Anda di halaman 1dari 24

I

Makalah

Energi Batubara

Anggota kelompok:

Josephine 1606903085

Rafael

Nirmala

Universitas Indonesia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fisika

2019
II

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua
cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal
pengkonsolidasian kepada guru serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti
egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk
lebih menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang
kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain

Jakarta, 19 Mei 2019


III

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah…………………………………………….1

2. Rumusan masalah…………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN

I. Batubara secara umum……………………………………………...2

II. Tingkat proses pembentukam……………………………………....4

III. Proses pembentukan batubara……………………………………...5

IV. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses batubara………………..7

V. Jenis endapan- endapan pembentuk batubara………………………11

VI. Proses pembangkit listrik dengan batubara……………………….12

VII. Manfaat batubara………………………………………………….15

VIII. Keuntungan dan kerugian penggunaan batubara…………………16

IX. Solusi permasalahan batubar……………………………………….17

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan……………………………………………………18

2. Referensi………………………………………………….19
1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Batubara merupakan sumber daya alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang telah mati dan
mengalami proses biokimia dan geokimia selama puluhan tahun. Di Indonesia cadangan batubara masih
sangat berlimpah dan memiliki potensi untuk dijadikan alternatif bahan bakar. Akan tetapi, banyak orang
yang tidak tahu cara pengolahan batubara yang benar, jenis-jenis tumbuhan yang bisa dibuat batubara,
dan manfaatnya bagi manusia.

Menjadi salah satu komoditas sumber energi terbesar di dunia, batu bara telah digunakan
menjadi sumber energi sejak lama, dan masih dipakai hingga kini. Besarnya energi yang
dihasilkan, banyaknya deposit yang tersimpan di bumi ini, hingga keuntungan-keuntungan
lainnya menjadikan batu bara masih menjadi primadona. Namun, lamanya proses pembentukan,
hingga dampak penggarapan dan emisi terhadap lingkungan dan kesehatan, menjadikan
pemerintah memutar otak untuk mencari sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan,
serta proses pembuatannya yang cepat.

2. Rumusan Masalah

Dikarenakan banyaknya masalah yang ada maka, dalam pembahasan ini akan kami bahas:

1. Bagaimana proses pengolahan batubara?


2. Apa manfaat batubara?
2

BAB II

PEMBAHASAN

I. Batu Bara Secara Umum

Batu Bara merupakan hasil sedimentasi yang dilakukan oleh pembusukan tumbuhan yang
berlangsung hingga jutaan tahun lamanya. Baru bara ini merupbkan salah satu batuan yang
memiliki ikatan karbon (ini menjadi salah satu ikatan yang diperlukan untuk pengonversian
energy) ditambah unsur-unsur lain seperti hydrogen, sulfur, oksigen, dan nitrogen. Unsur-unsur
ini biasanya terdapat pada sisa hasil fotosintesa sebuah tumbuhan sebelum mengalami
pembusukan, ditambah dengan kandungan-kandungan dari tanah itu sendiri saat mengalami
pembusukan.

A. Berdasarkan zaman dimana batu bara dibuat, dapat dibedakan menjadi 2:

a. Zaman Karbon

Batu bara pada zaman ini terbentuk sekitar 340 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini, hamper
di semua wilayah, terutama di bagian bumi belahan utara ini mempunyai deposit batu bara.
Zaman ini juga merupakan zaman dimana pembentukan batu bara ini sangatlah aktif.

b. Zaman Permian

Batu bara pada zaman ini terbentuk sekitar 270 tahun yang lalu. Pembentukan batu bara ini
biasanya terjadi di lingkungan bagian selatan, seperti Australia, yang lingkunganya gersang,
tidak seperti pada zaman Karbon. Pembentukan batu bara ini terus berlanjut hingga pada zaman
Tersier, yaitu sekitar 70 sampai 17 juta tahun yang lalu

B. Menurut Diessel (1881), material-material ini dapat dibagi menjadi:

a. Alga
3

Pembentukan Batu bara dengan material alga ini terjadi pada zaman pre-kambium hingga zaman
ordovisium. Merupakan bersel tunggal, pembentukan batu bara ini lebih sering terjadi pada alga-
alga hijau. Pada periode ini, sangat sedikit endapan material alga ynag dihasilkan

b. Silofita

Merupakan turunan dari alga, pembentukan batu bara dengan material silofita ini terjadi pada
zaman Silur hingga devon Tengah. Sama seperti alga, sangat sedikit endapan yang terjadi pada
periode ini.

c. Pteridofita

Merupakan tumbuhan berpaku, tumbuhan ini berkembang biak tanpa biji atau bunga, melainkan
dengan spora, dan bertumbuh di iklim yang hangat. Pembentukan batu bara dengan material ini
terjadi pada zaman Devon Atas hingga Karbon Atas, dengan pembentukan pada zaman Karbon
ini bisa dijumpai di daerah Eropa dan Amerika Utara

d. Gimnospermae

Pembentukan batu bara dengan jenis ini terjadi pada zaman Permian hingga Kapur Tengah.
Merupakan tumbuhan dengan biji terbuka, seperti pinus, dan memiliki kadar resin yang tinggi.
Jenis seperti gangamopteris dan glossopteris biasanya dijumpai di daerah seperti Australia, India,
dan Afrika

e. Angiospermae

Pembentukan batu bara dengan tumbuhan berbiji tertutup terjadi pada zaman Kapur Atas hingga
kini. Kaena tumbuhan ini memiliki kadar getah yang rendah dibandingkan dengan tumbuhan
Gimnospermae, tumbuhan ini sulit untuk diawetkan
4

II. Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan
waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas:

a. Antrasit

Merupakan kelas tertinggi pada batu bara, batu bara ini memiliki kadar air kurang dari 8% dan
mengandung 86% - 98% unsur karbon. Karena kadar air yang rendah, dan unsur karbon yang
tinggi, membuat batu bara jenis ini dapat menghasilkan energy yang sangat besar, yaitu sekitar
35000 kkal/g. Batu bara ini memiliki ciri khas dengan warna hitam metalik

b. Bituminus

Mengandung kadar air sekitar 8% - 10%, dan unsur karbon sekitar 60% - 80%, batuan berwarna
hitam atau coklat gelap ini menghasilkan energy lebih dari 8400 kkal/g, namun kurang dari
energy yang dihasilkan oleh batu bara antrasit. Batu bara ini sering digunakan sabagau=I sumber
pembangkit listrik, dan biasanya ditemukan di wilayah Australia

c. Sub Bituminus

Mengandung sekitar 42% hingga 52% unsur karbon, serta 10% hingga 25% kadar air, batuan sub
bituminous ini menghasilkan energy sekitar 5700 kkal/kg sampai dengan 6400 kkal/kg. bautuan
ini mumumnya berwarna coklat gelap hingga hitam batu bara, di antara warna batuan lignit dan
bituminous

d. Lignit
5

Batuan berwarna coklat, dengan tekstur yang lunak karena kadar airnya mencapai 35% hingga
75%. Dengan kandungan karbon sebesar 60% sampai dengan 70%, batuan ini menghasilkan
energy sebesar 4500 kkal/kg hingga 4600 kkal/kg dan hanya lebih besar daripada batuan gambut.

e. Gambut

Batuan berpori ini merupakan akumulasi dari pembusukan tanaman oleh organisme lainnya, dan
sebagai tahap awal dalam pembentukan batuan lignit. Batuan ini sangat lunak karena kadar
airnya mencapai lebih dari 75%. Karena kadar airnya yang sangat tinggi, batuan ini hanya
mampu menghasilkan energy sebesar 1600 kkal/kg, paling kecil dibandingkan kelas-kelas batu
bara lainnya.

III. Proses Pembentukan Batu Bara

Ada dua teori mengenai tempat dan proses pembentukan batu bara (Sukandarrumidi, 1995),
yaitu:

a. Teori Insitu

Teori ini menyatakan material-material pembentuk lapisan batu bara terbentuk di tempat
tumbuhan itu berada. Tumbuhan yang mati, dan belum mengalami transportasi, segera tertutup
oleh lapisan sedimen dan mengalami proses pembatubaraan. Jenis batu bara yang terbentuk pada
cara ini menghasilkan kualitas batu bara yang baik karena penyebarannya luas dan merata, dan
kadar abunya yang kecil

b. Teori Drift
6

Material pembentuk lapisan batubara terjadi di tempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan
semula hidup dan berkembang. Tumbuhan yang telah mati diangkut oleh media air dan
berakumulasi di suatu tempat, tertutup oleh batuan sedimen dan mengalami proses
pembatubaraan Jenis batu bara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran yang
tidak luas, tetapi dijumpai di beberapa tempat, dan kualitasnya kurang baik karena banyak
mengandung material pengotor yang terangkut bersama selama proses pengangkutan dari tempat
asal tumbuhan ke tempat sedimentasi.

Proses pembentukan batu bara itu sendiri terbagi menjadi 2 tahap:

a. Tahap Biokimia

Tahap dimana sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi tersimpan dalam kondisi bebas oksigen
(anaerobik) di daerah rawa dengan sistem pengeringan yang buruk dan selalu tergenang air pada
kedalaman 0,5 meter hingga 10 meter. Material tumbuhan yang busuk ini melepaskan unsur H,
N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O, dan NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh
bakteri anaerobik dan fungi diubah menjadi gambut. Agen utama dalam proses perubahan ini
adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses
pembusukan dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.

b. Tahap Geokimia

Meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bitumins dan akhirnya antrasit dan merupakan
gabungan proses biologi, kimia, dan fisika yang terjadi karena pengaruh pembebanan dari
sedimen yang menutupinya, temperatur, tekanan, dan waktu terhadap komponen organik dari
gambut (Stach, 1982, op cit Susilawati 1992). Pada tahap ini prosentase karbon akan meningkat,
sedangkan prosentase hidrogen dan oksigen akan berkurang (Fischer, 1927, op cit Susilawati
1992). Proses ini akan menghasilkan batu bara dalam berbagai tingkat kematangan material
7

organiknya mulai dari lignit, sub bituminus, bituminus, semi antrasit, antrasit, hingga meta
antrasit.

IV. Faktor Faktor yang mempengaruhi proses pembentukan batu bara antara lain

• Material dasar

Flora atau tumbuhan yang tumbuh jutaan tahun yang lalu, yang kemudian terakumulasi
pada zona fisiografi dengan klan topografi tertentu

• Proses dekomposisi

Proses transformasi biokimia dari material dasar pembentuk batubara menjadi batu bara.

• Umur geologi

Skala waktu yang menyatakan barapa lama material dasar yang diendapkan mengalami
transformasi. Untuk material yang diendapkan dalam skala panjang, maka proses
dekomposisi yang terjadi adalah fase lanjutan klan yang menghasilkan batu bara dengan
kandungan karbon yang tinggi.

• Posisi geotektonik

Letak geografis suatu proses pembentukan batu bara itu terjadi

Indonesia dan Batu Bara

Sebagai produsen dan eksportir batu bara terbesar kelima di dunia, Batu bara tentu menjadi
sumber energy utama. Penggunaan batu bara sebagai sumber energy bahkan hanya kalah dari
minyak bumi (50%) dengan presentase 24% (data tahun 2011) dan diperkirakan pada tahun 2025
akan mencapai presentase pengunaan 30%. Bahkan,menurut CNN, Batu bara masih akan
menjadi sumber energy sampai tahun 2050.
8

Data di atas menunjukkan perbandingan cadangan batu bara yang ada di seluruh dunia. Pada data
di atas ini, Indonesia menempati peringkat kelima sebagai produsen batu bara dengan volume
(setara juta ton minyak) sebesar 255.7 juta ton. Ini berarti batu bara masih menjadi komoditas
utama sumber energy di Indonesia, yang masih belium tergantikan oleh sumber energy manapun.
9

Sementara untuk sektor ekspor, perkembangan eksport batu bara di Indonesia meningkat
selama 11 tahun terakhir, denagn nilai tertinggi berada di angka 402 juta ton pada tahun 2013.
Namun, pada tahun 2019, diproyeksikan bahwa ekspor batu bara akan mengalami penurunan
signifikan, yaitu sekitar 160 juta ton, turun 151 juta ton dari tahun sebelumnya (311 juta ton)
dengan produksi batu bara diperkirakan mencapai 400 juta ton, turun 25 juta ton dari tahun
sebelumnya. Ini merupakan bukti adanya keseriusan pemerintah unutk mengurangi penggunaan
batu bara, untuk dicarikan energy alternative yang lebih ramah lingkungan dan terbarukan dari
pada batu bara.
10

Sementara untuk cadangan batu bara terbesar di Indonesia, terletak di provinsi-provinsi berikut:

1. Sumatra Selatan

2. Kalimantan Selatan

3. Kalimantan Timur

Daerah-daerah lain diluar yang disebutkan tadi memang tetap mempunyai cadangan batu bara,
namun daerah-daerah tersebut tidak bisa menyaingi cadangan batu bara yang ada di 3 provinsi
tadi.

V. Sementara itu, jenis endapan-endapan pembentuk batu bara yang ada di Indonesia
dibagi menjadi 2:

a. Endapan Eosen

Endapan ini terbentuk pada jaman Tersier Bawah (sekitar 45 juta tahun yang lalu) dan dsebabkan
oleh adanya tatanan tektonik ekstensional pada cekungan sedimen di Sumatra dan Kalimantan.
Endapan ini terjadi di cekungan Pasir dan Asam-asam, Kutai Atas, Tarakan, Melawi, Ketungau,
Ombilin, & Riau
11

b. Endapan Miosen

Endapan ini terjadi karena Terjadi transgersi marin pada kawasan luas dimana terendapkan
sedimen marin klastik yang tebal dan perselingan batu gamping. Endapan ini terjadi pada zaman
Tersier Atas (sekitar 20 juta tahun yang lalu) dan terdeposisi pada lingkungan fluvial, delta, dan
pantai bagian Sumatra Timur.

VI. Proses Pembangkit Listrik Menggunakan Batubara

Pada PLTU batubara, batubara akan dimasukkan ke dalam boiler untuk dibakar. Lalu terdapat pipa
yang dialiri air yang akan melewati boiler sehingga panas dari pembakaran batubara akan
memanaskan air yang lewat tersebut. Selanjutnya, uap yang ada akan menggerakkan turbin yang
ada dan generator akan menghasilkan listrik. Uap yang ada akan di dinginkan menggunakan
kondenser sehingga air dapat digunakan kembali. Transformer step up akan digunakan untuk
menaikkan tegangan listrik untuk mengirim listrik ke daerah perumahan dan listrik akan di step
down agar dapat digunakan oleh konsumen.
12

Metode Pembakaran Batubara

1. Pembakaran Lapisan Tetap (Fixed Bed Combustion)

Metode lapisan tetap menggunakan stoker boiler untuk proses pembakarannya. Sebagai bahan
bakarnya adalah batubara dengan kadar abu yang tidak terlalu rendah dan berukuran
maksimum sekitar 30mm. Selain itu, karena adanya pembatasan sebaran ukuran butiran
batubara yang digunakan, maka perlu dilakukan pengurangan jumlah fine coal yang ikut
tercampur ke dalam batubara tersebut. Alasan tidak digunakannya batubara dengan kadar abu
yang terlalu rendah adalah karena pada metode pembakaran ini, batubara dibakar di atas
lapisan abu tebal yang terbentuk di atas kisi api (traveling fire grate) pada stoker boiler. Bila
kadar abunya sangat sedikit, lapisan abu tidak akan terbentuk di atas kisi tersebut sehingga
pembakaran akan langsung terjadi pada kisi, yang dapat menyebabkan kerusakan yang parah
pada bagian tersebut. Oleh karena itu, kadar abu batubara yang digunakan untuk tipe boiler ini
adalah sekitar 10 – 15%. Dengan minimum lapisan abu yang diperlukan untuk pembakaran
adalah 5cm.

2. Pembakaran Batubara Serbuk (Pulverized Coal Combustion)

Pada PCC, batubara diremuk dulu dengan menggunakan coal pulverizer (coal mill) sampai
berukuran 200 mesh (diameter 74μm), kemudian bersama – sama dengan udara pembakaran
disemprotkan ke boiler untuk dibakar. Pembakaran metode ini sensitif terhadap kualitas
13

batubara yang digunakan, terutama sifat ketergerusan (grindability), sifat slagging, sifat
fauling, dan kadar air (moisture content). Batubara yang disukai untuk boiler PCC adalah yang
memiliki sifat ketergerusan dengan HGI (Hardgrove Grindability Index) di atas 40 dan kadar
air kurang dari 30%, serta rasio bahan bakar (fuel ratio) kurang dari 2. Pembakaran dengan
metode PCC ini akan menghasilkan abu yang terdiri diri dari clinker ash sebanyak 15% dan
sisanya berupa fly ash.

3. Pembakaran Lapisan Mengambang (Fluidized Bed Combustion)

Pada pembakaran dengan metode FBC, batubara diremuk terlebih dulu dengan menggunakan
crusher sampai berukuran maksimum 25mm. Tidak seperti pembakaran menggunakan stoker yang
menempatkan batubara di atas kisi api selama pembakaran atau metode PCC yang menyemprotkan
campuran batubara dan udara pada saat pembakaran, butiran batubara dijaga agar dalam posisi
mengambang, dengan cara melewatkan angin berkecepatan tertentu dari bagian bawah boiler.
Keseimbangan antara gaya dorong ke atas dari angin dan gaya gravitasi akan menjaga butiran
batubara tetap dalam posisi mengambang sehingga membentuk lapisan seperti fluida yang selalu
bergerak. Kondisi ini akan menyebabkan pembakaran bahan bakar yang lebih sempurna karena
posisi batubara selalu berubah sehingga sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik dan mencukupi
untuk proses pembakaran.

Karena sifat pembakaran yang demikian, maka persyaratan spesifikasi bahan bakar yang akan
digunakan untuk FBC tidaklah seketat pada metode pembakaran yang lain. Secara umum, tidak
ada pembatasan yang khusus untuk kadar zat terbang (volatile matter), rasio bahan bakar (fuel
ratio) dan kadar abu. Bahkan semua jenis batubara termasuk peringkat rendah sekalipun dapat
dibakar dengan baik menggunakan metode FBC ini. Hanya saja ketika batubara akan dimasukkan
ke boiler, kadar air yang menempel di permukaannya (free moisture) diharapkan tidak lebih dari
4%. Selain kelebihan di atas, nilai tambah dari metode FBC adalah alat peremuk batubara yang
dipakai tidak terlalu rumit, serta ukuran boiler dapat diperkecil dan dibuat kompak.

Bila suhu pembakaran pada PCC adalah sekitar 1400 – 1500℃, maka pada FBC, suhu pembakaran
berkisar antara 850 – 900℃ saja sehingga kadar thermal NOx yang timbul dapat ditekan. Selain
14

itu, dengan mekanisme pembakaran 2 tingkat seperti pada PCC, kadar NOx total dapat lebih
dikurangi lagi.

Jumlah Udara Untuk Membakar Batubara

Untuk pengoperasian boiler dengan efisien, maka perlu diketahui rasio ideal jumlah batubara dan
udara yang ada di dalam boiler. Pada teori, rasio ideal jumlah udara dan batubara dapat dihitung.
Tetapi pada kenyataan, pembakaran tidak akan pernah terjadi secara ideal. Oleh karena itu, agar
pembakaran dapat terjadi secara sempurna, dibutuhkan jumlah udara yang lebih dari perhitungan
teoritis. Jumlah udara lebih yang ada pada boiler dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

Jumlah udara lebih = 100 x 20.9%/(20.9% - O2%)- 100%

Dimana O2 merupakan unsur oksigen yang diukur pada outlet boiler

Secara normal, jumlah udara lebih pada pembakaran batubara berkisar antara 15-20%. Untuk
menentukan jumlah udara lebih yang dibutuhkan, dapat dihitung dengan stoikiometri dengan
perbandingan unsur kimia yang ada pada boiler. Jika terjadi ketidak sesuaian jumlah udara dan
bahan bakar yang ada maka dapat terbentuk jelaga, asap, dan karbon monoksida yang
menyebabkan perpindahan panas pada boiler terhambat sehingga efisiensi akan menjadi rendah,
dan pola api dapat menjadi tidak stabil sehingga menyebabkan adanya potensi ledakan.

VII. Manfaat Batubara

1. Sumber Tenaga Pembangkit Listrik


15

Batubara menjadi salah satu bahan bakar utama pada pembangkit listrik di beberapa negara seperti
China, India, Australia, Jepang, Jerman dan beberapa negara lain. Batubara menjadi bahan bakar
yang dikonversikan ke dalam bentuk uap panas dan menjadi sumber tenaga pembangkit listrik.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh batubara dapat mencapai tegangan sekitar 400 ribu Volt.

2. Industri Produksi Baja

Sebuah industri yang menghasilkan baja bergantung pada ketersediaan sumber batubara. Produksi
baja mentah banyak memakai metalurgi batubara dari bahan batubara kokas. Pada produksi baja,
dibutuhkan karbon dan bahan besi. Dimana karbon dari batubara dapat menghasilkan panas
dengan suhu tinggi sehingga dapat mendukung produksi baja.

3. Bahan Bakar Cair

Batubara dapat diubah dalam bentuk bahan bakar cair dan sangat efektif untuk menggantikan
bahan bakar minyak. Pada dasarnya, pengolahan batubara menjadi bahan bakar cair dapat
dilakukan dengan cara melarutkan batubara bubuk atau bongkahan dengan suhu tinggi. Produk
batubara cair dapat dimurnikan dengan cara di proses ulang dan bias menghasilkan bahan bakar
minyak dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan yang didapatkan dari kilang minyak. Negara
yang sudah memakai sistem ini adalah afrika.

VIII. Keuntungan Penggunaan Batubara

Seperti yang diketahui, sampai saat ini masih terdapat sangat banyak pembangkit listrik yang
menggunakan batubara sebagai sumber energi utama. Hal ini dikarenakan terdapat keuntungan-
keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan batubara. Diataranya adalah karena harga yang
murah. Jika dibandingkan dengan bahan bakar yang lain, batubara memiliki harga yang sangat
murah, bahkan lebih murah dibandingkan minyak. Batubara memiliki harga yang terjangkau
dikarenakan sumbernya yang banyak di Indonesia. Selain itu, penambangan batubara juga
terbilang cukup mudah untuk dilakukan. Di indonesia, batubara terdapat di permukaan tanah
sehingga penambangan batubara dapat dilakukan hanya dengan mengeruk batubara yang ada tanpa
membutuhkan alat untuk mengebor ke dalam tanah. Tidak seperti pengambilan minyak yang
16

membutuhkan pengeboran yang cukup dalam. Karena alasan tersebut, batubara sampai saat ini
masih menjadi salah satu sumber energi utama yang digunakan di Indonesia.

Kerugian Penggunaan Batubara

Terdapat beberapa kerugian yang terjadi karena penggunaan batubara. Permasalahan paling utama
dalam penggunaan batubara adalah pembakaran batubara menghasilkan banyak zat-zat berbahaya
seperti karbon monoksida, selenium, arsen, dan merkuri. Selain itu, pembakaran batubara juga
menghasilkan limbah dalam jumlah yang besar dan menghasilkan CO2 yang dapat memperburuk
efek rumah kaca. Dalam segi kesehatan, para pekerja tambang batubara dapat memiliki masalah
kesehatan paru-paru.

IX. Solusi Permasalahan Batubara

Untuk permasalahan CO2 yang dihasilkan dari pembakaran batubara, kini telah ditemukan metode
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Yaitu dengan metode Carbon Capture and Storage
(CCS). CO2 yang dihasilkan dari pembakaran akan dikirim ke dalam tanah atau ke dalam laut
untuk disimpan dan mencegahnya untuk naik ke atmosfer. Dengan metode ini, CO2 yang dilepas
ke atmosfer dapat berkurang hingga 90%. Biasanya lahan yang digunakan untuk penyimpanan
CO2 adalah tanah bekas pertambangan minyak atau tanah yang sudah di bor cukup dalam sehingga
dapat mengurangi biaya untuk pengeboran. CO2 biasanya akan dibawa dengan menggunakan
pipa-pipa dalam tanah (metode paling murah). Meskipun sudah ditemukan metode untuk
mengurangi kadar CO2 dalam lingkungan, metode ini membutuhkan biaya yang sangat besar
untuk dilaksanakan. Menurut Carbon Capture association, Sampai saat ini tercatat hanya terdapat
21 tempat untuk CSS di dunia, dan terdapat 17 CSS yang sedang dalam pembangunan dan
perencanaan. Diestimasikan, biaya per tahun untuk melakukan CSS adalah $100M.
17

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Walaupun Batu Bara dapat menghasilkan energi yang besar untuk memenuhi kehidupan sehari –
hari, proses pembentukan batu bara dan kontroversi-kontroversi yang dihasilkan oleh batu bara,
baik bagi lingkungan maupun manusia, membuat Pemerintah segera/ mengusahakan mencari
energi alternatif lain yang memungkinkan untuk setidaknya mengurangi penggunaan batu bara.

2. Referensi
• https://www.scribd.com/document/326837829/Kelebihan-Dan-Kekurangan-Batubara
18

• https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/kekurangan-dan-kelebihan-bahan-bakar-fosil
• http://www.ccsassociation.org/what-is-ccs/
• https://www.theguardian.com/environment/2008/sep/05/carboncapturestorage.carbonemissions1
• https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/manfaat-batubara
• https://manfaat.co.id/manfaat-batu-bara-dalam-kehidupan-sehari-hari
• https://media.neliti.com/media/publications/108241-ID-studi-perbandingan-simulasi-proses-
pemba.pdf
• https://www.kompasiana.com/gaeksyah/54f84c07a33311f67d8b45b9/teknologi-pembakaran-
pada-pltu-batubara
• http://hmt.mining.itb.ac.id/batubara-sebagai-sumber-energi/

• http://www.ptba.co.id/id/read/the-occurence-of-coal

• https://www.popularmechanics.com/technology/infrastructure/news/a27886/how-does-clean-
coal-work/

• https://amazingribs.com/more-technique-and-science/grill-and-smoker-setup-and-
firing/science-charcoal-how-charcoal-made-and

• https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180509092041-92-296811/batu-bara-tetap-jadi-
sumber-energi-utama-hingga-2050

• https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/batu-bara/item236?
19
20
21

Anda mungkin juga menyukai