PRAKTEK KERJALAPANGAN
Oleh
Oleh
Oleh
Mengetahui:
Ketua Program Studi Teknologi Rekayasa Utilitas
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali
Kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena bisa
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dengan baik. Laporan ini
disusun untuk memenuhi tugas sebagai mahasiswa di Jurusan Teknik Mesin
Politeknik NegeriBali
Sejak dimulainya Praktik Kerja Lapangan hingga penyusun laporan ini, kami
mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,melalui
kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak I Nyoman Abdi, S.E., M.eCom., selaku Direktur Politeknik Negeri Bali
2. Bapak Dr. Ir. I Gede Santosa, M.Erg, selaku ketua jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Bali yang telah mengadakan mata kuliah Praktik Kerja
Lapangan ( PKL ).
3. Bapak I Kadek Ervan Hadi Wiryanta, ST., MT, selaku Sekretaris Jurusan
TeknikMesin.
4. Bapak Dr. Made Ery Arsana, ST., MT, selaku Ketua Program Studi Teknologi
Rekayasa Utilitas.
5. Bapak Dr. Adi Winarta, ST., MT, selaku dosen pembimbing Praktik Kerja
Lapangan.
6. Bapak A.A. Ngurah Catur Krisnawan selaku Chief Engineering yang selalu
membimbing saya memberikan ilmu baik praktek maupun teori yang membuat
penulis bisa menangani masalah – masalah yang terjadi di tempat PKL.
7. Para dosen, staf administrasi, dan teman-teman mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Bali yang telah banyak membantu.
8. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan dukungan
moral dan material.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna dan masih ada
kekurangan oleh karena itu kami mengharapkan saran dari semua pihak guna
perbaikandi kesempatan berikutnya. Semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini
bisa bermanfaat.
1.2. Tujuan
Dalam penulisan laporan ini didasari beberapa tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan laporan ini adalah :
AHU/
Ruangan A
AHU/
Ruangan B
AHU/
Ruangan C
AHU/
Ruangan D
c. Filter, merupakan penyaring udara dari debu, bakteri dan partikel kecil
lainnya.
5. Mesin Chiller
Chiller atau mesin refrigerasi adalah peralatan yang biasanya
menghasilkan media pendingin utama untuk bangunan gedung, dengan
mengkonsumsi energi secara langsung berupa energi listrik, termal atau
mekanis, untuk menghasilkan air dingin (chilled water) dan membuang kalor
ke udara (atmosfir) melalui menara pendingin (cooling tower) atau kondensor.
Mesin utama dari sebuah chiller adalah kompresor. Fungsi Chiller dalam sistem
tata udara adalah mendinginkan media air, dimana air disinggungkan pada
bagian evaporator chiller. Air kemudian dialirkan ke AHU (Air Handling Unit)
ataupun Pada Chiller terdapat beberapa parameter yang menunjukkan unjuk
kerjanya, antara lain : suhu air masuk (inlet) ke evaporator dan suhu air keluar
(outlet) dari evaporator, tekanan discharge, serta tekanan suction.Dengan
pembacaan suhu inlet dan outlet maka dapat ketahui kapasitas atau kemampuan
chiller untuk mendinginkan air. FCU (Fan Coil Unit) untuk diambil dinginnya
dan dihembuskan ke ruangan.
Kompreso
r
Panel
Kontrol
Evaporato
r
Kondenso
Katup r
Ekspansi
Adapun komponen dari chiller ini tidak jauh berbeda dengan komponen siklus
refigerasi yang terjadi pada AC langsung. Komponen komponen tersebut adalah,
sebagai berikut:
a. Kompresor
Merupakan alat yang paling vital dalam sebuah rangkaian chilller
dimana kompresor merupakan alat yang berfungsi sebagai sarana untuk
mensirkulasi gas freon ke kondensor dan sebaliknya dimana sirkulasi
tersebut terdapat proses gas freon dari liquid menjadi gas dan sebaliknya
sehingga mendapatkan pengembunan yang cukup dan itulah disebut proses
pendinginan.
b. Kondensor
Di dalam kondenser terjadi proses pekepasan kalor dari gas refrigerant
ke medium pendingin kondenser (air), sehingga refrigerant mengalami
perubahan fase dari fase gas ke fase cair sedangkan temperatur air
pendingin setelah keluar kondenser naik.
c. Evaporator
Refrigerant cair dari kondensor mengalir masuk ke cooler (evaporator)
setelah mengalami ekspansi di katup ekspansi. Pada waktu masuk cooler
temperatur dan tekanan refrigerant turun dalam fasa campuran. Kemudian
refrigerant menguap pada temperatur rendah sambil menyerap kalor dari air
dingin, fasa refrigerant seluruhnya menjadi uap dan dihisap kembali
kedalam kompresor.
d. Katup Ekspansi
Refrigerant yang keluar dari kondensor dalam keadaan fasa cair dengan
temperatur dan tekanan yang tinggi. Pada saat masuk kedalam katup
ekspansi terjadi proses penurunan tekanan refrigerant sehingga refrigerant
dapat menguap (sambil menyerap kalor) pada temperatur rendah didalam
cooler.
e. Panel Kontrol
Panel kontrol merupakan suatu komponen yang digunakan untuk
mengetahui dan memeriksa batasan-batasan dalam pengoperasian chiller.
Di dalam panel kontrol terdapat beberapa komponen lainnya, yaitu:
a) Freeze Protection Thermostat Sensor
Alat ini mendeteksi temperatur air dingin yan keluar dari cooler. Bila
temperatur air dingin terlalu rendah, lebih rendah dari set point
thermostat, kontroler akan mematikan kompresor. Pada umumnya
tempratur air dingin keluar dari cooler adalah pada rentang 4-10oC.
b) Oil Pressure Cut Off
Kontroler ini akan mematikan motor kompresor jika perbedaan antara
Suction Kompresor dan Discharge Pompa Oli berada dibawah harga
minimum yang aman.
Pada umumnya switch kontroler akan membuka (open) jika harga
differensialnya sekitar 10 psi dan akan menutup kembal jika naik sekitar
15 psi.
c) High & Low Pressure Cut Off
High pressure switch akan mematikan motor kompresor sebelum
tekanan Discharge kompresor mencapai harga setting relief valve. Low
Pressure Switch akan mematikan motor kompresor sebelum tekanan
cooler (evaporator) mencapai harga yang bersesuaian dengan temperatur
refrigerant 32oF. Sebagai contoh untuk sistem yang menggunakan R-12
akan menutup pada posisi 50 psi dan akan membuka pada 33 psi.
d) Capacity Control
Fungsi dari kontrol kapasitas sistem adalah untuk mengatur kapasitas
pemompaan refrigerant dari kompresor secara otomatis yang disesuaikan
dengan beban pendingin yang ada. Sensor dari alat ini mendeteksi
temperatur air dingin yang masuk ke cooler. Sinyal dari sensor masuk ke
rangkaian kontroler. Jika temperatur air dingin berada di bawah/atas
setpoint thermostat, kontroler akan mengatur bukaan selenoid valve yang
selanjutnya secara sekuensial akan mengatur pembebanan dari satu atau
dua set silinder kompresor.
Berdasarkan sistem pendinginannya chiller dibagi menjadi :
a. Air Cooled Chiller (ACC)
Mesin refrigerasi dengan pendinginan udara (Air Cooled Chiller) pada
prinsipnya hampir sama dengan split duct AC, tetapi dalam ukuran besar.
Unit mesin ini pada umumnya berada diatas atap beton dari sebuah
bangunan. Komponen utama dari 1 unit ACC adalah 2 kompresor atau
lebih, dengan katup ekspansi dan evaporator berada dalam unit utama,
termasuk kondensornya. Evaporator mendinginkan air dan air dingin
disirkulasi ke setiap tingkat melalui alat pengatur udara AHU/FCU. Dari
AHU dengan blower besar menyalurkan udara dingin, yang diperoleh dari
hembusan melalui pipa-pipa aliran air dingin unit utama diatas, ke ruangan
yang akan dikondisikan.
Udara dingin yang masuk kedalam ruangan dari AHU ini diatur dengan
diffuser yang ada disetiap ruangan, atau kadang-kadang dengan pipa-pipa
langsung ke ruangan melalui alat kipas koil (Fan coil unit) atau disingkat
FCU. Dalam desain gedung, bila menggunakan Air Cooled Chiller perlu
diperhatikan lokasi dan luas atap beton untuk penempatan unit-unit
chillernya. Yang sering kurang diperhatikan dalam desain atap untuk Air
Cooled Chiller adalah akses untuk pemeliharaan unit tersebut. Ada kalanya
terjadi perubahan desain dari Water Cooled Chiller ke Air Cooled Chiller,
karena terutama masalah waktu instalasi ataupun keadaan air setempat.
Chiller dapat dibuat dengan prinsip siklus refrigerasi kompresi uap atau
sistem absorbsi. Sistem refrigerasi yang digunakan dalam chiller tidak jauh
berbeda dengan AC biasa, namun perbedaannya adalah pertukaran kalor pada
sistem chiller tidak langsung mendinginkan udara melainkan mendinginkan
fluida lain yaitu air. Pada evaporator terjadi penarikan kalor. Heat Exchanger
disini mungkin berupa pipa yang didalamnya terdapat pipa. Di pipa yang lebih
besar mengalir air sedangkan pipa yang lebih kecil mengalir refrigeran (bagian
evaporator siklus refrigerasi).Siklus Cooling Water seperti dijelaskan
sebelumnya dalam chiller juga terdapat perangkat refrigerasi yang sistemnya
terdapat bagian yang menarik kalor dan membuang kalor. Dalam hal
pembuangan kalor sering kali chiller menggunakan cooling tower dengan
perantara air untuk media pembuangan kalornya.
Hampir sama dengan chilled water, pertukaran kalor chiller pada
kondensornya juga melalui perantara air. Air dialirkan melalui kondensor.
Kondensor ini juga merupakan Heat exchanger berupa pipa yang didalamnya
terdapat pipa. Pipa yang lebih besar untuk aliran air dan pipa yang lebih kecil
untuk aliran refrigeran. Di Heat exchanger ini terjadi pertukaran kalor dimana
kalor yang dibuang kondensor diambil oleh air.
Akibatnya air yang telah melewati kondenser akan menjadi lebih hangat.
Kemudian air ini dialirkan ke cooling tower untuk didinginkan dengan udara
luar. Setelah air ini menjadi lebih dingin, kemudian dialirkan kembali ke
kondensor untuk mengambil kalor yang dibuang kondensor. Jadi dari siklus
refrigerasi yang dijelaskan diatas untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 2.14.
Radisson Blu® adalah merek hotel kelas atas yang memberikan layanan
positif dan personal di ruang bergaya. Dicirikan oleh perhatian pada detail kecil
dan filosofi layanan Yes I Can!SM, hotel Radisson Blu dirancang untuk membuat
perbedaan besar dan menginspirasi pengalaman tak terlupakan di setiap masa inap.
Melalui layanan pribadi dan nuansa lokal, setiap menginap di hotel Radisson Blu
menawarkan pengalaman tamu yang benar-benar individual. Hotel Radisson Blu
berada di kota-kota besar, gerbang bandara utama, dan tujuan rekreasi.
400 Hotel :
• EMEA 317 Hotel
• Asia Pasifik 74 Hotel
• Amerika 9 Hotel
Radisson® adalah merek hotel kelas atas yang menghadirkan keramahan
terinspirasi Skandinavia dan memungkinkan para tamu untuk fokus pada
keseimbangan kerja/kehidupan dan menemukan lebih banyak harmoni dalam
pengalaman perjalanan mereka. Kami berkomitmen untuk membangun hubungan
pribadi yang bermakna dengan tamu dan memiliki sikap Yes I Can!TM untuk
memastikan kepuasan setiap tamu. Radisson menghadirkan solusi yang berempati
terhadap tantangan perjalanan modern, termasuk Jaminan Kepuasan Tamu 100%.
Hotel kami berada di pinggiran kota dan pengaturan kota, dekat bandara dan tujuan
rekreasi.
217 Hotel :
• Amerika 162 Hotel
• Asia Pasifik 54 Hotel
• EMEA 1 Hotel
Radisson RED® adalah merek hotel layanan pilihan kelas atas yang
menghadirkan sentuhan menyenangkan pada konvensional. Hotel Radisson RED
menyuntikkan kehidupan baru ke dalam keramahan melalui layanan informal ke
mana pun pergi, suasana sosial yang menunggu untuk dibagikan dan desain berani
yang memulai kesenangan. Hotel Radisson RED berada di lokasi perkotaan yang
ramai di mana wisatawan memiliki kesempatan unik untuk menyesuaikan masa
inap mereka dengan gaya mereka.
Total 19 Hotel :
• EMEA 9 Hotel
• Asia Pasifik 5 Hotel
• Amerika 5 Hotel
Country Inn & Suites® by Radisson adalah merek hotel kelas menengah
atas yang terinspirasi oleh rasa memiliki, komunitas, dan pengalaman bersama,
Country Inn & Suites by Radisson menghadirkan kehangatan pedesaan modern
melalui desain, produk, dan layanan yang mengundang, sehingga semua tamu
merasa seperti mereka dipersilakan dan bahwa mereka penting. Fasilitas merek
yang khas meliputi Wi-Fi gratis, sarapan panas gratis, pusat kebugaran, dan Read
It & Return Lending Library®.
Total 538 Hotel :
• Amerika 507 Hotel
• Asia Pasifik 31 Hotel
Prizeotel adalah brand hotel ekonomi modern dengan konsep hotel yang
keren dan high design, terjangkau untuk semua kalangan. Setiap detail yang berani
dan khas dirancang oleh desainer top New York, Karim Rashid, mulai dari tata
letak kamar dan koridor hingga lobby lounge, memastikan setiap prizeotel adalah
hotel bermerek yang khas.
Lokasi prizeotel menampilkan ruang penuh warna dan modern yang
menawarkan suasana nyaman dan bersih yang merupakan penyeimbang sempurna
untuk jadwal sibuk para pelancong. prizeotel mengandalkan teknologi paling
modern, mulai dari kenyamanan tidur yang optimal hingga reservasi hotel kapan
saja dari lokasi mana pun. prizeotels saat ini berlokasi di pusat kota dekat
transportasi umum, tempat makan, dan situs lokal.
Total: 10 Hotel
• EMEA 10 Hotel
Kapasitas pendinginan FCU lebih kecil dari AHU, maka dari itu dalam
sistem AC sentral, FCU digunakan dalam ruangan yang lebih kecil seperti di
kamar hotel. Berikut adalah gambar dari unit FCU di kamar hotel Radisson Blu
Bali Uluwatu :
Terminal of
L N Va2 Va1 Low Med Hi thermostat
L
220V~
N
50 Hz
PE
Fan Coil
N Va2 Va1 Low Med Hi Unit control
box
3. Sistem Kelistrikan
Sumber listrik 1 phasa masuk menuju terminal Line (L) dan Netral
(N) pada thermostat kemudian masuk menuju box kontrol FCU. Pada thermostat
dan box kontrol FCU terdapat terminal untuk kecepatan putaran motor yaitu High
(Hi), Medium (Med) dan Low (Low) dan pengaturan untuk cooling valve (Va1)
dan heating valve (Va2). Pada hotel Radison Blu Bali Uluwatu hanya digunakan
cooling valve.
Kecepatan putaran motor ini diatur melalui thermostat (Hi, Med,
Low) kemudian diproses menuju unit FCU dan kemudian menuju ke motor
blower. Pengaturan untuk buka tutup motorized valve tergantung dari settingan
temperatur thermostat.
4.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan, maka dapat
penulis simpulkan bahwa sistem instalasi FCU di kamar hotel Radisson Blu Bali
Uluwatu menggunakan thermostat untuk sistem kontrolnya yang terdapat pada
setiap ruangan dan terhubung dengan motorized valve yang berfungsi untuk
mengatur aliran air ke sistem FCU secara otomatis mengikuti settingan suhu
thermostat.
4.2 Saran-Saran
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan penulis dapat memberikan
saran antara lain :
1. Saran untuk Penulis :
Diharapkan aktif dan selalu bertanya kepada pembimbing lapangan
terhadap sesuatu yang dianggap kurang mengerti.
2. Saran untuk Perusahaan :
Pada sistem instalasi FCU perlu dilakukan perawatan secara berkala baik
dalam skala kecil maupun besar, untuk meminimalisir terjadinya
permasalahan dan kerusakan pada sistem, unit maupun instalasi dan juga
untuk memaksimalkan kinerja dari FCU itu sendiri. Kemudian dalam
melakukan proses perawatan/perbaikan FCU sangatlah susah untuk
dijangkau sehingga perlu dibuatkan akses yang lebih mudah seperti
pembuatan mainhole yang lebih besar dan presisi.
3. Saran untuk kampus :
Diharapkan hubungan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan agar
selalu ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA