plat penekan kurang merata, jika kampas
kopling aus maka daya tekan berkurang, terpengaruh oleh gaya sentrifugal pada
kecepatan tinggi dan komponennya lebih banyak, sehingga kebanyakan kopling
pegas spiral ini digunakan pada kendaraan menengah.

13
Gambar 1. Kopling gesek dengan pegas spiral

 Kopling pegas diaphragma

Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk diaphragma.


Penggunaan pegas diaphragma mengatasi kekurangan dari pegas spiral. Namun
pegas diaphragma mempunyai kekurangan : kontruksinya tidak sekuat pegas
spiral dan kurang responsive (kerjanya lebih lambat), sehingga kebanyakan
kopling pegas diaphragm ini digunakan pada kendaraan ringan yang
mengutamakan kenyamanan.

Gambar 5. Kopling gesek pegas diaphragm


4.3 Konstruksi kopling Gesek

Fly Wheel Release Fork

Disc Clutch

Engine Input Shaft


Shaft Transmisi

Release Bearing
Pressure Lever
Clutch Cover

Pressure Spring

Pressure Plate

Gambar 6. Kopling gesek tipe plat tunggal

14
2) Plat Kopling (Disc clutch)

Clutch Hub Facing (kampas kopling)

Torsion spring dumper

Disc plate (Plat kopling )

Paku keling/ rivet

Gambar 7. Plat kopling

Plat kopling adalah komponen unit kopling yang berfungsi menerima dan
meneruskan tenaga mesin dari roda penerus dan plat penekan ke input shaft
transmisi. Bagian-bagian plat kopling terlihat pada gambar 3. Plat kopling
dipasangkan pada alur-alur input shaft transmisi. Bagian plat kopling yang beralur
dan berhubungan dengan input shaft transmisi dinamakan clutch hub. Kampas
kopling (facing) dipasangkan pada plat kopling untuk memperbesar gesekan.
Kampas kopling dipasangkan pada cushion plate dengan dikeling. Cushion plate
dipasangkan pada plat kopling juga dengan dikeling. Hentakan saat kopling mulai
meneruskan putaran dan pada saat akselerasi dan deselerasi diredam oleh torsion
dumper. Terdapat dua jenis torsion dumper yakni torsion rubber dumper dan
torsion spring dumper

Rumah kopling, plat penekan dan pegas penekan.

Gambar 8. Rumah kopling tipe boss drive

15
Clutch cover unit terdiri dari plat penekan, pegas penekan, tuas penekan
dan rumah kopling. Ditinjau dari konstruksinya clutch cover dibedakan menjadi
tiga yakni: boss drive type clutch cover, radial strap type clutch cover dan corded
strap drive tipe clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dipasangkan pada
rumah kopling dengan boss sehingga konstruksinya kuat, namun perpindahan
tenaga tidak bisa lembut. Tipe radial strap type clutch cover dan corded strap
drive tipe clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dihubungkan ke rumah
kopling oleh strap (plat baja) dalam arah radial dari boss. Tipe corded strap drive
plat penekan ditahan oleh tiga buah plat pada rumah kopling sehingga daya
elastisitas plat tersebut memungkinkan perpindahan tenaga terjadi dengan lembut.

Gambar 9. Rumah kopling tipe radial strap drive dan chorded strap

4. 4 Cara kerja kopling gesek

Kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga secara halus dari mesin ke


transmisi melalui adanya gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat
penekan. Kekuatan gesekan diatur oleh pegas penekan yang dikontrol oleh
pengemudi melalui mekanisme penggerak kopling.

Jika pedal kopling ditekan penuh, tekanan pedal tersebut akan diteruskan
oleh mekanisme penggerak sehingga akan mendorong plat penekan melawan
tekanan pegas penekan sehingga plat kopling tidak mendapat tekanan. Gesekan
antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan tidak terjadi sehingga
putaran mesin tidak diteruskan.

16
Jika pedal kopling ditekan sebagian/ setengah, tekanan pedal tersebut akan
diteruskan oleh mekanisme penggerak sehingga akan mendorong plat penekan
melawan sebagain/ setengah tekanan pegas penekan sehingga tekanan plat
penekan ke fly wheel berkurang, sehingga plat kopling akan slip. Gesekan antara
plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan kecil sehingga putaran dan daya
mesin diteruskan sebagian.

Apabila pedal dilepaskan maka gaya pegas akan kembali mendorong


dengan penuh plat penekan. Plat penekan menghimpit plat kopling ke fly wheel
dengan kuat sehingga terjadi gesekan kuat dan berputar bersamaan. Dengan
demikian putaran dan daya mesin diteruskan sepenuhnya (100%) tanpa slip.

Gambar 10. Cara kerja kopling


b) Kopling Magnet
Dinamakan kopling magnet karena untuk melakukan pemindahan daya
dengan memanfaatkan gaya magnet. Magnet yang digunakan adalah magnet
remanent yang dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik ke dalam sebuah
lilitan kawat pada sebuah inti besi. Listrik yang dibangkitkan atau tersedia
dikendaraan adalah listrik arus lemah sehingga magnet yang dibangkitkan tidak
cukup kuat untuk dijadikan sebagai kopling pemindah daya utama. Kopling jenis
ini kebanyakan hanya digunakan sebagai kopling pada kompresor air conditioner
(AC).

17
Gambar 11. Konstuksi unit kopling magnet

c) Kopling Satu Arah (one way clutch/ free wheeling


clutch/ over runing clutch)

Kopling satu arah merupakan kopling otomatis yang memutus dan


menghubungkan poros penggerak (driving shaft) dan yang digerakkan (driven
shaft) tergantung pada perbandingan kecepatan putaran sudut dari poros-poros
tersebut. Jika kecepatan driving lebih tinggi dari driven, kopling bekerja
menghubungkan driving dan driven. Jika kecepatan driving lebih rendah dari
driven, kopling bekerja memutuskan driving dan driven. Ada dua jenis one
way clutch yakni sprag type dan roller type.
Outer Race
Outer Race
Spring
Sprag
Roller
Inner Race Inner Race

Gambar 12. Kopling satu arah tipe sprag dan tipe roller

d) Kopling Hidrolik
Dinamakan kopling hidrolik karena untuk melakukan pemindahan daya
adalah dengan memanfaatkan tenaga hidrolis. Tenaga hidrolis didapat dengan
menempatkan cairan/ minyak pada suatu wadah/ mekanisme yang diputar,

18
sehingga cairan akan terlempar/ bersirkulasi oleh adanya gaya sentrifugal akibat
putaran sehingga fluida mempunyai tenaga hidrolis. Fluida yang bertenaga inilah
yang digunakan sebagai penerus/ pemindah tenaga.

Gambar 13. Konstuksi unit kopling fluida

Komponen utama pada unit kopling hidrolik adalah : pump impeller,


turbin runner dan stator. Pump impeller merupakan mekanisme pompa yang
membangkitkan tenaga hidrolis pada fluida. Turbin runner adalah mekanisme
penangkap tenaga hidrolis fluida yang dibangkitkan pump impeller. Stator adalah
mekanisme pengatur arah aliran fluida agar tidak terjadi aliran yang merugikan
tetapi justru aliran yang menguntungkan sehingga didapatkan peningkatan
momen/ torsi.

4.5 Perbaikan kopling

1) Pembongkaran, Pemeriksaan, Penggantian dan Pemasangan


Kopling
Kegiatan/ uraian ini bertujuan mempelajari cara membongkar,
memeriksa, memperbaiki dan memasang kembali unit kopling dan
komponen-komponennya.

19
a) Pembongkaran

Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit kopling haruslah


terlebih dahulu melepas komponen-komponen lain yang terkait/
menghalangi, antara lain:

(1). Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)

(2). Propeller unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD)

(3). Unit transmisi dan sistem pemindahnya

Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unit release
bearing dan release fork akan terbawa pada rumah transmisi, sehingga secara
mudah dapat dilepaskan dengan melepas pengunci release fork terhadap
porosnya, kemudian tarik keluar porosnya dari rumah transmisi. Release fork dan
release bearing akan terlepas.

Unit kopling segera dapat dilepas/ dibongkar setelah unit transmisi dilepas.
Langkah-langkahnya adalah :

(1). Buatlah tanda pada rumah kopling dan fly wheel

(2). Pasangkan center clutch atau alat bantu yang lain untuk menahan plat
kopling pada tempatnya

(3). Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel dengan urutan
menyilang secara bertahap dan merata, sampai tekanan tidak ada tekanan
pegas

(4). Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian lepaskan clutch cover
dan clutch disc

20
Gambar 14. Pembongkaran unit kopling

21
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
(1). Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan sampai clutch disc
terjatuh.

(2). Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure plate dan fly wheel.
Jangan sampai terkena minyak atau gemuk.

(3). Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yang dapat mengganggu


kinerja kopling.

Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling dan plat penekan
dapat dengan mudah dibingkar, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(1). Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch cover menahan
tekanan pegas kopling.

Gambar 15. Penekanan clutch cover unit kopling


(2). Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel maupun baut
penahan penyetel tinggi tuas pembebas

(3). Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover

Gambar 16. Pembuatan tanda pada clutch cover dan fly wheel

(4). Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.

22
(5). Lepaskan clutch cover

(6). Lepaskan pegas-pegas penekan

Gambar 17. Melepas clutch cover unit kopling

(7). Lepaskan pin dan release lever

Gambar 18. Melepas clutch cover unit kopling


b) Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian Unit Kopling

(1) Release bearing

Release bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup dengan tipe


pelumasan permanen, sehingga tidak memerlukan pembersihan pada
pelumasannya. Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah secara fisual,
adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores
dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika
kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.

23
Gambar 19. Pengujian release bearing
Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian kerja sebagai berikut :

(a) Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah
axial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan sebaiknya ganti!
(b) Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan pada
semua arah untuk memastikan self-centering system agar tidak
tersangkut. Hub dab casae harus bergerak kira-kira 1 mm. Jika
kekocakan berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan yang baru!
(2) Pegas Penekan dan Tuas Pembebas

Pemeriksaan pegas penekan dan tuas pembebas dilakukan dengan


beberapa tahapan yaitu :

(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah


ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak.
Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya
sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika
kerusakannya parah, sebainya diganti.

Gambar 20. Pemeriksaan keausan pegas


(b) Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas
gesekan release bearing. Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm dan

24
lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi ganti
dengan yang baru!

Gambar 21. Pengukuran keausan pegas

(c) Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness


gauge).
Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan
ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran
atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.

Gambar 22. Pemeriksaan kerataan tinggi pegas

(d) Pemeriksaan dengan dial indikator


Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat dilakukan
pengukuran ketidakrataan permukaan ujung pegas diphragm atau
ujung tuas pembebas. Untuk memudahkan pengukuran pasanglah
dial dengan magnetik base pada mesin. Penyimpangan maximal :
0.5 mm.

25
Gambar 23. Pemeriksaan kerataan tinggi pegas

(e) Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan


Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi
tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga dengan ketidaksikuan
pegas penekan (lihat buku manual). Semakin besar unit kopling
biasanya limit/ tolerensi semakin besar.

Gambar 24. Pengukuran panjang dan kesikuan pegas penekan

(f) Pemeriksaan tegangan pegas penekan


Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada kekuatan
kerja kopling dalam meneruskan putaran dan daya mesin. Semakin
berat suatu kendaraan maka akan semakin kuat/ besar tegangan pegas
penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan pegas dapat dilihat pada
buku manual kendaraan. Perbedaan antar pegas juga tidak boleh terlalu
besar, karena akan membuat penekanan kopling tidak merata.

26
Gambar 25. Pengukuran tegangan pegas penekan
(g) Perbaikan/ penyetelan
Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan penyetelan
kerataan :

o Pegas diaphragm
Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan kerataan
dengan SST seperti terlihat pada gb. berikut!

Gambar 26. Penyetelan kerataan tinggi pegas


o Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut
penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat penekan dengan
bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka kunci
dan keraskan mur penahan pengunci.\

27
Gambar 27. Penyetelan kerataan tinggi tuas pembebas

(3) Plat Penekan

Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :

(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah


ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak.
Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya
sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika
kerusakannya parah, perbaiki dengan menggunakan mesin bubut atau
jika tidak memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
(b) Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh
edge dan filler gauge. Ketidakrataan max. adalah 0.5 mm.

Gambar 28. Pengukuran kerataan plat penekan

28
(c) Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan
menggunakan mesin bubut atau ganti dengan plat penekan yang baru.

(4) Plat Kopling

Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :

(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah


ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak.
Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya
sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika
kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat
kopling baru.
(b) Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keling
dengan jangka sorong. Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3
mm. Jika kedalaman sudah melebihi spesifikasi, ganti kampas kopling
atau ganti dengan plat kopling baru.

Gambar 29. Pengukuran kedalaman paku keling

Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara melepas kampas


kopling lama dengan merusak paku kelingnya dengan bor, memasang kampas
kopling baru dengan paku keling baru dengan urutan menyilang. Lakukan
pengetesan kerataan dan keolengan plat kopling dengan bantuan roller instrumen
dan dial indikator.

29
Gambar 30. Penggantian kampas kopling

(c) Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper.


Jika ditemukan kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti dengan
plat kopling unit baru.
(d) Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub. Kaitkan/
pasangkan plat kopling pada input shaft transmisi, plat kopling harus
bergerak dengan mudah tetapi tidak longgar. Jika macet atau longgar ganti
dengan plat kopling baru.
(e) Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen
(mesin/alat-pemutar) dan dial indikator periksalah run-out plat kopling! Bila
run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.

Gambar 31. Pengukuran run-out plat kopling

30
(5) Fly Wheel

Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :

(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah


ada kotoran, luka bekas gesekan, tergores dan atau retak pada bidang
geseknya. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika
kerusakannya parah, ganti dengan plat kopling baru.
(b) Pemeriksaaan keausan gigi-gigi ring gear dari keausan dan
kerusakan. Jika terdapat kerusakan, ganti dengan ring gear yang baru.
Penggantian ring gear adalah dengan cara dipanaskan pada suhu 80 s.d.
100oC, kemudian lepaskan ring gear lama dan pasangkan ring gear baru
dengan menggunakan mesin press. Pemanasan tidak boleh melebihi
120oC karena bisa mengubah sifat logam.
(c) Pemeriksaan run-out fly wheel. Dengan dial indikator
periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly
wheel.

Gambar 32. Pengukuran run-out fly wheel

(d) Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri


tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat kekocakan yang
berlebihan, ganti dengan pilot bearing yang baru.

31
Gambar 33. Pemeriksaan pilot bearing

Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot bearing lama


dengan SSt sliding hamer dan kemudian memasangkan pilot bearing baru.

Gambar 34. Melepas dan Memasang pilot bearing

c) Pemasangan

Pemasangan unit kopling dengan pegas spiral adalah diawali dengan


merakit unit plat penekan dan rumah kopling. Pemasangan adalah dengan
urutan sebagai berikut :

(a) Letakkan pressure plate pada dudukan alat penekan.


(b) Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat
penekan.
(c) Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan dengan
posisi yang tepat.

32
(d) Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch cover
(e) Lakukan penekanan clutch cover dengan alat penekan
sehingga pegas penekan tertekan sehingga baut pemegang/ penyetel
pressure lever dapat dipasangkan.

Gambar 35. Pemasangan unit kopling

(f) Lepaskan tekanan mesin penekan, dan lakukan penyetelan


tinggi pressure lever.
Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas kopling dan unit
kopling dapat dilakukan. Prosedur pemasangannya adalah sebagai berikut :

(a) Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling (clutch
hub).
(b) Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat
kopling.

Gambar 36. Pemasangan center clutch

33
(c) Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan
center clutch dan atur posisinya supaya tepat di tengah.
(d) Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan tanda
yang telah kita buat pada saat pembongkaran dan ketepatan knock pin.
(e) Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover
(f) Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara bertahap.
Mulailah pengerasan dari baut yang paling dekat dengan knock pin
secara menyilang. Sebelum baut dikeraskan, pastikan lagi posisi plat
kopling dengan mengatur posisi center clutch.
(g) Keraskan baut pengikat sesuai momen spesifikasi
pengencangan yaitu berkisar 195 kg cm atau 19 N-m.

Gambar 37. Pemasangan unit kopling

Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan release


lever shaft, release lever dan release bearing pada dudukannya
dengan sebelumnya diberikan sedikit gemuk/ grease khusus pada
beberapa bagian yang bergesekan. Pastikan bahwa pengunci
release fork terhadap porosnya dan release bearing terhadap
release fork terpasang dengan baik.

34
Gambar 38. Pelumasan bagian-bagian unit kopling

Setelah semua komponen unit kopling terpasang, rakitlah/ pasang unit


transmisi, unit pemindah transmisi, propeller (kendaraan tipe FR dan
FWD) dan release cylinder.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syarat-syarat


minimal sebagai berikut :
 Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi
dengan lembut.
 Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusan dan
penghubungan tenaga mesin berlangsung dengan lembut. Lembut berarti
terjadinya proses pemutusan dan penghubungan adalah secara bertahap.
 Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip,Jika kopling
sudah menghubung penuh maka antara fly wheel dan plat koping tidak
boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin terpindahkan 100%.
 Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat. Pada saat
kita operasinalkan, kopling harus dapat memutuskan daya dan putaran
dengan sempurna, yaitu daya dan putaran harus betul-betul tidak
diteruskan, sedangkan pada saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling
harus menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam
memutus dan menghubungkan daya dan putaran tersebut harus cepat atau
tidak banyak membutuhkan waktu.

5.2 Saran
Penulis menyarankan kepada seluruh pembaca agar lebih luas lagi
memahami tentang apa itu “Sistem Koping Pada Mobel Dan Perbaikannya ”.

35
Penulis menyadari bahwa dari laporan tersebut masilah sangat jauh daripada
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan pada waktu penyusunan yang akan datang.
Sekian dan Terima Kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (1994). Training Manual Drive Train Group, Jakarta : Penerbit PT.
Toyota-Astra Motor.

Anonim (tt). Step 2 Materi Pelajaran Chassis Group, Jakarta : Penerbit PT.
Toyota-Astra Motor.

Anonim (2004). N-Step Step 2 Chasis Training Materials text, Jakarta : Penerbit
PT. NISSAN.

Anonim (2004). NewStep 1 Chasis Training Materials text, Jakarta : Penerbit PT.
NISSAN.

Karim Nice (2000). How Clutches Work, www. howstuffworks.com

36

Anda mungkin juga menyukai