Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KERJA PRAKTEK

RANCANG BANGUN SISTEM PLC UNTUK PENGOPERASIAN


DAN PEMANTAUAN AC SERVO MOTOR

Josephine
1606903085
Peminatan Sistem dan Instrumentasi
Departemen Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia

LAB OTOMASI
BALAI TEKNOLOGI MESIN PERKAKAS,
PRODUKSI DAN OTOMASI
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
2019
HALAMAN PENGESAHAN INSTITUSI

Laporan Kerja Praktek dengan judul RANCANG BANGUN SISTEM PLC


UNTUK PENGOPERASIAN DAN PEMANTAUAN AC SERVO MOTOR
telah disetujui dan disahkan oleh

Balai Teknologi Mesin Perkakas, Produksi dan Otomasi


Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Serpong, 15 Agustus 2019


Mengetahui
Pembimbing Kerja Praktek

(Ir. Teddy Alhady Lubis, M.Eng)

Menyetujui
Kepala Balai Teknologi Mesin Perkakas, Produksi,
dan Otomasi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

(Ir. Teddy Alhady Lubis, M.Eng)

i
HALAMAN PENGESAHAN DEPARTEMEN

Laporan Kerja Praktek ini diajukan oleh:

Nama : Josephine
NPM : 1606903085
Program Studi : Fisika
Peminatan : Sistem dan Instrumentasi
Judul : Rancang Bangun Sistem PLC Untuk Pengoperasian dan
Pemantauan AC Servo Motor

telah disetujui dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan


untuk menuntaskan mata kuliah Praktek Kerja

Depok, 2 April 2019


Menyetujui
Ketua Peminatan Sistem dan Instrumentasi Fisika

(Dr. Sastra Kusuma Wijaya)


NIP/NUP: 195811261986091002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja yang
berjudul "Rancang Bangun Sistem PLC Untuk Pengoperasian dan Pemantauan AC
Servo Motor" ini dengan tepat waktu.
Penulisan laporan ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
menuntaskan mata kuliah Praktek Kerja pada Departemen Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.
Penulis sangat menyadari bahwa penyelesaian laporan ini dapat terwujud dengan
baik karena adanya doa, dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada:
(1) Heru Taufiqqurohman, selaku pembimbing yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam proses pelaksanaan kerja
praktek;
(2) Dr. Sastra Kusuma Wijaya selaku ketua peminatan Sistem dan Instrumentasi
Fisika UI;dan
(3) orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan materiil
dan moral
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca serta berkontribusi terhadap dunia penelitian.

Depok, 2 Agustus 2019

Josephine

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN INSTITUSI........................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN DEPARTEMEN ................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................................1
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................1
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................1
1.5. Batasan Penelitian ...................................................................................2
1.6. Sistematika Penulisan .............................................................................2
1.7. Sistematika Penelitian .............................................................................3
BAB 2 TENTANG INSTITUSI ............................................................................4
2.1. Sejarah Institusi .......................................................................................4
2.2. Struktur Organisasi ................................................................................6
2.3. Visi dan Misi ............................................................................................7
2.4. Tugas dan Fungsi.....................................................................................8
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................9
3.1. Fungsi PLC ..............................................................................................9
3.2. Kelebihan dan Kekurangan PLC ........................................................10
3.3. Jenis Modul PLC ...................................................................................11
3.4. Membuat Project Pada Proficy ............................................................12
3.5. Fungsi Logic PLC ..................................................................................14
3.6. Addressing PLC .....................................................................................14
3.7. Tipe Data PLC .......................................................................................15
3.8. Fungsi Block PLC ..................................................................................15
BAB 4 METODE PENELITIAN ........................................................................18
4.1. Desain Penelitian ...................................................................................18
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................18
4.2.1. Waktu dan Jadwal Penelitian .......................................................18
4.2.2. Tempat Penelitian ..........................................................................19
4.3. Alat dan Bahan ......................................................................................19

iv
4.4. Metode Penelitian ..................................................................................21
4.4.1. Metode Pengambilan Data ............................................................21
4.4.2. Metode Pengolahan Data ...............................................................22
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................23
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................30
6.1. Kesimpulan ............................................................................................30
6.2. Saran .......................................................................................................30
DAFTAR REFERENSI .......................................................................................30

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era masa kini, teknologi telah berkembang sangat pesat dan hampir semua
mesin telah di otomatisasi. Oleh karena hal ini, penulis akan membuat program
untuk mengendalikan AC servo motor sebagai aktuator dan
mengotomatisasikannya dengan menggunakan PLC GE RX3i, dan Supervisory
Control and Data Acquisition (SCADA) yang dirancang pada perangkat lunak
CIMPLICITY. Proyek ini akan dikerjakan oleh tiga orang dengan proporsi masing-
masing. Penulis akan mengerjakan bagian dari program PLC untuk mengendalikan
AC servo motor.

1.2 Perumusan Masalah


Rumusan masalah yang ada adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan PLC?
2. Protokol komunikasi apakah yang digunakan agar PLC dapat
berkomunikasi dengan SCADA dan menjalankan AC servo motor?
3. Bagaimana agar PLC dapat menjalankan AC servo motor?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mempelajari fungsi dan cara kerja dari PLC
2. Mempelajari cara membuat ladder untuk PLC
3. Mengontrol AC servo motor dengan menggunakan program PLC

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mempelajari dan mengotomatisasi AC servo motor
2. Memahami cara membuat Ladder diagram untuk mengontrol AC servo
motor
3. Dapat mengendalikan kecepatan dan arah gerak AC servo motor

1
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian untuk memprogram PLC untuk mengontrol AC
servo motor dan menjadi perantara SCADA untuk mengontrol AC servo motor.
Batas-batasan yang ada dalam penelitian ini adalah:
1. Perancangan program PLC dengan menggunakan Ladder Diagram untuk
mengatur kecepatan dan arah putar, serta memantau suhu dari AC servo
motor
2. Komunikasi menggunakan ethernet untuk SCADA agar dapat mengontrol
AC servo motor

1.6 Sistematika Penullisan


Sistematika penulisan pada laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB 1: Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, Batasan penelitian, dan sistematika penulisan
laporan.

BAB 2: Tentang Institusi


Bab ini berisi penjelasan tentang institusi dimana kerja praktek dilakukan. Antara
lain berisi tentang sejarah institusi, struktur organisasi, visi dan misi, dan tugas dan
fungsi.

BAB 3: Tinjauan Pustaka


Bab ini berisi penjelasan tentang tinjauan pustaka yang mendukung penelitian.
Antara lain berisi tentang

BAB 4: Metode Penelitian


Bab ini berisi tentang metode penelitian yang dilakukan. Antara lain tentang desain
penelitian, waktu dan tempat penelitian, dan metode penelitian.

BAB 5: Hasil dan Pembahasan


Bab ini berisi tentang hasil dan pembahasan tentang penelitian yang dilakukan.

2
BAB 6: Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dan saran tentang penelitian yang dilakukan.

1.7 Sistematika Penelitian


Sistematika penelitian yang dilakukan adalah:
1. Studi literatur tentang PLC
2. Mempelajari dan membuat ladder diagram pada PLC
3. Mencoba program yang dibuat

3
BAB 2
TENTANG INSTITUSI
2.1 Sejarah Institusi
Pengembangan MEPPO diawali dari kunjungan MNRT / Kepala BPPT Prof. B.J.
Habibie ke Berlin untuk menghadiri peresmian institusi serupa diawal tahun1980-
an. MNRT / Kepala BPPT menugaskan Prof. Sri Hardjoko (penasihat teknis MNRT
/ Kepala BPPT) untuk memikirkan konsep pendirian MEPPO dengan mengambil
model seperti di TU-Berlin tetapi memperhatikan keadaan spesifik
Indonesia. Sebagai penanggung jawab pendiriannya ditunjuk Deputi Ketua Bidang
Pengkajian Industri.

Selanjutnya pada tahun 1986 dimulai pengembangan MEPPO dikaitkan


dengan pemikiran MNRT / Kepala BPPT untuk membangun kawasan PUSPIPTEK
II di Bandung. Selain MEPPO, akan ditempati pula oleh Laboratoria
Mikroelektronika, Pengetahuan Bahan dan Bio-teknologi. Paralel dengan kegiatan
pencarian lahan, persiapan SDM dimulai pada tahun1987 dengan merekrut 8
(delapan) orang alumni Jurusan Teknik Mesin – ITB sebagai embrio dan ditugaskan
khsusus untuk program MEPPO. Proses rekrutmen dilanjutkan sampai beberapa
tahap, dan batch pertama pengiriman SDM tugas belajar keluar negeri dilakukan
pada tahun 1989.

Upaya untuk mendapatkan lahan PUSPIPTEK II di Bandung mengalami


banyak kendala. Sampai akhir tahun 1996, pencarian lokasi PUSPIPTEK II masih
belum menentu. Untuk mengatasi ketidakpastian lokasi yang telah berlangsung
lebih dari 10 tahun, maka diadakan evaluasi ulang terhadap kebijakan
pembangunan MEPPO di Bandung. Dari hasil evaluasi ini, terutama setelah
mendengarkan keterangan resmi Ketua Direksi PUSPIPTEK – Serpong tentang
ketersediaan tanah atau gedung di Serpong, maka MNRT / Kepala BPPT pada
bulan Oktober 1996 memutuskan pengembangan MEPPO dialihkan ke
PUSPIPTEK – Serpong.

4
Dengan adanya keputusan diatas, maka disediakan gedung eks-LET
di Puspiptek Serpong sebagai tempat bekerja sementara menunggu pembangunan
gedung baru MEPPO yang akan direncanakan kemudian pada lokasi yang telah
disediakan. Tetapi karena krisis moneter yang menimpa Negara kita pada tahun
1997, menyebabkan rencana ini tidak dapat berjalan. Semua rencana anggaran
pengadaan peralatan ditunda dan pembangunan gedung baru tidak diizinkan.
Kondisi ini memaksa proses pemindahan MEPPO ke Serpong tertunda, untuk
sementara MEPPO dititipkan pada Direktorat Pengkajian Industri Mesin dan
Elektronika (PIME) kedeputian Pengkajian Industri.

Secara legal formal, MEPPO diresmikan oleh Ibu Wakil Presiden Megawati
Soekarnoputri menjadi satuan kerja UPT Eselon III (Balai) bersama 8 Laboratoria
lainnya pada tanggal 4 April tahun 2001. Sejak saat itu pengembangan MEPPO di
Puspiptek – Serpong dilaksanakan lebih intensif. Pada Phase ini, telah dirumuskan
Visi MEPPO 2020, misi, rencana strategis dan program kerja jangka menegah.
Kemudian diformulasikan pula rencana pengembangan sumber daya manusia
berdasarkan konsep Job Establishment & Grading System (JEGS) serta
ditetapkannya sistem tatakelola kegiatan yang bersifat ”industrial type work” dan
“corporate values” MEPPO. Kepala Balai MEPPO yang pertama adalah Dr. Ir.
Erzi Agson Gani, M. Eng (menjabat sebagai Deputi Bidang TIRBR periode 2012-
2017, setelah sebelumnya menjabat Direktur PTIM), beliau memimpin Balai
MEPPO periode 2001-2009. Kepala Balai MEPPO selanjutnya dijabat oleh Dr.
Dipl. -Ing. Michael Andreas Purwoadi, DEA tepatnya sejak Agustus 2009 sampai
dengan November 2015, saat ini Dr. Dipl. -Ing. Michael Andreas Purwoadi,
DEA menjabat sebagai Direktur PTIK . Berdasarkan Peraturan Kepala Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi nomor 026 tahun 2015 Balai MEPPO berubah
menjadi BT MEPPO Saat ini Kepala Balai BT MEPPO dijabat oleh Ir. Teddy
Alhady Lubis, M.Eng yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Laboratorium
Otomasi Balai MEPPO.

5
2.2 Struktur Organisasi

Bagan 2.2.1 Struktur organisasi BPPT

6
Bagan 2.2.2 struktur organisasi BT MEPPO

2.3 Visi dan Misi


Visi:
Menjadi Lembaga Unggulan Teknologi dalam pengkajian dan penerapan teknologi
untuk meningkatkan daya saing menuju kemandirian bangsa.

Misi:
Upaya untuk mewujudkan visi BPPT tersebut dilaksanakan melalui tiga misi
sebagai berikut:
1. Merumuskan dan merekomendasikan kebijakan nasional di bidang
teknologi untuk peningkatan daya saing menuju kemandirian
bangsa;
2. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi untuk
menghasilkan inovasi teknologi, audit teknologi, alih teknologi, dan
layanan teknologi;

7
3. Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik melalui reformasi
birokrasi

2.4 Tugas dan Fungsi


Tugas:
Melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi mesin perkakas, produksi dan
otomasi.

Fungsi:
1. Pelaksanaan kegiatan teknis operational dalam rangka penerapan dan
layanan jasa teknologi mesin perkakas, produksi dan otomasi terhadap
industri;
2. Pelaksanaan perekayasaaan teknologi mesin perkakas, produksi dan
otomasi;
3. Pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana Balai
Teknologi Mesin Perkakas, Produksi dan Otomasi;
4. Pelayanan administrasi ketata-usahaan di lingkungan Balai Teknologi
Mesin Perkakas, Produksi dan Otomasi

8
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Fungsi PLC
Programmable Logic Controller (PLC) adalah alat yang digunakan untuk
mengotomasikan proses industri. Controller ini dapat mengotomasi proses spesifik,
fungsi dari sebuah mesin, ataupun keseluruhan produksi suatu pabrik. Di dalam
sebuah PLC terdapat transistor dan beberapa komponen lainnya yang berfungsi
untuk memicu saklar dan relay untuk mengontrol sebuah proses.
PLC dapat menerima informasi dari sensor ataupun input yang lain dan dapat
memicu output berdasarkan program yang telah dimasukkan ke PLC. Tergantung
dari input dan outputnya, PLC dapat memonitor dan merekam data run-time seperti
produktivitas mesin, suhu, ataupun kecepatan.

Gambar 3.1.1 Contoh PLC

Bagian utama dari PLC terdiri dari modul input, CPU dan modul output. Selain itu
terdapat juga perangkat programming (bagian yang dikerjakan oleh penulis) dan
modul operator.

Gambar 3.1.2 Bagian dari PLC

9
Fungsi-fungsi dari bagian utama plc adalah sebagai berikut:
Modul input
Berfungsi untuk menerima berbagai sinyal analog maupun digital dari berbagai
sensor dan memprosesnya agar dapat dimengerti oleh CPU

CPU
Berfungsi untuk membuat keputusan dan mengeksekusi program berdasarkan
program yang ada

Modul output
Berfungsi untuk memproses instruksi dari CPU menjadi sinyal yang dapat diterima
oleh berbagai macam perangkat lapangan

Perangkat programming
Berfungsi untuk menginstall program ke PLC untuk menentukan apa yang
dilakukan PLC pada saat input spesifik diterima

Modul operator
Interface operator berfungsi untuk menampilkan display dari informasi yang telah
di proses dan juga untuk memasukkan input parameter kontrol yang baru

3.2 Kelebihan dan Kekurangan PLC


Kelebihan:
- Dapat bekerja di suhu ekstrim, tahan pada daerah lembab dan tidak
terpengaruh oleh vibrasi.
- Mudah untuk di program dan menggunakan Bahasa programming yang
mudah.
- Interface untuk input dan output sudah tersedia dalam controller.

10
Kekurangan:
- Penambahan modul dianjurkan untuk memaksimalkan fleksibilitas dan
performance dari PLC.
- Sulit untuk menghubungkan PLC ke hardware.

3.3 Jenis Modul PLC


analog I/O
Tipe-tipe dari modul ini biasanya dinamai dengan ALG, seperti IC695ALG106.
Modul ini dapat digunakan untuk proses kontrol seperti suhu, tekanan dan
kecepatan aliran. Input/output dari modul ini dapat diatur untuk tegangan ataupun
arus.

diskrit I/O
Tipe-tipe dari modul ini biasanya dinamai dengan MDL, seperti IC694MDL758.
Modul ini dapat digunakan untuk memberikan nilai input atau output yang bersifat
digital (0/1). Biasanya dapat digunakan untuk mengatur nyala/mati lampu
indikator, relay dan display BCD. Terdapat berbagai macam modul yang memiliki
rentang tegangan dan arus yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Waktu
respon dari setiap modul juga berbeda-beda.

Millivolt I/O
Tipe-tipe dari modul ini biasanya dinamai dengan millivolt, seperti IC695ALG312
Millivolt. Modul ini dapat digunakan untuk sinyal dengan besaran millivolt tanpa
harus menggunakan transduser/transmitter. Modul ini dapat digunakan untuk
memproses besaran analog maupun digital.

RTD I/O
Tipe-tipe dari modul ini biasanya dinamai dengan RTD. Modul ini dapat digunakan
untuk hubungan langsung antara sensor temperature RTD dengan 2/3 kabel tanpa
menggunakan transduser/transmitter. Modul ini dapat digunakan untuk memproses
besaran analog maupun digital.

11
Thermocouple I/O
TIpe-tipe dari modul ini biasanya dinamai dengan THM. Modul ini dapat
digunakan untuk menghubungkan thermocouple langsung ke PLC tanpa rangkaian
pemrosesan sinyal eksternal. Modul ini dapat memproses sinyal analog maupun
digital darti thermocouple.

Resistive I/O
Tipe-tipe dari modul ini biasanya dinamai dengan resistive. Modul ini dapat
digunakan untuk menghubungkan beban resistif ke PLC tanpa perangkat tambahan.

Motion control/High Speed Counter


Tipe-tipe dari modul ini biasanya dinamai dengan HSC. Modul ini dapat digunakan
untuk menghitung sesuatu yang sangat cepat. Modul ini dapat mendukung tipe A,
B, C, D, E dan Z.

3.4 Membuat Project Pada Proficy


1. Pilih Create a new project using Empty Project

Gambar 3.4.1 membuat empty project

12
2. Tulis nama project dan tempat penyimpanan yang diinginkan

Gambar 3.4.2 menyimpan project

3. Klik New Target dan pilih jenis dan tipe plc yang digunakan

Gambar 3.4.3 memilih tipe PLC

4. pada kolom Navigator, klik tanda + pada Program Blocks dan klik MAIN

13
Gambar 3.4.4 membuat block untuk ladder

3.5 Fungsi Logic PLC


Simbol Instruksi Comment
NO Saklar Normally Opened yang akan memberikan
logika True jika diberi input bit bernilai 1 dan False
jika diberi input bit bernilai 0
NC Saklar Normally Closed memiliki fungsi yang
berkebalikan dengan saklar NO
COIL Coil adalah bentuk output dimana jika logika dari
ladder yang diprogram bernilai 1 maka akan
menghasilkan output ON
SET Tipe output latch yang akan memberikan SET jika
bernilai 1
RESET Tipe output latch yang akan me-RESET coil yang
sudah di latch jika bernilai 1

3.6 Addressing PLC


Instruksi Kepanjangan Penjelasan
AI Analog Input Berfungsi untuk memasukkan data analog ke PLC.
Dimana data analog adalah data yang kontinu.
AQ Analog Output Berfungsi untuk mengeluarkan data analog dari
PLC.
I Input Berfungsi untuk memasukkan data digital (0/1) ke
dalam PLC. Biasanya digunakan untuk saklar.
M Internal Berfungsi untuk mengisi data digital (0/1) dan
disimpan dalam memori PLC. Perbedaanya
dengan I adalah M tidak dapat digunakan untuk
alamat hardware.
Q Output Berfungsi untuk mengeluarkan data digital dari
PLC.
R Register Berfungsi untuk menyimpan data analog maupun
digital pada memori PLC.

14
3.7 Tipe data PLC
TIpe Data Panjang (bits) Format Rentang tipe data
BOOL 1 boolean TRUE, FALSE
Integer 16 Integer with sign -32768 to +32767
D Integer 32 Integer with sign -2147483648 to
+2147483647
Real 32 Floating-point 3.402E+38 to -
1.175E-37, 1.175E-
number 37 to 3.402E+38

3.8 Fungsi Block PLC


Simbol Comment
ADD INT berfungsi untuk melakukan penjumlahan dari 2 angka
integer dimana angka pertama akan ditaruh pada IN1 dan angka
kedua akan ditaruh pada IN2. Hasil dari penjumlahan akan ada
pada Q (output). Terdapat juga fungsi ADD untuk angka real.
TMR TENTHS berfungsi sebagai timer dimana block ini memiliki
perhitungan dengan satu per sepuluh detik. PV adalah Preset
Value dimana artinya waktu yang ingin dicapai akan ditaruh. CV
adalah Current Value dimana artinya adalah waktu yang sampai
sekarang sudah terhitung. Pada saat PV telah tercapai, timer akan
mengeluarkan power hingga power yang diberikan pada timer
dihentikan. Nilai waktu yang ditulis di PV harus berupa integer.
EQ INT berfungsi untuk mengaktifkan output Q jika nilai dari IN1
dan IN2 dalam integer bernilai sama. Jika tidak sama maka output
Q tidak akan aktif. Terdapat juga fungsi EQ untuk nilai real.

15
GE REAL berfungsi untuk membandingkan dua buah angka real
pada IN1 dan IN2. Bila angka pada IN1 lebih besar atau sama
dengan IN2 maka output Q akan mengeluarkan outputnya.

LE REAL berfungsi untuk membandingkan dua buah angka real


pada IN1 dan IN2. Bila angka pada IN1 lebih kecil atau sama
dengan IN2 maka output Q akan mengeluarkan nilai outputnya.

MUL REAL berfungsi untuk mengkalikan dua buah nilai yang ada
pada IN1 dan IN2. Hasil dari perkalian tersebut akan dikeluarkan
pada Q.

MAVG berfungsi untuk mengambil rata-rata dari beberapa data


yang ada. Pada settingnya, dapat diatur berapa data yang akan
diambil untuk dirata-ratakan dengan waktu yang ditentukan. Jumlah
data yang dapat diambil sebelum di rata-rata berjumlah 20 data.
Dimana PV adalah nilai dari angka-angka yang akan disimpan
sebelum di rata-rata dan nilai pada OP adalah hasil yang sudah di
rata-rata.
INT TO REAL berfungsi untuk mengkonversikan nilai integer ke
real. Dimana nilai integer akan dimasukkan pada IN dan nilai real
dari integer tersebut akan dikeluarkan di Q.

DIV REAL berfungsi untuk melakukan pembagian. Dimana nilai


yang ada pada IN1 akan dibagi dengan nilai pada IN2. Hasil dari
pembagian tersebut akan dikeluarkan pada Q. Terdapat juga fungsi
pembagian untuk nilai integer.

MOVE INT berfungsi untuk memindahkan nilai pada IN ke register


pada Q.

16
CALL berfungsi untuk memanggil program yang dibuat pada LD
block yang lain. Biasanya fungsi ini ditaruh pada LD block main.

17
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Penelitian ini dipisah menjadi tiga bagian yang akan dikerjakan oleh tiga orang.
Bagian pertama adalah hardware/bentuk fisik dari alat yaitu AC servo motor, driver
AC servo motor dan wiring PLC. Bagian kedua adalah program PLC yang akan
digunakan untuk mengontrol motor. Bagian ketiga adalah Human Machine
Interface (HMI) dengan menggunakan SCADA. Program yang akan dibuat adalah
untuk mengatur kecepatan gerak motor dalam RPM dan juga mengatur arah putaran
motor (ACW/CW). Selain itu, ada sensor suhu (thermocouple) yang digunakan
untuk mengukur suhu pada motor. Jika suhu motor melebihi batas kerja motor maka
motor akan otomatis berhenti dengan sendirinya. Terdapat lampu indikator
berwarna hijau, kuning dan merah yang akan membantu pengguna untuk
menganalisa temperature motor tersebut. Pada saat lampu berwarna hijau artinya
motor ada pada suhu yang aman (0-30 celsius), pada saat lampu berwarna kuning
menyala artinya motor ada pada suhu peringatan (-10-0 celsius/30-40 celsius) dan
pada saat lampu berwarna merah menyala artinya motor dalam keadaan panas dan
tidak pada suhu kerjanya lagi (>40 celsius). Terdapat juga encoder yang akan
digunakan untuk mengambil nilai feedback dari kecepatan motor.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian


4.4.2 Waktu dan Jadwal Penelitian
Minggu pertama Mengurus administrasi, studi literatur
tentang PLC GE RX3i dan AC servo motor
Minggu kedua Mendownload software proficy, mencoba
membuat beberapa program sederhana
untuk lebih memahami PLC.
Merencanakan proyek apa yang akan
dibuat
Minggu ketiga Memastikan detil proyek yang akan dibuat
dan Membuat program untuk bacaan
encoder

18
Minggu keempat Membuat program untuk mengatur
kecepatan motor dan program untuk
pengukuran suhu serta peringatan
menggunakan LED
Mingu kelima Menghubungkan program yang telah
dibuat dengan SCADA dengan cara
menyamakan register-register yang
digunakan dan mencoba untuk
menjalankan alat
Minggu keenam Menyempurnakan program yang dibuat
dan memastikan bahwa semua program
telah berjalan dengan baik
Minggu ketujuh Membuat laporan dan presentasi tentang
hasil kerja praktek

4.2.2 Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Balai Teknologi MEPPO BPPT, PUSPITEK, Muncul,
Kec. Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten 15314

4.3 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Encoder

Gambar 4.1 encoder

19
PLC GE RX3i

Gambar 4.2 PLC RX3i

AC servo motor

Gambar 4.3 AC servo motor

Thermocouple tipe K

Gambar 4.4 Thermocouple tipe K

20
Kabel ethernet

Gambar 4.5 kabel ethernet

Laptop

Gambar 4.6 Laptop

Proficy

Gambar 4.7 Proficy software

4.4 Metode Penelitian


4.4.1 Metode Pengambilan Data
Petama-tama, harus ditentukan arah gerak putar motor (ACW/CW) dengan cara
menekan saklar yang ada. Setelah itu motor dapat dinyalakan dan kecepatan dapat
ditaruh sesuai keinginan. Karena PLC tidak dapat menerima data dengan besaran
kecepatan, kecepatan yang di masukkan ke PLC harus di konversikan ke tegangan
terlebih dahulu dengan program yang ada. Pada saat motor berputar, encoder yang
terpasang pada motor juga akan ikut berputar dan encoder akan mengeluarkan pulsa

21
(0/1) yang akan diterima PLC di alamat I929 dimana alamat tersebut adalah input
untuk PLC pada modul high speed counter. Setelah pulsa dari encoder diterima,
pulsa akan diolah menggunakan program yang ada agar dapat dikonversi menjadi
besaran kecepatan (RPM). Selain itu, terdapat juga sensor suhu yang akan
mengambil data suhu yang terdeteksi di dekat motor. PLC dapat menerima input
dalam besaran suhu, oleh karena itu tidak dibutuhkan konversi untuk perhitungan
suhu.

4.4.2 Metode Pengolahan Data


Rumus untuk mengubah pulsa encoder menjadi RPM
𝒑𝒖𝒍𝒔𝒂 𝒑𝒆𝒓 𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌
𝐑𝐏𝐌 = 𝒙 𝟔𝟎 𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌
𝒓𝒆𝒔𝒐𝒍𝒖𝒔𝒊 𝒆𝒏𝒄𝒐𝒅𝒆𝒓

Rumus untuk mengubah input RPM menjadi tegangan motor


𝐛𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐭𝐞𝐠𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐨𝐮𝐭𝐩𝐮𝐭
𝐭𝐞𝐠𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐨𝐭𝐨𝐫 = 𝐑𝐏𝐌 𝐱
𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔 𝐤𝐞𝐜𝐞𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐨𝐭𝐨𝐫

22
BAB 5
HASIL DAN PEBAHASAN

Alamat untuk Input dan Output pada PLC


Fungsi Alamat Alamat yang menghubungkan
PLC untuk menjalankan AC
servo motor
Menyalakan servo (ON) M11
Mematikan servo (OFF) M12
Output tegangan (mengatur AQ3
kecepatan)
Input kecepatan R700
Pengukuran suhu AI7
Bacaan encoder I929

Program Output Kecepatan (RPM)

23
Untuk menjalankan program ini, pertama-tama tombol ON harus
dinyalakan agar langkah berikutnya dapat tereksekusi. Setelah itu,
pengguna dapat memilih arah putar dari AC servo motor sesuai dengan
keinginan (CW/ACW). Pada saat saklar CW/CCW dinyalakan, salah satu
dari LED1/LED2 akan menyala dan dapat mengeksekusi perintah dari Rung
3 atau Rung 4. Input kecepatan yang diinginkan dapat dimasukkan pada
R700 dimana nilai tersebut akan dikalikan dengan -0.0033/+0.0033. tanda
+ dan – akan menentukan arah putar pada motor. Lalu hasil dari perkalian
tersebut akan dikeluarkan pada Q dan disimpan pada R45.

Setelah output berupa nilai tegangan dikeluarkan pada R45, nilai tesebut
harus dipindahkan ke AQ3 dimana AQ adalah output dari PLC. Rung 2
memiliki fungsi untuk menjaga agar CW dan ACW tidak dapat dinyalakan
secara bersamaan. Fungsi dari Rung 2 adalah untuk memindahkan nilai 0
ke R700 jika keduanya CW dan ACW nyala pada saat yang bersamaan.
Fungsi dari Rung 5 adalah untuk mengaktifkan output Q2 yaitu dimana
output untuk AC servo motor dipasang secara fisik.

Jika dilihat pada Rung pertama, terdapat saklar dengan nama OFF, Merah
dan M20 yang belum dijelaskan pada penjelasan di atas. Fungsi dari saklar
OFF adalah untuk mematikan AC servo motor. Fungsi dari saklar Merah
adalah untuk mematikan AC servo motor pada saat kondisi dimana suhu

24
motor sudah tidak memungkinkan untuk motor untuk bekerja (program
akan dijelaskan pada bagian selanjutnya). Dan yang terakhir fungsi dari
saklar M20 adalah untuk menjaga coil M20 agar terus menyala karena
tombol saklar yang digunakan pada program yang dibuat adalah push
button. Dimana tombol tersebut hanya berfungsi untuk meng-toggle
keluaran yang ada.

Program Pemantauan dan Peringatan Suhu

25
Pada saat ACW atau CW diaktifkan, program ini baru berjalan. Program ini
bertujuan untuk memberi alarm terhadap suhu AC servo motor. AC servo
motor yang digunakan memiliki tentang suhu kerja antara -10 hingga 40
derajat Celsius. Dimana pada program ini terbagi menjadi tiga peringatan
yaitu lampu hijau untuk menandakan rentang suhu antara 0-30 derajat,
lampu kuning untuk rentang (-10)-0 derajat dan lampu merah untuk rentang
>40 atau >-10 derajat.

Pada saat suhu normal, maka lampu hijau menyala dan akan memberikan
input pada Rung 2. Pada saat suhu melebihi 30 derajat, maka nilai output
akan bernilai 1 dan mengaktifkan lampu berwarna kuning. Dapat dilihat
pada Rung 1, terdapat saklar normally closed dengan nama kuning. Pada
saat lampu kuning menyala, maka saklar tersebut akan terputus dan lampu
hijau akan mati. Untuk menjaga agar lampu kuning tetap menyala, terdapat
sebuah saklar bernama kuning yang diparallel pada Rung 2. Pada saat lampu
kuning menyala, Rung 3 telah diaktifkan dengan saklar kuning.

Pada saat suhu melebihi 40 derajat Celsius, output dari Rung 3 akan
diaktifkan dan menyalakan lampu berwarna merah. Pada saat lampu
berwarna merah menyala, saklar merah pada Rung 2 akan menyala dan
memutus input yang diberikan sehingga lampu kuning akan mati.
Selanjutnya, motor akan berhenti karena saklar merah juga memutus input
untuk seluruh program yang ada. Pada saat suhu menurun, warna lampu

26
akan berubah sesuai parameter yang telah disebutkan tetapi motor tidak
akan berjalan lagi sampai tombol ON pada program sebelumnya dinyalakan
kembali. Proses yang sama juga akan terjadi pada saat suhu motor terus
menurun hingga melebihi -10 derajat Celsius.

Program Pembacaan Nilai Encoder

27
Input dari encoder diterima pada I929 dalam bentuk pulsa digital dan akan
mengaktifkan coil M1. Pada saat coil M1 aktif, maka saklar M1 pada Rung 2 juga
akan aktif dan menjalankan fungsi ADD INT. Setiap kali M1 menyala, maka nilai
pada R100 akan bertambah 1. Selanjutnya, terdapat sebuah timer pada rung 3 yang
berfungsi untuk menghitung waktu selama 1 detik. Pada saat 1 detik telah selesai,
output M4 akan aktif dan Rung 4 akan aktif. Pada rung 4 dilakukan kalkulasi untuk
menghitung kecepatan per detik (RPS).

Setelah RPS dihitung, nilai pada R10 akan dibagi dengan 60 untuk
dijadikan RPM. Rung 6 berfungsi untuk mengirimkan nilai 0 pada R100 setelah 1
detik selesai agar nilai R100 ter-reset kembali. Rung 7, 8, dan 9 berfungsi untuk
memanggil program yang lain karena program ini ditulis pada bagian MAIN. Input
dari encoder masih belum bisa terbaca sehingga program ini masih tidak bisa
dijalankan.

Program Pembacaan Suhu Untuk SCADA

Karena thermocouple memiliki ketidakpastian sebesar 5 derajat Celsius,


pembacaan dengan batas kerja AC servo motor yaitu -10 sampai 40 derajat
Celcius mengalami fluktuasi. Hal ini dikarenakan batas kerja dari
thermocouple adalah -270 hingga 1260 derajat Celsius. Sebenarnya ketidak
pastian sebesar 5 derajat dapat dibilang kecil dalam rentang pengukuran
tersebut. Oleh karena hal ini, dibuatlah sebuah program untuk mengambil rata-
rata dari data suhu yang masuk ke dalam PLC. Nilai suhu yang diambil dari
thermocouple akan terbaca pada AI 7 yang ada pada PV. Setelah melakukan
percobaan trial and error kami memutuskan untuk mengambil data sebanyak
20 data suhu dalam 1 detik karena dianggap dapat merepresentasikan
temperatur yang sesungguhnya. Hal ini berarti setiap satu detik, akan ada satu

28
data yang dihasilkan pada R4444. Dimana data yang keluar tersebut akan
ditampilkan pada grafik di SCADA yang dibuat oleh rekan saya.

Tampilan SCADA untuk keseluruhan program AC servo motor

29
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
- PLC berfungsi untuk mengotomatisasi sebuah proses. Dalam menggunakan
PLC dibutuhkan juga programing device dan operator module.
- Terdapat input dan output dari PLC yang masih harus diolah datanya
sehingga program untuk perhitungan harus dibuat.
- Rata-rata pada pengambilan data diperlukan jika toleransi alat ukur yang
digunakan besar dibandingkan data yang diukur.
- Program yang dibuat berhasil untuk mengatur kecepatan dan arah putar
motor hanya saja pembacaan encoder belum berhasil dibaca oleh program
PLC karena keterbatasan waktu.
- Kecepatan maksimum motor pada sesungguhnya adalah 450 untuk ACW
dan 1800 untuk CW. Hal ini disebabkan tegangan maksimum yang
dikeluarkan oleh PLC dibawah 10V dikarenakan oleh rangkaian eksternal
yang ada

6.2 Saran
- Sebaiknya menggunakan sensor suhu lain jika hanya ingin mengukur suhu
dengan rentang -10 hingga 40 derajat Celsius.
- Agar membuat program lebih mudah, program dapat dibuat dalam bentuk
script.

DAFTAR REFERENSI
- https://meppo.bppt.go.id/index.php
- http://www.plcmanual.com/plc-communications
- https://www.oreilly.com/library/view/writing-word-
macros/9781565927254/ch05s04.html
- https://www.geautomation.com/sites/geautomation/files/userfiles/historica
l/files/rx3i_guide.pdf
- https://unitronicsplc.com/what-is-plc-programmable-logic-controller/
- https://ibrahim6060.weebly.com/function--operation.html
- https://www.polytechnichub.com/advantages-disadvantages-
programmable-logic-controller-plc/
- https://automationforum.in/t/why-plcs-are-used-in-industries-basic-
advantages-of-using-plc/6478

30
- https://www.globalspec.com/learnmore/industrial_computers_embedded_
computer_components/industrial_computing/programmable_logic_control
lers_plcs
- https://www.cimtecautomation.com/parts/c-356-pac-systems-rx3i.aspx
- https://booksite.elsevier.com/9781856176217/appendices/01~Ch11.pdf
- https://electrical-engineering-portal.com/most-popular-plc-programming-
languages

31
32
33

Anda mungkin juga menyukai