Anda di halaman 1dari 80

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Suatu bangunan yang dirancang baik oleh seorang arsitek maupun mahasiswa arsitektur
tentu memerlukan ilmu konstruksi bangunan pada saat perancangan agar dapat
menunjang kenyamanan, keselamatan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan yang
dirancang. Dalam ilmu konstruksi bangunan, mahasiswa akan mempelajari tentang elemen-
elemen bangunan, salah satunya adalah pengetahuan Utilitas Dasar sebagai salah satu penunjang
suatu bangunan sederhana.

Pemahaman mengenai Utilitas Bangunan sangat penting dalam proses mendesain suatu
bangunan. Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian kominikasi
dan mobilitas dalam bangunan.

Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang
dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur, perancangan
struktur, perancangan interior dan perancangan lainnya.

Beberapa bangunan yang sudah dirancang kadang tidak dapat berfungsi dengan
baik apabila fasilitas yang digunakan tidak sesuai atau tidak lengkap untuk menunjang
fungsi bangunan tersebut.

Hal tersebut dikarenakan sang arsitek kadang kurang memperhatikan mengenai


kelengkapan fasilitas dalam bangunan yang dirancang.Akibatnya pengguna ruang tersebut
menjadi tidak nyaman dan tidak puas dalam menggunakan ruang-ruang didalamnya.

Oleh karena itu, perancangan suatu bangunan harus memperhatikan dan


menyertakan fasilitas yang sudah dikoordinasikan dengan perancangan arsitektur, perancangan
struktur dan interior dari bangunan tersebut.

1
I.1.2 Penerapan Pengkondisian Udara

Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan dan kesegaran hidup dalam rumah tinggal atau
bangunan – bangunan bertingkat, khususnya di daerah beriklim tropis dengan udara yang panas
dan tingkat kelembaban tinggi, diperlukan usaha untuk mendapatkan udara segar, baik udara segar
dari alam maupun aliran udara buatan.

Salah satu fasilitas yang bisa digunakan untuk mengatur suhu dalam ruang, sehingga
terciptanya kenyamanan bagi penghuni rumah adalah fasilitas pengkondisian udara.

Pengkondisian udara adalah perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu, kelembaban,
kebersihan dan pendistribusiannya secara serentak guna mencapai kondisi nyaman yang
diperlukan oleh orang yang berada di dalam suatu ruangan.

Udara yang nyaman mempunyai kecepatan tidak boleh lebih dari 5 km/jam dengan suhu/
temperatur kurang dari 30°C dan banyak mengandung O2.

Daerah di Indonesia kebanyakan kurang memberikan kenyamanan karena udaranya panas


(23 -34°C), kotor (berdebu, berasap) dan angin tidak menentu, khususnya pada bangunan tinggi
dimana angin mempunyai kecepatan tinggi. Karena keadaan alam yang demikian, maka diperlukan
suatu cara untuk mendapatkan kenyamanan dengan menggunakan alat penyegaran udara (air
condition).

I.2 Rumusan Masalah


- Bagaimana sistem pengkondisian udara air chiller dan water chiller?
- Apa saja komponen yang terdapat dalam pengkondisian udara air chiller dan water chiller?
- Apa saja bagian-bagian dan penggunaan struktur dari pengkondisian udara air chiller dan
water chiller ?
- Bagaimana penjelasan terkait dengan kapasitas dari pengkondisian udara water chiller dan
air chiller?

I.3 Tujuan

Pembuatan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :

2
- Sebagai media untuk mempelajari sistem-sistem dari pengkondisian udara water chiller
dan air chiller.
- Sebagai media untuk mempelajari komponen-komponen dari pengkondisian udara water
chiller dan air chiller.
- Untuk mengtahui struktur dari pengkondisian udara water chiller dan air chiller.
- Untuk mengetahui kapasitas pengkondisian udara water chiller dan air chiller.

I.4 Manfaat

Melalui informasi yang terdapat dalam makalah ini, diharapkan para pembaca baik itu mahasiswa
maupun khalayak umum dapat memahami segala sistem dan komponen dari pengkondisian udara
water chiller/air chiller, serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3
BAB II

PEMBAHASAN MATERI

2.1. Sejarah AC (Air Conditioner)

Awal dari AC (air Conditioner ) sudah dimulai sejak jaman Romawi yaitu dengan
membuat penampung air yang mengalir di dalam dinding rumah sehingga menurunkan suhu
ruangan , tetapi saat itu hanya orang tertentu saja yang bisa karena biaya membangunnya sangatlah
mahal karena membutuhkan air dan juga bangunan yang tidak biasa. Hanya para raja dan orang
kaya saja yang dapat membangunnya.

Pada tahun 1820, Michael Faraday, ilmuwan Inggris menemukan cara baru utnuk
mendinginkan udara dengan menggunakan sebuah gas yang bernama Gas Amonia. 22 tahun
kemudian (1842), Dr. Jhon Gorrie menemukan sebuah cara untuk mendinginkan sebuah ruangan.

Gambar 2.1..a Mesin Pendingin Faraday

Sumber : http://rainbowhairedwarrior.blogspot.co.id/2016/01/sejarah-
pendingin-

ruanganac.html
Dr. Gorrie memiliki ide membuat mesin pendingin ruangan setelah melihat banyaknya
pasien malaria dan penyakit lain yang memiliki gejala demam tinggi. Ketika cuaca sedang panas,
pasien semakin merasa tidak nyaman.

Dengan inisiatif agar suhu tubuh pasien turun dan melihat kerja kipas , Dr. Gorrie membuat
mesin pendingin ruangan sederhana yaitu di depan kipas angin yang sedang menyala diletakanlah

4
sebongkah es batu. Dengan begitu hawa dingin es akan tersebar karena angin kipas. Percobaan ini
diterapkan olehnya untuk ruangan – ruangan yang ada di rumah sakit Apalachicola yang berada
di Florida, Amerika Serikat.

Tidak hanya berhenti disana, Dr. Gorrie mulai menyusun rencana untuk membuat mesin
pendingin. Pada tahun 1844, Dr. Gorrie merancang dan mulai mengembangkan mesin eksperimen
pembuat es.

Mesin ciptaannya bekerja dengan cara memadatkan gas sehingga menjadi panas, kemudian
gas tersebut dialirkan ke koil –koil untuk diturunkan tekanannya untuk menjadikannya dingin.
Sistem mesin baru ini menjadi citrabakal sistem air conditioner modern.

Gambar 2.1.b Mesin Pendingin Dr. Gorie

Sumber : http://www.acrilicac.com/sejarah-air-conditioner-
pendingin-ruangan/

Untuk menyempurnakan mesin ini, Dr. Gorrie akhirnya berhenti praktik pad atahun 1845
agar dia bisa fokus. 6 tahun kemudian, dia menerima hak paten untuk mesin pendingin yang dia
buat. Hak paten yang dia terima adalah hak paten pertama yang dikeluarkan untuk mesin
pendingin. Namun sayang, Dr. Gorrie belum sempat menyempurnahkan mesin ciptaannya ketika
meninggal di tahun 1855.

Orang yang menyempurnakan pernemuan Dr. Gorrie adalah Willis Haviland Carrier,
seorang insinyur dari New York. Penemuannya tidak digunakan untuk kenyamanan manusia
(rumah) melainkan untuk digunakan untuk keperluan percetakan dan industri lainnya.

5
Willis Haviland Carrier seorang Insinyur dari New York Amerika menyempurnakan
penemuan dari Dr.Jhon Gorrie tetapi AC ini digunakan bukan untuk kepentingan atau kenyamanan
manusia melainkan untuk keperluan percetakan dan industri lainnya. Penggunaan AC untuk
perumahan baru dikembangkan pada tahun 1927 dan pertama dipakai disbuah rumah di
Mineapolis, Minnesota.

Gambar 2.1.c Air ConditionerWillis Haviland Carrier

Sumber : http://rainbowhairedwarrior.blogspot.co.id/2016/01/sejarah-
pendingin-

ruanganac.html
Saat ini AC sudah digunakan disemua sektor, tidak hanya industri saja tetapi juga sudah di
perkantoran dan perumahan dengan berbagai macam bentuk dari mulai yang besar hingga yang
kecil.semuanya masih berfungsi sama yaitu untuk mendinginkan suhu ruangan agar orang merasa
nyaman.

Alkisah, John sebenarnya adalah seorang dokter berwarga negara Amerika Serikat.
Gagasannya membuat mesin pendingin berawal dari banyaknya pasien yang menderita malaria
atau penyakit lain dengan gejala demam tinggi. Ketika itu udara terasa panas sehingga membuat
pasien tidak nyaman.

Maka, pria kelahiran Charleston, California Selatan, 3 Oktober 1802 ini memutar otak
bagaimana caranya agar suhu tubuh para pasien bisa turun. Setelah melihat kipas angin yang ada
di depannya, ia menemukan ide. Ia memasang bongkahan es batu di depan kipas, sehingga hawa
dingin es bisa tersebar oleh tiupan angin dari kipas.

6
Tercetus pada ide itu, maka John berniat menyeriusi pembuatan mesin pendingin (AC).
Maka, pada tahun 1844, pria lulusan kedokteran dan ilmu bedah di kota New York ini merancang
dan mengembangkan mesin eksperimen pembuat es.

Mesin ciptaannya didasarkan pada hukum fisika bahwa panas selalu mengalir dari gas atau
cairan yang lebih panas menuju gas atau cairan yang lebih dingin. Mesin tersebut bekerja dengan
cara memadatkan gas (kompres) sehingga menjadi panas, kemudian gas tersebut dialirkan ke koil-
koil untuk diturunkan tekanannya (dekompres), Alhasil, udara menjadi dingin.

Gambar 2.1.d Konsep awal mesin pendingin Dr, Gorrie

Sumber : http://tehfira.blogspot.com/2010/02/sejarah-air-conditioner-
ac.html

Untuk mengembangkan penemuannya, pada tahun 1845, Gorrie memutuskan untuk


berhenti praktik sebagai dokter. Enam tahun berikutnya, ia berhasil menerima hak paten yang
merupakan hak paten pertama yang dikeluarkan untuk sebuah mesin pendingin. Inilah awalnya
ditemukan mesin pendingin yang kini dikenal dengan istilah Air Conditioner.

Seiring dengan perkembangan zaman, perusahaan-perusahaan elektronik mulai membuat


AC dengan teknologi yang dapat membunuh virus dan bakteri juga menghemat biaya listrik.
Plasmacluster dan Inverter merupakan teknologi yang saat ini digunakan oleh produsen AC.
Plasmacluster dirancang dapat membunuh virus dan bakteri di dalam ruangan, sementara inverter
dikatakan dapat menghemat energi lebih dari 10%.

7
2.2. Sistem Pengkondisian Udara

Salah satu fasilitas yang bisa digunakan untuk mengatur suhu dalam ruang, sehingga
terciptanya kenyamanan bagi penghuni rumah adalah fasilitas pengkondisian udara.
Pengkondisian udara pada masa kini memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan, setiap kegiatan
baik itu di perkantoran, pusat perbelanjaan, bahkan di rumah tinggal pasti menggunakan sistem
pengkondisian udara untuk menjaga suhu tetap nyaman.

Gambar 2.2.a AC Central dalam ruangan

Sumber : https://www.cmsmaintenance.co.id

Air Conditioner adalah salah satu alat elektronik yang berfungsi menurunkan temperatur
suhu pada suatu ruangan. Banyak tipe dari Air Conditioner itu sendiri yaitu: AC Split, AC
Window, AC Floor Standing dan AC Central.

Kebanyakan AC sekarang sudah ada dengan remote sebagai pengontrol dari AC itu sendiri.
Seiring dengan kesibukan dan inginnya kepraktisan seseorang dalam kehidupan memungkinkan
pengontrolan alat elektronika seperti AC tesecara otomatis tanpa sentuh tangan manusia.

Kenyamanan dalam bekerja sangat di perhitungkan di zaman sekarang ini, Dalam kondisi
yang nyaman para pekerja dapat meningkatkan produktifitas secara maksimal, salah satu
diantaranya yang membuat kenyamanan dalam bekerja dengan memasang atau menerapkan alat
pendingin dengan kapasitas yang cukup besar atau tergantung kebutuhan yang di inginkan.

8
Alat pendingin ruangan bisa di sebut AC ( Air conditioner ) atau bisa di sebut alat
pengkondisi udara yang dapat mendinginkan ruangan yang di inginkan dengan cepat menetralisir
suhu ruangan menjadi turun.

Mesin ini banyak di butuhkan dalam kawasan Industri, Tempat hiburan, Pergudangan, Dan
Instansi-instansi negara yang bertujuan untuk memberikan udara yang sejuk dan uap air yang
dibutuhkan oleh tubuh kita.

Gambar 2.2.b. Ilustrasi penggunaan AC pada rumah


tinggal

Sumber : https://pixabay.com/id/

Dalam penggunaan AC ( Air Conditioner ) yang sering di temui di daerah tropis yag
terkenal panas dengan suhu udara yang cukup panas dapat mengakibatkan dehidrasi padan cairan
tubuh yang menyebabkan kematian atau kerusakan di kulit manusia.

Di Era zaman ang semakin canggih banyak sekali model model ac yang memiliki
kebutuhan masing – masing sesuai dengan kebutuhan ruangan yang di inginkan, yang didesai
sesuai kemampuan, hemat daya, dan harga yang ekmonis yang mampu di jangkau dari kalangan
menengah kebawah.

Penggunaan AC ( Air conditioner ) memerlukan perawatan yang khusus dengan tenaga


ahli yang terlatih dan profesional dalam bekerja sangat di butuhkan sebuah partner dalam
mengkondisikan mesin pendingin agar bisa berjalan normal dan memperkecil kerusakan yang
terjadi.

9
Pentingnya melakukan perawatan berkala dalam kontrak kerja agar dapat konsisten
menjaga kelancaran sirkuasi unit indoor ataupu outdoor dalam membuang hawa panas dan
memberikan hawa dingin di dalam ruangan sangat berpengaruh dalam dari mechanical dan
electrical mesin pendingin tersebut.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengkondisian udara merupakan perlakuan


terhadap udara untuk mengatur suhu, kelembaban, kebersihan dan pendistribusiannya secara
serentak untuk mencapai kondisi nyaman yang diperlukan oleh orang yang berada di dalam suatu
ruangan.

Terdapat beragam jenis sistem pengkondisian udara, salah satunya adalah AC. Istilah AC
(Air Conditioner) tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Alat ini digunakan untuk mengatur kondisi
udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembapan yang sesuai dengan persyaratkan
terhadap kondisi udara pada suatu ruang.

Disamping mengatur temperature dan kelembapan udara, factor lain yang diatur adalah
ventilasi udara, gerakan aliran udara, kebersihan (bau dan debu), penyebaran dan distribusi yang
merata ke setiap ruang.

AC memiliki beragam jenis tergantung dari fungsi serta penggunaannya, diantaranya


adalah AC Split, AC Window, AC paket, serta AC Central. Diantara jenis-jenis AC tersebut, AC
Central menjadi pilihan utama saat ini, terutama untuk dipergunakan di gedung-gedung dengan
banyak ruangan dan civitas.

AC central ini banyak digunakan di tempat-tempat dengan berbagai aktivitas dan civitas
didalamnya, seperti pusat perbelanjaan atau perkantoran. Penggunaan AC central merupakan
solusi yang paling efektif untuk menyikapi permasalahan ini karena sistemnya yang mudah
mendistribusikan udara dingin ke seluruh gedung.

2.2.1 Sistem Pengkondisian Udara AC Central

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan pengertian dari AC Central adalah


sistem pendingin ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan didistribusikan secara
terpusat ke seluruh isi Gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan dan isinya
dengan menggunakan saluran udara/ducting AC.

10
AC Central adalah sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat
dan di distribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan
ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran udara / ducting ac. AC Central terdiri
dari

Gambar 2.2.1.a Ac Central di perkantoran

Sumber : https://www.cmsmaintenance.co.id

Sederhananya, AC ukuran besar bisa dipakai untuk semua ruangan yang terhubung. AC
central ini umumnya terletak di outdoor, karena suara mesin yang keras dan cukup mengganggu
di telinga.

Prinsip kerja secara sederhana pada AC Central adalah menyedot udara dari ruang
pendingin (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air)
dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Perubahan ini akan merubah suhu
ruangan AC Central.

Campuran udara itu masuk ke AHU melalui filter, fan santrifugal, dan koil pendingin.
Setelah itu, udara yang telah mengalami penurunan temperatur didistribusikan secara merata ke
setiap ruangan melewati saluran udara (ducting), yang telah dirancang sesuai dengan ruangan yang
didinginkan sehingga lokasi pendinginan dapat merata.

11
Dari penjelasan diatas tentu sistem AC Central sangat berbeda dengan AC Split, baik dari
segi fungsi maupun instalasi. Istilah sistem AC Central diperuntukan untuk instalasi AC di satu
Gedung yang tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri (per ruang).

Dengan AC Central, semua sistem dikontrol di satu titik dan kemudian hawa dinginnya
didistribusikan dengan pipa menuju ruangan-ruangan. Melalui AC Central, yang bisa dilakukan
hanya memperkecil atau memperbesar lubang tempat hawa dingin masuk ke ruangan. AC Central
dapat ditemui di pusat perbelanjaan, Gedung perkantoran besar atau didalam bus ber AC.

Sistem tata udara (AC) sentral berarti bahwa proses pendinginan udara terpusat pada satu lokasi
yang kemudian didistribusikan ke semua arah atau lokasi.

Sistem ini memiliki beberapa komponen utama yaitu unit pendingin atau Chiller, Unit
penanganan udara atau Air Handling Unit (AHU), Cooling Tower, system pemipaan, system
saluran udara atau ducting dan system control & kelistrikan. Pada unit pendingin atau chiller yang
menganut system kompresi uap, komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi
dan evaporator.

Gambar 2.2.1.b. AHU (Air Handling


Unit)

Sumber : www.google.com

12
Pada chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled condenser. Air untuk
mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan kembali
secara evaporative cooling pada cooling tower.

Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan
tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang mengalami
pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil
pendingin. Jika kita perhatikan komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnya maka setiap
AHU akan memiliki :

1. Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya
sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan berdasarkan
kelas-kelasnya.
2. Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk
mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.

Gambar 2.2.1.c. Filter AC Central

Sumber : https://ravteknik.wordpress.com/2018/07/31/filter-ac-
central-2/

13
Gambar 2.2.1.d. Centrifugal Fan

Sumber : https://ravteknik.wordpress.com/2018/07/31/filter-
ac-central-2/

3. Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur udara.


Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari
ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh
air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan.
Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil
pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperatur didistribusikan
secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang
terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.

Beberapa kelemahan dari sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan
sistem AC sentral tidak hidup maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk. Selain itu
jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di koil
pendingin pada komponen AHU.

Dari penjelasan diatas, jelas sistem AC Sentral sangat berbeda dengan AC Split baik dari
segi fungsi maupun dari segi instalasi. Istilah Sistem AC Sentral (Central) diperuntukkan untuk

14
instalasi AC di satu gedung yang tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri (misalnya per
ruang).

Semua dikontrol di satu titik dan kemudian hawa dinginnya didistribusikan dengan pipa ke
ruangan-ruangan. Dengan AC Central yang bisa dilakukan cuma mengecilkan dan membesarkan
lubang tempat hawa dingin AC masuk ke ruang kita. Contoh AC Central adalah di mall, gedung
mimbar, gedung perkantoran yang luas atau di dalam bis ber-AC.

2.2.2 Jenis AC Central

Sistem operasional AC Central dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu AC Central
dengan unit pendinging Air Chiller dan AC Central dengan unit pendingin Water Chiller.
Perbedaan keduanya terletak pada kondensornya, dimana Air Chiller merupakan udara pendingin,
sedangkan Water Chiller merupakan pendingin air.

AC Central memiliki 2 jenis cara mendistribusikan udara dingin, yaitu secara Water Chiller
dan Air Chiller/Air Cooled. Perbedaan keduanya adalah sebagai berikut :

AC Central Air Chiller :

 Kondenssor, Evaporator dan AHU di tempatkan pada satu tempat


 udara dingin dari tempat tersebut di alirkan ke seluruh ruangan dengan ducting
 menggunakan central AHU yang di lengkapi dengan central direct ecpation coil

AC Central Water Chiller :

 AHU di tempatkan pada setiap ruangan atau lantai


 Setiap AHU di hubungkan dengan pipa air dingin dengan central

Secara umum perbedaan keduanya adalah seperti yang tercantum diatas. Untuk lebih
detailnya akan dijelaskan sebagai berikut.

1. AC Central Water Chiller

AC Central Water Cooled System dan Chilled Water System itu berbeda, meskipun
namanya mirip. Water Chiller merupakan AC dengan pendinginan tidak langsung (indirect
contact), hal itu karena refrigeran sebagai media pendingin di dalam sistem refrigerasi digunakan
untuk mendinginkan air (disebut chilled water).

15
Gambar 2.2.1.e. Sistem Ac Central Water Chiller

Sumber : https://www.cmsmaintenance.co.id

Kemudian 'chilled water' ini disirkulasikan oleh pompa sirkulasi air dingin (chilled water
pump) ke FCU (Fan Coil Unit) atau AHU (Air Handling Unit). Pada alat inilah nantinya udara
ruangan didinginkan oleh air dingin tersebut.

FCU digunakan untuk mendinginkan udara ruangan yang berukuran kecil sedangkan untuk
ruangan-ruangan besar dapat dilayani dengan AHU, dimana udara dingin dari AHU disalurkan ke
ruangan yang akan dikondisikan melalui saluran udara (air duet).

AC central all water system adalah suatu sistem AC dimana proses pendinginan udara
didalam suatu ruang tertutup diproses oleh FCU ( Fan Coil Unit ) yang ditempatkan pada ruang
yang didinginkan.

Air dingin yang dihasilkan oleh chiller didistribusikan ke FCU dengan menggunakan pipa
yang diisolasi, selanjutnya udara didalam ruangan dihembuskan melewati FCU sehingga menjadi
dingin dan selanjutnya udara dingin didistribusikan keruangan.

16
2.2.3. Prinsip Kerja AC Central Water Chiller

Panas ruangan diserap pada Cooling Coil dan kemudian diserap oleh refrigeran sekunder
(dalam hal ini adalah air) yang menyebabkan temperatur air naik. Kemudian air hangat ini dibawa
ke Thermal Strorage Tank.

Di Thermal Storage Tank, air hangat bercampur dengan air dingin, kemudian air campuran
ini kembali bersirkulasi ke Cooling Coil.

Dari Thermal Storage Tank, air campuran juga bersirkulasi ke Shell & Tube Evaporator
untuk didinginkan, setelah itu, air yang dingin tersebut kembali bersirkulasi ke Thermal Storage
Tank untuk bercampur dengan aircampuran.

Gambar 2.2.3.a. Prinsip Kerja AC Central Water Chiller

Sumber : http://www.electronicglobal.com/2011/05/sistem-
kerja-ac-central.html

17
Pada Shell & Tube Evaporator, panas dari air campuran ini akan diserap oleh refrigerant
primer cair sehingga berubah fasa menjadi uap. Refrigerant uap ini setelah dikompresi di
compressor akan bersirkulasi ke Shell & Tube Condenser dimana panas akan dibuang dan
menyebabkan refrigerant uap mencair pada tekanan tinggi.

Selanjutnya, refrigerant cair bertekanan tinggi ini akan bersirkulasi kembali menuju Shell
& Tube Evaporator dengan terlebih dahulu mengalami penurunan tekanan pada Throttling Valve.

Panas yang dibuang pada Shell & Tube Condenser akan diserap oleh air sebagai media
penukar kalor, dan kemudian bersirkulasi menuju Cooling Tower. Air hangat ini kemudian
didinginkan di Cooling Tower dan kemudian kembali bersirkulasi kembali ke Shell & Tube
Condenser.

2. AC Central Air Cooled

Refrigerant bersirkulasi secara langsung sebagai media perpindahan panas. Panas ruangan
akan diserap refrigeran dingin pada Evaporator yang menyebabkan refrigerant berubah fase dari
liquid menjadi uap. Uap refrigeran dihisap oleh compressor kemudian dikompresi sampai pada
tekanan kondensasinya.

Gambar 2.2.3.b. Sistem Refigeransi

Sumber : www.google.com

18
Refrigeran pada kondisi tekanan tinggi ini akan melepaskan panasnya ke media pendingin
di condenser dan mengakibatkan berubahnya fase refrigeran dari uap menjadi liquid. Kondisi
refrigerant liquid dengan tekanan tinggi tersebut akan diekspansi oleh sebuah throttling valve
hingga menjadi liquid bertekanan rendah diikuti pula dengan penurunan temperatur. Yang
kemudian akan mengalir ke evaporator. Seterusnya sehingga terbentuk sebuah siklus refrigerasi
lengkap.

2.2.4 Sistem Kerja AC Central Secara Umum

Pada unit pendingin atau Chiller yang menganut system kompresi uap,
komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada Chiller
biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan
kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan kembali secara
evaporative cooling pada cooling tower.

Gambar 2.2.4.a Cooling Tower

Sumber : www.google.com

19
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan
tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang
mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU)
menuju koil pendingin.

Jika kita perhatikan komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnya maka setiap AHU
akan memiliki :

1. Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya
sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan
berdasarkan kelas-kelasnya.
2. Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk
mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.
3. Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperature udara.

Gambar 2.2.4.b. Skema Sistem Kerja AC Central


Sumber : https://dokumen.tips/documents/makalah-ac-central.html

Pada dasarnya prinsip kerja system AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke
tempat yang lain. AC sebagai pendingin memindahkan kalor dari dalam ke luar ruangan, AC
sebagai pemanas memindahkan kalor dari system pemanas ke dalam ruangan.

20
2.2.5 Skema Kerja AC Central

1. Air dari cooling tower masuk refrigerator melalui condensor. Refrigerator ini
difungsikan untuk mendinginkan air panas dari AHU.

2. Dalam refrigerator ini terjadi proses pendinginan air, air panas dari AHU masuk chiller
dalam refrigerator diubah menjadi air dingin, yang kemudian air dingin tersebut di
sirkulasikan kembali ke dalam AHU, yang mana AHU digunakan untuk
mengkondisikan/mengubah udara panas dalam ruang menjadi dingin.

3. Udara panas dalam ruang akan dihisap ke dalam AHU melalui lubang register (in-let grill)
yang kemudian diubah menjadi udara dingin dengan penambahan Oksigen (02).

4. Udara segar dari AHU ini akan didistribusikan kembali pada setiap ruangan dengan
tekanan berkecepatan (velocity) yang cukup.

Gambar 2.2.5.a Skema Kerja AC Central

Sumber : www.google.com

21
Gambar 2.2.5.b. Skema AC Central Bersirkulasi Air dan Udara

Sumber : www.google.com

22
Kecepatan Udara Yang Disarankan Kecepatan (m/detik)

Tempat tinggal, Gereja, Apartemen, Kamar


2,50-3,75
tidur hotel, Kantor

Studio Siaran Radio 1,50-2,50

Gedung Umum 5,00-6,25

Gedung Bioskop 5,00

Gedung Lantai Atas 7,50

Gedung Lantai Utama 10,00

Tabel 2.2.5. Kecepatan Udara

Gambarl 2.2.5.b. . Sistem Chiller Pendinginan Kondensor Dengan System Air


Cooled

Sumber : www.google.com

23
Gambar 2.2.5.c. Sistem Chiller Pendinginan Kondensor Dengan
Systemwater Coolled
Sumber : www.google.com

2.2.6 Kelebihan dan Kekurangan AC Central

Kelebihan :

1. Kebisingan dan getaran mesin pendingin hampir tidak mempengaruhi ruangan.


2. Perbaikan dan pemeliharaan lebih mudah.
3. Seluruh beban pendingin semua ruangan dalam bangunan dapat dilayani oleh satu system
(unit) saja.
4. Kelembapan udara dapat diatur

Kekurangan :

1. Harga mula-mula cukup tinggi.


2. Biaya operasional cukup mahal.

24
3. Unit sentral tidak dapat dipakai untuk rumah sakit, karena kuman- kuman dari ruangan
untuk penderita penyakit menular (melalui saluran udara balik) dapat disebarkan ke
ruangan ruangan lain.
4. Jika satu komponen mengalami kerusakan maka sistem AC Central tidak akan hidup.

2.2.6 Pengaplikasian AC Central

1. Gedung kantor
Didistribusikan menurut jumlah tingkat lantai. Setiap AHU dapat melayani satu lantai
atau lebih tergantung kapasitas AHU-nya dan beban kalor yang didinginkan.

2. Hotel

Apartemen dan asrama umumnya menggunakan fan-coil unit. Ruang-ruang umum pada
hotel biasanya menggunakan AC package ataupun horizontal ducting.

Gambar 2.2.6.a. Pemakaian AC Central pada


Restaurant Hotel

Sumber : : www.google.com

25
3. Rumah Sakit

Ruangan yang tersedia dibagi menjadi beberapa daerah sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi pencampuran udara yang mengandung kuman penyakit. Jenis AC yang sesuai adalah
fan-coil unit yang dipasang pada setiap ruangan atau AC Package yang dipasang pada setiap
daerah.

Gambar 2.2.6.b AC Packaged untuk rumah sakit

Sumber : www.google.com

4. Gedung Pertemuan dan Bioskop

Dapat menggunakan AC Package atau horizontal ducting system.

Gambar 2.2.6.c AC Packaged dengan Horizontal Ducting System

Sumber : www.google.com

26
5. Bangunan Industri

Dibedakan atas dua bagian, yaitu penyegaran udara bagi para karyawan dan penyegaran
udara yang digunakan dalam proses produksi, penyimpanan, lingkungan kerja mesin, dsb.
Sedangkan jenis yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan.

Gambar 2.2.6.d. Penggunaan AC Central dalam


bangunan industry

Sumber : www.google.com

27
2.2.7 Pemasangan AC Central

Sebelum merencanakan atau memasang AC, maka perlu mempertimbangkan beberapa hal
berikut agar AC tersebut bisa berfungsi maksimal dan efisien

 Penggunaan atau fungsi ruang

Penggunaan ruang berpengaruh terhadap suhu ruangan karena pada dasarnya manusia yang
mengisi suatu ruangan mengeluarkan kalori yang cukup tinggi. Kamartidur yang hanya diisi dua
orang berbeda dengan ruang keluarga yang frekwensi keluar masuk penghuninya cukup tinggi.
Semakin banyak pengguna maka semakin besar daya AC yang dibutuhkan.

 Ukuran Ruangan

Ukuran ruangan menentukan berapa banyak BTU (british thermal unit) atau kecepatan
pendinginan. BTU adalah kecepatan pendinginan untuk ruangan satu meter persegi dengan
tinggi standar (umumnya tiga meter). Semakin besar satu ruangan tentunya akan semakin
besar pula BTU yang dibutuhkan.

 Beban pendinginan

Beban pendinginan berasal dari dalam ruangan (internal heat gain). Misalnya dari jumlah
kira-kira pengguna, dan penggunaan penerangan, seperti lampu. Beberapa jenis lampu
mengeluarkan panas yang tinggi, yang berarti juga harus memilih AC dengan daya yang
lebih tinggi. Selain dari dalam, beban pendinginan juga berasal dari luar. Seperti cahaya matahari
yang mengeluarkan energi panas melalui dinding, atap atau jendela.

28
 Banyaknya jendela kaca

Saat ini banyak rumah yang mempunyai jendela kaca atau menggunakan blok kaca (glass
block). Untuk ruangan yang menggunakan kaca sebanyak 70% atau lebih, sebaiknya gunakan kaca
film yang dapat menahan sinar ultraviolet untuk mengurangi beban pendinginan.

 Penempatan AC

Pemasangan unit indoor perlu memperhatikan arus angin (air flow) dari blower
AC. Penentuan arus angin atau hembusan yang tepat membuat udara yang dikeluarkan lebih
merata dan tidak hanya berkumpul di satu titik. Selain itu, agar arus angin tidak mengenai
pengguna secara langsung.

Terpaan angin dingin secara terus menerus dapat berakibat buruk bagi kesehatan.
Usahakan mengarahkan swing ke bagian atas kepala karena udara yang dikeluarkan
AC mempunyai berat jenis yang lebih berat dari udara. Penempatan kompresor harus diletakkan
di tempat dengan sirkulasi udara yang cukup, ada tempat untuk udara masuk dan udara keluar, dan
terlindung dari hujan.

2.1.8 Ciri-Ciri AC Central

AC Central merupakan sebuah sistem mekanisme yang di rancang untuk menyediakan


penyejuk udara yang mungkin termasuk pendinginan, pemanasan, dehumidifying, sirkulasi dan
pembersihan

AC Central memiliki ciri sebagai berikut :


 Blower, Evaporator, Kondenssor di tempatkan pada satu tempat.
 Pendingin seluruh bangunan atau gedung di sentralisir pada satu tempat
 Pendinginan untuk bangunan besar atau bertingkat tinggi

2.3 Komponen AC Central


AC sentral memiliki 8 komponen utama Diantaranya adalah Chiller atau bagian pendingin, Air
Handling Unit (AHU) atau bagian pengatur udara, Cooling Tower, sistem pemipaan atau bagain
distribusi, ducting atau bagian saluran udara, system control dan kelistrikan.

29
2.3.1 Unit Pendingin (Chiller)

Pada unit pendingin atau chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri
dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada chiller biasanya tipe kondensornya
adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang
kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.

Gambar 2.3.1.a. skema chiller

(sumber : fawwazservice, 2013)

Pada komponen evaporator jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan
tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang mengalami
pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil
pendingin. Terdapat 4 komponen utama pada chiller yaitu :

a). Kompresor

Sama seperti sistem pendingin pada AC, kompresor pada mesin chiller adalah jantung dari
sistem refrigrasi yang berfungsi untuk mengsirkulasikan refrigerant dalam sistem chiller.
30
Kompresor juga berfungsi untuk mengisap uap regrigerant yang keluar dari evaporator dan
menaikkan tekanan uap refrigerant agar titik embunnya naik diatas temperatur medium pedingin.

Jenis-jenis kompresor pada chiller juga dapat dibedakan dalam beberapa jenis menurut
mekanisme gerakannya. Berikut adalah beberapa jenis kompresor menurut mekanisme gerakannya
:

 Reciprocating Compressor
 Twin Screw Compressor
 Rotary Compressor
 Centrifugal Compressor

Gambar 2.3.1.b. Kompresor AC

Sumber : www.google.com

b). Kondensor

Kondensor adalah bagian pada chiller yang berfungsi untuk memindahkan panas dari
sistem refrigrasi ke media pendingin yang digunakan. Pada kondensor ini gas atau uap refrigerant
yang memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi. Selanjutnya panas yang dihasilkan pada
kondensor, kemudian di serap oleh media yang digunakan, seperti air ataupun udara sehingga
menyebabkan uap refrigerant mengembun menjadi cair.

31
Gambar 2.3.1.c. Struktur Kondensor

(sumber : Alief Rakhman, 2013)

Gambar 2.3.1.d. Kondensor AC

Sumber : www.google.com

Ada 3 macam jenis kondensor berdasarkan media pendinginnya.

 Air Cooled Condensor : Kondensor yang menggunakan pendingin udara


 Water Cooled Condenser : Kondensor yang menggunakan pendingin air
 Evaporative Condensor : Kondensor yang menggunakan pendingin air dan udara.

32
c). Katup Ekspansi

Katup expansi pada mesin chiller berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigerant. Melalui katup
exspansi ini terjadinya perubahan tekanan tinggi ke tekanan rendah. Selain itu katup exspansi juga
berfungsi untuk mengontrol refrigerant yang masuk ke dalam evaporator. Bagian ini merupakan
tempat untuk proses pendinginan refrigerant.

Ada enam macam alat pengontrol aliran refrigerant, dimana diantara yaitu :

 Capillary Tube / Choke Tube


 Thermostatic Exqantion Value
 Automatic Expantion Value
 Hand OperatedNeedle Value
 Low Pressure Side Value
 High Pressure Side Value

Gambar 2.3.1.e. Katup Ekspansi

Sumber : https://www.classicautoair.com/shop/ac-
expansion-valve-r134a-r12/

33
d). Evaporator

Evaporator adalah komponen yang merupakan tempat untuk refrigerant menguap untuk
menyerap panas dari udara, air ataupun bahan lainnya. Terdapat tiga macam katagori pada
evaporator chiller, katagori pada chiller tergantung dari media atau bahan yang akan didinginkan,
yaitu :

 Air Cooled
 Liquid Cooled
 Evaporator juga bisa membuat es langsung.

Gambar : 2.3.1.f. Evaporator AC Central

Sumber : www.google.com

Selain empat komponen utama pada mesin pendingin mekanik chiller, Kemudian ada juga
beberapa alat pengontrol dan pengaman pada sistem kerja chiller. Dimana diantara yaitu :

 Sight Gilass
 HP/LP Switch
 Filter Drier
 Thermostat
 Selenoide Value
 Vibration Eli Minator

34
Chiller terdiri dari reservoir yang diisi dengan cairan seperti air atau campuran etilen glikol
dimana sirkulasi air akan terus terjadi.

Dalam aplikasi bangunan khas, air dingin disirkulasikan ke penangan udara atau sekarang
balok pendingin yang semakin banyak digunakan untuk mentransfer panas dari udara ke air, atau
sebaliknya, mentransfer pendinginan dari air ke udara bangunan. Diagram skematik plant chiller
ditunjukkan pada gambar di bawah.

Chiller dapat diklasifikasikan sebagai pendingin absorpsi dan pendingin kompresi


refrigeran, berdasarkan siklus refrigeran tempat mereka bekerja.

Proses pendinginan berbeda secara signifikan pada dua jenis pendingin. Penyerap
pendingin menggunakan sumber panas seperti gas alam atau uap untuk menciptakan efek
pendinginan. Pendingin Chiller umumnya menggunakan kompresi mekanik dan merupakan yang
paling umum. Chiller kompresi (compressor chiller) terdiri dari empat komponen utama ,
meliputi kompresor, evaporator, kondensor danvalve matering sistem.

Gambar 2.3.1.g. Chiller Kompresi

Sumber :
https://www.google.com/?&bih=655&biw=1366&safe=strict
&hl=id

Pada dasarnya, pendingin mengumpulkan panas, dan kemudian menggunakan penukar


panas evaporator untuk menghilangkan panas itu. Ada dua jenis media pendingin chiller, yakni
dengan menggunakan pendingin udara dan air.

35
Kondensor udara didinginkan dengan memanfaatkan udara, sedangkan kondensor air
didinginkan dengan menggunakan sumber air. Pendingin air umumnya digunakan untuk keperluan
pendiginan di dalam gedung dan menggunakan menara pendingin, kolam, atau sungai yang
terletak di dekat gedung untuk melepaskan panas air dari kondensor.

Chiller dengan kondensor yang didinginkan oleh udara beroperasi pada dasarnya sama
dengan yang didinginkan oleh air terkait siklus refrigeran dan tangga di sepanjang jalan. Media
pendingin pada kondensor tentu saja udara, bukan air.

Chiller berpendingin udara ditujukan untuk pemasangan dan pengoperasian luar ruangan.
Jenis ini melepaskan panas ke atmosfir dengan cara mekanis seperti sirkulasi udara luar oleh kipas
secara langsung melalui kondensor mesin.

Jenis unit pendingin kondensor ini tidak memerlukan menara pendingin seperti yang biasa
dilakukan pendingin air. Berdasarkan metode kompresi refrigeran dalam fase uapnya, chiller juga
dapat dikelompokkan menjadi empat kategori. Kompresor yang digunakan bisa berupa
reciprocating, sentrifugal, rotary screw dan rotary scroll.

Lebih lengkapnya akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Reciprocating Chiller

Bekerja secara resiprokasi (piston selalu bergerak bolak-balik dari titik mati atas ke titik
mati bawah setiap saat). Kompresor ini cocok untuk menangani siklus refrigerant dimana
refrigerant yang digunakan mempunyai berat jenis tinggi sehingga menyebabkan tekanan
kondensingnya juga tinggi.

Secara keseluruhan, Kompresor reciprocating memiliki poros engkol dan piston. Piston
menekan gas dan gas dipanaskan. Gas panas dibuang ke kondensor. Piston memiliki katup intake
dan exhaust yang dapat dibuka sesuai permintaan sehingga memungkinkan piston berhenti.
Beberapa contoh ini akan di kantor atau sekolah.

Kapasitas umum berkisar antara 20 sampai 125 ton bahkan bisa sampai 450 ton.
Kompresor sentrifugal beroperasi seperti pompa air sentrifugal karena di dalamnya berisi impeller
yang berfungsi untuk memampatkan zat pendingin.

36
Gambar 2.3.1.h. Reciprocating Chiller

Sumber : www.google.com

2. Sentrifugal Chiller

Mekanisme kerja siklus refrigerasi dan beberapa bagian alat kontrol pengaman pada
umumnya sama dengan yang terdapat pada Reciprocating Water Chiller. Uap /gas refrigerant dari
cooler (Evaporator) masuk kedalam kompresor sentrifugal, alirannya dipercepat oleh impeller,
kemudian masuk ke bagian diffuser.Dimana pada bagian ini terjadi perubahan energi
kinetikmenjadi energi tekanan.

Gas bertekanan dan bertemperatur tinggi tersebut masuk ke Kondenser dan mengalami
kondensasi sambil melepas kalor ke air pendingin kondenser. Sebelum masuk ke cooler
(Evaporator) refrigerant cair mengalami ekspansi di katup ekspansi.

Chiller sentrifugal dapat memberikan kapasitas pendinginan yang sangat tinggi dalam
desain yang ringkas. Mereka memiliki kemampuan untuk memvariasikan kapasitas secara terus
menerus untuk menyesuaikan berbagai fluktuasi beban dengan perubahan proporsional yang
hampir proporsional dalam konsumsi daya.

37
Gambar 2.3.1.i. Sentrifugal Chiller

Sumber: www.google.com

3. Rotary Screw Chiller

Adalah jenis kompresor gas , seperti kompresor udara , yang menggunakan mekanisme
perpindahan positif tipe rotary. Jenis ini biasanya digunakan untuk mengganti kompresor piston di
mana volume besar dari udara bertekanan tinggi diperlukan, baik untuk aplikasi industri besar atau
untuk mengoperasikan alat udara daya tinggi seperti jackhammers dan kunci pas dampak.

Untuk ukuran rotor yang lebih kecil kebocoran yang melekat pada rotor menjadi jauh lebih
signifikan, yang menyebabkan jenis mekanisme ini tidak cocok untuk kompresor udara kecil.

Gambar 2.3.1.j. Rotary Screw Chiller

Sumber: www.google.com

38
4. Rotary Scroll

Rotary Scroll/ Kompresor gulir adalah alat untuk mengompresi udara atau zat pendingin.
Ini digunakan dalam peralatan pendingin udara, sebagai supercharger mobil dan sebagai pompa
vakum.

Gambar 2.3.1k. Rotary Scroll Chiller

Sumber: www.google.com

Chiller dengan kompresor jenis rotaty screw memiliki dua rotor beralur, saat rotor berputar
maka gas akan dikompresi dengan pengurungan volume diantara kedua rotor. Jenis ini
memerlukan toleransi tinggi agar dapat beroperasi dengan sempurna.

Chiller dengan Kompresor jenis rotaty screw menggunakan dua spiral untuk memompa
dan memampatkan refrigeran. Umumnya, salah satu gulungan tetap sementara yang lain mengorbit
secara eksentrik tanpa berputar dalam gulungan tetap lainnya.

Gerakan ini menjebak dan memampatkan kantong cairan di antara gulungan. Desain dan
operasi ini menjadikannya tipe kompresor yang paling efisien. Kapasitas kompresor gulir berkisar
antara 2 sampai 25 ton. Suhu pendinginan air dingin yang khas berkisar antara 39-45 ° F.

Untuk perpindahan panas yang tepat antara air yang beredar untuk didinginkan dengan zat
pendingin, penting untuk menjaga aliran air chiller yang cukup. Kisaran kecepatan aliran air dingin
yang disarankan berkisar antara 3 dan 12 kaki per detik. Oleh karena itu, sangat penting bagi chiller

39
untuk mempertahankan aliran ini agar proses pendinginan berlangsung dengan efisien dan
penggunaan energi yang sesuai serta menjaga kinerja jangka panjang.

Absorption Chiller

Absorption chiller adalah mesin yang beroperasi berdasarkan siklus pendinginan absorpsi
uap. Siklus ini terdiri dari empat penukar panas utama, (generator, kondensor, evaporator dan
penyerap) dengan dua jenis larutan, (refrigeran dan absorben).

Gambar 2.3.1.l. Skema Absorption Chiller

Sumber: www.google.com

Selama siklus ini, tekanan tinggi akan terjadi di dalam generator dan kondensor, sementara
di dalam evaporator dan absorber akan ada tekanan rendah. Siklus dimulai dengan masukan
zat panas di dalam generator. Sebagai hasil dari masukan panas ini, larutan dalam generator akan
dipisahkan menjadi refrigeran dan weak salution.

Selanjutnya, refrigerant dalam bentuk uap akan masuk ke kondensor dan akan berubah
menjadi cairan. Bagian larutan akan masuk ke absorber, karena ada perbedaan tekanan antara
kondensor dan evaporator, zat pendingin akan mengalir ke dalam evaporator dan akan menyerap

40
panas dari air dingin yang beredar di dalam evaporator. Akibatnya, suhu air yang beredar
berkurang dan kemudian digunakan untuk keperluan AC.

Refrigerant yang menguap kemudian akan memasuki absorber dimana akan dicampur
dengan larutan lemah, campuran kemudian akan mendapatkan keadaan cair dan akhirnya akan
masuk generator dan siklusnya berulang. Diagram skematik siklus pendinginan absorpsi uap telah
ditunjukkan pada gambar di atas.

Vapor Compression Chiller

Diagram skematik chiller berdasarkan siklus pendinginan kompresi uap telah ditunjukkan
pada di bawah. Refrigeran akan menguap dengan mengambil panas dari air dingin di evaporator
sehingga melayani tujuan utamanya. Refrigeran keluar dari evaporator karena uap tapi di sisi lain
air dingin dihasilkan.

Dengan demikian, panas ditambahkan ke zat pendingin pada tekanan konstan namun
diekstrak dari air dingin. Baik refrigeran dan air dingin tidak tercampur dan dipisahkan oleh
beberapa dinding padat, seperti di evaporator dipisahkan oleh desain shell dan tube.

Uap refrigeran akan keluar dari evaporator dan kemudian dikompresi dengan kompresor
chiller hingga tekanan dan suhu menjadi tinggi. Kompresor membutuhkan masukan energi untuk
bekerja dan karenanya energi listrik dipasok ke sana.

Uap pendingin menolak panas ke cairan pendinginan luar atau udara. Refrigeran dalam
bentuk kental atau cair keluar dari kondensor diperluas dalam katup ekspansi dan tekanan dan
suhunya dikurangi sampai tingkat evaporator sehingga siklus di atas akan terus diulangi.

2.3.2 Pompa Sirkulasi

Pada sistem chiller terdapat dua jenis pompa sirkulasi yang digunakan yaitu :

a). Condensor Water Pump :

Condensor water pump adalah pompa sirkulasi air pendingin pada kondensor.

41
Gambar 2.3.2. Condensor Water Pump

sumber :
https://www.google.com/?&bih=655&biw=1366&safe=strict&
hl=id
Pompa ini hanya digunakan pada chiller yang menggunakan jenis kondensor water cooled. Fungsi
dari pompa ini adalah berfungsi untuk mensirkulasikan atau mengalirkan air pendingin dari
kondensor pada chiller, menuju pada cooling tower dan seterusnya dialirkan kembali menuju
kondensor pada chiller.

b). Evaporator Water Pump :

Evaporator water pump atau chilled water pump ini adalah pompa yang berfungsi untuk
mensirkulasikan air dingin dari chiller menuju pada koil pendingin Fan Coil Unit (FCU) dan Air
Handling Unit (AHU).

Gambar 2.3.2.a. Chilled Water Pump

(sumber : fawwazservice, 2013)

42
Water Cooled Water Chiller

Unit Chiller yang digunakan pada sistem ini merupakan jenis Water Cooled Water Chiller
dengan menggunakan kompresor jenis sentrifugal 3 tahap / 3 stage centrifugal compressor (
Kompresor sentrifugal 3 tingkat ), yang diproduksi oleh salah satu pabrikan unit AC yang cukup
terkenal yaitu Trane Company.

Unit ini berkapasitas 320 Ton Refrigerant / 320 TR, dengan menggunakan sistim negative
pressure, dimana jika terjadi kebocoran pada unit Chiller maka refrigerant yang terdapat
didalamnya tidak akan terbuangan ke udara, melainkan udara luar yang akan masuk kedalam
sistim. Didalam sistim Chiller sendiri terdapat satu unit pembuang udara yang masuk saat terjadi
kebocoran tadi yang dinamakan Purging Unit.

Cara kerja purging seperti ini :

Saat Chiller mengalami kebocoran, maka udara luar akan masuk kedalam sistim chiller
sehingga refrigerant atau freon akan bercampur dengan udara luar yang mengandung uap air,
sensor pada purging unit akan membaca perbedaan tekanan pada sistim dan kelembaban
refrigerant pada sistim sehingga akan mengaktifkan purging unit tersebut.

Saat purging unit bekerja, Chiller tetap beroperasi sebagaimana mestinya tanpa terganggu.
Udara yang terhisap masuk kedalam sistim akan di tekan keluar oleh purging unit, sehingga
tekanan pada sistim mengalami kondisi stabil barulah unit Chiller dapat di perbaiki.

Untuk media pendingin yang digunakan oleh unit Chiller yaitu refrigerant jenis R 123 dan
untuk Purging unit berjenis R 134 A, kedua sudah ramah lingkungan.

Chilled Water & Condenser Water Pump

Guna keperluan mensirkulasikan air yang sudah didinginkan oleh unit Chiller ke AHU
maupun air yang mendinginkan unit condenser di Chiller ke Cooling Tower, maka di gunakan
masing-masing sistim satu paket, pompa sirkulasi air dingin dan pompa sirkulasi air pendingin.

Jenis kedua pompa ini adalah sama, yaitu digunakan jenis End Suction Centrifugal Pump
dengan tekanan kerja pompa adalah 10 kg/cm2.

43
Pada sistim ini, sistim Chilled Water atau air yang didinginkan menggunakan 2 buah
pompa yang beroperasi sekaligus, hal ini dirancang agar umur pompa dapat lebih lama mengingat
jarak antara ruang pompa dan lokasi hotel cukup jauh.

Sedangkan untuk sistim air pendinginan hanya di gunakan satu buah pompa sirkulasi,
mengingat jarak ruang pompa dan unit Cooling Tower cukup dekat.

2.3.3 Cooling Tower

Gambar 2.3.3 Skema Kerja Cooling Tower

Sumber : fawwazservice, 2013

Cooling tower adalah salah satu komponen yang terdapat pada chiller dengan jenis
kondensor adalah water Cooled. Cooling tower adalah komponen pada sistem chiller yang
berfungsi untuk mendinginkan air panas yang sebelumnya telah melewati bagian kondensor. Pada
cooling tower, air di dinginkan dengan udara sekitar menggunakan bantuan blower.

Dalam definisi lain, Cooling tower merupakan alat pendingin yang digunakan untuk
memindahkan kalor buangan ke atmosfer. Dari sini, kita dapat mengetahui bahwa cooling tower
berpotensi untuk merusak atmosfer di bumi.

44
Cooling tower biasanya digunakan untuk mendinginkan air yang dialirkan pada pabrik
kimia, kilang minyak, dan pusat pembangkit listrik. Alat ini menggunakan proses penguapan air
atau kontak antara udara dan air untuk proses pendinginan.

Gambar 2.3.3.a. Cooling Tower

Sumber : http://www.baltimoreaircoil.com/english/products/cooling-
towers

Jenis-jenis Cooling Tower

Cooling tower atau menara pendingin dibuat dan didesain dalam beberapa jenis. Setiap
jenis dari cooling tower tersebut pun tersedia dalam berbagai model. Jenis-jenis cooling tower
antara lain; atmospheric tower, mechanical draft tower, serta hybrid draft tower. Berdasarkan arah
aliran udara dari 3 jenis cooling tower yang sudah disebutkan, terdapat cross flow dan counter
flow.

Sedangkan berdasarkan dari bentuknya, terdapat rectilinier, octagonal mechanical draft, dan round
mechanical draft. Selanjutnya, ada 2 jenis cooling tower berdasarkan konstruksinya, yaitu field
erected dan factory assembled.

45
Prinsip Kerja Cooling Tower

Proses perpindahan panas pada menara dingin atau cooling tower terjadi antara 2 fluida
yang terdapat di dalamnya, yaitu udara dan air yang berperan sebagai pendingin. Terjadi kontak
secara langsung dan terus menerus terhadap udara dan air di cooling tower.

Pada jenis mechanical draft cross flow tower, air yang sudah mendinginkan sebuah proses
tertentu dikembalikan melalui pipa sebagai perantara ke cooling tower dengan suhu yang lebih
tinggi. Kemudian akan diterima oleh hot water basin. Dari hot water basin tersebut, air
didistribusikan dan melewati fill.

Gambar 2.3.3.b. Prinsip Kerja Cooling Tower

Sumber : http://www.ruang-server.com/2018/07/prinsip-kerja-
cooling-tower.html

Di sisi lain, udara masuk melalui inlet louvers yang terletak di bagian samping menara
pendingin. Udara tersebut dihembuskan oleh beberapa kipas yang terletak di bagian atas tengah
cooling tower.

Pada proses fill inilah terjadi kontak antara udara dan air. Panas pada air diserap ke dalam
udara, sehingga suhu pada air mengalami penurunan setelah terjadi kontak dengan udara. Air yang
sudah mengalami proses pendinginan tersebut ditampung di cold water basin yang dipasang pada
bagian paling bawah menara pendingin atau cooling tower.

46
Selanjutnya, air yang sudah mengalami pendinginan tersebut didistribusikan kembali ke
proses melalui pompa untuk digunakan sebagai media pendingin.

Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk system AC sentral dengan system
kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi dan evaporasi. Proses ini terjadi
dalam satu siklus tertutup yang menggunakan fluida kerja berupa refrigerant yang mengalir dalam
system pemipaan yang terhubung dari satu komponen ke komponen lainnya.

Gambar 2.3.3.c. Prinsip Kerja Cooling Tower

Sumber : https://hvactutorial.wordpress.com/basic-
hvacr/refrigeration-component-and-its-function/cooling-tower/

Kondensor pada chiller biasanya berbentuk water-cooled condenser yang menggunakan air
untuk proses pendinginan refrigeran. Secara umum bentuk konstruksinya berupa shell & tube
dimana air mengalir memasuki shell/ tabung dan uap refrigeran superheat mengalir dalam pipa
yang berada di dalam tabung sehingga terjadi proses pertukaran kalor.

Uap refrigeran superheat berubah fasa menjadi cair yang memiliki tekanan tinggi mengalir
menuju alat ekspansi, sementara air yang keluar memiliki temperatur yang lebih tinggi. Karena air

47
ini akan digunakan lagi untuk proses pendinginan kondensor maka tentu saja temperaturnya harus
diturunkan kembali atau didinginkan pada cooling tower.

Langkah pertama adalah memompa air panas tersebut menuju cooling tower melewati
system pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak nozzle untuk tahap spraying atau
semburan. Air panas yang keluar dari nozzle secara langsung sementara itu udara atmosfer
dialirkan melalui atau berlawanan dengan arah jatuhnya air panas karena pengaruh.fan/blower
yang terpasang pada cooling tower.

Untuk mengungkapkan 1 kg air diperlukan kira-kira 600 kcl dengan mengeluarkan kalor
laten, dengan mengungkapkan sebagian dari air maka bagian besar dari air pendingin dapat
didinginkan, jdi misalnya 1 % dari air dapat di uapkan , air dapat diturunkan temperaturnya
sebanyak 6o C dengan menara pendingin.

Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya sangat
rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah mengalami penurunan temperature
ditampung dalam bak/basin untuk kemudian dipompa kembali menuju kondensor yang berada di
dalam chiller.

Pada cooling tower juga dipasang katup make up water yang dihubungkan ke sumber air
terdekat untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses
evaporative cooling tersebut.

Gambar 2.3.3.d. Skema Kerja Make Up Water

Sumber : https://www.process-heating.com/articles/92389-evaluating-
alternative-cooling-tower-makeup-water-options

48
Prestasi cooling water biasanya dinyatakan dalam “range” dan “approach”, dimana range
adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach adalah selisih antara udara
suhu udara wet-bulb dan suhu air yang keluar.

Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke udara tak jenuh.
Ada dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan perbedaan tekanan
parsial antara air dan udara.

Suhu pengembunan yang rendah pada cooling tower membuat sistem ini lebih hemat
energi jika digunakan untuk system refrigerasi pada skala besar seperti chiller. Salah satu
kekurangannya adalah bahwa sistem ini tidak praktis karena jarak yang jauh antara chiller dan
cooling tower sehingga memerlukan system pemipaan yang relative panjang.

Selain itu juga biaya perawatan cooling tower cukup tinggi dibandingkan system lainnya.

Bagian-Bagian Cooling Tower

Bagian-bagian yang terdapat pada cooling tower antara lain hot water basin, cold water
basin, fan, fan blade, motor fan, filler, water distributor, fan deck, make up water, drift eliminator,
perimeter handrail, inlet louvers, casing, ladder, strainer, drain, walkway, dan access door.

Untuk menjaga kualitas dari menara pendingin atau cooling tower, perlu dilakukan
perawatan secara menyeluruh, termasuk perawatan pada setiap bagian cooling tower yang sudah
disebutkan diatas. Dengan melakukan perawatan rutin terhadap menara pendingin atau cooling
tower, alat ini bisa bertahan lama.

Jika cooling tower tidak dirawat dengan baik secara rutin, akan timbul masalah-masalah
seperti karat, pertumbuhan mikroorganisme, lumpur, kerak, serta penurunan efisiensi perpindahan
panas. Sayangnya, perawatan cooling tower melibatkan bahan-bahan kimia.

Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk merawat menara pendingin inilah yang
mempunyai AHUefek yang kurang baik terhadap lingkungan. Bahan-bahan kimia tersebut bisa
menjadi limbah yang mencemari lingkungan setelah digunakan untuk merawat cooling tower,
terutama untuk water treatment program.

Karena itu, pabrik kimia yang menggunakan alat ini untuk proses operasional mereka
disarankan untuk mengolah limbah bahan kimia tersebut dengan baik.

49
Biaya Operasional dan Biaya Perawatan Cooling Tower

Sama seperti alat-alat lainnya yang digunakan pada sebuah pabrik, cooling tower atau
menara pendingin juga membutuhkan biaya yang meliputi biaya operasional dan juga biaya
perawatan.

Biaya operasional cooling tower terdiri dari biaya air untuk make up dan charge pertama,
bahan kimia untuk perawatan menara pendingin dan water treatment program, pengolahan air blow
down, dan biaya listrik untuk kipas, pompa, dan lain-lain. Biaya berupa gaji karyawan untuk
mengoperasikan cooling tower juga dibutuhkan.

Gambar 2.3.3.e. Cooling Tower

Sumber : http://www.electronicglobal.com/2011/05/sistem-kerja-ac-
central.html

Sedangkan biaya perawatan untuk cooling tower terdiri dari biaya perawatan preventif,
overhaul, spare parts untuk penggantian jika diperlukan, dan juga biaya perbaikan jika terjadi
kerusakan pada komponen-komponen cooling water ataupun cooling water itu sendiri.

Karena alat ini berfungsi membuang kalor ke atmosfer, bisa dibilang cooling tower
berkontribusi terhadap pencemaran udara dan rusaknya atmosfer. Selain itu, bahan kimia yang
digunakan untuk perawatannya pun berpotensi menjadi limbah yang bisa mencemari lingkungan
sekitar.

50
Persyaratan Bagi Menara Pendingin ( Cooling Tower )

Kondisi nominal dari menara pendingin (cooling tower)

Kapasitas menara pendingin 1 ton refrigrasi di standarisasikan menurut The Jap Anese Cooling
tower Industry Association, sebagai berikut :

 1 ton refrigrasi 390 kcal/jam pada kondisi :


 temperature bola basah 27o C
 temperature air masuk 37o C
 temperature air keluar 32o C
 Vlomue aliran air 13 liter/menit.

Harga standartersebut diatas menentukan prestasi menara pendingin.

2.2.4. Fan Coil Unit (FCU)

Fungsi FCU adalah mesin atau media penukar kalor antara air dingin dengan udara, dimana udara
panas dari ruangan dihembuskan oleh fan atau blower melewati coil pendingin didalam FCU
sehingga udara yang dikeluarkan menjadi udara dingin. Kemudian udara dingin yang berasal dari
FCU tersebut yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan.

Terdapat beberapa alat kontrol pada FCU, dimana diantaranya yaitu :

 Fan atau blower


 Coil Stop Valve
 Tree Way Valve
 Thermostat atau regulator switch

2.2.5. Air Handling Unit (AHU)

Hampir sama seperti FCU, Fungsi AHU adalah mesin penukar kalor antara air dingin dengan
udara. Pada proses ini, udara panas dari dalam ruangan dihembuskan oleh blower untuk melewati
coil pendingin pada AHU. Sehingga membuat udara yang dihasilkan menjadi udara dingin.

Sistem Tata Udara atau yang lebih sering dikenal dengan AHU (Air handling Unit) atau HVAC
(Heating, Ventilating and Air Conditioning), memegang peran penting dalam industri farmasi. Hal
ini antara lain disebabkan karena :
51
 Untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan pembuatan produk,
 Memastikan produksi obat yang bermutu,
 Memberikan lingkungan kerja yang nyaman bagi personil,
 Memberikan perlindungan pada Iingkungan di mana terdapat bahan berbahaya
melalui pengaturan sistem pembuangan udara yang efektif dan aman dari bahan tersebut.

AHU merupakan cerminan penerapan CPOB dan merupakan salah satu sarana penunjang
kritis yang membedakan antara industri farmasi dengan industri lainnya.

Sistem Tata Udara adalah suatu sistem yang mengondisikan lingkungan melalui
pengendalian suhu, kelembaban nisbi, arah pergerakan udara dan mutu udara – termasuk
pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan yang ada di udara (seperti ‘vapors’ dan
‘fumes’).

Disebut “sistem” karena AHU terdiri dari beberapa mesin/alat yang masing-masing
memiliki fungsi yang berbeda, yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga membentuk suatu
sistem tata udara yang dapat mengontrol suhu, kelembaban, tekanan udara, tingkat kebersihan,
pola aliran udara serta jumlah pergantian udara di ruang produksi sesuai dengan persyaratan
ruangan yang telah ditentukan.

Gambar 2.3.3.g. AHU

Sumber : www.google.com

52
Sistem Tata Udara (AHU/HVAC), biasanya terdiri dari :

 Cooling coil atau evaporator


 Static Pressure Fan atau Blower
 Filter
 Ducting
 Dumper

Cara Kerja AHU (Air Handling Unit)

Air conditioner alias AC pasti sudah tidak asing di telinga Anda. Tapi ada satu bagian dari
AC yang disebut dengan AHU atau lengkapnya Air Handling Unit yang mengatur udara bersih
yang dikeluarkan AC yang mungkin tidak terlalu familiar bagi Anda.

Cara kerja AHU memang unik, tapi sangat penting untuk mengatur kelembaban udara,
kebersihannya dan juga berapa suhu yang dikeluarkan.

Gambar 2.3.3.h. Letak AHU (Air Handling Unit

Sumber : : http://pharmagridkol.blogspot.co.id/2016/03/single-or-double-skin-air-
handling-unit.html

53
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari
ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air)
dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan.

Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil
pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperature didistribusikan secara
merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu
sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.

Tiga komponen utama yang terdapat dalam AHU adalah blower, cooling coil dan juga filter
yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri sebagai berikut.

Pertama, udara dari ruangan akan diserap dan juga kemungkinan bercampur dengan udara
yang berasal dari lingkungan luar. Setelah itu, udara campuran ini kemudian akan melewati
komponen yang ada pada AHU yakni filter, cooling coil dan juga blower.

Tujuannya adalah sampai membuat suhu dari udara campuran tersebut rendah. Setelah itu
udara akan dialirkan melalui saluran udara ke seluruh ruangan. Cara kerja AHU dalam hal ini
adalah lokasi yang jauh dialirkan udara duluan sehingga nati sebarannya merata di saat yang
hampir bersam aan.

Untuk lebih jelasnya, masing-masing tugas dari komponen AHU dapat dijelaskan sebagai
berikut.

 Filter Filter adalah sebuah alat yang berupa saringan. Alat ini berfungsi untuk menyaring
debu dari udara yang masuk sehingga udara nantinya diproses dijamin yang kebersihannya.
 Cooling Coil Salah satu bagian penting AHU adalah Coolong coil adalah bagian pendingin,
ia sendiri memang memiliki suhu yang rendah karena memiliki sistem evaporasi. Tugas
alat ini adalah untuk menukar panas. Jadi, udara capuran dari luar yang awalnya panas akan
membebaskan kalornya di sistem ini dan kemudian menjadi bersuhu rendah.
 Blower Blower ini merupakan sejenis kipas dan berguna untuk mengalirkan udara yang
sudah didinginkan menuju ke saluran udara.

54
2.3.4. Ducting

Ducting pada sistem chiller merupakan media yang digunakan sebagai penghubung antara
AHU dengan ruangan. Fungsi dari ducting adalah menyalurkan udara dingin yang berasal dari
AHU, yang kemudian disalurkan menuju masing-masing ruangan.

Gambar 2.3.4. Skema Ducting dan AHU

Sumber : www.google.com

Sistem ducting untuk AC, atau juga popular dengan sebutan “Air Handling System”,
merupakan bagian penting dalam sistem AC sebagai alat penghantar udara yang telah dikondisikan
dari sumber dingin ataupun panas ke ruang yang akan dikondisikan.

Perkembangan desain ducting untuk AC hingga saat ini sangat dipengaruhi oleh tuntutan
efisiensi, terutama efisiensi energi, material, pemakaian ruang, dan perawatan.

Selain efisiensi, juga ada tuntutan kenyamanan (termasuk kesehatan dan keselamatan) bagi
pengguna. Oleh karena itu dalam desain ducting meliputi pula desain untuk kebutuhan ventilasi,
filtrasi, dan humidity. Tiap tipe sistem ducting memiliki manfaat untuk aplikasi tertentu. Suatu tipe
sistem yang tidak umum dipakai mungkin lebih efisien bila dipakai untuk suatu aplikasi tertentu
yang tergolong unik.

55
Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai tipe sistem ducting, dan ini akan terus
berkembang untuk memenuhi kebutuhan munculnya aplikasi-aplikasi yang baru. Dalam suatu
desain ducting untuk suatu gedung tertentu, sangat mungkin beberapa tipe dipakai untuk
memenuhi masing-masing kebutuhan.

Gambar 2.3.4.a. Sistem Ducting pada AC Central

Sumber :
http://mepcons.blogspot.co.id/2015_08_01_archive.html

Selain biaya instalasi, efisiensi dan operasional sistem ducting harus menjadi perhatian
penting. Dahulu ketika harga energi, material dan ruang belum terlalu menjadi pertimbangan,
desain ducting tidak terlalu memiliki banyak batasan.

Salah satu contoh dalam hal energi adalah mulai populernya sistem Variable Air Volume
di tahun 1970-an, terlebih sejak terjadinya embargo minyak Arab di tahun 1973-1974 yang
memaksa seluruh industri melakukan peningkatan efisiensi energi.

Sejak masa tersebut terjadi kecenderungan penggantian sistem dari Constant Air Volume
ke Variable Air Volume. Dalam hal penggunaan material sangat jelas, yaitu semakin besar
penggunaan material maka semakin besar biaya instalasi, dan bahkan perawatan sistem.

56
Dalam hal pemakaian ruang, saat ini ruang sekecil apapun sangat berharga, sehingga dalam
perancangan gedung terjadi pengurangan tinggi ceiling, juga tinggi antar lantai, yang di masa lalu
hal ini belum terlalu menjadi perhatian utama.Berbagai pertimbangan sering memunculkan
benturan dalam mendesain sistem ducting. Misalnya pertimbangan ruang versus energi.

Pengurangan tinggi ceiling akan menyebabkan lebih tingginya tekanan udara yang
dibutuhkan di dalam ducting, yang berarti lebih tingginya kebutuhan energi. Namun saat ini terjadi
kecenderungan untuk mengutamakan efisiensi energi dan kelestarian lingkungan.

Gambar 2.3.4.b.Ducting Pada bangunan

Sumber : http://wahanateknik.co.id/instalasi/

Bahkan beberapa negara membuat regulasi yang mengarahkan desainer, developer, dan
user pada hal tersebut. Tentu saja ini menjadi tantangan dan peluang besar bagi para desainer untuk
menentukan kombinasi tipe sistem ducting yang tepat, atau bahkan melakukan inovasi.

2.2.7. Pemipaan

Pemipaan merupakan sistem instalasi pipa yang berguna untuk menghubungkan masing-
masing bagian pada chiller, sebagai media untuk tempat penyaluran air.

Pada unit pendingin atau chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri
dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada chiller biasanya tipe kondensornya

57
adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang
kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.

Pada komponen evaporator jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan
tidak langsung udara melainkan air. Yakni air yang dialirkan melalui system pemipaan. Dimana
air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara
(AHU) menuju koil pendingin.

2.2.8. Chilled Water Tank Supply

Chilled water tank supply berfungsi untuk yan telah didinginkan oleh air menampung chiller
sampai temperatur yang rendah. Setelah ditampung pada chilled water tank supply, baru kemudian
di pompa oleh secondary pump menuju pada FCU dan AHU.

2.2.9. Chilled Water Tank Return

Chilled water tank return berfungsi untuk menampung air dingin (chilled water) yang telah
terpakai, dengan temperatur air yang telah berubah. Air yang di tampung pada chilled water tank
return ini kemudian di alirkan kembali menuju evaporator pada chiller untuk di dinginkan kembali.

2.3 Sistem Tata Udara (AHU/HVAC)

Sistem Tata Udara atau yang lebih sering dikenal dengan AHU (Air handling Unit) atau HVAC
(Heating, Ventilating and Air Conditioning), memegang peran penting dalam industri farmasi. Hal
ini antara lain disebabkan karena :

 Untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan pembuatan produk,


 Memastikan produksi obat yang bermutu,
 Memberikan lingkungan kerja yang nyaman bagi personil,
 Memberikan perlindungan pada Iingkungan di mana terdapat bahan berbahaya
melalui pengaturan sistem pembuangan udara yang efektif dan aman dari bahan tersebut.

AHU merupakan cerminan penerapan CPOB dan merupakan salah satu sarana penunjang
kritis yang membedakan antara industri farmasi dengan industri lainnya.

Sistem Tata Udara adalah suatu sistem yang mengondisikan lingkungan melalui
pengendalian suhu, kelembaban nisbi, arah pergerakan udara dan mutu udara – termasuk

58
pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan yang ada di udara (seperti ‘vapors’ dan
‘fumes’).

Disebut “sistem” karena AHU terdiri dari beberapa mesin/alat. Masing-masing mesin dan
alat tersebut memiliki fungsi yang berbeda, yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu sistem tata udara yang dapat mengontrol suhu, kelembaban, tekanan udara,
tingkat kebersihan, pola aliran udara serta jumlah pergantian udara.

Sistem-sistem tersebut disesuaikan dengan persyaratan ruangan yang telah ditentukan.

Sistem Tata Udara (AHU/HVAC), biasanya terdiri dari :

 Cooling coil atau evaporator


 Static Pressure Fan atau Blower
 Filter
 Ducting
 Dumper

Cooling Tower

Cooling tower adalah alat pendingin yang digunakan untuk memindahkan kalor buangan
ke atmosfer. Dari sini, kita dapat mengetahui bahwa cooling tower berpotensi untuk merusak
atmosfer di bumi.

Cooling tower biasanya digunakan untuk mendinginkan air yang dialirkan pada pabrik
kimia, kilang minyak, dan pusat pembangkit listrik. Alat ini menggunakan proses penguapan air
atau kontak antara udara dan air untuk proses pendinginan.

Jenis-jenis Cooling Tower

Cooling tower atau menara pendingin dibuat dan didesain dalam beberapa jenis. Setiap
jenis dari cooling tower tersebut pun tersedia dalam berbagai model. Jenis-jenis cooling tower
antara lain; atmospheric tower, mechanical draft tower, serta hybrid draft tower. Berdasarkan arah
aliran udara dari 3 jenis cooling tower yang sudah disebutkan, terdapat cross flow dan counter
flow. Sedangkan berdasarkan dari bentuknya, terdapat rectilinier, octagonal mechanical draft, dan

59
round mechanical draft. Selanjutnya, ada 2 jenis cooling tower berdasarkan konstruksinya, yaitu
field erected dan factory assembled.

Prinsip Kerja Cooling Tower

Proses perpindahan panas pada menara dingin atau cooling tower terjadi antara 2 fluida
yang terdapat di dalamnya, yaitu udara dan air yang berperan sebagai pendingin. Terjadi kontak
secara langsung dan terus menerus terhadap udara dan air di cooling tower.

Pada jenis mechanical draft cross flow tower, air yang sudah mendinginkan sebuah proses
tertentu dikembalikan melalui pipa sebagai perantara ke cooling tower dengan suhu yang lebih
tinggi. Kemudian akan diterima oleh hot water basin. Dari hot water basin tersebut, air
didistribusikan dan melewati fill.

Di sisi lain, udara masuk melalui inlet louvers yang terletak di bagian samping menara
pendingin. Udara tersebut dihembuskan oleh beberapa kipas yang terletak di bagian atas tengah
cooling tower.

Pada proses fill inilah terjadi kontak antara udara dan air. Panas pada air diserap ke dalam
udara, sehingga suhu pada air mengalami penurunan setelah terjadi kontak dengan udara. Air yang
sudah mengalami proses pendinginan tersebut ditampung di cold water basin yang dipasang pada
bagian paling bawah menara pendingin atau cooling tower.

Selanjutnya, air yang sudah mengalami pendinginan tersebut didistribusikan kembali ke


proses melalui pompa untuk digunakan sebagai media pendingin.

Bagian-Bagian Cooling Tower

Bagian-bagian yang terdapat pada cooling tower antara lain hot water basin, cold water
basin, fan, fan blade, motor fan, filler, water distributor, fan deck, make up water, drift eliminator,
perimeter handrail, inlet louvers, casing, ladder, strainer, drain, walkway, dan access door.

Untuk menjaga kualitas dari menara pendingin atau cooling tower, perlu dilakukan
perawatan secara menyeluruh, termasuk perawatan pada setiap bagian cooling tower yang sudah
disebutkan diatas. Dengan melakukan perawatan rutin terhadap menara pendingin atau cooling
tower, alat ini bisa bertahan lama.

60
Jika cooling tower tidak dirawat dengan baik secara rutin, akan timbul masalah-masalah
seperti karat, pertumbuhan mikroorganisme, lumpur, kerak, serta penurunan efisiensi perpindahan
panas. Sayangnya, perawatan cooling tower melibatkan bahan-bahan kimia.

Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk merawat menara pendingin inilah yang
mempunyai efek yang kurang baik terhadap lingkungan. Bahan-bahan kimia tersebut bisa menjadi
limbah yang mencemari lingkungan setelah digunakan untuk merawat cooling tower, terutama
untuk water treatment program. Karena itu, pabrik kimia yang menggunakan alat ini untuk proses
operasional mereka disarankan untuk mengolah limbah bahan kimia tersebut dengan baik.

2.4 Struktur AC Central

Dalam AC sentral yang dikemas, evaporator, kondensor, dan kompresor semuanya terletak
di satu kabinet, yang biasanya diletakkan di atap atau di atas lempengan beton di sebelah fondasi
rumah. Pasokan udara dan saluran balik datang dari dalam ruangan melalui dinding eksterior
rumah atau atap untuk terhubung dengan pendingin udara paket, yang biasanya terletak di luar
ruangan.

Gambar 2.4. Stuktur AC Central

Sumber : http://serviceacsidoarjo.co.id/service-ac-sidoarjo-harga-
perbaikan-pasang-bongkar-isi-freon-cuci/service-ac-central-sidoarjo/

61
Pendingin udara dalam kemasan sering termasuk kumparan pemanas listrik atau tungku
gas alam. Kombinasi AC dan pemanas sentral ini menghilangkan kebutuhan akan tungku terpisah
di dalam ruangan.

AC alias Air Conditioner alias Pengkondision Udara merupakan seperangkat alat yang
mampu mengkondisikan ruangan yang kita inginkan, terutama mengkondisikan ruangan menjadi
lebih rendah suhunya dibanding suhu lingkungan sekitarnya. Seperangkat alat tersebut diantaranya
kompresor, kondensor, orifice tube, evaporator, katup ekspansi, dan evaporator dengan penjelasan sebagai
berikut :

Kompresor :

Kompresor adalah power unit dari sistem sebuah AC. Ketika AC dijalankan, kompresor
mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan rendah menjadi gas yang
bertekanan tinggi. Gas bertekanan tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor.

Gambar 2.4.a. Kompresor AC Central

Sumber :
https://www.google.com/?&bih=655&biw=1366&safe=str
ict&hl=id

Dalam setiap instalasi kompresor, haruslah dipikrkan dan dipertimbangkan tiap faktor
koreksi daya yang ada. Jadi dengan kata lain, kemampuan mesin dapat menyesuaikan dengan daya
yang ada sehingga tidak memaksa mesin bekerja diluar batas kemampuannya.

Seperti yang diketahui bahwa kompresor udara merupakan sebuah mesin yang dapat
bekerja dengan menggunakan energi dari sumber lain.

62
Energi tersebut bisa berupa motor penggerak dengan menggunakan bahan bakar, ataupun
yang menggunakan motor listrik. Dan yang sering menjadi masalah adalah daya yang dibutuhkan
kompresor kurang dari ketetapan normalnya.

Bila sudah seperti ini, biasanya kinerja dari motor penggerak sendiri akan bekerja lebih
berat dan akan mendapatkan beban yang lebih besar. Kejadian ini disebut juga
dengan overload yang memaksa mesin untuk bekerja lebih ekstra dari batas kemampuannya.

Jika sudah terjadi overload, biasanya juga akan berdampak pada motor listrik yang
semakin panas dan bahkan dapat mengalami kebakaran di bagian lilitan magnetnya, dan inilah
yang disebut dengan overheat. Jika kedua kejadian ini sering terjadi, maka dapat cepat merusak
mesin dan membuat mesin menjadi tidak tahan lama.

Kondensor :

Gambar 2.4.b. Kondensor AC Central

Sumber :
https://www.google.com/?&bih=655&biw=1366&safe
=strict&hl=id

Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah/mendinginkan gas yang
bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi. Cairan lalu dialirkan ke orifice
tube.

Kondensor merupakan bagian yang “panas” dari air conditioner. Kondensor bisa disebut
heat exchange yang bisa memindahkan panas ke udara atau ke intermediate fluid (semacam air
larutan yang mengandung ethylene glycol), untuk membawa panas ke orifice tube.

63
Orifice Tube :

Di mana cairan bertekanan tinggi diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin
bertekanan rendah. Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang juga
katup ekspansi.

Katup ekspansi :

Katup ekspansi, merupakan komponen terpenting dari sistem. Ini dirancang untuk
mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi
uap ketika zat pendingin meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin.

Evaporator/pendingin :

Refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas
evaporator meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam evaporator mulai berubah
kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih mengandung sedikit cairan.

Campuran refrigent kemudian masuk ke akumulator / pengering. Ini juga dapat berlaku
seperti mulut/orifice kedua bagi cairan yang berubah menjadi uap bertekanan rendah yang murni,
sebelum melalui kompresor untuk memperoleh tekanan dan beredar dalam sistem lagi. Biasanya,
evaporator dipasangi silikon yang berfungsi untuk menyerap kelembapan dari refrigent

Kompresor yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk
memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam kompresor dialirkan ke
condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser.

Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent fase
uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang
terkandung di dalam refrigent.

Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah jumlahan dari energi
kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang diambil evaparator dari substansi yang akan
didinginkan.

Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa evaporator.

64
Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase
cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigent
tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang
kemudian dialirkan ke evaporator.

Di dalam evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap,
perubahan fase ini disebabkan karena tekanan refrigent dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent
setelah melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.

Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada dievaporator
relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada kondenser.

Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka untuk
merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini membutuhkan energi yaitu energi
penguapan, dalam hal ini energi yang dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi
yang akan didinginkan.

Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan maka
enthalpi substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka
temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan berubah
terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan.

Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau menurunkan
temperatur suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan.

Kunci utama dari AC adalah refrigerant, yang umumnya adalah fluorocarbon, yang
mengalir dalam sistem, menjadi cairan dan melepaskan panas saat dipompa (diberi tekanan), dan
menjadi gas dan menyerap panas ketika tekanan dikurangi.

Mekanisme berubahnya refrigerant menjadi cairan lalu gas dengan memberi atau
mengurangi tekanan terbagi mejadi dua area: sebuah penyaring udara, kipas, dan cooling coil
(kumparan pendingin) yang ada pada sisi ruangan dan sebuah kompresor (pompa), condenser coil
(kumparan penukar panas), dan kipas pada jendela luar.

65
Udara panas dari ruangan melewati filter, menuju ke cooling coil yang berisi cairan
refrigerant yang dingin, sehingga udara menjadi dingin, lalu melalui teralis/kisi-kisi kembali ke
dalam ruangan.

Pada kompresor, gas refrigerant dari cooling coil lalu dipanaskan dengan cara
pengompresan. Pada condenser coil, refrigerant melepaskan panas dan menjadi cairan, yang
tersirkulasi kembali ke cooling coil. Sebuah thermostat mengontrol motor kompresor untuk
mengatur suhu ruangan.

Entalphi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi internal dari
suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja.

Fluorocarbon adalah senyawa organik yang mengandung 1 atau lebih atom Fluorine. Lebih
dari 100 fluorocarbon yang telah ditemukan. Kelompok Freon dari fluorocarbon terdiri dari Freon-
11 (CCl3F) yang digunakan sebagai bahan aerosol, dan Freon-12 (CCl2F2), umumnya digunakan
sebagai bahan refrigerant.

Saat ini, freon dianggap sebagai salah satu penyebab lapisan Ozon Bumi menajdi lubang
dan menyebabkan sinar UV masuk. Walaupun, hal tersebut belum terbukti sepenuhnya, produksi
fluorocarbon mulai dikurangi.

Thermostat pada AC beroperasi dengan menggunakan lempeng bimetal yang peka


terhadap perubahan suhu ruangan. Lempeng ini terbuat dari 2 metal yang memiliki koefisien
pemuaian yang berbeda. Ketika temperatur naik, metal terluar memuai lebih dahulu, sehingga
lempeng membengkok dan akhirnya menyentuh sirkuit listrik yang menyebabkan motor AC
aktif/jalan.

Sebenarnya prinsip kerja chiller, sama halnya dengan sistem kerja AC split, yaitu mesin
refrigrasi yang terdiri dari beberapa komponen utama yang terdiri dari kompresor, kondensor,
evaporator dan juga ekspansi.

Fungsi dari chiller ini adalah untuk memperbaiki media air pada sisi evaporatornya, yang
kemudian air yang telah di dinginkan ini kemudian di alirkan pada FCU (Fan Coil Unit) pada
kapasitas kecil dan AHU (Air Handling Unit) pada kapasitas yang lebih besar untuk mendinginkan
udara.

66
Kemudian udara dingin yang telah di hasilkan, didistribusikan pada setiap ruangan untuk
mengkondisikan ruangan pada ruangan tersebut. Sistem pendingin umum digunakan di gedung-
gedung besar seperti yang disarankan pada hotel. Untuk penjelasan yang lebih lengkap tentang
prinsip kerja chiller, akan di jelaskan sebagai berikut:

2.4.1 Prinsip Kerja Chiller

Prinsip kerja chiller untuk mendinginkan udara di gedung, hampir sama dengan prinsip
kerja pada sistem AC split. Yaitu menggunakan sistem refrigrasi kompresi uap. Namun sistem
refrigrasi yang digunakan pada chiller tidak langsung untuk mendinginkan udara, tetapi
mendinginkan media air terlebih dahulu. Kemudian air yang sudah dingin dialirkan kembali ke
FCU dan AHU untuk mendinginkan udara. Sistem chiller dapat dibagi menjadi tiga siklus buah,
yaitu: siklus refrigerasi, air pendingin, dan air dingin. Berikut akan dibahas cara kerja dari setiap
siklus refrigrasi pada chiller.

2.4.2 Siklus Refrigrasi Pada Chiller

Siklus refrigrasi atau sirkulasi refrigeran di dalam sistem pendingin chiller ini melengkapi
proses kompresi, kondensasi, pengurangan tekanan, dan proses evaporasi. Refrigeran pada siklus
refrigrasi mesin chiller merupakan bahan pendingin yang bersikulasi dengan terus-menerus
melewati komponen utama chiller (kompresor, kondensor, katup exspansi, dan evaporator). Pada
siklus ini, refrigeran akan mengubah perubahan suhu, temperatur, dan tekanan. Berikut adalah
tahapan-tahapan siklus refrigrasi pada chiller:

1. Proses Kompresi

Proses kompresi pada chiller ini memulai kompresor refrigerant meninggalkan evaporator.
Kemudian refrigerant yang awalnya berwujud gas atau uap, bertemperatur rendah dan bertekanan
rendah masuk ke dalam kompresor dan di dalam kompresor refrigeran dikompresikan tetap pada
wujud gas dan memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi untuk dialirkan ke kondensor.

2. Proses Kondensasi

Proses pengkondisian diawali kompilasi refrigerant keluar dari kompresor. Refrigeran


yang keluar dari kompresor ini, berwujud gas dan memilki tekanan dan temperatur yang tinggi.
Kemudian refrigrant dialirkan menuju kondensor.

67
Pada kondensor ini, kemudian terjadi perubahan fasa dari gas menjadi wujud cair. Setelah
refrigeran melewati proses kondensasi, maka refrigeran memiliki wujud cair dan memiliki
temperatur yang lebih rendah pada tekanan refrigeran ini masih tinggi. Dari proses kondensasi ini
kemudian refrigerant dialirkan menuju ke exvantion valve.

3. Proses Penurunan Tekanan

Proses penurunan tekanan refrigeran diawali pada saat refrigeran keluar dari kondensor.
Dalam katup exvantion, terjadi proses penurunan tekanan refrigeran sehingga refrigeran cair yang
keluar dari katup exvantion, memiliki tekanan yang rendah dan suhu rendah. Kemudian dialirkan
menuju ke evaporator.

4. Proses Evaporasi

Proses evaporasi dimulai pada saat refrigeran akan masuk ke dalam evaporator. Pada
proses evaporasi ini refrigeran memiliki wujud cair, dan bertekanan dan temperatur rendah, yang
di manfaatkan untuk mendinginkan media udara yang lolos evaporator.

Karena udara yang melewati evaporator memiliki temperatur yang lebih tinggi
dibandingkan refrigeran yang mengalir di dalam evaporator. Maka terjadilah fase perubahan
wujud refrigeran dari cair menjadi gas. Ini terjadi karena pada bagian ini juga terjadi pada proses
kalor, yang selanjutnya akan dilakukan pada bagian kondensor. Kemudian pada refrigeran
berikutnya di alirkan menuju kompresor kembali. Proses ini terus dilakukan secara berulang-ulang
hingga suhu ruangan sesuai dengan keinginan.

2.4.3 Air Pendingin

Setelah membahas bagaimana siklus refrigrasi pada chiller, kemudian kali ini kita
lanjutkan pada siklus air pendingin. Jenis kondensor yang saya jelaskan pada prinsip kerja chiller
kali ini adalah Water Cooled Condenser, jenis kondensor ini menggunakan pendingin udara untuk
media penyimpanan kalornya.

Pada siklus ini terjadi proses perpindahan kalor. Proses pelepasan pada kondensor chiller
ini terjadi menggunakan air untuk media pelepasan kalornya. Pada bagian kondensor ada tabung
udara yang ada di pipa kecil untuk aliran refrigeran. Proses ini terjadi diawali saat air di pompa

68
menuju kondenser. Pada kondensor kemudian terjadi proses pengiriman kalor, dimana kalor yang
ada di pipa kecil kondensor diambil oleh air yang mengalir.

Menggunakan air yang telah melewati kondenser ini akan menjadi lebih hangat, kemudian
udara dipompa oleh kondensor pompa menuju menara pendingin untuk didinginkan dengan udara
luar melalui kipas. Setelah air yang keluar dari menara pendingin ini menjadi lebih dingin,
kemudian udara di alirkan kembali menuju kondensor untuk mengambil kalor yang dikeluarkan
pada kondenser.

2.4.4 Air Bermotor

Sebelum membahas tentang proses penyelesaian udara pada FCU dan AHU ini, mari kita
bahas bagaimana proses dari air dingin pada chiller ini. Proses kerja air dingin ini sebenarnya
sama dengan proses air pendingin di atas, perbedaannya adalah, jika pada proses air pendingin
untuk membuang kalor, maka pada proses air dingin terjadi proses yang terjadi kalor.

Evaporator biasanya berbentuk tabung udara yang disediakan pipa untuk mengalirkan
refrigeran. Proses air dingin ini diawali dari air yang di tampung pada tangki air dingin kembali
di pompa oleh pompa evaporator untuk dialirkan ke evaporator. Kemudian pada chiller
evaporator, kalor yang diambil dari udara ini ditarik ke refrigeran, setelah melewati evaporator,
udara yang dihasilkan menjadi lebih dingin.

Selanjutnya air mengalir pada pasokan tangki air dingin untuk pompa kembali oleh pompa
sekunder menuju FCU (Fan Coil Unit) atau AHU (Air Handling Unit) untuk mendinginkan udara.

PROSES PEMAKAIAN AIR DINGIN (CHILLED WATER) PADA FCU DAN AHU

Proses penggunaan air dingin pada FCU diawali dengan air dingin yang berasal dari chiller,
dipompa menuju FCU dan disirkulasikan ke coil yang bersirip (mengandung pipa dengan kisi-
kisi).

Selanjutnya udara dihembuskan dengan kipas atau blower untuk menghasilkan udara
dingin. Pada proses ini terjadi perpindahan dari udara, membuat suhu udara dingin yang telah
melewati koil, menjadi naik karena mendapatkan kalor dari udara.

69
Setelah melewati FCU, Air kemudian mengalir kembali pada tangki air dingin kembali ke
pompa kembali oleh pompa evaporator menuju ke evaporator chiller untuk didinginkan kembali.
Udara ini akan bersirkulasi terus menerus selama sistem pendingin bekerja.

CARA KERJA FCU

Saat proses kerja FCU dimulai, maka kipas akan hidup bersamaan dengan terbukanya tree
way valve. Membuat koil dan dapat menghasilkan udara dingin. Kemudian udara yang telah
dingin tersebut masuk ke dalam melalui membiarkan udara panggangan.

Setelah beberapa saat di ruangan menjadi dingin dan di udara di dalam ruangan sudah
dingin dan mencapai suhu yang sudah di setting pada termostart. Maka termostart akan bekerja
untuk mengatur cara katup untuk bekerja menutup udara dingin yang masuk ke koil serta
memindahkan udara untuk menuju ke air dingin kembali.

Jadi kipas tetap bekerja, terbang di dalam ruangan tidak akan ada karena adanya udara
dingin yang masuk ke dalam koil. Setelah beberapa saat suhu ruangan berubah menjadi naik
kembali, maka selanjutnya thermostart bekerja dan tersedia cara pohon katup untuk kembali air
dingin yang masuk memerlukan kumparan udara cepat di ruangan dapat didinginkan kembali.

Fan coil unit umunya digunakan untuk kamar-kamar di hotel. Sementara cara kerja pada
AHU tidak jauh berbeda dengan unit fan coil. Baik itu AHU atau FCU memiliki fungsi yang sama.
Hanya saja bernilai unit dan kapasitasnya dari AHU, lebih besar dan lebih tinggi dari FCU. Lebih
fokus pada kebutuhan terfokus pada ruang yang lebih besar seperti lobby, bangquet, restoran dan
lain-lain.

Perawatan AC Central
Perawatan atau maintenance ac sentral yang benar dan sesuai dengan SOP ialah melalui 4 tahapan.

Tahap pertama yaitu mempersiapkan perawatan mesin, kemudian merawat dan


memperbaiki mesin AC sentral bagian luar. Ketiga merawat dan memperbaiki mesin ac sentral
sesuai ketentuan (SOP) dan terakhir mengevaluasi dan memeriksa (check up) hasil perawatan.

Dari 4 langkah diatas, berikut penjelasannya secara detail.

1. Mempersiapkan Perawatan Mesin AC

70
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

 Lakukanlah semua proses perawatan dan perbaikain sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan (SOP).
 Selalu bersifat koordinatif dan koorporatif dengan atas agar membuahkan hasil yan
maksimal dan efisien.
 Berikan jadwal perawatan, peralatan dan pemeriksaan agar efektif dan waktu yang
digunakan tidak terbuang sia-sia.
 Alat-alat yang digunakan saat perawatan yaitu: cairan pembersih, lap pembersih,
kompresor udara. Ketiga alat ini diurutkan sesuai prosedur perawatan yang telah
ditetapkan.
 Dipersiksa kembali sebelum digunakan perkakas bongkar pasang dan alat ukur AC agr
dapat bekerja sesuai yang dikehendaki.

2. Merawat Dan Memperbaiki Mesin Sentral Di Bagian Luar

 Khusus perawatan mesin pendingin (air cooler) harus dikerjakan sesuai prosesur (SOP)
yang telah ditetapkan.
 Gambar serta mesin AC bisa dibaca dan dianalisa dengan baik dan teliti.
 Untuk debu dan kotoran yang berada di bagian luar bisa dibersihkan dengan cairan
pembersih secara hati-hati tanpa merusak bagian dalam mesin.
 Untuk alat filter udara, evaporator (mesin uap) dan kondensor serta kompresor dapat
dibersihkan setelah diberi cairan disinfectan (pembunuh kuman) dan cairan pempersih.
 Untuk bagian yang sulit dibersihkan terutama yang melakat pada dinding penukar kalor
dapat dibersihkan dengan cairan kimia sesuai dengan prosedur yang telah tersedia.
 Apabila terindikasi pipa mengalami kebocoran maka segera untuk diganti dan langsung
diperbaiki.
 Kesalahan yang biasa terjadi pada peralatan kerja maka langsung dicari sumber
kesalahannya.
 Kemudian untuk alat ukur, alat kontrol dan aksesori diperiksa dan lakukan perawatan
berkala.

71
3. Merawat Dan Memperbaiki Mesin AC Sentral Sesuai SOP

 Lakukanlah terlebih dahulu pembokaran mesin dengan mengeluarkan mesin refrijeran.


 Untuk bagian mesin maka bersihkan dengan metode vakum bagian dalam.
 Untuk alat seperti katub ekspansi atau pipa kapiler ekspansi maka bersihkan dengan
kompresor udara.
 Desican dibersihkan dan diletakkan kembali seperti semula sesuai dengan langkah kerja
yang telah ditetapkan.
 Kemudian untuk alat seperti nosel pengkabut refrijerran dibersihkan dan dipasang kembali
seperti semula dengan hati-hati dan tampa merusak alat lainnya.
 Apabila terdapat alat kontrol, alat pengaman listrik dan aksesori lainnya rusak maka segera
diganti, dipersiksa dan lakukan perawatan secara berkala.
 Lakukan pengadaan pengadaan barang jika suatu saat ada alat yang rusak secara tiba-tiba.
 Alat yang telah mengalami kerusakan dan layak diganti maka segera dipasang dengan alat
baru tanpa merusak alat lainnya.
 Perlu diperhatikan dengan baik untuk refrijen caor dan pelumas agar tidak masuk keb
bagian mesin kompresor.
 Untuk memastikanbahwa alat telah diperbaiki dengan baik dan benar, maka lakukanlah re-
instal untuk mengecek alat apakah sudah dapat digunakan dengan baik atau belum.
 Lakukan perawatan AC sentral ini dengan hati-hati dan tidak terburu-buru agar tidak ada
lagi pengulangan pekerjaan.
 Kerjakan semua pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah disepakati dan kontrak kerja
yang ada.

4. Evaluasi dan Mengecek Kembali Hasil Perawatan

 Pastikan semua pekerjaan dilakukan dengan profesional dan berkualitas agar tidak perjadi
pengulangan pekerjaan.
 Apabila terjadi penyimpangan atau masalah yang sedikit saja langsung didiskusikan
kepada pimpinan melalui proseur yang berlaku.
72
 Dicatat dan diteliti semua proses kerja dalam buku perawatan mesin AC sentral dan
jadawalkan untuk perawatan selanjutnya.
 Dan terakhir periksa dengan seksama hasil pekerjaan lagi agar lebih meyakinkan bahwa
mesin AC sentral telah benar-benar diperiksa dan diperbaiki.
 Laporan kepada pimpinan kerja bahwa pekerjaan telah selesai dilaksankan sesuai prosedur
yang berlaku.

2.5. Kapasitas AC
Kebutuhan akan kapasitas dari AC tentunya yang paling menentukan adalah seberapa besar
ruangan yang akan di tempatkan AC tersebut. Untuk menghitung kebutuhan AC pada ruangan
berikut ini ada cara sederhana untuk menghitungnya.

Rumus :
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐴𝐶 = (𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛) 𝑥 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛
dimana koefisien setiap volume 1 m3 = 500 BTU/jam.
Misalnya ruangan dengan ukuran 3m x 4m dan tinggi 3m. Kebutuhan AC adalah:
= (p x l x t) / 3 x 500
= (3m x 4m x 3m)/3 * 500 BTU/jam
= 12 m3 x 500 BTU/jam
= 6.000 BTU/jam
Jadi, kebutuhan AC untuk ruangan 3m x 4m x 3m = 6000 BTU/jam.
Dari tabel 1 terlihat bahwa 1 PK kompresor AC setara dengan 9.000 BTU/jam. Bila
hitungan = 6.000 BTU/jam setara dengan 0,6667 PK maka disarankan menggunakan 0.75
PK = 3/4 PK = 7.000 BTU/jam, karena bila terjadi penurunan kapasitas AC masih tetap
mampu mendinginkan ruangan.
Tabel 1 Konversi PK ke dalam BTU/jam
No. PK BTU/jam

1 ½ + 5.000

2 ¾ + 7.000

3 1 + 9.000

73
4 1,5 + 12.000

5 2 + 18.000

Untuk yang lebih advance, bisa menggunakan rumus berikut:


(𝑊 𝑥 𝐻 𝑥 𝐼 𝑥 𝐿 𝑥 𝐸)
= 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑇𝑈
60
di mana:
W = Panjang Ruang (dalam feet)
H = Tinggi Ruang (dalam feet)
I = Nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau berhimpit dengan
ruang lain).
Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas).
L = Lebar Ruang (dalam feet)
E = Nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap Utara;
nilai 17 jika menghadap Timur;
nilai 18 jika menghadap Selatan; dan
nilai 20 jika menghadap Barat.
1 feet = 0.3048 meter dan 1 Meter = 3.28 feet
Misalnya sebuah ruangan berukuran 3m x 4m atau (9 kaki x 13 kaki), tinggi
ruangan 3m (10 kaki) tidak berinsulasi, dinding panjang menghadap ke timur.
Kebutuhan BTU = (9 x 13 x 18 x 10 x 17) / 60
= 5.967 BTU setara dengan AC 3/4 PK.
1 BTU/jam adalah energi yang dibutuhkan untuk memanaskan atau mendinginkan
air sebanyak 1 galon air (1 pound – sekitar 454 gram) agar temperaturnya naik atau turun
sebesar 1 derajat fahrenheit dalam 1 jam. Hubungannya dengan AC, BTU menyatakan
kemampuan mengurangi panas / mendinginkan ruangan dengan luas dan kondisi tertentu
selama satu jam.
Orang awam sering menyebut kekuatan AC itu dengan PK, sebenarnya yang
diperlukan adalah satuan input dan output : input nya berapa Watt dan outputnya berapa
BTU/hour.

74
PK adalah singkatan dari bahasa Belanda “Paardekracht” yang artinya tenaga kuda,
atau bahasa Inggrisnya adalah HP (horse power). 1 PK = 735.5 watt/jam = 0.986 hp. Jika
ada AC 1 PK, itu artinya adalah : tenaga listrik yang digunakan kompresor AC adalah
sekitar 735,5 watt (ada juga yang bilang 750 watt) dalam 1 jam. Tapi itu belum ditambah
rugi daya, kipas pendingin indoor maupun outdoor. Terkadang AC 1 PK bisa menyedot
listrik sekitar 1 KWh bahkan lebih.

Perawatan AC Central

Perawatan atau maintenance ac sentral yang benar dan sesuai dengan SOP ialah melalui 4 tahapan.
Tahap pertama yaitu mempersiapkan perawatan mesin, kemudian merawat dan memperbaiki
mesin AC sentral bagian luar.

Ketiga merawat dan memperbaiki mesin ac sentral sesuai ketentuan (SOP) dan terakhir
mengevaluasi dan memeriksa (check up) hasil perawatan.

1. Mempersiapkan Perawatan Mesin AC

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Lakukanlah semua proses perawatan dan perbaikain sesuai dengan prosedur


yang telah ditentukan (SOP).
2) Selalu bersifat koordinatif dan koorporatif dengan atas agar membuahkan hasil
yan maksimal dan efisien.
3) Berikan jadwal perawatan, peralatan dan pemeriksaan agar efektif dan waktu
yang digunakan tidak terbuang sia-sia.
4) Alat-alat yang digunakan saat perawatan yaitu: cairan pembersih, lap
pembersih, kompresor udara. Ketiga alat ini diurutkan sesuai prosedur
perawatan yang telah ditetapkan.
5) Dipersiksa kembali sebelum digunakan perkakas bongkar pasang dan alat ukur
AC agr dapat bekerja sesuai yang dikehendaki.

2. Merawat Dan Memperbaiki Mesin Sentral Di Bagian Luar

75
1) Ingat, khusus perawatan mesin pendingin (air cooler) harus dikerjakan sesuai
prosesur (SOP) yang telah ditetapkan.
2) Gambar serta mesin AC bisa dibaca dan dianalisa dengan baik dan teliti.
3) Untuk debu dan kotoran yang berada di bagian luar bisa dibersihkan dengan cairan
pembersih secara hati-hati tanpa merusak bagian dalam mesin.
4) Untuk alat filter udara, evaporator (mesin uap) dan kondensor serta kompresor
dapat dibersihkan setelah diberi cairan disinfectan (pembunuh kuman) dan cairan
pempersih.
5) Untuk bagian yang sulit dibersihkan terutama yang melakat pada dinding penukar
kalor dapat dibersihkan dengan cairan kimia sesuai dengan prosedur yang telah
tersedia.
6) Apabila terindikasi pipa mengalami kebocoran maka segera untuk diganti dan
langsung diperbaiki.
7) Kesalahan yang biasa terjadi pada peralatan kerja maka langsung dicari sumber
kesalahannya.
8) Kemudian untuk alat ukur, alat kontrol dan aksesori diperiksa dan lakukan
perawatan berkala.

3. Merawat Dan Memperbaiki Mesin AC Sentral Sesuai SOP

1) Lakukanlah terlebih dahulu pembokaran mesin dengan mengeluarkan mesin


refrijeran.
2) Untuk bagian mesin maka bersihkan dengan metode vakum bagian dalam.
3) Untuk alat seperti katub ekspansi atau pipa kapiler ekspansi maka bersihkan dengan
kompresor udara.
4) Desican dibersihkan dan diletakkan kembali seperti semula sesuai dengan langkah
kerja yang telah ditetapkan.
5) Kemudian untuk alat seperti nosel pengkabut refrijerran dibersihkan dan dipasang
kembali seperti semula dengan hati-hati dan tampa merusak alat lainnya.
6) Apabila terdapat alat kontrol, alat pengaman listrik dan aksesori lainnya rusak maka
segera diganti, dipersiksa dan lakukan perawatan secara berkala.

76
7) Lakukan pengadaan pengadaan barang jika suatu saat ada alat yang rusak secara
tiba-tiba.
8) Alat yang telah mengalami kerusakan dan layak diganti maka segera dipasang
dengan alat baru tanpa merusak alat lainnya.
9) Perlu diperhatikan dengan baik untuk refrijen caor dan pelumas agar tidak masuk
keb bagian mesin kompresor.
10) Untuk memastikanbahwa alat telah diperbaiki dengan baik dan benar, maka
lakukanlah re-instal untuk mengecek alat apakah sudah dapat digunakan dengan
baik atau belum.
11) Lakukan perawatan AC sentral ini dengan hati-hati dan tidak terburu-buru agar
tidak ada lagi pengulangan pekerjaan.
12) Kerjakan semua pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah disepakati dan kontrak
kerja yang ada.

4. Evaluasi dan Mengecek Kembali Hasil Perawatan

1) Pastikan semua pekerjaan dilakukan dengan profesional dan berkualitas agar tidak
perjadi pengulangan pekerjaan.
2) Apabila terjadi penyimpangan atau masalah yang sedikit saja langsung
didiskusikan kepada pimpinan melalui proseur yang berlaku.
3) Dicatat dan diteliti semua proses kerja dalam buku perawatan mesin AC sentral dan
jadawalkan untuk perawatan selanjutnya.
4) Dan terakhir periksa dengan seksama hasil pekerjaan lagi agar lebih meyakinkan
bahwa mesin AC sentral telah benar-benar diperiksa dan diperbaiki.
5) Laporan kepada pimpinan kerja bahwa pekerjaan telah selesai dilaksankan sesuai
prosedur yang berlaku.

77
BAB III

78
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

AC Central adalah sistem pendingin ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan
didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi Gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran
ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran udara/ducting AC.

AC Central pada masa kini menjadi salah satu pilihan utama dalam hal pengkondisian udara,
terutama pada bangunan-bangunan dengan banyak ruang serta ramai akan civitas dan aktivitas.

Meski sangat efektif dalam mengkondisikan suhu ruang, AC Central ini juga memiliki sejumlah
kelemahan. Apabila satu komponen saja mengalami kerusakan dan AC sentral mati (off) maka
setiap ruangan tidak akan merasakan udara sejuk bahkan menimbulkan bau tak sedap. Dan jika
temperatur udara ruangan terlalu dingin atau panas maka mengaturnya harus ke bagian coil
pendingin yang terdapat pada komponen AHU.

3.2 Saran

Perawatan atau maintenance AC Central yang benar dan sesuai dengan SOP perlu dilakukan agar
AC Central tetap dapat berfungsi dengan baik dalam jangka waktu yang lama. Ada beberapa tahap
dalam perawatannya, tahap pertama yaitu mempersiapkan perawatan mesin, kemudian merawat
dan memperbaiki mesin AC sentral bagian luar. Ketiga merawat dan memperbaiki mesin ac sentral
sesuai ketentuan (SOP) dan terakhir mengevaluasi dan memeriksa (check up) hasil perawatan.

DAFTAR PUSTAKA

79
https://serviceacjogja.pro/mengenal-sistem-kerja-ac-sentral-dan-cara-perawatanya/
(Diakses pada 9 Februari 2020)

http://fauzymrizky.blogspot.com/2016/11/pengertian-chiller-dan-cara-kerjanya.html

(Diakses pada 9 Februari 2020)

http://dheimaz.blogspot.com/2010/02/sistem-pengkondisian-udara-teori-dasar.html#

(Diakses pada 9 Februari 2020)

http://www.electronicglobal.com/2011/05/sistem-kerja-ac-central.html

(Diakses pada 9 Februari 2020)

http://mahendslaya.blogspot.com/2010/12/ac-central-water-chiller.html

(Diakses pada 9 Februari 2020)

https://dokumen.tips/documents/makalah-ac-central.html

(Diakses pada 9 Februari 2020)

https://kontraktorhvac.com/sistem-kerja-ac-sentral-2

(Diakses pada 9 Februari 2020)

80

Anda mungkin juga menyukai