Josephine
1606903085
Peminatan Sistem dan Instrumentasi
Departemen Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
LAB OTOMASI
BALAI TEKNOLOGI MESIN PERKAKAS,
PRODUKSI DAN OTOMASI
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
2019
HALAMAN PENGESAHAN INSTITUSI
Menyetujui
Kepala Balai Teknologi Mesin Perkakas, Produksi,
dan Otomasi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
i
HALAMAN PENGESAHAN DEPARTEMEN
Nama : Josephine
NPM : 1606903085
Program Studi : Fisika
Peminatan : Sistem dan Instrumentasi
Judul : Rancang Bangun Sistem PLC Untuk Pengoperasian dan
Pemantauan AC Servo Motor
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja yang
berjudul "Rancang Bangun Sistem PLC Untuk Pengoperasian dan Pemantauan AC
Servo Motor" ini dengan tepat waktu.
Penulisan laporan ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
menuntaskan mata kuliah Praktek Kerja pada Departemen Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.
Penulis sangat menyadari bahwa penyelesaian laporan ini dapat terwujud dengan
baik karena adanya doa, dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada:
(1) Heru Taufiqqurohman, selaku pembimbing yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam proses pelaksanaan kerja
praktek;
(2) Dr. Sastra Kusuma Wijaya selaku ketua peminatan Sistem dan Instrumentasi
Fisika UI;dan
(3) orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan materiil
dan moral
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca serta berkontribusi terhadap dunia penelitian.
Josephine
iii
DAFTAR ISI
iv
4.4. Metode Penelitian ..................................................................................21
4.4.1. Metode Pengambilan Data ............................................................21
4.4.2. Metode Pengolahan Data ...............................................................22
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................23
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................30
6.1. Kesimpulan ............................................................................................30
6.2. Saran .......................................................................................................30
DAFTAR REFERENSI .......................................................................................30
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian untuk memprogram PLC untuk mengontrol AC
servo motor dan menjadi perantara SCADA untuk mengontrol AC servo motor.
Batas-batasan yang ada dalam penelitian ini adalah:
1. Perancangan program PLC dengan menggunakan Ladder Diagram untuk
mengatur kecepatan dan arah putar, serta memantau suhu dari AC servo
motor
2. Komunikasi menggunakan ethernet untuk SCADA agar dapat mengontrol
AC servo motor
2
BAB 6: Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dan saran tentang penelitian yang dilakukan.
3
BAB 2
TENTANG INSTITUSI
2.1 Sejarah Institusi
Pengembangan MEPPO diawali dari kunjungan MNRT / Kepala BPPT Prof. B.J.
Habibie ke Berlin untuk menghadiri peresmian institusi serupa diawal tahun1980-
an. MNRT / Kepala BPPT menugaskan Prof. Sri Hardjoko (penasihat teknis MNRT
/ Kepala BPPT) untuk memikirkan konsep pendirian MEPPO dengan mengambil
model seperti di TU-Berlin tetapi memperhatikan keadaan spesifik
Indonesia. Sebagai penanggung jawab pendiriannya ditunjuk Deputi Ketua Bidang
Pengkajian Industri.
4
Dengan adanya keputusan diatas, maka disediakan gedung eks-LET
di Puspiptek Serpong sebagai tempat bekerja sementara menunggu pembangunan
gedung baru MEPPO yang akan direncanakan kemudian pada lokasi yang telah
disediakan. Tetapi karena krisis moneter yang menimpa Negara kita pada tahun
1997, menyebabkan rencana ini tidak dapat berjalan. Semua rencana anggaran
pengadaan peralatan ditunda dan pembangunan gedung baru tidak diizinkan.
Kondisi ini memaksa proses pemindahan MEPPO ke Serpong tertunda, untuk
sementara MEPPO dititipkan pada Direktorat Pengkajian Industri Mesin dan
Elektronika (PIME) kedeputian Pengkajian Industri.
Secara legal formal, MEPPO diresmikan oleh Ibu Wakil Presiden Megawati
Soekarnoputri menjadi satuan kerja UPT Eselon III (Balai) bersama 8 Laboratoria
lainnya pada tanggal 4 April tahun 2001. Sejak saat itu pengembangan MEPPO di
Puspiptek – Serpong dilaksanakan lebih intensif. Pada Phase ini, telah dirumuskan
Visi MEPPO 2020, misi, rencana strategis dan program kerja jangka menegah.
Kemudian diformulasikan pula rencana pengembangan sumber daya manusia
berdasarkan konsep Job Establishment & Grading System (JEGS) serta
ditetapkannya sistem tatakelola kegiatan yang bersifat ”industrial type work” dan
“corporate values” MEPPO. Kepala Balai MEPPO yang pertama adalah Dr. Ir.
Erzi Agson Gani, M. Eng (menjabat sebagai Deputi Bidang TIRBR periode 2012-
2017, setelah sebelumnya menjabat Direktur PTIM), beliau memimpin Balai
MEPPO periode 2001-2009. Kepala Balai MEPPO selanjutnya dijabat oleh Dr.
Dipl. -Ing. Michael Andreas Purwoadi, DEA tepatnya sejak Agustus 2009 sampai
dengan November 2015, saat ini Dr. Dipl. -Ing. Michael Andreas Purwoadi,
DEA menjabat sebagai Direktur PTIK . Berdasarkan Peraturan Kepala Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi nomor 026 tahun 2015 Balai MEPPO berubah
menjadi BT MEPPO Saat ini Kepala Balai BT MEPPO dijabat oleh Ir. Teddy
Alhady Lubis, M.Eng yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Laboratorium
Otomasi Balai MEPPO.
5
2.2 Struktur Organisasi
6
Bagan 2.2.2 struktur organisasi BT MEPPO
Misi:
Upaya untuk mewujudkan visi BPPT tersebut dilaksanakan melalui tiga misi
sebagai berikut:
1. Merumuskan dan merekomendasikan kebijakan nasional di bidang
teknologi untuk peningkatan daya saing menuju kemandirian
bangsa;
2. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi untuk
menghasilkan inovasi teknologi, audit teknologi, alih teknologi, dan
layanan teknologi;
7
3. Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik melalui reformasi
birokrasi
Fungsi:
1. Pelaksanaan kegiatan teknis operational dalam rangka penerapan dan
layanan jasa teknologi mesin perkakas, produksi dan otomasi terhadap
industri;
2. Pelaksanaan perekayasaaan teknologi mesin perkakas, produksi dan
otomasi;
3. Pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana Balai
Teknologi Mesin Perkakas, Produksi dan Otomasi;
4. Pelayanan administrasi ketata-usahaan di lingkungan Balai Teknologi
Mesin Perkakas, Produksi dan Otomasi
8
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Fungsi PLC
Programmable Logic Controller (PLC) adalah alat yang digunakan untuk
mengotomasikan proses industri. Controller ini dapat mengotomasi proses spesifik,
fungsi dari sebuah mesin, ataupun keseluruhan produksi suatu pabrik. Di dalam
sebuah PLC terdapat transistor dan beberapa komponen lainnya yang berfungsi
untuk memicu saklar dan relay untuk mengontrol sebuah proses.
PLC dapat menerima informasi dari sensor ataupun input yang lain dan dapat
memicu output berdasarkan program yang telah dimasukkan ke PLC. Tergantung
dari input dan outputnya, PLC dapat memonitor dan merekam data run-time seperti
produktivitas mesin, suhu, ataupun kecepatan.
Bagian utama dari PLC terdiri dari modul input, CPU dan modul output. Selain itu
terdapat juga perangkat programming (bagian yang dikerjakan oleh penulis) dan
modul operator.
9
Fungsi-fungsi dari bagian utama plc adalah sebagai berikut:
Modul input
Berfungsi untuk menerima berbagai sinyal analog maupun digital dari berbagai
sensor dan memprosesnya agar dapat dimengerti oleh CPU
CPU
Berfungsi untuk membuat keputusan dan mengeksekusi program berdasarkan
program yang ada
Modul output
Berfungsi untuk memproses instruksi dari CPU menjadi sinyal yang dapat diterima
oleh berbagai macam perangkat lapangan
Perangkat programming
Berfungsi untuk menginstall program ke PLC untuk menentukan apa yang
dilakukan PLC pada saat input spesifik diterima
Modul operator
Interface operator berfungsi untuk menampilkan display dari informasi yang telah
di proses dan juga untuk memasukkan input parameter kontrol yang baru
10
Kekurangan:
- Penambahan modul dianjurkan untuk memaksimalkan fleksibilitas dan
performance dari PLC.
- Sulit untuk menghubungkan PLC ke hardware.
diskrit I/O
Tipe-tipe dari modul ini biasanya dinamai dengan MDL, seperti IC694MDL758.
Modul ini dapat digunakan untuk memberikan nilai input atau output yang bersifat
digital (0/1). Biasanya dapat digunakan untuk mengatur nyala/mati lampu
indikator, relay dan display BCD. Terdapat berbagai macam modul yang memiliki
rentang tegangan dan arus yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Waktu
respon dari setiap modul juga berbeda-beda.
Millivolt I/O
Tipe-tipe dari modul ini biasanya dinamai dengan millivolt, seperti IC695ALG312
Millivolt. Modul ini dapat digunakan untuk sinyal dengan besaran millivolt tanpa
harus menggunakan transduser/transmitter. Modul ini dapat digunakan untuk
memproses besaran analog maupun digital.
RTD I/O
Tipe-tipe dari modul ini biasanya dinamai dengan RTD. Modul ini dapat digunakan
untuk hubungan langsung antara sensor temperature RTD dengan 2/3 kabel tanpa
menggunakan transduser/transmitter. Modul ini dapat digunakan untuk memproses
besaran analog maupun digital.
11
Thermocouple I/O
TIpe-tipe dari modul ini biasanya dinamai dengan THM. Modul ini dapat
digunakan untuk menghubungkan thermocouple langsung ke PLC tanpa rangkaian
pemrosesan sinyal eksternal. Modul ini dapat memproses sinyal analog maupun
digital darti thermocouple.
Resistive I/O
Tipe-tipe dari modul ini biasanya dinamai dengan resistive. Modul ini dapat
digunakan untuk menghubungkan beban resistif ke PLC tanpa perangkat tambahan.
12
2. Tulis nama project dan tempat penyimpanan yang diinginkan
3. Klik New Target dan pilih jenis dan tipe plc yang digunakan
4. pada kolom Navigator, klik tanda + pada Program Blocks dan klik MAIN
13
Gambar 3.4.4 membuat block untuk ladder
14
3.7 Tipe data PLC
TIpe Data Panjang (bits) Format Rentang tipe data
BOOL 1 boolean TRUE, FALSE
Integer 16 Integer with sign -32768 to +32767
D Integer 32 Integer with sign -2147483648 to
+2147483647
Real 32 Floating-point 3.402E+38 to -
1.175E-37, 1.175E-
number 37 to 3.402E+38
15
GE REAL berfungsi untuk membandingkan dua buah angka real
pada IN1 dan IN2. Bila angka pada IN1 lebih besar atau sama
dengan IN2 maka output Q akan mengeluarkan outputnya.
MUL REAL berfungsi untuk mengkalikan dua buah nilai yang ada
pada IN1 dan IN2. Hasil dari perkalian tersebut akan dikeluarkan
pada Q.
16
CALL berfungsi untuk memanggil program yang dibuat pada LD
block yang lain. Biasanya fungsi ini ditaruh pada LD block main.
17
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Penelitian ini dipisah menjadi tiga bagian yang akan dikerjakan oleh tiga orang.
Bagian pertama adalah hardware/bentuk fisik dari alat yaitu AC servo motor, driver
AC servo motor dan wiring PLC. Bagian kedua adalah program PLC yang akan
digunakan untuk mengontrol motor. Bagian ketiga adalah Human Machine
Interface (HMI) dengan menggunakan SCADA. Program yang akan dibuat adalah
untuk mengatur kecepatan gerak motor dalam RPM dan juga mengatur arah putaran
motor (ACW/CW). Selain itu, ada sensor suhu (thermocouple) yang digunakan
untuk mengukur suhu pada motor. Jika suhu motor melebihi batas kerja motor maka
motor akan otomatis berhenti dengan sendirinya. Terdapat lampu indikator
berwarna hijau, kuning dan merah yang akan membantu pengguna untuk
menganalisa temperature motor tersebut. Pada saat lampu berwarna hijau artinya
motor ada pada suhu yang aman (0-30 celsius), pada saat lampu berwarna kuning
menyala artinya motor ada pada suhu peringatan (-10-0 celsius/30-40 celsius) dan
pada saat lampu berwarna merah menyala artinya motor dalam keadaan panas dan
tidak pada suhu kerjanya lagi (>40 celsius). Terdapat juga encoder yang akan
digunakan untuk mengambil nilai feedback dari kecepatan motor.
18
Minggu keempat Membuat program untuk mengatur
kecepatan motor dan program untuk
pengukuran suhu serta peringatan
menggunakan LED
Mingu kelima Menghubungkan program yang telah
dibuat dengan SCADA dengan cara
menyamakan register-register yang
digunakan dan mencoba untuk
menjalankan alat
Minggu keenam Menyempurnakan program yang dibuat
dan memastikan bahwa semua program
telah berjalan dengan baik
Minggu ketujuh Membuat laporan dan presentasi tentang
hasil kerja praktek
19
PLC GE RX3i
AC servo motor
Thermocouple tipe K
20
Kabel ethernet
Laptop
Proficy
21
(0/1) yang akan diterima PLC di alamat I929 dimana alamat tersebut adalah input
untuk PLC pada modul high speed counter. Setelah pulsa dari encoder diterima,
pulsa akan diolah menggunakan program yang ada agar dapat dikonversi menjadi
besaran kecepatan (RPM). Selain itu, terdapat juga sensor suhu yang akan
mengambil data suhu yang terdeteksi di dekat motor. PLC dapat menerima input
dalam besaran suhu, oleh karena itu tidak dibutuhkan konversi untuk perhitungan
suhu.
22
BAB 5
HASIL DAN PEBAHASAN
23
Untuk menjalankan program ini, pertama-tama tombol ON harus
dinyalakan agar langkah berikutnya dapat tereksekusi. Setelah itu,
pengguna dapat memilih arah putar dari AC servo motor sesuai dengan
keinginan (CW/ACW). Pada saat saklar CW/CCW dinyalakan, salah satu
dari LED1/LED2 akan menyala dan dapat mengeksekusi perintah dari Rung
3 atau Rung 4. Input kecepatan yang diinginkan dapat dimasukkan pada
R700 dimana nilai tersebut akan dikalikan dengan -0.0033/+0.0033. tanda
+ dan – akan menentukan arah putar pada motor. Lalu hasil dari perkalian
tersebut akan dikeluarkan pada Q dan disimpan pada R45.
Setelah output berupa nilai tegangan dikeluarkan pada R45, nilai tesebut
harus dipindahkan ke AQ3 dimana AQ adalah output dari PLC. Rung 2
memiliki fungsi untuk menjaga agar CW dan ACW tidak dapat dinyalakan
secara bersamaan. Fungsi dari Rung 2 adalah untuk memindahkan nilai 0
ke R700 jika keduanya CW dan ACW nyala pada saat yang bersamaan.
Fungsi dari Rung 5 adalah untuk mengaktifkan output Q2 yaitu dimana
output untuk AC servo motor dipasang secara fisik.
Jika dilihat pada Rung pertama, terdapat saklar dengan nama OFF, Merah
dan M20 yang belum dijelaskan pada penjelasan di atas. Fungsi dari saklar
OFF adalah untuk mematikan AC servo motor. Fungsi dari saklar Merah
adalah untuk mematikan AC servo motor pada saat kondisi dimana suhu
24
motor sudah tidak memungkinkan untuk motor untuk bekerja (program
akan dijelaskan pada bagian selanjutnya). Dan yang terakhir fungsi dari
saklar M20 adalah untuk menjaga coil M20 agar terus menyala karena
tombol saklar yang digunakan pada program yang dibuat adalah push
button. Dimana tombol tersebut hanya berfungsi untuk meng-toggle
keluaran yang ada.
25
Pada saat ACW atau CW diaktifkan, program ini baru berjalan. Program ini
bertujuan untuk memberi alarm terhadap suhu AC servo motor. AC servo
motor yang digunakan memiliki tentang suhu kerja antara -10 hingga 40
derajat Celsius. Dimana pada program ini terbagi menjadi tiga peringatan
yaitu lampu hijau untuk menandakan rentang suhu antara 0-30 derajat,
lampu kuning untuk rentang (-10)-0 derajat dan lampu merah untuk rentang
>40 atau >-10 derajat.
Pada saat suhu normal, maka lampu hijau menyala dan akan memberikan
input pada Rung 2. Pada saat suhu melebihi 30 derajat, maka nilai output
akan bernilai 1 dan mengaktifkan lampu berwarna kuning. Dapat dilihat
pada Rung 1, terdapat saklar normally closed dengan nama kuning. Pada
saat lampu kuning menyala, maka saklar tersebut akan terputus dan lampu
hijau akan mati. Untuk menjaga agar lampu kuning tetap menyala, terdapat
sebuah saklar bernama kuning yang diparallel pada Rung 2. Pada saat lampu
kuning menyala, Rung 3 telah diaktifkan dengan saklar kuning.
Pada saat suhu melebihi 40 derajat Celsius, output dari Rung 3 akan
diaktifkan dan menyalakan lampu berwarna merah. Pada saat lampu
berwarna merah menyala, saklar merah pada Rung 2 akan menyala dan
memutus input yang diberikan sehingga lampu kuning akan mati.
Selanjutnya, motor akan berhenti karena saklar merah juga memutus input
untuk seluruh program yang ada. Pada saat suhu menurun, warna lampu
26
akan berubah sesuai parameter yang telah disebutkan tetapi motor tidak
akan berjalan lagi sampai tombol ON pada program sebelumnya dinyalakan
kembali. Proses yang sama juga akan terjadi pada saat suhu motor terus
menurun hingga melebihi -10 derajat Celsius.
27
Input dari encoder diterima pada I929 dalam bentuk pulsa digital dan akan
mengaktifkan coil M1. Pada saat coil M1 aktif, maka saklar M1 pada Rung 2 juga
akan aktif dan menjalankan fungsi ADD INT. Setiap kali M1 menyala, maka nilai
pada R100 akan bertambah 1. Selanjutnya, terdapat sebuah timer pada rung 3 yang
berfungsi untuk menghitung waktu selama 1 detik. Pada saat 1 detik telah selesai,
output M4 akan aktif dan Rung 4 akan aktif. Pada rung 4 dilakukan kalkulasi untuk
menghitung kecepatan per detik (RPS).
Setelah RPS dihitung, nilai pada R10 akan dibagi dengan 60 untuk
dijadikan RPM. Rung 6 berfungsi untuk mengirimkan nilai 0 pada R100 setelah 1
detik selesai agar nilai R100 ter-reset kembali. Rung 7, 8, dan 9 berfungsi untuk
memanggil program yang lain karena program ini ditulis pada bagian MAIN. Input
dari encoder masih belum bisa terbaca sehingga program ini masih tidak bisa
dijalankan.
28
data yang dihasilkan pada R4444. Dimana data yang keluar tersebut akan
ditampilkan pada grafik di SCADA yang dibuat oleh rekan saya.
29
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
- PLC berfungsi untuk mengotomatisasi sebuah proses. Dalam menggunakan
PLC dibutuhkan juga programing device dan operator module.
- Terdapat input dan output dari PLC yang masih harus diolah datanya
sehingga program untuk perhitungan harus dibuat.
- Rata-rata pada pengambilan data diperlukan jika toleransi alat ukur yang
digunakan besar dibandingkan data yang diukur.
- Program yang dibuat berhasil untuk mengatur kecepatan dan arah putar
motor hanya saja pembacaan encoder belum berhasil dibaca oleh program
PLC karena keterbatasan waktu.
- Kecepatan maksimum motor pada sesungguhnya adalah 450 untuk ACW
dan 1800 untuk CW. Hal ini disebabkan tegangan maksimum yang
dikeluarkan oleh PLC dibawah 10V dikarenakan oleh rangkaian eksternal
yang ada
6.2 Saran
- Sebaiknya menggunakan sensor suhu lain jika hanya ingin mengukur suhu
dengan rentang -10 hingga 40 derajat Celsius.
- Agar membuat program lebih mudah, program dapat dibuat dalam bentuk
script.
DAFTAR REFERENSI
- https://meppo.bppt.go.id/index.php
- http://www.plcmanual.com/plc-communications
- https://www.oreilly.com/library/view/writing-word-
macros/9781565927254/ch05s04.html
- https://www.geautomation.com/sites/geautomation/files/userfiles/historica
l/files/rx3i_guide.pdf
- https://unitronicsplc.com/what-is-plc-programmable-logic-controller/
- https://ibrahim6060.weebly.com/function--operation.html
- https://www.polytechnichub.com/advantages-disadvantages-
programmable-logic-controller-plc/
- https://automationforum.in/t/why-plcs-are-used-in-industries-basic-
advantages-of-using-plc/6478
30
- https://www.globalspec.com/learnmore/industrial_computers_embedded_
computer_components/industrial_computing/programmable_logic_control
lers_plcs
- https://www.cimtecautomation.com/parts/c-356-pac-systems-rx3i.aspx
- https://booksite.elsevier.com/9781856176217/appendices/01~Ch11.pdf
- https://electrical-engineering-portal.com/most-popular-plc-programming-
languages
31
32
33