Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PT.DWITAMA MULYA PERSADA

MEMBUAT MEJA SISWA MENGGUNAKAN MESIN PON

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh UN/US

Disusun Oleh :

Lingga Maulana Adithia

1819.10.247

Teknik Pemesinan

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 KATAPANG

Jl.Ceuri Ters. Kopo Km 13,5,Telp/Fax (082) 58937373-Kec.Katapang

KABUPATEN BANDUNG

2019-2020

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Pendidikan tingkat menengah mempunyai tugas memperispkan

dan membekali para lulusannya dengan penguasaan ilmu

pengetahuan dan keterampilan di bidang teknologi dan pemesinan.

Maka dalam pelaksanaannya Pendidikan selalu diupayakan adanya

peningkatan dan penyempurnaan segala dalam perangkat

pendidikannya baik mengenai kurikulum, sarana fisik, bangunan,

peralatan dan perlengkapan yang memadai serta tenaga guru

pengajar yang berkualitas serta manajemen yang baik dan sehat.

Sementara itu untuk memperluas kemampuan dan meningkatkan

kualitas maka sebelum menyelesaikan pendidikannya, para siswa /

siswi diwajibkan melaksanakan program Praktik Kerja Lapangan

(PKL).

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan perpaduan

anrara kegiatan sekolah dengan kegiatan di industri atau dunia

usaha dalam satu kesatuan sistem untuk mencapai tingkat keahlian

tertentu. Setelah para siswa menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan

(PKL) siswa di tuntut adanya laporan prakerin / praktik, dengan

adanya laporan tersebut siswa akan di uji dengan maksud agar

siswa mampu mempertanggung jawabkan apa yang didapat siswa

tersebut saat berada di dunia industri.


1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Berikut dibawah merupakan tujuan dari Praktik Kerja

Lapangan (PKL)

1. Memiliki wawasan yang luas mengenai kegiatan khususnya di

lingkungan industri.

2. Memiliki kemampuan kerja yang sesuai dengan standar kerja

khususnya di lingkungan industri.

3. Menyelesaikan kewajiban membuat laporan praktik kerja

lapangan.

4. Memberikan pengalaman kerja kepada bagi khususnya siswa /

siswi SMKN 1 Katapang.

5. Memberikan bekal etos kerja yang tinggi bagi khususnya

siswa / siswi SMKN 1 Katapang.

1.3 Tujuan Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Berikut di bawah merupakan tujuan penulisan laporan

praktik kerja lapangan.

1. Siswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah kejuruan

yang lebih luas khususnya di bidang industri.

2. Siswa mampu memahami dan mengembangkan pelajaran / ilmu

yang diperoleh dari dunia industri dan menerapkannya di

lingkungan sekolah.
3. Mengumpulkan data guna kepentingan sekolah dan siswa yang

bersangkutan.

4. Menjadi referensi atau contoh untuk generasi siswa

selanjutnya.

5. Menjadi salah satu bukti tertulis bagi siswa yang

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

1.4 Pembatasan Masalah

Laporan ini dibuat setelah melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) selama tiga bulan di PT.DWITAMA MULYA

PERSADA pada divisi PON. Oleh karena itu isi dari laporan ini

menjelaskan seputar kegiatan penulis yang dimana prosesnya

tersebut langsung ke lapangan, akan tetapi ada pula yang menjadi

Batasan penulis salah satunya perlakuan yang diberikan oleh

perusahaan kepada peserta praktik kerja lapangan dibandingkan

dengan perlakuan kepada karyawan perusahaan akan berbeda.

Apa yang penulis lakukan selama tiga bulan berada di

industri merupakan proses pembelajaran pendiidikan mental,

menambah wawasan serta banyak sekali pengalaman yang sangat

berharga bagi penulis yang tidak dapat ditemukan di lingkungan

sekolah, maka dari itu pengalaman yang didapat di tempat prakerin

akan diterapkan khususnya di lingkungan sekolah.


Selama penulis melakukan praktik kerja lapangan di

PT.DWITAMA MULYA PERSADA divisi PON penulis membatasi

masalah penulisan laporan ini meliputi “Pembuatan meja

percobaan untuk siswa”

1.5 Sistematika Laporan

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN OLEH SEKOLAH

HALAMAN PENGESAHAN INDUSTRI

KATA PENGANTAR

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Praktek Kerja Lapangan (PKL)

1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

1.3. Tujuan penulisan laporan

1.4. Pembatasan laporan

1.5. Sistematika laporan

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah berdirinya perusahaan


2.2 Struktur organisasi

2.3 Visi – Misi perusahaan

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian K3L

3.1.1 Alasan utama mengapa suatu perusahaan melaksanakan K2LH

3.1.2 Ciri – Ciri perusahaan yang memperhatikan K3LH

3.1.3 Manfaat K3L

3.1.4 Kepentingan menerapkan K3LH

3.1.5 Alat Pelindung Diri (APD)

3.2 Macam – Macam alat ukur

3.3 Pengertian Mesin Pon

3.3.1 Prinsip kerja Mesin Pon

3.3.2 Metode Mesin Pon

3.3.3 Jenis – Jenis Mesin Pon

3.3.4 Perlengkapan Mesin Pon

BAB IV URAIAN KHUSUS

4.1 Hasil Materi Praktik Kerja Lapangan


4.2 Proses Pembuatan Meja Siswa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

IDENTITAS SISWA

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah dan perkembangan perusahaan

PT.DWITAMA MULYA PERSADA didirikan pada tahun 1978

yang terletak di Kawasan Industri De Prima Terra Blok D1-07, Jl. Raya Sapan,

Tegalluar, Kabupaten Bandung, Bandung, Jawa Barat 40287 . merupakan perusahaan

swasta nasional yang memfokuskan kegiatan bisnisnya dalam menawarkan berbagai

solusi dan penyelesaian masalah maupun kendala yang dihadapi oleh banyak bidang

industri. Kegiatan usaha kami mencakup, Pembuatan dan perbaikan rotating parts,

Pembuatan komponen presisi, Pembuatan dan perbaikan babbitt bearing, Perbaikan

unit pompa, & Perbaikan turbin. Berintegritas secara profesional dan berorientasi pada

pengembangan, kemajuan perusahaan, kesejahteraan karyawan, serta dapat bersaing di

era kompetisi ini dengan memenuhi kualitas serta kepuasan pelanggan. Menghasilkan

produk dan memberikan jasa dengan kualitas terbaik agar dapat berdaya saing guna

memenuhi standar kepuasan pelanggan.

2.2 Struktur organisasi PT.DWITAMA


Marketing memiliki peranan yang sangat penting sebagai

penghubung konsumen dengan perusahaan baik untuk permintaan

retail atau tender. Konsumen akan mengajukan permintaan melalui

marketing, setelah adanya proses transaksi marketing tersebut

meneruskan informasi order ke beberapa bagian tertentu seperti

Engieering & Rd selain itu marketing juga meneruskan informasi ke

bagian PPIC berbentuk purchase order yang berisikan informasi

mengenai order produk, kualitas produk yang di inginkan

konsumen.

Engineering dan Rd bertanggung jawab di bidang teknis dan

desain produk yang di inginkan konsumen, selain rancangan juga

teknisi bertanggung jawab mengenai bahan baku yang akan

digunakan untuk membuat produk tersebut.


PPIC bertugas untuk merencanakan proses produksi dimulai

dari persiapan bahan baku hingga memprediksi jadwal produksi

untuk setiap ordernya. PPIC terlebih dahulu menerima input dari

bagian Engineering dan Rd dalam berbentuk gambar dan Surat

Perintah Kerja (SPK) informasi tersebut digunakan untuk

penyusunan kebutuhan material yang baik dari segi kualitas

maupun kuantitas, seteah itu bagian PPIC melakukan peramalan

penjadwalan produksi untuk seluruh kegiatan produksi di

PT.DWITAMA peramalan mencakup untuk jadwal produksi, cost yang

dikeluarkan dan estimasi pengerjaan produksi di setiap stasiun

kerjanya.

Bagian quality control mempunyai tanggung jawab sebagai

menjamin mutu dari produk yang dihasilkan dari setiap stasiun

kerjanya, selain itu bagian quality control mempunyai wewenang

untuk menyetujui atau menolak produk yang cacat yang tidak

sesuai dengan spesifikasi perusahaan. Quality control melakukan

tiga inspeksi yang dilakukan diantaranya :

1. Incaming Quality Control

2. Inproses Quality Control

3. Outgoing Quality Control


oduk yang dibuat oleh PT.DWITAMA sudah dengan spesifikasi dan

kebutuhan konsumen. Berikut adalah bagian – bagian works center yang

ada di PT.DWITAMA.

 Bubut

 Frais

 CNC

 Las

Gudang merupakan bagian perusahaan yang berfungsi

untuk penerimaan dan penyimpanan barang di PT.DWITAMA,

terdapat dua gudang yang ada di PT.DWITAMA yaitu gudang

bahan baku untuk penerimaan dan penyimpanan bahan baku

produk dan gudang komponen untuk menyimpan komponen dan

produk akhir.

PDP ( Pengemasan Dan Pengiriman ) merupakan bagian

yang berfungsi sebagai finishing proses produksi yang telah

dilakukan sebelumnya, dimana pada bagian ini dilakukan kegiatan

pengemasan dan pengiriman produk hingga sampai pada

konsumen.
2.3 Struktur Departemen Quality Assurance

2.4 VISI DAN MISI PT DWITAMA

Visi

Berintegritas secara professional dan berorientasi pada

pengembangan,kemajuan perusahaan,serta dapat bersaing di era

kompetisi ini dengan memenuhi kualitas serta kepuasan pelanggan.

Misi

Menghasilkan produk dan memberikan jasa dengan kualitas terbaik

agar dapat berdaya saing duna memenuhi standar kepuasan

pelangan.

2.5 Produk yang dihasilkan PT.DWITAMA

2.1
1.Babbit Bearing 5.Liquid Ring vacuum pump/compressor

2.Pump parts 6.Centrifugal Compressor

3.Compressor part 7.Vertical pump

4.industrial parts 8.Turbine & Blower

 Babbit Bearing

1.Custom made high quality & Durable gear rack

2.Lori rebusan sawit perfoma tinggi

3.RTA custom made precision parts

 Pump parts

1.Pompa hydrant

Berfungsi untuk memompa air dari reservoir (penampungan air) kesuluruh

jaringan hydrant

 Compressor part

1.kompresor ; untuk memompa udara dari luar ke dalam tanki

2.katup hisap ; untuk menghisap udara,biasanya dilengkapi dengan

filter udara.

3.katup satu arah ; untuk mencegah tekanan udara yang telah

masuk ke dalam tangka Kembali ke kompresor

4.tangki angin ; tempat untuk menyimpan angin

5.otomatis ; alat yang berfungsi untuk menghentikan kerja

kompresor/motor saat tangka mencapai tekanan tertentu/penuh

6.pressure gauge ; pengukur tekanan angin


7.unloader valve ; katup yang terdapat dalam otomatis untuk

membuang tekanan angin pada saluran/pipa compressor.

8.relierf valve ; untuk membuang angin pada kompresor saat

otomatis tidak bekerja,sehingga mencegah tangka tidak meledak

karna overload.

2.6 Lokasi Perusahaan

PT.DWITAMA Kawasan Industri De Prima Terra Blok D1-07, Jl. Raya Sapan,

Tegalluar, Kabupaten Bandung, Bandung, Jawa Barat 40287


BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian K3LH

Gambar 3.1 K3LH

K3LH adalah pengertian tentang program kesehatan,

keselamatan kerja dan lingkungan hidup pada suatu perusahaan

atau instansi lain yang memiliki banyak pekerja atau karyawan.

Maksud dari pengertian K3LH adalah memahami dan menerapkan

K3LH di setiap perusahaan. Tujuan dari program K3LH adalah

menciptakan suasana kerja yang sehat, aman dan nyaman, hal ini

menjadikan pekerja dan perusahaan mempunyai daya saing yang

lebih kuat.
3.1.1 Alasan utama mengapa suatu perusahaan menerapkan K3LH

1. Diwajibkan oleh undang undang.

2. Hak Asasi Manusia.

3. Mengurangi beban ekonomi para pekerja.

Keuntungan dari penerapan K3LH adalah terciptanya hasil

kerja yang optimal karena suasana kerja yang nyaman akan

menghasilkan produksi yang lebih banyak dan bermutu. Jadi

program K3LH ini bisa mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil

produksi perusahaan yang menerapkan K3LH di lingkungan

perusahaan.

3.1.2 Ciri – Ciri perusaaan yang memperhatikan K3LH

1. Memberikan fasilitas seragam kerja dan sepatu keselamatan.

2. Memasang atribut K3LH seperti tulisan yang mengingatkan para

pekerja.

3. Memisahkan sampah organik dan non organik.

3.1.3 Manfaat dari K3LH

Perusahaan akan menjadi lebih bermutu dan sistematik

untuk berkembang lebih cepat, dan pekerja menjadi lebih aman,

lebih sehat dan nyaman. Jika kenyamanan dalam bekerja bisa

terwujud akan tercipta hubungan yang lebih harmonis antara


para pekerja dan perusahaan tempat mereka bekerja sehingga

menghasilkan produk yang maksimal sesuai misi perusahaan.

3.1.4 Kepentingan Menerapkan K3LH

K3LH merupakan hal penting dalam setiap perusahaan

pertumbuhan dan pembangunan industri banyak menimbulkan

masalah terhadap manusia di setiap negara. Contohnya adalah

kecelakaan kerja, bermacam macam penyakit akibat kerja dan

dampak lingkungan dari adanya industri. K3LH merupakan hal

penting bagi pekerja karena tanpa adanya pekerja tidak akan ada

hasil industri. Oleh sebab itu agar industri bisa tumbuh dan

berkembang dengan cepat dan baik, maka dari itu sistem kerja di

setiap industri harus diatur dan dirancang dengan memperhatikan

K3LH. Karena setiap pekerja mempunyai hak untuk memperole

perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, selain itu juga

moral, kesusilaan serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan

martabat manusia dan nilai – nilai agama.

3.1.5 Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri (APD) adalah perlengkapan yang wajib

digunakan untuk seluruh pekerja agar tidak terjadi hal yang tidak di

inginkan misalnya kecelakaan kerja. Oleh karena itu alat pelindung

diri sangat diperlukan sehingga perusahaan mewajibkan untuk

menyediakan perlengkapan perlindungan diri tersebut untuk

seluruh pekerja di perusahaan tersebut.

1. Baju Keselamatan

Tujuan dari memakai baju keselamatan kerja adalah sebagai

pelindung badan dari pengaruh yang kurang baik bagi tubuh

atau memungkinkan untuk melukai badan pekerja. Pakaian ini

biasanya memiliki warna cerah seperti orange dan hijau pupus

agar mudah terlihat.

Gambar 3.2 Baju Keselamatan

2. Helm Keselamatan

Helm keselamatan atau safety helmet ini berfungsi untuk

melindungi bagian kepala dari benturan, pukulan atau kejatuhan

benda tajam yang berat dan melayang yang meluncur di udara,


helm ini juga bisa untuk melindungi dari radiasi panas, api,

percikan bahan kimia ataupun suhu yang ekstrim.

Gambar 3.3 Helm Keselamatan

3. Sepatu Pelindung (Safety Shoes)

Sepatu pelindung ini berfungsi untuk melindungi kaki dari

benturan atau tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam,

terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia

berbahaya ataupun permukaan yang licin.

Gambar 3.4 Sepatu Pelindung

4. Sarung Tangan (gloves)

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja

di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera


tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan disesuaikan dengan

fungsi dan masing – masing pekerjaan.

Gambar 3.5 Sarung Tangan

5. Masker

Masker dapat berfungsi sebagai pelindung hidung dan

penyaring udara yang dihirup pada saat bekerja di tempat yang

memiliki kualitas udara buruk misalnya berdebu dan

mengandung gas berbahaya.

Gambar 3.6 Masker

6. Penutup Telinga

Berguna untuk menutupi telinga dari sumber suara yang

cukup tinggi. Hal ini dimaksudkan karena telinga tidak mampu


menahan suara dalam intensitas yang tinggi dan

membengkakan telinga.

Gambar 3.7 Penutup telinga

7. Kacamata Pengaman

Pada pekerjaan pengelasan maupun pekerjaan pemesinan

perlu menggunakan pelindung mata dari percikan api ataupun

serpihan dari besi yang mengalami proses pemesinan.

Gambar 3.8 Kacamata Pengaman

3.2 Macam – Macam Alat Ukur

1. Mistar Baja

Mistar baja yaitu alat yang digunakan untuk mengukur

dimensi panjang lebar dan ketebalan suatu benda.


Gambar 3.9 Mistar Baja

2. Mikrometer

Micrometer digunakan untuk mengukur ketebalan suatu

benda, diameter dan lain - lain. Misalnya untuk mengukur

ketebalan besi.

Gambar 3.10 Mikrometer

3. Jangka Sorong

Jangka sorong adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk

mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1mm.


Gambar 3.11 Jangka Sorong

4. Roll meter

Roll Meter ialah alat ukur panjang yang bisa digulung,

dengan panjang 25 – 50 meter. Fungsi dari meteran ini sama

seperti penggaris, namun meteran berdimensi lebih panjang serta

terbuat dari bahan yang lebih fleksibel daripada penggaris supaya

dapat digulung serta mudah dibawa ke mana-mana maka dari itu

alat ini dapat dipergunakan untuk mengukur objek yang besar

semisal tanah, bangunan dan lainnya.

Gambar 3.12 Roll Meter

3.3 pengertian Mesin Gerinda


Mesin gerinda merupakan mesin yang berfungsi untuk

menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan

untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti besi dan

stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah

benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan

untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan,

merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja

yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan

lain- lain. ada umumnya mesin gerinda digunakan untuk menggerinda

atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau

mata yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin gerinda pada

benda kerja lain seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu

alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan mesin

gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga

dipastikan agar kita menggunakannya secara benar karena

penggunaan mesin gerinda untuk benda kerja bukan logam

umumnya memiliki resiko yang lebih besar. .[1] Mesin Gerinda

merupakan salah satu jenis mesin perkakas dengan mata potong

jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat banyak yang

digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan

tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar

bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan,

penajaman, pengasahan, atau pemotongan.


Gambar 3.13 Mesin Amplas Roll

3.3.1 Prinsip Kerja Mesin Gerinda

1. Memotong benda kerja yang tidak terlalu tebal.

2. Membentuk profil seperti sudut atau lengkungan pada benda

kerja.

3. Menghaluskan dan meratakan permukaan pada benda kerja.

4. Mengasah alat potong supaya tetap tajam.

5. Menghaluskan dan menghilangkan sisi tajam pada benda kerja.

6. Sebagai proses akhir ( finishing ) pada benda kerja.

3.3.2 Jenis – jenis Mesin Gerinda

A. Mesin gerinda datar / surface grinding machine

Mesin Gerinda Datar yaitu mesin gerinda dengan

teknik penggerindaan mengacu pada pembuatan bentuk

datar, bentuk, dan permukaan yang tidak rara pada sebuah

benda kerja yang berada di bawah batu gerinda yang


berputar. Pada umumnya mesin ini di gunakan untuk

menggerinda permukaan yang meja mesinnya bergerak

horizontal bolak-balik. Meja ini dapat diopersikan manual

maupun otomatis. Pencekaman benda kerja dengan cara

diikat pada kotak meja magnetik.

Gambar 3.14 Mesin Gerinda datar.

B. Mesin gerinda silinder / cylindrical grinding machine

Mesin Gerinda Silinder adalah jenis mesin gerinda

dengan benda kerja yang mampu di kerjakan adalah benda dengan

bentuk silinder. Jenis mesin ini dibagi menjadi 4 macam, yaitu:

 Mesin gerinda silindris luas

 Mesin gerinda silindris dalam

 Mesin gerinda silindris universal

 Mesin gerinda silindris luar tanpa senter


C. Mesin gerinda alat potong / tool grinding machine

Mesin ini hanya digunakan untuk pekerjaan presisi, yaitu

menajamkan (mengasah) berbagai jenis cutting tool seperti mata

pahat bubut, mata bor, dan lain-lain. Juga digunakan memperhalus

(finishing) bentuk silinder, taper, internal, dan surface dari benda

kerja yang mengharuskan ketelitian.

Gambar 3.15 Mesin Gerinda alat potong

1. Mesin gerinda berdiri

Mesin gerinda berdiri merupakan mesin gerinda yang

terpasang pada kakinya yang tinggi. Mesin gerinda ini juga

disebut dengan mesin gerinda lantai, karena diletakkan

langsung pada lantai.


Gambar 3.16 Mesin Gerinda berdiri

2. Mesin gerinda duduk ( bench grinder)

Mesin gerinda duduk merupakan mesin gerinda yang

pemasangannya dengan cara diikat dengan baut pada meja kerja.

Mesin gerinda ini digunakan untuk mengasah perkakas potong

berukuran kecil seperti mata bor, pahat dingin/pahat

tangan, pahat bubut, dan pahat sekrap serta untuk

penggerindaan benda kerja dengan pengurangan bahan yang

kecil. Batu gerinda dipasang pada kedua ujung poros dan

digerakkan dengan motor listrik atau tangan, dimana pada

poros sebelah kanan dipasang batu gerinda halus. Hal ini

dimaksudkan supaya mesin gerinda ini memiliki dua

kegunaan, yaitu sebagai pemotong benda kerja dengan batu


gerinda kasar dan sebagai pengasah perkakas potong

dengan batu gerinda halus.

Gambar 3.17 Mesin Gerinda duduk

3. Mesin gerinda tangan

Mesin gerinda tangan merupakan mesin gerinda

dengan gaya penggerak diteruskan dari engkol ke roda

gerinda melalui transmisi roda gigi. Biasanya dipergunakan

pada bengkel kecil atau unutk keperluan rumah tangga.

Gambar 3.18 Mesin Gerinda Tangan


4. Mesin gerinda horizontal

Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda

benda kerja dengan bidang rata. Benda kerja dijepit pada

meja yang dapat bergerak lurus bolak-balik secara otomatis

atau dengan gerakan tangan. Roda gerinda dapat

digerakkan melintang meja dan naik turun.

Gambar 3.19 Mesin Gerinda Horizontal

3.3.3 Perlengkapan Mesin Gerinda

A. Perlengkapan mesin gerinda datar:

1. Meja magnet listrik

Meja Magnet Listrik yaitu alat yang digunakan untuk

mencekam benda kerja melalui medan magnet yang

ditimbulkan oleh aliran listrik.


Gambar 3.20 Meja Magnet Listrik

2. Meja magnet permanen

Meja Magnet Permanen yaitu alat yang digunakan

untuk mencekam benda kerja melalui medan magnet yang

diaktifkan secara manual dengan hasil rata, sejajar. Meja

magnet jenis ini ada dua jenis yaitu meja magnet

permanen berbentuk balok dan meja magnet permanen

berbentuk bulat.

Gambar 3.21 Meja Magnet permanen

3. Ragum mesin

Ragum rata presisi adalah salah satu perlengkapan

pencekam benda kerja pada mesin gerinda datar yang

digunakan untuk mencekam benda kerja berbentuk


balok/persegi panjang dengan hasil penggerindaaan antara

satu dengan bidang yang lainnya saling tegak lurus, siku dan

sejajar.

Gambar 3.22 Ragum Mesin

4. Meja sinus

Meja Sinus Magnet digunakan untuk mencekam

benda kerja dengan hasil penggerindaan

membentuk sudut satu arah mendatar(horizontal) dan

dapat diketahui perbedaan selisih ketebalan bidangnya.

Gambar 3.23 Meja Sinus

5. Meja sinus universal

Meja Sinus Magnet digunakan untuk mencekam

benda kerja dengan hasil penggerindaan


membentuk sudut satu arah mendatar(horizontal) dan

dapat diketahui perbedaan selisih ketebalan bidangnya.

Gambar 3.24 Meja Sinus universal

6. Blok pencekam khusus

Alat ini digunakan untuk mencekam benda kerja

berbentuk bulat lurus dan berukuran realtif kecil dengan

hasil penggerindaan datar atau menyudut. Terdapat

beberapa jenis Peralatan bantu pencekaman khusus

diantaranya: a. V block punch former, b. 3-jaw chuck punch

former,c.  punch former sine type, dan  d. collet punch

former.

Gambar 3.25 Blok pencekam khusus


B. Perlengkapan mesin gerinda silinder :

1. Cekam rahang 3

Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda.

Gambar 3.26 Cekam rahang 3

2. Collet

Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di

gerinda tetapi memiliki permukaan yang halus.

Gambar 3.27 Collet

3. Face plat

Berfungsi mencekam benda dengan permukaan

dalam yang akan digerinda.


Gambar 3.28 Face plat

4. Pembawa (lathe dog)

Untuk mencekam benda kerja dengan

pencekaman beetwen senter.

Gambar 3.29 pembawa / lathe dog

5. Cekam magnet

Untuk mencekam dengan diameter lebar dan

pendek. Prinsip kerjanya sama dengan meja magnet pada

mesin gerinda rata.


Gambar 3.30 Cekam magnet

6. Dial indikator

Untuk mengecek kesenteran/ kelurusan meja mesin

terhadap sumbu gerinda.

Gambar 3.31 Dial indikator

7. Pengasah batu gerinda/ dresser

Untuk mengasah batu gerinda jika sudah tidak rata.

Gambar 3.32 Pengasah batu gerinda

3.4 Pengertian Kikir

Kikir merupakan merupakan alat perkakas tangan yang

berfungsi untuk pengikisan benda. Kikir berfungsi untuk

menghaluskan atau meratakan suatu bidang, membuat rata dan

menyiku antara satu bidang dengn bidang lainnya.

3.4.1 Jenis - jenis Kikir


1. Kikir gepeng ( Kikir Plat )

Kikir gepeng atau kikir plat merupakan kikir yang

mempunyaibentuk kotak pipih, kegunaan dari kikir ini untuk

meratakan permukaan pada benda kerja, agar bidang datar

pada benda kerja sejajar dan tegak lurus pada bidang

lainnya.

Gambar 3.33 Kikir plat

2. Kikir persegi empat

Kikir persegi merupakan kikir yang mempunyai bentuk

segi empat yang berguna untuk membuat rata dan

menyiku antara satu bidang dengan bidang lainnya.

Gambar 3.34 Kikir persegi empat

3. Kikir segi tiga

Kikir segitiga merupakan kikir yang berbentuk segitiga yang

mana pada ujungnya bentuk segitiga semakin mengecil,


kegunaan dari kikir ini yaitu untuk meratakan dan

menghaluskan bidang yang berbentuk lebih dari 60

derajat.

Gambar 3.35 Kikir pesegi tiga

4. Kikir pisau

Kikir pisau merupakan kikir yang berbentuk seperti pisau,

pada satu sisinya mempunyai ketebalan yang pipih sedang

satu sisinya mempunyai ketebalan yang tebal. Kegunaan

kikir pisau ini yaitu untuk menghaluskan sudut lebih

kecil dari 60 derajat.

Gambar 3.36 Kikir pisau

5. Kikir setengah bulat

Kikir setengah bulat mempunyai bentuk setengah bulat atau

setengah lingkaran, kegunaan dari kikir ini yaitu untuk


menghaluskan dan meratakan pada bidang yang berbentuk

cekung.

Gambar 3.37 Kikir setengah bulat

6. Kikir bulat

Kikir bulat ini mempunyai kegunaan untuk menghaluskan

dan membuat diameter pada permukaan bulat.

Gambar 3.38 Kikir bulat

3.5 Pengertian Mesin Bubut

Mesin bubut adalah alat mesin yang mengeluarkan material yang tidak diinginkan

dari benda kerja yang berputar berupa chips dengan bantuan alat yang

menembus benda kerja dan dapat digerakkan jauh ke dalam benda kerja. Mesin

bubut adalah salah satu peralatan mesin yang paling serbaguna dan banyak

digunakan di seluruh dunia.

3.5.1 Prinsip Kerja Mesin Bubut

Mesin bubut bekerja berdasarkan prinsip memutar benda kerja dan alat pemotong
tetap. Benda kerja dipegang di antara dua penyangga yang kaku dan kuat yang
disebut pusat atau di chuck atau di pelat muka yang berputar.
Bubut menghilangkan bahan yang tidak diinginkan dari benda kerja yang berputar
dalam bentuk serpihan dengan bantuan alat yang melintang di seluruh pekerjaan
dan dapat diumpankan jauh ke dalam pekerjaan.
Operasi pemotongan normal dilakukan dengan pahat potong diumpankan secara
paralel atau pada sudut kanan ke sumbu pekerjaan.
Pahat potong dapat diumpankan pada sudut yang relatif terhadap sumbu kerja
untuk kemiringan dan sudut pemesinan.
Sederhananya prinsip kerja mesin bubut membuang bagian benda kerja untuk
mendapatkan bentuk tertentu dimana benda kerja tersebut berputar dengan
kecepatan tertentu seiring dengan proses input yang dilakukan oleh suatu alat
yang bergerak sejajar sumbu rotasi dari benda kerja.

3.5.2 Jenis Jenis Mesin Bubut

Mesin Bubut Horisontal / standard

mesin bubut horizontal adalah sumbu utamanya sejajar dengan meja kerja dan
terlihat seperti tergeletak di tanah. Mesin bubut horizontal cocok untuk
memproses benda kerja yang lebih ringan yang tidak berdiameter besar tetapi
panjang. Ini karena mesin bubut horizontal diproses oleh chuck dan bagian
atasnya menempel pada benda kerja. Struktur ini menentukan bahwa berat benda
kerja tidak boleh terlalu besar. Beban maksimum biasa adalah 300 kg, dan mesin
bubut tugas berat dapat menahan 1 ton. Panjang pemrosesan adalah keuntungan
utama dari mesin bubut horizontal relatif terhadap mesin bubut vertikal.
Panjang pemrosesan adalah 750mm, 1000mm, 2000mm, 3000mm, 4000mm atau
bahkan 8000mm, dll.
Mesin Bubut Senter

 Senter putar perlengkapan mesin bubut yang berfungsi sebagai penahan benda

kerja yang dibubut  dengan putaran tinggi dan pemakanan tebal.

 Senter putar perlengkapan mesin bubut yang berfungsi sebagai penahan benda

kerja yang dibubut  untuk benda kerja yang berukuran besar, dengan

pemotongan berat.
Mesin Bubut Tugas Berat

Mesin bubut tugas berat terutama digunakan untuk memproses benda kerja

yang berat dan besar. Fitur utamanya adalah: spindle bore besar, panjang

pemrosesan panjang, diameter besar, berat benda kerja berat, mulai dari 3 ton

hingga 6 ton. Tidak hanya mesin bubut berat manual, tetapi juga mesin bubut

tugas berat CNC.

Mesin Bubut Turet Horisontal Otomatis

 Mesin Bubut Turet Horizontal


 Mesin ini dibuat dalam dua desain umum yaitu ram dan
sadel. Mesin bubut jenis ram ((gambar 19.8) disebut
demikian sesuai dengan cara turet dipasang. Turet
ditempatkan pada peluncur atau ram yang bergerak
kebelakang dan kemuka pada sebuah sadel yang diapitkan
kepada bangku mesin bubut. Pengaturan ini menghasilkan
gerakan cepat dari turet dan dianjurkan untuk untuk kerja
batang atau pencekaman tugas ringan. Sadelnya tidak
bergerak selama operasi.
Pada jenis sadel (gambar 9.), yang digunakan untuk
pekerjaan pencekaman, mempunyai turet yang dipasang
langsung pada sadel. Sadelnya bergerak bolak balik
bersama turet.
 Mesin bubut turet memiliki ciri khusus yang terutama

disesuaikan untuk kebutuhan mesin produksi.

Keahlian pekerja disesuaikan pada mesin ini sehingga operator

yang kurang pengalaman bisa menghasilkan komponen yang

sejenis. Karakteristik utama kelompok mesin ini adalah bahwa

pahat/perkakas bisa distel untuk operasi berurutan. Walaupun

tenaga skill/terlatih diperlukan untuk menyetel perkakas

dengan benar, namun setelah itu untuk mengoperasikannya bisa

dilakukan oleh tenaga tidak terlatih. 

Mesin Bubut Turet Vertikal

Mesin bubut turet vertikal mirip dengan fris pengebor vertikal, tetapi

memiliki karakteristik pengaturan turet untuk memasang pahat. Mesin


ini terdiri dari pencekam atau meja berputar dalam kedudukan

horisontal, dengan turet dipasangkan diatas rel menyilang. Mesin ini

dikembangkan untuk memudahkan pemuatan, pemegangan dan

pemesinan dari suku cadang berat dan diameter besar.

Mesin Bubut Kepala

Kepala tetap adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kiri

mesin, dan bagian inilah yang memutar benda kerja yang di dalamnya terdapat

transmisi roda gigi. Pada Kepala tetap ini ditempatkan berbagai bagian mesin

yang memudahkan kita melakukan pekerjaan. beberapa bagian yang ada di

kepala tetap adalah Plat mesin; engkol pengatur pasangan roda gigi;cakra

bertingkat; motor penggerak mesin.Pada kepala tetap ini pula kita memasang

alat pemegang benda kerja sehingga aman pada saat dikerjakan. Alat

pemegang atau penjepit ini disebut Cekam. Cekam ini dibedakan menjadi dua,

yaitu Cekam rahang tiga dan cekam rahang empat. Cekam rahang tiga
pergerakan rahang penjepitnya adalah serentak sehingga pada saat kita

menggerakkan satu kunci penggeraknya, maka ketiga rahang bergerak

serentak. Cekam rahang empat, pada saat kita menggerakkan kunci

penggeraknya, maka rahang yang bergerak adalah satu persatu.

Mesin Bubut Korsel

gunanya untuk mengerjakan benda kerja yang sama seperti mesin bubut

kepala. Tetapi karena letak pelat setelnya horizontal, pengencangan benda

kerja nya jauh lebih mudah dan benda kerja yang lebih tinggi dapat dibubut.

Lagipula pembantalan sebuah pelat setel horisontal lebih baik daripada yang

vertikal, sehingga jalannya masih lebih tenang. Gambar 2.5. Mesin bubut korsel

Mesin bubut korsel memiliki dua buah eretan perkakas. Pada bagian horisontal

disebut eretan sisi dan pada bagian vertikal yang disebut kepala revolver.
Mesin Bubut Penyalin

 Ingsutan yang memanjang diturunkan dari poros utama secara

mekanis melalui poros A. Poros B menggerakkan pompa roda gigi,

yang memberikan tekanan minyak kempa pada eretan penyalin, dan

dibuat sebagaidiferensial pada torak. Minyak yang dipompakan di

dalam ruangan dibawah torak masuk ke dalam ruangan E melalui

saluran yang sempit lalu mengalir kembali ke resevior melalui sebuah

saluran yang lebar dengan katup pengatur F.

 Bila sensor G tidak menyentuh mal H, pegas Y membuat katup tetap

terbuka . Maka didalam ruangan E tidak terdapat tekanan dan eretan

penyalin naik ke atas, sampai sensor menyentuh mal.


 Bila katup pengatur F tertutup, tekanan minyak di atas torak seimbang

dengan tekanan konstan di bawah torak, gerakan eretan penyalin

terhenti.

 Bila katup pengatur F diberi tekanan hingga menutup, maka tekanan

minyak di dalam ruangan E meningkat, sehingga torak di tekan ke

bawah.

 Sebaliknya torak naik ke atas, setelah tekanan didalam E turun karena

terbukanya katup pengatur. Mesin – mesin penyalin ini sangat cocok

untuk pembuatan poros – poros secara masal dalam jumlah banyak.

Mesin Bubut Pencekam Vertikal Stasiun Majemuk

Mesin ini dirancang untuk produksi tinggi. Keuntungan mesin ini adalah bahwa

segala operasi dapat dilakukan secara serentak dan dalam urutan


Mesin Bubut Revoler / pistol

Mesin ini dirancang untuk produksi tinggi. Keuntungan mesin ini adalah bahwa

segala operasi dapat dilakukan secara serentak dan dalam urutan


Mesin Bubut Otomat

Secara umum mesin bubut di bagi menjadi dua yaitu mesin bubut manual dan

mesin bubut otomatis atau biasa di sebut CNC.


3.6 Pengertian Mesin Las

Mesin las adalah alat yang digunakan untuk

menyambungkan besi menjadi satu rangkaian yang dapat

membentuk sebuah bentuk yang diinginkan.

3.6.1 Prinsip Kerja Mesin Las

Prinsip kerja mesin las yaitu dengan cara menyambungkan

kedua besi dengan menggunakan energi panas

3.6.2 Jenis – Jenis Mesin Las

1. Mesin Las arus AC ( Bolak – Balik )

Mesin las arus AC ini adalah mesin las yang dimana

arusnya dihasilkan oleh tenaga pembangkit listrik, mesin las

ini dilengkapi dengan transformater atau trafo yang berfungsi

untuk mengatur tegangan listrik sesuain dengan yang

dibutuhkan.
Gambar 3.42 Mesin las arus AC

2. Mesin Las Arus DC ( Searah )

Mesin las arus DC ini merupakan mesin las yang

arusnya dihasilkan dari listrik dengan menggunakan mesin

dinamo motor listrik searah. Pada mesin ini digunakan

rectifier atau disebut juga penyearah arus dengan cara

mengubah arus AC menjadi arus DC.

Gambar 3.43 Mesin las arus DC


3. Mesin Las AC – DC ( Ganda )

Mesin las ganda ini adalah mesin yang dimana

mampu untuk mengelas dengan menggunakan sumber

listrik searah ( DC ) ataupun dengan sumber listrik bolak –

balik ( AC ). Mesin ini mempuyai trafo ( transformator ) dan

rectifier ( penyearah ) dalam satu mesin.

Gambar 3.44 gambar mesin las AC-DC


BAB IV

URAIAN KHUSUS

4.1 Hasil Materi Praktik Kerja Lapangan

Berdasarlan hasil praktik kerja lapangan di PT.DWITAMA

adapun hal yang akan dibahas pada bab ini adalah proses

pekerjaan yang dilakukan selama masa praktik kerja lapangan,

adalah proses pembuatan meja siswa. Pekerjaan ini diberi arahan

dan petunjuk kerja oleh pembimbing di industri.

Pada laporan harian berisikan jurnal harian kerja yang

mencangkup tempat, waktu, jenis dan alat-alat pekerjaan yang

digunakan. Seluruh hasil laporan pekerjaan ini telah disahkan oleh

pembimbing di industri yang membimbing penulis ketika

melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan di industri. Pada

suatu proses pengerjaan benda kerja dengan mesin di

PT.DWITAMA dilakukan dengan beberapa proses diantaranya


4.2 Alat – Alat Proses pembuatan meja siswa

Alat Utama Alat Pelindung Diri


Alat Utama Proses Pemotongan - Sarung tangan

- Pisau potong - Kacamata safety

- Mal - Safety shoes

- Ragum - Wearpack

Alat Utama Proses Gerinda - Masker

- Mesin Gerinda

- Amplas

- Kikir

Alat Utama Proses Frais

- Mesin Frais

- Mata bor Ø15 mm

- Chuck Drill arbor

Alat Utama Proses

Pengelasan

- Mesin las

- Flux

Alat utama proses

pengecatan

- Thiner

- Cat
4.3 Proses Pemotongan Meja Siswa

Tempat Kerja : PT.DWITAMA

Jenis Pekerjaan : Pemotongan ( cutting )

Nama Pengerjaan : Memotong benda kerja untuk kaki meja siswa

Waktu bekerja : 08.00 WIB s/d 17.00 WIB


Gambar 4.1 Kaki rangka

Langkah Kerja

1. Pasang pisau potong pada mesin potong.

2. Atur mal pada mesin potong dengan ukuran benda kerja yang akan

dipotong ( ukuran yang diminta ).

3. Simpan benda kerja pada ragum mesin potong dan landasan mesin

potong, kemudian tempelkan ujung benda kerja pada mal untuk


menyesuaikan ukuran.Capit benda kerja dengan menggunakan

ragum mesin potong, bertujuan agar benda kerja diam / tidak

goyang.

4. Nyalakan mesin potong dengan menekan tombol ON, untuk

menghidupkan putaran esin potong dan coolan.

5. Tekan tuas kebawah agar pisau dapat memotong benda kerja,

pastikan air coolan mengalir dan membasahi pisau potong dan

benda kerja.

6. Matikan mesin dan ukur kembali dengan menggunakan mistar baja,

ababila belum sesuai atur kembali mal, dan apabila sudah sesuai

simpan benda kerja pada meja yang sudah disediakan dan lakukan

berkali kali.

Apabila sesuai gambar atau aspek tersebut maka benda

kerja dapat diterima untuk proses selanjutnya, tetapi apabila tidak

sesuia dengan aspek maka benda tersebut ditolak ke proses

selanjutnya dan dilakukan pemotongan atau pengukuran ulang.

4.4 Proses Gerinda

Tempat kerja : PT.DWITAMA

Jenis Pekerjaan : Membuang gram pada rangka meja

Nama Pekerjaan : Menggerinda

Waktu Bekerja : 08.00 s/d 17.00 WIB

Bahan : Pipa kotak


Langkah Kerja

1. Pasang amplas roll pada mesin gerinda.

2. Kunci mesin gerinda dengan menggunakan kunci pas.

3. Hidupkan mesin gerinda dengan menekan tombol ON berwarna

hijau.

4. Gerinda keempat bidang pipa kotak bagian luar pada amplas

roll yang berputar.

5. Gerinda pipa kotak dengan posisi membentuk 45 derajat

kemudian putar pipa yang bertujuan agar semua bidang dapat

digerinda.

6. Lakukan pada kedua ujung pipa kotak dan lakukan secara

beurutan.

7. Cek kembali pipa kotak yang sudah digerinda, dan simpan

benda kerja jika sudah sesusai.

Apabila sesuai dengan gambar dan aspek tersebut maka

benda kerja dapat DITERIMA untuk proses selanjutnya, tetapi

apabila tidak sesuia dengan aspek maka benda kerja DITOLAK

untuk ke proses selanjutnya dan dilakukan proses pengerjaan

ulang.
4.5 Proses Kikir

Tempat kerja : PT.DWITAMA

Jenis Pekerjaan : Membuang gram

Nama Pengerjaan : Mengikir

Waktu Bekerja : 08.00 s/d 17.00 WIB

Bahan : Pipa kotak


Langkah Kerja

1. Pilih kikir yang sesuain dengan lubang pipa kotak.

2. Bersihkan kikir dengan menggunakan sikat kawat.

3. Tempel kikir pada bagian ujung dalam pipa kotak

4. Gosok kikir pada pipa kotak dengan teratur dan miringkan kikir

ebanyak 10 derajat.

5. Setelah gram hilang atau halus lakukan pada keempat bidang

bagian dalam.

Apabila sesuai dengan gambar dan aspek tersebut maka

benda kerja dapat DITERIMA untuk proses selanjutnya, tetapi

apabila tidak sesuia dengan aspek maka benda kerja DITOLAK

untuk ke proses selanjutnya dan dilakukan proses pengerjaan

ulang.

4.6 Proses frais

Tempat kerja : PT.DWITAMA

enis Pekerjaan : Mengefrais

Nama Pengerjaan : Mengebor

Waktu Bekerja : 08.00 s/d 17.00 WIB

Bahan : Pipa kotak


Langkah Kerja

1. Pasang arbor pada mesin frais.

2. Tandai benda kerja ( pipa kotak ) yang akan di bor.

3. Pasang mata bor Ø5 mm pada arbor kemudian kencangkan

dengan kunci arbor.Nyalakan mesin dan kalibrasi mesin.

4. Lakukan proses pengeboran sesuai perintah pada gambar.

5. Setelah selesai lepas benda kerja pada mesin kemudian cek

kembali benda kerja ( pipa kotak ).

6. Bersihkan lubang bekas pengeboran yang terdapat gram

menggunakan pisau khusus buring.

7. Proses kedua bor dengan mata bor Ø12 mm dan lakukan seperti

langkah yang diatas

Apabila sesuai gambar dan aspek maka benda kerja

dapat DITERIMA untuk proses selanjutnta, tetapi apabila tidak

sesuai maka benda kerja DITOLAK ke proses selanjutnya.

4.7 Proses Las

Tempat kerja : PT.DWITAMA

Jenis Pekerjaan : Pengelasan

Nama Pengerjaan : Penyambungan

Waktu Bekerja : 08.00 WIB s/d 17.00 WIB

Bahan : Pipa kotak


Langkah Kerja

1. Bersihkan bahan yang berkarat menggunakan sikat kawat.

2. Letakan benda kerja ( pipa kotak ) pad meja yang sudah

disediakan.

3. Atur kemiringan elektroda sesuai dengan benda kerja (pipa

kotak).

4. Setelah bahan siap untuk dilas, perlahan dekatkan ujung

elektroda pada benda kerja ( pipa kotak ).

5. Bagian elektroda yang sudah mencair yang menyatukan dua

benda kerja kemudian digerakan secara perlahan pada area

yang dilas.

6. Setelah selesai proses pengelasan, bersihkan kerak bekas

pengelasan menggunakan palu.

7. Periksa kembali area yang dilas, jika belum sesuai lakukan

pengelasan kembali pada benda kerja.

Apabila sesuai gambar dan aspek maka benda kerja dapat

DITERIMA untuk proses selanjutnta, tetapi apabila tidak sesuai

maka benda kerja DITOLAK ke proses selanjutnya.


Gambar 4.2 Meja siswa

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) merupakan suatu

kegiatan yang paling bermanfaat bagi siswa/i, penulis banyak

mendapatkan pengalaman, ilmu baru, dan mengenal lebih jauh

bagaimana bekerja langsung dilapangan sesuai dengan keahlian

siswa/i. Oleh karena itu, penulis dapat melihat gambar saat penulis

bekerja dilapangan kerja dan siswa/i mengetahui kompetensi yang

digunakan untuk menjadi peluang dan kesempatan kerja.

Pada kegiatan Praktek Kerja lapangan (PKL) ini harus

mempunyai kompetensi yang sesuai. Selama penulis

melaksanakan Praktik kerja Lapangan ( PKL ) di PT.DWITAMA,

Penulis merasa beruntung bisa melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan ( PKL ) dan penulis bangga bisa mendapat ilmu baru

yang diberi atau diperoleh dari sekolah serta mendapat

pengalaman baru yang belum pernah didapat sebelumnya.

Pekerjaan yang penulis kerjakan di PT.DWITAMA yaitu

membuat meja Percobaan Siswa megunakan Mesin Potong,

Mesing gerinda, Mesin mesin Frais dan Mesin Las yang ada di

PT.DWITAMA

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk sekolah

1. Pihak sekolah sebaiknya mengerti dengan keadaan siswa/i

yang sedang melaksanakan Praktik kerja lapangan ( PKL ) agar


tidak memberikan tugas pada saat Praktik kerja Lapangan

( PKL ) karena dapat memecah konsentrasi siswa/i.

2. Pihak sekolah sebaiknya membantu mengatasi masalah siswa/i

peserta didik yang ada diperusahaan dengan melibatkan siswa/i

peserta didik yang terkait dalam pengambilan keputusan.

3. Pihak sekolah khususnya pembimbing dapat memonitoring

kegiatan siswa/i dalam Praktik kerja Lapangan secara rutin, agar

pembimbing dapat mengetahui perkembangan siswa/i ( PKL ).

5.2.2 Saran untuk perusahaan

1. Pembimbing seharusnya memonitoring peserta Praktik Kerja

Lapangan (PKL) dan memberikan bimbingan terhadap peserta

PKL.
2. Pembimbing diperusahaan sebaiknya diharapkan dapat

mengarahkan peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL) dalam

proses pembuatan laporan.

2. Perusahaan hendaknya menempatkan peserta didik sesuai

kompetensi atau bidang keahlian yang dimilikinya sehingga peserta

didik dapat mengembangkan keahliannya.

3. Perusahaan seharusnya tidak mencampuri pribadi peserta Praktik

Kerja lapangan ( PKL ).

4. Perusahaan seharusnya memperkerjakan peserta Praktik Kerja

Lapangan (PKL) sesuai dengan porsi dan kemampuan peserta PKL.

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku panduan penulisan laporan PKL

2. Modul Praktikum Proses Produksi ITENAS


3. Buku Laporan PKL Raka Suganda

4. http://teknikpemesinan-smk.blogspot.com/2017/02/jenis-jenis-mesin-

gerinda.html

5. https://kadokinu.blogspot.com/2014/03/pengertian-dan-jenis-mesin-

frais.html

6. http://tehniq.com/blog/jenis-mesin-las-dan-fungsi-mesin-las/

7. http://www.pudak-machinery.com/profiles.php

Anda mungkin juga menyukai