Anda di halaman 1dari 33

Biopotential Measurement

FG 5

Annisa Nuraini ,1606828854


Dyla Velia, 1606829825
Fahri Husaini, 1606901520
Muhammad Vadhel, 1606885782
Wiliam Yangjaya, 1606902984

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Departemen Fisika
Peminatan Sistem dan Instrumentasi
Universitas Indonesia
Depok
2019
OUTLINE
Latar Belakang, Rumusan Permasalahan dan Tujuan

Introduction and Principles of Biopotential Measurements

Electrodes for Biopotential Recording

The Biopotential Amplifier

Circuit Enchaments

Measurement Practices

Kesimpulan
Pendahuluan
Definisi dan pengenalan Biopotential Measurement
Fundamental Theory of Biopotential

● Biopotential adalah sebuah potensial listrik yang diukur antar titik didalam sel
hidup, jaringan, organisme dan semua yang menyertai proses biokimia serta
menggambarkan transfer/ penukaran informasi di dalam dan diantara sel-sel
Tujuan
Tujuan penggunaan dan pembelajaran
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

● Memberikan informasi terkait teknologi biopotensial yang memiliki probabilitas untuk


dikembangkan jauh lebih banyak pada dunia instrumentasi medis.
Biopotential Measurement
Biopotential Measurement
Data Pengukuran EMG (Jantung) Data Pengukuran EEG (Gelombang Otak)
Biopotential Measurement
Data Pengukuran EMG (Jantung) Data Pengukuran Gerak Retina Mata
Prinsip Dasar Pengukuran Biopotensial

Sensor Biopotensial (Elektrode) Akusisi data ion menjadi arus listrik


Electrodes for Biopotential
Recording
Spesifikasi
Biopotential Frequency Range Signal Amplitude Electrode

0.05 – 150 Hz
Electrocardiogram (ECG) (diagnostic) 0.1 – 5 mV Surface
0.5 – 40 Hz (monitoring)

Electromyogram (EMG) 25 – 5,000 Hz 0.1 – 100 mV Surface, needle

Electroencephalogram
(EEG) 0.1 – 100 Hz 0.025 – 0.1 mV Surface

Electrooculography
0.1 – 10 Hz 10μV - 100μV Surface
(EOG)
Properties of matter

● Silver–Silver Chloride (Ag-AgCl)


● Gold-plated
● Metal Carbon
● Conductive Polymer
Silver–Silver Chloride (Ag-AgCl)
● Memiliki konduktivitas yang bagus
● Memiliki junction potentials terendah dan paling stabil
● Membutuhkan electro-gel
● Contoh :

○ Reusable silver–silver chloride electrodes

○ Disposable electrodes
Gold Plated
● Memiliki konduktivitas tinggi
● Merupakan material inert
● Memiliki impedansi rendah
● Membutuhkan electro-gel
● Reuseable
● Contoh:

○ Gold disk electrode


Conductive Polymer
● Merupakan material konduktif dan mudah merekat
● Tidak membutuhkan electro-gel
● Memiliki resistansi tinggi
● Tidak bagus untuk low-noise measurement
● Contoh

○ Disposable conductive polymer electrode


Metal Electrode
● Terbuat dari bahan stainless steel atau kuningan
● Membutuhkan electro-gel
● Tahan lama dan dapat digunakan kembali
● Harga yang murah
● Jarang digunakan
Carbon Electrode
● Memiliki resistivitas tinggi
● Memiliki noise yang tinggi
● Harga yang murah
● Fleksibel
● Reuseable
● Jarang digunakan
Contoh Elektroda

(a) Disposable Ag–AgCl electrode


(b) Reusable Ag–AgCl disk electrode
(c) Gold disk electrode
(d) Disposable conductive polymer
electrode
(e) Needle electrode.
Biopotential Amplifier
Elektroda yang digunakan untuk aplikasi bioinstrumentasi memiliki beberapa fitur utama. Fitur tersebut
antara lain, memiliki noise yang rendah, aman bagi tubuh dan tidak menyebabkan iritasi, dapat mendeteksi tegangan
rendah (10uV – 10mV) dan juga pada frekuensi rendah. Untuk membuat elektroda seperti ini digunakan beberapa
bahan seperti perak, emas, polimer, metal carbon, dan lain-lain.

Pada dasarnya elektroda terbagi menjadi dua jenis, yaitu elektroda pasif dan elektroda aktif. Elektroda pasif
merupakan elektroda yang hanya berfungsi untuk mendeteksi tegangan tanpa ada rangkaian lain yang diintegrasikan.
Sedangkan elektroda aktif merupakan elektroda yang sudah terintegrasi dengan beberapa rangkaian seperti rangkaian
penguat, filter, noise cancelation, dan lain-lain. Dalam aplikasi elektroda aktif memiliki fitur lebih, akan tetapi membuat
elektroda aktif menjadi lebih mahal disbanding elektroda pasif.
Elektroda biopotensial biasa digunakan untuk aplikasi EEG (Electroencephalography), ECG
(Electrocardiography), EMG (Electromyography), dan EOG (Electrooculography). Bentuk elektroda yang
digunakan juga bervariasi, mulai dari lempengan pipih hingga berbentuk jarum. Bentuk elektroda tersebut
bergantung pada aplikasi dan posisi penempatan pada tubuh.

Elektroda pada EEG berjumlah 10 – 20 dengan bahan perak atau emas berbentuk lempeng pipih.
Elektroda pada ECG berjumlah 10 – 20 dengan bahan perak atau polimer berbentuk lempeng pipih. Elektroda
pada EMG berjumlah 2 dengan bahan perak berbentuk lempeng pipih dan jarum. Elektroda pada EOG
berjumlah 5 dengan bahan perak berbentuk lempeng pipih.
Circuit Enhancement
Circuit Enhancement for Biopotential Amplifier : Electrical
Interference Reduction
Gambar ini menunjukkan gangguan listrik yang disebabkan oleh id arus perpindahan dari saluran listrik. Arus ini mengalir ke elektroda
ground yang menghasilkan tegangan mode-umum Vc. Sirkuit kaki kanan yang digerakkan di sebelah kanan menggunakan umpan balik
negatif ke elektroda kaki kanan untuk mengurangi tegangan mode-umum yang efektif
Gangguan listrik lingkungan selalu ada, terutama di lingkungan rumah sakit perkotaan.
Circuit Enhancement diinginkan untuk menghilangkan gangguan sebelum memasuki penguat, misalnya, dengan
melindungi subjek, lead, dan instrumen dengan benar dan dengan membumikan subjek dan instrumen tersebut.

Sumber gangguan termasuk sinyal yang diinduksi dari saluran listrik dan kabel listrik; RF dari pemancar,
motor listrik, dan peralatan lainnya; arus yang diinduksi secara magnetis dalam kabel timah;

Gangguan yang diinduksi pada tubuh yang sama dengan elektroda penginderaan biopotensial
disebut gangguan mode umum. Jika arus yang diinduksi adalah id (Induced or Displacement) dan resistansi
terhadap pentanahan adalah R0, maka potensi gangguan mode umum adalah Vc = idR0.
Peningkatan lebih lanjut dimungkinkan dengan menggunakan "sirkuit kaki kanan yang digerakkan."

Lead kaki kanan, dengan konvensi standar, digunakan sebagai ground atau referensi rangkaian.

Sirkuit kaki kanan yang digerakkan menggunakan gagasan cerdas tentang umpan balik negatif dari sinyal mode
umum ke dalam sadapan ini.

Sinyal mode umum dirasakan dari tahap pertama dari penguat instrumentasi, diperkuat dan terbalik, dan
diumpankan kembali ke lead kaki kanan

Pada tahap ini sinyal mode umum direduksi menjadi (idR0) / (1 + 2R2 / R1). Dengan demikian, gangguan mode
umum sangat berkurang pada sumbernya. Sirkuit kaki kanan yang digerakkan bersama dengan CMRR tinggi dari
penguat dan penyaringan memungkinkan pengukuran biopotensial kualitas sangat tinggi.
Criteria Devices and Skin
Preparation
3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran
biopotensial
• penggunaan elektroda
• skin preparation
• environmental interference.
Penggunaan Elektroda

• Bahan elektroda yang biasa dipakai adalah logam yang dilapisi


dengan AgCl. AgCl ini memiliki sifat tidak mudah larut dalam air
sehingga cukup stabil.
• Pemilihan elektroda
1. sifat aman untuk tubuh pasien
2. konduktif sehingga sinyal mudah terbaca
3. tidak menimbulkan artifacts/error.
Skin Preparation
• potensial yang berada pada permukaan kulit dapat
mengalami gangguan karena adanya pergerakan,
sentuhan atau perubahan bentuk yang menyebabkan
perubahan potensial dan menghasilkan artifacts. Selain
itu, pada permukaan kulit juga terdapat sel-sel kulit
mati, resistansi, artifacts, debu ataupun minyak
sehingga perlu adanya persiapan yang dilakukan
terhadap kulit. Diantaranya:
1. pemberian sand paper, mengurangi artifact dan
resistansi kulit.
2. Alkohol atau pembersih, melembabkan dan
membersihkan kulit dari debu dan minyak.
Enviromental Interference

• Enviromental Interference, disebabkan adanya


induksi medan magnet pada leads instrument
dan arus listrik pada badan instrument.
• Hal tersebut dapat diatasi dengan
memberikan choke atau induktor untuk
mengatasi frekuensi yang sangat tinggi dan
filter capacitor untuk menyaring interferensi
elektromagnetik yang tidak diinginkan.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bisa diambil adalah:

● Biopotensial memiliki empat jenis pengukuran (secara umum) yang menggunakan sensor
(elektroda) sebagai transducer dari ion-ion dalam tubuh terhadap arus listrik.

● Elektroda memiliki dua tipe yaitu aktif dan pasif, terkait dengan apakah sensor tersebut
membutuhkan pengkondisian sinyal menggunakan circuit eksternal atau tidak.

● Biopotensial merupakan teknologi yang digunakan pada instrumentasi medis


Referensi
● Webster,John G.1999.The Measurement, Instrumentation,and Sensor Handbook. USA :
CRC Press LLC

● Nishimura, Shunji. 2009. Nishina School Lecture.

Anda mungkin juga menyukai